Anda di halaman 1dari 23
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI! Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-6 No.8, Kuningan — Jakarta Selatan KERANGKA ACUAN KERJA. AUDIT KELAYAKAN GEDUNG KEMENKUMHAM EKS. SENTRA MULIA ‘TAHUN ANGGARAN 2022 KERANGKA ACUAN KERJA. AUDIT KELAYAKAN GEDUNG TAHUN ANGGARAN 2022 LATAR BELAKANG Bangunan Gedung sebagai tempat manusia melakukan aktivitas dan interaksi dalam banyak hal, mempunyai peranan yang sangat strategis dalam Pembentukan karakter perwujudan aktivitas dan produltivitas serta jati dir manusia. Oleh Karena itu untuk keberlangsungan dan peningkatan kehidupan serta penghidupan masyarakat, sekaligus untuk mewujudkan Bangunan Gedung yang fungsional, andal, berjati diri serta seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya, perlu adanya pengaturan yang menjamin keandalan bangunan ‘Gedung oleh pinak penyelenggara Bangunan Gedung. Gedung Kemenkumham Eks. Sentra Mulia terdiri dari 19 (sembilan belas) lantai dan berusia + 32 (tiga puluh dua) tahun sehingga kondisi Gedung Kemenkumham Eks. Sentra Mulia saat ini telah banyak yang berubah meliputi perubahan layout, Penggantian jenis lantai dan Wallpaper, penambahan toilet, dan penguatan struktur_untuk mendukung Pusat Data Keimigrasian, perubahan_tersebut dilakukan untuk mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan organisasi Peralatan dalam Gedung Kemenkumham Eks. Sentra Mulia beberapa diantaranya berusia seumur gedung sehingga tentu perlu diperhatikan aspek keselamatan dan kenyamanan seluruh pengguna gedung. Memperhatikan hal tersebut di atas, dengan mengacu pada pengaturan penataan twang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung, setiap Bangunan Gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis Bangunan Gedung Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa setiap bangunan Gedung harus selalu dalam kondisi kokoh dan laik fungsi. pemeriksaan keandalan bangunan gedung dan fungsi untuk ‘mengetahui tingkat keandalan yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan Pemerintah Daerah sebagai bukti legal dalam menerbitkan sertifikat laik fungsi bangunan Gedung atau SLF bangunan Gedung. DASAR HUKUM Dasar Hukum terkait pelaksanaan Audit Kelayakan Gedung ini adalah: Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung: Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi; Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara; Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; Peraturan Menteri PU Nomor 16/PRT/M/2010 tentang Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung Negara; Peraturan Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara; Oo 7 mo op> H. Peraturan Menteri PUPR Nomor 27/PRT/M/2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung; |. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 524/KPTS/M/2022 Tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Anli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi MAKSUD DAN TUJUAN A. Maksud Maksud Audit Kelayakan Gedung Kemenkuham Eks. Sentra Mulia adalah untuk memastikan terjaminnya keandalan teknis gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, serta kemudahan bagi pengguna gedung B. Tujuan Tujuan Audit Kelayakan Gedung Kemenkumham Eks. Sentra Mulia adalah a. Mendapatkan hasil rekomendasi teknis kelayakan Gedung; b. Terpenuhinya persyaratan dalam pengajuan Sertifikat Laik Fungsi RUANG LINGKUP Ruang lingkup Audit Kelayakan Gedung Kemenkumham Eks. Sentra Mulia adalah sebagai berikut ‘A. Pembuatan As Build Drawing; B. Audit kelayakan terhadap ‘Struktur Bangunan; Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran; Sistem Penangkal Petr, Instalasi Penerangan; Sistem Tata Udara; Sistem Plumbing; Sistem Transportasi dalam Gedung; Pemeriksaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing (MEP) yang meliputi : a. Tes Megger; b. Testing dan Komisioning; c. Tes Kebocoran; d. Tes Peralatan/Fitur; C. Laporan Hasil Audit dan Rekomendasi; D._ Rincian Analisa Biaya Perbaikan/Pemeliharaan METODE PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Metode pemeriksaan yang diuraikan ini berkaitan dengan pemeriksaan persyaratan keandalan bangunan yang meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Metode pemeriksaan meliputi pendekatan lapangan, pendekatan kepustakaan, dan analisa data untuk menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi. Pendekatan lapangan meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder pada lokasi bangunan. Data primer yang dikumpulkan terdii dari Data hasil pemeriksaan visual dan data hasil uji laboratorium (untuk struktur). Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan terdiri dari As built drawing, SOP / manual book pemeliharaan gedung dan MEP, dokumen ikatan kerja, IMB, dokumen bukti kepemilikan gedung, dan dokumen status hak atas tanah. Pendekatan kepustakaan bertujuan untuk mempelajari ketentuan/ standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan persyaratan keandalan suatu bangunan. Analisa data bertujuan untuk mengolah data hasil pendekatan lapangan dan membandingkan dengan standar yang ada baik standar yang berlaku secara nasional maupun interasional. Hasil analisa data ini dipergunakan untuk menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi, Pada bahasan berikut akan diuraikan pengumpulan data primer untuk ui keandalan gedung dari aspek persyaratan keselamatan, Kesehatan, Kenyamanan dan kemudahan. ‘A. Pengumpulan Data Primer 1. Pengumpulan Data Persyaratan Keselamatan Pengumpulan data persyaratan keselamatan berkaitan dengan: a. Kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan. Tolok ukumya adalah struktur yang stabil dan kokoh dalam mendukung beban muatan tersebut sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dan variasi pembebanan, baik beban muatan hidup maupun beban muatan mati. Hal ini bertujuan agar bila terjadi_keruntuhan, pengguna bangunan gedung masih dapat menyelamatkan dir. Ketentuan mengenai pembebanan, ketahanan terhadap gempa bumi, dan/atau angin mengacu namun tidak terbatas pada: 1) SNI 1728 - 2015, Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja ‘Struktural, 2) SNI_ 2847 - 2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, 3) SNI 1726 - 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, 4) SNI 1727-2013, Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain b, Kemampuan bangunan gedung dalam —mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran, melalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif. Sistem proteksi pasif meliputi kemampuan stabiltas struktur dan elemennya, material konstruksi yang tahan api, kompartemenisasi dan pemisahan, serta proteksi pada bukaan yang ada untuk menahan dan membatasi kecepatan menjalamya api dan asap kebakaran. Sementara sistem proteksi aktif meliputi kemampuan peralatan dalam mendeteksi dan memadamkan kebakaran, pengendalian asap, dan sarana_penyelamatan kebakaran, c. Kemampuan bangunan gedung dalam mencegah bahaya petir ‘melalui sistem penyalur petir. Sistem penyalur petir pada suatu bangunan gedung harus mampu melindungi semua bagian bangunan tersebut, termasuk penghuni di dalamnya. Instalasi sistem penyalur petir umumnya dipengaruhi oleh letak, sifat geografis, bentuk, dan fungsi bangunan tersebut. 2. Pengumpulan Data Struktur Bangunan a. Pemeriksaan visual Pemeriksaan visual terdiri dari pemeriksaan kondisi struktur dan komponen bangunan gedung. Pemeriksaan kondisi struktur seperti ada tidaknya lendutan, keropos dan retak-retakan pada struktur beton b. Hammer Test Conerete Hammer Test merupakan metode uji beton yang paling populer saat ini, dikarenakan mudah dalam pengaplikasiannya, bentuk yang portable serta ringan sehingga praktis untuk dibawa oleh personil penguji dan juga telah terbukti kehandalannya dalam ‘memperkirakan mutu beton, kinerja dan hasil dari pengujiannya bisa diteri dengan baik. Prinsip kerja dari alat Concrete Hammer adalah dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energy yang besamya tertentu Karena timbul tumbukan antara massa tersebut dengan permukaan beton, massa tersebut akan dipantulkan kembali. Jarak pantulan massa yang terukut memberikan indikasi kekerasan petmukaan beton. Kekerasan beton dapat memberikan indikasi Kuat tekannya. === ©. UPV Test Ultrasonic Pulse Velocity Test, UPV test adalah suatu uji non destructive untuk mengidentifkasi mutu integritas beton dengan pendekatan rambatan gelombang ultrasonic pada beton. UPV test bekerja berdasarkan pengukuran waktu tempuh gelombang ultrasonik yang menjalar dalam struktur beton, Gelombang ultrasonik disalurkan dari transmitter transducer yang ditempatkan dipermukaan beton melalui material beton menuju receiver transducer dan waktu tempuh gelombang tersebut diukur oleh ‘Read-Out unit PUNDIT Portable Unit Non Destructive Indicator Tester dalam m detik UPV test dilakukan pada kolom, balok dan plat lantai pada lantal basement, lantai 1, lantai 4 dan lantai atap untuk bangunan Gedung Utama, Peralatan yang digunakan untuk pengujian ini terdiri dari 1) Satu buah Read-out Unit PUNDIT (Portable Unit NonDestructive Indicator Tester). B 2) Dua buah Transducer 54 Hz (masing-masing sebagai transmitter dan receiver). 3) Satu buah Calibration Bar serta kabel-kabel dan connector 3, Pengumpulan Data Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Data-data yang dikumpulkan berkaitan dengan sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. Hasil analisis data-data ini nantinya ‘akan digunakan untuk menentukan status. sistem saat ini dan ‘ekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan sehingga dapat memenuhi peraturan atau standar yang berlaku terkait dengan pencegahan dan Penanggulangan bahaya kebakaran. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder yang dilakukan melalui visual inspection dan infra red investigation. Secara umum alur kerja pelaksanaan inspeksi sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran disajikan (==) - e Pengumpulan Data Sekunder 1. Visual Inspection @. Melakukan observasi_ kondisi peralatan istrik, mulai_sumber Penerimaan listrik, PLN, transformator daya, pembangkitan listrik cadangan Generator Diesel atau batere, sampai sistim distribusi Penghantar kabel menuju panel daya pembagi listrk terakhir, kabel tray, Kabel grounding dan kelaikan sistim operasi, Standard prosedur 6 2 operasi maupun pengamanan terhadap kemungkinan adanya gangguan lain terhadap keamanan listrik tersebut maupun manusia yang mengoperasikan secara visual. b, Melakukan pengukuran beban puncak dari sebuah transformator dengan sebuah alat ukur Power logger, data hasil pengukuran berupa arus beban 3 phasa, tegangan kerja, freqwensi, power factor/qosinus Q yang mengalir Ke setia (panel distribusi). Infra Red Investigation Melakukan pengetesan terthadap panas abnormal/hot spot yang dikeluarkan oleh peralatan panel pembagi (Panel Distribusition Board), kabel, maupun sambungan kabel, yang diakibatkan pembebanan arus beriebihan, sambungan listrk yang longgar atau oleh karena faktor lain yang mempercepat timbulnya panas. on Grounding Electrical Panel Test Pengujian ini bertujuan untuk mengukur apakah grounding rod entanahan telah terpasang baik sehingga menghasilkan tahanan yang dipersyaratkan untuk keamanan terhadap manusia maupun peralatan yang dilindungi. 4. Intensitas Cahaya Lux Meter Test Pengujian ini dilakukan untuk mengukur intensitas cahaya agar diketahui kebutuhan pencahayaan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan 5. Humidity, Temperatur Meter. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur derajat kelembaban dan tempeatur suatu ruangan sesuai dengan peruntukannya ‘GR 6. Ampere, Tegangan, Freqwensi Clamp Meter. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor yang dialiri arus listrik dengan memakai dua rahang penjepit atau clamp tanpa harus kontak langsung dengan terminal listrik. Dengan ‘memakai alat ini, maka kita tidak lagi harus mengganggu rangkaian listik yang akan diukur namun hanya perlu ditempatkan pada sekelling kabel iistrik yang diukur. Biasanya, clamp meter ini hanya pada di pasaran yang memiliki fungsi sebagai multimeter juga. Untuk itu selain memiliki dua rahang penjepit, clamp meter juga mempunyai dua probe yang bisa digunakan untuk mengukur resistansi, tegangan AC, tegangan DC dan juga ada beberapa model tertentu yang juga bisa digunakan untuk mengukur frekuensi arus listrik OC kapasitas dan suhu SN 7. Fire Extinguishers Visual inspection Fire Extinguisher merupakan pemadam api ringan portable yang ‘mengeluarkan busa, gas atau media lainnya yang mampu memadamkan api ringan, dilakukan sebagai tindakan preventif untuk memadamkan api sebelum menggunakan sprinkler atau hydrant. Visual inspection yang dilakukan berupa pengecekan jumlah APAR, tanggal pengujian dan tekanan serta perkiraan kebutuhan 8. Inspeksi Visual Evacuation Route Of Egress And Exits Inspeksi ini berkaitan dengan pengecekan penempatan lampu exit pada daerah koridor atau office area yang membantu dalam proses evakuasi menuju ke pintu keluar hingga tik kumpul. Lampu Petunjuk Exit 9. Pemeriksaan Emergency Response Team Pemeriksaan meliputi perlengkapan alat pemadam kebakaran yang tersedia seperti baju pemadam kebakaran, alat pertolongan pertama, struktur organisasi khusus untuk pemadam kebakaran, training, latihan simulasi jika terjadi kebakaran. Adalah fasiltas peralatan pemadam. kebakaran yang disediakan oleh pengelola gedung dan skedul pelatihan serta SOP apabila terjadi kebakaran yang dilakukan sehingga peroses Penyelamatan tidak menimbulkan kepanikan. Fasilitas Alatalat Pemadam. 10, Pengumpulan Data Pencegahan Dan Penanggulangan Bahaya Petir Data-data yang dikumpulkan berkaitan dengan sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya petir pada gedung. Hasil analisis data-data ini nantinya akan digunakan untuk menentukan status sistem saat ini dan rekomendasi perbaikan yang periu dilakukan sehingga dapat memenuhi peraturan atau standar yang berlaku terkait dengan pencegahan dan Penanggulangan bahaya petir. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder yang dilakukan melalui inspeksi visual dan grounding electrical panel test. a. Inspeksi Visual Penyalur Petir Inspeksi visual sistem penyalur petir adalah observasi pada sistim Pemasangan, support, box grounding, tetminalnya sambungan penghantar pembumian. b. Melakukan Pengukuran Sistem grounding listik (pemburian) 11, Pengumpulan Data Persyaratan Kesehatan Data-data yang dikumpulkan_meliputi Sistem — Penghawaan, Pencahayaan, Kondisi Sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung, a. Sistem Penghawaan 1) Pemeriksaan Sistem Penghawaan harus mengacu namun tidak terbatas pada 2) SNI 03-6572-2001 Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan Gedung; b) SNI_03-6390-2000 Konservasi energy sistem tata udara pada bangunan gedung; ©) Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem ventilasi, 4) Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem ventilasi mekanis, 2) Sistem Penghawaan dalam gedung meliputi a) Ventilasi Aiami Ventilasi alami yang diperiksa terdiri dari bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu, kisi-kisi pada jendela, pintu, jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka. Jumiah bukaan ventilasi alami adalah sebagai berikut : * Untuk bangunan kelas 2,3 dan 4 jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan yang diventilasi. * Untuk bangunan kelas 5.6,7,8 dan 9 jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 10% terhadap luas lantai ruangan yang diventilasi. 