Anda di halaman 1dari 18

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

1. ARSITEKTUR MASTER STATION

1.1 Gambaran Umum SCADA

SCADA, singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition, merupakan


pendukung utama dalam sistem ketenagalistrikan, baik pada sisi pembangkit, transmisi,
maupun distribusi. Adanya sistem SCADA memudahkan operator untuk memantau keseluruhan
jaringan tanpa harus melihat langsung ke lapangan. Ketidakadaan SCADA dapat diibaratkan
seseorang yang berjalan tanpa dapat melihat. Sistem SCADA sangat dirasakan manfaatnya
terutama pada saat pemeliharaan dan saat penormalan bila terjadi gangguan.

Sistem SCADA terdiri dari 3 bagian utama yaitu: Master Station, Link Komunikasi Data,
dan Remote Station. Master station merupakan kumpulan perangkat keras dan lunak yang ada
di control center. Remote Station adalah stasiun yang dipantau, atau diperintah oleh master
station, yang terdiri dari gateway, IED, local HMI, RTU, dan meter energi. Link Komunikasi Data
adalah media telekomunikasi untuk menghubungkan antara Master Station dan Remote
Station. Blok diagram sistem SCADA dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Blok Diagram Sistem SCADA

Media telekomunikasi yang umum digunakan adalah PLC (Power Line Communication),
Fiber Optik, dan Radio link. Pada awalnya penggunaan radio link dan PLC banyak digunakan,
terutama karena penggunaan PLC yang tidak memerlukan jaringan khusus namun cukup
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

menggunakan saluran transmisi tenaga listrik yang ada. Namun pada perkembangannya
penggunaan PLC mulai beralih ke Fiber Optik dikarenakan kecepatan bit per second yang jauh
di atas PLC. Pada kenyataannya ketiga media tersebut di atas digunakan secara bersama-
sama, sebagai main dan backup.

Sistem SCADA di dunia berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi.


Sistem SCADA yang pertama kali digunakan adalah Monolithic SCADA. Kemudian berkembang
menjadi Distributed SCADA dan yang terakhir adalah networked scada.

Gambar 1.2.2. Monolithic SCADA

Ketika sistem SCADA pertama kali dikembangkan, teknologi komputer masih


menggunakan mainframe computer. Jaringan komputer umumnya tidak ada sehingga setiap
sistem berdiri sendiri dimana pengolahan data dari RTU dilakukan oleh satu server. Protokol
komunikasi yang digunakan bersifat proprietary dan sangat ramping karena keterbatasan
telekomunikasi.

Gambar 1.2.3. Distributed SCADA

Generasi berikutnya dari sistem SCADA mengambil keuntungan dari perkembangan


sistem komputer dan teknologi jaringan komputer (LAN) untuk mendistribusikan pengolahan di
beberapa system, sehingga pengolahan data dapat dilakukan oleh beberapa server
(distributed) fungsinya untuk mengurangi beban kerja server dan juga untuk meningkatkan
redundansi dan keandalan sistem secara keseluruhan. Protokol komunikasi dengan RTU
bersifat open protokol.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

Gambar 1.2.4. Networked SCADA

Networked SCADA merupakan pengembangan dari generasi kedua, dimana


pengolahan data tidak hanya dapat dilakukan oleh system di LAN akan tetapi dapat pula
didistribusikan pada WAN. Hal ini akan sangat menguntungkan terutama untuk Disaster
Recovery.

1.2 Konfigurasi Server di Master Station

1.2.1 Konfigurasi Master Station Sesuai SPLN

Master station merupakan kumpulan perangkat keras dan lunak yang ada di control
center. Biasanya desain untuk sebuah master station tidak sama. Konfigurasi master station
dapat dilihat pada gambar dibawah.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 12

SD
SD SD
SD

SD SD SD
SD

SD

PROLIANT
8000

ESC
SD

PROLIANT
8000
SD

PROLIANT
8000
ESC

ESC

SD

SD

DLT

SD

DLT

DLT

A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE

A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE

SD

19
CONSOLE

LOOP
SD

OK
BRI DSU

B1
B2

LP
S/T CPU
S3

CONSOLE

LOOP

12
WIC 0 OK FDX 100 LNK WIC 1 OK
AUX

OK
BRI DSU

B1
B2

LP
Cisco 1720 S/T CPU
S3

WIC 0 OK FDX 100 LNK WIC 1 OK


AUX

Cisco 1720

17
13

LCD 3 bh 18
Inter Center Link
( IEC 870-6 (ICCP) )

