Anda di halaman 1dari 5

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2022 1

IDENTIFICATION OF HYDROCARBONS SUB-BASIN


BASED ON GRAVITY DATA ANALYS IN LAMPUNG AREA
Alivia Nayla Wibisono1, Riskyana Dewi Intan Puspitasari (10 pt)
1
Sains Data, Universitas Negeri Surabaya, 61256, Indonesia (9 pt)
2
Sains Data, Universitas Negeri Surabaya, 61256, Indonesia (9 pt)

Article Info ABSTRAK (10 PT)


Article history: Lampung merupakan daerah yang dilewati oleh Cekungan Sumatera
Selatan dan dikelilingi cekungan hidrokarbon lainnya. Pengolahan
Received September 6, 2022
dan analisa data gravitasi pada daerah Lampung dilakukan untuk
Revised September 17, 2022
mengidentifikasi keberadaan sub-cekungan berpotensi hidrokarbon.
Accepted
Data anomali gravitasi akan diolah menggunakan teknik moving
average dan metode SVD digunakan untuk memisahkan anomali
Kata Kunci: serta mendelineasi struktur sesar sebagai batas dari sub-basin yang
ada di Lampung. Terdapat tujuh sub-basin pada daerah target dengan
Gravitasi rata-rata kedalaman dari 3,36 km sampai 7,68 km. Sub-basin 1, G6,
Sub-Cekungan dan Bandarjaya dianggap memiliki potensi hidrokarbon paling besar
Hidrokarbon karena dianggap paling dekat dengan sumber sedimen, lalu telah
Anomali Bouguer dilakukan pengeboran di beberapa titik serta beberapa kenampakan
seapage yang pernah terjadi di daerah tersebut. Keberadaan potensi
hidrokarbon pada sub-cekungan Lampung ditunjukkan dengan
adanya rembesan hidrokarbon yang dijumpai di Wai Imus, Wai
Tahmi serta hasil pemboran eksplorasi sumur Ratu-1 dan sumur
Tujo-1. Analisa spektrum, filtering, gradient dan pemodelan anomali
gravity dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan keberadaan
sub-cekungan berpotensi hidrokarbon di sub-cekungan Lampung.
Hasil penelitian menunjukkan Anomali Bouguer daerah sub-
cekungan Lampung mempunyai nilai 0 mGal sampai 90 mGal,
dengan anomali tinggi di bagian selatan yang berhubungan dengan
batuan dasar yang terangkat di daerah tersebut dan anomaly rendah
berada bagian barat bagian tengah yang berhubungan dengan
keberadaan zona sesar besar Sumatera. Hasil data analisa spektrum
Anomaly Bouguer menunjukkan kedalaman batuan dasar daerah sub-
cekungan Lampung yang berada pada kedalaman 2400 m sampai
4400 meter. Hasil analisa data Anomali Bouguer residual, SVD
Anomali Bouguer residual, struktur patahan, keberadaan jalur gunung
api, data sumur Ratu-1, Sumur Tujo-1, dan beberapa data usulan
pemboran sumur eksplorasi yang ada di blok WKP Lampung dapat
diidentifikasi sebanyak 18 sub-cekungan berpotensi hidrokarbon
yang tersebar di daerah Way Kanan, Tulang Bawang Barat,
Menggala, Mesuji, Terbanggi Besar – Seputih Surabaya (Lampung
Tengah), Sukadana dan Labuhan Maringgai (Lampung Timur). Hasil
pemodelan 2.5D Anomali Bouguer residual mendapatkan formasi
Kasai – Air Benakat dan Muara enim pada bagian atas yang diikuti
oleh Formasi Gumai yang berperan sebagai penyekat, sedangkan
reservoar hidrokarbon berada pada Formasi Baturaja dan Talang
Akar. Hal ini didukung oleh data sumur eksplorasi Ratu-1 dan Tujo-
1.

This is an open access article under the CC BY-SA license.