10 b) Ventilasi Mekanis (Buatan) Sistem ventilasi mekanis diperlukan jika ventilasi alami tidak ‘mungkin dilaksanakan. Pemeriksaan sistem ventilasi ‘mekanis antara lain meliputi pemeriksaan penempatan fan dan penggunaannya dalam ruang parkir_tertutup. Persyaratan teknis ventilasi buatan adalah sebagai berikut * Penempatan Fan harus memungkinkan pelepasan udara secara_maksimal dan juga _memungkinkan masuknya udara segar atau sebaliknya. ‘+ Sistem ventilasi_ mekanis bekerja terus menerus selama ruang tersebut dihuni. ‘+ Bangunan atau ruang parkir tertutup harus dilengkapi sistem ventilasi mekanis untuk membuang udara kotor, dari dalam dan minimal 2/3 volume udara ruang harus. terdapat pada ketinggian maksimal 0,6 meter dari lantai ‘+ Ruang parkir pada ruang bawah tanah (besmen) yang terdiri dari lebih satu lantai, gas buang mobil pada setiap lantai tidak boleh mengganggu udara bersih ada lantai lainnya. + Besamya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan. ©) Pengkondisian Udara Pengkondisian udara yang diperiksa adalah sistem Pengkondisian udara yang digunakan dalam gedung. Sistem pengkondisian udara, terdiri dari + Sistem Ekspansi Langsung Dalam sistem ini, udara didinginkan secara langsung ‘oleh Koil pendingin dimana media di dalam koil Pendingin adalah refrigerant. * Sistem air penuh Dalam sistem ini, air sejuk (chilled water) dialirkan ‘melalui unit Fan koil untuk pengkondisian udara + Sistem udara penuh Dalam sistem ini campuran udara luar dan udara uangan didinginkan dan dikurangi kadar uap aimya, kemudian dialirkan Kembali ke dalam ruangan melalui saluran udara. * Sistem Air— Udara Dalam sistem ini, unit fan koil dipasang di dalam tuangan yang akan dikondisikan. Air sejuk (untuk endinginan) atau air panas (untuk pemanasan) dialirkan ke dalam unit tersebut sehingga menjadi dingin atau panas. b. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan dalam gedung yang diperiksa meliputi sistem Pencahayaan alami dan pencahayaan buatan yang tersedia termasuk pencahayaan darurat. a Tingkat pencahayaan pada tiap-tiap ruangan berbeda tergantung fungsi ruangan. Pencahayaan yang tidak baik akan menimbulkan gangguan atau penglihatan selama kerja Sistem Sanitasi 1) 2) Pemeriksaan Sistem Sanitasi harus mengacu namun tidak terbatas pada a) SNI03-6481-2000 Sistem Plambing 2000; b) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah; ©) SNI 03-6481-2000 Sistem Plambing 2000; d) SNI 03-6379-2000 Spesifikasi. dan’ Pemasangan Perangkap Bau; e) Tata Cara Perencanaan, Pemasangan, dan Pemeliharaan Sistem Pembuangan Air Limbah dan Air Kotor Pada Bangunan Gedung Mengikuti Standar Baku Serta Ketentuan Teknis Yang Berlaku; f)_SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan; 9) SNI 03-2459-2002 Spesifikasi sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan; h) Tata Cara Perencanaan, Pemasangan, dan Pemeliharaan Sistem Penyaluran Air Hujan Pada Bangunan Gedung; i) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan; i) Peraturan Menteri Pekerjaan’ Umum dan Perumahan Rakyat No. 11 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Air Hujan Pada Bangunan Gedung dan Persilnya. Sistem Sanitasi meliputi a) Sistem Penyediaan Air Bersih Sistem penyediaan air bersih yang diperiksa meliputi sumber air bersih, distribusi air bersih, kualitas air bersih, dan debit air bersin. Kualitas sumber air bersih harus memenuhi persyaratan Kesehatan, sistem distribusi harus memenuhi debit dan tekanan minimal yang disyaratkan, penampungan air bersin dalam bangunan gedung diupayakan sedemikian rupa agar menjamin kualitas air dan penampungan harus memenuhi ersyaratan kelaikan fungsi bangunan gedung. b) Sistem Pengelolaan Limbah ‘+ Sistem Pengelolaan Limbah Padat ~ _ Pengelolaan Limbah Padat Domestik Pemeriksaan Sistem pengelolaan limbah padat domestik meliputi © Upaya pemilahan dan pengurangan yang dilakukan pada sumber, © Upaya penyediaan fasiltas penanganan limbah adat domestik meliputi tong sampah kereta Pengangkutan, TPS khusus limbah padat 2 domestik dan fasilitas pengangkutan atau pemusnahan limbah dan fasiltas lainnya; © Upaya penanganan vektor dan binatang pembawa penyakit limbah padat domestic. = Pengelolaan Limbah B3 Padat Pemeriksaan Sistem Pengelolaan Limbah B3 Padat meliputi © Pewadahan limbah 83 di ruangan sumber sebelum dibawa ke TPS limbah B3; ©. Fasilitas pengangkutan limbah B3 dari ruangan sumber ke TPS LB3; Pemilahan LB3 di TPS LB3; Penyimpanan limbah 83 di TPS LB3; Lamanya penyimpanan limbah B3 di TPS LB3; Pengangkutan limbah B3 dari TPS keluar gedung apabila tahap pengolahan limbah B3 diserahkan kepada pihak pengolah atau Penimbun limbah B3 dengan pengangkutan menggunakan jasa pengangkutan limbah B3 (transporter imbah B3); ‘© Pengolahan limbah B3. ‘+ Sistem Pengelolaan Limbah Cair ooo = Sistem pengelolaan limbah cair yang diperiksa meliputi_peralatan saniter yang ada, kondisi inlevoutlet peralatan saniter, dan _jaringan Pembuangan (perpipaan), penampungan dan Pengolahan limbah cair; - Pengolahan limbah cair yang diperiksa meliputi jenis IPAL yang digunakan, kapasitas IPAL, fasilitas penunjang IPAL, kualitas efluen IPAL, dan Penanganan lumpur endapan IPAL. ©) Sistem Pengelolaan Air Hujan Sistem pengelolaan hujan yang diperiksa meliputi sistem Penangkap air hujan, sistem penyaluran air hujan, dan Penampungan air hujan. Setiap bangunan gedung dan Pekarangannya harus harus dilengkapi dengan sistem penyaluran air hujan. Pemanfaatan air hujan dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan yang berlaku. 