Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Analisis Jurnal Aplikasi Bisnis dan Teknologi Informasi

Disusun oleh:
Nama: Vikri Alif P
NPM: 16117095
Kelas: 4KA13

Sistem Informatika
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2021
Jurnal yang dianalisis:
1. Aplikasi Pengolahan Data Delivery Order di PT. Sinarmas Industries.
2. Aplikasi Sistem Informasi PEMBELIAN dan Penjualan Pada Toko Citra
Computer Cilacap.
3. Persepsi Penggunaan Aplikasi Internet Untuk Pemasaran Produk USAHA
Kecil Menengah (Studi kasus sampel sejumlah 30 unit UKM).
4. Akuntansi Lingkungan Sebagai Suatu Sistem Informasi: Studi Pada
Perusahaan Gas Negara (PGN).
5. Pemodelan UML Sistem Informasi Monitoring Penjualan dan Stok Barang
(Studi Kasus: Distro Zhezha Pontianak)
1. Aplikasi Pengolahan Data Delivery Order di PT. Sinarmas Industries.
(JURNAL SISFOTEK GLOBAL ISSN : 2088 – 1762 Vol. 4 No. 1 / Maret 2014)

 Pembahasan:
PT. SINAR MONAS INDUSTRIES adalah sebuah perusahaan manufacture yang
bergerak dalam bidang distributor kabel fiber optic. Sebagai distributor pastinya
setiap harinya melakukan pengiriman ke customer-customer. Dalam pengiriman
barang ke customer, hal yang paling penting dibawa adalah Delivery Order (Surat
Jalan). Karena Delivery Order (Surat Jalan) ini merupakan surat perintah
pengiriman yang dibuat dan dikeluarkan oleh pihak Gudang sebagai bukti
pembelian barang oleh customer dan sebagai bukti pengeluaran barang yang
nantinya digunakan sebagai alat penagihan pembayaran. Oleh karena itu Delivery
Order (Surat Jalan) ini harus disimpan dengan baik.

PT. Sinar Monas Industries ini berkantor pusat di Rukan Artha Gading Niaga
Blok D Kav. No. 7 Jl. Boulevard Artha Gading, Kelapa Gading-Jakarta. Untuk
Penerbitan Delivery Order (Surat Jalan) ini diterbitkan oleh kantor pusat yang
setelah itu dikirimkan melalui email ke Gudang yang bertempat di kawasan
industri Jati untuk digunakan sebagai surat resmi pengantar barang yang
tercantum di dalamnya yang ditujukan kepada customer dan digunakan juga
sebagai dokumen untuk pengeluaran barang. Karena surat jalan itu diterbitkan di
kantor pusat maka surat jalan itu juga setelah di serah terimakan maka harus di
ekspedisi atau dikembalikan lagi ke kantor pusat untuk digunakan sebagai alat
penagihan.

Saat ini pengolahan data untuk ekspedisi Surat jalan ke kantor pusat masihlah
sangat manual, karena untuk pendataan list surat jalan masuk dan kembali ke
kantor pusat masih menggunakan Ms. Excel, selain itu untuk data surat jalan yang
akan di ekspedisi dilakukan dengan pencatatan manual. Untuk itu ini sangatlah
membuang waktu dan tenaga, sehingga membuat pekerjaan menjadi lebih lama.
Dimana dalam pengolahan datanya untuk 1 surat jalan membutuhkan waktu
sekitar 5 menit. Bisa dibayangkan bagaimana itu sangat membuang waktu dan
tenaga, sedangkan surat jalan yang masuk dan keluar itu setiap harinya berjumlah
puluhan.

Oleh karena itu untuk dapat mempermudah Admin gudang dalam pengolahan data
Delivery order yang masuk dan kembali ke kantor pusat serta mempermudah
dalam proses pencarian data delivery order yang lebih cepat, mudah dan efisien
dibutuhkan sistem aplikasi yang dapat membantu memecahkan masalah yang
terjadi pada pengolahan data yang masih manual menjadi terkomputerisasi.
 Metode yang digunakan:
Penulis akan menganalisa sistem yang berjalan di PT. Sinar Monas Industri.
Sistem yang di analisa berkaitan dengan pengolahan data delivery order, yaitu
mengenai delivery order (surat jalan) masuk dan delivery order (surat jalan)
kembali atau ekspedisi. Untuk menganalisa penulis menggunakan diagram
Unified Modelling Language (UML). Penulis menggunakan diagram Unified
Modelling Language (UML) karena bahasa pemrograman yang dipakai
berorientasi objek.