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2022


2

Corresponding Author:
Alivia Nayla Wibisono,
Sains Data,
Universitas Negeri Surabaya,
Email: alivia.22041@mhs.unesa.ac.id

1. PENDAHULUAN (10 PT)


Cekungan Sumatera Selatan meliputi tiga sub-cekungan yaitu sub-cekungan Jambi di utara,
sub-cekungan Sumatera Selatan di tengah, dan sub-cekungan Lampung di selatan. Sub-cekungan
Jambi dan Sumatera Selatan dikenal sebagai cekungan hidrokarbon yang produktif. Namun, sub-
cekungan Lampung belum terbukti sebagai penghasil hidrokarbon.
Kegiatan eksplorasi migas di wilayah studi masih minim. Keberadaan hidrokarbon
diidentifikasi dengan ditemukannya beberapa rembesan hidrokarbon seperti yang ditemukan di
Wai Imus, Wai Tahmi, dan noda minyak di sumur eksplorasi Ratu-1 dan Tujo-1.
Eksplorasi hidrokarbon di daerah penelitian telah dilakukan sejak tahun 1992 oleh Petrocorp
Exploration Indonesia. Kegiatan eksplorasi dimulai dengan akuisisi refleksi seismik di daerah sub
cekungan Bandarjaya. Pertamina telah melakukan beberapa kegiatan pengeboran eksplorasi
dengan target batupasir dari TAF dan batuan karbonat dari Formasi Baturaja.
Eksplorasi dilanjutkan oleh Prabu Energy pada tahun 2013 di Blok Ranau (Ranau - Banjit),
Bima Sakti Energy pada tahun 2016 di Blok Bima Sakti Energy (Blampangan Umpu - Tulang
Bawang Barat) dan Harpindo di Blok Harpindo (Kotabumi - BandarJaya - Metro). Namun, hingga
saat ini belum ditemukan hidrokarbon di wilayah Lampung.
Selain itu, pemodelan struktur basement sangat penting dalam eksplorasi minyak dan gas bumi
karena konfigurasi basement berhubungan dengan sejarah pembentukan cekungan sedimen [4].
Dalam beberapa kasus, basement dapat dimodelkan dengan peta kontur struktural yang diperoleh
dari sumur bor dan profil refleksi seismik [5]. Namun demikian, data sumur pemboran dan refleksi
seismik masih terbatas di daerah perbatasan. Dengan demikian, analisis data gayaberat dapat
digunakan sebagai alternatif dalam menggambarkan konfigurasi basement terkait dengan batas
sub-cekungan [6-8].
Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui cara penentuan sebaran potensi sub-cekungan
hidrokarbon di daerah Lampung dengan mengolah dan menginterpretasikan data gravitasi dengan
kalibrasi dari data sumur di daerah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendelineasi struktur
basement sub-cekungan Lampung untuk membantu kegiatan eksplorasi hidrokarbon.

2. MATERI DAN METODE (10 PT)


Data gravitasi yang digunakan adalah data anomali Bouguer dari Pusat Penelitian
Pengembangan Geologi Bandung. Pengukuran dilakukan pada periode 1990 - 1992 menggunakan
Gravimeter Lacoste & Romberg tipe G [9-13]. Perhitungan koreksi Bouguer menggunakan
densitas 2,67 g/cc, sedangkan koreksi gravitasi normal menggunakan GRS 1967.
Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi analisis spektrum anomali Bouguer untuk
mendapatkan kedalaman batas wilayah dan anomali residual [14]. Hasil analisis spektrum ini
kemudian digunakan untuk memisahkan anomali Bouguer menggunakan teknik moving average
[15]. Teknik analisis gradien dilakukan pada anomali Bouguer residual untuk mendapatkan pola
struktur sesar, batas litologi, dan batas tinggi dan rendah di daerah tersebut. Pemodelan maju 2D
dilakukan untuk mendapatkan model distribusi densitas struktural atau bawah permukaan [16].
Terakhir, dilakukan analisis korelasi dan perbandingan hasil pengolahan dan pemodelan data
gayaberat dengan data geologi, data sumur, dan data lainnya untuk mengidentifikasi prospek
potensi sub-cekungan hidrokarbon di wilayah sub-cekungan Lampung.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN (10 PT)


Anomali Bouguer di cekungan Lampung memiliki nilai 0 mGal hingga 90 mGal, dengan
anomali tinggi di bagian selatan yang berasosiasi dengan tinggi basement, dan anomali rendah di
bagian tengah-barat yang terkait terhadap keberadaan zona patahan besar Sumatera.

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2022


3
Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2022

Analisis spektral dilakukan untuk menentukan batas daerah anomali Bouguer dan daerah
residual penelitian [18-19]. Hasil analisis spektral ini kemudian digunakan untuk memperkirakan
lebar jendela untuk penyaringan anomali gravitasi [20]. Dalam penelitian ini, analisis spektrum
menggunakan transformasi Fourier [21], dimana hasilnya digunakan untuk memperkirakan lebar
jendela penyaringan [22]. Analisis spektrum dilakukan dengan membuat penampang anomali
Bouguer sebanyak empat lintasan. Hasil analisis spektrum menunjukkan batas kedalaman anomali
Bouguer Residual adalah sekitar 4303 meter.
Berdasarkan hasil tersebut, anomali regional dan residual Bouguer dipisahkan
menggunakan filter moving average dengan lebar jendela 12 km x 12 km. Peta anomali Bouguer
residual dari penyaringan anomali Bouguer.
Peta anomali Bouguer residual memiliki nilai -12 mGal hingga 14 mGal, dengan pola
anomali nilai rendah dan tinggi tersebar di wilayah penelitian. Pola anomali rendah yang
mengindikasikan daerah cekungan perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui keberadaan
hidrokarbon pada cekungan tersebut. Anomali rendah di bagian Barat dan Barat Daya yang berada
di zona sesar Sumatera dan zona vulkanik menyebabkan potensi hidrokarbon di daerah tersebut
sangat kecil.
Untuk mendukung analisis anomali Residu Bouguer dalam mengidentifikasi struktur
sesar dan batas litologi serta menghasilkan anomali efek dangkal, maka dilakukan analisis gradien
vertikal anomali Residu Bouguer.
Pada penelitian ini, nilai anomali gayaberat SVD dihitung menggunakan proses penyaringan
melalui konvolusi antara gayaberat anomali dan filter turunan vertikal kedua. Filter turunan
vertikal kedua penelitian ini adalah filter tipe Elkins (1951) [24]. Peta SVD anomali Residual
Bouguer yang disusun dengan kontur anomali Bouguer residual rendah dan struktur patahan
Pola struktur utama di daerah penelitian adalah sesar sejajar dengan sesar Sumatera berarah
Tenggara – Barat Laut. Sebaliknya, sesar sekunder tegak lurus dengan sesar utama dan arah Barat-
Timur. Pola struktur sesar dan jalur vulkanik akan mengontrol keberadaan hidrokarbon di daerah
penelitian.
Beberapa analisis data dilakukan untuk mendapatkan potensi cekungan di wilayah Lampung,
seperti anomali Residu Bouguer, SVD anomali Residu Bouguer, struktur sesar, keberadaan jalur
vulkanik, sumur Ratu-1, dan Data sumur Tujo-1, dan beberapa data pengeboran yang diusulkan.
Sumur eksplorasi di blok WKP Bima Sakti Energy (sumur Menggala selatan), Blok Ranau (sumur
Kayu Manis) dan Blok Bandarjaya (sumur Sugih-1). Sub-cekungan potensial hidrokarbon
diidentifikasi dari pola anomali Bouguer yang rendah di daerah tersebut. Batas sub-cekungan
berasal dari nilai SVD anomali Bouguer residual [25], Dari analisis identifikasi, diketahui bahwa
wilayah sub-cekungan Lampung terdiri dari 18 cekungan yang tersebar di wilayah berikut: Way
Kanan, Tulang Bawang Barat, Menggala, Mesuji, Terbanggi Besar - Seputih Surabaya (Lampung
Tengah), dan Sukadana dan Labuhan Maringgai (Lampung Timur).
Pemodelan 2.5D anomali Bouguer residual dilakukan untuk mendapatkan struktur bawah
permukaan di daerah sub-cekungan Lampung. Hasil pemodelan struktur sub-cekungan Lampung
yang melewati sumur Ratu-1 dan sumur Menggala Selatan.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa sumur eksplorasi Ratu-1 dan sumur Menggala Selatan
berpenetrasi ke Baturaja dan TAF yang terletak pada bagian sayap struktur sesar/antiklin. Formasi
Kasai – Air Benakat – Muaraenim berada paling atas, disusul oleh GUF yang berperan sebagai
segel di sub-cekungan Lampung. Reservoir berada di Baturaja dan TAF, sedangkan batuan induk
berada di formasi Kikim (LAF).

4. KESIMPULAN (10 PT)


Berdasarkan hasil penelitian gayaberat yang didukung oleh data sumur eksplorasi dan data
geologi di sub-cekungan Lampung untuk mengetahui keberadaan sub-cekungan dengan potensi
hidrokarbon, dapat ditarik beberapa kesimpulan. Anomali Bouguer di sub-cekungan Lampung
memiliki anomali tinggi di bagian selatan, yang berasosiasi dengan anomali tinggi dan rendah
basement di bagian barat tengah, yang terkait dengan keberadaan zona sesar besar Sumatera.
Terdapat 18 sub-cekungan di blok WKP Lampung yang dapat diidentifikasi memiliki potensi
hidrokarbon. Mereka tersebar di wilayah berikut: Way Kanan, Tulang Bawang Barat, Menggala,
Mesuji, Terbanggi Besar - Seputih Surabaya (Lampung Tengah), Sukadana dan Labuhan
Maringgai (Lampung Timur). Hasil pemodelan 2.5D anomali Bouguer residual menunjukkan
formasi Kasai-Air Benakat dan Muaraenim di bagian atas, diikuti oleh GUF yang bertindak

Judul naskah singkat dan jelas, menyiratkan hasil penelitian (Penulis Pertama)
4
sebagai segel. Sedangkan reservoir hidrokarbon berada di Baturaja dan TAF. Penafsiran tersebut
didukung oleh data dari sumur eksplorasi Ratu-1, sedangkan batuan induk berada di LAF.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada Perpustakaan Universitas Negeri Surabaya yang telah
menyediakan e-resources dalam bentuk e-journal untuk penyusunan artikel ilmiah berbasis studi
kepustakaan (literature review) ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Bishop MG. South Sumatra Basin Province, Indonesia: The Lahat/Talang Akar-Cenozoic Total
Petroleum System. Open-File Report. USA: US Geological Survey; 2001. DOI:
https://doi.org/10.3133/ofr9950S.
[2] Wiyanto B, Junaedi T, Sulistiyono, Prabawa H, and Wibowo Y. Potensi Hidrokarbon Sub- Cekungan
Bandarjaya Provinsi Lampung. Lembaran Publikasi LEMIGAS. 2009; 43(1): 1–10. Available from:
https://journal.lemigas.esdm.go.id/index.php/LPMGB/article/view/121.
[3] PEI Ltd. Bandar Jaya PSC, South Sumatra, Indonesia. Jakarta; 1992.
[4] Gabtni H, Jallouli C, Mickus KL, Dhaoui M, Turki MM, Jaffal M, and Keating P. Basement Structure of
Southern Tunisia as Determinedfrom the Analysis of Gravity Data: Implications for Petroleum Exploration.
Petroleum Geoscience. 2012; 18(2): 143–152. DOI: https://doi.org/10.1144/1354-079311-
050.
[5] Pethe S. Subsurface Analysis of Sundaland Basins: Source Rocks, Structural Trends and The Distribution
of Oil Fields. Thesis. Muncie Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2021; 11(2): 106-113 Muh.
Sarkowi, et.al 112 Indiana: Ball State University; 2013.
[6] Darisma D, Marwan M, and Ismail N. Geological Structure Analysis of Satellit Gravity Data in Oil and
Gas Prospect Area of West Aceh-Indonesia. Journal of Aceh Physics Society. 2019; 8(1): 1–5. DOI:
https://doi.org/10.24815/jacps.v8i1.12750.
[7] Florio G. The Estimation of Depth to Basement Under Sedimentary Basins from Gravity Data: Review of
Approaches and the ITRESC Method, with an Application to the Yucca Flat Basin (Nevada). Surveys in
Geophysics. 2020; 41(5): 935–961. DOI: https://doi.org/10.1007/s10712-020-09601-9.
[8] Argakoesoemah RMI, Raharja M, Winardhi S, Tarigan R, Maksum TF, and Aimar A. Telisa shallow
marine sandstone as an emerging exploration target in Palembang High, South Sumatra Basin. Proceedings
of Indonesian Petroleum Association Thirtieth Annual Convention & Exhibition. 2005; 1: 101. DOI:
http://dx.doi.org/10.29118/IPA.721.05.G.156.
[9] Buyung N, Manurung A, and Walker SDA. Peta Anomali Bouguer Lembar Baturaja- Sumatera.
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi; 1991.
[10] Sobari I, Mirnanda E, and Walker SDA. Peta Anomali Bouguer Lembar Bengkulu - Sumatera. Bandung:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi; 1992.
[11] Walker SDA and Buyung N. Peta Anomali Bouguer Lembar Lahat - Sumatera. Bandung: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi;
1991.
[12] Subagio, Suharyono S, Buyung N, and Walker SDA. Peta Anomali Bouguer Lembar Menggala -
Sumatera. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi; 1991.
[13] Mirnanda E, Siagian HP, Susilo A, and Setyana B. Peta Anomali Bouguer Lembar Tulung Salapan -
Sumatera. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi; 2002.
[14] Yanis M, Marwan M, and Ismail N. Efficient Use of Satellite Gravity Anomalies for mapping the Great
Sumatran Fault in Aceh Province. Indonesian Journal of Applied Physics. 2019; 9(2): 61-67. DOI:
https://doi.org/10.13057/ijap.v9i2.34479.
[15] Moore D. Full Spectrum Gravity: a Case Study from the South Sumatra Basin. ASEG Extended
Abstracts. 2018; 2018(1): 1–2. DOI: https://doi.org/10.1071/ASEG2018abP028.
[16] Shafie NH, Hamzah U, and Samsudin AR. Analysis of Cheshire Basin by Gravity Method: Some
Preliminary Results. AIP Conference Proceedings. 2014; 1614(1): 644–650. DOI:
https://doi.org/10.1063/1.4895278.
[17] Kanthiya S, Mangkhemthong N, and Morley CK. Structural Interpretation of Mae Suai Basin, Chiang
Rai Province, Based On Gravity Data Analysis and Modelling. Heliyon. 2019; 5(2): e01232. DOI:
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2019.e01232.
[18] Nguimbous-Kouoh JJ, III SN, Mbarga TN, and Manguelle-Dicoum E. Use of the Polynomial Separation
and the Gravity Spectral Analysis to Estimate the Depth of the Northern Logone Birni Sedimentary Basin

Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2022


5
Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2022

(CAMEROON). International Journal ofGeosciences. 2017; 8(12): 1442–1456. DOI:


https://doi.org/10.4236/ijg.2017.812085.
[19] Shafie NH, Hamzah U, Samsudin AR, and Ibrahim A. Basement Depth Estimation of Cheshire Basin in
Northwest England By Power Spectrum Analysis of Gravity Data. Electronic The Electronic Journal of
Geotechnical Engineering. 2016; 21(1): 395–408.
[20] Kebede H, Alemu A, and Fisseha S. Upward Continuation and Polynomial Trend Analysis as a Gravity
Data Decomposition, Case Study at Ziway-Shala Basin, Central Main Ethiopian Rift. Heliyon. 2020; 6(1):
e03292. DOI:
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e03292.
[21] Odegard ME and Berg JW. Gravity Interpretattion Using The Fourier Integral.
Geophysics. 1965; 30(3): 424–38. DOI: https://doi.org/10.1190/1.1439598. Jurnal Penelitian Fisika dan
Aplikasinya (JPFA), 2021; 11(2): 106-113 Muh. Sarkowi, et.al 113
[22] Bahrudin NFD, Hamzah U, and Yaccob WZW. Estimation of Earth Structure by Satellite Gravity
Analysis of Peninsular Malaysia. Sains Malaysiana. 2020; 49(7): 1509–1520. DOI:
http://dx.doi.org/10.1757/jsm-2020-4907-04.
[23] Elkins TA. The Second Derivative Method of Gravity Interpretation. Geophysics. 1951; 16(1): 29–
50.DOI: https://doi.org/10.1190/1.1437648.
[24] Hududillah TH, Simanjuntak AVH, and Husni M. Identification of Active Fault Using Analysis of
Derivatives with Vertical Second Based On Gravity Anomaly Data (Case Study: Seulimeum Fault in
Sumatera Fault System). AIP Conference Proceedings. 2017; 1857(1): 030004.
DOI: https://doi.org/10.1063/1.4987063.

Judul naskah singkat dan jelas, menyiratkan hasil penelitian (Penulis Pertama)

Anda mungkin juga menyukai