Anda di halaman 1dari 24

MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL

No. Dokumen No. Revisi : Halaman :


0 1/1

SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Di tetapkan oleh :
Tanggal terbit : Koordinator
4 Januari 2021
PROSEDUR TETAP

OOY SUHARYO DJOMHARI, SE ., MM


NIP : 19640714 198711 1 002
Suatu kegiatan memakai sarung tangan steril yang dilakukan untuk
PENGERTIAN melakukan prosedur steril, dilakukan pada prosedur yang
mengharuskan dilaksanakan dengan teknik steril.
Melindungi tangan petugas dan memungkinkan prosedur tetap
TUJUAN dilakukan dengan teknik steril
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT No:
440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020 Tentang
KEBIJAKAN
pemberlakuan kebijakan pelayanan tindakan keperawatan memakai
sarung tangan steril
1. PROSEDUR
1.1 Persiapan alat
1.1.1. Sarung tangan dalam kemasan sesuai ukuran
2. PELAKSANAAN
2.1. Mencuci tangan dan keringkan
2.2. Buka kemasan bagian luar dengan hati-hati dan sibak kebagian
samping sarung
2.3. Pegang kemasan dan jaga bagian sarung tangan tetap steril
2.4. Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri, kenakan pada tangan
kanan terlebih dahulu
2.5. Dengan ibu jari dan dua jari tangan kiri, pegang tepi manset
sarung tangan untuk tangan kanan dengan hanya menyentuh
PROSEDUR bagian dalam sarung tangan
2.6. Tarik sarung tangan pada tangan kanan dengan hati-hati ,
jangan menyentuh tangan kiri atau benda lain. Pastikan jari
masuk pada tempatnya.
2.7. Masukan jari jari tagan kanan ke bawah manset bagian luar
untuk sarung tangan kiri
2.8. Dengan hati-hati tarik sarung tangan kiri
2.9. Tangkupkan kedua tangan dan yakinkan hanya menyentuh
bagian steril saja
2.10.Buka sarung tangan tanpa menyentuh bagian yang kotor,
buang pada tempatnya
3. EVALUASI
3.1. Apakah prosedur yang di lakukan sudah benar
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MENGHITUNG DENYUT NADI DAN PERNAFASAN
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
0 1/1

SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit : Di tetapkan oleh :
2 Januari 2021 Koordinator

PROSEDUR
TETAP

OOY SUHARYO DJOMHARI, SE ., MM


NIP : 19640714 198711 1 002
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengitung denyut nadi dan
PENGERTIAN pernafasan selama 1 menit, di lakukan oleh perawat, di terapkan
kepada seluruh pasien yang ada di ruang rawat khusus.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
TUJUAN
tindakan menghitung denyut nadi dan pernafasan
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT No :
440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020 Tentang
KEBIJAKAN
pemberlakuan kebijakan pelayanan tindakan keperawatan
menghitung denyut nadi dan pernafasan
1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan alat dan bahan
1.1.1. Jam tangan dengan detik atau polsteller
1.1.2. Stethoscope
1.1.3. Catatan keperawatan
1.2. Persiapan
1.2.1. menginformasikan kepada kliententang tujuan dan
prosedur yang akan dilakukan
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mencuci tangan
2.2. Mengucapkan basmallah sebelum melakukan tindakan
2.3. Menghitung denyut nadi selama 1 menit
2.4. Menghitung pernafasan selama 1 menit
PROSEDUR
2.5. Merapihkan pasien kembali
2.6. Mengucapkan hamdallah
2.7. Membereskan alat
2.8. Perawat mencuci tangan
3. EVALUASI
3.1. Respon kliensetelah dilakukan tindakan, identifikasi
jumlah nadi dan pernafasan sebelumnya, adanya demam,
pemberian obat-obatan, adanya riwayat aritmia, pernah atau
sedang palpitasi atau aritmia.
4. DOKUMENTASI
4.1. Mendokumentasikan tindakan keperawatan dalam
rekam medic

UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT

MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN DENGAN


MENGGUNAKAN SIMPLE-MASK
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1/1
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator
PROSEDUR
TETAP
OOY SUHARYO DJOMHARI, SE .,MM
NIP : 19640714 198711 1 002
Adalah suatu tindakan memberikan atau memasukan oksigen
tambahan dari luar ke paru-paru melalui saluran pernafasan dengan
PENGERTIAN menggunakan alat simple-mask. Aliran yang di berikan antara 5
sampail 8 liter/menit, dilakukan kepada pasien-pasien yang
memerlukam konsentrasi oksigen antara 35% sampai dengan 55%
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
TUJUAN tindakan dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah
terjadinya hipoksemia
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
No : 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020
KEBIJAKAN
Tentang pemberlakuan kebijakan pelayanan tindakan memberikan
terapi oksigen dengan menggunakan simple-mask
1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alata
1.1.1. Simple-mask
1.1.2. Sumber O2
1.1.3. Regulator oksigen/flowmeter atau humidifier
1.1.4. Kain kasa/kapas
1.2. Persiapan
Kliendi beri penjelasan tentang tindakan yang akan di
lakukan
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mencuci tangan
2.2. Bebaskan jalan nafas dengan menghisap slem jika perlu
(lihat keadaan umum pasien)
2.3. Atur posisi pasien
PROSEDUR
2.4. Pasang simple-mask
2.5. Hubungkan selang oksigen dengan humidifier
2.6. Atur tali pengikat sungkup penutup rapat area hidung dan
mulut pasien.
2.7. Putar flow meter untuk menentukan tekanan oksigen sesuai
kebutuhan
2.8. Pasang kapas/kasa kering pada area yang tertekan sungkup
dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit
2.9. Perawat cuci tangan
3. EVALUASI
3.1. Perhatikan respon klien
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan
keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT

MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN DENGAN


MENGGUNAKAN SIMPLE-MASK
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator

PROSEDUR
TETAP

OOY SUHARYO DJOMHARI, SE .,MM


NIP : 19640714 198711 1 002
Adalah suatu tindakan memberikan atau memasukan oksigen
tambahan dari luar ke paru-paru melalui saluran pernafasan dengan
PENGERTIAN menggunakan alat simple-mask. Aliran yang di berikan antara 5
sampai 8 liter/menit,dilakukan kepada pasien-pasien yang
memerlukam konsentrasi oksigen antara 35% sampai dengan 55%
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
TUJUAN tindakan dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah
terjadinya hipoksemia
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
No : 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020
KEBIJAKAN
Tentang pemberlakuan kebijakan pelayanan tindakan memberikan
terapi oksigen dengan menggunakan simple-mask
1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alata
1.1.1. Simple-mask
1.1.2. Sumber O2
1.1.3. Regulator oksigen/flowmeter atau humidifier
1.1.4. Kain kasa/kapas
1.2. Persiapan
Kliendi beri penjelasan tentang tindakan yang akan di
lakukan
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mencuci tangan
2.2. Bebaskan jalan nafas dengan menghisap slem jika perlu
(lihat keadaan umum pasien)
2.3. Atur posisi pasien
2.4. Pasang simple-mask
PROSEDUR 2.5. Hubungkan selang oksigen dengan humidifier
2.6. Atur tali pengikat sungkup penutup rapat area hidung dan
mulut pasien.
2.7. Putar flow meter untuk menentukan tekanan oksigen sesuai
kebutuhan
2.8. Pasang kapas/kasa kering pada area yang tertekan sungkup
dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit
2.9. Perawat cuci tangan

3. EVALUASI
3.1. Perhatikan respon klien
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan
keperawatan

UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT

MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN DENGAN SUNGKUP


MUKA KANTUNG NON REBRITING
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1/1
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator

PROSEDUR
TETAP

OOY SUHARYO DJOMHARI, SE .,MM


NIP : 19640714 198711 1 002
PENGERTIAN Adalah suatu tindakan memberikan atau memasukan oksigen
tambahan dari luar ke paru-paru melalui saluran pernafasan dengan
menggunakan sungkup muka kantung non rebriting. Aliran yang di
berikan antara 8 sampai 12 liter/menit, dilakukan kepada pasien-
pasien yang konsentrasi oksigen antara 80% sampai dengan 100%
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
tindakan dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah
terjadinya hipoksemia, dimana non rebriting mempunyai reservoir
bag dan one-way valve yang berfungsi untuk mencegah gas
buangan (Co2) masuk ke dalam kantung.
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
No : 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020
Tentang pemberlakuan kebijakan pelayanan tindakan memberikan
KEBIJAKAN
terapi oksigen dengan menggunakan sungkup muka kantung non
rebriting

1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alata
1.1.1. Sungkup muka kantung non rebriting
1.1.2. Sumber O2
1.1.3. Regulator oksigen/flowmeter atau humidifier
1.1.4. Kain kasa/kapas
1.2. Persiapan
Pasien di beri penjelasan tentang tindakan yang akan di
lakukan
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mencuci tangan
2.2. Bebaskan jalan nafas dengan menghisap slem jika perlu
(lihat keadaan umum pasien)
2.3. Atur posisi pasien
2.4. Hubungkan selang oksigen ke humidifier
2.5. Putar flow meter untuk menentukan tekanan O2 sesuai
kebutuhan
2.6. Isi O2 kedalam kantung dengan cara menutup lubang
PROSEDUR antara kantung dengan sungkup minimal 2/3 kantung
bagian reservoir
2.7. Pasang sungkup muka kantung non rebriting pada area
hidung dan mulut dengan posisi kantung berada di bawah
dagu pasien
2.8. Ikat tali sungkup muka kantung non rebriting ke belakang
kepala melalui telinga
2.9. Pasang kasa/kapas kering pada area yang tertekan
sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit.
2.10. Perawat cuci tangan

3. EVALUASI
3.1. Perhatikan respon pasien
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan
keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1/2
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator

PROSEDUR
TETAP

OOY SUHARYO DJOMHARI, SE ., MM


NIP : 19640714 198711 1 002
Pemberian cairan obat/makanan melalui pembuluh darah vena dalam
jumlah dan waktu tertentu, setelah ada instruksi dari dokter dan
PENGERTIAN
persetujuan kliententang tindakan yang akan di lakukan dengan
memperhatikan universal precaution dan teknik sterilisasi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
TUJUAN tindakan pemasangan infus untuk kebutuhan cairan baik maintenence
atau resusitasi, elektrolit, obat dan nutrsi parenteral
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT No :
KEBIJAKAN 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020 Tentang
pemberlakuanpemasangan infuse.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alata
1.1.1. Standar infuse
1.1.2. Cairan infuse
1.1.3. Infuse set/tranfus set sesuai kebutuhan
1.1.4. IV cath sesuai dengan ukuran yang di butuhkan
1.1.5. Bidai/spalk/lkasa gulung (jika diperlukan)
1.1.6. Perlak dan tourniquet
1.1.7. Kasa steril, plester dan gunting
1.1.8. Betadine salep
1.1.9. Bengkok
1.1.10. Sarungan tangan steril
1.1.11. Kapas alcohol dalam tempatnya
1.2. Persiapan
Pasien di beri penjelasan tentang tindakan yang akan di
lakukan (informed consent), dan atur posisi pasien
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mencuci tangan
2.2. Perawat mengucapkan salam
2.3. Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasng
sampiran
2.4. Berdo’a bersama dengan kliensebelum memulai tindakan
2.5. Mengisi selang infuse
2.5.1. Membuka infuse set dengan benar
2.5.2. Memasukan infuse set pada cairan infuse mengara
keatas
2.5.3. Menggantungkan cairan infuse pada standar infuse
2.5.4. Mengisi selang infuse dengan cairan infuse yang benar
2.5.5. Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahan
kan kesterilan
2.5.6. Cek adanya udara di dalam selang
2.6. Meletakan perlak dan pengalas di bawah bagian yang akan
di punksi
2.7. Memilih vena yang benar
2.8. Memasang tourniquiet
2.9. Paka sarung tangan steril
2.10. Desinfeksi vena dengan alcohol (tekhnik sirkuler atau dari
atas ke bawah sekali hapus)
2.11. Buka IV cath dan periksa apakah ada kerusakan
2.12. Menusukan IV cath pada Vena yang telah di pilih 10-30°
2.13. Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen IV Cath,
bila dam aka mandarin sedikit demi sedikit ditarik keluar
sambil kateter di masukan perlahan-lahan
2.14. Tourniqueit di cabut
2.15. Fiksasi IV Cath dengan plester di silang kupu-kupu
2.16. Menyambungkan IV Cath dengan ujung selang infuse
2.17. Pasang plester pada ujung IV Cath tapi tidak menyentuh
area penusukan dan selang infuse untuk di fiksasi
2.18. Tutup tempat insersi dengan kasa kering steril
2.19. Melakukan fiksasi dengan plester secara benar dan
mempertahan kan keamanan IV Cath agar tidak tercabut
2.20. Mengatur tetesan infuse sesuai dengan kebutuhan pasien
2.21. Alat-alat di bersihkan
2.22. Perawat cuci tangan
3. EVALUASI
3.1. Perhatikan kelancaran cairan/ tetesan infuse sesuai dengan
kebutuhan pasien
4. DOKUMENTASI
4.1. Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan,
hasil tindakan, reaksi,/respon klienterhadap pemasangan
infuse, cairan dan tetesan yang di berikan, nomor IV Cath ,
vena yang di pasang,dan perawat yang melakukan) pada
catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT

TINDAKAN SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM


TECHNIQUE)
Tanggal Terbit : Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator

PROSEDUR
TETAP
OOY SUHARYO DJOMHARI, SE .,
MM
NIP : 19640714 198711 1 002
SEFT (spiritual emotional freedom technique) merupakan metode
baru dalam melakukan EFT. Dengan menggabungkan nya dengan
aspek spiritual. Menggunakn prinsip khusyu, ikhlas dan pasrah,
PENGERTIAN yang pertama dilakukan adalah set up kemudian tune in dan
topping (mengetuk) titik-titik aku puntur yang berjumlah 18 titik
yang di anggap sebagai titik meridian (titik energi) di dalam tubuh
manusia
sebagai acuan langkah –langkah melakukan terapi pada masalah
TUJUAN
kesehatan baik masalah fisik maupun emosional.
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
No : 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020
KEBIJAKAN
Tentang pemberlakuan kebijakan tindaka seft ( spiritual emotional
freedom technique)
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Peralatan Steril
1.1.1. Minum air mineral (air putih)
1.2. Lingkungan
1.2.1. Melepas atau menjauhkan benda –benda yang
mengandung energy listrik seperti HP
1.2.2. Melepas benda benda logam seperti jam tangan
cincin dll.
1.3. Persiapan Lansia
Menanyakan pada lansia, keluhan yang di rasakan
sekarang berbeda pada sekala berapa jika rentang skala di
anggap 1-10.
2. PELAKSANAAN
2.1. melakukan kalimat set-up; “Ya Allah, walaupun saya
merasa sakit/tidak nyaman Karena kondisi saya saat ini
(sebutkan kondisi fisik atau kondisi psikologis yang di
rasakan) saya ikhlas, saya ridho saya menyembuhkan nya,
wahai engkau maha pemberi kesembuhan.” Sambil
menekan titik “socre spot” atau mengetuk dua bagian
ujung jari I bagian “karate chop”
2.2. Melakukan Tun-in
Untuk masalah emosi: memikirkan sesuatu atau peristiwa
spesifik tertentu yang dapat membangkitkan emosi
negative yang spesifik tertentu yang dapat membangkitkan
emosi negative, yang ingin dihilangkan seperti amarah,
sedih, takut dan sebagainya sambil hati dan mulut kita
mengatakan “Ya Allah …….Saya Ikhlas ……Saya
Pasrah……
2.3. Melakukan tapping pada titik yang tertera pada gambar
berikut
Keterangan :
 CR= Crown : terletak pada titik bagian atas kepala
 EB= Eye Brow : terletak pada titik pemulaan alis
mata
 SE= Side Of The Eye : terletak di atas tulang di
samping mata
 UE= Under The Eye : cm di bawah kelompok mata
 UN= Under The Nose : terletak tepat di bawah
hidung
 CH= Chin : terletak diantara dagu dan bawah bibir
 CB= Collar Bone: terletak din ujung tempat
bertemu tulang dada, collar bone dan tulang rusuk
pertama
 UA= Under the Arm: terletak di bawah ketiak
sejajar dengan putting susu (pria) atau tepat di
tengah bagian tali bra (wanita)
 BN= Bellow Nipple: terletak pada 2,5 cm di bawah
putting susu (pria) atau di perbatasan atnara tulang
dada dan bagian payudara
 IH=InSide of Hand: terletak pada bagian dalam
tangan yang berbatasan dengan telapak tangan
 OH= Outside of Hand : terletakpada bagian luar
tangan yang berbatasan dengan telapak tangan
 TH=Thumb : pada ibu jari di samping luar bagian
bawah kuku
 IF= index finger : pada jari telunjuk di samping
luar bagian bawah kuku (di bagian yang
menghadap ibu jari )
 MF= Middle Finger : pada jari manis di samping
luar bagian bawah kuku ( di bagian yang
menghadap ibu jari )
 RF=Ring Finger: pada jari manis di samping luar
bagian bawah kuku (bagian yang menghadap ibu
jari)
 BF= baby finger : pada jari kelingking di samping
luar bagian bawah kuku (dibagian yang menghadap
ibu jari)
 KC= Karate Chop : pada samping telapak tangan,
bagian yang kita gunakan untuk mematahkan balok
saat karate
 GS= Gamut Spot, pada bagian antara perpanjangan
tulang jari manis dan tulang jari kelingking
2.4. Ketika melakukan tapping pada titik Gamut Spot, sambil
melakukan pula pada sembilan gamut prosedur yaitu :
2.4.1. Menutup mata sekuat kuatnya
2.4.2. Membuka mata selebar lebarnya
2.4.3. Mata di gerakan dengan sangat kuat keatas dan ke
bawah
2.4.4. Mata di gerakan kuat ke kiri bawah
2.4.5. Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
2.4.6. Memutar bola mata searah jarum jam
2.4.7. Bergumam berirama selama 3 detik
2.4.8. Berhitung 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10.
2.4.9. Bergumam lagi selama 3 detik
2.5. Kemudian lanjutkan lagi melakukan tapping pada titik
pertama sampai titik karate chop
3. Tahap Akhir
Setelah selesai tapping pada titik akhir kemudian mengambil
nafas panjang melalui hidung, lalu menghembuskan nafas
perlahan-lahan melalui hidung sambil mengucapkan kata kata
syukur yaitu … “alhamdulilah…..”
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MEMASANG NASO GASTRIK TUBE (NGT)
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1/2

SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
PROSEDUR Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
TETAP 4 Januari 2021 Koordinator

OOY SUHARYO DJOMHARI, SE .,MM


NIP : 19640714 198711 1 002
Suatu tindakan keperawatan memasukan selang atau NGT melalui
hidung sampai kelambung, ada instruksi dari dokter perlunya
PENGERTIAN
pemasangan NGT dan harus ada persetujuan tertulis dari
kliententang tindakan tersebut
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
TUJUAN
tindakan pemasangan selang NGT
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
KEBIJAKAN No : 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020
Tentang pemasangan selang NGT
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alat
1.1.1. Pipa lambung NGT ukuran 12-18 untuk dewasa
1.1.2. Pelumas yang larut dalam air
1.1.3. Stetoscope
1.1.4. Spuit 20 cc – 50 cc
1.1.5. Kantung penampung cairan lambung
1.1.6. Sarung tangan bersih
1.1.7. Perlak dan alas perlak/ pengalas
1.1.8. Tissue/kassa
1.1.9. Plester gunting
1.1.10. Air dalam gelas/cangkir/mangkuk
1.1.11. Baki tindakan
1.2. Persiapan
1.2.1. Pasien di beri penjelasan tentang tindakan yang
akan di lakukan
1.2.2. Mengatur posisi lansia, terlentang ataupun duduk
1.3. Persiapan Lingkungan
1.3.1. Skherm di sekiter di tutup, bed plang di tempat
tidur kliendi buka agar memudahkan perawat
melakukan tindakan .
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mencuci tangan
2.2. Perawat memakai sarung tangan
2.3. Alat-alat didekatkan pada lansia
2.4. Memasang perlak dan alasnya di dada lansia
2.5. Dekatkan bengkok dan tissue di dekat lansia
2.6. Siapkan plester/ perekat untuk fiksasi
2.7. Menentukan panjang selang NGT yang masuk kedalam
lambung dengan cara mengukur proceus xypodeous ke
hidung dan dari hidung ke telinga kemudian beri tanda.
2.8. Member pelumas di ujung selang secukupnya 7,5-10cm
2.9. Menutup pangkal NGT dengan cara di tekuk dan di klem
2.10. Mengucapakan basmallah
2.11. Memasukan NGT pelan-pelan ke dalam lambung ke
dalam lubang hidung hingga mencapai batas yang di beri
tanda, atur posisi kliendan posisi kepala fleksi sampai
terlihat klienmenelan selang/selang masuk ke saluran
eshopagus, kemudian ekstensikan agar selang benar-benar
masuk ke dalam, dan mencegah masuk ke saluran nafas
lalu fleksi kembali sesuai anatomi mulut , faring dan
eshofagus. Bagi kliensadar, ajukan untuk menelan selang
NGT perlahan-lahan bisa juga sambil meminum air
sedikit-sedikit
2.12. Lakukan fiksasi sementara
2.13. Pastikan NGT masuk kedalam lambung dengan cara:
2.13.1. Memasukan udara ke dalam spuit dengan selang
NGT , jika terdengar suara “blub” (melalui stetoskop
pada daerah lambung) menunjukan posisi NGT tepat
ada di dalam lambung
2.13.2. Melihat/ meretensi adanya cairan yang keluar dari
selang NGT dari lambung
2.14. Fiksasi selang NGT di ujung hidung dan pipa
2.15. Tutup pipa lambung NGT dengan melipat selang NGT
pada selang NGT dengan spuit
2.16. Beri label tanggaal jam dan pemasangan NGT
2.17. Bedplang di pasang kembali
2.18. Perawat melakukan terminasi bahwa prosedur tindakan
telah selesai
2.19. Perawat mengucapkan alahamdulillah
2.20. Perawat merapihkan alat-alat dan membuang sampah
sesuai jenisnya
2.21. Perawat mencuci tangan
3. EVALUASI
3.1. Perhatikan repon klien ada nya reflex muntah terus
menerus Kaji karakteristik cairan lambung (warna dan
jumlah)
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan
keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MERAWAT KLIENYANG TERPASANG NGT
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1/2

SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator

PROSEDUR
TETAP

OOY SUHARYO DJOMHARI, SE ., MM


NIP : 19640714 198711 1 002
Suatu tindakan keperawatan merawat klienyang Tepasang selang
PENGERTIAN NGT

1. Menjaga kepatenan pipa lambung (NGT)


TUJUAN
2. Memberikan rasa nyaman kepada lansia
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT No :
440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020 Tentang
KEBIJAKAN
pemberlakuan kebijakan pelayanan tindakan melepaskan/mencabut
selang (NGT)
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alata
1.1.1. Baki
1.1.2. Bak instrument
1.1.3. Sepasang sarung tangan
1.1.4. Plester dan gunting
1.1.5. Stethoscope
1.1.6. Bengkok
1.1.7. Perlak dan alas perlak
1.1.8. Spiuit 25cc-50cc
1.2. Persiapan
1.2.1. Kliendan keluarga di beri penjelasan tujuan dan
prosedur tindakan yang akan di lakukan
1.2.2. Mengatur posisi lansia, terlentang ataupun duduk
1.3. Persiapan lingkungan
1.3.1. Skerm di sekitar kliendi tutup, bedplang kliendi buka
agar perawat mudah dalam melaksanakan tugas
2. PELAKSANAAN
2.1. Mencuci tangan
2.2. Alat-alat di dekatkan kea rah klien
2.3. Memasang perlak dan alasnya di dada lansia
2.4. Memakai sarung tangan
2.5. Membaca bismillah
2.6. Cek kepatenan NGT
2.6.1. Memasukan udara kedalam spuit selang NGT, jika
terdengar suara “blub” (melalui stetoskop pada daerah
lambung ) maka NGT posisinya tidak berubah.
2.6.2. Melihat/meretensi adanya cairan yang keluar dar
selang NGT dari lambung
2.7. Cek kepatenan plester dan fiksasinya, bila sudah tidak paten
maka ganti dengan plester baru
2.8. Alat-alat di rapihkan kembali
2.9. Baplang di pasang kembali
2.10. Mengucapkan hamdalah
2.11. Merapihkan klien dan alat-alat
2.12. Membuka sarung tangan
2.13. Mencuci alat
2.14. Dan mencuci tangan

3. EVALUASI
3.1. Perhatikan repon klien
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MELEPAS/MENCABUT SELANG NGT
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1/2

SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator

PROSEDUR
TETAP

OOY SUHARYO DJOMHARI, SE ., MM


NIP : 19640714 198711 1 002
Suatu tindakan keperawatan pelepasan/pencabut selang melalui
PENGERTIAN
hidung sampai ke lambung/Naso Gastrik Tube
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
TUJUAN
tindakan pelpeasan/pencabutan selang (NGT)
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
No : 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020Tentang
KEBIJAKAN pemberlakuan kebijakan pelayanan tindakan melepaskan/mencabut
selang (NGT)

PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alat
1.1.1. Baki
1.1.2. Bak instrument
1.1.3. Sepasang sarung tangan
1.1.4. Kapas wash bensin
1.1.5. Plester dan gunting
1.1.6. Stethoscope
1.1.7. Bengkok
1.1.8. Perlak dan alas perlak
1.2. Persiapan
1.1.1. Pasien di beri penjelasan tentang tindakan yang akan
di lakukan
1.1.2. Mengatur posisi lansia, terlentang ataupun duduk
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mengucapkan salam
2.2. Perawat memberi penjelasan dan prosedur yang akan di
lakukan
2.3. Perawat mencuci tangan
2.4. Alat-alat didekatkan ke arah lansia
2.5. Memasang perlak dan alasnya di dada lansia
2.6. Memakai sarung tangan
2.7. Observasi bising usus dan reflek menelan lansia
2.8. Perawat mengucapkan bismillahirohmanirohim
2.9. Buka plester fiksasi NGT dengan cara di olesi dulu kapas
wash bensin
2.10. Lipat ujung selang NGT sehingga selang tertutup
2.11. Cabut perlahan-lahan selang NGT sampai selesai
2.12. Letakan ngt bekas di bengkok
2.13. Bersihkan bekas pemasangan plester fiksasi di hidung dan
pipi
2.14. Alat-alat dirapihkan kembali di atas baki
2.15. Badplang di pasangkan kembali
2.16. Perawat melakukan terminasi bahwa prosedur tindakan
telah selesai
2.17. Perawat mengucapkan alhamdulillah
2.18. Perawat merapihkan alat-alat dan membuang sampah sesuai
jenisnya
2.19. Perawat mencuci tangan
3. EVALUASI
3.1. Perhatikan repon klien
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan
keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MEMBERIKAN MAKAN MELALUI SELANG NGT
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1/2

SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator

PROSEDUR
TETAP

OOY SUHARYO DJOMHARI, SE ., MM


NIP : 19640714 198711 1 002
Adalah suatu kegiatan memberikan makan klienmelalui NGT untuk
PENGERTIAN
memenuhi kebutuhan nutrisi lansia
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
TUJUAN tindakan keperawatan memberi makan klienmemalui NGT untuk
memenuhi kebutuhan nutrisinya
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
No : 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020Tentang
KEBIJAKAN pemberlakuan kebijakan pelayanan tindakan memberikan makan
melalui selang NGT

PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alata
1.1.1. Makanan cair sesuai diet dalam gelas tertutup
1.1.2. Air minum hangat pada tempatnya
1.1.3. Spuit 50cc dengan lubang di tengah (sesuai keperluan)
1.1.4. Serbet makan/tissue
1.1.5. Bengkok (sesuai kebutuhan, bila klienberesiko muntah)
1.1.6. Meja makan lansia
1.2. Persiapan
Kliendiberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan. Kliendisiapkan untuk makan dengan posisi kepala
lebih tinggi dari badan/setelah duduk
1.3. Persiapan Lingkungan
Skhrem disekitar klienditutup (bila perlu), bedplang tempat
tidur kliendi buka agar memudahkan perawat bekerja
maksimal
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mengucapkan salam dan tersenyum
2.2. Perawat mencuci tangan
2.3. Dekatkan alat-alat di samping lansia
2.4. Pasangkan serbet/tissue di dagu lansia
2.5. Lakukan retensi cairan lambung dengan menarik cairan
lambung dari selang NGT sebanyak 5 cc menggunakan spuit
50cc. Apabila jumlah retensi kurang dari 5cc di buang tetapi
bila banyak lebih dari 5-10cc cairan dapat di masukan lagi
lalu jadwal makanan di tunda sampai retensi kurang dari 5 cc
2.6. Perawat mengucapkan bismillahirohmanirohim, lalu
bimbing klienmelapalkan do’a sebelum makan
2.7. Ujung atas selang NGT di tekuk/diklem, tabung spuit 50cc di
sambungkan dengan selang NGT kemudian isi dengan
makanan cair sebanyak 50cc/ sesuai dengan kebutuhan
tegakan posisi tabung spuit lalu buka klem selang NGT
biarksn makanan mengalir kedalam lambung mengalir sesuai
gravitasi tidak boleh di dorong.
2.8. Berikan diet kliensesuai langkah di atas sampai dengan
jumlah cairan yang masuk dengan program
2.9. Setelah selesai, bilas selang NGT dengan air hangat
kemudian ujung selling NGT di klem kembali
2.10. Perawat mengobservasi reaksi kliensetelah makan
2.11. Perawat melakukan terminasi, ucapkan Alhamdulillah,
setelah makan , salam
2.12. Alat –alat di kembalikan seperti semula
3. EVALUASI
3.1. Apabila saat retensi cairan lambung yang keluar berubah
menjadi kuning pekat, kecoklatan, kehitaman, atau merah
segar, klienharus di puasakan dulu dan jangan diberi makan.
3.2. Apabila klienmuntah dan atau retensi cairan lambung
berubah warna, lakukan bilas lambung
3.3. Segera konsultasi/ kolaborasi dengan dokter untuk
mendapatkan therapy apabila terjadi stress ucler
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MEMBERIKAN OBAT DENGAN (INTRACUTAN,
SUBCUTAN, INTRAVENA, INTRA MUSCULER)
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1-3
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator

PROSEDUR
TETAP

OOY SUHARYO DJOMHARI, SE ., MM


NIP : 19640714 198711 1 002
Suatu kegiatan memberikan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh
dengan menyuntikan (injeksi), secara : intravena, intramuskuler,
intracutan, subkutan, dengan memperlihatkan prinsip-prinsip
1. Prinsip aseptic
PENGERTIAN 2. Membaca etiket obat dengan benar
3. Membaca dosis obat dengan benar
4. Memastikan obat yang di berikan kepada orang yang benar
5. Memberikan obat pada jadwal yang telah ditentukan
6. Memberikan obat dengan cara yang benar
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
TUJUAN tindakan keperawatan memberikan obat melalui suntikan, untuk
memperlancar tindakan dalam pelayanan keperawatan
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
No : 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020 Tentang
KEBIJAKAN pemberlakuan kebijakan pelayanan tindakan memberikan obat
parenteral (intracutan, subcutan, intramuskuler, intravena)

PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alata
1.1.1. Meja atau baki
1.1.2. Obat –obat yang siap di berikan
1.1.3. Bak spuit yang telah di beri alas kassa steril
1.1.4. Sarung tangan
1.1.5. Kapas alcohol
1.1.6. Tourniquet/karet pembendung (intravena)
1.1.7. Alas kerja
1.1.8. Bengkok
1.1.9. Kartu obat/rencana kegiatan harian (RKH) yang ,
mencantumkan secara lengkap; nama pasien, nomor
tempat tidur, jenis dan nama obat, dosisi obat, jadwal
pemberian obat
1.2. Persiapan
1.2.1. Kliendi berikan penjelasan tentang tindakan yang akan
di lakukan
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mencuci tangan
2.2. Memberikan salam dan tersenyum
2.3. Tanyakan nama anak
2.4. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan (nama obat,
dosisi dan rute pemberian)
2.5. Dekatkan alat-alat
2.6. Perawat membaca basmallah
2.7. Atur posisi kliensesuai kebutuhan
2.8. Gunakan sarung tangan
2.9. Pasang alas kerja
2.9.1. Pemberian Intra Cutan
2.9.1.1. Desinfeksi area yang akan ditusuk, lalu
tegangkan dengan tangan kiri, area yang lajim di
gunakan ; permukaan ventral lengan bawah, area
bagian atas klavikula, punggung dada area scapula,
dan permukaan medial paha
2.9.1.2. Jarum ditusukan dengan lubang jarum
menghadap ke atas dan membentuk sudut 15°
sampai 20° dengan permukaan kulit (jarum yang di
gunakan biasanya no 26,27)
2.9.1.3. Masukan obat sampai ke permukaan kulit yang
di suntik mengembung sesuai kebutuhan
2.9.1.4. Tarik jarum dengan cepat, bekas tusukan jarum
tidak boleh di tekan dan di hapus dengan kapas
alcohol
2.9.1.5. Buat lingkaran dengan bollpoint diameter 2cm
di sekitar tempat yang menggembung
2.9.1.6. Setelah jangka waktu yang di tentukan, lihat
dan catat reaksi pasien yang terjadi pada area
penusukan . hasil nya segera di laporkan kepada
penanggung jawab/ dokter yang bersangkutan
untuk menentukan tindakan selanjutnya.
2.9.2. Pemberian Subkutan
2.9.2.1. desinfeksi area yang akan di tusuk, lalu angkat
sedikit dengan tangan kiri (seperti di cubit). Area
tempat penyuntikan ; abdomen, paha atas, paha sisi
lateral, lengan atas
2.9.2.2. jarum ditusukan dengan lubang jarum
menghadap ke atas dan bentuk sudut 45°-90°
dengan permukaan kulit.
2.9.2.3. Tarik plunger spuit untuk mengenai pembuluh
darah, jika tidak ada darah, masukan obat dengan
perlahan-lahan
2.9.2.4. Setelah obat masuk semua tarik jarum dengan
cepat, bekas tusukan jarum di tekan dengan kapas
alcohol
2.9.3. Pemberian Intravena
2.9.3.1. Pasang tourniquet 15cm di atas area penusukan
2.9.3.2. Pilih pembuluh darah yang akan di tusuk,
lokasi penyuntikan yang lajim antara lain pada
lengan ; vena saphenous. Pada kepala ; vena
frontalis vena temporalis (anak)
2.9.3.3. Desinfeksi area yang akan di tusuk dengan
kapas alcohol tunggu sampai kering dan tegangkan
2.9.3.4. Jarum di tusukan dengan lubang jarum
menghadap keatas pada posisi 30°, tusukan ke
dalam pembuluh darah vena
2.9.3.5. Tarik plunger spuit untuk menentukan
mengenai pembuluh darah, jika ada darah,
rendahkan posisi jarum sejajar dengan kulit,
bukalah pembendung, dan masukan obat dengan
perlahan-lahan sampai habis
2.9.3.6. Jika obat di berikan dengan selang infuse
2.9.3.6.1. Cek kepatenan infuse, jika darah tampak
keluar dari selang infuse maka obat bisa di
masukan
2.9.3.6.2. Lakukan desinfeksi area karet untuk
penyuntikan
2.9.3.6.3. Hentikan tetesan infuse dengan memutar
stopcock ke arah pasien
2.9.3.6.4. Masukan obat perlahan-lahan
2.9.3.6.5. Setelah obat masuk semua, bekas
tusukan jarum di tekan beberapa saat
dengan kapas alcohol
2.9.3.7. Setelah obat masuk semua, tarik jarum agak
cepat, dengan sudut jarum yang sama ketika jarum
di masukan, bekas tusukan jarum di tekan
beberapa saat dengan kapas alcohol
2.9.4. Pemberian Intra Muskuler
2.9.4.1. Tentukan area yang akan di suntik, yaitu area
muskulus deltoid, dorso gluteal, ventro gluteal dan
vastus lateralis (1/3 SIAS) iliaka psoas mayor, 1/3
muskulus femoralis bagian luar), pastikan niddle
pada spuit adalah obat baru
2.9.4.2. Desinfeksi area yang akan di tusuk dengan
kapas alcohol
2.9.4.3. Tusukan jarum tegak lurus dengan posisi 90°
2.9.4.4. Tarik pluger spuit untuk menentukan mengenai
otot, jika ada dara tarik sedikit, tarik pluger, jika
tidak terdapat darah, masukan obat dengan
perlahan
2.9.4.5. Setelah obat masuk semua, tarik jarum dengan
cepat, bekas tusukan jarum di tekan dengan kapas
alcohol
2.9.4.6. Perhatikan reaksi obat
2.9.4.7. Perawat membaca hamdallah, beri senyman
dan salam
2.9.4.8. Alat-alat di rapikan
2.9.4.9. Perawat mencuci tangan
3. EVALUASI
Catat reaksi kliensetelah di berikan obat, tanda-tanda vitak dan
reaksi alergi
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan obat yang masuk dalam catatan asuhan
keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MENYIAPKAN OBAT INJEKSI DARI AMPUL DAN VIAL
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1-3