Use Case Diagram Pengolahan Data Delivery Order Sistem Yang Berjalan

Perancangan sistem digunakan:

1. Use Case Diagram Sistem Pengolahan Data Delivery Order.


2. Activity Diagram Surat Jalan Masuk.
3. Activity Diagram Surat Jalan Kembali Atau Ekspedisi.
4. Sequence Diagram Surat Jalan Masuk.
5. Sequence Diagram Surat Jalan Kembali atau Ekspedisi.
6. Class Diagram Pengolahan Data Delivery Order.
 Kesimpulan:
Dalam penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pengolahan
Data Delivery Order (Study Kasus di PT. Sinar Monas Industries)” maka di ambil
kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem pengolahan data delivery order masuk dan delivery order ekspedisi
pada bagian gudang PT. Sinarmonas Industries masih belum
terkomputerisasi.
2. Proses pembuatan laporan delivery order masuk dan delivery order
ekspedisi di PT. Sinarmonas Industries belum efektif, sehingga sering
terjadi keterlambatan informasi mengenai delivery order masuk dan
delivery order ekspedisi.
3. Rancangan sistem Informasi pengolahan data delivery order yang dibuat
oleh penulis lebih mengutamakan pada input data delivery order masuk
dan delivery order ekspedisi. Sistem ini mampu menggantikan sistem yang
berjalan dan mempercepat proses delivery order pada perusahaan.

 Keunggulan:
1. Mempermudah Admin gudang dalam pengolahan data Delivery order
yang masuk dan kembali ke kantor pusat.
2. Mempermudah dalam proses pencarian data delivery order yang lebih
cepat, mudah dan efisien.
3. Sistem ini mampu menggantikan sistem yang berjalan dan mempercepat
proses delivery order pada perusahaan.
 Kekurangan:
1. Sering terjadi keterlambatan informasi mengenai delivery order masuk
dan delivery order ekspedisi.
2. Sistem belum terimplementasi.
2. Aplikasi Sistem Informasi PEMBELIAN dan Penjualan Pada Toko
Citra Computer Cilacap.
(Jurnal Pro BisnisVol. 3No.2Agustus 2010)
Tidak semua usaha terutama usaha kecil sudah menggunakan
sistem terkomputerisasi untuk menjalankan usahanya. Salah
satunya adalah Citra Computer. Citra Computer adalah salah satu
toko komputer dan aksesoris komputer yang terletak di kabupaten
Cilacap. Selama ini Citra Computer masih menggunakan sistem yang
manual dalam operasional penjualan dan pembelian. Pencatatan dan
pengolahan data barang, jumlah dan harga barang, data
supplier,data transaksi pembelian serta data transaksi
penjualan masih menggunakan tulisan tangan yaitu dengan
catatan nota. Hasil survey dari penelitian di CitraComputerCilacap
diperoleh data tentang penjualan barang dari bulan Januari sampai
dengan Juni 2009.
Hal ini dapat berpengaruh dalam tingkat keramaian pembeli
yang mengakibatkan penjual mengalami kesulitan untuk mengelola dan
menghitung transaksi penjualan secara cepat, tepat, dan efisien. Sistem
informasi pengolahan data pada toko Citra Computer masih
menggunakan buku besar, sehingga terkadang mengalami kesulitan
dalam pengontrolan barang maupun pembuatan laporan.
Kendala lain dalam menggunakan sistem pencatatan yang
manual adalah penjual membutuhkan waktu dalam pencarian data
barang. Hal ini menyebabkan pembeli harus menunggu lama untuk
melakukan transaksi dikarenakan pihak dari penjual mengalami
kesulitan untuk memastikan barang tersebut ready stockatau tidak.
Selain itu, pencatatan secara manual juga dapat menyebabkan
data-data atau nota transaksi yang telah dibuat sewaktu-waktu hilang
yang disebabkan oleh keteledoran para pekerja.
Dengan adanya berbagai kendala dalam menggunakan sistem
pencatatan manual untuk transaksi pembelian serta penjualan di
Citra Computer Cilacap maka penyusun tertarik untuk merancang dan
membangun suatu aplikasi sistem informasi pembelian dan penjualan
pada Toko Citra ComputerCilacap.Hal ini diharapkan dapat
membantu pengguna dalam mengelola proses pencatatan dan
pengolahan data.
 Metode yang digunakan:
Pengumpulan data penulis menggunakan metode SDLC:

