Lil Am
Lil Am
Oleh:
TIM KEHIDUPAN KEAGAMAAN
Marmiati Mawardi, Sulaiman, Romzan Fauzi, Dahlan AR,
Joko Tri Haryanto, Arnis Rachmadhani, Rosidin,
Lilam Kadarin Nuriyanto, Mustolehudin, Setyo Boedi Oetomo
KEMENTERIAN AGAMA
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA SEMARANG
2015
ii
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segenap rahmat
dan karunia-Nya Tim Peneliti Bidang Kehidupan Keagamaan Balai Penelitian dan
Pengembangan Agama Semarang dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Pelayanan Ibadah Haji oleh Kementerian Agama Terhadap
Kemandirian Jemaah Haji di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan
Selatan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan
manasik haji dan kemandirian jemaah haji serta pandangan jemaah/ tokoh agama
terhadap pelaksanaan manasik haji di kabupaten/kota di tiga provinsi tersebut.
Penelitian ini melibatkan 9 peneliti yang mengambil lokasi penelitian di 9
kabupaten/kota. Di Provinsi Jawa Timur terdiri dari 3 peneliti, yaitu Dra. Hj.
Marmiati Mawardi, M.Si. di Kabupaten Gresik, Setyo Boedi Oetomo, S.Pd. di
Kota Surabaya, dan Drs. Romzan Fauzi di Kabupaten Ngawi. Di Provinsi
Kalimantan Selatan terdiri dari 4 peneliti, yaitu Lilam Kadarin Nuriyanto, S.E,
M.Si. di Kota Banjarmasin, Mustolehudin, S.Ag., S.IPI., M.S.I. di Kabupaten
Banjar, H. Joko Tri Haryanto, S.Ag., M.S.I. di Kabupaten Tapin, dan Drs. H.
Sulaiman, M.Ag. di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Di Provinsi Nusa Tenggara
Barat terdiri dari 3 peneliti, yaitu Rosidin, S.E., M.M. di Kabupaten Lombok
Utara, Drs. H. Dahlan AR, M.S.I. di Kabupaten Lombok Tengah, dan Arnis
Rachmadhani, S.S., M.S.I. di Kabupaten Lombok Barat.
Secara umum, pelaksanaan bimbingan pembimbingan manasik haji di 10
wilayah penelitian baik di tingkat kabupaten/kota maupun pada kelompok
kecamatan sesuai dengan juklak. Meskipun dalam pelaksanaan pembimbingan
manasik ada yang dipadatkan, tetapi tidak mengurangi jumlah jam belajar dan
materi. Bahkan sebagian KUA berinisiatif menambahkan materi kewanitaan yang
disisipkan dalam materi fiqih dan travelling. Waktu pelaksanaan pembimbingan
bervariasi, ada yang dilaksanakan pada pagi hari atau pada jam kerja, ada pula
iii
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
yang dilaksanakan pada malam hari. Masing-masing daerah memiliki alasan
menyesuaikan dengan lingkungan, kondisi calon jemaah haji maupun narasumber.
Semarang,
Mei 2015
Kepala,
iv
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
Prof. (R) Dr. H. Koeswinarno, M.Hum
NIP. 19631201 198903 1 002
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
ABSTRAK
vi
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
sehingga untuk wilayah luar Jawa terutama Indonesia bagian timur biaya
tersebut sangat minim.
Persebaran Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) tidak merata, di
Jawa Timur banyak terdapat KBIH, tetapi di NTB dan Kalimantan Selatan hanya
sedikit KBIH, itu pun terbatas di wilayah kota. Pada wilayah di mana tidak
terdapat KBIH, maka BMH yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama
menjadi sangat penting dan dibutuhkan oleh calon jemaah haji. BMH dari
Kementerian Agama juga masih dibutuhkan oleh jemaah haji ‘madiri’ yang tidak
ikut dalam program KBIH. Calon jemaah haji ‘mandiri’ (tidak ikut di KBIH) juga
berupaya mendapatkan pengetahuan dan bimbingan manasik haji melalui
kelompok-kelompok bimbingan ibadah haji amatir (tidak berbadan hukum sebagi
KBIH) maupun kepada tokoh-tokoh agama (kyai, ustadz, Tuan Guru) di
lingkungan mereka. Adapun BMH melalui tokoh-tokoh agama umumnya hanya
berkisar pada materi bimbingan ibadah haji-umroh saja.
Sementara itu, di daerah dengan jumlah KBIH banyak maka kegiatan
BMH dari Kemenag menjadi tersubordinasi oleh kegiatan BMH dari KBIH
karena jemaah haji menganggap BMH Kankemenag-KUA sebagai pelangkap
untuk memperkuat pemahaman yang telah diperoleh dari KBIH. KBIH dalam
pandangan calon jemaah haji umumnya memiliki kurun waktu penyelenggaraan
bimbingan manasik haji yang relatif panjang (delapan – sembilan bulan sebelum
berangkat haji), narasumber yang kompeten, dan metode yang lebih efektif, yang
meliputi bimbingan manasik atau ibadah haji dan bimbingan perjalanan haji.
Kata kunci: manasik haji, manajemen, kemandirian, respon jemaah.
vii
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
DAFTAR ISI
Halaman Sampul............................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................... iii
Abstrak ............................................................................................................ v
Daftar Isi .......................................................................................................... vii
BAB I : Pendahuluan 1
BAB II : Pelaksanaan Pembimbingan Manasik Haji Oleh
Kementerian Agama di Provinsi Jawa Timur, Kalsel, dan
NTB
17
Oleh Marmiati Mawardi
BAB III : Pembimbingan Manasik Haji di KUA Kecamatan Kebomas
(Upaya Peningkatan Pemahaman dan Wawasan Calon
Jemaah Haji)
Oleh Marmiati Mawardi 35
BAB IV : Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di KUA Kecamatan
Amuntai Tengah Kalimantan Selatan 77
Oleh Sulaiman
BAB V : Pengaruh Pelayanan Ibadah Haji Oleh Kementerian Agama
Terhadap Kemandirian Jemaah (Studi Kasus di Kabupaten
Ngawi Jawa Timur)
Oleh Romzan Fauzi 123
BAB VI : Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji Oleh Kementerian
Agama di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kasus di KUA
Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah)
Oleh Dahlan AR 163
BAB VII : Pelayanan Bimbingan Manasik Bagi Jemaah Calon Haji
Oleh KUA Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat
Oleh Arnis Rachmadhani 191
BAB VIII : Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kabupaten Tapin
Kalimantan Selatan
Oleh Joko Tri Haryanto 243
BAB IX : Bimbingan Manasik Haji Kementerian Agama Kabupaten
Lombok Utara (KLU) Provinsi Nusa Tenggara Barat
Oleh Rosidin 283
BAB X : Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kota Banjarmasin
viii
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
Oleh Lilam Kadarin Nuriyanto 313
ix
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
BAB X
PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI
DI KOTA BANJARMASIN
Oleh: Lilam Kadarin Nuriyanto
1.1. Pendahuluan
Salah satu tugas Kementrian Agama dalam rangkaian pelaksanaan ibadah
haji adalah memberikan pembinaan kepada calon jemaah haji dan bimbingan
manasik. Tujuan pembinaan haji adalah mewujudkan jemaah haji yang mandiri.
Jemaah haji mandiri adalah jemaah haji yang dapat melaksanakan seluruh
rangkaian ibadah hajinya secara mandiri tanpa ketergantungan kepada perorangan
maupun kelompok, setelah mendapatkan bimbingan paket di Kecamatan dan
Kabupaten/Kota, dan atau KBIH (Kemenag.go.id/assets/data/arsip/buku pintar
PIHpdf).
Salah satu syarat menjadi haji mabrur adalah pemahaman mengenai
manasik haji secara utuh. Dalam proses pemahaman tersebut maka proses
pembelajaran dalam bimbingan manasik haji harus diarahkan pada kemandirian
calon jemaah haji. Kompetensi Jemaah haji mandiri adalah jemaah haji yang
memiliki kompetensi atau kemampuan memahami manasik haji dan ibadah
lainnya, serta dapat menunaikan ibadah haji dengan benar sesuai tuntunan ajaran
agama Islam. Bila dirinci kompetensi tersebut ke dalam indikator adalah sebagai
berikut: 1) dapat menyebutkan syarat rukun, wajib, sunah dan larangan ibadah
haji; 2) dapat melakukan manasik haji dengan benar sesuai tuntunan agama Islam;
3) dapat menyebutkan proses perjalanan ibadah haji; 4) dapat menjaga kesehatan
dan keamanan diri sendiri; 5) dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri
(http://haji.kemenag.go.id/v2/node/955362, didownload 24 Februari 2015).
Untuk mencapai kemandirian jemaah haji perlu adanya pembangunan
Sumber Daya Manusia terlebih dahulu. Sementara dasar yang kuat untuk
melaksanakan program pencapaian tujuan haruslah terdapat media, dan media
313
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
314
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
315
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
316
bimbingan ibadah Haji dan Umrah. Dari tujuan startegis ini yanga kan dicapai
adalah tercapainya kualitas pelayanan dan bimbingan ibadah Haji dan Umrah.
Sedangkan cara mencapai tujuan dan sasarannya adalah dengan mengupayakan
terlaksananya pelayanan dan bimbingan Ibadah haji yang berkualitas.(Kemenag
Kota Banjarmasin, 2013)
KUA membantu tugas-tugas Kementerian Agama di wilayah kecamatan.
