Anda di halaman 1dari 32

Skill Dasar Seorang Entrepreneur

Beberapa ahli mengatakan bahwa entrepreneur merupakan sebuah bakat alami dari
lahir, sehingga tidak semua orang bisa menjadi entrepreneur. Sedangkan ahli lainnya
berpendapat bahwa semua itu bisa dipelajari asalkan ada kemauan. Kalau kamu
sependapat dengan yang mana?

Ketika beberapa orang memulai bisnis masing-masing dalam situasi yang serupa,
pada perjalanan membangun bisnisnya mereka akan mengalami masalah dan kondisi
yang berbeda-beda. Ada yang bisnisnya bertumbuh, ada yang stagnan, atau bahkan
ada yang gagal. Menjadi seorang entrepreneur tidak cukup hanya dengan
membangun sebuah usaha saja. Diperlukan jiwa dan kemampuan untuk dapat
menilai lebih jauh mengenai visi dan misi bisnis kamu, cara bertahan di industri, dan
cara mengembangkannya. Oleh karena itu, setidaknya kamu membutuhkan
beberapa skill dasar agar kamu siap terjun menjadi seorang entrepreneur dan sukses.

Melihat Peluang

Seperti yang telah kita bahasa pada materi video dan PDF sebelumnya, mampu
melihat sebuah peluang bisnis inovatif dalam situasi tertentu merupakan salah satu
skill utama yang diperlukan seorang entrepreneur. Kemudian memanfaatkan peluang
tersebut dengan efektif untuk menjadi sebuah kesempatan. Contohnya, saat ini
budaya dan industri Korea sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia, termasuk
kulinernya. Dengan mengetahui fakta bahwa mayoritas masyarakat Indonesia
beragama Islam sedangkan makanan Korea tidak mengutamakan kehalalan,
seseorang yang memiliki entrepreneurship skill akan melihat terbukanya sebuah
peluang bisnis pada situasi ini. Bisa bisnis berupa restoran makanan Korea halal,
produksi bahan baku dan bumbu masakan Korea rumahan yang halal, mengajukan

1
hubungan kemitraan dengan perusahaan industri pangan Korea untuk membuat
bahan-bahan masakan Korea halal berkualitas, dan lain sebagainya.

Kebutuhan dan keinginan masyarakat selalu berubah dan berkembang setiap


waktunya. Perubahan dan perkembangan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti hari raya, musim, tren, dan lain sebagainya. Dengan menyadari hal ini maka
selalu terbuka peluang bisnis bagi setiap entrepreneur untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan pasar.

Value Dalam Diri

Setiap orang memiliki pemikiran dan respon masing-masing ketika dihadapkan pada
situasi tertentu. Dari sinilah value seseorang dapat terlihat berdasarkan kualitas dan
prinsip pola pikir serta tindakannya dalam menghadapi situasi tersebut. Kamu
membutuhkan kualitas dan pola pikir yang unik untuk menjadi seorang entrepreneur
yang sukses.

Saat akan merintis bisnis mungkin akan terlintas berbagai ketakutan dan keraguan
pada diri sendiri.

● Apakah saya layak untuk memulai sebuah bisnis?


● Apakah saya bisa menjalankan bisnis ini sendiri?
● Bagaimana jika saya mengalami kerugian?
● Bagaimana jika tidak ada yang mau membeli produk/jasa saya?
● Bagaimana jika produk/jasa saya tidak disukai pelanggan?
● Bagaimana jika pelanggan beralih ke kompetitor?

Kamu bahkan belum memulai, apakah kamu mau berhenti karena ragu dan takut?
Inilah sebabnya diperlukan sebuah motivasi dalam diri sendiri yang disebut value.
Apabila kamu mampu untuk mengatasi segala ketakutan dan keraguan ini, maka
jalan menjadi entrepreneur yang sukses telah terbuka. Berikut beberapa value yang
dapat membantu kamu untuk mengejar kesuksesan tersebut:

2
● Percaya Diri

Setiap entrepreneur pasti pernah mengalami masalah, jika mereka berhasil


mengatasinya maka kamu juga harus percaya bahwa kamu bisa. Menaruh
kepercayaan pada diri sendiri merupakan hal yang penting sebagai langkah
awal untuk mulai menjadi seorang entrepreneur. Kamu percaya diri dengan
produk yang kamu jual sehingga berani untuk membuka bisnis. Langkah-
langkah berikutnya yang kamu ambil untuk mengembangkan bisnis tersebut
juga akan dipengaruhi oleh kepercayaan diri yang membuat kamu berani
menghadapi tantangan.

Misalnya kamu berani untuk menanyakan pendapat pelanggan atau orang-


orang di sekitarmu mengenai produk/jasa yang kamu jual. Umpan balik dari
mereka dapat kamu jadikan pembelajaran untuk memperbaiki bisnis kamu.
Dengan memiliki kepercayaan diri, kamu bersedia untuk mengambil risiko.
Baik itu mencoba hal-hal baru untuk terus berinovasi ataupun melakukan hal
yang dianggap orang umum tidak memiliki peluang. Kamu harus paham
bahwa risiko merupakan bagian alami dari perjalanan mencapai sebuah
tujuan. Tidak perlu takut gagal karena hal tersebut dapat dijadikan pelajaran
untuk berkembang. Kepercayaan diri juga menjadi sangat penting untuk
kamu dapat bangkit kembali setelah mengalami kegagalan.