1. Wawancara

Data yang diperlukan dikumpulkan dengan cara


pengamatan secara langsung terhadap semua kebutuhan yang diperlukan
pada objek penelitian, tidak terkecuali hardware dan software yang
mendukung perancangan suatu AplikasiSistem Informasi Pembelian
dan Penjualan Pada Toko Citra ComputerCilacap.Observasi dilakukan
pada tanggal 27 April 2012.

2. Observasi

Melakukan tanya jawab dengan pemilik toko ,karyawandan


pembeli, terkaitdengan perancangan suatu Aplikasi Sistem Informasi
Pembelian dan Penjualan Pada Toko Citra Computer Cilacap.

3. Studi Literatur

Mempelajari buku, artikel serta referensi lain yang terkait dengan


Aplikasi Sistem InformasiPembelian dan Penjualan Pada Toko Citra
Computer Cilacap.

Sedangkan untuk perancangan aplikasi, penulis menggunakan metode Waterfall.


Metode waterfall bisa juga disebut siklus hidup perangkat lunak. Disebut
dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu
selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.

 Kesimpulan:
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Telah dihasilkan sebuah aplikasi sistem informasi pembelian dan


penjualan pada toko Citra Computer Cilacap.
b. Dengan adanya suatu aplikasi sistem informasi pembelian dan penjualan
pada toko Citra Computer Cilacap dapat membantu dalam pencatatan data,
transaksi-transaksi, serta pembuatan laporan-laporan, secara
terkomputerisasi yang sebelumnya masih menggunakan proses manual.
 Keunggulan:
1. Dengan adanya suatu aplikasi sistem informasi pembelian
dan penjualan pada toko Citra ComputerCilacap dapat membantu
dalam pencatatan data, transaksi-transaksi, serta pembuatan laporan-
laporan, secara terkomputerisasi
2. Workflow yang jelas, waterfall merupakan pendekatan yang sangat
metodis, dimana setiap informasi akan tercatat dengan baik dan
terdistribusi kepada setiap anggota tim secara cepat dan akurat.
3. Hasil dokumentasi yang baik, dengan adanya dokumen, maka
pekerjaan dari setiap tim akan menjadi lebih mudah, serta mengikuti
setiap arahan dari dokumen tersebut.
 Kekurangan:
1. Membutuhkan tim yang solid, apabila salah satu tim tidak dapat
menjalankan tugas dengan semestinya, maka akan sangat berpengaruh
terhadap alur kerja tim yang lain.
2. Masih kurangnya fleksibilitas.
3. Untuk pembaharuan menggunakan metode Waterfall tergantung sulit
karena tidak fleksibel.
3. Persepsi Penggunaan Aplikasi Internet Untuk Pemasaran Produk
USAHA Kecil Menengah

(Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN:


1907-5022 Yogyakarta, 16 Juni 2007)

 Pembahasan:
E-commerce yang merupakan basis dari m-commerce oleh Turban
(2001) diidentifikasi terdiri dari Business To Business (B2B) dan Business
To Customer (B2C). B2B merupakan aplikasi e-commerce antar
bisnis, sedangkan B2C merupakan aplikasi e-commerce antara
bisnis/perusahaan dengan konsumen. Layanan B2C sendiri beragam dari
layanan e-malls atau cybermall, advertising online, electronic catalog, online
payment, customer service, service industries online. Bagi bisnis
pemanfaatan e-commerce merupakan peluang untuk menjangkau pasar yang
luas bahkan global dengan strategi pemasaran yang one-to-one marketing.