KUA Kota Banjarmasin ada 5 buah yang tersebar di masing-masing kecamatan,
yaitu:
Tabel. 10.2. Daftar KUA Kota Banjarmasin
No Nama KUA Alamat
Jl. Brigjen H. Hasan Basri Komp. Kejaksaan Rt.16 Kayu
1 KUA Kec. Banjarmasin Utara
Tangi II Banjarmasin
KUA Kec. Banjarmasin Selatan
2 Jl. Balai Desa Rt.6 No. 33 Kelayan Timur Banjarmasin
3 KUA Kec. Banjarmasin Timur Jl. Gatot Subroto No.10 A Rt.34 Banjarmasin
Jl. Teluk Tirum Darat Tanjung Berkat Gg. Balai Desa
4 KUA Kec. Banjarmasin Barat
Rt.5 Rw.2 Banjarmasin
KUA Kec. Banjarmasin
5 Jl. Gunung Sari Cempaka Xii No. 21 Banjarmasin
Tengah
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
317
IK N
1 KEC. BANJ. UTARA 34 163 69 81 - - - -
2 KEC. BANJ. SELATAN 43 215 62 31 1 - - 2
3 KEC. BANJ. TIMUR 36 186 48 25 - 1 1 -
4 KEC. BANJ. BARAT 32 147 70 44 2 1 - -
5 KEC. BANJ. TENGAH 32 128 39 37 7 9 - 4
JUMLAH 177 839 288 218 10 11 1 6
Data jemaah haji Kota Banjarmasin pada tahun 2014 dapat dibedakan
dalam jemaah laki-laki dan perempuan dengan beberapa klasifikasi, yaitu
berdasarkan latar belakang pendidikan, pekerjaan, asal kecamatan, dan jenis
kelamin:
Tabel. 10.7. Data Jemaah Haji Bardasarkan Latar Belakang Pendidikan
SD/MI SMP/MTs SMA/K Diploma S1 S2 S3 Jml
Laki-Laki 24 45 66 17 67 3 1 223
Perempuan 56 51 96 26 62 7 0 298
Jumlah 80 96 162 43 129 10 1 521
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
318
Tabel. 10.11. Data Jumlah Penduduk Kec. Banjarmasin Utara Per Kelurahan
JUM PENDUDUK
LAH Perem-
No. KELURAHAN LUASNYA KK Laki-laki Penduduk
RT puan
1. Sungai Miai 1,59 KM2 39 4249 8246 8059 17.911
2. Alalak Selatan 0,15 KM2 33 1867 3350 3359 10.961
3. Alalak Tengah 4,25 KM2 35 6918 6618 6436 8.410
4. Alalak Utara 2,95 KM2 26 3785 5149 5129 16.724
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
319
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
320
PENGANUT AGAMA
No. KELURAHAN Katol Protesta
Islam Hindu Budha Jumlah
ik n
1. Sungai Miai 16305 - - - - 16305
2. Alalak Selatan 6312 193 109 1 94 6709
3. Alalak Tengah 12207 295 424 - 128 13054
4. Alalak Utara 10277 - 1 - - 10278
5. Kuin Utara 7434 - - - - 7434
6. Pangeran 19614 573 758 11 240 21196
Antas. Kecil
7. 15095 - - - - 15095
Timur
8. Surgi Mufti 12606 9 17 - - 12632
9. Sungai Jingah 8021 - - - - 8021
10. Sungai Andai 12891 5 4 4 2 12906
JUMLAH 134.547 948 450 65 55 136.124
Tabel. 10.12. Data Tempat Ibadah Kecamatan Banjarmasin Utara
TEMPAT IBADAH
No KELURAHAN Gereja
Gereja Pur
. Masjid Langgar Katoli Wihara
Protestn a
k
1. Sungai Miai 5 30 - - - -
2. Alalak Selatan 1 13 - - - -
3. Alalak Tengah 4 13 - - - -
4. Alalak Utara 2 14 - - - -
5. Kuin Utara 1 11 - - - -
6. Pangeran 8 15 - - - -
7. Antas. Kecil Timur 6 13 - - - -
8. Surgi Mufti 7 16 - - - -
9. Sungai Jingah 3 14 - - - -
10. Sungai Andai 4 19 - - - -
JUMLAH 41 159 - - - -
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
321
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
322
Tabel. 10.14. Data Jemaah Haji Kec. Banjarmasin Utara Th 2013 dan 2014
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Jumlah
Tahun 2013 38 38 37 38 151
Tahun 2014 42 42 42 - 126
Tabel. 10.15. Data Jemaah Haji Kec. Banjarmasin Utara Menurut Umur
Kelompok Umur 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 > 60 Jumlah
Jumlah 9 23 46 37 11 126
Prosentase 7,14 18,25 36,51 29,37 8,73 100
Tabel. 10.16. Data Jemaah Haji Kec. Banjarmasin Berdasar Sebaran Gender
Jemaah Prosentase
Laki-Laki 54 43%
Perempuan 72 57%
Jumlah 126 100%
Jumlah 47 37 24 4 9 2 3 126
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
323
peristiwa besar. Sehingga termasuk hajat besar dalam menjalankan rukun Islam
yang kelima. Acara ini sebagai sarana meminta maaf dan minta do’a kepada para
tamu undangan agar diberikan kelancaran dalam menjalankan ibadah haji sampai
pulang ke rumah. Aksesoris dalam meramaikan tasyakuran haji ini didaerah
tertentu ada yang masih menggunakan “gapura selamat datang” namanya sekiping.
Baik itu waktu berangkat maupun pulangnya, tulisannya dibuat diatas papan yang
dibentuk seperti kubah masjid ditulis “Selamat Jalan, atau Selamat Datang”.
Tradisi lain dalam mengantar jemaah ke embarkasi juga ada, yaitu dengan
mengikatkan kain selendang batik pada bagian depan mobil. Kain ini sebagai
pertanda sebagai kendaraan jemaah haji atau pengantarnya menuju embarkasi,
maksudnya agar mendapatkan jalan yang lancar dalam menuju ke embarkasi haji.
