Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA

Jasa Konsultan Pengawas Perawatan Sistem Proteksi Kebakaran Gedung LKPP

Kementerian/Lembaga Negara : Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Unit Eselon I : Sekretariat Utama
Program : Dukungan Manajemen
: Biro Hubungan Masyarakat, Sistem Informasi dan
Unit Eselon II
Umum
: Pengelolaan Keuangan, Operasional Perkantoran dan
Nama Kegiatan
Pelayanan Tata Usaha
Nama Output : Layanan Prasarana Internal
Nama Komponen : Pembangunan/Renovasi Gedung dan Bangunan
Nama Subkomponen : Pekerjaan Renovasi Sistem Proteksi Kebakaran Gedung
: Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Gedung
Nama Akun
dan Bangunan

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
b. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
c. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 1
Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
d. Surat dari Dinas Penanggulangan Kebakaran & Penyelamatan Provinsi DKI
Jakarta Nomor: 742/-1.784.22 tanggal 26 Februari 2021 hal Hasil Pemeriksaan
dalam Rangka Pengawasan Keselamatan Kebakaran pada Bangunan Gedung
Pemerintah di Provinsi DKI Jakarta.
e. Peraturan Menteri PU Nomor 45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
f. Peraturan Menteri PU Nomor 24/PRT/M/2008 tanggal 30 Desember 2008
tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara

1
h. Surat dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat
Jenderal Cipta Karya Nomor CK 0402-Cb/1559 tanggal 23 Juli 2021 hal
Kebutuhan Biaya Renovasi Sistem Proteksi Kebakaran Gedung LKPP

2. Gambaran Umum
LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) adalah
lembaga pemerintah yang berdiri sejak akhir tahun 2007, dibentuk dengan Peraturan
Presiden Nomor 157 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Tugas utamanya adalah melakukan reformasi pengadaan barang/jasa
pemerintah melalui berbagai langkah pembaharuan di bidang regulasi/kebijakan,
penggunaan sistem IT, pengembangan kelembagaan serta sumber daya manusia,
bimbingan teknis, advokasi, bantuan hukum dan penyelesaian sanggah untuk
kebutuhan seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah di seluruh Indonesia
(selanjutnya lihat www.lkpp.go.id).
LKPP saat ini telah memiliki gedung untuk kebutuhan kantornya sendiri di
atas lahan seluas 4.709 m2 yang terletak di CBD Rasuna Epicentrum - Lot/Kavling
11B - Kuningan, Jakarta Selatan. Gedung LKPP tersebut terdiri dari 2 lantai
basement, 1 lantai dasar merangkap plaza, 1 lantai mezzanine, dan 9 lantai kerja
sehingga keseluruhannya akan menjadi 13 lapis bangunan, dengan total luas lantai
sekitar 25.463 m2.
Menindaklanjuti adanya Pemeriksaan oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran
& Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta dalam Rangka Pengawasan Keselamatan
Kebakaran pada Bangunan Gedung Pemerintah di Provinsi DKI Jakarta di Gedung
LKPP bahwa harus dilakukan perbaikan sarana dan prasarana gedung terutama
pada sistem proteksi gedung di Gedung LKPP. Tujuan akhir proses tersebut adalah
untuk mendapatkan Surat Rekomendasi Keselamatan Kebakaran guna
mendapatkan persetujuan Sertifikat Laik Fungsi.
Sebagai langkah awal dalam menindaklanjuti rekomendasi Dinas
Penanggulangan Kebakaran & Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, pada Tahun
2021 LKPP telah melakukan proses pengadaan Jasa Konsultan Perencana
Perbaikan Sistem Proteksi Kebakaran Gedung LKPP dengan PT Inkoneksi Izi
Konsultan sebagai pemenangnya. Hasil Konsultansi Perencana tersebut, memuat
rancangan pekerjaan Konstruksi Sistem Proteksi Kebakaran Gedung yang akan

