Respon Viabilitas Benih Kedelai (Glycine Max L. Merill) Akibat Konsentrasi dan Lama
Perendaman Invigorasi Polyethylene Glycol
Viability Response Soybean Seed (Glycine max L. Merill) due to Concentration and
Soaking Time Invigoration Polyethylene Glycol
Riadhotus Sa’adati*, Budi Adi Kristanto, Syaiful Anwar.
ABSTRAK
Benih kedelai cenderung akan mengalami kemunduran dalam kurung waktu 3-4 bulan. Invigorasi
adalah perlakuan pada benih untuk meningkatkan viabilitas benih kedelai. Penelitian bertujuan untuk
mengkaji status kualitas benih, mengkaji pengaruh konsentrasi, lama perendaman, serta interaksi antara
konsentrasi dan lama perendaman dalam larutan Polyethylene glycol terhadap viabilitas benih kedelai yang
telah disimpan 2 tahun. Penelitian dilakukan di Desa Tamansari, Mranggen, Demak dan dilanjutkan di
Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas
Diponegoro pada bulan Januari – April 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok
Faktorial 4 x 4 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi Polyethylene glycol yaitu A0 =
konsentasi 0%, A1 = konsentrasi 7,5%, A2 = konsentrasi 15%, A3 = konsentrasi 22,5%. Faktor kedua
adalah lama perendaman menggunakan Polyethylene glycol yaitu B0 = tanpa rendaman, B1 = 5 jam, B2
= 10 jam, B3 = 15 jam. Data dianalisis dengan sidik ragam, dan parameter yang menunjukan perbedaan
nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
benih kedelai yang disimpan 2 tahun memiliki kemampuan untuk berkecambah pada hari ke-7 setelah
semai 47,42%. Konsentrasi PEG 7,5% mampu meningkatkan pada parameter daya kecambah dan
panjang akar. Lama perendaman Polyethylene glycol (PEG) selama 5 jam menurunkan daya hantar listrik,
dan meningkatkan keserempakan tumbuh. Interaksi pemberian konsentrasi 7,5% dengan lama peredaman
5 jam dapat meningkatkan daya kecambah dan panjang akar, sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi 7,5% dan lama perendaman 5 jam Polyethylene glycol (PEG) mampu meningkatkan viabilitas
benih kedelai yang telah disimpan selama 2 tahun.
DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2023.008.1.5
41
Ʃ KN Hitungan I
3. Daya kecambah (%) IV: x 100%
Ʃ benih yang ditanam
Benih kedelai yang telah diberi Keterangan :
perlakuan dihitung jumlah benih yang KN: Kecambah Normal
berkecambah normal dan dinyatakan
dalam satuan persen. Pengukuran
6. Panjang Akar
daya kecambah dilakukan saat
Mengukur panjang akar kedelai yang
tanaman kedelai berumur 3 dan 5 HSS.
telah berkecambah selama 7 hari
Daya kecambah dihitung
menggunakan penggaris.
menggunakan rumus sebagai berikut :
Parameter pengamatan dianalisis
Ʃ KN Hitungan I+ KN Hitungan II
DK: x 100% dengan sidik ragam, dan parameter yang
Ʃ benih yang ditanam
Keterangan: menunjukkan perbedaan nyata dilanjutkan
KN: Kecambah Normal dengan uji jarak berganda Duncan’s pada
taraf 5%.
4. Keserempakan Tumbuh (%) HASIL DAN PEMBAHASAN
Keserempakan tumbuh dihitung
Daya Hantar Listrik
berdasarkan persentase kecambah
normal benih kedelai pada hari ke-7. Hasil analisis ragam menunjukkan
Keserempakan tumbuh dihitung bahwa pemberian perlakuan lama
dengan rumus : perendaman konstentrasi Polyethylene glycol
(PEG) berpengaruh nyata terhadap daya
Ʃ KN hari ke-7
KST: x 100% hantar listrik. Hasil uji Duncan’s disajikan
Ʃ benih yang ditanam
pada Tabel 1.
Keterangan :
Tabel 1. Daya Hantar Listrik Benih Kedelai dengan Perlakuan Konsentrasi dan Lama
Perendaman Polyethylene glycol (PEG)
Tabel 2. Potensi Tumbuh Maksimum Benih Kedelai dengan Perlakuan Konsentrasi dan Lama
Perendaman Polyethylene glycol (PEG)
Tabel 3. Daya Kecambah Benih Kedelai dengan Perlakuan Konsentrasi dan Lama Perendaman
Polyethylene glycol (PEG)
Interaksi perlakuan lama perendaman (PEG) yang diberikan masih dalam kadar
dengan konsentrasi Polyehtylene glycol toleransi benih sehingga tidak meracuni
menunjukkan bahwa pada perendaman 0 jam benih dan benih tetap dapat berkecambah
dengan pemberian konsentrasi Polyethylene dengan baik. Perendaman benih dalam
glycol (PEG) 15% tidak berbeda nyata waktu 15 jam dengan konsentrasi
dengan perlakuan kontrol, namun pada Polyethylene glycol (PEG) yang diberikan
penambahan konsentrasi Polyethylene glycol menyebabkan benih mengalami anoksia
(PEG) 7,5% dan 22,5% menurunkan (kehilangan oksigen) (Afdharani et al., 2019).