Biasanya yang mengantar satu atau sepasang haji dalam jumlah kendaraan yang
banyak.
Tradisi lainnya adalah tiap malam jumat mengadakan selamatan yaitu salat
hajat dirumah jemaah haji. Acaranya setelah salat magrib berjemaah dilanjutkan
dengan salat hajat, kemudian dilanjutkan dengan acara berdoa bersama untuk
mendoakan keselamatan jemaah hajinya dan membaca burdah. Kemudian
dilanjutkan dengan salat isya berjemaah, baru makan dan minum bersama. Hal ini
hanya dilakukan oleh sebagian masyarakat saja.
Ada juga sebagian masyarakat yang melakukan acara selamatan di hari 9
Dzulhijjah, waktu pelaksanaannya pagi hari sakitar jam 9 pagi dengan langsung
membacakan doa selamat bagi jemaah haji yang lagi di Arofah. Acara ini
maksudnya agar ketika melaksanakan haji di Arofah jemaah yang dimaksudkan
diberi kemudahan dan kesehatan. Uniknya acara ini dengan menggunakan jamuan
air kelapa.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
324
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
325
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
326
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
327
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
328
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
329
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
330
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
331
juga berasal dari praktisi, misalnya materi masalah penerbangan didatangkan dari
pihak maskapai penerbangan Garuda. Sedangkan materi yang berkaitan dengan
budaya arab diambilkan narasumber dari orang yang sudah lama tinggal di Arab
Saudi, atau seseorang yang baru saja tiba ditanah air dari Arab Saudi. Karena di
Banjarmasin banyak ustad-ustad yang setiap tahunnya selalu membawa jemaah
umroh. Jadi narasumbernya belum tentu ustad, yang penting adalah informasi
terkini keadaan Arab Saudi saat ini. Karena keadaan itulah yang akan dihadapi
oleh para calon jemaah haji. Bila materinya masalah kesehatan maka narasumber
juga diambilkan dari profesi bidang kesehatan yaitu dokter. Dokter ini bisa berasal
dari pejabat pemerintah kota di Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. Kalau
masalah kebijakan haji narasumber diambilkan dari kalangan Kemenag sendiri.
Setelah adanya kesesuaian antara narasumber dengan materi yang telah
ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah mengefektifkan pelaksanaan
pembimbingan manasik dalam jumlah besar yaitu dengan dialog tanya jawab
setelah selesai penyampaian materi manasik. Jadi komunikasi dua arahnya saat
sesi tanya jawab sekalian berdiskusi.
Panitia pelaksana berusaha mengefektifkan berlangsungnya tahapan tanya
jawab tersebut. Karena jumlah peserta yang banyak sekali maka panitia tidak
boleh lengah, yaitu harus jeli melihat kondisi jemaah yang kelihatannya ingin
bertanya tetapi tidak berani. Karena tidak semua peserta biasa berbicara di forum
terbuka dalam jumlah yang banyak. Karena itu panitia harus menanyakan apa yang
akan ditanyakan, kemudian ditulis dikertas yang disampaikan ke narasumber. Hal
ini bisa terjadi karena latar belakang jemaah yang beragam latar belakang
pendidikan dan profesinya. Selain itu juga pengalaman jemaah tentang
pemahaman materi manasik haji juga berbeda-beda. Ada jemaah yang belum sama
sekali belum pernah mengikuti kegiatan manasik diluar Kemenag, misalnya ikut
di KBIH atau di manasik mandiri yang diselenggarakan oleh masjid agung
Miftahul Ihsan. Selain itu banyak juga jemaah yang sudah mempersiapkan diri
dengan membaca buku-buku tentang manasik haji.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
332
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
333
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
334
pesawat, ke king abdul aziz, selama di mekkah, Medinan dan Jeddah. Peserta
disuruh menyebutkan keluhan-keluhan bila ada kekurangan-kekurangan. Peserta
mengisinya secara global semua pelayanan dan fasilitas dengan jawaban cukup
bagus. Dalam pelaksanaan manasiknya terdapat monitoring dari pihak Kantor
Wilayah Kementeria Agama Kalimantan Selatan.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
335
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
336
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
337
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
338
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
339
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
340
yang tidak dimengerti maka bisa meminta kejelasan kepada para pembimbing
manasik hajinya.
Setelah pembukaan para jemaah bermusyawarah untuk menentukan waktu
pelaksanaan manasik berikutnya. Tetapi yang berubah hanya jamnya saja,
sehingga tanggal dan harinya tetap sama. Kesepakatan dibicarakan antara para
jemaah dengan narasumbernya, sehingga disepakati dimulai jam 14.00 sampai jam
18.00. Jadi tetap selama 4 jam setiap kali pertemuan sehingga totalnya menjadi 48
jam pelajaran. Memang sulit untuk mengumpulkan orang banyak dalam waktu
bersamaan, dengan alasan berbagai kepentingan jemaah. Mereka ada yang
berprofesi macam macam sehingga jemaah dipersilahkan berdiskusi untuk
menentukan waktunya secara fleksibel. Pada intinya kemauan sesuai dengan
kondisi jemaah sehingga yang menjadi tujuan utama KUA agar semua jemaah bisa
datang selama bimbingan manasik.