Namun jangan sampai kamu menjadi terlalu percaya diri atau kepedean.
Bedakan hal ini dengan percaya diri ya, karena pada dasarnya segala sesuatu
yang berlebihan tidak pernah membawa hasil yang baik, termasuk terlalu
percaya diri. Tujuan seorang entrepreneur adalah memenuhi dan melayani
kebutuhan pelanggan. Kepercayaan diri yang berlebih dalam jiwa seorang
entrepreneur dapat membawa kamu pada pola pikir yang menyimpang.
Contohnya karena bisnis yang kamu miliki sudah digemari di pasaran dan
punya pelanggan tetap, kamu menyediakan produk/jasa yang asal-asalan
atau meningkatkan harga yang tidak sebanding dengan kualitasnya. Kamu
berani melakukannya karena kamu yakin bahwa pelanggan akan tetap

3
membeli produk/jasa kamu apa pun kondisinya. Padahal hal ini akan
membuat pelanggan kehilangan rasa percaya dan beralih ke kompetitor yang
lebih baik.

● Mandiri

Seorang entrepreneur membangun bisnisnya sendiri. Oleh karena itu,


kemandirian tentu saja menjadi skill yang diperlukan. Mandiri bukan berarti
kamu tidak membutuhkan bantuan orang lain, tetapi kamu bisa melakukan
sesuatu dan mengambil keputusan sendiri. Tidak perlu menunggu seseorang
menyuruhmu melakukan sesuatu. Sebagai seorang entrepreneur kamu
adalah bos dirimu sendiri, semua dimulai dari kamu. Kamu memiliki tanggung
jawab untuk menentukan tujuan, memotivasi diri sendiri untuk mencapai
tujuan, memutuskan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk
mencapainya, dan menentukan cara agar tujuan tersebut dapat tercapai.
Tentunya jika kamu memiliki orang lain yang bekerja untuk kamu, kamu juga
bertugas untuk memotivasi mereka dan tetap mengontrol perkembangan
bisnis kamu.

● Gigih

Membangun sebuah bisnis tidak akan seperti jalan tol yang mulus bebas
hambatan. Ada saatnya kamu akan menjumpai kesulitan dan kegagalan.
Berkesinambungan dengan kepercayaan diri bahwa kamu bisa bangkit lagi
saat mengalaminya, hal tersebut juga perlu didorong dengan kegigihan untuk
benar-benar bangkit kembali. Dengan memiliki semangat pantang menyerah,
seorang entrepreneur dapat melihat sisi positif dari setiap masalah,
memotivasi diri sendiri untuk belajar dari kegagalan, dan terus berusaha
hingga menjadi lebih kuat. Kegigihan bukan hanya membuat kamu berhasil
mencapai tujuan yang sama berulang kali, tapi membuat kamu berpikir,
mencari peluang, juga melakukan suatu hal dengan cara yang baru dan
inovatif untuk mencapai tujuan yang lebih besar lagi.

● Berpikiran Terbuka

4
Selain membutuhkan kepercayaan diri dan kegigihan, kamu membutuhkan
pemikiran yang terbuka untuk berani mengembangkan bisnis kamu.
Contohnya seperti yang tadi telah dibahas, yaitu dengan menanyakan dan
menerima pendapat orang-orang terkait produk/jasa kamu. Orang-orang ini
bisa berasal dari berbagai kelompok, seperti pelanggan, ahli, rekan kerja,
anggota tim, dan sebagainya. Dengan berpikir secara terbuka, pendapat dari
orang lain dapat menjadi sumber informasi yang membantu kamu melihat
sesuatu dari sudut pandang yang berbeda sehingga terciptalah ide-ide baru
untuk memperbaiki dan mengembangkan bisnis kamu.

Sikap Seorang Entrepreneur

Pemikiran dan respon kamu ketika berhadapan dengan situasi tertentu akan
memengaruhi bagaimana cara kamu menyikapi situasi tersebut serta tindakan apa
yang akan kamu ambil untuk mengatasinya. Berbeda dengan karyawan yang bekerja
di perusahaan orang lain dan mendapatkan gaji bulanan, sebagai seorang
entrepreneur tentunya segala tindakan yang kamu ambil akan berpengaruh pada
bisnis yang kamu jalankan. Mari kita lihat perbedaan antara entrepreneur dengan
karyawan dalam menyikapi suatu situasi.

Sikap Entrepreneur Karyawan

Keyakinan Diri ● Memulai usahanya sendirian ● Biasanya memulai dengan


dengan dukungan dari dibimbing oleh atasan
beberapa orang terdekat ● Memiliki dukungan dan
● Harus mampu bertahan dan bantuan ketika mengalami
memotivasi dirinya sendiri kesulitan dalam pekerjaan
ketika mengalami kesulitan ● Mendapatkan pelatihan
● Memiliki keyakinan pada diri untuk memahami pekerjaan
sendiri agar mampu dan petunjuk penanganan

5
menghadapi segala saat menghadapi masalah.
tantangan dan bertambah
kuat.

Customer ● Memastikan produk / ● Bekerja untuk mencapai


Focus jasanya dapat memenuhi tujuan yang telah ditentukan
kebutuhan / keinginan oleh perusahaan.
pelanggan ● Tidak semua karyawan
● Memastikan kualitas produk/ berinteraksi langsung dengan
jasanya memuaskan pelanggan dan bertanggung
pelanggan jawab atas kebutuhan
● Menjalankan bisnisnya mereka.
secara baik sesuai dengan
regulasi dan peraturan
pemerintah.

