SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Di tetapkan oleh :
Tanggal terbit : Koordinator
4 Januari 2021
PROSEDUR TETAP
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit : Di tetapkan oleh :
2 Januari 2021 Koordinator
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR
TETAP
3. EVALUASI
3.1. Perhatikan respon klien
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan
keperawatan
PROSEDUR
TETAP
1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alata
1.1.1. Sungkup muka kantung non rebriting
1.1.2. Sumber O2
1.1.3. Regulator oksigen/flowmeter atau humidifier
1.1.4. Kain kasa/kapas
1.2. Persiapan
Pasien di beri penjelasan tentang tindakan yang akan di
lakukan
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mencuci tangan
2.2. Bebaskan jalan nafas dengan menghisap slem jika perlu
(lihat keadaan umum pasien)
2.3. Atur posisi pasien
2.4. Hubungkan selang oksigen ke humidifier
2.5. Putar flow meter untuk menentukan tekanan O2 sesuai
kebutuhan
2.6. Isi O2 kedalam kantung dengan cara menutup lubang
PROSEDUR antara kantung dengan sungkup minimal 2/3 kantung
bagian reservoir
2.7. Pasang sungkup muka kantung non rebriting pada area
hidung dan mulut dengan posisi kantung berada di bawah
dagu pasien
2.8. Ikat tali sungkup muka kantung non rebriting ke belakang
kepala melalui telinga
2.9. Pasang kasa/kapas kering pada area yang tertekan
sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit.
2.10. Perawat cuci tangan
3. EVALUASI
3.1. Perhatikan respon pasien
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan
keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1/2
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR
TETAP
OOY SUHARYO DJOMHARI, SE .,
MM
NIP : 19640714 198711 1 002
SEFT (spiritual emotional freedom technique) merupakan metode
baru dalam melakukan EFT. Dengan menggabungkan nya dengan
aspek spiritual. Menggunakn prinsip khusyu, ikhlas dan pasrah,
PENGERTIAN yang pertama dilakukan adalah set up kemudian tune in dan
topping (mengetuk) titik-titik aku puntur yang berjumlah 18 titik
yang di anggap sebagai titik meridian (titik energi) di dalam tubuh
manusia
sebagai acuan langkah –langkah melakukan terapi pada masalah
TUJUAN
kesehatan baik masalah fisik maupun emosional.
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
No : 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020
KEBIJAKAN
Tentang pemberlakuan kebijakan tindaka seft ( spiritual emotional
freedom technique)
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Peralatan Steril
1.1.1. Minum air mineral (air putih)
1.2. Lingkungan
1.2.1. Melepas atau menjauhkan benda –benda yang
mengandung energy listrik seperti HP
1.2.2. Melepas benda benda logam seperti jam tangan
cincin dll.
1.3. Persiapan Lansia
Menanyakan pada lansia, keluhan yang di rasakan
sekarang berbeda pada sekala berapa jika rentang skala di
anggap 1-10.