14
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE 14

15 16
A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE

RTU
IEC 870-5-101, DNP 3.0 PROLIANT
8000
SD

Serial
ESC

SD

RTU DLT

IEC 870-5-104 V24 point


Ethernet to point

20 21 22 23

Gambar 1.3.1.1. Konfigurasi Master Station

Keterangan :

1. Workstation dispatcher (2 set) dan Workstation supervisor (1 set)


2. Workstation enjiner & update database (2 set)
3. Workstation DTS (2 set)
4. Server SCADA (1 set redundant)
5. GPS (1 set redundant)
6. Server EMS (1 set redundant)
7. Server data historikal dan update database (1 set redundant)
8. Server DTS (1 set redundant)
9. Projection multimedia (2 set)
10. Server kontroller (1 set)
11. Layar tayang
12. Switch Gigabit Ethernet LAN
13. Server sub sistem komunikasi (1 set redundant)
14. Switch 100 Megabit Ethernet LAN
15. Workstation di luar control center
16. Static display
17. Printer laser hitam putih (1 buah)
18. Printer laser berwarna (1 buah)
19. Gateway atau Router+Firewall (1 set)
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

20. Server frekuensi (1 set)


21. Monitoring frekuensi (2 set)
22. Kinerja SCADA, Operasi (1 set)
23. Offline database server (1 set)
Bagian-bagian utama Master Station adalah :

• Server
• Workstation
• Aplikasi
• LAN (Local Area Network)
• Peripheral
• Penunjang

1.1.1.1. Definisi dan Fungsi Bagian Utama

A. Server

a. Server SCADA

Server SCADA berfungsi sebagai pengolah dan penyimpan semua data


informasi yang diperoleh dari sub sistem komunikasi untuk dikirimkan
kepada server yang lain sesuai dengan kebutuhan.

b. Server Sub Sistem Komunikasi

Server Sub Sistem Komunikasi adalah server yang berfungsi sebagai


kontrol komunikasi ke RTU/remote station dengan model polling serta
sinkronisasi yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan.

c. Server Historikal

Server Historikal berfungsi sebagai penyimpan semua data dan informasi


baik yang dinamis maupun statis serta semua perubahan informasi yang
didapat dari server SCADA maupun server EMS/DMS.

d. Server EMS (Energy Management System)

Berfungsi sebagai pengolah data dari server SCADA, server historikal,


dan data snapshot dari sub sistem komunikasi dikombinasikan dengan
logikal data yang ada di server EMS untuk menjalankan aplikasi kelistrikan
baik secara real time maupun study.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

e. Server DTS (Dispatcher Training Simulator)

Server DTS, berfungsi untuk menjalankan aplikasi training baik berupa


simulasi maupun modelling sesuai dengan kebutuhan dispatcher.

B. Workstation

a. Workstation Dispatcher

Workstation yang digunakan oleh dispatcher untuk memonitor sistem


kelistrikan.

b. Workstation Engineer

Workstation yang digunakan oleh engineer Master Station untuk


melakukan modifikasi database.

c. Workstation DTS

Workstation yang digunakan oleh siswa yang mengikuti training DTS.

d. Workstation Update Database

Workstation yang digunakan untuk melakukan update database.

e. Workstation di Luar Control Center

Workstation yang digunakan oleh pengguna yang berada di luar control


center untuk memantau kondisi sistem tenaga listrik untuk fungsi
pemeliharaan atau fungsi manejerial.

C. LAN (Local Area Network)

a. Switch

Switch berfungsi menghubungkan antar komputer dan komputer ke


peripheral dalam satu LAN.

b. Router

Router berfungsi meneruskan paket data dari suatu LAN ke LAN lainnya
yang berada di luar control center.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

c. Network/LAN

Network/LAN berfungsi sebagai jaringan komunikasi yang digunakan


untuk interkoneksi peralatan dalam suatu area lokal.