2
dilakukan pekerjaannya pada Tahun 2022 ini. Dalam pelaksanaan pekerjaan
Konstruksinya, maka diperlukan konsultan pengawas yang akan mengasi jalannya
pekerjaan konstruksi tersebut.
Dengan mempertimbangkan ruang lingkup pekerjaan konstruksi, Surat dari
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta
Karya Nomor CK 0402-Cb/1559 tanggal 23 Juli 2021 dan Surat dari Dinas
Penanggulangan Kebakaran & Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta Nomor: 742/-
1.784.22 tanggal 26 Februari 2021, maka LKPP membutuhkan Konsultan
Pengawas yang cakap, berpengalaman, dan mampu bekerjasama dengan berbagai
pihak terkait untuk membantu dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi agar sesuai dengan hasil Perencanaan.

B. Kualifikasi Penyedia
Penyedia yang akan dilibatkan dalam kegiatan ini harus memiliki kualifikasi sebagai
berikut :
1. Memiliki ijin usaha yang masih berlaku dengan subklasifikasi Jasa Pengawas
Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung (KBLI 71101);
2. Memiliki sertifikat badan usaha (SBU) dengan subklasifikasi usaha RE 201;
3. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan status valid Konfirmasi Status
Wajib Pajak;
4. Memiliki Tenaga Ahli/Terampil, dengan rincian :
a. Ketua Tim dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Sejumlah 1 (satu) orang
- Pendidikan minimal Strata 1 (S1) atau D4 jurusan Teknik Mesin,
Teknik Elektro atau Teknik Fisika;
- Minimal bersertifikasi Ahli Muda Mekanikal atau Elektrikal yang masih
berlaku;
- Memiliki pengalaman sebagai Ketua Tim atau Project Leader minimal 2
(dua) kali dalam 3 Tahun terakhir;
- Memiliki pengalaman sebagai Tenaga Ahli mekanikal atau elektrikal
gedung minimal 2 (dua) kali dalam 3 Tahun terakhir.
b. Pengawas Sipil, dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Sejumlah minimal 1 (satu) orang;
- Pendidikan minimal Diploma 3 (D3) Teknik Sipil atau Teknik Arsitektur;

3
- Memiliki pengalaman sebagai pengawas untuk pekerjaan struktur atau
arsitek dalam pekerjaan bangunan gedung minimal 2 (dua) kali dalam 3
Tahun terakhir.
c. Pengawas Mekanikal Elektrikal, dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Sejumlah minimal 1 (satu) orang;
- Pendidikan minimal Diploma 3 (D3) Teknik Mesin, Teknik Elektro atau
Teknik Fisika;
- Memiliki pengalaman sebagai pengawas untuk pekerjaan Mekanikal atau
Elektrikal dalam pekerjaan bangunan gedung minimal 3 (tiga) kali dalam
5 Tahun terakhir.
d. Administrasi Proyek, sebanyak 1 orang dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Sejumlah minimal 1 (satu) orang;
- Pendidikan minimal SMK/Sederajat;
- Memiliki pengalaman sebagai Administrasi Proyek bangunan
gedung/desain interior minimal 2 (dua) kali dalam 3 Tahun terakhir.

C. Maksud dan Tujuan


1. Maksud Kegiatan
Mendapatkan Konsultan Pengawas yang dapat membantu melakukan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi

2. Tujuan Kegiatan

Tujuan yang diharapkan dengan adanya konsultan pengawas adalah agar pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dapat di awasi sesuai dengan perencanaan.

D. Indikator Keluaran
1. Indikator Keluaran
a. Laporan mingguan;
b. Laporan bulanan;
c. Laporan akhir;
d. Dokumen-dokumen pengurusan Surat rekomendasi keselamatan kebakaran
dari Dinas Penanggulangan Kebakaran & Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta.