4. Penggunaan Bahan bangunan Pemeriksaan Bahan bangunan terkait dengan keamanan bahan bangunan yang digunakan yang berpengaruh bagi kesehatan Pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan bahan bangunan yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan harus 1) Menghindari timbuinya efek slau dan pantulan bag! pengguna bangunan gedung lain, masyarakat dan lingkungan sekitarnya, 2) Menghindari timbulnya efek peningkatan temperatur lingkungan sekitamya. 3) Mempertimbangkan prinsip-prinsip konservasi energy. B 4) Menggunakan bahan-bahan bangunan yang ramah lingkungan. 5) Bahan bangunan yang berbahaya bagi kesehatan adalah bahan bangunan yang menghasilkan partikulat seperti formaldehid, asbestos, fibbergiass, debu cat, debu kertas, dan partikel shoot. Formaldehid dapat berasal dari polywood, partikel board, karpet, dan bahan isolasi foam. 12. Pengumpulan Data Persyaratan Kenyamanan a. b. Pemeriksaan Kenyamanan harus mengacu namun tidak terbatas pada 1) SNI_03-6389-2000 Konservasi Energi Selubung Bangunan Pada Bangunan Gedung; 2) SNI03-6390-2000 Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung; 3) SNI 03-6196-2000 Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung; 4) SNI 03-6572-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi Dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung. 5) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 49 tahun 1996 Pemeriksaan Kenyamanan Meliputi 1) Kenyamanan Ruang Gerak dalam Ruangan; Untuk =mendapatkan kenyamanan ruang gerak dalam bangunan gedung, harus mempertimbangkan 2) Fungsi ruang, jumiah pengguna, tata letak perabot, dan aksesibilitas ruang; b) Persyaratan keselamatan dan Kesehatan. 2) Kenyamanan Kondisi Udara dalam Ruangan Kenyamanan kondisi udara dalam ruang berkaitan dengan temperatur dan kelembaban di dalam ruangan. Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembaban udara di dalam ruangan dapat dilakukan dengan alat pengkondisian udara. 3) Kenyamanan Pandangan Kenyamanan pandangan berkaitan dengan pandangan dari dalam bangunan ke luar bangunan, dan pandangan dari luar bangunan ke dalam bangunan gedung, a) Kenyamanan pandangan dari dalam bangunan ke Ivar harus mempertimbangkan + Gubahan massa bangunan, rancangan bukaan, tata ruang dalam dan luar bangunan, dan rancangan bentuk luar bangunan; ‘+ Pemanfaatan potensi ruang luar bangunan gedung dan penyediaan RTH. b) Kenyamanan pandangan dari luar ke dalam bangunan harus mempertimbangkan *Rancangan bukaan, tata ruang dalam dan luar bangunan, dan rancangan bentuk luar bangunan; 4 © Keberadaan bangunan gedung yang ada dan/ atau yang akana da di sekitamya; ‘+ Pencegahan terhadap gangguan silau dan pantulan sinar. 4) Kenyamanan Terhadap Tingkat Getaran dan Kebisingan Kenyamanan tingkat getaran dan kebisingan berkaitan dengan tingkat getaran dan kebisingan yang berasal dari dalam maupun luar bangunan gedung. Kenyamanan terhadap getaran adalah suatu keadaan dengan tingkat getaran yang tidak menimbulkan gangguan_ bagi Kesehatan dan kenyamanan seseorang dalam melakukan kegiatannya. Getaran dapat berupa getaran kejut, getaran mekanik atau seismik balk yang berasal dari dalam bangunan maupun dari luar_bangunan. Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap getaran pada bangunan gedung harus mengikuti persyaratan teknis, yaitu standar tata cara perencanaan kenyamanan terhadap getaran pada bangunan gedung 13. Pengumpulan Data Persyaratan Kemudahan Data-data yang diperiksa meliputi pemeriksaan sarana_hubungan horisontal antar ruang, sarana hubungan vertikal antar lantai, dan kelengkapan prasarana dan sarana bangunan gedung a. Sarana hubungan horizontal antar ruang Sarana hubungan horizontal antar ruang yang diperiksa antara lain pintu dan koridor. Jumiah, ukuran, dan jenis pintu dalam suatu ruangan dipertimbangkan berdasarkan besaran ruang, fungsi ruang, dan jumiah pengguna ruang. Arah bukaan daun pintu dalam suatu ruangan dipertimbangkan berdasarkan ruang dan aspek keselamatan. Ukuran koridor sebagai akses horizontal antar ruang rtimbangkan berdasarkan fungsi koridor, fungsi ruang dan jumlah pengguna. b. Sarana hubungan vertikal antar lantai Sarana hubungan vertikal antar lantai yang diperiksa antara lain ketersediaan tangga, ram, lft, eskalator (tangga berjalan), dan/ atau lantai berjalan (travelator). Jumlah, ukuran, dan konstruksi sarana hubungan vertikal harus berdasarkan fungsi bangunan gedung, luas bangunan, jumlah pengguna ruang, dan keselamatan pengguna bangunan gedung. Setiap bangunan gedung dengan ketinggian diatas 5 lantai harus menyediakan sarana hubungan vertikal berupa lift, Bangunan gedung yang fungsinya untuk kepentingan publik seperti kepentingan keagamaan, usaha, sosial dan budaya harus menyediakan sarana hubungan vertical bagi semua orang, termasuk Penyandang cacat dan lansia. Jumiah, kapasitas, dan spesifikasi lift yang digunakan