2. PELAKSANAAN
2.1. melakukan kalimat set-up; “Ya Allah, walaupun saya
merasa sakit/tidak nyaman Karena kondisi saya saat ini
(sebutkan kondisi fisik atau kondisi psikologis yang di
rasakan) saya ikhlas, saya ridho saya menyembuhkan nya,
wahai engkau maha pemberi kesembuhan.” Sambil
menekan titik “socre spot” atau mengetuk dua bagian
ujung jari I bagian “karate chop”
2.2. Melakukan Tun-in
Untuk masalah emosi: memikirkan sesuatu atau peristiwa
spesifik tertentu yang dapat membangkitkan emosi
negative yang spesifik tertentu yang dapat membangkitkan
emosi negative, yang ingin dihilangkan seperti amarah,
sedih, takut dan sebagainya sambil hati dan mulut kita
mengatakan “Ya Allah …….Saya Ikhlas ……Saya
Pasrah……
2.3. Melakukan tapping pada titik yang tertera pada gambar
berikut
Keterangan :
CR= Crown : terletak pada titik bagian atas kepala
EB= Eye Brow : terletak pada titik pemulaan alis
mata
SE= Side Of The Eye : terletak di atas tulang di
samping mata
UE= Under The Eye : cm di bawah kelompok mata
UN= Under The Nose : terletak tepat di bawah
hidung
CH= Chin : terletak diantara dagu dan bawah bibir
CB= Collar Bone: terletak din ujung tempat
bertemu tulang dada, collar bone dan tulang rusuk
pertama
UA= Under the Arm: terletak di bawah ketiak
sejajar dengan putting susu (pria) atau tepat di
tengah bagian tali bra (wanita)
BN= Bellow Nipple: terletak pada 2,5 cm di bawah
putting susu (pria) atau di perbatasan atnara tulang
dada dan bagian payudara
IH=InSide of Hand: terletak pada bagian dalam
tangan yang berbatasan dengan telapak tangan
OH= Outside of Hand : terletakpada bagian luar
tangan yang berbatasan dengan telapak tangan
TH=Thumb : pada ibu jari di samping luar bagian
bawah kuku
IF= index finger : pada jari telunjuk di samping
luar bagian bawah kuku (di bagian yang
menghadap ibu jari )
MF= Middle Finger : pada jari manis di samping
luar bagian bawah kuku ( di bagian yang
menghadap ibu jari )
RF=Ring Finger: pada jari manis di samping luar
bagian bawah kuku (bagian yang menghadap ibu
jari)
BF= baby finger : pada jari kelingking di samping
luar bagian bawah kuku (dibagian yang menghadap
ibu jari)
KC= Karate Chop : pada samping telapak tangan,
bagian yang kita gunakan untuk mematahkan balok
saat karate
GS= Gamut Spot, pada bagian antara perpanjangan
tulang jari manis dan tulang jari kelingking
2.4. Ketika melakukan tapping pada titik Gamut Spot, sambil
melakukan pula pada sembilan gamut prosedur yaitu :
2.4.1. Menutup mata sekuat kuatnya
2.4.2. Membuka mata selebar lebarnya
2.4.3. Mata di gerakan dengan sangat kuat keatas dan ke
bawah
2.4.4. Mata di gerakan kuat ke kiri bawah
2.4.5. Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
2.4.6. Memutar bola mata searah jarum jam
2.4.7. Bergumam berirama selama 3 detik
2.4.8. Berhitung 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10.
2.4.9. Bergumam lagi selama 3 detik
2.5. Kemudian lanjutkan lagi melakukan tapping pada titik
pertama sampai titik karate chop
3. Tahap Akhir
Setelah selesai tapping pada titik akhir kemudian mengambil
nafas panjang melalui hidung, lalu menghembuskan nafas
perlahan-lahan melalui hidung sambil mengucapkan kata kata
syukur yaitu … “alhamdulilah…..”