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam bimbingan manasik haji
kurang lengkap. Sistem duduk peserta tidak menggunakan kursi tetapi lesehan di
bawah. Hal ini tentunya akan membuat suasana kurang nyaman karena jemaah
pasti capek duduk bersimpuh berjam-jam. Apalagi acaranya siang hari setelah para
jemaah melakukan kagiatan aktifitasnya sehari-hari. Peralatan yang bisa dipenuhi
oleh KUA adalah alat bantu pengeras suara, dimana kelompok yang di musala dan
di ruangan balai nikah KUA mendapat jatah semua.
Peralatan sebagai media menyampaiakan materi dari narasumber berupa
LCD juga tidak ada. Padahal ini sangat penting sekali dalam keberhassilan
penyampaian materi. Apalagi pelaksanaan bimbingan manasiknya terbagi dalam
beberapa kelompok dan ruangan yang berbeda, sehingga akan membutuhkan
beberapa alat. Kendala ini bisa sedikit teratasi dengan dipinjami LCD oleh salah
satu jemaah. Sehingga hanya kelompok yang di Musala At Thahiriyah saja yang
menggunakan LCD, yaitu kelompok dibawah asuhan narasumber H. Aspihani, Lc
(Kelompok II) dan Dr. H.Ahmadi H. Syukran, MM (Kelompok III). Satu LCD
dimanfaatkan oleh dua kelompok. Sedangkan kelompok dibawah asuhan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
341
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
342
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
343
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
344
ikut mengisi sebagai narasumber tentang kesehatan. Disini banyak jemaah yang
berkonsultasi tentang berbagai masalah kesehatan. Oleh beliau disarankan agar
membawa obat-obatan yang sudah biasa diminum sebelumnya. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi penyesuaian-penyesuaian akibat reaksi obat
terhadap tubuh bila obatnya jenis baru. Tentunya hal ini akan mengganggu
kegaiatan ibadah hajinya karena penyesuaian tubuh memerlukan waktu.
Adanya perpaduan antara silabus materi yang sudah ditentukan dari
kemenag dengan pengalaman-pegalaman narasumber saat bertugas mendampingi
jemaah haji atau umroh di Tanah Suci. Menurut dokumen sekunder yang peneliti
terima, bahwa daftar hadir semuanya terisi, begitu pula dengan para
narasumbernya. Semua materi yang digunakan sesuai kurikulum dari kanwil tetapi
materinya, narasumber membuat sendiri sendiri. Narasumber diberikan kebebasan
dalam membuat materi manasik terutama dalam pengalamannya saat bertugas
mengawal jemaah di tanah suci, tetapi tetap harus mengacu pada silabus materi
yang sudah ditetapkan dari Kanwil.
Berikut adalah jadwal kegiatan bimbingan manasik di KUA Banjarmasin:
Tabel 10.19. Jadwal Kegiatan Bimbingan Manasik di KUA Banjarmasin
Perte
Pokok Materi Tujuan Pokok Bahasan
muan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
345
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
346
Penilaian Afektif dengan rentang nilai C, B, dan A), nilai tertinggi A dan
terendah B
Gambar 10.1. Masjid Sabilal Gambar 10.2. Jemaah Haji Gambar 10.3. Bimbingan
Muhtadin Kec. Banjarmasin Utara saat Manasik Mandiri di Masjid
Manasik Massal Miftahul Ihsan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
347
Gambar 10.4. KUA Banjarmasin Gambar 10.5. MusalaAt Gambar 10.6. Dr.H.Ahmadi H.
Utara Thahiriyah Syukran, MM Narasumber
Kelompok III
Gambar 10.10. Drs. H. Gambar 10.11. Bimbingan Gambar 10.12. Masjid Jami’
Khairuddin Narasumber Manasik di Ruang Balai Nikah Teluk Tukiram Banjarmasin
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
348
Kelompok I KUA
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
349
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
350
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
351
jawab bisa membuat peserta manasik lebih jelas begitu juga dengan praktiknya.
Apalagi kalau ada video visualnya akan lebih mantap lagi.
Untuk sarana dan prasarana sudah mencukupi baik dilihat dari tempat
maupun menu makanan yang dihidangkan. Tetapi yang menjadi hambatan adalah
tidak tersedianya LCD untuk sarana penyampaian materi. Selain itu hanya ada satu
alat peraga ka’bah yang sudah dipakai kelompok lainnya, maka digunakan media
pengganti peraga ka’bah yaitu kursi ditaruh di tengah tengah jemaah dianggap
sebagai peraga ka’bah. Kemudian para jemaah diajak praktek mengelilingi kursi
tersebut. Sebelum itu dupraktekan cara menggunakan kain ihram bagi laki laki,
dan wanita. Tetapi diutamakan adalah tehnik memakai kain ihram bagi laki laki
agar tetap aman dan tidak terlepas.