harus mampu melakukan pelayanan yang optimal Untuk sirkulasi vertical pada bangunan, sesuai dengan fungsi dan jumiah pengguna bangunan gedung. Setiap bangunan gedung yang ‘mengunakan lift harus tersedia lit kebakaran yang dimulai dari lantai dasar bangunan. Lift kebakaran dapat berupa lift khusus kebakaran atau lift penumpang biasa atau lift barang yang dapat diatur 15 pengoperasiannya sehingga dalam keadaan darurat dapat digunakan secara khusus oleh petugas kebakaran, cc. Kelengkapan prasarana dan sarana Pemanfaatan bangunan gedung Kelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatan bangunan gedung yang diperiksa meliputi ruang ibadah, ruang ganti, ruang bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas korunikasi dan informasi. Penyediaan prasarana dan sarana disesuaikan dengan fungsi dan luas bangunan gedung, serta jumiah pengguna bangunan gedung. Persyaratan kelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatan bangunan gedung harus mengikuti 1) SNI03-1735-2000 Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung; 2) SNI-03-1746-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan keluar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung: 3) SNI 03-6573-2001 Tata cara perancangan sistem transportasi vertical dalam gedung| C. Analisis Data 1. Analisis Data Kesehatan Data-data persyaratan kesehatan hasil pemeriksaan dalam bangunan gedung dievaluasi dengan cara membandingkan dengan standar! Peraturan/ pedoman yang berlaku 2. Analisis Data Kenyamanan Data-data_persyaratan kenyamanan hasil pemeriksaan di dalam bangunan gedung, dievaluasi dengan cara membandingkan dengan standar/peraturan/pedoman, yang berlaku 3. Analisis Data Kemudahan Data-data persyaratan kemudahan hasil pemeriksaan di dalam bangunan gedung dievaluasi_ dengan cara. membandingkan dengan standar/peraturan/pedoman yang berlaku D. _Tahap Kesimpulan dan Rekomendasi 4. Perumusan kesimpulan terhadap hasil pemeriksaan, yang dapat menggambarkan secara umum bagaimana kondisi bangunan gedung negara dan keandalan bangunan gedung untuk pengguna dengan memberikan rekomendasi apakah dilakukan perawatan, perbaikan, penggantian, perkuatan dan sebagainya untuk mencapai kondisi prima atau andal 2, Melakukan konsultasi dan pembahasan secara intensif dengan Tim Teknis dan Instansi terkait guna memperoleh masukan penyempurnaan tekomendasi 16 VI. DATA BANGUNAN GEDUNG Peruntukan lantai pada Gedung Kemenkumham adalah sebagai berikut: * Basement2 : Parkir mobil, ruang chiller, trafo, pompa, Pengendalian otomatisasi_ (building automation system), tangki air utama dan tangki air bersih, ruang baterai. + Basement-1 Parkir mobil dan motor, pompa, ruang mesin ME, Mushola. ‘+ Lantai Ground 2 Parkir, area lobby, ruang kantor. + Lantai intermediate 2 Parkir «= Lantai 2-4 Parkir dan ruang kantor. « Lantai 5 Parkir, cooling tower dan ruang kantor. * Lantai 6-18 Ruang kantor. + Lantai 19 Ruang kantor dan taman. Luas Gedung 68.414 m2. Luas Halaman dan Taman ©: 7.800 M2 Vil. PERALATAN SISTIM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING YANG TERPASANG DALAM BANGUNAN GEDUNG. A. Sistem Elektrikal 4. Sistem distribusi tegangan menengah (medium voltage system); 2. Transformator, 3. Sistem distribusi tegangan rendah (low voltage) Semua konduktor yang menghubungkan peralatan listrk (kabel, busduct); Panel sub-distribusi listrik tegangan rendah untuk catu daya listrik kesetiap peralatan dan stop kontak; Sistem penyalur petir dan sistem pentanahan (grounding system); Sistem pentanahan peralatan (grounding equipment System); Sistem pencahayaan buatan dan alami Signed Neon sign tanda dan pencahayaan ekstemal. ©ONe ® B. Sistem Elektronik 1. Sistem deteksi dini kebakaran, MCFA, Detektor kebakaran, manual stasion, alarm bell dan catu daya MCFA serta back-up batere, Serta Kontak ke peralatan utama pompa hydrant ‘Sistem tata suara dan sistem komunikasi suara untuk kondisi darurat; Building Automation System (BAS); Sistem kamera intai / CCTV; Sistem telepon / PABX; Repeater untuk sistem komunikasi; UPS system dan bank baterai; Pintu sliding otomé Sistem Keamanan Terpadu, SPNOEseN C. Sistem Instalasi Mekanikal 1. Sistem plumbing, meliputi sistem air bersih, sistem air hujan dan sistem air buangan; W 2. Sistem pemadam kebakaran, meliputi sistem pemercik otomatis (automatic. sprinkler system), sistem hidran kebakaran (fire hydrant system) dan sistem pompa kebakaran (fire pump system); 3. Semua sanitary dan kelengkapannya; 4. Sistem drainase gedung (air hujan sampai ke pembuangan/drain kota); 5. Sistem transportasi vertikal dalam gedung, meliputi lift dan Gondola. D. Sistem Instalasi Tata Udara (ventilation and air conditioning / VAC) 1. Sistem instalasi chiller, cooling tower, Fan Coil Unit ECU dan Air Handling Unit/AHU termasuk pemipaan dari pipa di ruang chiller sampai unit FCU, sistem ducting dan accesories, AC Split; Sistem ventilasi udara (exhaust fan, exhaust fan dapur, fan udara segar, all); Sistem fan untuk ekstraksi asap; Sistem presurized fan untuk tangga darurat; Sistem otomasi untuk tata Udara; Drain Tata Udara. x ores VII DAFTAR PERALATAN GEDUNG 7 | Transfoeator T | Sunten (3) FCU Ma ‘Basement 2, Dy Transiomnaior 7 