BAB I - IV Atau V - DAFTAR PUSTAKA
BAB I - IV Atau V - DAFTAR PUSTAKA
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Romie Setiawan
NIM. 13510043
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Romie Setiawan
NIM. 13510043
ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
Jl. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 512156 Fax. (0274) 512156 Yogyakarta 55281
Ketua Sidang/Penguji I
v
HALAMAN MOTTO
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Saya Persembahkan Untuk : Kedua Orang Tua Dan Saudara/I
Serta
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam semesta. Allah yang Jalal
sekaligus Jamal hingga tampak wajah-Nya yang Kamal. Salawat dan salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad Saw. Karena cahayanya yang menyinari setiap
Karya skripsi ini hampir tidak dapat dikatakan buah kerja keras dan doa
ataupun sebuah masterpiece untuk tugas akhir kuliah dan pengisi rak perpustakaan
kampus. Penulis melihat bahwa skripsi ini hanyalah sebuah “jalan” yang harus
dilampaui karena dialektika suluk penulis menuju hadirat-Nya harus terus berlanjut.
Tentunya penulis patut bersyukur atas bimbingan dan arahan dari beberapa
orang yang penulis rasa perlu memperoleh sekedar ucapan terima kasih dari
1. Terima kasih kepada bapak saya Abdulrahman dan ibu saya Nurhayati yang
telah menjadi orang tau terbaik, yang telah memberikan petuah, bimbingan,
doa dan semangat kepada penulis. Terima kasih juga kepada saudara/I
berserta semua keluargaku baik dari keluarga bapak maupun ibu, berkat
2. Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A. selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
viii
3. Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.A., M.Hum selaku Dekan Fakultas
dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan
Kalijaga.
5. Terima kasih kepada Bapak Drs. Muzairi, M.A. dan Ibu Fatimah, M.A.,
arahan, bimbingan selama saya masuk kuliah dan sampai akhir penyelesaian
skripsi ini.
7. Seluruh dosen yang telah mendidik dan yang telah membagi ilmunya untuk
9. Terima kasih kepada teman-teman Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam
kuliah.
ix
10. Terima kasih kepada kawan-kawan Sanggar Teater Gendhing, Study Club
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Allah Swt. menerima semua
amal kebaikan dan membalasnya dengan balasan yang lebih, serta ditulis sebagai
untuk penulis khususnya dan untuk semua pembaca pada umumnya. Amin.
Romie Setiawan
x
ABSTRAK
Dalam penelitian ini penulis menggunaka metode penelitian kualitatif yaitu jenis
penelitian kepustakaan (library research). Bersumber pada data literer, yaitu buku, jurnal
serta karya ilmiah. Dengan teknik pengumpulan data Peneliti secara langsung terjun dalam
melakukan penelitian, peneliti sebagai key instrument. Data yang sudah terkumpul
dianalisis secara kualitatif, dengan mendeskripsikan, membahas dan memberikan
interpretasi dan melakukan studi analisis filosofis mengenai eksistensi dan teknologi
digital.
Dari hasil penelitian ini perubahan manusia di era digital ditandai dengan,
munculnya identitas digital sebagai individu yang bersifat virtual. Menjadikan konsep
tentang diri dan identitas tanpa makna karena ldentitas digital dapat diciptakan secara tak
terbatas. Selain itu, munculnya media sosial sebagai ruang sosial berbasis digital
mengakibatkan halusinasi sosial. Menjadikan manusia terpisah dengan lingkungan sosial
disekitar. Aktivitas media sosial menyebabkan mereka terjebak dalam pencitraan di dunia
virtual, baik dalam menciptakan citranya sendiri dan orang lain. Pengaruh dari munculnya
identitas digital. Mengakibatkan keterasingan diri secara eksistensial, terasing dengan
dunia nyata dan menghilangkan peranan tubuh sebagai wujud yang merasakan, sehingga
terpisah dari akar eksistensinya. Menurut Marcel manusia sebagai subjek merupakan
manusia yang bereksistensi, berperasaan, berpikir, dan terbuka pada yang lain.
Kemunculan media sosial, menjadikan proses interaksi antara manusia berpotensi besar
pada pemalsuan identitas diri, dan memandang orang lain hanya sebagai pusat informasi,
bukan sebagai subjek tapi objek. Marcel menyebutnya hubungan lui, hubungan yang
menjauhkan manusia dari kepenuhan eksistensi untuk mencapai ada. Dengan melakukan
tahap-tahap dalam partisipasi yaitu mengagumi, melakukan refleksi pertama dan kedua,
dan mengekplorasi kehidupan. Hubungan lui akan berubah menjadi hubungan
intersubyektivitas yang dilandasi cinta dan kehadiran antara manusia. Sehingga dapat
melahirkan harapan dan kepercayaan pada diri manusia secara personal pada ada yaitu
engkau yang absolut.