keserempakan tumbuh benih. Hal ini diduga Ketersediaan oksigen yang diperlukan dalam
karena lama perendaman yang sebentar dan proses respirasi benih. Oksigen dalam proses
konsentrasi Polyethylene glycol (PEG) yang respirasi diperlukan untuk proses
kurang tepat sehingga menyebabkan benih pembongkaran zat makanan untuk
melakukan imbibisi belum maksimal mendapatkan energi, sehingga proses
sehingga benih kekurangan air dan respirasi yang tidak maksimal menyebabkan
menyebabkan terganggunya metabolisme energi yang dihasilkan akan berkurang,
benih. Menurut Arthawijaya et al. (2022) akibatnya perkecambahan dan pertumbuhan
perendaman benih yang sebentar berdampak menjadi terhambat (Yuanasari et al. 2015).
pada melambatnya metabolisme benih Keserempakan tumbuh pada benih
karena kekurangan air. Perendaman benih 5 dipengaruhi oleh kemampuan benih dalam
jam dengan konsentrasi Polyethylene glycol memanfaatkan cadangan energi, dimana
(PEG) tidak mempengaruhi keserempakan dalam satu lot mampu memanfaatkan
tumbuh benih, sedangkan perendaman benih cadangan energi dengan baik sehingga dapat
selama 10 jam dengan penambahan tumbuh menjadi benih yang kuat secara
konsentrasi Polyethylene glycol (PEG) 7,5%, serempak (Aisyah et al. 2018).
15% dan 22,5% akan meningkatkan
keserempakan tumbuh benih, namun pada Indeks Vigor
perlakuan perendaman 15 jam cenderung
menurunkan keserempakan tumbuh benih. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
Hal ini menunjukkan bahwa perendaman perlakuan lama perendaman Polyethylene
benih kedelai selama 5 jam dan 10 jam glycol (PEG) berpengaruh nyata terhadap
dengan konsentrasi Polyethylene glycol indeks vigor benih kedelai. Hasil uji Duncan’s
disajikan pada Tabel 5.
48
Benih yang sudah lama disimpan proses respirasi tidak berjalan dengan baik
memiliki membran sel yang mulai rusak (Djamhuri dan Hasmaliah, 2014). Respirasi
sehingga apabila penyerapan air berjalan benih yang tidak berjalan optimal
dengan cepat akan menyebabkan kebocoran menyebabkan energi yang dihasilkan tidak
membran sel uang berdampak pada cukup untuk untuk perkecambahan dan
kurangnya bahan yang dirombak menjadi menghambat pertumbuhan akar. Di awal
energi sehingga akan menghambat pertumbuhan, benih belum mampu untuk
perkecambahan (Yuanasari et al., 2015). berfotosintesis dan bermetabolisme dari
Imbibisi yang tepat juga dapat melunakan energi yang diperoleh dari cadangan
kulit benih dan memenuhi kebutuhan air yang makanan (endospema). Metabolisme benih
digunakan benih untuk mempercepat akan aktif bila imbibisi berlangsung, dimana
pertumbuhan akar. Menurut Arthawijaya et al. metabolisme yang berjalan dengan baik akan
(2022) perlakuan invigorasi Polyethylene membantu benih dalam melanjutkan fase
glycol yang tidak tepat menyebabkan jumlah pembentukan akar (Asih, 2020).
air yang terserap pada proses imbibisi Pembentukan akar berkaitan berkaitan erat
terbatas sehingga akan menyebabkan pada kemampuan benih dalam beradaptasi
diperlambatnya proses aktivtas enzim dan secara morfologi dan fisiologi, namun air
metabolisme untuk pertumbuhan akar. yang berlebihan justru akan menyebabkan
Invigorasi benih dengan kombinasi antara benih tidak mampu untuk melanjutkan proses
konsentrasi dan lama perendaman yang pembentukan akar.
tepat akan membantu proses imbibisi air ke
SIMPULAN
dalam benih sehingga akan mempercepat
aktivitas enzim untuk proses metabolisme Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan benih sehingga akan benih kedelai yang disimpan 2 tahun memiliki
mempercepat pula pertumbuhan radikula kemampuan untuk berkecambah pada hari
dikarenakan kebutuhan air yang telah ke-7 setelah semai 47,42%. Konsentrasi PEG
terpenuhi dan melunaknya kulit pada benih. 7,5% mampu meningkatkan pada parameter
Interaksi perendaman benih selama 10 daya kecambah dan panjang akar. Lama
dan 15 jam dengan Polyethylene glycol perendaman Polyethylene glycol (PEG)
(PEG) menurunkan panjang akar kecambah selama 5 jam menurunkan daya hantar listrik,
benih karena waktu perendaman yang terlalu dan meningkatkan keserempakan tumbuh.
lama menyebabkan benih menyerap banyak Interaksi pemberian konsentrasi 7,5%
air sehingga ketersediaan oksigen yang dengan lama peredaman 5 jam dapat
berkurang di dalam benih menyebabkan meningkatkan daya kecambah dan panjang
50