TypeCasiesin 2o0Kva FFCV OR@ TNO 2 ‘ABB (No. 1 Dan No. Transformatar 74?) FCO Wai Ne n 2 eievaior Tanta Aa 3 | Fates No Tage ‘ST RW On Nomar a Camere TAB RVR | Ox Ne TE 3. | GeneratorGensa | Basement 2 Diesel Motor “Test Bsban (No. 1 Engines Compary | 1.320KvA | 284) 7 | YORK ra 0TR Normal + | chiter Basement 1 WAX 2 ¥oRK YRFORGTSENS wore Normal 2 Rar SRB 800 wOTR Taskers Vane 2 | Coating Tower Lanta 5 7 en = ‘00TR Z| Beara SOREN EHP 3 | Condenser water | Basement 2 2. | ews w20.316 SiN-08 MOKW | 1. Bocor pompa Pump) saa | cow EM 235 nos | Chiles Water Pump] Basement 2 [eles ‘VDE ar Boor 2 | ewe 20.280 S04 mK | Cokcex vale pump TEESE 8,9, 10, 11,12 21 | mutistock ‘v2-080 x 060 21 Baru s | aw 18 TES] 10) Wane Hor 17,18 o [Foo TOR Saat | 888 | Wane GE Normal 7 | RC PackaRe 7 [Tene Gan | TTA, CU dan OS Normal Matsustita | Cohan Fan 7 National a 30 Noma Back Wash Pump S0x40FS | Head. 2m, 300 he, Romze50_| _Tidak Ata 2 Wanster Pump | Basement 1 3 GRE ETANGOG5-250 | Head: 90m, 30 | No.3 baum 40. RPM: | teristal 2.900 No.2 status 3 | Clean Water | Basement 2 7 Var sims Noval TankiTangki Air Bersh F_ | Tangkt Ar POAM | Basement 7 Var zane Normal | Tangs Arbor | Rat Tank z Var a0 m8 Nomar ‘Vol 60 m3 3 | Fie Tame Basement 2 7 Vol: 380 ms Namal 7 | Popa Samp | Basement 2 7 Tera WEES ‘37K | 2 Pampa Rasak | Booster Pump Root Top z Westen Beck TA=WL2 22K Motor 4 Boc01 | Wake Up Water Tank | Rat Tank 7 Profi Tanic oo Ler ‘Nomal (hier) es PDAM, Doopwell, Ponpa Transfer | LVS8,Lampu.Kapastor bank | system cating speaker DAM Fire Tank dan Fire pump. | dan batteral UPS "PABX.FAN dan Pompa sampit Control room, 2 | Baseman ‘Backwash pump, Transfer Panel panel dan arpa Fre So umptank air bersh tems penerangan | ‘system celing speaker dan aringan tin 3 [Tana Basar Tt Barong dan penumpane Pa panel dan arpa Fre AAU dan FOU penerangan ‘system cating speaker ‘an aringan ti 7 cantare TH barang Gan panumpanG Panel panel dan arpa Fre AU dan FOU penerangan | ‘stem, cefing speaker ‘dan jaringan tip 3 [antares TH barang dan panumpang Panel panel dan arpa Fre: "RAU,AC Spit penerangan | ‘stam colin speaker an jaringan tip 3 [canara Garang dan penumpang Panel-panel dan arpa Fre "RAO, AC Spit penerangan | ‘system cebing speaker ‘an jaringan ip 7 cantar Tt barang dan penumpang Pane-panel dan arpa Fre ‘AAU, FCU, Colina penerangan | ‘system cating speaker | Tower ‘on arngan tp 3 Tamas Ti barang dan penumpang Panel panel dan arpa Fre HU FOU penerangan ‘system colin, speaker ‘dan jaringan tp oan Garang dan penumpang Panal-panel dan arpa Fre AAU, FOU penerangan | ‘system coling speaker an jerngan Up 19 To] Cantar Tri barang dan penaripana Panerpanal dan tampa Fe HU FOU ppenerangan ‘system coling speaker an aingan tp FT| tania TW barang dan penarpang ‘anol panel dan tampa Fre FRU FOO penecangan ‘system colin speaker san jaringan tp | tartar 70 Tit barang dan penampang Panapanel dan arpa Fre AU FOU penerangan ‘system celing speaker an jaringan tp S| cantar TH barang dan penumpana Pana-panel dan arpa Fre TAU FOU penerangan system.caing.spesker dan jaringan ti a] Tana z Ti barang dan penumpang Pana panel dan amp Fre AU FOU penerangan | ‘ystom cating speaker dan jaingan tp 1] Tanaris Ti bavang dan penumpane Panerpanal dan lampu Fre AO FOU penerangan ‘system cating spesker ddan jaringan tp ie] Cantar 1s Tit bara dan penomipang Panel: panel dan tipo Fre AU FOU ppenerangan ‘system caling speaker an jarngan tp a] tanner a7 Ti barang dan penamipang Panel panel dan tipo Fre AAO FOO penerangan ‘system coing speaker en jaringan tp Te] tania Tri barang dan panampane ane panel dan anipo Fre AO FOO penerangan ‘system, coling epoakor dan jaringan tp To] Tanaris Ti barang dan penompang Pane-panel dan arpa Fre "ARU, FCU, FAN penerangan | ‘system colin, speaker an jaringan tp | antar2 Tain, Real ank, Pompa Boster | Panel-panel dan arpa FAN RC Spit penerangan IX, PERSONIL Konsultan harus menyediakan tenaga ahli dengan kualifikasi, yang harus dipenut memenuhi ketentuan pekerjaan, baik ditinjau dari segi ingkup pekerjaan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan terdiri dari ‘A. Tenaga Ani 1, Team Leader, sebanyak 1 orang dengan kualifikasi: ‘© Pendidikan minimal $1 jurusan Teknik © Memiliki SKA Ahli Teknik Madya © Memiliki pengalaman minimal 2 Tahun Kelayakan Gedung bertingkat minimal 4 tanta. 2. Ahli Teknik Arsitektur, sebanyak 1 orang dengan kualifikas © Pendidikan minimal $1 jurusan Teknik Arsitektur ‘© Memiliki SKA Ahli Teknik Arsitektur-Madya ‘+ Memiliki pengalaman di bidang relevan minimal 1 Tahun 3, Abli Teknik Bangunan Gedung, sebanyak 1 orang dengan kualifikasi ‘+ Pendidikan minimal $1 jurusan Teknik Sipil ‘© Memiliki SKA Ahli Teknik Struktur-Madya ‘+ Memiliki pengalaman di bidang relevan minimal 1 Tahun 4, Abli Teknik Tenaga Listrik Arus kuat (LAKV/Ahli Teknik Tenaga Listrik, sebanyak 1 orang dengan kualifkasi ‘+ Pendidikan minimal $1 jurusan Teknik Elektro/Teknik Tenaga Listrik (EF)/Teknik Mesin bidang Audit/Penilaian 20 + Memiliki SKA Ahli "Manager Perancangan Instalasi Pemanfaatan ‘Tegangan rendah” Madya / Ahli Teknik Tenaga Listrik Madya ‘+ Memiliki pengalaman di bidang yang relevan minimal 1 tahun. 