Anda di halaman 1dari 5

Tugas dan Fungsi

Dalam PMA No. 34 tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama,
pasal 1 dinyatakan bahwa Kantor Urusan Agama yang selanjutnya disingkat KUA adalah Unit
Pelaksana Teknis pada Kementerian Agama, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan secara operasional dibina oleh Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota .yang bertugas melaksanakan, layanan dan
bimbingan masyarakat Islam di wilayah kerjanya.

Adapun fungsi KUA sebagaimana di sebutkan dalam pasal 3 PMA Nomor 34 2016 ayat (1)
adalah:

1. Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah dan rujuk


2. Penyusunan statistik layanan dan bimbingan masyarakat Islam
3. Pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen KUA Kecamatan
4. Pelayanan bimbingan keluarga sakinah
5. Pelayanan bimbingan kemasjidan
6. Pelayanan bimbingan hisab rukyat dan pembinaan syari’ah
7. Pelayanan bimbingan dan penerangan agama Islam
8. Pelayanan bimbingan zakat dan wakaf; dan
9. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KUA Kecamatan.
10.

Selektifitas Pelayanan KUA Bagi Masyarakat


By admin / Berita / 6 February 2015
Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai ujung tombak pelayanan Kementerian Agama
bagi masyarakat di tingkat kecamatan.  Diantara tugas pokok fungsinya (tupoksi)  adalah
melayani masyarakat dalam hal pencatatan nikah dan rujuk.  Pemerintah sudah memberikan
aturan terkait pelayanan nikah, dengan ditingkatkannya pelayanan dan aturan biaya
pernikahan.

Disampaikan Kasi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kantor Kementerian  Agama
Kabupaten Banjarnegara, H. Zulkifli, S.Ag, (05/02) dalam menanggapi aduan dari masyarakat
tentang pelayanan di KUA kecamatan.  Masalah di tambah dengan adanya oknum yang
mengatasnamakan Kementerian Agama dengan beberapa biaya yang di bebankan kepada
calon pengantin (catin), padahal segala pelayanan baik rekomendasi, legalisir, duplikat dan
pelayanan lainnya tidak dipungut biaya alias gratis.

Hal ini menjadi catatan penting dalam sosialisasi dan pembinaan kepada KUA dan
komponennya di lapangan, agar tidak menjadi catatan merah dalam pelayanan Kementerian
Agama kepada masyarakat. Kementerian Agama dengan Instruksi Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam telah mengeluarkan Instruksi No. DJ.II/1/ tahun 2015 tentang Pengangkatan
P3N tertanggal 26 Januari 2015.

Instruksi tersebut memberikan aturan pengkatan posisi P3N harus lebih selektif mengacu Pasal
3 ayat (2) Peraturan Menteri Agama Nomor 11 tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah.  Sesuai
aturan  untuk pengangkatan P3N juga beberapa syarat seperti harus domisili di desa di
maksud, mempunyai kemampuan dan kompetensi di bidang hukum dan administrasi
pernikahan”,Zulkifli menjelaskan.

Melalui monitoring dan evaluasi Seksi Bimas Islam ke KUA kecamatan, ditemukan adanya
pungutan yang mengatasnamakan Kementerian Agama Kabupaten, dan hal ini harus
diluruskan guna sosialisasi ke masyarakat bahwa segala pelayanan di KUA gratis, dengan tidak
ada biaya P3N maupun administrasi. Bantuan dari P3N atau “kayim” untuk mendapatkan
pelayanan, silahkan semua di tanggung masyarakat itu sendiri.

Kepada masyarkat terkait pelayanan masyarakat yang tidak sesuai aturan atau pungutan tidak
sesuai aturan bisa menyampaikan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten melalui Seksi
Bimas Islam. Untuk biaya nikah di kantor adalah Rp.0,- (nol rupiah)/ gratis dan di luar kantor Rp.
600.000,- (di setor lewat bank ke kas negara). (Nangim)