Hal tersebut tentu saja diimbangi dengan manfaat besar yang


dapat diperoleh dengan pemanfaatan e-commerce bagi para pelaku bisnis.
Dewasa ini tren terbesar pemanfaatan internet memang masih
didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar. Namun demikian
sebenarnya pemanfaatan e-commerce juga dapat dilakukan oleh Usaha
Kecil Menengah (UKM). Di Jepara, perusahaan-perusahaan mebel
telah menggunakan aplikasi internet untuk pemasaran produknya sampai ke
manca negara. Beberapa menggunakan e-mail, namun ada juga yang sudah
menggunakan aplikasi web sebagai e-catalog produk-produk yang
dipasarkannya. Artikel ini akan memaparkan hasil studi empiris terhadap
30 UKM yang ada di wilayah kabupaten Semarang mengenai tanggapan
mereka dalam hal pemanfaatan aplikasi internet untuk memasarkan produk
yang dihasilkan UKM tersebut. Studi empiris tersebut menggunakan
variabel penelitian proses adopsi aplikasi internet untuk pemasaran
produk (e-commerce), persepsi terhadap manfaat dan kendalanya.
 Metode yang digunakan:
Metode yang digunakan oleh penulis adalah sampel. Penelitian ini menggunakan
quota sampling yaitu akan diambil sampel sejumlah 30 unit UKM. Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

Untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian


ini, maka dilakukan analisis deskriptif yang meliputi langkah-langkah
berikut:

1. Rata-rata skor untuk:


A. Proses adopsi e-commerce:
 Kurang dari 1,85: tidak tahu
 1,85 – 2,67 : awareness
 2,68 – 3,50 : interest
 3,53 – 4,33 : evaluation
 4,34 – 5,16 : trial
 5,17 – 6,00 : adoption
B. Interpretasi terhadap manfaat
 4,2 – 5,00 : sangat tinggi
 3,4 – 4,12 : tinggi
 2,6 – 3,39 : cukup
 1,8 – 2,59 : rendah
 kurang dari 1,8 : sangat rendah
 semakin mendekati rata-rata skor 5,00 maka manfaat
semakin tinggi.
C. Interpretasi terhadap kendala
 4,2 – 5,00 : sangat tinggi
 3,4 – 4,12 : tinggi
 2,6 – 3,39 : cukup
 1,8 – 2,59 : rendah
 Kurang dari 1,8 : sangat rendah
 Semakin mendekati rata-rata skor 5,00 maka kendala
semakin tinggi.
2. Deskriptif kualitatif
 Kesimpulan:
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan E-Commerce
untuk pengembangan pemasaran produk UKM di Kabupaten Semarang cukup
berpeluang. Artinya ecommerce dapat dipergunakan sebagai media untuk
menyebarluaskan produk UKM beserta seluruh atributnya. Dengan demikian
pengembangan pemasaran produk UKM tersebut dapat tercapai dengan
kemampuannya untuk menjangkau pasar lebih luas. Sedangkan untuk transaksi,
masih dilakukan secara fisik dalam arti perlu ada pertemuan antara konsumen
(pasar) dengan produsen UKM maupun distributornya. Peluang tersebut
ditunjukkan oleh beberapa temuan sebagai berikut:

a. Penggunaan e-mail dalam fitur aplikasi ecommerce oleh para produsen


UKM
b. Keinginan para produsen produk UKM untuk menjangkau pasar lebih luas
dengan cara inovatif berbasis teknologi yang efisien.
 Keunggulan:
1. Memudahkan tercapainya tujuan penelitian, karena sampel
berdasarkan kriteria yang dibutuhkan.
2. Teknik ini cukup mudah untuk dilakukan.
3. Proses penelitian menjadi lebih efisien, karena sampel yang dipilih
akan mudah untuk ditemui dan dilakukan penelitian.
 Kekurangan:
1. Tidak termasuk random sampling.
2. Jumlah sampel tidak selalu menjamin bisa menjadi representasi
populasi yang diteliti.
3. Tidak dapat digeneralisasikan untuk diambil kesimpulan statistik.
4. Akuntansi Lingkungan Sebagai Suatu Sistem Informasi: Studi
Pada Perusahaan Gas Negara (PGN).