Pengambilan ● Memutuskan sendiri hal yang ● Umumnya pengambilan


Keputusan dan perlu dilakukan untuk keputusan dilakukan oleh
Tanggung mencapai tujuan seorang atasan, seperti
Jawab ● Menentukan cara melakukan manager atau bos.
hal tersebut ● Hal yang perlu dikerjakan
● Dan menyelesaikannya oleh karyawan dan tenggat
sendiri. waktunya ditentukan oleh
atasan.
● Karyawan memutuskan cara
mengerjakan hal tersebut
dan menyelesaikannya.

Percaya pada ● Biasanya bekerja di ● Biasanya bekerja untuk

6
Perubahan lingkungan yang asing internal perusahaan sehingga
Lingkungan sehingga tidak tahu apa yang tidak terpengaruh secara
Sekitar akan terjadi setelah memulai langsung oleh lingkungan di
sesuatu yang baru. luar perusahaan.
● Harus selalu memiliki
pemikiran yang positif
bahwa lingkungan pasar
dapat berubah baik untuk
usaha mereka.

Persaingan ● Menilai persaingan sebagai ● Bersaing dengan karyawan


wadah untuk berkembang lain untuk mencapai kenaikan
● Bukan hanya bersaing tingkat.
dengan kompetitor, seorang
entrepreneur lebih bersaing
dengan dirinya sendiri untuk
berusaha meningkatkan
kinerja mereka.

Problem Solving

Jika kamu sudah bisa mengatasi ketakutan dan keraguan dalam diri kamu untuk
menjadi seorang entrepreneur, maka akan muncul tantangan selanjutnya. Kamu
dihadapkan pada berbagai masalah yang harus kamu selesaikan, seperti:

1. Ide bisnis apa yang harus kamu rintis?


2. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk merintisnya?
3. Dari mana bahan baku didapatkan dan berapa biayanya?
4. Bagaimana cara pembuatannya (untuk produk)?

7
5. Berapa harga jual yang dapat bersaing di pasar dan menghasilkan
keuntungan?
6. Teknik pemasaran dan iklan seperti apa yang akan menarik pelanggan?
7. Bagaimana penjualan akan dilakukan (toko, door to door, delivery)?
8. Bagaimana cara mengetahui dan mengatur uang yang masuk dan keluar
serta keuntungan yang diperoleh?
9. Apa keunikan yang menjadikan produk/jasa kamu lebih baik dibandingkan
kompetitor?
10. Bagaimana cara mengembangkan bisnis dan menjadi lebih baik?

Problem solving atau kemampuan kamu untuk menyelesaikan masalah-masalah


yang ada dipengaruhi pola berpikir kamu. Pola pikir yang berbeda atau unik akan
menuntun kamu menjadi seorang entrepreneur yang sukses. Problem solving skills
dapat diperoleh dengan pola pikir yang kreatif, inovatif, dan kritis.

● Kreatif

Kreativitas tidak terbatas pada bidang seni seperti menggambar atau menulis
lagu. Kreativitas artinya kamu mampu memikirkan suatu ide yang belum
pernah dipikirkan orang lain. Melihat sesuatu dari sudut pandang yang
berbeda sehingga menghasilkan pemecahan masalah yang unik. Contohnya
ketika seorang mahasiswa menyadari, saat akan meninggalkan kos-kosan
ternyata banyak barang yang tidak diperlukan lagi tapi sayang dibuang karena
masih layak pakai. Kemudian dia berpikir seandainya ia punya akses ke
mahasiswa lain yang hidup merantau juga, mungkin ada dari mereka yang
membutuhkan barang-barang tersebut.

● Inovatif

Kemampuan berpikir secara inovatif membuat kamu dapat mengembangkan


ide kreatif menjadi bentuk nyata yang bisa diaplikasikan untuk menyelesaikan
suatu masalah. Melanjutkan contoh di atas, dengan ide yang ia miliki

8
mahasiswa tersebut membuat forum jual-beli barang bekas yang terbuka
untuk seluruh mahasiswa di kampusnya.

● Kritis (Critical Thinking)

Seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan untuk berpikir secara kritis


saat menjumpai suatu masalah. Mulai dari rasa ingin tahu, mengamati,
menilai, berpikir sistematis, dan menganalisis masalah dengan
mempertanyakan (Apa, Kenapa, Kapan, dan Bagaimana) hingga menemukan
solusi untuk permasalahan tersebut. Berdasarkan contoh kasus sebelumnya,
mahasiswa tersebut mampu berpikir kritis dan mencari peluang bisnis untuk
mencari solusi dari permasalah yang dia jumpai.

Perencanaan

Ini merupakan salah satu skill kunci untuk menjadi seorang entrepreneur.
Membangun bisnis yang sukses membutuhkan perencanaan di berbagai aspek.
Pemecahan masalah yang kamu temukan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
sebelumnya dapat dijadikan acuan untuk perencanaan bisnis kamu. Bukan hanya
perencanaan untuk membangun bisnis saja, tapi kamu juga memerlukan
perencanaan untuk menjalankan bisnis tersebut.