5. Ahli Teknik Tenaga Listrik Arus Arus lemah (LAL/Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung, sebanyak 1 orang dengan kualifikasi: + Pendidikan minimal $1. jurusan Teknik Teknik Elektronika/Teknik Telekomunikasi/Teknik Mesin ‘+ Memiliki SKA Ahli Teknik Arus Lemah Madya/Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung Madya ‘+ Memiliki pengalaman di bidang yang relevan minimal 1 tahun. 6. Ahli Teknik transportasi dalam Gedung (TDG) 1 orang dengan kualifikasi: ‘+ Pendidikan minimal $1 jurusan Teknik Mesin/Teknik Elektro/Teknik Fisika ‘+ Memiliki SKA Ahli Teknik transportasi dalam Gedung Madya + Memiliki pengalaman di bidang relevan minimal 1 Tahun 7. Ahli Teknik Tata Udara Dalam Gedung (TUG)/Ahli Teknik Sistem Tata Udara dan Refigerasi, sebanyak 1 orang dengan kualifikasi * Pendidikan minimal $1 jurusan Teknik Mekanikal atau Teknik Mesin atau Teknik Fisika + Memiliki SKA Ahli Teknik Tata Udara Madya/Ahli Teknik Sistem Tata Udara dan Refigerasi Dalam Gedung Madya ‘+ Memiliki pengalaman di bidang relevan minimal 1 tahun 8. Ahli Teknik Sanitasi Drainase Plambing (SDP)/Ahli Teknik Plambing dan Pompa Mekanik, sebanyak 1 orang dengan kualifikasi: ‘Pendidikan minimal S1 jurusan Teknik Mekanikal/Teknik Mesin ‘* Memiliki SKA Ahli Teknik Sanitasi Drainase Plambing (SDP) Madya ‘* Memiliki pengalaman di bidang relevan minimal 1 tahun 9. Abii K3 ‘+ Pendidikan minimal $1 jurusan Teknik Sipil/Mesin/Elektro ‘+ Memiliki SKA Ahli K3 Konstruksi Muda ‘+ Memiliki pengalaman di bidang relevan minimal 2 tahun Tenaga Pendukung 1. Ahli - Cost Estimator sebanyak 2 orang, dengan kualifikasi: + Pendidikan minimal SMA/SMK + Memiliki Sertifkat Keterampitan Estimator TL 002 + Memiliki pengalaman di bidang terkait minimal 5 Tahun 2. Juru_Ukur Kuantitas Bangunan Gedung, sebanyak 3 orang dengan kualifikasi * Pendidikan minimal SMA/SMK + Memiliki Sertfikat Keterampilan TA 027 + Memiliki pengalaman minimal 5 tahun 3. Operator Komputer, sebanyak 2 orang dengan kualifikasi: a ‘© Pendidikan minimal SMA/sederajat ‘+ Memiliki pengalaman minimal 3 tahun 4, Juru Gambar sebanyak 2 orang dengan kualifikasi ‘© Pendidikan minimal SMA sederajat ‘© Memiliki Sertifikat Keterampilan Juru Gambar TA 003, * Memiliki pengalaman minimal 4 tahun 8. Administrasi, sebanyak 1 orang dengan kualifkasi: + Pendidikan minimal D3 © Memiliki pengalaman minimal 2 tahun X. _ JADWAL TAHAPAN PELAPORAN KEGIATAN Pedoman pentahapan penyampaian laporan kegiatan adalah sebagai berikut: 1) Laporan Pendahuluan, minimal berisikan: a. Pendalaman Kerangka Acuan Kerja, pemahaman latar belakang perlunya Kegiatan Percontohan Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung b. Perumusan masalah secara umum dan pembuatan alur pikir Kegiatan Percontohan Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung. . Penetapan metode dan pendekatan kajian, penyusunan kerangka Pencapaian sasaran, jadwal waktu, pengerahan tenaga ahli dan teknis yang terlibat. d. Persiapan survei e. Penyiapan model teknis (sistem dan form-form) Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung. . Identifikasi hasil studi literatur/peraturan perundangan terkait. Laporan Pendahuluan diserahkan maksimal 15 (limabelas) hari kalender sejak ‘SPMK dikeluarkan dan telah disetujui oleh Tim Teknis, sejumiah 3 (tiga) eksemplar dalam bentuk hardcopy. 2) Laporan Antara, minimal berisikan: a. Identifikasi permasalahan penyelenggaraan bangunan Gedung Negara; b, Penyusunan substansi pemeriksaan keandalan bangunan Gedung berdasarkan kerangka yang telah disepakat ©. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengumpulan data di lapangan. d. Hasil kajian terhadap proses pemeriksaan yang telah dilakukan. Laporan Antara diserahkan maksimal 30 (tiga puluh) hari kalender sejak Laporan Pendahuluan diserahkan dan telah disetujui oleh Tim Teknis, sejumlah 3 (tiga) eksemplar dalam bentuk hardcopy. 3) Laporan Akhir, minimal berisikan hasil keseluruhan yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya, serta ditambahkan dengan: a. Kesimpulan terhadap hasil pemeriksaan; b. Rekomendasi Langkah penanganan Gedung, yaitu bangunan Gedung tersebut apakah dilakukan perawatan, perbaikan, penggantian, perkuatan dan lain sebagainya untuk mencapai kondisi prima atau andal c, Rencana anggaran biaya dan Rincian Analisa perawatan, perbaikan, penggantian, perkuatan dan sebagainya. 4. Gambar As Built Drawing 22 x. xi. Diserahkan maksimal 30 (tiga puluh) hari kalender sejak Laporan Antara diserahkan dan telah disetujui oleh Tim Teknis, sejumiah 3 (tiga) eksemplar dalam bentuk hardcopy. Format laporan diupayakan mengikuti standard pelaporan representative, format kertas A4 untuk laporan dan A3 untuk gambar-gambar dan keseluruhan laporan diserahkan dalam bentuk softcopy 1 (satu) buah dalam SSD 1 TB. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA ‘Sumber dana pelaksanaan Penilaian Kelayakan Gedung berasal dari DIPA Direktorat Jenderal Imigrasi Tahun Anggaran 2022, MAK 522131 dengan sub, Kegiatan Belanja Jasa Konsuitan sebesar Rp1.000.000.000 (Satu Miliar Rupiah) JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan terhitung selama 75 (tujuh puluh lima) hari kalender sejak kontrak ditandatangani

Anda mungkin juga menyukai