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MEMASANG NASO GASTRIK TUBE (NGT)
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1/2
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
PROSEDUR Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
TETAP 4 Januari 2021 Koordinator
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator
PROSEDUR
TETAP
3. EVALUASI
3.1. Perhatikan repon klien
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MELEPAS/MENCABUT SELANG NGT
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1/2
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alat
1.1.1. Baki
1.1.2. Bak instrument
1.1.3. Sepasang sarung tangan
1.1.4. Kapas wash bensin
1.1.5. Plester dan gunting
1.1.6. Stethoscope
1.1.7. Bengkok
1.1.8. Perlak dan alas perlak
1.2. Persiapan
1.1.1. Pasien di beri penjelasan tentang tindakan yang akan
di lakukan
1.1.2. Mengatur posisi lansia, terlentang ataupun duduk
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mengucapkan salam
2.2. Perawat memberi penjelasan dan prosedur yang akan di
lakukan
2.3. Perawat mencuci tangan
2.4. Alat-alat didekatkan ke arah lansia
2.5. Memasang perlak dan alasnya di dada lansia
2.6. Memakai sarung tangan
2.7. Observasi bising usus dan reflek menelan lansia
2.8. Perawat mengucapkan bismillahirohmanirohim
2.9. Buka plester fiksasi NGT dengan cara di olesi dulu kapas
wash bensin
2.10. Lipat ujung selang NGT sehingga selang tertutup
2.11. Cabut perlahan-lahan selang NGT sampai selesai
2.12. Letakan ngt bekas di bengkok
2.13. Bersihkan bekas pemasangan plester fiksasi di hidung dan
pipi
2.14. Alat-alat dirapihkan kembali di atas baki
2.15. Badplang di pasangkan kembali
2.16. Perawat melakukan terminasi bahwa prosedur tindakan
telah selesai
2.17. Perawat mengucapkan alhamdulillah
2.18. Perawat merapihkan alat-alat dan membuang sampah sesuai
jenisnya
2.19. Perawat mencuci tangan
3. EVALUASI
3.1. Perhatikan repon klien
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan
keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MEMBERIKAN MAKAN MELALUI SELANG NGT
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1/2
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alata
1.1.1. Makanan cair sesuai diet dalam gelas tertutup
1.1.2. Air minum hangat pada tempatnya
1.1.3. Spuit 50cc dengan lubang di tengah (sesuai keperluan)
1.1.4. Serbet makan/tissue
1.1.5. Bengkok (sesuai kebutuhan, bila klienberesiko muntah)
1.1.6. Meja makan lansia
1.2. Persiapan
Kliendiberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan. Kliendisiapkan untuk makan dengan posisi kepala
lebih tinggi dari badan/setelah duduk
1.3. Persiapan Lingkungan
Skhrem disekitar klienditutup (bila perlu), bedplang tempat
tidur kliendi buka agar memudahkan perawat bekerja
maksimal
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mengucapkan salam dan tersenyum
2.2. Perawat mencuci tangan
2.3. Dekatkan alat-alat di samping lansia
2.4. Pasangkan serbet/tissue di dagu lansia
2.5. Lakukan retensi cairan lambung dengan menarik cairan
lambung dari selang NGT sebanyak 5 cc menggunakan spuit
50cc. Apabila jumlah retensi kurang dari 5cc di buang tetapi
bila banyak lebih dari 5-10cc cairan dapat di masukan lagi
lalu jadwal makanan di tunda sampai retensi kurang dari 5 cc
2.6. Perawat mengucapkan bismillahirohmanirohim, lalu
bimbing klienmelapalkan do’a sebelum makan
2.7. Ujung atas selang NGT di tekuk/diklem, tabung spuit 50cc di
sambungkan dengan selang NGT kemudian isi dengan
makanan cair sebanyak 50cc/ sesuai dengan kebutuhan
tegakan posisi tabung spuit lalu buka klem selang NGT
biarksn makanan mengalir kedalam lambung mengalir sesuai
gravitasi tidak boleh di dorong.
2.8. Berikan diet kliensesuai langkah di atas sampai dengan
jumlah cairan yang masuk dengan program
2.9. Setelah selesai, bilas selang NGT dengan air hangat
kemudian ujung selling NGT di klem kembali
2.10. Perawat mengobservasi reaksi kliensetelah makan
2.11. Perawat melakukan terminasi, ucapkan Alhamdulillah,
setelah makan , salam
2.12. Alat –alat di kembalikan seperti semula
3. EVALUASI
3.1. Apabila saat retensi cairan lambung yang keluar berubah
menjadi kuning pekat, kecoklatan, kehitaman, atau merah
segar, klienharus di puasakan dulu dan jangan diberi makan.
3.2. Apabila klienmuntah dan atau retensi cairan lambung
berubah warna, lakukan bilas lambung
3.3. Segera konsultasi/ kolaborasi dengan dokter untuk
mendapatkan therapy apabila terjadi stress ucler
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MEMBERIKAN OBAT DENGAN (INTRACUTAN,
SUBCUTAN, INTRAVENA, INTRA MUSCULER)
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1-3
SATUAN
PELAYANAN PSA
GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alata
1.1.1. Meja atau baki
1.1.2. Obat –obat yang siap di berikan
1.1.3. Bak spuit yang telah di beri alas kassa steril
1.1.4. Sarung tangan
1.1.5. Kapas alcohol
1.1.6. Tourniquet/karet pembendung (intravena)
1.1.7. Alas kerja
1.1.8. Bengkok
1.1.9. Kartu obat/rencana kegiatan harian (RKH) yang ,
mencantumkan secara lengkap; nama pasien, nomor
tempat tidur, jenis dan nama obat, dosisi obat, jadwal
pemberian obat
1.2. Persiapan
1.2.1. Kliendi berikan penjelasan tentang tindakan yang akan
di lakukan
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat mencuci tangan
2.2. Memberikan salam dan tersenyum
2.3. Tanyakan nama anak
2.4. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan (nama obat,
dosisi dan rute pemberian)
2.5. Dekatkan alat-alat
2.6. Perawat membaca basmallah
2.7. Atur posisi kliensesuai kebutuhan
2.8. Gunakan sarung tangan
2.9. Pasang alas kerja
2.9.1. Pemberian Intra Cutan
2.9.1.1. Desinfeksi area yang akan ditusuk, lalu
tegangkan dengan tangan kiri, area yang lajim di
gunakan ; permukaan ventral lengan bawah, area
bagian atas klavikula, punggung dada area scapula,
dan permukaan medial paha
2.9.1.2. Jarum ditusukan dengan lubang jarum
menghadap ke atas dan membentuk sudut 15°
sampai 20° dengan permukaan kulit (jarum yang di
gunakan biasanya no 26,27)
2.9.1.3. Masukan obat sampai ke permukaan kulit yang
di suntik mengembung sesuai kebutuhan
2.9.1.4. Tarik jarum dengan cepat, bekas tusukan jarum
tidak boleh di tekan dan di hapus dengan kapas
alcohol
2.9.1.5. Buat lingkaran dengan bollpoint diameter 2cm
di sekitar tempat yang menggembung
2.9.1.6. Setelah jangka waktu yang di tentukan, lihat
dan catat reaksi pasien yang terjadi pada area
penusukan . hasil nya segera di laporkan kepada
penanggung jawab/ dokter yang bersangkutan
untuk menentukan tindakan selanjutnya.
2.9.2. Pemberian Subkutan
2.9.2.1. desinfeksi area yang akan di tusuk, lalu angkat
sedikit dengan tangan kiri (seperti di cubit). Area
tempat penyuntikan ; abdomen, paha atas, paha sisi
lateral, lengan atas
2.9.2.2. jarum ditusukan dengan lubang jarum
menghadap ke atas dan bentuk sudut 45°-90°
dengan permukaan kulit.
2.9.2.3. Tarik plunger spuit untuk mengenai pembuluh
darah, jika tidak ada darah, masukan obat dengan
perlahan-lahan
2.9.2.4. Setelah obat masuk semua tarik jarum dengan
cepat, bekas tusukan jarum di tekan dengan kapas
alcohol
2.9.3. Pemberian Intravena
2.9.3.1. Pasang tourniquet 15cm di atas area penusukan
2.9.3.2. Pilih pembuluh darah yang akan di tusuk,
lokasi penyuntikan yang lajim antara lain pada
lengan ; vena saphenous. Pada kepala ; vena
frontalis vena temporalis (anak)
2.9.3.3. Desinfeksi area yang akan di tusuk dengan
kapas alcohol tunggu sampai kering dan tegangkan
2.9.3.4. Jarum di tusukan dengan lubang jarum
menghadap keatas pada posisi 30°, tusukan ke
dalam pembuluh darah vena
2.9.3.5. Tarik plunger spuit untuk menentukan
mengenai pembuluh darah, jika ada darah,
rendahkan posisi jarum sejajar dengan kulit,
bukalah pembendung, dan masukan obat dengan
perlahan-lahan sampai habis
2.9.3.6. Jika obat di berikan dengan selang infuse
2.9.3.6.1. Cek kepatenan infuse, jika darah tampak
keluar dari selang infuse maka obat bisa di
masukan
2.9.3.6.2. Lakukan desinfeksi area karet untuk
penyuntikan
2.9.3.6.3. Hentikan tetesan infuse dengan memutar
stopcock ke arah pasien
2.9.3.6.4. Masukan obat perlahan-lahan
2.9.3.6.5. Setelah obat masuk semua, bekas
tusukan jarum di tekan beberapa saat
dengan kapas alcohol
2.9.3.7. Setelah obat masuk semua, tarik jarum agak
cepat, dengan sudut jarum yang sama ketika jarum
di masukan, bekas tusukan jarum di tekan
beberapa saat dengan kapas alcohol
2.9.4. Pemberian Intra Muskuler
2.9.4.1. Tentukan area yang akan di suntik, yaitu area
muskulus deltoid, dorso gluteal, ventro gluteal dan
vastus lateralis (1/3 SIAS) iliaka psoas mayor, 1/3
muskulus femoralis bagian luar), pastikan niddle
pada spuit adalah obat baru
2.9.4.2. Desinfeksi area yang akan di tusuk dengan
kapas alcohol
2.9.4.3. Tusukan jarum tegak lurus dengan posisi 90°
2.9.4.4. Tarik pluger spuit untuk menentukan mengenai
otot, jika ada dara tarik sedikit, tarik pluger, jika
tidak terdapat darah, masukan obat dengan
perlahan
2.9.4.5. Setelah obat masuk semua, tarik jarum dengan
cepat, bekas tusukan jarum di tekan dengan kapas
alcohol
2.9.4.6. Perhatikan reaksi obat
2.9.4.7. Perawat membaca hamdallah, beri senyman
dan salam
2.9.4.8. Alat-alat di rapikan
2.9.4.9. Perawat mencuci tangan
3. EVALUASI
Catat reaksi kliensetelah di berikan obat, tanda-tanda vitak dan
reaksi alergi
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan obat yang masuk dalam catatan asuhan
keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
MENYIAPKAN OBAT INJEKSI DARI AMPUL DAN VIAL
No. Dokumen No.Revisi: Halaman:
0 1-3
SATUAN
PELAYANAN
PSA GARUT
Tanggal Terbit: Di tetapkan oleh :
4 Januari 2021 Koordinator
PROSEDUR
TETAP
OOY SUHARYO DJOMHARI, SE .,
MM
NIP : 19640714 198711 1 002
Suatu kegiatan menyiapkan obat suntikan (injeksi) dari ampul atau
PENGERTIAN vial,secara aman dan benar,dilakukan oleh perawat,diberikan pada
klienyang mendapat program pengobatan melalui suntikan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tindakan keperawatan
TUJUAN dalam menyiapkan obat suntikan,untuk memperlancar tindakan
dalam pelayanan keparawatan
Surat keputusan kepala SATUAN PELAYANAN PSA GARUT
No : 440.6/008/PSA-GRT//I/2020. Tanggal 14 Januari 2020
KEBIJAKAN Tentang pemberlakuan kebijakan pelayanan tindakan keparawatan
menyiapkan obat injeksi dari ampul dan vial
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
1.1. Persiapan Alat
1.1.1. Meja atau baki
1.1.2. Obat-obat yang akan diberikan dalam
tempatnya
1.1.3. Bak spuit yang telah diberi alas atau kassa steril
1.1.4. Cairan pelarut (aquabidest) atau normal saline
1.1.5. Spuit dissposible sesuai kebutuhan
1.1.6. Neddle sesuai kebutuhan
1.1.7. Kapas alcohol
1.1.8. Kikir ampul dan kassa 1 lembar
1.1.9. Label untuk etiket obat,bengkok
1.1.10. Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH)
yang mencantumkan secara lengjap;nama
anak;nomor tempat tidur;jenis dan nama
obat,dosis obat,jadwal pemberian obat
1.2. Persiapan
1.2.1. Kliendiberi penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan
1.3. Persiapan Lingkungan
1.3.1. Dilakukan di ruangan tindakan atau didepan
lansia
2. PELAKSANAAN
2.1. Perawat cuci tangan
2.2. Baca etiket obat untuk menvegah kekeliruan
2.3. Perawat membaca Basmallah
2.4. Siapkan obat injeksi dari
2.4.1. Obat ampul
2.4.1.1. Gerakan ampul secara memutar agar
obat seluruhnya berada pada bagian
bawah
2.4.1.2. Patahkan leher ampul kearah menjauhi
perawat dan orang lain dengan cara :
pegang bagian atas ampul dengan kain
kassa untuk melindungi tangan
perawat,pegang bagian bawah ampul
oleh tangan uang lain,lalu tarik kedua
bagian ampul tersebut kearah
berlawanan,gunakan kikir ampul jika
proses pematahan terasa sulit
2.4.1.3. Masukan jarum spuit,aspirasi
larutan/obat yang ada sesuai kebutuhan
2.4.1.4. Keluarkan sisa udara yang ada dalam
spuit
2.4.1.5. Campurkan dengan cairan pelarut(jika
diperlukan)
2.4.1.6. Beri label pada spuit yang telah diisi
obat,meliputi;nama pasien,nama
obat,dan kamar perawatan
2.4.1.7. Buang ampul bekas ke tempat khusus
yang telah disediakan
2.4.2. Obat vial
2.4.2.1. Buka kap plastic
2.4.2.2. Desinfeksi tutup karet dengan kapas
alcohol
2.4.2.3. Masukan jarum spuit berisi sejumlah
aquabidest atau normal saline sesuai
kebutuhan,kemudian tarik udara dalam
vial sejumlah aquabidest
2.4.2.4. Kocok-kocok vial sampai dengan
homogeny dengan tutup karet di tahan
oleh kapas alcohol
2.4.2.5. Masukan jarum spuit berisi udara kedalam
vial sejumlah obat yang akan di ambil,
aspirasi obat sesuai kebutuhan, dengan
rumus pengoplosan sebagai berikut :
D
xV =A
H
Keterangan :
D = Dosis
H = Sediaan
V = Pelarut
A = Jumlah sedianan dalam ml
Contoh :
Pasien meperoleh dosis obat 400 mg (D)
Obat yang tersedia 1000 mg (H)
Obat di oplos sebanyak 5ml ()
Jadi :
400
x 5 ml = 2 ml
1000 mg
2.4.2.6. Keluarkan sisa udara di dalam spuit
2.4.2.7. Ganti niddle spuit (untuk pemberian
intravena langsung)
2.4.2.8. Campurkan dengan cairan pelarut (jika di
perlukan)
2.4.2.9. Beri label pada spuit yang telah di isi
obat, meliputi ; nama anak, nama obat,
ruang rawat
2.4.2.10. Buang vial di niddle beka s ketempat
khusus yang telah di sediakan
2.5. Perawat membaca hamdalah
2.6. Alat-alat dirapikan dan dibereskan ketempat semula
2.7. Perawat cuci tangan kemudian dilanjutkan dengan
tindakan pemberian obat parenteral kepada pasien yang
telah ditentukan sebelumnya
3. EVALUASI
3.1. Respon kliensetelah diberikan di berikan obat
3.2. Tanda-tanda vital
3.3. Reaksi alergi
4. DOKUMENTASI
4.1. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : jenis
obat, jam pemberian, cara pemberian, dan dosis obat
dalam catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Perawatan SATUAN PELAYANAN PSA GARUT