Contohnya, untuk mebangun bisnis, kamu akan membutuhkan perencanaan seperti


modal, cara pemasaran yang menarik, produksi yang efektif dan efisien, sistem
penjualannya, serta perencanaan orang-orang yang terlibat dalam bisnis kamu
seperti kualifikasi anggota tim yang dibutuhkan.

Setelah bisnis berjalan, selanjutnya kamu juga membutuhkan perencanaan dalam


aspek-aspek yang serupa untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis kamu.
Mulai dari perencanaan perputaran uang, pemasaran agar tetap eksis dan tidak
kalah bersaing dengan kompetitor, produksi yang semakin banyak dan cepat sesuai

9
kebutuhan, variasi sistem penjualan, serta menyusun perencanaan bagaimana
mempertahankan loyalitas dan produktivitas anggota tim kamu.

Marketing

Keberhasilan dan kegagalan sebuah bisnis sangat bergantung pada dampak yang
dihasilkan dari cara pemasarannya. Apakah barang/jasa kamu mencapai sasaran
pasarnya? Apakah setelah sampai, produk/jasa kamu berhasil menarik perhatian
mereka? Apakah ketertarikan tersebut berhasil membuat mereka membeli
produk/jasa kamu?

Pemasaran yang berhasil adalah pemasaran yang membuat pelanggan menginginkan


produk/jasa yang kamu tawarkan. Skill ini sangat memengaruhi perjalanan bisnis
kamu, karena faktanya, pemasaran yang berhasil bahkan dapat membawa
kesuksesan pada bisnis yang tidak inovatif.

Basic Management

Selanjutnya, seorang entrepreneur juga harus bisa mengelola berbagai aspek dalam
bisnisnya. Perencanaan yang telah kamu buat dapat dieksekusi dengan baik jika
kamu memiliki management skills yang baik. Walaupun nantinya kamu memiliki
seorang manajer yang akan membantu kamu mengelola detail kebutuhan bisnis,
kamu tetap memiliki tanggung jawab untuk mengelola orang-orang yang bekerja
langsung di bawah kamu. Memastikan bahwa semua posisi diisi oleh orang yang
tepat serta memenuhi kebutuhan mereka agar dapat bekerja secara efektif
menghasilkan produk/jasa yang berkualitas.

10
Personal Effectiveness

Berkaitan dengan management skills, seorang entrepreneur harus bisa mengatur


waktunya agar memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan dirinya sendiri. Dengan
begitu hidup kamu akan terhindar dari konflik. Ketidakseimbangan dalam salah satu
aspek dalam hidup pastinya akan memengaruhi aspek kehidupan lainnya.

Contohnya jika kamu terlalu banyak bekerja hingga kekurangan waktu untuk tidur.
Hal ini bukan hanya memengaruhi kondisi fisik dan mental kamu, tapi juga akan
berdampak pada kualitas pekerjaan yang kamu lakukan. Sebaliknya, jika kamu dapat
memenuhi kebutuhan pribadi kamu dengan baik, kamu akan memperoleh fisik dan
mental yang sehat sehingga dapat membantu kamu menjadi lebih termotivasi dan
produktif untuk mengembangkan bisnis kamu.

Komunikasi

Tidak hanya dalam bisnis, kemampuan komunikasi memang sudah menjadi dasar
kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Terutama saat bekerja dalam
bidang yang berhubungan dengan manusia. Memiliki komunikasi yang baik secara
verbal dan tulisan menjadi penting bagi seorang entrepreneur, karena berfungsi
untuk menjelaskan, memasarkan, dan menjual produk/jasa kamu kepada pelanggan.
Kemampuan komunikasi yang baik juga memberi kamu keuntungan untuk bekerja
dan berdiskusi dalam tim, serta menjalin hubungan kemitraan dengan pihak lain.

Interpersonal Skills

Walaupun merintis bisnis dan bekerja secara mandiri, seorang entrepreneur akan
sering menemui situasi dimana kamu harus berinteraksi dengan orang lain.
Contohnya dengan pelanggan atau klien, anggota tim, pemberi pinjaman modal,
investor, pengacara, akuntan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kamu
membutuhkan interpersonal skills untuk dapat membangun dan menjaga hubungan

11
baik dengan pihak-pihak tersebut, termasuk di dalamnya adalah kemampuan
berkomunikasi. Hal ini akan sangat membantu keberhasilan kamu sebagai seorang
entrepreneur.

Team Building

Mungkin bisnis kamu dirintis secara mandiri, tapi dalam pengembangannya kamu
akan membutuhkan orang-orang yang lebih ahli di bidangnya masing-masing untuk
membantu kamu mencapai kesuksesan. Seperti akuntan, legal officer, programmer,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu, team building skills berguna untuk kamu
membangun, membimbing, dan mengembangkan anggota tim kamu baik secara
personal maupun menjadi sebuah kesatuan yang utuh guna mencapai satu tujuan
bisnis bersama-sama.

Leadership

Membangun sebuah tim dan memimpinnya merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Sebagai seorang entrepreneur kamu adalah leader untuk dirimu sendiri
dan anggota tim kamu. Segala keputusan, pergerakan, maupun langkah yang kamu
ambil akan berdampak pada perkembangan bisnis dan anggota tim.