D. Peripheral

a. Power Supply

Power supply berfungsi mensuplai daya listrik ke peralatan.

b. GPS

GPS dipasang satu set redundant dan berfungsi menerima sinyal


pewaktuan dari satelit yang kemudian dijadikan sebagai acuan waktu.

c. Master Clock

Digunakan untuk sinkronisasi waktu secara manual.

d. Storage

Storage berfungsi sebagai media penyimpan data, backup operating


system, backup program, dan backup database. Storage terdiri dari tape,
optical disk, dan media penyimpan lainnya.

e. Mimic/Layar Tayang

Tampilan pada layar tayang memiliki fungsi yang sama dengan tampilan
pada monitor dispatcher.

f. Projector

Menampilkan informasi jaringan atau kondisi komponen jaringan yang


ada di ruang rapat atau ruang operasi kondisi darurat.

g. Static Display

Static display terdiri dari satu buah komputer beserta satu sampai tiga
LCD yang bertujuan untuk menampilkan waktu dan atau besaran listrik.

h. Recorder
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

Voice recorder berfungsi untuk merekam semua pembicaraan dispatcher


melalui semua media komunikasi yang digunakan.

i. Printer

Mencetak setiap event, alarm, dan mencetak gambar bila diperlukan.

E. Aplikasi

a. Aplikasi SCADA

Menampilkan fungsi SCADA (telemetering, telesignaling, remote control).

b. Aplikasi Historikal Data

Menyimpan data dalam waktu tertentu.

c. Aplikasi EMS

Menampilkan fungsi Energy Management System.

d. Aplikasi DTS

Menampilkan fungsi Dispatcher Training Simulator.

e. Aplikasi Update Database

Fasilitas bagi pengguna untuk melakukan update database SCADA dan


atau EMS.

f. Aplikasi HMI

Menyediakan fasilitas untuk menampilkan single diagram, besaran listrik,


dan melakukan Remote Control.

F. Penunjang

a. Hotline

Menyediakan fasilitas komunikasi secara hotline dari Control Centre ke


Pembangkit/GITET/GI/Region/Area khusus untuk keperluan pengoperasian
sistem tenaga listrik.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

b. Voice Recorder

Menyimpan data percakapan antara dispatcher dengan petugas


Pembangkit/GITET/GI/Region /Area melalui semua media komunikasi yang
digunakan.

c. Server Offline Database

Sebagai duplikasi historikal data dalam jangka waktu tertentu yang


menjadi sumber data untuk perhitungan kinerja, perhitungan availability,
pelaporan dan data statistik.

d. Server Pengukur Frekuensi

Befungsi untuk mengakuisisi data frekuensi dari transduser yang


dipasang di pembangkit.

1.2.2 Konfigurasi Master Station Spectrum Power

Konfigurasi server di Master Station dapat digambarkan sebagai berikut ini:

Keterangan:

• UI : User Interface
• DAS : Data Acquisition Subsystem (Server IFS)
• PSS : Power System Simulator
• DTS : Dispacther Training Simulator
• RTC : Real Time Communicator
• APP1/APP2 : Apllication Server 1/Application Server2
• SDM/HFD : Source Database Management /Historikal and Future Data
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

• ES : Expert System

Fungsi dari masing – masing server dijelaskan sebagai berikut:

a) UI (User Interface ) digunakan untuk menampilkan dan mengontrol sistem /jaringan.


Tiap UI diperlengkapi dengan loadspeaker untuk keluaran akuistik.

b) DAS (Data Acquisition Subsystem) atau Server Front End merupakan Server yang
berfungsi utama sebagai interface real time process dengan remote terminal units
(RTU). Artinya data yang dikirim dari RTU menuju ke Master Station masuk melalui
server tersebut. Fungsi – fungsi yang terkait dengan server ini antara lain; pemrosesan
data yang keluar/masuk master station, pemrosesan waktu (time stamp), pemrosesan
kesalahan, supervisi link komunikasi. DAS yang dikenal juga dengan TCI (Telecontrol
Interface) mengimplementasikan pemrosesan protokol untuk berbagai macam tipe
protokol komunikasi data. Untuk fungsi telecontrol , TCI menerima perintah dari network
control center untuk diteruskan ke RTU. TCI juga bertanggung jawab untuk proses
routing terhadap kanal komunikasi yang akan dilewati data dari dan menuju RTU.