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
xii
E. Manuisa Dalam Hubungan Transenden .................................................... 54
BAB III EKSISTENSI MANUSIA DI ERA DIGITAL ...................................... 62
A. Pengertian Eksistensi Manusia .................................................................. 62
B. Pengertian Era Digital ............................................................................... 66
C. Sejarah Kemunculan Era Digital................................................................ 67
D. Perubahan Manusia Secara Persona dan Sosial Di Era Digital ................. 71
1) Perubahan Manusia Secara Persona Atau Individu
Dengan Kemunculan Identitas Digital.................................................... 73
2) Perubahan Manusia Secara Sosial Dengan
Kemunculan Media Sosial ……………………………………………. 83
BAB IV IDENTITAS DIGITAL DAN MEDIA
SOSIAL MENURUT FILSAFAT GABRIEL MARCEL ................................... 92
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
untuk manusia dalam melangsungkan kehidupan. Hal ini tidak dapat dipungkiri
catatan sejarah yang tidak bisa dilupakan. Peristiwa perang dunia pertama dan
kedua misalkan, merupakan tragedi dunia, sebuah hasil kemajuan ilmu dan
teknologi yang tidak dapat dihindari. Ini merupakan suatu peristiwa yang akan terus
masa kini tidak lepas dari peristiwa masa lalu. Peristiwa tersebut telah melahirkan
eksistesial dari peristawa seperti perang dunia yang pernah terjadi sedit banyak
Terlebih lagi semenjak munculnya teknologi digital suatu teknologi yang tidak lagi
hari terus di kembangkan telah menciptakan ruang baru yaitu ruang maya yang
Dalam kehidupa sosial sekarang, interaksi secara langsung sudah bisa ditanggalkan
dan digantikan dengan pola komunikasi serta interaksi melalui ruang maya.
Sehingga jarak dan waktu tidak lagi menjadi hambatan dalam melakukan interaksi
sosial. Dengan pola serta interaksi sosial baru semacam ini tidak bisa dipungkiri
zaman modern ini kata Van Cleve Morris tak lebih dari sekedar sekrup industri1.
kehidupan sosial pada tiga tingkat, yaitu pada tingkat individu, antar individu, dan
komunitas. Pada tingkat individu menciptakan secara artifirsial konsep tentang diri
dan identitas, yang membuat matinya identitas. Kedua pada tingkat interaksi antar
individu, telah mampu menciptakan relasi sosial yang bersifat virtual yang
membuat interaksi sosial yang dilakukan tidak di dalam sebuah teritorial nyata akan
tetapi dalam halusinasi teritorial. Dengan kata lain ruang image yang direkayasa
secara artifisial, suatu ruang yang paling terbuka terhadap penipuan, pemalsuan dan
1
Bayraktar Bayrakli, Filsafat Eksistensialisme: Perspektif Tasawuf Dan Filsafat Mengatasi
Problema Eksistensi Manusia Jalaluddin Rumi Sampai Filsofof Kontemporer (Jakarta: Perennial
Press, 1996), hlm. 3.
3
suatu komunitas yang berbentuk wujud berupa citraan grafis di dalam sistem
menciptakan diri dan identitas baru yaitu wujud digital atau seperti yang dikatakan
oleh yasraf identitas maya. Dengan menciptakan identitas diri dalam ruang maya
maka, terjadi peralihan eksistensi yang cukup signifikan dalam kehidupan konkrit
atau nyata. Dikarenakan diri dan identitas manusia sebagai seorang individu telah
terbagi menjadi bagian yang tidak utuh sebagai individu. Proses pembentukan diri
dan identitas dalam ruang maya ini, memang cukup bisa mewakili diri dan identitas
pembuat akan tetapi tetap tidak bisa utuh. Karena, manusia menjadi pribadi atau
individu dikarenakan manusia memiliki jiwa dan badan yang bersatu, ia adalah jiwa
tubuh. Tidak dapat disederhanakan dengan identitas buatan yang terwujud dalam
dunia digital. Digantikannya manusia sebagai individu nyata dengan avatar sebagai
sebuah representasi diri dan identitas manusia di dalam dunia virtual4. Menjadikan
manusia sebagai individu hanya bersifat objektif, dikarenakan diri dan identitas
2
Yasraf Amir Piliang. “Masyarakat Informasi Dan Digital: Tekologi Informasi Dan Perubahan
Social”, Jurnal Sosioteknologi Edisi 27 Tahun 11, Desmber 2012, hlm.
3
Kasdin Sitohang, Filsafat Manusia: Upaya Mebangkitkan Humanisme (Yogyakarta: Kanisius,
2009), hlm. 35.
4
Hatmi Prawita Achsa Dan M. Arif Affandi, “Representasi Diri Dan Identitas Virtual Pelaku
Roleplay Dalam Dunia Maya”, jurnal Paradigma, Volume 03, Tahun 2015, hlm. 6.
4
ketergantungan terhadap media sosial. Media sosial menjadi ruang baru dalam
melakukan interaksi sosial, interaksi yang bersifat tradisional telah beralih pada
interaksi berbasis digital. Hubungan antara manusia satu dengan yang lain tidak lagi
indentitas diri, yang bisa berubah-ubah di media sosial. Bahanya lagi ketika, avatar
manusia yang tidak memiliki karakter serta terpisah dari realitas kehidupan manusia
Pribadi manusia yang memiliki suara hati dan perasaan mulai dikaburkan
oleh bentuk hubungan interaksi dunia maya yang hanya melihat citraan manusia.