(Jurnal Bisnis dan Manajemen Volume 6 (1), April 2016 P-ISSN: 2087-2038; E-
ISSN: 2461-1182)

 Pembahasan:
Masalah lingkungan sekarang ini menjadi suatu krisis kompleks dan
menyentuh segala aspek termasuk akuntansi (Irawan, 2001). Akuntansi
Lingkungan sudah mulai berkembang dan berperan dalam meningkatkan nilai
perusahaan. Banyak penelitian dilakukan yang berkaitan dengan topik akuntansi
lingkungan. Penelitian ini umumnya dilakukan di negara maju, sedangkan untuk
negara berkembang khususnya Indonesia sudah mulai terus ditingkatkan beberapa
waktu lalu. Penelitian yang dilakukan di negara maju contohnya Australia,
mengenai penyediaan informasi lingkungan bagi perusahaan dan pengungkapan
informasi lingkungan dalam laporan tahunan pemerintah pusat yang berperan
dalam operasi perusahaan (Stagliano, 1998).

Akuntansi lingkungan bisa dikatakan masih relatif baru dan perlu


pengembangan menyeluruh. Hal ini perlu mendapat perhatian, sebab data dan
informasi yang terkandung di dalamnya sangat berguna bagi pengguna, dalam hal
ini pihak internal dan eksternal guna pengambilan keputusan. Lutz (1991)
menyebutkan adanya tiga hal yang tidak mampu dijelaskan oleh akuntansi
keuangan terhadap informasi lingkungan, ketiga hal tersebut adalah:

a. Sumber daya lingkungan dan alam tidak termasuk dalam neraca, yang
menunjukkan keterbatasan pengukuran, perubahan dalam lingkungan dan
kondisi alam.
b. Akuntansi yang bersifat konvensional dalam skala nasional gagal dalam
mencatat depresiasi atas kekayaan alam (seperti; air, udara dan gas alam).
c. Pengeluaran untuk memperbaiki aset lingkungan yang sering dimasukkan
dalam pendapatan

Ketiga hal di atas memerlukan suatu kerangka konsep yang mampu


menjelaskan dan memusatkan perhatiannya dalam bagaimana mengukur
lingkungan sehingga menjadi informasi penting bagi manajemen.

Berdasarkan rangkaian kondisi di atas, masalah yang muncul ketika


melakukan pengembangan akuntansi lingkungan adalah pengukuran
(measurement). Pengukuran suatu aset yang alami (natural asset) dan menghitung
manfaat serta biaya lingkungan yang nantinya akan dicantumkan dalam laporan
keuangan. Hansen dan Mowen (2003) menyebutkan bahwa environmental
performance mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam posisi keuangan
perusahaan mengenai informasi terhadap biaya lingkungan. Terkait dengan
kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup, (Makarim, 2004)
mengemukakan pentingnya perusahaan memilik laporan tentang lingkungan
hidup, di samping laporan keuangan perusahaan yang dikeluarkan setiap tahun.
Mengenai standar akuntansi yang akan digunakan dalam pelaporan lingkungan,
sudah ada beberapa perusahaan yang membuat laporan lingkungan akan tetapi
tidak menggunakan standar yang sama (Hadibroto, 2004). Perusahaan dalam
laporan tentang lingkungan hidup, membuat sesuai dengan kreasinya masing-
masing, seperti biaya untuk perbaikan perbaikan lingkungan atau biaya untuk
memperbaiki sistem produksi agar tidak mencemari lingkungan.

 Metode yang digunakan:


Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif Studi Kasus. Melalui
pendekatan ini peneliti berada dalam posisi tidak bisa mengontrol objek penelitian
dan fenomena akuntansi lingkungan yang sedang tren saat ini. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif.

 Kesimpulan:
Pelaporan informasi akuntansi biaya lingkungan di PGN sudah dilakukan
setiap tahunnya dan tercantum dalam laporan keuangan tahunan. Terdapat 7
klasifikasi biaya lingkungan di PGN, yaitu: biaya konservasi lingkungan, biaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan, biaya penyusunan dokumen lingkungan,
biaya kampanye lingkungan, biaya pengelolaan limbah, biaya pengeloaan
lingkungan dan biaya pelestarian lingkungan. Adanya pelaporan biaya lingkungan
ini memberikan hasil keuntungan positif bagi perusahaan. Model sistem informasi
akuntansi lingkungan yang dibuat merupakan integrasi biaya lingkungan dengan
keunggulan kompetitif perusahaan.