Untuk masalah kewanitaan diberikan materi juga di KUA tetapi lebih
ditekankan untuk berhubungan intens dengan tim kesehatan. Tetapi bila bisa
disiasati maka jangan ditahan menggunakan obat penahan haid, tetapi dibiarkan
keluar dahulu. Misalnya bila masih ada waktu sebelum masa haji maka jangan
dicegah tetapi dikeluarkan saja sekalian. Kalau waktunya sudah mendekati masa
haji maka bisa menggunakan obat penahan haid.
Sebaiknya jemaah wanita yang sedang haid karena tidak bisa
melaksanakan kegiatan ibadah, maka sebaiknya bila tinggal dipondokan jangan
ditinggal sendiri tetapi ditemani mahrimnya. Bagi wanita yang sedang masuk
masa haid disarankan untuk tidak minum minuman yang mengandung soda,
karena sodanya lebih keras daripada di tanah air.
Jemaah haji dipersilahkan membawa obat-obatan yang sudah biasa
dikonsumsi oleh jemaah haji. Hal ini agar sudah sesuai dengan keadaan tubuh,
bila harus proses peyesuaian membutuhkan waktu sehingga akan mengganggu
pelaksanaan ibadah haji. Tentang masalah daya tahan tubuh agar pasien membawa
vitamin, kemudian memakai masker agar tidak mengalami polusi debu.
Tidak ada evaluasi secara khusus tetapi beliau mengadakan sistem
komunikasi dua arah dimana tanya jawab apa-apa yang beum atau masih
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
352
membingungkan para jemaah. Bahkan sesudah acara manasik kadang kami masih
bertanya lewat telepon kepada beliau.
Para pembimbing manasik orangnya sangat profesional sekali, dimana bisa
memanfaatkan keterbatasan sarana dan prasarana dalam melaksanakan
pembimbingan manasik. Selain itu ada yang tetapmau dihubungi setelah selesai
pelatihan manasik. Jadi para jemaah tidak di lepas begitu saja setelah selesai
program. Bahkan ada yang mau dihubunghi selama 24 jama saat para jemaah haji
melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Contohny saat jemaah ada yangbberdebat
tentang keabsahan tentang menginap di daerah perluasan Mina. Sehingga untuk
mencari jalan tengah berkonsultasi dengan salah satu pembeimbing manasik di
KUA lewat telepon. Setelah mendapatkan pencerahan maka bagi yang tetap ingin
menginap di daerah bukan perluasan Mina tetap dipersilahkan tetapi tidak boleh
mempengaruhi jemaah haji yang lain.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
353
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
354
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
355
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
356
Dari kejadian tersebut kemudian muncul ide dari beberapa jemaah untuk
melakukan survey agar bisa mendapatkan jalan pintas yang lebih dekat saat
melontar jumroh. Setelah dilakukan survey mereka mendapatkan jalan yang lebih
singkat. Ternyata jalan singkat tersebut digunakan oleh jemaah haji plus dari
seluruh dunia. Jemaah mendapatkan jalan tersebut setelah mendapatkan peta dari
jemaah dari negara lain. Jalan singkat itu Hal ini sangat membantu sekali,
terutama bagi jemaah yang sedang sakit.
Pada bimbingan manasik haji diarahkan agar membuat
kelompok-kelompok kecil selama ditanah suci, terutama saat di Masjidil Harram.
Hal tersebut dikarenakan akan memudahkan berkoordinasi sehingga keutuhan
kelompok tetap terjaga. Ada jemaah yang membentuk kelompok kecil yang terdiri
dari dua pasang suami istri, jadi kemana-mana mereka selalu berempat. Dalam
thowaf agar tidak terpisah maka istri terus berpegangan kepada suaminya.
Jemaah mampu membuat kesepakatan-kesepakatan, misalnya dalam
masalah pembagian kamar. Mereka melakukan sesuai dengan kesepakatan
masing-masing kelompoknya. Ada dua macam tipe yaitu dalam satu kamar ada
yang suami istri, ada juga yang pisah antara suami istri. Hal tersebu didasarkan
dengan pertimbangan kebutuhan masing-masing. Jemaah yang memilih pisah
antara suami istri berarti dalam satu kamar berisi perempuan semua atau laki-laki
semua. Hal ini didasari alasan kalau mau urusan pribadi lebih leluasa, misalnya
saat berganti baju. Karena kamar dalam satu kelompok biasanya saling
berdekatan, sehingga komunikasi tetap mudah. Begitu juga masalah untuk
berhubungan suami istri dibicarakan secara terbuka.
Jemaah mampu memutuskan sesuatu hal saat terjadi kebimbangan.