citraan bukan sebagai diri yang personal. Hal demikian membuat manusia
datum, bukan sesuatu hal, melainkan lebih merupakan hasil yang dicapai memaluli
jeri payah yang bermunculan dari lingkungan luar. Maupun terhadap berbagai
bentuk kecenderungan pengahancuran diri yang tersembunyi dibalik diri insani itu
sendiri. Proses saling memberi dan menerima, saling mempengaruhi antara individu
secara otomatis individu dapat memperoleh dan meningkatkan kekayaan batin serta
tak berdaya, kekuatannya habis tersia-sia dan tujuan hidupnya sempit, tak tentu arah
serta buram mengaburkan. Sekiranya seorang insan tidak lagi menghayati dorongan
peranan manusia sebagai subjek yang memiliki akal budi dan kebebasan untuk
manusia harus bisa menemukan kembali jati dirinya sebagai individu dan persona
yang terdapat dalam diri manusia sebagai pribadi. Karena pribadi manusia bukanlah
5
Zulkarnain, “Filsafat Khudi Mohammad Iqbal Dan Relevansinya Terhadap Masalah
Keindonesiaan Kontemporer”, Tersis Pasca Sarjana Universitas Negeri Sumatera Utara Medan,
2016, hlm 82.
6
Kasdin Sihotang, Filsafat Manusia Upaya Membangkitkan Humanisme, hlm. 32.
6
konsep abstrak, manusia adalah mahluk yang konkrit. Sifat konkrit itu terungkap
dalam enam elemen dasar yang ada dalam dirinya. Pertama, karakter merupakan
harmonisasi pada seseorang. Kedua, akal budi keistimewaan manusia karena akal
budi adalah dasar untuk melahirkan ide-ide dan berefleksi, untuk mencari
kebenaran dan membawa manusia sampai pada kesadaran tentang kualitas hidup.
menentukan diri seseorang bukan orang lain melaikan dirinya sendiri sebagai
bagian hakiki dari kepribadian seseorang karena suara hati merupakan pedoman
hidup bagi setiap orang dalam mengambil keputusan untuk menentukan prilaku
baik dan buruk dalam hidupnya. Keenam, perasaan merupakan ungkapan lubuk hati
Menurutnya pribadi sejati adalah bukan yang menguasai benda tetapi pribadi yang
dilingkupi Tuhan kedalam khudinya sendiri. Khudi adalah ego, pribadi, atau
berdasarkan waktu dan terbentuk serta didisiplinkan pengalaman diri. Watak dasar
esensial dari ego, sebagaimana konsepsi Islam adalah memimpin karena ia bergerak
dari amr (perintah) Ilahi. Artinya realitas eksistensial manusia terletak dalam sikap
7
Kasdin Sihotang, Filsafat Manusia Upaya Membangkitkat Humanisme, hlm 42-43.
7
keterpimpinan egonya dari yang Ilahi melalui pertimbangan, kehendak, tujuan dan
apresiasinya. 8
Khudi dalam arti metafisis, adalah perasaan tentang aku yang tak dapat
dilukiskan, yang merupakan dasar dan keunikan tiap individu. Dari segi etisnya,
khudi berarti mengandalkan diri, harga diri, percaya pada diri sendiri,
hidup dan kekuatan untuk tetap membela kebenaran, keadilan, kewajiban, dan
sebagainya. Secara praktis ego metafisis adalah pendukung dua hak utama yakni
untuk hak hidup dan hak untuk bebas seperti ditetapkan oleh hukum Tuhan9.
sama lain saling berhubungan dan dipengaruhi, bersama dengan kesatuan tujuan
direktif. Seluruh realitas saya terletak dalam sikapku yang direktif. Kamu tidak
dapat memahami saya seperti suatu benda dalam ruang, atau sederetan pengalaman
Menurut Iqbal sumber kekuatan dan kekuasaan adalah realisasi diri, yakni
8
Zulkarnain, “Filsafat Khudi Mohammad Iqbal”, hlm 46.
9
Zulkarnain, “Filsafat Khudi Mohammad Iqbal”, hlm. 69.
10
Alim Roswantoro, Tuhan Dan Kebebasan Manusia Dalam Eksistensialisme Ateistik
(Yogyakarta: Idea Press, 2008), hlm. 138.
8
akan lebih dekat dengan Tuhan. Ia tidak lebur dalam keilahiaan tetapi menyerap
sifat-sifat keilahian ke dalam diri. Ego itu bersumber pada sifat hakiki dari ruh atau
the soul, yang menurut Iqbal menjadi energi direktif atau petunjuk bagi keputusan-
keputusan tindakan. 11
bergantung kepada teknologi dan beralihnya kehidupan pada dunia digital. Telah
mengubah pola hubungan antara manusia hanya dalam hubungan mempunyai dan
pribadi yang unik dan kongkrit atau khudi menurut Mohammad Iqbal dalam
dalam kemajuan teknologi yang semakian pesat dan cepat. Keterasingan manusia
manusia menjadi alat dari mesin, yang pada awalnya manusia mengendalikan dan
menggunakan mesin tetapi kini ia telah menjadi alat yang dikendalikan mesin. Alat-
alat itu semula melanyani perintah dan kehendak manusia namun kini manusia ada
di bawah kendali dan kehendak alat-alat. Di mana prilaku manusia di dunia dewasa
manusia yaitu batin atau kehidupan spritualitas dalam diri manusia secara
individual.
11
Alim Roswantoro, Tuhan Dan Kebebasan Manusia, hlm. 138.
9
keras demi realisasi eksistensi batinnya secara penuh. Puncak dari kedewasaan
tidak dapat dicapai dengan komunikasi yang dibentuk oleh makna-makna dari
objek. Ia hanya dapat dihasilkan dengan komunikasi yang tulus ikhlas dengan orang
lain. Kedewasaan manusia dapat dinilai dengan kedekatannya terhadap sesama dan
Tuhannya. 12 Menurut Muhammad Iqbal bahwa ada beberapa hal yang memperkuat
khudi yaitu cinta (isyrq), faqr, semangat atau keberanian, toleransi, kasb al-halal
mempunyai daya semangat yang kuat. Jika seseorang bisa mengendalikan cinta
maka anataranya dan harapannya tiada lagi penghalang dan kesulitan. Cinta
kekuatan-kekuatan yang ada di dalamnya. dan ideal seseorang muslim yang sedang
Kedua, faqr suatu sikap hidup yang aktif dalam menundukkan dunia materi.
Ketiga, berani berarti insan yang sadar bahwa dirinya adalah pembuat nasibnya
Keempat, toleransi adalah sikap menghargai kepada kebenaran dan cinta akan
12
Bayraktar Bayrakli, Filsafat Eksistensialisme: Perspektif , hlm. 80.
10
loyalitas dan ajaran-ajaran yang sempit picik serta sektaris. Tindakan toleransi
mendukung proses pendidikan ego seorang insani menurut Iqbal prinsip dari
perbuatan yang mendukung ego ialah menghargai ego dari diri sendiri maupuan
hal-hal atau ide-ide hanya melalui upaya sendiri yang berarti, dari usaha aktif dan
benar-benar tidak termasuk semua pikiran tentang penyangkalan diri, jadi apapun
yang menghambat perkembangan ego itu fatal bagi kehidupan. Menikmati apa yang
bukan dilakukan oleh usaha dan kerja keras diri adalah buruk bagi ego. Keenam,
berkerja jujur serta kreatif, dalam pandangan Iqbal hidup adalah kehendak kreatif
yang ia sebut sebagai soz, yang berarti kehendak kreatif yang bertujuan yaitu diri
selalu bergerak ke satu arah. Menurut Iqbal ego adalah kausalitas bebas, ia
mengambil bagian dalam kehidupan dan kebebasan ego mutlak, ego dihidupkan
oleh ketegangan interaktif dengan lingkungan yang mempertinggi kualitas diri 13.
eksistensialis yang berasal dari Prancis. Eksistensi menurut Gabriel Marcel tidak
diartikan cara berada manusia tetapi lebih ditekankan ada secara nyata. Dalam
ada, karena menurut Marcel mempunyai mengandung arti hubungan antara aku dan
13
Zulkarnain, “Filsafat Mohammad Iqbal”, hlm. 64.
11
berada di luar diriku. Kata mempunyai hanya dapat menunjukan pemilikan atau
suatu hubungan baik di dalam atau luar. Suatu bahaya timbul jika seseorang itu
menurut Marcel dalam hidup ini seseorang itu mengubah tekanan dari mempunyai
sehingga ada pada dasarnya merupakan aktivitas subjek untuk dapat membuka diri
agar dapat dikenal dan mengenal subjek lain, untuk kemudian menjalin komunikasi
mencintai sesamanya, karena tanpa itu, pengetahuannya akan terisolasi dalam ego-
individu lain diperlukan adanya cinta kasih. Dengan cinta kasih, maka hubungan
yang terjalin akan harmonis. 15 Jika manusia asing dengan dirinya dan tidak terbuka
dengan orang lain maka akan bahaya. Karena ia tergoda untuk selalu memperluas
14
Save M. Dagun, Filsafat Eksistensialisme (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 91.
15
Siti Qomariah Jurusan Akidah Filsafat Fakultas Ushuluddin Dan Humaniora IAIN Antasari
Banjarmasin, “Intersubjektivitas, Cinta Dan Kesetiaan Dalam Film Habibie & Ainun Perspektif
Eksistensialisme Gabriel Marcel” , Jurnal Studia Insania, April 2015, Vol. 3, No. 2, hlm 141.
16
Save M Dagun, Filsafat Eksitensialisme, hlm. 93.
12
Tuhan akan menyebabkan suatu kekosongan yang mengerikan, ketika Tuhan tidak
mengada, aspek-aspek metafisika dan nilai-nilai tidak akan muncul, dan sebagai
akaibatnya tidak akan ada kesadaran tentang apa itu baik. Jika Tuhan tidak ada, tak
ada sesuatu yang terlarang sehingga menjadikan manusia tidak akan memiliki
manusia, yang telah dipisahkan dari Tuhan, kembali ke Tuhan adalah cinta Ilahi,
melalui efek cinta Ilahi, tubuh manusia yang dibentuk oleh bumi mendaki ke langit,
jalan dan hati manusia. Ketika manusia menulis tentang cinta, logika tak dapat
Dalam filsafatnya, Marcel juga menjelaskan tentang konsep cinta yang akan
konsep cinta ini dalam relasi antara manusia. Menurut Marcel relasi manusia
rasa cinta. Namun Marcel menerangkan bahwa relasi antara manusia, tidak selalu
yang bersifat objektif. Maka dari itu Marcel, menjelaskan konsep tentang harapan.
Pada konsep harapan inilah, akhirnya akan mengantarkan manusia secara personal
17
Bayraktar Bayrakli, Filsafat Eksistensialisme: Perspektif”, hlm. 94.
18
Bayraktar Bayrakli, Filsafat Eksistensialisme: Perspektif , hlm. 80.
13
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
bidang filsafat, terutama bagi pihak yang memiliki keinginan untuk mengetahui
D. Tinjauan Pustaka
Gabriel Marcel. Dalam tesis tersebut secara garis besar membahas tentang
tentang karakter dari manusia milenial yaitu manusia yang berhubungan erat
Dalam tesis tersubut juga membahas bahwa manusia tidak lagi memahami
atas gambaran tentang mesin. Selain itu juga muncul tentang manusia massa
instan melalui internet dan media sosial. Secara umum permasalahn yang
diteliti dalam penelitian ini, karena dalam penelitian ini penulis hendak
dalam arti ini kehadiran orang lain merupakan hal yang mutlak, hidup
Kierkegaard, Matrin Heidegger, Gabriel Marcel, Jean Pau Sartre dan Karl
manusia akan tetapi berbeda dengan penelitian yang akan ditulis peneliti.
atau kediriannya dan manusia secara sosial pada era digital menurut
manusia pada sesuatu yang bersifat transendental yaitu yang disebut Marcel
eksistensialisme.
19
Kasdin Sihotang, Filsafat Manusia, hlm. 101.
16
Karl Jaspers, Gabriel Marcel dan Jean Paul Sartre, sedangan dari Islam di
wakili oleh Al Ghazali dan Muhammad Iqbal. Skiripsi ini juga, menjelaskan
subjek. Selain itu juga, membahasa manusia sebagai mahkluk sosial, dengan
4. Jurnal filsafat vol. 22, nomor 2, agustus 2012. Karya Septiana Dwiputri
permukaan saja, karena tidak sampai kepada substansi ada atau hanya
itu juga membahas mengenai Aku dengan tubuhku dan relasi dengan yang-
kesatuan yang misteri dan tidak dapat ditentukan secara tepat. Aku tidak
identik dengan tubuhku, juga tidak di luar tubuhku karenana aku adalah
tubuhku, sejauh aku adalah makhluk yang merasakan. Relasi antara aku
lain dicari dalam upaya untuk berjumpa dan berpartisipasi, suatu imbauan
akan kesediaan satu bagi yang lain. Aku dengan orang lain sangat
lain mencapai taraf kita, sebuah relasi antara individu dan mengakui
dan cinta satu dengan yang lain, suatu perjumpaan yang eksistensial bukan
harapan sehingga membuat yang lain membuka diri dan memberikan tempat
dalam dirinya dan menjadi bagian dirinya. Harap dalam relasi ini hanya
kedirian, dan tujaun individual. Harap yang dimiliki oleh setiap individu
fenomena kematian ketika bencana melanda, atau dalam melihat orang lain
tengah musibah yang terjadi bukan sebagai objek namun sebagai individu.
Marcel manusia sebagai subjek. dan juga, manusia sebagai mahkluk sosial
manusia.
5. Buku yang di tulis oleh Drs. Save M. Dagun filsafat eksistensialisme dalam
Marcel dan diakhiri oleh Jean Paul Sartre. dan pada bagian akhir buku ini
dengan bukunya Drs. Save M. Dagun. Dalam penelitian ini, penulis hendak
Marcel terkait dengan manusia sebagai subjek. Selain itu juga, membahasa
dijelaskan mengenai cinta dan kesetian dalam film Habibie dan Ainun
informasi dan perubahan social). Pada bagian awal jurna ini membahas
mengenai pengertian cyberspace yaitu ruang baru yang bersifat artifisial dan
dalam tulisan tersebut Yasraf menganalis serta suatu ruang baru yaitu
Marcel manusia sebagai subjek. dan juga, manusia sebagai mahkluk sosial
E. Kerangka Teori
mempunyai beberapa hal yang hanya melekat pada dirinya. Manusia sebagai
Dalam pandangan Marcel ada atau being, diartikan sebagai sesuatu yang
berada dalam diri individu yang merupakan ciri khas dari seorang individu,
yang bersifat primer sekaligus yang membedakannya dengan yang lain. Ada
atau being bisa diartikan sebagai sesuatu yang melekat dalam diri seseorang
atau keakuan seorang individu serta sebagai penentu eksistensi, karena tidak
ada eksistensi tanpa adanya being. Being ini merupakan tahap terdalam pada
seorang individu sebagai sesuatu yang tidak dapat direduksi. Being mengacu
pada realitas terdalam tempat sesuatu yang eksis, karena itu Marcel mengatakan
Misteri diartikan oleh Marcel sebagai sesuatu yang berada dalam diri
individu yang tidak dapat dipecahkan dan direduksi. Misteri tidak berada di depan
atau di luar diri individu, melainkan individu itu sendiri termasuk misteri20. Maka
dari itu manusia menurut Marcel adalah misteri. Memandang manusia sebagai
misteri berarti melihat manusia sebagai subjek, dalam artian bahwa manusia selalu
berada dalam situasi yang menentukan eksistensinya sebagai individu yang belum
bahwa manusia, sebagai makhluk yang sadar akan keberadaan hidupnya yang
20
Siti Qomariah, “Intersubjektivitas, Cinta Dan Kesetiaan”, hlm. 141.
23
sebagai misteri atau manusia yang menurut Marcel adalah manusia yang
hubungan antara individu dengan individu lain dalam menjalani kehidupan bersama
kehadiran ini dapat terwujud dikarenakan ada perjumpaan. Perjumpaan dalam hal
ini memiliki makna yang mendalam. Yaitu suatu keadaan di mana dua individu
mengadakan suatu kontak dalam bentuk hubungan yang intim, yang mana
keduanya saling membuka diri dan hati yang berarti “bersama dengan”. 21
Dalam kehadiran orang lain dipandang sebagai le toi atau engkau bukan
sebagai dia dan mereka. Kehadiran merupakan sebuah misteri22, dalam arti suasana
yang menyelimuti ikatan hubungan pribadi, yang mana misteri tersebut hanya dapat
dirasakan dan dipahami ketika berpartisipasi. Dua orang baru dikatakan hadir satu
21
Siti Qomariah, “Intersubjektivitas, Cinta Dan Kesetiaan”, hlm. 142.
22
Gabriel Marcel, Misteri Eksistensi terj. Agung Prihantoro (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005),
hlm. 325.
24
sama lain bila mereka mengarahkan diri yang satu kepada yang lain dengan cara
yang sangat berlainan dari cara ketika menghadap objek lain selain manusia.
Memandang orang lain sebagai engkau berarti pertama, dia yang tidak saya
perlakukan sebagai objek, koleksi, daftar, atau pusat informasi. kedua, dia yang
tidak saya adili, melainkan yang kepadanyalah saya membukakan diri untuk
percaya. Ketiga, dia yang sanggup memberikan jawaban kepadaku. Keempat, dia
yang dapat saya himbau. Kelima, dia yang saya cintai. Keenam, dia yang menjadi
harapan bagi saya. Ketujuh, dia yang hadir bagi saya dan kepadanya saya setia.
Dalam hubungan ini aku memperlakukan diriku dan orang lain sebagai misteri.
Marcel tentang eksistensi serta menganalis pengaruh dari teknologi di era digital
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
23
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta Pt Rineka
Cipta, 2006), hlm. 89.
25
yang bersifat deskriptif analitis, yaitu menggunakan data yang ada lalu disusun dan
dibahas.
2. Sumber Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan data literer, yaitu buku, jurnal serta
karya ilmiah yang berkaitan dengan ekistensi manusia dan kehidupan manusia di
era teknologi digital. Untuk literature yang menjadi sumber data adalah :
a) Data primer, yaitu data yang berkaitan langsung dengan objek material
Buku Dr. P.A. Van Der Weij yang berjudul Filsuf-Filsuf Besar Tentang
26
Filsafat Teknologi Don Idhe Tentang Dunia, Manusia dan Alat. Buku
Humanisme).
komunikasi dan opini public vol. 21 No. 1, Juni 2017, Robby Darwis
lain-lain.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, kerena jenis penelitian ini
dengan cara mencari informasi dengan bantuan macam-macam materi seperti buku
dan jurnal yang terdapat di perpustakaan maupun media internet yang berkaitan
dengan judul skripsi ini. Dalam proses pengumpulan data peneliti secara langsung
terjun dalam melakukan penelitian, bahkan peneliti sebagai key instrument.24 Maka
dari itu peneliti menggunakan data literer, yaitu dengan membaca, mencatat dan
memahami buku, jurnal serta karya ilmiah yang berkaitan dengan judul skripsi ini.
dan saruan uraian dasar sehingga dapat ditentukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan data.25 Teknik pengolahan data dalam
penelitian ini, dikarenakan data yang dikumpulkan adalah data kualitatif, data
berikut;26
salah satu unsur hakiki yang menguraikan secara teratur mengenai suatu
24
Dr. Kaelan, M.S , Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat (Yogyakarta: Paradigm, 2005),
hlm. 150.
25
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Pt Remaja Rosda Karya, Agustus
2016), hlm. 280.
26
Jujun S. Suriasumantri, “Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan Dan Agama: Mencari Paradigm
Kebersamaa”, Dalam Ed. Mastuhu Dan Deden Ridwan, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam:
Tinjauan Antardisplin Ilmu, (Bandung: Kerjasama Nusantara dan PUSJARLIT,1998), hlm. 54-45.
27
Dr. Kaelan, M.S , Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta Paradigm, 2005),
hlm. 250.
28
disajikan secara abstrak dan dilepaskan dari hidup kongkrit, namun harus
dirasakan bahwa konsepsi yang disajikan memang lahir dan tumbuh dari
diskripsikan.
dilalui dalam analisis antara lain reduksi data, klasifikasi data, display data
verbal yang difokuskan pada objek penelitian, dalam hal ini berkaitan
E. Sistematika Pembahasan
28
Anton Bakker Dan Achmad Charis Zubair, Metode Penelitian Filsafat (Yogyakarta, 2005), hlm.
112.
29
Dr. Kaelan, M.S , Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, hlm. 69.
29
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan maksud dari penelitian ini adalah
mencari tahu tentang pengaruh dari teknologi digital pada eksistensi manusia di era
digital perspektif filsafat eksistensialisme Gabriel Marcel. Maka dari itu, penulis
membagi sistematika pembahasan yang terdapat dalam penulisan ini dengan tujuan
bab ini akan dijabarkan biografi Gabriel marcel dan pemikiran Gabriel marcel
sejarah kemunculan era digital dan perubahan manusia di era digital; manusia
beralihnya interaksi sosial ke media social. Ketiga, cinta dan harapan pada era
hasil penelitian ini. Kemudia saran dari penulis untuk para pembaca dan peneliti
selanjutnya.
121
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berkomunikasi.
information as reality.
memiliki dua kemungkinan. Yakni, bisa jadi sama atau jadi berbeda
akhirnya dalam ruang siber atau dalam dunia digital siapa pun tidak
media sosial, seperti memilih nama pengguna dan kata sandi, maka
123
ada.
seseorang dalam dunia nyata bisa saja membuat satu, dua, tiga atau
kemampuan teknologi.
hitungan detik.
personalitas dan gaya hidup setiap orang. Apa yang terjadi di dalam
relasi sosial. Relasi yang dibangun dalam media sosial bukan bentuk
yang sudah melek internet dari sejak lahir. Prilaku instan yang
Akan tetapi apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu
126
Apa yang lihat di sebuah media sosial adalah diri mereka yang
semuanya itu dibatasi oleh layar kaca. Pada akhirnya, manusia akan
Berarti manusia yang terlibat secara langsung dengan situasi dan kondisi
subjek, dalam arti bahwa manusia selalu berada dalam situasi yang
128
berpikir, terbuka pada yang lain. Bukan diri yang terdapat dari sistem
satu paham bahwa satu tubuh satu identitas. Identitas tersebut akan
terpaku dalam satu tubuh yang akan berkembang dan berubah seiring
129
bertambahnya usia. Tubuh saya adalah tubuh saya sejauh saya tidak
memandangnya terpisah.
Sejauh saya tidak membuat jarak antara diri saya dan tubuh saya
saya dapat menegaskan bahwa saya identik dengan tubuh saya. Selama
terasakan atau saya adalah tubuh saya selama saya adalah sebuah wujud
bisa saja membuat satu, dua, tiga atau bahkan ribuan identitas virtual
terbelah dan secara tidak langsung membuat dirinya terasing akan ke-
diri dan identitas manusia sebagai subjek, adalah manusia yang sadar
akan dirinya dan lingkunganya serta, ikut aktif dalam situasi kongkrit
dan dengan orang lain demi kebenaran adalah suatu bentuk partisipasi.
menjadikan kita sadar, ada selalu berarti ada bersama. Aku sebagai
subjek hanya dapat berkembang secara wajar dan dewasa, sejauh aku
muncul.
kekesadaran yang semakin penuh. Untuk mencapai itu saya yang belum
meyadari situasi saya harus menuju ada. Peralihan diri menuju ada ini
131
gambaran identitas diri orang lain melalui gender, ras, pakaian dan
Pada akhirnya dalam ruang virtual atau dalam dunia digital siapa pun
lain. Hingga berujung pada bentuk saling memanfaatkan satu sama lain.
Marcel “the broken world” atau dunia yang terpecah. Dunia yang dinilai
pribadi yang otonom dan unik serta bernilai pada dirinya sendiri
Hal ini juga dijelaskan oleh pemikir dari timur yaitu Mohamad
Iqbal, menurut Iqbal pribadi sejati adalah bukan yang menguasai benda
akan lebih dekat dengan Tuhan. Ia tidak lebur dalam keilahiaan tetapi
Bukan menjadi pribadi manusia yang memandang diri sendiri dan orang
lain hanya sebatas the fuctional man. Yang menurut Marcel menjadikan
mengenal teritorial nyata. Media sosial telah menjadi ruang sosial pada
era digital, melalui sistem aplikasi yang sudah terprogram dengan kode-
yang dicapai melalui jeri payah yang bermunculan dari lingkungan luar,
yang tersembunyi dibalik diri insani itu sendiri. Proses saling memberi
yang beranekaragam.
sosial baru. Sebuah ruang sosial yang paling terbuka tehadap berbagai
dan simulasi.
sama lain. Setiap subjek atau individu yang terlibat di dalamnya sangat
seharusnya, yang benar, dan seperti yang real akan tetapi semuanya itu
Bentuk kebebasan yang ada pada layar kaca adalah kebebasan semu.
manusia lain.
sosial.
serta image atau visual seseorang yang mereka lihat di sebuah media
sosial adalah diri mereka yang sebenarnya atau yang palsu. Interaksi
sendiri. Memandang orang lain bukan lagi subjek atau pribadi yang
Secara tidak sengaja telah menjadikan dirinya serta orang lain hanya
atau lui.
Hubungan dia dan mereka atau lui adalah mereka yang menjadi
pusat informasi bagi saya. Berarti kehadiran mereka baru berarti bagi
bagi saya sejauh mereka sanggup memenuhi harapan atau kenginan saya
saya. Hubungan dia (lui) yang banyak terjadi di dalam media sosial
lain dipandang sebagai le toi atau engkau bukan sebagai dia dan mereka.
137
Memandang orang lain sebagai engkau berarti; Pertama, dia yang tidak
Kedua, dia yang tidak saya adili, melainkan yang kepadanya saya
jawaban kepadaku. Keempat, dia yang dapat saya himbau. Kelima, dia
yang saya cintai. Keenam, dia yang menjadi harapan bagi saya. Ketujuh,
antara aku dan engkau menjadi kita. Persekutuan antara aku dan engkau
menjadi kita, itu mewujud dalam cinta. Rasa cinta ini akhirnya akan
berarti saya keluar dari dunia individual saya sendiri dan kemudian
antara dua subjek atau lebih yang sama-sama tertarik satu sama lain
ontologis.
untuk menciptakan diri yang palsu. Media sosial juga bisa menjadi salah
139
atau putus sama sekali, yang membuat manusia berhianatan, putus asah
selalu terbuka baginya dan juga tergugah untuk terbuka kepada masa
dan juga mendasarkan seluruh hubungan kita dengan orang lain kepada-
sesama serta menyatukan kita dengan banyak orang lainya. Harapan itu
intersubjektivitas yang rapuh tersebut dapat menjadi lebih kuat dan utuh.
dan hasil kreativitas manusia merupakan wujud yang sangat rapuh dan
tidak utuh. Sebagai suatu hal yan dapat memenuhi kepenuhan eksistensi
bukan sebagai ada itu sendiri, walaupun teknologi digital berperan besar
manusia untuk menuju ada. Maka dari itu menjadikan teknologi sepeti
media sosial yang merupakan salah satu hasil dari kemajuan teknologi.
terasing akan dirinya dan menjauhkan manusia dari ada (being) atau
Tuhan adalah cinta Ilahi. Melalui efek cinta Ilahi, tubuh manusia yang
dibentuk oleh bumi mendaki ke langit, ke Tuhan. Cinta yang tak dapat
hal ini logika atau pikiran yang rasional seperti yang dijelaskan Marcel
menjadi bagian dirinya sendiri, orang lain dan metafisika, manusia yang
yang berada diluar dirinya yang bersifat lebih tinggi yaitu engkau yang
terhadap diri dan orang lain terbatas hanya pada layar yang tersusun
tiga tahap yaitu dengan melakukan apa yang di sebut Marcel tahap-tahap
yang absolute.
dan khuda (ego besar), bahwa Relasi antara manusia sebagai khudi dan
144
Allah SWT sebagai khuda bersifat aktif. Manusia dan Allah SWT
diri, sedangkan arah dari Allah SWT berupa pemberian hidayah. Dalam
sehingga ada kedekatan antara ego kecil (khudi) dengan ego besar
(khuda). Ego kecil bersifat individual dan tidak lebur dalam individu-
individu yang lain dan selalu ada jarak antara ego kecil dengan ego
besar.
kembangakan dan yang memperkuat khudi yaitu cinta (isyrq) adalah roh
Selian itu juga yang mengarahkan segala kesanggupan sifat dan fitrah
Kedua faqr, sikap tidak peduli terhadap apa yang disediakan oleh
dunia ini karena ia mencita-citakan sesuatu yang kebih tinggi dari pada
lingkungna hidup.
145
dan ego orang lain. kelima, kasb al-halal (usaha halal), adalah hidup
dengan usaha dan nafkah yang halal yang berarti memperoleh cita dan
pada daya cipta dan keasliaan yang ditumbuhkan dari dalam diri
dengan Gabriel Marcel sebagai aku dan hubungan antara manusia yang
B. Saran
dan masih banyak poin-pin yang perlu diperjalas dan disempurnakan. Oleh
DAFTAR PUSTAKA
Achsa, Hatmi Prawita (dkk). Representasi Diri Dan Identitas Virtual Pelaku Roleplay
Adiansah, Wandi (dkk). Person In Environment Remaja Pada Era Revolusi Industry
Aji, Rustam. Digitalisasi Era Tantangan Media (Analisis Kritis Kesiapan Fakultas
Amteme, Gabriel Manek (dkk). Gabriel Marcel Filsafat Eksistensi Dan Konteks
Astuti, Yanti Dwi. Dari Simulasi Realitas Sosial Hingga Hiper-Realitas Visual:
Utama, 2014.
148
Farida (dkk). Media Tradisional Dan Media Online. AT-TABSYIR, Vol.3, No.1,
Juni 2015.
Lim, Francis. Filsafat Teknologi Don Idhe Tentang Dunia, Manusia, Dan Alat.
Konteks Peristiwa Bencana Alam. Jurnal Filsafat Vol. 22, Nomor 2, Agustus 2012.
2016.
Paradigma, 2005.
Terhadap Eksistensi Budaya Lokal. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Public
Nurudin. Tuhan Baru (Masyarakat Cyber Di Era Digital). Yogyakarta: Aditya Media
Publishing, 2012.
Piliang, Yasraf Amir. Masyarakat Informasi Dan Digital: Tekologi Informasi Dan
Qomariah, Siti. Intersubjektivitas, Cinta Dan Kesetiaan Dalam Film Habibie &
Ainun Perspektif Eksistensialisme Gabriel Marcel. Jurnal Studia Insania Vol. 3, No.
2, April 2015.
PT Kanisius, 2009.
Paradigm Kebersamaa” Dalam Ed. Mastuhu Dan Deden Ridwan, Tradisi Baru
Weij, Van Der Dr. P.A. Filsuf Besar Tentang Manusia. Terj. K. Bertens. Jakarta: PT
Kelemahan Dinamika Era Informasi Digital Dan Masyarakat Informasi. Jurnal Ilmu
Medan 2016.
151
CURICULUM VITAE
INFORMASI PRIBADI
No. Hp : 0813-8184-2154
Email : romiesetiawan23@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
RIWAYAT ORGANISASI