Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI KKP 2022

DESA JARAK JOMBANG


KLINIK ARSITEKTUR

NAMA : Marco Juan Wijaya


NRP : B12200081
TANGGAL KEGIATAN : 13 - 19 Juli 2022
MATA KULIAH : Service Learning (Klinik Arsitektur)

Pada saat pertama kali saya mengetahui ada acara Pengabdian Masyarakat KKP ini, saya merasa bahwa
ini merupakan sebuah hal yang cukup menantang dikarenakan saya harus tinggal di sebuah desa tepatnya Desa
Jarak selama 7 hari 6 malam. Ekspektasi awal saat saya membaca poster yang diberikan adalah sebuah desa
yang sangat-sangat kuno dan terbelakang. Namun ternyata dugaan saya salah, Desa Jarak bukanlah sebuah desa
yang seperti itu. Desa ini tidak seperti bayangan saya. Karena saya membayangkan bahwa desa ini akan terlihat
seperti desa di film “KKN DESA PENARI”. Ekpektasi dan realita yang saya bayangkan cukup berbeda.
Awalnya saya membayangkan bahwa penduduk disana akan sangat sinis dengan keberadaan kami dan pada
kenyataannya mereka tidaklah seperti itu. Para penduduk disana menerima kami dengan apa adanya dan dengan
penuh senang hati. Saya juga berekspektasi bahwa kami akan tinggal di sebuah rumah gubug kumuh dan
tentunya tidak akan nyaman untuk ditinggali karena mungkin kotor, jelek, dan bisa jadi tidak layak huni. Namun
lagi-lagi ekpektasi saya salah, rumah yang kami tinggali untuk 7 hari tersebut tidak terlalu jelek dan masih layak
huni. Rumah dari Pak Hadi cukup bersih bagi ukuran rumah di desa dan memiliki ukuran rumah yang tidak
begitu kecil juga. Rumah itu ternyata mampu menampung kami semua mahasiswa sejumlah 11 orang itu.
Banyak sekali hal yang ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi saya. Ternyata ekspektasi saya jauh terlalu
rendah dibanding kenyataannya :’).

Banyak pengalaman yang sebenarnya cukup menarik dari KKP kemarin. Banyak momen yang cukup
berkesan salah satunya adalah warga desa tersebut menganggap bahwa kami tidak mengerti bahasa jawa sama
sekali padahal setiap hari saya juga berbicara dalam bahasa jawa meskipun bukan bahasa jawa yang halus.
Namun meskipun seperti itu saya juga masih bisa mengerti apa yang mereka bicarakan dan mereka maksud.
Terkadang mereka takut mau bicara karena takut kita ga mengerti apa yang mereka maksud. Ada juga momen
dimana kita belajar banyak hal mengenai pembangunan di lapangan secara langsung. Kita turut membantu
proses pembangunan mulai dari galian tanah untuk di cor, pengecoran pondasi cakar ayam, pembuatan begel,
pengeraman kolom, memelintir kawat untuk pengikat besi-besi, pembuatan bekisting dari papan kayu,
pengadukan cor cor an, mengangkut adonan cor dengan artco maupun di “imbal” secara bersama-sama dengan
menyalurkan berurutan, hingga pengecoran kolom dan pembuatan sloof. Kegiatan-kegiatan tersebut cukuplah
berkesan menurut saya dikarenakan kita tidak mendapatkannya secara langsung di kampus. Sedangkan saat
melihat di lapangan secara langsung. saya jadi tau secara jelas aslinya bagaimana sih proses pembangunan itu.
Apa yang dipelajari di kampus dan di lapangan ternyata banyak sekali yang berbeda dari ekspektasi saya. Di
kelas saya tidak bisa membayangkan bagaimana sih cara untuk membuat begel mulai dari membengkokkannya
dahulu menggunakan kleiser, bagaimana sih cara mengaitkan begel pada besi sehingga bisa terbentuk kolom
besi. Hal- hal tersebut lah yang membuat saya jadi lebih paham mengenai proses pembangunan karena saya
melihat dan melaksanakannya secara langsung di lapangan. Berbeda dengan kita belajar dikelas yang jujur saja
membosankan, belajar di lapangan menurut saya bisa membuat saya lebih tertarik dan lebih seru dibandingkan
di kelas yang hanya belajar teori saja setiap hari. Jujur saja saat belajar di kelas SBBM misalnya saya kurang
paham mengenai apa sih pondasi cakar ayam itu, bagaimana cara membuatnya, gimana proses pemasangannya.
Namun saat melihat langsung dilapangan bisa membantu saya belajar lebih banyak dikarenakan saya jadi lebih
paham mengenai proses itu semua walaupun hanya dalam waktu 7 hari saja. Tetapi kelas SBBM tetap
menyenangkan kok, apalagi dosennya Bu Silvy :).

