16 Tahun 2012
BAB II
RENCANA USAHA DAN / ATAU KEGIATAN
2.1 Nama Rencana Usaha dan / Kegiatan : INDUSTRI BATA RINGAN - PT.
SUPERIOR PRIMA SUKSES.
- Berdasarkan Lampiran I Peraturan Bupati Lamongan No. 15 Tahun 2013, bagian I
(Bidang Industri), No. 106 disebutkan bahwa kegiatan Industri Batu Bata untuk
Investasi lebih dari atau sama dengan Rp. 500.000.000,- tidak termasuk lahan dan
bangunan, merupakan kegiatan yang wajib dilengkapi Upaya Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL).
Gambar 1 Kordinat
Gambar 2 Batas
Pasir ini dipasok dari luar daerah lamongan dengan truk, dimana truk tersebut memuat
4 m3 pasir silika. Jumlah pasir silika yang dibutuhkan untuk produksi 1 bulan adalah
9.900.000 kg / 7071,5 m3. Ritasi pengangkutan 60-65 rit/hari.
- Gypsum
Gypsum terdiri atas bahan-bahan kimia, yaitu CaSO 4.2H2O sebanyak 90%, CaO
sebanyak 30% serta SO3 sebanyak 42%. Jumlah kebutuhan gypsum per bulan adalah
sebesar 563.500 kg (208,7 m3). Gypsum ini digunakan sebagai salah satu bahan yang
memberikan warna abu-abu pada bata ringan. Gypsum dipasok dari supplier, dimana
satuannya dibungkus dalam karung 50 kilogram per karung. Pengangkutan dengan truk
CDD (Colt Diesel Double) kapasitas 8 ton. Ritasi pengangkutan 2-4 rit/hari.
- Kapur
Kapur adalah sebuah benda putih dan halus terbuat dari batu sedimen, membentuk
bebatuan yang terdiri dari mineral kalsium. Kapur digunakan sebagai bahan yang akan
menghasilkan pori-pori pada bata ringan. Jumlah kebutuhan kapur per bulan adalah
sebesar 1.473.000 kg (589,2 m3). Kapur ini dipasok dari supplier, dimana satuannya
dibungkus dalam karung, yang beratnya 50 kilogram per karung. Pengangkutan dengan
truk CDD (Colt Diesel Double) kapasitas 8 ton. Ritasi pengangkutan 5-8 rit/hari.
- Air
Air digunakan untuk membuat campuran adonan bata ringan dan juga sebagai bahan
untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain untuk dapat mengeras. Jumlah kebutuhan
air per bulan adalah sebesar 5.450.000 m3.
Silo ; kapasitas 30.000 m3 5 unit Wadah bahan baku produksi bata ringan
Jaw Crusher ; tipe PE200x350 ; ukuran Menghaluskan kapur sesuai standard bahan
2 unit
200x350mm baku
Screw Conveyor ; 219 ; kapasitas 45 Transportasi bahan semen dan gypsum dari
-
ton/jam Silo ke penimbangan dan Mixer
Bucket Elevator ; tipe HL200 ; kapasitas Transportasi kapur halus dari Jaw Crusher ke
2 unit
15m3/jam Silo
10 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
11 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
Gambar 3. Layout
12 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
Sebagai suatu perusahaan yang bekerja di bidang produksi dan pemasaran maka
perusahaan ini membutuhkan susunan organisasi yang profesional dan kuat yang
terdiri dari unsur pokok, yaitu :
- Tenaga Pimpinan
Tenaga Pimpinan terdiri dari 1 (satu) orang Direktur Utama dan dibantu dengan 4
(empat) Direktur Excecutive. 4 (empat) Direktur Excecutive tersebut adalah :
Direktur Produksi yang membawahi Plant Manager dan Manager Tehnik.
Direktur Keuangan yang membawahi Manaer Keuangan, Manager
Purchasing dan Manager Pembukuan.
Direktur Marketing yang membawahi Manager Sales dan Marketing dan
Manager Expedisi.