c) PSS/DTS merupakan server simulator untuk mensimulasikan sistem dan server untuk
keperluan pelatihan dispacther.

d) RTC (Real Time Communicator) merupakan server yang bertanggungjawab untuk


memproses data yang diterima dari DAS/TCI atau subsystem lain , memonitor
perubahan, mendistribusikan data menuju ke subsistem lain (mis.;UI,HFD,dll) serta
memasukkan data ke Operational Database (ODB). Penghitungan data, kombinasi
data,serta pemrosesan data khusus seperti data akumulator dilakukan di server ini. Fitur
– fitur yang disediakan oleh server ini adalah antara lain pemrosesan message , nilai
analog, nilai akumulator serta kombinasi data.

e) APP1/APP2 merupakan server – server aplikasi seperti Energy Management Software,


Distibution Management Software, dll.

f) SDM/HFD merupakan master database untuk semua server. Server – server yang lain
diupdate oleh Server SDM. Historical and Future Data (HFD) diinstal di dalam Server
SDM. Di server inilah data historical and future disimpan.
Fungsi – fungsi server ini:
• Mengatur fungsi – fungsi ( dat aeditor,manajemen data eksekusi dan aktivasi,
program developments tools, dan alat untuk mengkonfigurasi Sistem sinaut
Spectrum .
• Mengatur fungsi HFD

g) ES merupakan server yang menyediakan fungsi artificial intelligent untuk menganalisa


gangguan dan menyusun suatu rangkaian langkah untuk restorasi gangguan.

1.3 Konsep Redundansi


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

Berdasarkan tingkat availibility terdapat beberapa tipe redundansi server:

• Hot standby redudancy (mis. Server RTC)


• Spare Redudancy (mis. Server SDM)
• Load Balance Redundancy (Server Front End)
• Hardware Redudancy (mis. UI Server)

1.3.1 Hot standby redudancy


Dua server dengan tipe yang sama dikombinasi dalam suatu blok redudansi dan
mensupervisi satu dengan yang lain. Apabila terjadi suatu kegagalan selama fase operasi,
proses pengambilalihan dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Pembaharuan server
spare dilakukan secara spontan. Database diupdate oleh PC selama proses persiapan
pengambilalihan. Berikut adalah alur proses redudansi server dengan tipe Hot Standbay.

1.3.2 Spare Redundancy


Strategi kedua untuk meningkatkan availibility yaitu penyedian peralatan spare yang
akan digunakan apabila peralatan utama mengalamai gangguan. Untuk keperluan ini Sinaut
Spectrum menyediakan dua metode:

• Peralatan spare untuk fungsi – fungsi khusus seperti LAN, UI,Logger, dll.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

• Peralatan spare yang tidak digunakan untuk secara on-line saat operasi berjalan
normal namun saat terjadi gangguan berubaha fungsinya.
Metode pertama menggunakan strategi suplemen peralatan. Metode kedua hampir
sama dengan filosoofi hotstandby dengan perbedaan yaitu server spare harus redundancy
seperti ini digunakan pada server HFD( Historical & Future Data) maupun server SDM (Source
Databse management).

Berikut adalah alur proses redudansi server dengan tipe Spare Redundancy.

1.3.3 Load Balance Redundancy


Metode ini menggunakan filosofi pembagian beban kerja yaitu kedua server active
secara bersamaan dengan membagi beban kerjanya. Ketika salah satu server down maka
semua beban kerja akan dipikul oleh server yang masih active. Redundancy seperti ini
digunakan pada server DAS (Front End). Pada server front end terdapat splitter sehingga data
dari RTU diterima oleh kedua Front End. Walaupun demikian yang aktif mengirimkan data ke
RTU hanyalah dari satu server dan akan otomatis berpindah apabila RTU tidak memberikan
respond.

Berikut adalah alur proses redudansi server dengan tipe Load Balance.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

1.3.4 Hardware Redundancy


Hardware redundancy merupakan cara termudah dalam ketiga metode yang dijelaskan
sebelumnya. Pada metode ini tidak memungkinkna adanya presetting ataupun swicth over
secara otomatis. Penggunaan metode hardware redundancy dilakukan pada UI (User Interface)
dimana semua UI menggunakan data statis yang sama. Apabila terdapat modifikasi maka
Server Master SDM akan melakukan update ke seluruh User interface yang ada. Semua
tampilan di sentral database pada server SDM. Dan apabila ada modifikasi pada data statis,
makan semua UI secara spontan akan terupdate.

1.4. Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)

Standarisasi pembangunan Master Station adalah dengan konfigurasi redundant (main


dan backup). Konfigurasi main dan backup ini ada pada perangkat seperti: server, workstation,
dan LAN. Sistem operasi dan aplikasi telah terinstal di kedua perangkat tersebut. Setiap terjadi
perubahan kondisi di operasi sistem (alarm, dan event), kedua perangkat Master Station baik
main dan backup akan melakukan update sehingga jika sewaktu-waktu terjadi kegagalan fungsi
main hardware maka backup hardware akan mengambil alih fungsinya.

Walaupun fungsi Master Station tetap berjalan normal, gangguan ini harus segera
ditangani agar kehandalan Master Station tetap terjaga dengan baik. Untuk mengetahui
gangguan salah satu modul dari komputer diperlukan pemahaman alternatif jenis gangguan
maka digunakan metoda Failure Mode And Effect Analysisi (FMEA). Adapun langkah dalam
pembuatan FMEA ini adalah dengan mengelompokkan komponen Master Station berdasarkan
fungsinya, tiap kelompok ini disebut Sub-Sistem. Selanjutnya setiap sub sistem dijabarkan
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

kembali menjadi sub sub sistem, functional failure, failure mode 1, failure mode 2, dst. FMEA
Master Station dapat dilihat pada lampiran 3.

1.4.1. Pedoman Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah suatu pengawasan atau kegiatan yang dilakukan terhadap


peralatan agar dapat memenuhi standar kinerja. Tujuan dari pemeliharaan ini adalah untuk
menjamin kontinuitas operasional dan dan kinerja Master Station, antara lain:

a. Meningkatkan reliability, availability dan efisiensi;


b. Mempertahankan lifetime peralatan;
c. Mengidentifikasi masalah dan mencegah masalah yang lebih besar.

Pengoperasian dan pemeliharaan Master Station harus mengacu kepada dokumen-


dokumen terkait misalnya Manual Book. Yang harus diperhatikan dalam pengoperasian dan
pemeliharaan Master Station adalah sebagai berikut:

a. Kelengkapan dokumen prosedur pengoperasian;


b. Hak akses yang diperlukan untuk mengoperasikan aplikasi master station;
c. Kelengkapan dokumen wiring instalasi;
d. Ijin kerja pemeliharaan;
e. Kelengkapan peralatan kerja;

Peralatan yang digunakan untuk pengujian master station yaitu:

a. Tools kit dan Tools proprietary;


b. AVO meter;
c. Alarm generator;
d. LAN tester;
e. Firewall tester;
f. Earth resistance tester;
g. Stopwatch;
h. Laptop;
i. Simulator test untuk uji pengukuran, telesignal, telekontrol, dan kecepatan pengukuran.

1.4.1.1. Jenis Pemeliharaan

Pemeliharaan dapat dibagi menjadi tiga jenis pemeliharaan, yaitu:

a. Pemeliharaan preventive
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

Pemeliharaan preventive dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan


peralatan secara tiba-tiba dan juga dapat mempertahankan unjuk kerja yang
optimum sesuai unsur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan
berpedoman kepada: Instruction Manual dari Pabrik, Standard yang ada (IEC, IEEE,
dll) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan
pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base Maintenance).

b. Pemeliharaan predictive

Pemeliharaan predictive dilaksanakan dengan mengacu pada kondisi-kondisi


tertentu. Kondisi tertentu yang dimaksud adalah parameter-parameter teknis dari
peralatan yang tidak terpenuhi. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan
berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance).

c. Pemeliharaan corrective

Pemeliharaan corrective dilaksanakan setelah terjadi kerusakan atau pemeliharaan


yang sifatnya darurat.

1.4.1.2. In Service Inspection

In Service inspection adalah kegiatan pemeliharaan dalam bentuk inspeksi yang


dilakukan pada saat Master Station dalam kondisi beroperasi (in service). Kegiatan ini
dilakukan setiap hari dengan menggunakan formulir standar (checklist). Adapun
komponen Master Station yang harus diperhatikan pada In Service Inspection adalah:

a. Kondisi Lingkungan

− Suhu Ruangan
− Kelembaban
− Kebersihan
− Lampu Penerangan

b. Kondisi Fungsi Server

− Server SCADA
− Server Sub Sistem Komunikasi
− Server Historikal
− Server EMS
− Server DTS
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

c. Kondisi Fungsi Workstation

− Workstation Dispatcher
− Workstation Engineer
− Workstation Update Database
− Workstation DTS

d. Kondisi Fungsi LAN

− Switch
− Router
− Network/LAN

e. Kondisi Fungsi Peripheral

− Power Supplay
− GPS
− Master Clock
− Storage
− Mimic/Layar Tayang
− Projector
− Static Display
− Recorder
− Printer

f. Kondisi Fungsi Penunjang

− Hotline
− Voice Recorder
− Server Offline Database
− Server Pengukur Frekuensi

1.4.1.3. In Service Function Check

Pekerjaan ini dilakukan saat pemeliharaan rutin (1 bulan sekali) maupun saat
investigasi ketidaknormalan. Komponen-komponen In Service Function Check dapat
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. InService Function Check Master Station

No. Pengujian Pengecekan Pelaksanaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

Fungsi redundant Server

a. Server SCADA
Dilakukan dengan
b. Server data historikal Server redundant dapat
mematikan Main Server
mengambil alih fungsi
dan melihat fungsi
1 c. Server EMS/DMS server main ketika terjadi
SCADA pada server
kegagalan fungsi server
d. Server DTS backup tetap berjalan
main (utama)
normal. Bulanan.
e. Sub sistem komunikasi

f. Offline database server.

Fungsi redundant Switch


Dilakukan dengan
Switch redundant dapat
a. Switch gigabit Ethernet mematikan Main Switch
mengambil alih fungsi
LAN dan melihat fungsi LAN
2 switch main ketika terjadi
pada switch backup
b. Switch untuk remote kegagalan fungsi switch tetap berjalan normal.
station dengan protokol main (utama) Bulanan.
IEC 60870-5-104

Dilakukan dengan
Router redundant dapat
mematikan Main Router
mengambil alih fungsi
dan melihat fungsi LAN
3 Router switch main ketika terjadi
pada router backup
kegagalan fungsi router
tetap berjalan normal.
main (utama)
Bulanan.

1.4.1.4. In Service Measurement

Pekerjaan ini dilakukan saat pemeliharaan rutin maupun saat investigasi


ketidaknormalan Adapun komponen-komponen Master Station yang perlu diperhatikan
pada In Service Measurement dapat dilihat pada Tabel 2 adalah formulir In Service
Measurement.

Tabel 2. InService Measurement


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Arsitektur Master Station

No. Pengukuran Pengecekan Pelaksanaan

Melihat pemakaian
Menggunakan aplikasi on
resource CPU ketika
1 Kapasitas CPU Server line monitoring di Server.
Server beroperasi kondisi
Bulanan.
normal

Melihat pemakaian
Menggunakan aplikasi on
resource Memory RAM
2 Kapasitas RAM Server line monitoring di Server.
ketika Server beroperasi
Bulanan.
kondisi normal

Melihat pemakaian
Menggunakan aplikasi on
resource Hardisk ketika
3 Kapasitas Hardisk Server line monitoring di Server.
Server beroperasi kondisi
Bulanan
normal

Mengukur waktu Diukur secara visual atau


3 Waktu perpindahan window HMI perpindahan antar window alat bantu stopwatch.
dan dilihat secara visual Bulanan

Mengecek perbedaan
Melakukan simulasi
Sinkronisasi waktu dengan waktu yang antara di
4 Remote Control dengan
Remote Station Master Stationb dan
RTU. Bulanan.
Remote Station

Mengecek kecepatan Melepas konektor dan


Kecepatan Local area network
5 komunikasi antar perangkat menormalkan kembali.
(LAN)
yang tergabung dalam LAN Bulanan.

Tahanan pentanahan
Mengukur nilai tahanan diukur dengan mengambil
6 Nilai Pentanahan
pentanahan beberapa titik
pengukuran. Bulanan.

Anda mungkin juga menyukai