Dimana setelah sampai pemondokan di Mekkah sudah berihram saat di bandara,
tetapi tidak ada informasi kapan ke Masjidil Harramnya. Maka mereka berpikir
apakah saat inilah harus mulai menjadi jemaah haji mandiri. Maka ada
serombongan jemaah berinisiatif berangkat sendiri, dengan memutuskan membuat
formasi yang sudah pernah umrah yang bapak bapak didepan, ibu ibu di tengah
dan bapak bapak yang belum pernah umroh lainnya di belakang. Bekal mereka
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
357
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
358
adalah adanya kesepakatan bahwa uang yang diperoleh ketua kelompok dan ketua
rombogan digunakan untuk kepentingan bersama. Kebutuhan bersama adalah
misalnya untuk membeli pulsa agar bisa saling berkomunikasi. Sedangkan yang
pribadi adalah uang kembalian saat diperoleh di embarkasi. Para jemaah
bergabung bersama dengan iuran untuk kebutuhan memasak bersama. Mereka
membeli peralatan memasak, sehingga pengeluaran makan sehari-hari bisa
dihemat. Bahkan ada yang bisa memabayar dam dari uang pengembalian tersebut.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
359
metode bimbingan kurang memadai; sarana dan alat bantu bimbingan terbatas;
Rendahnya kemampuan para penyelenggara bimbingan dalam penyiapan dan
proses pelaksanaan bimbingan; biaya yang tersedia untuk proses pelaksanaan
bimbingan belum memadai; domisili jemaah haji yang tersebar di pelosok, jauh
dari lokasi tempat bimbingan (Zain Yusuf, power point, 2015).
Winardi dalam Fathoni, menurut George R. Terry, pengertian manajemen
adalah suatu proses yang khas, terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia serta sumber-sumber lain (Fathoni M, 2009: 1).
Pelaksanaan manajemen harus secara profesional dengan menerapkan
langkah-langkahnya sistematis, efisien, dan efektif. Hal ini dimulai sejak
perencanaan sampai dengan evaluasinya. Dalam bahasa manajemennya adalah
The Processing System yang terdiri dari input, process, dan output. Perencanaan
dan pengorganisasian merupakan unsur input, sedangkan pelaksanaan dan
pengawasan merupakan process, dan hasil kemandirian jemaah dalam
melaksanakan rangkaian ibadah haji di tanah suci merupakan output.
Berikut ini adalah bagan alur pendekatan proses manajemen berdasarkan
teori George R. Terry:
PROSES: KEMANDIRIAN
PERENCANAAN JEMAAH
INPUT
PENGORGANISASIAN
PELAKSANAAN
EVALUASI
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
360
Utara. Sebagai ukuran kemandirian dalam penelitian ini adalah jemaah haji dari
Kecamatan Banjarmasin Utara. Hal ini karena dari 5 Kecamatan yang ada jemaah
terbesar dari Kecamatan Banjarmasin Utara yaitu hampir 25%. Dari seluruh
jemaah haji Kota Banjarmasin yang berpendidikan minimal SLTA mencapai
hampir 70%, sedangkan khusus yang dari Kecamatan Banjarmasin Utara hampir
80%. Keadaan ini merupakan input yang relatif baik, karena untuk menerima
materi manasik tentunya lebih mudah mengerti.
Dari seluruh jemaah haji Kota Banjarmasin maupun khusus dari
Kecamatan Banjarmasin Utara hampir yang bekerja mencapai hampir 70%. Hal
juga sebagai input yang positif karena jemaah haji setiap harinya disibukan dengan
pekerjaan sehari-hari baik yang berprofesi secara formal maupun non formal.
Sehingga jemaah haji sudah biasa untuk berpikir dan mengatur strategi dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Kebiasaan ini dapa sebagai modal dalam menyerap
materi pada pembimbingan manasik haji.
Sedangkan sebaran umur jemaah haji di Kecamatan Banjarmasin Utara
yang terbesar berusia dibawah 50 tahun yaitu sebesar 61,9%, sedangkan antara 50
– 60 tahun sebesar 29,37%, serta yang diatas 60 tahun hanya sebesar 8,73%. Hal
ini sangat menguntungkan sekali, karena secara umum tenaganya masih kuat
dalam dalam menjalankan ibadah haji. Karena haji merupakan ibadah fisik,
sehingga kesehatan fisik menjadi modal utama.
Selain itu sebelum mengikuti kegiatan pembimbingan manasik yang
diselenggarakan oleh Kementerian Agama, para jemaah secara umum sudah
mencari pengetahuan tentang manasik haji. Ada yang menggunakan jasa KBIH,
Manasik Mandiri di Masjid Miftahul Ihsan, serta membaca buku-buku
pengetahuan tentang ibadah haji.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
361
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
362
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
363
jemaah untuk mengurus ijin dari tempatnya berkerja bila menjadi seorang
karyawan.
Untuk menekankan kepada jemaah agar hadir terus dalam pembimbingan
manasik haji, penyelenggara menyampaikan pesan bahwa manasik wajib dihadiri.
Hal ini disampaikan hadist tentang haji mabrur tidak ada balasan selain surga. Hal
tersebut dikaitkan denga cara memperoleh predikat haji mabrur bila tepat dalam
melaksanakan rangkaian ibadah haji dan tidak melanggar larangan-larangan yang
sudah ditetapkan oleh syariat agama. Pengetahuan tersebut bisa diperoleh di
peroleh dengan mengikuti bimbingan manaasik haji, terutama di KUA. Maka
wajiblah pelatihan manasik haji ini untuk dihadiri terus. Selain itu juga
diumumkan kepada jemaah saat manasik massal pertama, bahwa narasumber yang
dipilih sangat kompeten. Sehingga jemaah bisa mengggali pengetahuan manasik
haji sepuas-puasnya, karena bisa bertanya ketika ada sesuatu yang belum jelas.