Direktur General Affair yang membawahi Manager Personalia dan Manager
Umum.
- Tenaga Teknik dan Produksi
Tenaga Tehnik dan Produksi menguasai Bidang Produksi (Pabrik), Quality Control
dan Laboratorium dan Urusan Logistik.
13 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
- Tenaga Keuangan
Tenaga Keuangan membidangi bidang Verivikasi/Auditing, Cashier, Pembukuan,
Accounting dan Pembelian (Purchasing)
- Tenaga Pemasaran (Marketing)
Tenaga Pemasaran/Marketing bergerak dibidang Penjualan, Pemasaran, Operasi
Pasar, Expedisi dan Store.
- Tenaga General Affair/HRD
Tenaga General Affair adalah tenaga yang mengurusi urusan dalam perusahaan
yaitu dibidang Administrasi, Maintenance alat-alat kantor, personalia dan
kesejahteraan karyawan.
Tahap Konstruksi
Kebutuhan energi pada tahap konstruksi (untuk peralatan proyek) dipenuhi dengan
Genset Silent Type kapasitas 250.000 Watt.
Tahap Operasional
Kebutuhan energi direncanakan :
- Dipenuhi secara tetap oleh PLN dengan kapasitas : 3.500 kVa.
- Disediakan Genset (Generator Set) kapasitas 200.000 Watt (200 kVa).
- Boiler untuk proses Autoclave kapasitas 20 Ton/1,8 MPA.
14 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
Rencana pengolahan air limbah pada kegitatan Industri Bata Ringan baik pada tahap
konstruksi maupun tahap operasional dijelaskan menggunakan diagram alir seperti pada
Gambar 4 dan Gambar 6.
MCK Pekerja : Limbah : 1,68 Septic
2,1 m3/hari m3/hari Tank
Air Tangki : 2,2 Portable
m3/hari
Kebutuhan Konstruksi : Habis
0,1 m3/hari Terpakai
15 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
Untuk efisiensi, maka pada tahap konstruksi disediakan toilet portable lengkap dengan
instalasi pengelolaan air limbah. Penyediaan ini dengan kerjasama pihak ke-3.
Direncanakan terdapat 2 toilet dengan ukuran panjang 1,2m x lebar 1,5m x tinggi 2,4m.
Air limbah domestik (MCK Karyawan) pada tahap operasional terdiri atas :
1. Black Water, yaitu Tinja (faeces) yang mengandung mikroba pathogen.
2. Grey Water, yaitu Air seni (urine) yang pada umumnya mengandung Nitrogen dan
Posfor, air bekas cucian dapur, mesin cuci dan air sabun (sisa bilas).
Prosentase air limbah untuk Black Water adalah 20% & Grey Water adalah 80% (Tilley
et al, 2008).
Grey Water
8 m3/hari Pemantauan
Pemantauan di Sumur
kualitas air Pantau
effluent Unit
Pengolahan I
Penyiraman
Habis
RTH 3,236
terpakai
m3/hari Air
Bak
Penampungan Drainase
16 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
Septic Tank terdiri dari 2 bagian, yaitu bak tampung dan resapan air. Bak tampung
harus dibuat agar kedap air yang gunanya untuk menampung limbah kasar dari
toilet/wc. Limbah kasar tersebut akan terkumpul dan bercampur air siraman yang
kemudian akan dimakan bakteri pembusuk. Ketika wc disiram air, limpahan air
permukaan bak tampung akan mengalir melalui saluran pipa PVC ke ruang resapan
yang dibuat dengan lapisan batu, krikil dan ijuk. Air dari bak tampung akan terfilter
oleh lapisan tersebut dan akan meresap ke dalam tanah tanpa membawa limbah kasar.
Mengingat jumlah pekerja yang cukup besar, dan berdasarkan asumsi perhitungan
maka dihasilkan air limbah grey water yang cukup banyak. Sehingga direncanakan
melakukan reuse terhadap grey water untuk keperluan pengairan / penyiraman
landscape. Pada Gambar 6, kebutuhan air untuk penyiraman dipenuhi dari air olahan
grey water dan air hujan / drainase.