 Keunggulan Kuantitatif:
1. Dapat digunakan untuk menduga atau meramal.
2. Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila digunakan sesuai
aturan.
3. Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua atau
lebil variabel.
 Kekurangan Kuantitatif:
1. Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi).
2. Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang
jauh maka kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
3. Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk
menganalisis data yang populasi atau sampelnya sama.
4. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan
(sampel) yang jumlahnya sedikit (> 30).
 Kelebihan Analisis Deskriptif:
1. Bermanfaat dalam menentukan karakteristik subjek
2. Bermanfaat untuk mengukur tren data
3. Mampu membuat perbandingan
4. Memvalidasi kondisi yang ada
 Kekurangan Analisis Deskriptif:
1. Tidak dapat menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana
2. Bergantung pada tanggapan orang
3. Keacakan sampel tidak mewakili seluruh populasi
4. Memungkinkan adanya bias dari peneliti
5. Pemodelan UML Sistem Informasi Monitoring Penjualan dan
Stok Barang (Studi Kasus: Distro Zhezha Pontianak)

(JURNAL KHATULISTIWA INFORMATIKA, VOL. IV, NO. 2 DESEMBER


2016)

 Pembahasan:
Distro Zhezha merupakan salah satu pelaku bisnis yang sudah memiliki
banyak cabang di Kalimantan Barat. Dengan semakin banyaknya cabang, maka
pengelolaan dan monitoring tiap cabang juga akan semakin kompleks, dari
pemantauan stok barang di setiap cabang, mengetahui transaksi penjualan yang
terjadi serta penentuan harga jual barang di tiap-tiap cabang, dengan bantuan
teknologi yaitu dibuatnya sebuah model sistem informasi monitoring penjualan
dan stok barang, maka permasalahan-permasalahan tersebut akan dapat
diminimalisir.

Pelaku bisnis dapat memonitoring penjualan dan stok barang di setiap


cabang serta menentukan harga jual barang di tiap-tiap cabangnya.

Dengan mengetahui proses monitoring penjualan dan stok barang pada


distro Zhezha, maka dapat dirancang sebuah model dalam bentuk UML sistem
informasi monitoring penjualan dan stok barang pada distro Zhezha.

Gambaran fungsional dari suatu sistem yang akan dibangun sehingga


dapat dipelajari oleh pengguna. Berikut merupakan Use Case Diagram Sistem
informasi monitoring stok barang dan penjualan pada Distro Zhezha.
Berikut Activity Diagram yang dibutuhkan:
1. Diagram Login (Karyawan dan Kasir)
2. Activity Diagram Logout
3. Diagram Mengelola Data Cabang
4. Diagram Mengelola Data Karyawan
5. Diagram Laporan Penjualan
6. Stok Gudang
7. Diagram Mutasi Barang
8. Diagram Mengelola Stok Barang Cabang
9. Diagram Transaksi Penjualan

Berikut Sequence Diagram yang dibutuhkan sama seperti diagram diatas.

Class diagram:

Terakhir, penulis memuat Deployment Diagram:


 Kesimpulan:
1. Dengan adanya sistem informasi monitoring penjualan dan stok barang
ini, mempermudah pelaku usaha dalam memantau atau mengetahui
penjualan dan stok barang ditiap cabang.
2. Melalui sistem informasi monitoring penjualan dan stok barang ini
dapat membantu pelaku usaha dalam menentukan keputusan dari
informasi-informasi yang didapat dari tiap-tiap cabang.
 Keunggulan:
1. Menyediakan bahasa pemodelan visual yang ekspresif dan siap pakai
untuk mengembangkan dan pertukaran model-model yang berarti.
2. Menyediakan mekanisme perluasan dan spesialisasi untuk memperluas
konsep-konsep inti.
3. Mendukung spesifikasi independen bahasa pemrograman dan proses
pengnembangan tertentu.
4. Menyediakan basis formal untuk bahasa pemodelan.
 Kekurangan:
1. UML bukan bahasa pemrograman visual, melainkan bahasa pemodelan
visual.
2. UML bukan spesifikasi dari tool, tapi spesifikasi bahasa pemodelan.
3. UML bukanlah proses, tapi yang memungkinkan proses-proses.

Anda mungkin juga menyukai