SATUAN
PELAYANAN
PSA GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator

PROSEDUR
TETAP
OOY SUHARYO DJOMHARI, SE .,
MM
NIP : 19640714 198711 1 002
Suatu kegiatan menyiapkan obat suntikan (injeksi) dari ampul atau
PENGERTIAN vial,secara aman dan benar,dilakukan oleh perawat,diberikan pada
klienyang mendapat program pengobatan melalui suntikan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tindakan keperawatan
TUJUAN dalam menyiapkan obat suntikan,untuk memperlancar tindakan
dalam pelayanan keparawatan
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
No : 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020
KEBIJAKAN Tentang pemberlakuan kebijakan pelayanan tindakan keparawatan
menyiapkan obat injeksi dari ampul dan vial

PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alat
1.1.1. Meja atau baki
1.1.2. Obat-obat yang akan diberikan dalam
tempatnya
1.1.3. Bak spuit yang telah diberi alas atau kassa steril
1.1.4. Cairan pelarut (aquabidest) atau normal saline
1.1.5. Spuit dissposible sesuai kebutuhan
1.1.6. Neddle sesuai kebutuhan
1.1.7. Kapas alcohol
1.1.8. Kikir ampul dan kassa 1 lembar
1.1.9. Label untuk etiket obat,bengkok
1.1.10. Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH)
yang mencantumkan secara lengjap;nama
anak;nomor tempat tidur;jenis dan nama
obat,dosis obat,jadwal pemberian obat
1.2. Persiapan
1.2.1. Kliendiberi penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan
1.3. Persiapan Lingkungan
1.3.1. Dilakukan di ruangan tindakan atau didepan
lansia
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat cuci tangan
2.2. Baca etiket obat untuk menvegah kekeliruan
2.3. Perawat membaca Basmallah
2.4. Siapkan obat injeksi dari
2.4.1. Obat ampul
2.4.1.1. Gerakan ampul secara memutar agar
obat seluruhnya berada pada bagian
bawah
2.4.1.2. Patahkan leher ampul kearah menjauhi
perawat dan orang lain dengan cara :
pegang bagian atas ampul dengan kain
kassa untuk melindungi tangan
perawat,pegang bagian bawah ampul
oleh tangan uang lain,lalu tarik kedua
bagian ampul tersebut kearah
berlawanan,gunakan kikir ampul jika
proses pematahan terasa sulit
2.4.1.3. Masukan jarum spuit,aspirasi
larutan/obat yang ada sesuai kebutuhan
2.4.1.4. Keluarkan sisa udara yang ada dalam
spuit
2.4.1.5. Campurkan dengan cairan pelarut(jika
diperlukan)
2.4.1.6. Beri label pada spuit yang telah diisi
obat,meliputi;nama pasien,nama
obat,dan kamar perawatan
2.4.1.7. Buang ampul bekas ke tempat khusus
yang telah disediakan
2.4.2. Obat vial
2.4.2.1. Buka kap plastic
2.4.2.2. Desinfeksi tutup karet dengan kapas
alcohol
2.4.2.3. Masukan jarum spuit berisi sejumlah
aquabidest atau normal saline sesuai
kebutuhan,kemudian tarik udara dalam
vial sejumlah aquabidest
2.4.2.4. Kocok-kocok vial sampai dengan
homogeny dengan tutup karet di tahan
oleh kapas alcohol
2.4.2.5. Masukan jarum spuit berisi udara kedalam
vial sejumlah obat yang akan di ambil,
aspirasi obat sesuai kebutuhan, dengan
rumus pengoplosan sebagai berikut :
D
xV =A
H
Keterangan :
D = Dosis
H = Sediaan
V = Pelarut
A = Jumlah sedianan dalam ml
Contoh :
Pasien meperoleh dosis obat 400 mg (D)
Obat yang tersedia 1000 mg (H)
Obat di oplos sebanyak 5ml ()
Jadi :
400
x 5 ml = 2 ml
1000 mg
2.4.2.6. Keluarkan sisa udara di dalam spuit
2.4.2.7. Ganti niddle spuit (untuk pemberian
intravena langsung)
2.4.2.8. Campurkan dengan cairan pelarut (jika di
perlukan)
2.4.2.9. Beri label pada spuit yang telah di isi
obat, meliputi ; nama anak, nama obat,
ruang rawat
2.4.2.10. Buang vial di niddle beka s ketempat
khusus yang telah di sediakan
2.5. Perawat membaca hamdalah
2.6. Alat-alat dirapikan dan dibereskan ketempat semula
2.7. Perawat cuci tangan kemudian dilanjutkan dengan
tindakan pemberian obat parenteral kepada pasien yang
telah ditentukan sebelumnya
3. EVALUASI
3.1. Respon kliensetelah diberikan di berikan obat
3.2. Tanda-tanda vital
3.3. Reaksi alergi

4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : jenis
obat, jam pemberian, cara pemberian, dan dosis obat
dalam catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT

Anda mungkin juga menyukai