Perlu diketahui bahwa faktanya orang-orang lebih suka dipimpin daripada diatur. Hal
ini sangat baik untuk diterapkan dalam entrepreneurship. Seorang entrepreneur
yang baik pasti memiliki visi dan misi untuk bisnisnya. Dibarengi dengan leadership
skills, kamu dapat menginspirasi dan membimbing anggota tim kamu untuk
bersama-sama mencapai visi dan misi tersebut. Tidak ada aturan baku mengenai
cara yang tepat untuk memimpin sebuah tim, karena ternyata memang terdapat
berbagai macam style of leadership. Kamu dapat memilih gaya yang sesuai dengan
situasi, kebutuhan, dan tujuan bisnis kamu.

12
Salah satu skill yang dibutuhkan entrepreneur adalah melihat peluang. Namun,
sebelum mengetahui lebih dalam cara menganalisis peluang, entrepreneur perlu
menentukan ide bisnis. Simak penjelasannya di bawah ini ya!

Cara Menentukan Ide Bisnis

Sebelum kamu lanjut ke video langkah membangun sebuah bisnis, ada baiknya kamu
telah membaca materi ini yah! Materi ini berisi cara menemukan ide bisnis dan
mengevaluasinya kembali sebagai langkah awal kamu dalam membangun sebuah
bisnis. Lantas bagaimana sih cara menemukan ide bisnis yang berbeda dengan bisnis
yang sudah ada? Jika kamu masih kebingungan dan membutuhkan petunjuk, berikut
ini adalah beberapa cara yang bisa kamu gunakan untuk menangkap ide bisnis yang
tepat bagi kamu.

1. Temukan Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat

Salah satu cara yang paling mudah dalam mencari ide kreatif untuk bisnis adalah
dengan mengamati masalah yang terjadi di sekitar kamu ya! Cermati permasalahan
yang banyak dihadapi oleh masyarakat. Kunci dalam melihat permasalahan di
masyarakat adalah mengenali masalah apa yang dihadapi mereka sehari-hari dan
mungkin dapat kamu atasi. Dan dengan mengenali apa yang mereka butuhkan, kamu
dapat menciptakan produk atau layanan apa yang belum ada maupun produk yang
yang sudah ada namun tidak bekerja dengan optimal. Misalnya ketika sedang berada
di Bali, saat itu saya mendengar keluh kesah dari penghuni vila dimana mereka
membutuhkan tempat untuk menyewa barang. Dari permasalahan itulah, muncul
ide saya untuk membuat bisnis yang mengumpulkan para vendor dan penyewa
dalam sebuah platform. Dan bisnis ini kemudian saya beri nama cumi.id yang

13
merupakan singkatan dari kata cuma minjem sesuai dengan tujuan untuk
penyelesaian masalah tersebut.

2. Lakukan Riset Produk dan Bisnis

Metode ini adalah metode terukur, di mana ide bisnis yang dicari dapat diperoleh
melalui riset dan persentase yang dilakukan untuk memastikan jenis bisnis dan
produk yang banyak diterima pasar. Riset bisnis ini bisa dilakukan dengan bantuan
teknologi digital. Misalnya dengan mencari kata kunci melalui Google Trend untuk
mengetahui tren bisnis pada suatu lokasi melalui persentase dan angka pencarian
informasi tertinggi.

3. Cobalah Berpikir secara Out of The Box

Biasanya untuk cara ini, saya mulai untuk berpikir secara berbeda dengan orang lain.
Kemudian saya gali ide-ide tersembunyi yang tidak pernah terpikirkan. Dengan
demikian, saya dapat menemukan ide bisnis yang kreatif dan inovatif. Prinsipnya
adalah, Kamu harus peka dalam membaca peluang atau ide-ide umum yang berada
di pasaran. Karena tidak sedikit bisnis inovatif yang lahir dari gagasan biasa, hanya
saja dijalankan dari sudut pandang berbeda. Seperti halnya ide bisnis saya yaitu
MBDC media (malesbanget.com). Dimana saat itu saya berpikir untuk membuat
website yang berbeda dengan website-website yang telah ada yakni website hanya
berisi news. Dan kalaupun ada entertainment, hanya lebih mengarah ke infotainment
yang membahas gosip artis-artis Indonesia maupun Hollywood. Nah, MBDC ini
berangkat dari creative writing, dimana kita membuat konten-konten untuk anak
muda berupa entertainment atau konten-konten kocak. Misalnya konten tentang
“10 tempat yang harus kamu kunjungi sebelum bertemu calon mertua”.

4. Belajar dari Kesuksesan Orang Lain

Ide bisnis juga sering muncul dengan belajar dari kesuksesan orang lain. Dengan
begitu, kamu dapat mempelajari keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh bisnis
yang lebih dahulu sukses, dan kemudian kamu memodifikasinya sesuai kebutuhan,

14
sehingga muncullah ide bisnis yang kreatif dan inovatif. Kamu juga akan lebih
terinspirasi dengan apa yang mereka kerjakan, dan mungkin akan memberikan
semangat dalam membangun bisnis kamu.

5. Belajar dari Kekurangan Pesaing

Selain belajar dari kesuksesan entrepreneur yang sudah sukses, menemukan ide
bisnis ternyata dapat kamu temukan juga dari kelemahan kompetitor loh. Kamu bisa
menjelajahi media sosial atau website bisnis yang memiliki produk atau layanan
serupa dengan bisnis yang ingin kamu tekuni. Lihatlah bagaimana tiap orang
memberi ulasan di kolom komentar pada website tersebut. Catat apa saja keluhan
yang ada. Hal-hal yang tidak bisa dipenuhi oleh pesaing kamu inilah yang dapat
menjadi ide bagus untuk melahirkan sebuah bisnis baru.

6. Amati Tren yang Sedang Berkembang

Tren adalah sesuatu yang banyak diminati oleh sekelompok orang pada satu waktu.
Karena itu, sebuah ide bisnis yang mengikuti tren akan berpeluang untuk digemari
dan banyak menjaring konsumen dalam waktu cepat. Tidak ada yang salah dengan
mengikuti tren, selama kamu mampu membuat bisnis tersebut berbeda dari yang
lain. Tetapi, karena sebuah tren biasanya cepat berlalu, maka pastikan juga kamu
memiliki solusi seandainya tren bisnis tersebut mulai memudar dan tidak lagi
digemari. Sehingga sangat dibutuhkan juga kemampuan creative thinking kamu
dalam melakukan inovasi produk.

7. Ikuti Hobi dan Minat

Dan selain yang telah disebutkan di atas, sebenarnya kamu juga dapat menemukan
ide bisnis dari hobi kamu maupun minat kamu. Setidaknya jika bisnis yang kamu buat
berasal dari hobi atau minat kamu, hal ini akan mempersempit pilihan kamu ke
industri, layanan, ataupun produk yang lebih spesifik. Memang ini masih akan sangat
luas, tetapi setidaknya kamu tidak akan memikirkan bidang-bidang lain yang tidak
ada kaitannya dengan minat kamu. Dan mungkin kamu juga akan lebih enjoy dalam
menjalankan bisnismu karena itu berasal dari hobi kamu. Misalnya kamu yang punya

15
hobi kuliner dan menjelajahi tempat makan, setelah mencoba berbagai kuliner,
kamu dapat berinovasi sehingga muncul kuliner baru dengan menggunakan resep
kamu sendiri. Dan tentunya ide bisnis ini merupakan hasil eksplor dari hobi kamu.

Setelah menemukan ide bisnis yang potensial, jangan terburu-buru untuk langsung
terjun mengeksekusinya. Terkadang kita terlalu bersemangat saat menemukan ide
yang menarik hingga pemikiran kita menjadi bias dan subjektif. Membangun bisnis
itu membutuhkan waktu, kerja keras, dan uang loh! Jadi, akan lebih baik jika kamu
mengevaluasi kembali apakah ide yang kamu miliki merupakan peluang yang
menjanjikan.

Salah satu langkah untuk mengevaluasi sebuah ide bisnis adalah dengan membuat
Business Plan, yang berguna untuk mempersiapkan ide bisnismu dengan lebih
matang. Melalui business plan kamu bisa menyusun langkah-langkah yang perlu
dilakukan, mempertimbangkan kembali ide bisnis secara menyeluruh dari berbagai
sisi, serta menilai risiko dari ide tersebut. Kamu bisa menyusun business plan dengan
mengevaluasi diri sendiri, pembeli, dan usaha. Mari kita bahas bagaimana cara
mengevaluasi aspek-aspek tersebut.

1. Keinginan & Komitmen

Jika ide bisnis kamu berasal dari hobi dan minat kamu, mungkin kamu bisa lewati
poin ini. Tapi, apakah ide bisnis kamu adalah hal yang benar-benar ingin kamu
lakukan? Dalam membangun bisnis yang sukses, kamu perlu memiliki komitmen
pada ide bisnis tersebut, peduli dengan produk atau jasa yang kamu jual, dan
mencintai apa yang kamu lakukan bahkan dalam kondisi terburuk. Tentunya kamu
tidak akan bertahan lama jika menghabiskan waktu, kerja keras, dan uang kamu
untuk hal yang tidak kamu inginkan. Jadi pikirkan matang-matang dahulu. Kalau
kamu ragu untuk menjawab pertanyaan ini, sebaiknya kamu coba brainstorming lagi
agar dapat ide yang lain ya!

2. Kemampuan Diri

16
Setelah kamu yakin dengan keinginan kamu, sekarang waktunya berpikir objektif.
Apakah kamu mampu mewujudkan ide tersebut menjadi sebuah bisnis yang
sebenarnya? Pengetahuan, keterampilan, sumber daya, koneksi, dan pengalaman,
dibutuhkan untuk mewujudkan ide bisnis kamu. Kamu perlu mempertimbangkan
keterkaitan antara ide bisnis dengan kelemahan dan kelebihan dalam dirimu.
Contohnya kamu memiliki ide bisnis berjualan kue di pasar namun lemah untuk
berbicara di depan orang banyak. Kios daganganmu mungkin akan lebih sepi
dibanding kios sebelah yang aktif menjajakan dagangannya ke orang-orang yang
lewat. Apabila kamu memiliki kelemahan dalam kompetensi-kompetensi yang
dibutuhkan untuk membangun ide bisnis kamu, selalu ada cara untuk mempelajari
dan mencarinya terlebih dahulu. Atau dengan modal lebih, kamu bisa merekrut tim
yang memiliki kompetensi-kompetensi tersebut.

3. Menilai Peluang dalam Kebutuhan Pasar

Membangun sebuah bisnis tanpa mengenal pasarnya adalah sebuah kesalahan.


Seperti yang sudah disebutkan, kamu bisa menemukan ide bisnis dengan mengamati
masalah yang terjadi di sekitar kamu. Evaluasi bagaimana ide kamu bisa
menyelesaikan masalah yang dihadapi pelanggan dan cara mereka menghadapi
masalah tersebut saat ini.

Jika produk/jasa yang kamu jual tidak dapat menjadi solusi dari masalah yang sudah
ada, maka akan sulit untuk mencari pasarnya. Kamu harus menciptakan sendiri
sebuah situasi dimana masyarakat membutuhkan/menginginkan sesuatu, kemudian
produk/jasa kamu menjadi solusinya.

Perlu kamu pertimbangkan juga kemungkinan bahwa ide bisnis kamu sudah ada di
pasar. Maka kamu harus memikirkan cara mengembangkan ide kamu agar berbeda
atau lebih baik dibandingkan milik kompetitor.

4. Mengidentifikasi Sasaran Pasar

Selanjutnya, kamu perlu mengenal lebih jauh siapa yang akan membeli produk/jasa
kamu. Lakukan survei singkat kepada sasaran pasar, bisa secara offline maupun

17
online sesuai dengan kebutuhan. Cukup menanyakan 8-10 pertanyaan seperti: umur,
domisili, jenis kelamin, pekerjaan, hobi, pendidikan, status pernikahan, apakah
mereka membeli produk/jasa serupa, berapa biaya yang dikeluarkan untuk
membelinya, tujuan menggunakan, dan lain sebagainya. Survei ini berguna untuk
mengetahui siapa orang-orang yang tertarik dengan produk/jasa kamu, apa yang
mereka butuhkan, dan seberapa besar kemungkinan mereka mau membeli
produk/jasa tersebut. Dari hasil survei, kamu dapat mempertimbangkan dan
menyesuaikan kembali ide bisnis kamu dengan sudut pandang mereka.

5. Mengenal Kompetitor

Memiliki sebuah kompetitor bukanlah hal yang buruk dan perlu ditakutkan, karena
kamu dapat mempelajari kesuksesan dan memperbaiki kegagalan dari pengalaman
yang mereka alami. Setelah mengetahui siapa kompetitormu, berikut 5 tips yang bisa
kamu gunakan untuk mengenalnya lebih jauh:

a. Kumpulkan informasi penting mengenai kompetitor, seperti produk/jasa yang


dijual, sasaran pasar, metodologi penetapan harga, posisi dan branding, dan
reputasi pasar secara keseluruhan.
b. Ketahui tipe kompetitor yang dihadapi. Terdapat 3 tipe kompetitor, yaitu
langsung, tidak langsung, dan substitusi. Kompetitor langsung adalah pihak
yang menjual produk/jasa yang sama kepada pelanggan yang sama.
Contohnya kamu membuka sebuah kedai kopi, maka kamu perlu mencari
tahu mengenai penjual kopi terdekat di area kedai kamu. Kompetitor tidak
langsung adalah pihak yang menjual produk/jasa yang tidak jauh berbeda
kepada pelanggan yang berbeda di sasaran pasar yang sama. Contohnya
adalah toko minuman boba yang berjualan di area berbeda dengan kamu.
Sedangkan kompetitor substitusi adalah pihak yang menjual barang/jasa
berbeda namun dapat memenuhi kebutuhan/keinginan yang sama kepada
pelanggan yang sama di sasaran pasar yang sama. Contohnya adalah penjual
es kelapa muda di area kedai kopi kamu, pelanggan yang haus dapat memilih
minuman lainnya selain kopi.

18
c. Kenali keunggulan ide bisnis kamu yang berbeda dan dapat menjadi daya
tarik bagi pelanggan. Keunggulan ini disebut dengan “Unique Selling Point”
atau USP. Dengan memiliki USP kamu dapat menciptakan branding yang
membedakan kamu dengan kompetitor.
d. Analisis keunggulan dan kelemahan yang kompetitor miliki. Hal ini dapat
dilakukan dengan berbicara dengan pelanggan kompetitor atau mencari
secara online hasil umpan balik yang mereka berikan. Perhatikan penilaian
dengan 3-4 dari 5 bintang, karena walaupun pelanggan merasa cukup puas
kamu dapat menemukan kelemahan yang tertinggal. Kemudian produk/jasa
kamu akan hadir untuk menggantikan ketidakpuasan tersebut.
e. Menjalin komunikasi secara langsung dengan kompetitor dapat dijadikan
sumber informasi penting untuk mencari pembeda antara bisnis kamu
dengan kompetitor. Komunikasi yang baik juga bisa membawa hubungan
pada kemitraan atau saling membimbing di masa mendatang.

6. Risiko

Setiap keunggulan pasti memiliki kelemahan juga. Jangan hanya mencari kelemahan
dari kompetitor, kamu juga perlu menganalisis ide bisnis kamu sendiri karena setiap
ide pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Mungkin saja ide bisnis kamu
memiliki pasar yang sangat luas dan sedang dibutuhkan, namun ternyata berpotensi
mudah ditiru dan sulit mencari USP. Atau mungkin ide bisnis kamu sulit dijual karena
tidak cocok dengan budaya masyarakat Indonesia. Atau bisa saja ide kamu
membutuhkan terlalu banyak uang serta waktu untuk penelitian dan pengembangan.
Banyak kemungkinan lainnya yang perlu kamu pertimbangkan sebelum
mengeksekusi ide kamu. Bukan berpikir secara negatif, namun dengan
mempertimbangkan segala macam aspek dan kemungkinan, kamu dapat menarik
kesimpulan apakah ide bisnis kamu memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan
kelemahannya?