Langkah selanjutnya dalam aspek manajemen adalah pelaksanaan, yaitu
proses berjalannya belajar mengajar dari pembimbingan manasik haji. Dalam
bimbingan manasik haji massal dan di KUA sudah menggunakan tempat yang
ruangannya mencukupi untuk seluruh jumlah peserta. Adanya pengelompokan
jemaah agar mudah dalam mengorganisir selama pelaksanaan bimbingan manasik.
Pengelompokan berdasarkan asal kecamatan berfungsi agar antar jemaah saling
mengenal sebelum mengikuti manasik di KUA. Sistem duduknya lesehan dilantai
tanpa menggunakan kursi. Sistem lesehan ini akan mempengaruhi konsentrasi
jemaah, karena akan cepat capek, apalagi proses belajar mengajarnya
membutuhakan waktu lama dalam sekali pertemuan.
Pelaksanaan proses belajar mengajar terkendala dengan minimnya
peralatan, khususnya media penyampaian materi yaitu LCD. Di bimbingan
manasik massal yang jumlah jemaahnya mencapai lebih 500 orang hanya
menggunakan satu LCD saja sehingga kurang efektif, terutama bagi jemaah yang
duduk di belakang. Sedangkan di KUA tidak mempunyai LCD, peralatan tersebut
dipinjami dari salah satu jemaah. Sehingga satu LCD digunakan oleh dua
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
364
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
365
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
366
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
367
10.7.1.8. Kesimpulan
1. Kinerja Kementrian Agama Kota Banjarmasin dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai penyelenggara bimbingan manasik haji.
Pelaksanaannya selalu disesuaikan dengan petunjuk teknis yang sudah ada.
Berusaha memberikan pelayanan yang prima kepada jemaah haji.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
368
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
369
Terdapat kemandirian jemaah haji pada rangkaian ibadah haji dari rukun,
wajib, dan sunah; mengetahui bahwa haji adalah ibadah yang
mengutamakan fisik sehingga jemaah perlu menjaga kesehatan; mampu
melaksanakan dari materi pembimbingan manasik haji yaitu membentuk
kelompok kecil, pergi ke Masjidil Harram pada hari petama sampai; mampu
berkoordinasi dengan jemaah lain dan petugas; mampu mengambil
keputusan penting disaat darurat; dan mampu mencari alternatif-alternatif
dari kendala-kendala yang pernah dialami.
2. Pandangan jemaah haji dan tokoh agama terhadap penyelenggaraan
pembimbingan manasik.
Jemaah haji menyatakan bahwa program pembimbingan manasik haji sangat
diperlukan walaupun sebelumnya para jemaah sudah mencari pengetahuan
manasik haji. Sehingga materi yang disampaikan merupakan pengulangan
dari pengetahuan yang sudah pernah diterima. grProgram tersebut sebagai
pemantap jemaah, sehingga tetap perlu sekali diadakan.
Jemaah berpandangan kalau hanya mengandalkan program yang dari
Kementerian Agama tetap kurang karena hanya dilaksanakan 3 kali massal
dan 7 kali di KUA.
Jemaah menilai kalau masalah tempat pelaksanaan sudah baik tetapi tetap
ada kekurangannya yaitu masalah sarana untuk menyanpaiakan materi
seperti LCD.
Pandagan tokoh agama adalah dalam pelaksanaan pembimbingan manasik
haji jumlah kelompoknya terlalu besar sehingga kurang efektif; pelaksanaan
secara minimal memang sudah memadai, tetapi belum secara maksimal;
dalam pelaksanaan pembinaan Karu dan Karom masih perlu ditingkatkan
lagi, terutama untuk pengenalan masalah pemondokan, karena perannya
sangat besar dalam mensukseskan haji yang mandiri; pembentukan mental
jemaah haji perlu sekali, dimana semuanya harus bisa menyatu dengan
petugas haji bahwa bertujuan untuk menjadi haji yang mabrur secara
bersama-sama. Sehingga pembentukan mental menjadi penting sekali agar
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
370
2.9. Saran
Agar pelaksanaan proses belajar mengajar pembimbingan manasik haji
lebih berhasil, maka sebaiknya negara (Kementerian Agama cq Penyelenggara
Haji dan Umroh) melengkapi kebutuhan sarana dan Prasarana program
pembimbingan manasik haji. Sarana dan Prasarana ini misalnya penyediaan
gedung bangunan yang berupa kelas dengan peralatan didalamnya seperti meja,
kursi, dan papan tulis, LCD, dan alat peraga, dan dana operasional yang memadai.
Karena pelaksanaan pembimbingan manasik haji diadakan dengan sistem lesehan
tanpa kursi dengan menyewa atau menyewa tempat, serta tanpa LCD hal ini akan
berpengaruh sekali dengan tingkat keberhasilan sebuah prpses pembelajaran. Dana
operasional pembimbingan manasik haji seharusnya tidak ditentukan sama semua
di seluruh daerah tetapi disesuaikan dengan jumlah jemaahnya. Kalau memang
berniat memandirikan jemaah haji semestinya bisa memnuhinya, mengingat dana
haji sangat besar sekali.
DAFTAR PUSTAKA
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA
371
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA