Anda di halaman 1dari 2

Analisa Usaha tani Jagung Hibrida

Jagung  merupakan salah satu komoditi penting hasil pertanian setelah tanaman padi. Pemakaian
bahan jagung ini memang memiliki peranan yang sangat penting. Jagung menjadi salah satu
bahan pangan yang dibutuhkan bagi bagi budidaya peternakan unggas, hewan ternak kaki 4 dan
berbagai industri makanan dan olahan lainnya. Meningkatnya kebutuhan jagung di tengah
masyarakat membuat banyak petani membudidayakan tanaman ini. Jenis tanaman jagung
memanag beragam, namun yang unggul dan bermutu adalah jagung hibrida. Tak heran
jika peluang usaha budidaya jagung hibrida terbilang sangat menjanjikan. Budidaya jagung
hibrida memang menjadi jenis budidaya jagung yang sangat menjanjikan. 

Sebagian besar petani tidak pernah melakukan perhitungan terhadap analisa usaha tani jagung,
sehingga tidak diketahui besaran untung/rugi hasil dari usahatani jagung hibrida yang mereka
usahakan. Petani hanya memperhitungkan benih, pupuk dan pestisida, sedangkan selain itu
banyak variable – variable lain yang juga mesti diperhitungkan dimulai dari biaya pengolahan,
penanaman, pemeliharaan, sampai pada proses panen dan pasca panen sampai pada proses
pengakutan. Apakah usahatani jagung hibrida ini layak dan menguntungkan untuk di usahakan.

Untuk itu perlu dilakukan analisa usahatani jagung hibrida, misalnya untuk luas areal 1 Ha

Berikut adalah rincian analisa usahatani Jagung Hibrida :

Biaya persiapan Lahan 

1. Sewa lahan 1 tahun untuk 2 x tanam ; 0,50 x Rp 8.000.000 = Rp 4.000.000


2. Pengolahan lahan  1 unit x 1 kali x Rp1.500.000 = Rp 1.500.000 

Total Biaya Persiapan lahan = Rp 5.500.000,-

Biaya Penanaman, Pemeliharaan, Panen & Pasca Panen

1. Penanaman 4 orang x 2 hari x Rp 70.000 = Rp 560.000


2. Penyulaman ; 1 orang x 1 hari x Rp 70.000 = Rp 70.000
3. Pemupukan ; 2 orang x 8 hari x Rp70.000 = Rp 1.120.000
4. Penyemprotan ; 2 orang x 4 hari x Rp 70.000 = Rp 560.000
5. Penyiangan dan Pembumbunan ; 2 orang x 4 hari x Rp 70.000 = Rp 560.000
6. Pemanenan ; 5 orang x 2 kali x Rp 70.000 = Rp 700.000 
7. Pasca panen (Penjemuran, sortir, dll) ; 3 orang x 4 hari x Rp 70.000 = Rp 840.000
8. Pemipilan dengan power treaser ; 1 kali x 8000 kg ( 8 ton) x Rp 200 = Rp 1.600.000

Total Biaya Pemeliharan, Panen & Pasca Panen = Rp 6.010.000,-

Biaya Sarana produksi

1. Benih ; 20 kg x Rp 75.000 = Rp 1.500.000 


2. Pupuk Kimia / Anorganik 
Urea ; 100 kg x 3 kali pemupukan (300 Kg) x Rp1.800 = Rp 540.000 
SP 36; 50 kg x 1 kali pemupukan (50 Kg)  x Rp 2.000 = Rp 100.000
NPK 100 kg x 2 kali pemupukan (200 Kg) x Rp 2.300 = Rp 460.000 
3. Pestisida

Herbisida  2 kali Penyemprotan x Rp. 80.000 = Rp 160.000

Insektisida/ fungisida  2 Kali penyemprotan x Rp. 80.000 = Rp. 160.000

Total biaya Sarana Produksi : Rp. 2.920.000

 Total Biaya dalam 1 musim tanam   :

 Biaya Persiapan lahan + Biaya penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen +
Biaya Saprodi

 =  Rp 5.500.000 + Rp 6.010.000 + 2.920.000

 = Rp. 14. 430.000,-

Estimasi Keuntungan bersih

1. Benih  yang digunakan adalah benih unggul bersertifikat , estimasi dari panen budidaya
jagung ini akan mencapai minimal 8 sd 12 ton basah dan minimal 8000 kg ( 9 ton )
jagung pipil kering
2. Dengan perkiraan harga jual minimal ; Rp. 3.500,- (jagung pipil kering) Maka
pendapatan kotor adalah ; 8.000 kg x Rp 3.400= Rp 27.200.000
3. Maka pendapatan bersih /keuntungan per panen yang didapatkan adalah 
= Total Pendapatan - Total biaya = Rp 27.200.000 - Rp14.430.000= Rp 12.770.000
4. R/C ratio = 27.200.000 / 14.430.000 = 1,90  ( R/C > 1 ) Layak diusahakan

Perhitungan diatas merupakan  analisa usaha tani jagung hibrida secara umum dilihat dari segi
biaya yang dibutuhkan dan keuntungan yang kita dapatkan setiap kali panen. Perhitungan
tersebut hanya perkiraan, karena hasil panen tergantung dari cuaca, pemeliharaan, serangan hama
penyakit dan faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi usahatani jagung hibrida.

Anda mungkin juga menyukai