PENGERTIAN
Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
pemerintah mengelompokkan jenis usaha berdasarkan kriteria aset dan omzet.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria kekayaan bersih maksimal Rp50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Selain itu, memiliki omzet tahunan maksimal Rp300 juta.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha.
Usaha bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian langsung dan tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.
Kriteria usaha kecil adalah kekayaan bersih berkisar lebih dari Rp 50 juta sampai Rp 500 juta, tidak termasuk tanah
dan bangunan usaha. Selain itu, memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling
banyak Rp 2,5 miliar.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan bukan termasuk anak perusahaan atau
cabang perusahaan tertentu.
Adapun, kriteria jumlah kekayaan bersih harus lebih dari Rp 500 juta hingga paling banyak Rp 10 Miliar. Selain itu,
penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar sampai paling banyak Rp 50 miliar.
PERIZINAN
Pemerintah melalui BKPM berusaha untuk memperbaharui berbagai kebijakan demi percepatan pelaksanaan
berusaha, salah satunya adalah dengan penerapan Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (Online
Single Submision/OSS). Tujuannya agar para pelaku usaha, termasuk mikro, kecil dan menengah, dapat lebih cepat
dan mudah dalam berusaha.
Apa prasyarat yang perlu dipenuhi sebelum mengakses OSS?
Memiliki NIK dan menginputnya dalam proses pembuatan user-ID. Khusus untuk pelaku usaha berbentuk badan
usaha, Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dibutuhkan adalah NIK Penanggung Jawab Badan Usaha.
Cara penggunaan OSS
Untuk dapat mengakses sistem OSS, pelaku usaha wajib memiliki hak akses. Berikut langkah-langkah yang perlu
diperhatikan:
1. Masuk ke laman OSS, silakan klik https://oss.go.id/
2. Begitu laman terbuka, klik tombol Daftar/Masuk. Setelah itu, klik tombol Daftar.
3. Laman registrasi akan terbuka. Anda akan diminta untuk mengisi data, yaitu mengisi Nomor Induk
Kependudukan/NIK untuk perseorangan dan nomor pengesahan akta pendirian atau nomor pendaftaran untuk
non perseorangan.
4. Akses kembali laman di atas, lalu klik tombol Daftar/Masuk dan pilih Masuk.
5. Setelah Anda bisa masuk ke akun, berikutnya Anda tinggal mempelajari detail lanjutan untuk mendapatkan NIB.
5. Klik “Mulai Pendaftaran”, lalu lanjutkan dengan mengisi informasi penting yang dibutuhkan.
6. Setelah toko sudah selesai dibuat, Anda bisa meng-upload foto produk yang ingin Anda jual.
Cara daftar Shopee Food sebagai merchant:
Siapkan dahulu persyaratan untuk daftar Shopee Food. Bagi bisnis makanan dan minuman online perseorangan,
berikut syarat-syaratnya:
• Kartu identitas berupa KTP atau KITAS
• NPWP
• SPPKP (Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak)
• Foto buku tabungan pribadi
Setelah semua dokumen persyaratan telah kamu lengkapi, ikutilah cara daftar Shopee Food
sebagai merchant berikut ini:
1. Unduh aplikasi Shopee Partner melalui smartphone.
2. Lakukan pendaftaran akun baru dengan klik “Sign Up”.
3. Pilih pendaftaran yang sesuai dengan bisnis kamu. Formulir pendaftaran ini diperuntukkan bagi bisnis
perseorangan dan bisnis yang telah terdaftar sebagai PT/CV.
3. Kamu akan diarahkan ke halaman buka toko. Klik ‘Buka Toko Gratis’.
4. Tulis nama tokomu. Nama toko tidak bisa diubah ya. Pastikan kamu sudah menyiapkan nama toko yang
sesuai. Setelah isi nama tokomu, isi domain toko. Domain toko ini nantinya akan berfungsi sebagai link
tokomu di Tokopedia.
PAJAK
Pasal 7 ayat (2a) UU HPP mengatur bahwa wajib pajak orang pribadi dengan penghasilan bruto sampai dengan
Rp500 juta per tahun tidak dikenakan pajak penghasilan (PPh). Dengan kata lain, jika omzet perusahaan kurang dari
Rp500 juta per tahun, maka dibebaskan dari pajak, dalam hal ini pajak penghasilan atau pajak penghasilan final.
Namun jika omzetnya lebih besar atau sama dengan Rp 500 juta, maka UMKM harus membayar pajak sebesar 0,5%.
Kebijakan ini akan berlaku pada tahun pajak 2022. Kebijakan ini ditujukan untuk usaha mikro, mikro, dan kecil.
Mengacu pada peraturan pajak UMKM sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No 23 Tahun 2018, yang
mengatur bahwa UMKM yang omzetnya tidak melebihi Rp4,8 miliar per tahun dikenakan tarif pajak final, sama
untuk UMKM sebesar 0,5%. Oleh karena itu, semua pajak UMKM sama-sama terpengaruh. Penjualan Rp 10 juta per
tahun dengan Rp 1 miliar per tahun dikenakan PPh final 0,5%.
BUKU KAS
Tanggal Deskripsi Debit Kredit Saldo
BUKU PESANAN
Tanggal Pemesanan Jumlah Pesanan DP Keterangan
BUKU PENJUALAN
Tanggal Keterangan Penjualan Total
BUKU BIAYA
Tanggal Deskripsi Biaya Total