2. Keluaran

4
Dokumen pengawasan pekerjaan konstruksi perbaikan sistem proteksi kebakaran
Gedung LKPP.

E. Ruang Lingkup Pekerjaan


Kegiatan Konsultan Pengawas meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran
fisik (kuantitas dan kualitas) dan tertib administrasi dalam Pekerjaan Jasa Kontruksi
Perbaikan Sistem Proteksi Kebakaran di Gedung LKPP.
Kegiatan Pengawas terdiri atas:
1. Pengawasan tahap persiapan konstruksi yang meliputi:
a. Memeriksa Time Schedule/Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning yang
diajukan oleh kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada
pengelola proyek untuk mendapatkan persetujuan;
b. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh
pelaksana konstruksi, yang meliputi program-program pencapaian sasaran
fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa: tenaga kerja, peralatan
dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program Quality
Assurance /Quality Control, dan program kesehatan dan keselamatan kerja
(K3);
2. Pengawasan tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah terima pertama
(Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi yang meliputi:
a. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu,
pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi,
pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi,
pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja;
b. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial
yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta
melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan;
c. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi fisik;
d. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:
1) Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;
2) Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi;
5
3) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas,
dan laju pencapaian volume/ realisasi fisik;
4) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;
5) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan konsultan pengawas, dengan masukan
hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan
pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh pelaksana konstruksi;
6) Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan
pembayaran pekerjaan pelaksanaan konstruksi sesuai kontrak;
7) Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang
diajukan oleh pelaksana konstruksi;
8) Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as
built drawings) sebelum serah terima i;
9) Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama
(provisional hand over);
10) Menyusun laporan akhir pekerjaan serah terima pertama (provisional
hand over);
11) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, dan berita acara
serah terima pertama sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran
pekerjaan konstruksi;
12) Membantu pejabat pembuat komitmen dalam menyiapkan kelengkapan
dokumen pengajuan surat rekomendasi keselamatan kebakaran dari
pemerintah kabupaten/kota setempat.
3. Pengawasan tahap pemeliharaan pekerjaan konstruksi sampai dengan serah terima
akhir (Final Hand Over) pekerjaan konstruksi yang meliputi:
a. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan kontruksi dari segi kualitas;
b. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama pemeliharaan pekerjaan konstruksi;
c. Menyusun laporan akhir pekerjaan serah terima kedua (Final Hand Over);
d. Menyusun berita acara serah terima kedua (Final Hand Over) sebagai
kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi.

F. Pelaporan

6
Laporan atas yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah:
1) Laporan Mingguan;
2) Laporan Bulanan;
3) Laporan Akhir;
4) Masing – masing laporan dibuat dalam bentuk hardcopy sebanyak 3 rangkap;
5) Semua laporan dimasukkan dalam bentuk Flasdisk dalam format autocad, Ms.
Office, dan pdf.
G. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah semua pegawai yang ada di LKPP dan
stakeholder yang berada di lingkungan kantor LKPP, sehingga dapat menunjang
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi LKPP.

H. Waktu Pencapaian Keluaran


Kontrak pengadaaan jasa konsultan perencanaan perbaikan sistem proteksi kebakaran
Gedung LKPP akan dilaksanakan selama 180 hari kalender.

I. Syarat dan Cara Pembayaran


1. Proses pembayaran dilakukan dengan sistim termin sebanyak 6 (enam) kali sesuai
dengan rincian sebagai berikut :
a. Termin 1 dengan Kemajuan pekerjaan konstruksi 30% dibayar 30% dari Nilai
Kontrak;
b. Termin 2 dengan Kemajuan pekerjaan konstruksi 60% dibayar 30% dari Nilai
Kontrak;
c. Termin 3 dengan Kemajuan pekerjaan konstruksi 100% dibayar 30% dari Nilai
Kontrak;
d. Sisa pembayaran 10% dari nilai kontrak dibayarkan setelah FHO (Final Hand
Over)
2. Mata uang pembayaran: Rupiah.

J. Biaya
Kegiatan ini akan dibiayai oleh DIPA Anggaran LKPP dengan kode MAK
106.01.970968.6600.EBB.971.051.B.533115 dengan nilai Pagu Tahun Anggaran 2022
sebesar Rp. 282.580.000,00 (dua ratus delapan puluh dua juta tiga ratus ribu rupiah) .

Pejabat Pembuat Komitmen yang Bertugas


di Biro Hubungan Masyarakat, Sistem
Informasi dan Umum

Muhamad Saifudin

Anda mungkin juga menyukai