Grey water adalah salah satu pencemar yang paling banyak masuk ke badan air.
Meskipun kandungan organik pencemar pada grey water tidak begitu tinggi, namun
apabila masuk ke badan air dan terakumulasi dapat menyebabkan penurunan kualitas
air yang cukup berarti.
17 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
Limbah padat / sampah domestik adalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia,
sedangkan non-domestik merupakan sampah dari suatu proses / kegiatan yang
dilakukan. Besaran timbulan sampah domestik yang dihasilkan, diperkirakan berdasar
SNI Nomor 3242 Tahun 2008 adalah 2 L/orang/hari.
Pemanfaatan
kembali
Gambar 9. Bagan Alir Pengolahan Limbah Padat Tahap Konstruksi
TPS -- TPA
SAMPAH NON- SLURRY / SISA
ANORGANIK PIHAK KE-3
DOMESTIK PRODUKSI
18 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
MATERIAL URUGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
19 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
20 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
Electro Static Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan
effisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar.
Dengan menggunakan Electro Static Precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang
keluar dari cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16 % (dengan efektifitas penangkapan
debu mencapai 99,84%).
21 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
Hydrant Halaman / Pillar Hydrant adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang
membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Perencanaan sistem instalasi
akan dilakukan bekerjasama dengan pihak penyedia (pihak ke-3).
Perencanaan kebutuhan Tabung Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang akan
diaplikasikan pada Industri Alas Kaki, mengacu pada National Fire Protection
Association (NFPA), NFPA 10 : Standard for Portable Fire Extinguishers, 2013
Edition. Pertimbangan dalam melakukan analisa :
- Industri Bata Ringan termasuk dalam Kebakaran Kelas A dan Kelas C, yaitu
Kebakaran dari bahan-bahan padat yang mudah terbakar seperti kayu, kertas,
plastik, kain serta kebakaran yang disebabkan arus listrik pada peralatan seperti
permesinan, panel listrik dan lain-lain.
- Estimasi jumlah APAR dan penyebaran berdasarkan rating minimum dan jarak
tempuh seperti berikut :
Sumber : National Fire Protection Association (NFPA), NFPA 10 : Standard for Portable
Fire Extinguishers, 2013 Edition
Kebutuhan APAR pada setiap area (berdasarkan fungsi lahan) dianalisa berdasarkan
maximum luas area yang dapat diproteksi APAR yaitu 11250 ft 2 / 1045 m2 ; kebutuhan
masing masing area lebih detail pada Tabel 8:
22 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
23 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
24 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
25 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
Pelaksanaan konstruksi Industri Bata Ringan dapat dimulai dengan mengacu pada
jadwal proyek dan kesiapan segala prasarana penunjangnya. Tata laksana konstruksi
dapat diurutkan sebagai berikut :
- Fasilitas Bawah Tanah
Fasilitas bawah tanah Industri Bata Ringan adalah berupa pipa bawah tanah, jaringan
listrik, saluran bawah tanah. Pembangunan fasilitas bawah tanah diperlukan karena
pertimbangan faktor keselamatan dan efektifitas operasional. Pengerjaan fasilitas
bawah tanah dilakukan setelah selesainya aktivitas ekskavasi / pengerukan lahan.
- Pondasi dan Tiang Pancang
Pondasi sebagai penyangga (support) terhadap bangunan diatasnya mempunyai
bermacam tipe tergantung bentuk dan beban bangunan diatasnya. Tiang pancang (pile)
ditanam pada titik titik tertentu untuk memperkuat pondasi terutama untuk menopang
peralatan berat. Jenis tiang pancang juga bervariasi tergantung bentuk dan bobot
peralatan yang akan disangganya.
- Erection
Istilah erection ditujukan pada aktivitas pemasangan struktur baja, pemasangan
peralatan utama maupun peralatan penunjang termasuk pipa-pipa. Pemasangan
berbagai jenis peralatan diatur oleh jadwal yang tersusun dengan memeprtimbangkan
efektivitas pekerjaan. Pertama adalah pemasangan struktur baja dan beton untuk
pondasi. Kemudian diikuti pemasangan peralatan utama (major equipment) seperti
reactor (silo, tangki mixer, conveyor, autoclave, dll), kolom pemisah, dan peralatan
utama lain sesuai desain pabrik, dipasang lebih dahulu. Pemasangan peralatan utama
tentu memerlukan upaya dan pengontrolan yang sangat ketat dan tidak boleh salah.
Ketidakuratan pemasangan dampaknya akan berpengaruh pada tahapan starat-up atau
operasional produksi.
- Bangunan Permanen
Setelah semua pondasi dan tiang pancang serta pekerjaan erection telah selesai, maka
pendirian bangunan permanen dapat dilakukan. Bangunan permanen Industri Bata
Ringan ini antara lain berupa bangunan ruang kontrol (control room), ruang untuk
genset, steam boiler, kompresor. Selain itu bangunan permanen juga meliputi kantor,
kantin, musholla. Kantor dalam lingkungan pabrik menempati area yang terpisah secara
fisik dengan pabrik dan dibuat memenuhi standar perkantoran pada umumnya. Hal ini
untuk menjaga agar segala operasional administrasi pabrik dapat berjalan dengan
lancar. Selain itu juga dibangun gudang untuk menyimpan bahan baku dan juga barang
jadi (finish good). Bahan baku cair akan ditampung di area tersendiri (tank farm).
26 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
27 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN
PerMen LH No. 16 Tahun 2012
Keterangan :
- Proses Penggilingan
Merupakan proses penghalusan bahan (kapur dan pasir silika) pada mesin Ball Mill
dengan ditambahkan air, kemudian menghasilkan slurry silica. Slurry silica yang
dihasilkan kemudian alirkan ke tempat pengadukan.
- Proses Pengadukan
Dilakukan untuk pengaturan kekentalan slurry silica. Kemudian, slurry silica dengan
kekentalan yang telah disesuaikan dialirkan ke bak yang akhirnya akan digunakan pada
proses mixing. Pada bak ini juga menampung sisa potongan produk (cutting process)
yang sudah dicetak untuk diolah kembali.
- Proses Mixing
Merupakan proses pencampuran slurry silica, semen, gypsum dan aluminium pasta
menggunakan mesin mixer dengan kadar yang telah ditentukan sehingga menghasilkan
adonan AAC yang kemudian akan dituangkan (casting) ke gerbong pencetakan (mould
box).
- Proses Pemanggangan (rising)
Setelah adonan tertuang dalam mould box, selanjutnya merupakan proses
pemanggangan yang dilakukan dalam ruang pemanas. Sumber energi dihasilkan dari
boiler yang menggunakan bahan bakar gas, sehingga lebih ramah lingkungan. Proses
pemanggangan dilakukan 40 menit. Saat proses, campuran pasir silika, semen, kapur,
gypsum, air dan alumunium pasta menimbulkan terjadinya reaksi kimia. Alumunium
bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir silika dan air sehingga
membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembung udara di dalam
campuran. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali
lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pengembangan atau pembusaan,
hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Rongga-rongga
udara yang terbentuk ini yang membuat produk menjadi ringan.
- Proses Pemotongan
Proses pemotongan merupakan proses dilakukan setelah adonan mengalami proses
pemanggangan. Proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin cutting.
Setiap mould box dapat menghasilkan 240 potong bata ringan. Sisa potongan diolah
kembali dimasukan pada bak di proses pengadukan.
- Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan di mesin Autoclave atau diberi uap panas dan diberi
tekanan tinggi. Suhu di dalam Autoclave sekitar 183 oC selama 17 jam.
28 | R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n
INDUSTRI BATA RINGAN