Peran KUA Sangat Strategis Dalam Memberikan


Pelayanan Kepada Masyarakat
 Jumat, 12 April 2019 09:30
Sumbawa Besar_Inmas, Kantor Urusan Agama ( KUA ) merupakan ujung tombak Kementerian Agama
yang memiliki peran yang sangat strategis dan bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam
memberikan pelayanan. oleh karena itu KUA dituntut bekerja dengan baik dan profesional dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Ada beberapa tugas KUA yang yang sangat  penting diantaranya,
melaksanakan pernikahan, wakaf, kesejahteraan masjid, pembinaan keluarga sakinah, kerukunan umat
beragama dan bimbingan manasik Haji. Hal ini di sampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama
kabupaten Sumbawa H.Ahmad Taufik, S.Ag,MM pada acara Monev KUA dan Pembinaan Penyuluh non
PNS yang berlangsung di KUA Alas Rabu, 10 April 2019. Hadir pada kesempatan tersebut Camat Alas
Herianto Dias, S.Sos, Kepala Seksi Bimas Islam H.LL.Zainul Taufuqurrahman, S.Hi, Kepala KUA Alas
Yafar Sidiq, Staf Bimas Islam Kemenag Sumbawa H.Nasrullah, S.Sos.I, H.Hasbullah serta beberapa ASN
dan Penyuluh Agama Islam non PNS yang ada di kecamatan Alas.
Lebih lanjut Kakanmenag menjelaskan bahwa segala bentuk pelayanan yang ada di KUA harus dapat
barjalan dengan baik, jujur, transparan dan amanah. Dan itu semua tidak terlepas dari peran dan
tanggung jawab Kepala KUA beserta dukugan dari semua ASN yang ada di KUA dan penyuluh non PNS.
Oleh karena itu Kepala KUA harus memiliki kreatifitas untuk menciptakan suasana baru yang
menyenangkan di lingkungan KUA itu sendiri dan masyarakat  sekitar. Begitu pula kepada segenap
penyuluh non PNS yang ada di kecamatan Alas Kakanmenag berpesan agar dapat melaksanakan tugas
dengan optimal dan senantiasa menjaga nama baik Institusi. Informasi yang menggembirakan
disampaikan Kakanmenag di tahun 2019  ini KUA telah mendapat penilaian dari Ombudsman dari 21
produk Kementerian Agama, kepatuhan layanan KUA menempati rangking teratas dengan nilai 97,50,
sedangkan penilaian secara nasional dari 21 produk Kementerian Agama Ombudsman memberikan
penilaian 76,64, semoga dengan penilaian ini menjadi penyemangat bagi kita selaku ASN Kementerian
Agama agar terus berupaya dan berkomitmen  meningkatkan pelayanan dan kualitas kinerja sehingga
kedepan menjadi lebih baik.    
Di tempat yang sama Kepala Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama kabupaten H.L.Zainul
Taufiqurrahman, S.Hi menambahkan  ada 3 agenda penting Kementerian Agama yang dilaksanakan
pada waktu dekat ini diantaranya Lomba KUA Teladan Tingkat Provinsi NTB , Bimbingan Manasik Haji
dan MTQ Tk kabupaten Sumbawa ke 33 yang akan berlangsung di kecamatan Alas Barat pada bulan
Juli mendatang, tentu hal ini akan menjadi tanggung jawab kita bersama selaku ASN Kementerian
Agama dan khusus Kepala KUA akan terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.  Begitu
pula terkait dengan penilaian dari Ombudsman terhadap 21 Produk Kementerian Agama telah
ditetapkan berdasarkan Surat Menteri Agama RI tanggal 8 Maret 2019. Semoga ini dapat kita
pertahankan dan kita tingkatkan. Demikian harap Kasi Bimas Islam ( Alim ).
STRUSKTUR ORGANISASI KUA KECAMATAN LATEN
KABUPATEN LAMONGAN

KEPALA KUA
HAFIDL, S.Ag., M.Pd.I

PENYULUH PNS

PENGHULU JPL BENDAHARA JPL URUSAN AGAMA


NUR LAILA, SE MOH. MASU’UD, S.Ag.
8 PENYULUH HONORER

PTT OPERATOR SIMKAH PTT PENJAGA MALAM


Pengentasan Pengelolaan Keluarga NAPZA 27 P3N / MODEN DESA
MUH. DLIYAUL HAQ MUHSIN HARIANTO
Buta Huruf Al- Zakat Sakinah &
Qur’an HIV/AIDS

Aliran Peroduk Pemberdaya Kerukunan


Sempalan & Halal an Wakaf Umat
Radikalisme Beragama
Peran Pegawai Pencatat Nikah dan Pemahaman Masyarakat
Desa Lero Terhadap Pencatatan di Kua Kecamatan Suppa
Abstract

Perkawinan yang terjadi di Masyarakat Desa Lero dilaksanakan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku dan tidak
bertentangan dengan ajaran agama Islam, hanya saja banyak perkawinan yang tidak tercatatkan. Berdasarkan hal
ini peneliti merumuskan masalah yaitu 1.Bagaimana peran Pegawai Pencatat Nikah di KUA Kecamatan Suppa
terhadap pencatatan perkawinan? 2. Bagaimana pemahaman masyarakat Lero tentang proses pencatatan
perkawinan di KUA Kecamatan Suppa? 3.Bagaimana penegakan pencatatan perkawinan di KUA Kecamatan
Suppa dalam masyarakat Lero?

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dan penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif dalam mengelola dan menganalisis data dalam penelitian ini. Jenis pendekatan yang dilakukan peneliti
adalah pendekatan sosiologis dan pendekatan yuridis. Metode yang digunakan meliputi metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah metode
induktif-deduktif. Adapun tahapan proses analisis data dalam penelitian ini adalah menganalisis data, mereduksi
data, penyajian data dan verifikasi dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Pegawai Pencatat Nikah di KUA Kecamatan Suppa terhadap
pencatatan nikah antara lain, melayani pendaftaran nikah dan memberikan informasi tentang prosedur pencatatan
nikah, memberikan bimbingan, nasehat dan penerangan mengenai nikah, talak, cerai dan rujuk kepada masyarakat,
memberikan bimbingan dan nasehat kepada calon pengantin yang akan menikah. Dan pemahaman masyarakat
Desa Lero mengenai pencatatan perkawinan di KUA Kecamatan Suppa ialah hanya sebatas paham dan cukup tau
adanya pencatatan pernikahan. Masyarakat di desa Lero juga beranggapan bahwa buku nikah sangat penting hanya
karena mereka ingin mengurus sesuatu seperti akta kelahiiran dll.

Anda mungkin juga menyukai