Korelasi antara pembelajaran di kampus dan di Desa Jarak sebenarnya cukup banyak hubungannya.
Hal ini dikarenakan apa yang dikerjakan di Desa Jarak ini sebenarnya sudah pernah dibahas pada saat kelas
SBBM semester 4 kemarin. Dengan adanya kelas di kampus ini jadi banyak teori yang kami dapatkan sehingga
jadi tau mengenai jenis jenis pondasi walaupun sebenarnya tidak paham paham banget. Dengan adanya KKP
kemarin saya merasa bahwa saya mendapat gambaran atau visualisasi lebih banyak tentang pondasi, kolom,
bekisting, cor, dan lain-lain. Antara pembelajaran di kelas dan di lapangan sebenarnya ada hubungannya.
Pembelajaran di kelas tentunya memberi kita informa dan ilmu mengenai semua hal tentang pembangunan.
Sedangkan pembangunan di desa kemarin itu praktek dari teori yang diberikan di kelas. Jadi dengan adanya
KKP kemarin ini membuat saya tau jelas bagaimana gambaran aslinya mulai dari pemotongsn besinya, ukuran
kolomnya seberapa, proses pembentukan begel, pemasangan begel, ngerami kolom, pengecoran kolom, dan
banyak lagi. Jadi KKP ini sangat membantu dikarenakan bisa memberi visualisasi mengenai pembangunan
tersebut.

Selain pengalaman mengenai ilmu pembangunan, saya mendapat banyak sekali pengalaman lain di Desa Jarak
ini. Dengan adanya KKP ini saya menjadi lebih akrab lagi dengan teman-teman karena selama 7 hari ini saya
berkumpul terus dengan mereka. Interaksi dengan warga di sana juga cukup baik dimana mereka menerima
kami dengan sepenuuh hati dan mereka juga mempersilahkan kami untuk tinggal di rumahnya selama seminggu
sampai memasakkan kami terutama keluarga Pak Hadi. Masakkannya Bu Hadi enak. Pengalaman lain mulai
dari pergi ke air terjun sampai ketinggalan kereta semuanya kita lewati bersama meskipun yang ketinggalan
kereta ngga semua :(. Pengalaman-pengalaman tersebut sangat berkesan karena belum tentu bahkan mungkin
tidak akan bisa diulang lagi di kemudian hari. Tidak ada masa-masa atau peristiwa yang dapat kita ulang lagi di
kemudian hari. Jadi apa yang kita lakukan sekarang lakukanlah dengan spenuh hati dan semaksimal mungkin.
Kalo mau nakal, nakal aja sekarang gapapa nanti kalo udah tua gabisa lagi soalnya. Kalo mau cari temen carilah
sekarang yang banyak mau dari jurusan arsitek ataupun jurusan lain karena kalo udah lulus kuliah susah cari
temen, yang ada malah tambah ngilang satu per satu. Kalo mau cari pasangan cari sekarang, sapatau habis lulus
mau langsung nikah.;). Sekian Refleksi dari saya. Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai