Anda di halaman 1dari 12

40

Plantropica: Journal of Agricultural Science 2023. 8(1): 40-51

Respon Viabilitas Benih Kedelai (Glycine Max L. Merill) Akibat Konsentrasi dan Lama
Perendaman Invigorasi Polyethylene Glycol

Viability Response Soybean Seed (Glycine max L. Merill) due to Concentration and
Soaking Time Invigoration Polyethylene Glycol
Riadhotus Sa’adati*, Budi Adi Kristanto, Syaiful Anwar.

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro


E-mail : Riadhotus.saadati@gmail.com

Diterima 14 Juni 2022 / Disetujui 13 Februari 2023

ABSTRAK
Benih kedelai cenderung akan mengalami kemunduran dalam kurung waktu 3-4 bulan. Invigorasi
adalah perlakuan pada benih untuk meningkatkan viabilitas benih kedelai. Penelitian bertujuan untuk
mengkaji status kualitas benih, mengkaji pengaruh konsentrasi, lama perendaman, serta interaksi antara
konsentrasi dan lama perendaman dalam larutan Polyethylene glycol terhadap viabilitas benih kedelai yang
telah disimpan 2 tahun. Penelitian dilakukan di Desa Tamansari, Mranggen, Demak dan dilanjutkan di
Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas
Diponegoro pada bulan Januari – April 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok
Faktorial 4 x 4 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi Polyethylene glycol yaitu A0 =
konsentasi 0%, A1 = konsentrasi 7,5%, A2 = konsentrasi 15%, A3 = konsentrasi 22,5%. Faktor kedua
adalah lama perendaman menggunakan Polyethylene glycol yaitu B0 = tanpa rendaman, B1 = 5 jam, B2
= 10 jam, B3 = 15 jam. Data dianalisis dengan sidik ragam, dan parameter yang menunjukan perbedaan
nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
benih kedelai yang disimpan 2 tahun memiliki kemampuan untuk berkecambah pada hari ke-7 setelah
semai 47,42%. Konsentrasi PEG 7,5% mampu meningkatkan pada parameter daya kecambah dan
panjang akar. Lama perendaman Polyethylene glycol (PEG) selama 5 jam menurunkan daya hantar listrik,
dan meningkatkan keserempakan tumbuh. Interaksi pemberian konsentrasi 7,5% dengan lama peredaman
5 jam dapat meningkatkan daya kecambah dan panjang akar, sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi 7,5% dan lama perendaman 5 jam Polyethylene glycol (PEG) mampu meningkatkan viabilitas
benih kedelai yang telah disimpan selama 2 tahun.

Kata kunci: Kedelai, Kualitas Benih, Osmoconditioning, PEG.


ABSTRACT
Soybean seeds tend to regress within 3-4 months. Invigoration is a treatment on seeds to increase
the viability of soybean seeds. This research aimed to assess the status of seed quality, to examine the
effect of concentration, soaking time, and the interaction between concentration and soaking time in
Polyethylene glycol solution on the viability of soybean seeds that had been stored for 2 years. This
research was conducted at Tamansari Village, Mranggen, Demak and continued at the Laboratory of
Physiology and Plant Breeding, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University from
January until February 2022. The study used a 4 x 4 factorial randomized block design with 3 replications.
The main factor is the concentration of Polyethylene glycol, and the level were A0 = 0% concentration, A1
= 7,5% concentration, A2 = 15% concentration, A3 = 22,5% concentration. The second factor is soaking

DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2023.008.1.5
41

Riadhotus Sa’adati, Respon Viabilitas Benih Kedelai….


time consisted of B0 = without soaking, B1 = 5 hours, B2 = 10 hours, B3 = 15 hours. The data were
analyzed using analysis of variance, the parameters that showed significant differences followed by
Duncan's multiple range test at 5% level. The results showed that Soybean seeds stored for 2 years could
germinate on the 7th day after sowing 47.42%. The concentration of Polyethylene glycol 7,5% increased
germination and root length. The soaking time for 5 hours increases the electrical conductivity, and the
uniformity grows. The interaction of giving 7,5% concentration and 5 hours of soaking increased
germination and root length of sprout, so it can be concluded that the concentration of 7,5% and soaking
time of 5 hours of Polyethylene glycol was able to increase the viability of soybean seeds that had been
stored for 2 years.

Keywords: Soybean, Seed Quality, Osmoconditioning, PEG.

PENDAHULUAN sisanya masih menggunakan benih tidak


Kedelai termasuk jenis komoditas bersertifikat yang di dapatkan dari hasil
tanaman pertanian di Indonesia yang banyak panen (Darwis, 2018). Penggunaan benih
memiliki manfaat bagi masyarakat terutama dari hasil panen sendiri yang telah disimpan
untuk memenuhi sumber protein nabati. terjadi kemunduran kualitas benih
Kedelai termasuk salah satu jenis komoditas menyebabkan penurunan vigor dan viabilitas.
yang sedang diupayakan pemerintah untuk Penurunan vigor dan viabilitas benih
mencapai target swasembada pangan (Benu menyebabkan rendahnya produktivitas
dan Kumaat, 2017). Kebutuhan kedelai tanaman. Penggunaan benih tidak
nasional pada tahun 2020 mencapai 2,87 juta bersertifikat, tidak dapat diketahui apakah
ton pertahun namun produksi kedelai di benih sudah atau belum kadaluwarsa dengan
Indonesia hanya 0,96%, menurut angka viabilitas yang masih baik atau sudah jelek.
kebutuhan dengan pertimbangan Oleh karena itu, upaya meningkatkan
kemampuan produksi kedelai dalam negeri viabilitas benih yang lama disimpan dan telah
akan terjadi peningkatan defisit pasokan mengalami kemunduran perlu dilakukan
kedelai di Indonesia. Defisit pasokan kedelai dengan cara invigorasi. Invigorasi merupakan
di Indonesia mencapai 1,91 juta ton pada perlakuan pada benih yang dilakukan
tahun 2020 (Kementerian Pertanian 2016). sebelum penanaman untuk memperbaiki
Kebutuhan kedelai yang terus meningkat perkecambahan dengan mengatur fase-fase
diperlukan budidaya tanaman kedelai dengan perkecambahan benih yang meliputi fase
menggunakan benih bermutu baik dengan imbibisi, fase lag (metabolisme) dan fase
viabilitas tinggi. Benih kedelai tidak dapat pertumbuhan (Asih, 2020).
disimpan dalam jangka waktu yang lama dan Perlakuan pada benih kedelai yang
cenderung akan mengalami kemunduran telah lama disimpan lebih baik menggunakan
dalam kurung waktu 3-4 bulan apabila cara osmoconditioning. Osmoconditioning
disimpan di gudang tanpa pendingin, serta adalah perlakuan benih menggunakan
benih berpotensi tidak tumbuh apabila larutan potensial osmotik untuk mengatur
disimpan lebih dari 6 bulan (Ernita dan penyerapan air pada benih (Aisyah et al.
Mairizki, 2019). 2018). Perlakuan osmoconditioning terbaik
Benih yang cepat mengalami pada benih kedelai yaitu menggunakan
kemunduran menjadikan kendala bagi para Polyethylene glycol (PEG) karena
petani, terlebih petani di Indonesia yang Polyethylene glycol (PEG) bersifat
masih banyak menggunakan benih kedelai mempertahankan tekanan potensial osmotik
tidak bersertifikat. Petani yang menggunakan sehingga dapat mengatur imbibisi pada
benih bersertifikat hanya berkisar 40% dan benih. Perlakuan osmoconditioning benih
yang lama disimpan dengan Polyethylene
42

Riadhotus Sa’adati, Respon Viabilitas Benih Kedelai….


glycol (PEG) perlu menggunakan konsentrasi analitik, gelas erlenmeyer, oven, magnetic
yang tepat agar dapat meningkatkan stirer, tray semai, tissue, plastik, spray, dan
viabilitas pada benih (Ernita dan Mairizki, karet. Penelitian menggunakan Rancangan
2019). Perendaman menggunakan larutan Acak Kelompok Faktorial 4 x 4 dengan 3 kali
Polyethylene glycol (PEG) memerlukan ulangan, sehingga diperoleh 16 kombinasi
waktu yang tepat. Perendaman benih perlu dan 48 unit percobaan. Faktor pertama
menggunakan waktu yang tepat karena agar adalah konsentrasi Polyethylene glycol
dapat mempercepat proses metabolisme (PEG) yaitu A0 = konsentasi 0%, A1 =
pada benih sehingga mempengaruhi aktivitas konsentrasi 7,5%, A2 = konsentrasi 15%, A3
enzim agar terjadi pembelahan sel untuk = konsentrasi 22,5%. Faktor kedua adalah
perkecambahan benih (Afdharani et al., lama perendaman menggunakan
2019). Perendaman dengan waktu yang Polyethylene glycol (PEG) yaitu B0 = tanpa
terlalu lama akan menyebabkan penurunan rendaman, B1 = 5 jam, B2 = 10 jam, B3 = 15
viabilitas benih kedelai. Benih akan jam.
mengalami anoksia (kehilangan oksigen) Pembuatan larutan Polyethylene glycol
sehingga membatasi proses respirasi dan (PEG) dengan cara Polyethylene glycol
menghambat perkecambahan pada benih (PEG) 6000 ditimbang seberat 7,5 g, 15 g,
(Yuanasari et al., 2015). Solusi yang dan 22,5 g kemudian ditambahkan 1 liter
diberikan adalah dengan invigorasi aquades dan diaduk hingga homogen
osmoconditioning menggunakan larutan masing-masing untuk perlakuan konsentrasi
Polyethylene glycol (PEG) selama beberapa 7,5%; 15%, dan 22,5%. Benih kedelai
jam sehingga diharapkan benih kedelai yang direndam dengan lama waktu sesuai
telah lama disimpan dapat memiliki viabilitas perlakuan pada masing-masing perlakuan
sehingga dapat tumbuh dengan baik. konsentrasi Polyethylene glycol (PEG), yaitu
Penelitian bertujuan untuk mengkaji 0, 5, 10 dan 15 jam. Pengujian
status kualitas benih kedelai yang telah lama perkecambahan benih menggunakan 100
disimpan, mengkaji pengaruh konsentrasi, benih pada setiap unit percobaan sehingga
lama perendaman, serta interaksi antara dibutuhkan 4800 benih untuk 48 unit
konsentrasi dan lama perendaman dalam percobaan. Benih dikecambahkan selama 7
larutan Polyethylene glycol (PEG) terhadap hari menggunakan metode UKDdp (Uji
viabilitas benih kedelai yang telah lama Kertas Digulung dalam plastik), kemudian di
disimpan. letakkan di kotak penyimpanan.
Parameter pengamatan meliputi :
BAHAN DAN METODE
1. Daya Hantar Listrik
Penelitian dilaksanakan pada bulan Benih kedelai yang telah diberi
Januari – April 2022 di Desa Tamansari, perlakuan diuji daya hantar listriknya
Mranggen, Demak dan Laboratorium menggunakan alat ukur konduktivitas.
Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Benih dimasukkan ke dalam gelas ukur
Peternakan dan Pertanian, Universitas dan diberi aquades 200 ml dan
Diponegoro. kemudian ditutup rapat dengan
Bahan yang akan digunakan meliputi alumunium foil, kemudian digoyangkan
benih kedelai Devon 1 yang telah disimpan 2 selama 2 jam dengan orbital shaker
tahun berasal dari BALITKABI, Polyethylene pada kecepatan 100 rpm pada suhu
glycol (PEG) 6000, aquades, dan pupuk urea, 25–27oC, lalu diilakukan pengukuran
SP 36, KCL. Alat yang digunakan dalam nilai DHL dengan interval 30 menit.
penelitian adalah nampan, timbangan 2. Potensi Tumbuh Maksimum
43

Riadhotus Sa’adati, Respon Viabilitas Benih Kedelai….


Benih kedelai yang berkecambah dan KN: Kecambah Normal
tumbuh normal maupun abnormal pada 5. Indeks Vigor
7 HSS dihitung dengan rumus : Indeks vigor dihitung berdasarkan
jumlah kecambah normal benih kedelai
Ʃ benih yang tumbuh pada hari ke-3 HSS. Indeks vigor
PTM: x 100% dihitung dengan rumus :
Ʃ benih yang ditanam

Ʃ KN Hitungan I
3. Daya kecambah (%) IV: x 100%
Ʃ benih yang ditanam
Benih kedelai yang telah diberi Keterangan :
perlakuan dihitung jumlah benih yang KN: Kecambah Normal
berkecambah normal dan dinyatakan
dalam satuan persen. Pengukuran
6. Panjang Akar
daya kecambah dilakukan saat
Mengukur panjang akar kedelai yang
tanaman kedelai berumur 3 dan 5 HSS.
telah berkecambah selama 7 hari
Daya kecambah dihitung
menggunakan penggaris.
menggunakan rumus sebagai berikut :
Parameter pengamatan dianalisis
Ʃ KN Hitungan I+ KN Hitungan II
DK: x 100% dengan sidik ragam, dan parameter yang
Ʃ benih yang ditanam
Keterangan: menunjukkan perbedaan nyata dilanjutkan
KN: Kecambah Normal dengan uji jarak berganda Duncan’s pada
taraf 5%.
4. Keserempakan Tumbuh (%) HASIL DAN PEMBAHASAN
Keserempakan tumbuh dihitung
Daya Hantar Listrik
berdasarkan persentase kecambah
normal benih kedelai pada hari ke-7. Hasil analisis ragam menunjukkan
Keserempakan tumbuh dihitung bahwa pemberian perlakuan lama
dengan rumus : perendaman konstentrasi Polyethylene glycol
(PEG) berpengaruh nyata terhadap daya
Ʃ KN hari ke-7
KST: x 100% hantar listrik. Hasil uji Duncan’s disajikan
Ʃ benih yang ditanam
pada Tabel 1.
Keterangan :

Tabel 1. Daya Hantar Listrik Benih Kedelai dengan Perlakuan Konsentrasi dan Lama
Perendaman Polyethylene glycol (PEG)

Lama Perendaman (Jam)


Konsentrasi 0 5 10 15 Rata-rata
(B0) (B1) (B2) (B3)
--------------------------------(%)--------------------------------
PEG 0% (A0) 107,92 56,15 55,28 55,08 68,61
PEG 7,5% (A1) 90,42 55,52 56,50 51,55 63,50
PEG 15% (A2) 101,05 57,43 57,00 54,53 67,50
PEG 22,5% (A3) 91,80 50,07 53,13 57,48 63,12
a b b
Rata-rata 97,80 54,79 55,48 54,66b
*) superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata berdasarkan uji lanjut DMRT (p < 0,05).
44

Riadhotus Sa’adati, Respon Viabilitas Benih Kedelai….


Perendaman benih kedelai selama 5, benih dikarenakan ketidakteraturan membran
10, dan 15 jam menunjukkan hasil daya sel pada benih. Penyimpanan benih dalam
hantar listrik lebih rendah dari pada lama jangka waktu yang lama akan menyebabkan
perendaman 0 jam. Daya hantar listrik kerusakan lipid peyusun membran sel.
tertingggi terdapat pada benih yang direndam Rusaknya lipid akan mengakibatkan
dalam waktu 0 jam, hal tersebut menunjukkan rusaknya membran sel sehingga benih tidak
bahwa telah terjadi kerusakan pada benih mampu melakukan penyerapan air dan
kedelai yang telah disimpan selama 2 tahun. oksigen dengan baik. Kegagalan penyerapan
Uji daya hantar listrik menunjukkan level air menyebabkan gangguan metabolisme
kebocoran pada membran sel benih di mana yang berakibat pada penurunan viabilitas dan
semakin tinggi kebocoran semakin rendah vigor benih (Lewat et al., 2016). Benih yang
vigor benih dan sebaliknya semakin rendah rusak akan melepaskan elektrolit yang dapat
kebocoran semakin tinggi vigor benih dideteksi dengan conductivity meter dan
(Pamungkas dan Kunberynadi, 2020). terukur dengan daya hantar listrik yang tinggi.
Penurunan nilai daya hantar listrik pada Lama peredaman benih dalam larutan
perlakuan 5, 10, dan 15 jam di duga material Polythylene glycol (PEG) mempengaruhi
dari Polyethylene glycol (PEG) dapat banyak sedikitnya materi Polyethylene glycol
melindungi benih, karena Polyethylene glycol (PEG) yang melapisi membran benih, namun
(PEG) membentuk lapisan tipis di membran perendaman benih dalam larutan
sel bagian luar sehingga akan mengontrol Polyethylene glycol (PEG) yang terlalu lama
masuknya air dan oksigen dalam benih. justru mengakibatkan penurunan pada
Menurut Fata et al. (2020) perendaman benih viabilitas benih (Kartika dan Sari, 2015).
menggunakan Polyethylene glycol (PEG)
akan menyebabkan potensial lingkungan Potensi Tumbuh Maksimum
benih menjadi rendah dimana akan
memperlambat laju penyerapan air, Hasil analisis ragam menunjukkan
kemudian penyerapan air akan lebih teratur bahwa pemberian perlakuan lama
sehingga dapat memperbaiki permiabilitas perendaman Polyethylene glycol (PEG)
membran plasma dan memperkecil berpengaruh nyata terhadap potensi tumbuh
kehilangan elektrolit sel. maksimum benih kedelai. Hasil uji Duncan’s
Daya hantar listrik yang tinggi disajikan pada Tabel 2.
menunjukkan kebocoran pada membran sel

Tabel 2. Potensi Tumbuh Maksimum Benih Kedelai dengan Perlakuan Konsentrasi dan Lama
Perendaman Polyethylene glycol (PEG)

Lama Perendaman (Jam)


Konsentrasi 0 5 10 15 Rata-rata
(B0) (B1) (B2) (B3)
--------------------------------(%)--------------------------------
PEG 0% (A0) 86,33 87,33 77,67 81,33 83,17
PEG 7,5% (A1) 85,00 87,67 81,33 71,33 81,33
PEG 15% (A2) 84,67 81,33 78,00 74,67 79,67
PEG 22,5% (A3) 78,67 80,33 79,67 79,33 79,50
Rata-rata 83,67a 84,17a 79,17b 76,67b
*) superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata berdasarkan uji lanjut DMRT (p < 0,05)
45

Riadhotus Sa’adati, Respon Viabilitas Benih Kedelai….


Perendaman benih kedelai selama 5 disebabkan karena lama perendaman yang
jam tidak berbeda nyata dengan lama terlalu lama justru menyebabkan banyaknya
perendalam selama 0 jam, namun air yang diserap oleh benih pada saat
perendaman benih dengan Polyethylene perkecambahan. Proses perkecambahan
glycol (PEG) selama 10 dan 15 jam tidak dapat berlangsung dengan baik apabila
menurunkan potensi tumbuh maksimum. benih menyerap air secara berlebihan
Perendaman benih selama 5 jam tidak (Kartika dan Sari, 2015).
menurunkan potensi tumbuh maksimum Berbeda dengan hasil penelitian
menunjukan bahwa selama perendaman 5 Afdharani lama perendaman selama 48 jam
jam benih menyerap air secara normal dengan Polyethylene glycol (PEG) justru
sehingga kebutuhan air dan oksigen dapat meningkatkan potensi tumbuh
mencukupi untuk perkecambahan benih. maksimum pada benih padi hingga 93,3%.
Penambahan Polyethylene glycol (PEG) tidak Hal tersebut terjadi karena setiap benih
meracuni benih karena memiliki berat memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda
molekul yang besar yang tidak meresap pada pada perlakuan perendaman Polyethylene
jaringan benih sehingga tidak mengganggu glycol (PEG) tergantung pada aktivitas kerja
perkecambahan benih (Bismindar et gen di dalam benih yang berfungsi mengatur
al.,2018). Selain itu benih juga memiliki tekanan osmotik dan memproduksi senyawa
potensi tumbuh maksimum baik yang berarti terlarut untuk menjaga keseimbangan di
menunjukan viabilitas benih tergolong tinggi. dalam sel (Khairani et al. 2016).
Perlakuan invigorasi hanya dilakukan pada
benih yang memiliki viabilitas yang rendah Daya Kecambah
(Aisyah et al., 2018) untuk memperbaiki
membran sel pada benih sehingga benih Hasil analisis ragam menunjukkan
dapat berimbibisi dengan normal (Asih, 2020) bahwa pemberian perlakuan konsentrasi,
dan tidak ada kebocoran ada benih sehingga lama perendaman, dan interaksi konsentrasi
tidak menyebabkan kurangnya bahan untuk dan lama perendaman Polyethylene glycol
dirumbak menjadi energi pada saat (PEG) berpengaruh nyata terhadap daya
perkecambahan (Sari et al., 2020). kecambah benih kedelai. Hasil uji Duncan’s
Perendaman benih selama 10 dan 15 jam disajikan pada Tabel 3.
menurunkan potensi tumbuh maksimum

Tabel 3. Daya Kecambah Benih Kedelai dengan Perlakuan Konsentrasi dan Lama Perendaman
Polyethylene glycol (PEG)

Lama Perendaman (Jam)


Konsentrasi 0 5 10 15 Rata-rata
(B0) (B1) (B2) (B3)
--------------------------------(%)--------------------------------
PEG 0% (A0) 73,83abc 80,00ab 73,00abcd 73,83abc 75,17a
ab a abcd de
PEG 7,5% (A1) 77,67 80,17 71,83 63,33 73,25a
PEG 15% (A2) 78,33ab 70,83bcd 71,83abcd 64,50cde 71,38ab
PEG 22,5% (A3) 59,67e 72,17abcd 73,33abcd 66,00cde 67,79b
Rata-rata 72,38a 75,79a 72,50a 66,92b
*) superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata berdasarkan uji lanjut DMRT
(p < 0,05).
46

Riadhotus Sa’adati, Respon Viabilitas Benih Kedelai….


Interaksi lama perendaman selama 0 menyebabkan Imbisisi yang yang tidak
jam dengan konsentrasi Polyethylene glycol terkendali sehingga akan meyebabkan benih
(PEG) 0%, 7,5% dan 15% tidak berbeda menyerap air dengan cepat sehingga akan
nyata pada daya kecambah benih, namun menganggu aktivitas metabolisme pada
pada konsentrasi 22,5% menurunkan daya benih (Khairani et al., 2016). Benih yang
kecambah benih. Perlakuan lama berimbibisi dengan cepat justru
perendaman 10 jam memiliki kecenderungan menyebabkan kebocoran membran sel yang
yang sama terhadap daya kecambah benih mengakibatkan larutnya cadangan makanan
kedelai, sedangkan pada lama perendaman pada benih, sehingga benih kekurangan
15 jam dengan penambahan konsentrasi bahan yang akan dirombak untuk
Polyethylene glycol (PEG) cenderung menghasilkan energi untuk melakukan
menurunkan daya kecambah benih. Lama perkecambahan, akibatnya benih tidak dapat
perendaman terbaik untuk meningkatkan berkecambah dengan normal (Sari et al.,
daya kecambah benih yaitu perendaman 2020). Perendaman benih selama 15 jam
selama 5 jam dengan perlakuan konsentrasi dengan penambahan konsentrasi
Polyethylene glycol (PEG) 7,5%, hal ini Polyethylene glycol (PEG) cenderung
dikarenakan benih kedelai sudah rusak, dan menurunkan daya kecambah benih karena
benih yang rusak memiliki membran sel yang karena konsentrasi yang tinggi mengandung
tidak teratur sehingga akan menyebabkan banyak partikel dari Polyethylene glycol
penyerapan air secara cepat pada fase (PEG) sehingga larutan menjadi lebih pekat
imbibisi, dengan perlakuan invigorasi lama sehingga nilai potensial osmotic di sekitar
perendaman 5 jam menggunakan benih menjadi negatif dan menyebabkan air
polyethylene glycol (PEG) akan mengontrol sukar diserap oleh benih. Nilai potensial
penyerapan air karena Polyethylene glycol osmotic yang terlalu rendah pada larutan
(PEG) akan menurunkan nilai potensial air akan menghambat proses imbibisi.
disekitar benih sehingga laju penyerapan air Penyerapan air juga berhenti pada fase
dapat berlangsung secara teratur dan benih metabolisme (Aisyah et al. 2018), sedangkan
tidak menyerap air belebihan pada fase pada proses metabolisme membutuhkan air
imbibisi. Laju penyerapan air yang yang cukup, metabolisme yang tidak berjalan
diperlambat akan memberikan waktu yang dengan baik mengakibatkan nutrisi dan
lebih panjang untuk benih untuk energi yang dihasilkan menjadi lebih sedikit
menyelesaikan metabolisme sebelum sehingga menghambat proses pembentukan
memasuki fase pembentukan radikula. struktur baru untuk perkecambahan
Metabolisme benih yang berlangsung dengan (Yuanasari et al., 2015).
baik akan menghasilkan jumlah energi yang
cukup untuk benih melakukan Keserempakan Tumbuh
perkecambahan (Sari et al., 2020). Hal ini
sebanding dengan penelitian Yuanasari et al. Hasil analisis ragam menunjukkan
(2015), Ernita dan Mairizki (2019), Afdharani bahwa pemberian perlakuan lama
et al. (2019) kombinasi konsentrasi dan lama perendaman Polyethylene glycol (PEG) dan
perendaman Polyethylene glycol (PEG) yang interaksi konsentrasi dan lama perendaman
tepat meningkatkan daya kecambah benih Polyethylene glycol (PEG) berpengaruh
yang di invigorasi. nyata terhadap keserempakan benih kedelai.
Benih lama yang lama disimpan Hasil uji Duncan’s disajikan pada Tabel 4.
mengalami kerusakan pada membran
47

Riadhotus Sa’adati, Respon Viabilitas Benih Kedelai….


Tabel 4. Keserempakan Tumbuh Benih Kedelai dengan Perlakuan Konsentrasi dan Lama
Perendaman Polyethylene glycol (PEG)

Lama Perendaman (Jam)


Konsentrasi 0 5 10 15 Rata-rata
(B0) (B1) (B2) (B3)
--------------------------------(%)--------------------------------
PEG 0% (A0) 69,00a 64,00a 36,33bc 22,33c 47,92
c a a
PEG 7,5% (A1) 24,33 71,67 65,67 36,00bc 49,42
a a ab
PEG 15% (A2) 67,00 62,00 53,00 34,67bc 54,17
PEG 22,5% (A3) 29,33c 60,00a 63,33a 30,33c 45,75
b a a
Rata-rata 47,42 64,42 54,58 30,83c
*) superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata berdasarkan uji lanjut DMRT (p < 0,05).

Interaksi perlakuan lama perendaman (PEG) yang diberikan masih dalam kadar
dengan konsentrasi Polyehtylene glycol toleransi benih sehingga tidak meracuni
menunjukkan bahwa pada perendaman 0 jam benih dan benih tetap dapat berkecambah
dengan pemberian konsentrasi Polyethylene dengan baik. Perendaman benih dalam
glycol (PEG) 15% tidak berbeda nyata waktu 15 jam dengan konsentrasi
dengan perlakuan kontrol, namun pada Polyethylene glycol (PEG) yang diberikan
penambahan konsentrasi Polyethylene glycol menyebabkan benih mengalami anoksia
(PEG) 7,5% dan 22,5% menurunkan (kehilangan oksigen) (Afdharani et al., 2019).
keserempakan tumbuh benih. Hal ini diduga Ketersediaan oksigen yang diperlukan dalam
karena lama perendaman yang sebentar dan proses respirasi benih. Oksigen dalam proses
konsentrasi Polyethylene glycol (PEG) yang respirasi diperlukan untuk proses
kurang tepat sehingga menyebabkan benih pembongkaran zat makanan untuk
melakukan imbibisi belum maksimal mendapatkan energi, sehingga proses
sehingga benih kekurangan air dan respirasi yang tidak maksimal menyebabkan
menyebabkan terganggunya metabolisme energi yang dihasilkan akan berkurang,
benih. Menurut Arthawijaya et al. (2022) akibatnya perkecambahan dan pertumbuhan
perendaman benih yang sebentar berdampak menjadi terhambat (Yuanasari et al. 2015).
pada melambatnya metabolisme benih Keserempakan tumbuh pada benih
karena kekurangan air. Perendaman benih 5 dipengaruhi oleh kemampuan benih dalam
jam dengan konsentrasi Polyethylene glycol memanfaatkan cadangan energi, dimana
(PEG) tidak mempengaruhi keserempakan dalam satu lot mampu memanfaatkan
tumbuh benih, sedangkan perendaman benih cadangan energi dengan baik sehingga dapat
selama 10 jam dengan penambahan tumbuh menjadi benih yang kuat secara
konsentrasi Polyethylene glycol (PEG) 7,5%, serempak (Aisyah et al. 2018).
15% dan 22,5% akan meningkatkan
keserempakan tumbuh benih, namun pada Indeks Vigor
perlakuan perendaman 15 jam cenderung
menurunkan keserempakan tumbuh benih. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
Hal ini menunjukkan bahwa perendaman perlakuan lama perendaman Polyethylene
benih kedelai selama 5 jam dan 10 jam glycol (PEG) berpengaruh nyata terhadap
dengan konsentrasi Polyethylene glycol indeks vigor benih kedelai. Hasil uji Duncan’s
disajikan pada Tabel 5.
48

Riadhotus Sa’adati, Respon Viabilitas Benih Kedelai….


Tabel 5. Indeks Vigor Benih Kedelai dengan Perlakuan Konsentrasi dan Lama Perendaman
Polyethylene glycol (PEG)

Lama Perendaman (Jam)


Konsentrasi 0 5 10 15 Rata-rata
(B0) (B1) (B2) (B3)
--------------------------------(%)--------------------------------
PEG 0% (A0) 78,67 82,33 75,67 79,33 79,00
PEG 7,5% (A1) 77,00 82,33 74,00 64,33 74,42
PEG 15% (A2) 83,33 71,00 74,33 67,67 74,08
PEG 22,5% (A3) 79,00 80,33 78,00 75,67 78,25
Rata-rata 79,50a 79,00a 75,50ab 71,75b
*) superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata berdasarkan uji lanjut DMRT (p < 0,05).
menghasilkan invigorasi menggunakan
Perendaman benih kedelai dengan Polyethylene glycol (PEG) meningkatkan
Polyethylene glycol (PEG) selama 5 jam dan indeks vigor benih kedelai. Hal ini disebabkan
10 jam tidak menurunkan indeks vigor benih, karena benih kedelai yang digunakan
tetapi perlakuan perendaman benih selama memiliki viabilitas yang rendah sehingga
15 jam justru menurunkan indeks vigor benih. perlakuan Polyethylene glycol (PEG) dapat
Perlakuan 5 dan 10 jam tidak berpengaruh memperbaiki membran sel pada benih
terhadap indeks vigor karena benih memiliki sehingga meningkatkan indeks vigor benih.
indeks vigor yang baik. Perlakuan invigorasi
tidak akan mempengaruhi benih yang Panjang Akar
memiliki viabilitas tinggi karena benih masih
Hasil analisis ragam menunjukkan
memiliki organel-organel sel yang baik dan
bahwa pemberian perlakuan konsentrasi,
aktivitas enzim berjalan dengan normal.
lama perendaman, dan interaksi konsentrasi
Invigorasi lebih baik dilakukan pada benih
dan lama perendaman Polyethylene glycol
yang viabilitasnya rendah (<72%) karena
(PEG) berpengaruh nyata terhadap panjang
organel-organel sel mulai rusak dan
akar kedelai. Hasil uji Duncan’s disajikan
perlakuan invigorasi akan membantu
pada Tabel 6.
memperbaiki viabilitas pada benih (Yuanasari
Interaksi perendaman benih 0 jam
et al., 2015). Perlakuan lama perendaman dengan Polyethylene glycol (PEG)
Polyethylene glycol (PEG) 15 jam menurunkan panjang akar kecambah,
menurunkan indeks vigor benih karena benih perendaman selama 5 jam dengan
kedelai memiliki kulit yang tipis dan dengan konsentrasi Polyethylene glycol (PEG) 7,5%
kondisi benih direndam dengan waktu yang dapat meningkatkan panjang akar kecambah
lebih lama akan menyebabkan benih kedelai dibandingkan konsentrasi
Polyethylene glycol (PEG) yang lain,
menyerap semua larutan dengan berlebihan
sedangkan perendaman benih selama 10 jam
sehingga berpotensi menyebabkan dengan Polyethylene glycol (PEG) justru
kebocoran dan mengakibatkan zat-zat yang menurunkan panjang akar kecambah. Hal ini
terkandung dalam benih menjadi encer, hal menunjukan bahwa perendaman 5 jam
tersebut dapat menurunkan metabolisme dengan konsentrasi Polyethylene glycol
benih, maka dari itu perendaman benih perlu (PEG) 7,5% merupakan lama perendaman
dilakukan dengan waktu yang tepat (Sari dan dan konsentrasi yang tepat untuk benih
dimana nilai potensial lingkungan sesuai
Wijaya, 2020).
dengan benih sehingga akan mengurangi laju
Berbeda dengan hasil penelitian penyerapan benih dan benih dapat
Falahhosseini et al. (2017), Lei et al. (2021), melakukan imbibisi dengan teratur
Ernita dan Mairizki, (2019) yang
49

Riadhotus Sa’adati, Respon Viabilitas Benih Kedelai….


Tabel 6. Panjang Akar Kecambah Kedelai dengan Perlakuan Konsentrasi dan Lama Perendaman
Polyethylene glycol (PEG)

Lama Perendaman (Jam)


Konsentrasi 0 5 10 15 Rata-rata
(B0) (B1) (B2) (B3)
--------------------------------(%)--------------------------------
PEG 0% (A0) 8,13a 7,02c 6,74cde 2,73gh 6,16a
ab a def
PEG 7,5% (A1) 8,04 8,68 6,00 3,40g 6,53a
bc cd 8f
PEG 15% (A2) 7,21 6,87 5,3 1,26i 5,18b
PEG 22,5% (A3) 5,88ef 6,36cde 6,60cde 2,42h 5,32b
Rata-rata 7,32a 7,23a 6,18b 2,45c
*) superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata berdasarkan uji lanjut DMRT (p < 0,05).

Benih yang sudah lama disimpan proses respirasi tidak berjalan dengan baik
memiliki membran sel yang mulai rusak (Djamhuri dan Hasmaliah, 2014). Respirasi
sehingga apabila penyerapan air berjalan benih yang tidak berjalan optimal
dengan cepat akan menyebabkan kebocoran menyebabkan energi yang dihasilkan tidak
membran sel uang berdampak pada cukup untuk untuk perkecambahan dan
kurangnya bahan yang dirombak menjadi menghambat pertumbuhan akar. Di awal
energi sehingga akan menghambat pertumbuhan, benih belum mampu untuk
perkecambahan (Yuanasari et al., 2015). berfotosintesis dan bermetabolisme dari
Imbibisi yang tepat juga dapat melunakan energi yang diperoleh dari cadangan
kulit benih dan memenuhi kebutuhan air yang makanan (endospema). Metabolisme benih
digunakan benih untuk mempercepat akan aktif bila imbibisi berlangsung, dimana
pertumbuhan akar. Menurut Arthawijaya et al. metabolisme yang berjalan dengan baik akan
(2022) perlakuan invigorasi Polyethylene membantu benih dalam melanjutkan fase
glycol yang tidak tepat menyebabkan jumlah pembentukan akar (Asih, 2020).
air yang terserap pada proses imbibisi Pembentukan akar berkaitan berkaitan erat
terbatas sehingga akan menyebabkan pada kemampuan benih dalam beradaptasi
diperlambatnya proses aktivtas enzim dan secara morfologi dan fisiologi, namun air
metabolisme untuk pertumbuhan akar. yang berlebihan justru akan menyebabkan
Invigorasi benih dengan kombinasi antara benih tidak mampu untuk melanjutkan proses
konsentrasi dan lama perendaman yang pembentukan akar.
tepat akan membantu proses imbibisi air ke
SIMPULAN
dalam benih sehingga akan mempercepat
aktivitas enzim untuk proses metabolisme Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan benih sehingga akan benih kedelai yang disimpan 2 tahun memiliki
mempercepat pula pertumbuhan radikula kemampuan untuk berkecambah pada hari
dikarenakan kebutuhan air yang telah ke-7 setelah semai 47,42%. Konsentrasi PEG
terpenuhi dan melunaknya kulit pada benih. 7,5% mampu meningkatkan pada parameter
Interaksi perendaman benih selama 10 daya kecambah dan panjang akar. Lama
dan 15 jam dengan Polyethylene glycol perendaman Polyethylene glycol (PEG)
(PEG) menurunkan panjang akar kecambah selama 5 jam menurunkan daya hantar listrik,
benih karena waktu perendaman yang terlalu dan meningkatkan keserempakan tumbuh.
lama menyebabkan benih menyerap banyak Interaksi pemberian konsentrasi 7,5%
air sehingga ketersediaan oksigen yang dengan lama peredaman 5 jam dapat
berkurang di dalam benih menyebabkan meningkatkan daya kecambah dan panjang
50

Riadhotus Sa’adati, Respon Viabilitas Benih Kedelai….


akar kecambah, sehingga dapat disimpulkan Bismindar, B., H. Sulistyowati, dan A.
bahwa konsentrasi 7,5% dan lama Asnawati. 2018. Peningkatan viabilitas
perendaman 5 jam Polyethylene glycol (PEG) benih padi lokal menggunakan
mampu meningkatkan viabilitas benih kedelai Polyethylene glycol. J. Sains
yang telah disimpan selama 2 tahun. Mahasiswa Pertanian. 7(3) : 1–9.
Darwis, V. 2018. Sinergi kegiatan desa
mandiri benih dan kawasan mandiri
DAFTAR PUSTAKA
benih untuk mewujudkan swasembada
Afdharani, R., H. Hasanuddin, dan B. benih. J. Analisis Kebijakan
Bakhtiar. 2019. Pengaruh bahan Pertanian. 16(1): 59–72.
invigorasi dan lama perendaman pada Djamhuri, E., dan Y. Hasmaliah. 2014.
benih padi kadaluwarsa (Oryza sativa Pematahan dormansi benih bintaro
L.) terhadap viabilitas dan vigor (Cerbera manghas Linn.). J. Silvikultur
benih. J. Ilmiah Mahasiswa Tropika. 5(1): 61-67.
Pertanian. 4(1): 169–183. Ernita, E., dan F. Mairizki. 2019. Penggunaan
Aisyah, D. N., N. Kendarini, dan S. Ashari. polietilen glikol sebagai teknik
2019. Efektivitas PEG-6000 sebagai invigorasi untuk memperbaiki viabilitas,
media osmoconditioning dalam vigor, dan produksi benih kedelai. J.
peningkatan mutu benih dan produksi Ilmiah Pertanian. 16(1): 8– 18.
kedelai (Glycine max L. Merr.). J. Falahhosseini L., M. A. Alizadeh., and S.
Produksi Tanaman. 6(7): 1344–353. Vazan. 2017. Priming effect of on the
Arthawijaya, R. A. P., H. E. Sulistyo., S. N. enhancement of germination traits in
Kamaliyah., dan H. Sudarwati. 2022. aged seeds of chamomile (Matricaria
Pematahan proses dormansi benih chamomilla L.) seeds preserved in
tanaman centro (Centrosema medium and long-term storage. Journal
Pubescens) dengan penggunaan PEG of Medicinal Plants and By-products. 1
(Polyethlene glycol) 6000. J. Nutrisi : 1-9.
Ternak Tropis. 5(1): 7–22. Fata, N. A. N., E. R. Supriyanto., dan D. J
Asih, P. R. 2020. Invigorasi mutu fisiologis Sudrajat. 2020. Invigorasi benih jabon
benih terung ungu (Solanum putih (Neolamarckia cadamba (Roxb.)
melongena L.) kadaluarsa dengan Bosser) menggunakan polyethylene
beberapa teknik osmoconditioning. J. glycol dan ultrafine bubbles. J.
Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Perbenihan Tanaman Hutan. 8(1): 11–
Pertanian. 18(2): 162–170. 24.
Balitkabi [Balai Penelitian Tanaman Aneka Fazilla, N., C. Charoq., dan R. Sipayung.
Kacang dan Umbi]. 2016. Deskripsi 2014. Uji daya simpan dan viabilitas
Varietas Unggul Aneka Kacang Dan benih karet (Hevea Brasiliensis Muell-
Umbi. Cetakan ke-8. Malang. Balai arg.) tanpa cangkang terhadap
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan konsentrasi larutan osmotik dan lama
Umbi, Malang. pengeringan. J. Agroekoteknologi
Benu, N. M., dan R. M. Kumaat. 2017. Upsus Universitas Sumatera Utara. 2(3): 993–
Pajale dalam menunjang program 997.
swasembada pangan di Kabupaten Kartika, K., dan D. K. Sari. 2015. Pengaruh
Bolaang Mongondow. J. Agri- lama penyimpanan dan invigorasi
SosioEkonomi. 13(2): 253-260. terhadap viabilitas dan vigor benih padi
lokal bangka aksesi mayang. J.
51

Riadhotus Sa’adati, Respon Viabilitas Benih Kedelai….


Enviagro: Jurnal Pertanian dan benih kedelai hitam (Glycine max L.
Lingkungan. 8(1): 10-18. Merr) melalui invigorasi
Kementerian Pertanian. 2016. Outllook osmoconditioning. J. Produksi
Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Tanaman. 3(6): 518–527.
Kedelai. Pusat data dan sistem
informasi Pertanian, Jakarta .
Marlina, E., E. Anom., dan S. Yoseva.
2015. Pengaruh pupuk NPK organik
terhadap pertumbuhan dan produksi
kedelai (Glycine max (L.) Merril). J.
Faperta. 2(1): 1–13.
Lei, C., M. Bagavathiannan., H. Wang., S. M.
Sharpe., W. Meng., and J. Yu. 2021.
Osmopriming with Polyethylene Glycol
(PEG) for Abiotic Stress Tolerance in
Germinating Crop Seeds: A Review.
Agronomi. 11 : 1–12.
Lewar, Y., Y. D. Heo., dan S. J. Bunga. 2016.
Kajian potensial osmotik dan durasi
osmoconditioning terhadap daya hantar
listrik dan kandungan kimia benih
kacang merah yang telah mengalami
deteriorasi. J. Partner. 21(2) : 293-303.
Pamungkas, P. B., dan M. Kusberyunadi.
2020. Studi daya hantar listrik terhadap
mutu fisiologis benih kedelai (Glycine
max (L.) Merr) dengan perlakuan
invigorasi matriconditioning dan
osmoconditioning. J. Agroteknika. 3(1):
16-25.
Putra, G. P., C. Charloq., dan J. Ginting.
2013. Respons morfologi benih karet
(Hevea Brasiliensis Muell Arg.) tanpa
cangkang terhadap pemberian peg
6000 dalam penyimpanan pada dua
masa pengeringan. J.
Agroekoteknologi Universitas
Sumatera Utara. 2(1): 146–152.
Sari, R. N., dan T. Palupi., Wasi’an. 2020.
Pengaruh osmoconditioning dengan
larutan PEG (Polyethylene glycol) 6000
terhadap viabilitas dan vigor benih padi
yang telah mengalami kemunduran. J.
Sains Mahasiswa Pertanian. 9(4): 1–8.
Yuanasari, B. S., N. Kendarini, dan D.
Saptadi. 2015. Peningkatan viabilitas

Anda mungkin juga menyukai