7. Analisis Keuangan

19
Secara realistis dan objektif, bisnis membutuhkan modal. Analisis keuangan akan
mengerucutkan kamu pada pertanyaan seperti:

● Berapa modal yang diperlukan untuk memulai bisnis tersebut?


● Dari mana modal awalnya berasal?
● Apa saja dan berapa biaya kebutuhan inti dan berkelanjutan yang dibutuhkan?
● Berapa potensi keuntungan yang akan dihasilkan?
● Berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai bisnis mendapat keuntungan?
● Berapa lama kamu sanggup menutupi biaya kebutuhan sebelum mendapat
keuntungan?
● Setelah penjualan mulai berjalan, apakah kamu mampu mempertahankan
keuntungan dari waktu ke waktu?
● Bagaimana kamu akan menjembatani kesenjangan finansial antara proses
memulai bisnis dengan profitabilitas yang berkelanjutan?

Pikirkan dengan baik jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan di atas. Jawaban


tersebut akan membantu kamu dalam pembuatan data keuangan serta
mempertimbangkan sumber potensial untuk mendapat penghasilan, investasi,
ataupun kredit yang tersedia untuk menunjang bisnis kamu.

Tentunya kamu akan kecewa jika pada saat mengevaluasi kamu mendapati bahwa
ide kamu berisiko tinggi atau tidak dapat direalisasikan karena kondisi tertentu. Tapi
tidak apa-apa. Kamu tidak jadi menyia-nyiakan waktu dan uang kamu karena asal
coba-coba. Atau bahkan mungkin kamu berhasil terhindar dari kekecewaan yang
lebih besar karena kegagalan finansial.

Ide dan peluang bisnis sebaiknya saling mendukung. Tak hanya menentukan ide
bisnis, entrepreneur juga perlu melihat peluang untuk mengembangkan bisnis.
Bagaimana caranya? Simak penjelasannya di bawah ini.

20
Menganalisis Peluang Bisnis

“Mana yang lebih dulu, ide atau peluang?”


Jika kamu sebagai seorang entrepreneur dihadapkan pada pertanyaan tersebut, kira-
kira jawaban apa yang akan kamu berikan? Apakah kamu bekerja dengan
memikirkan ide-ide inovatif kemudian mencari peluang yang sesuai dengan ide
tersebut? Atau kamu mencari peluang dari lingkungan sekitar kemudian memikirkan
ide yang sesuai dengan peluang yang ada?
Seorang ahli ekonomi, Peter Drucker, melihat inovasi sebagai proses berpikir yang
teratur dan sistematis. Ia berpendapat bahwa ide, dalam hal ini untuk menciptakan
inovasi-inovasi bisnis, datang karena adanya kesadaran dan kesengajaan untuk
mencari sebuah peluang. Pada PDF kali ini kita akan membahas berbagai sumber
peluang bisnis dan cara menganalisis peluang sebelum kamu menjadikannya sebuah
bisnis.

Sumber Peluang Bisnis

Terdapat 7 sumber peluang yang berbeda untuk membantu kamu menemukan ide-
ide bisnis kreatif dan inovatif.

1. Hal yang Tidak Terduga


Sadarkah kamu peluang bisnis dapat hadir dari situasi yang tidak terduga? Jika kamu
biasanya hanya berjalan lurus menuju Roma, mungkin sekali-kali kamu bisa coba
tengok ke kanan dan kiri. Faktanya banyak entrepreneur yang sukses menjalankan
bisnisnya karena menemukan peluang dari situasi tidak terduga yang terjadi pada
mereka. Misalnya, kamu sudah memiliki sebuah bisnis minyak wangi impor yang
kamu ambil langsung dari luar negeri setiap periode tertentu. Suatu hari teman
kamu yang mengetahui bahwa kamu sering pulang-pergi ke luar negeri, menitip
untuk dibelikan sebuah tas dari merek yang tidak ada di Indonesia. Dari sini kamu

21
menyadari bahwa kamu bisa saja ke luar negeri bukan hanya untuk mengambil
minyak wangi jualan kamu, tapi bisa untuk beberapa tujuan sekaligus. Seperti
membelikan titipan baju atau sepatu untuk temanmu atau membeli oleh-oleh dan
makanan khas negara tersebut yang tidak ada di Indonesia untuk kamu jual kembali.
Setelah itu kamu memanfaatkan platform media sosial untuk menyebarkan
informasi ke teman-teman dan pelanggan minyak wangi kamu bahwa kamu
membuka layanan untuk jasa titip pembelian barang luar negeri, atau biasa orang-
orang sebut dengan “jastip”.

Memanfaatkan peluang tak terduga seperti ini sudah berhasil menciptakan bisnis-
bisnis besar seperti waralaba McDonald’s, mobil Mustang, dan lain sebagainya.
Pemilik McDonald’s saat ini, Ray Kroc, awalnya merupakan seorang sales perusahaan
pembuat mesin milkshake. Ia menyadari bahwa salah satu restoran membeli
mesinnya lebih banyak daripada restoran lain. Karena penasaran, Krock mengunjungi
restoran tersebut yang ternyata merupakan sebuah restoran burger dan sandwich
cepat saji yang sangat laku bernama McDonlad’s milik McDonald bersaudara. Dari
kunjungan tersebut, Kroc tertarik dengan konsep dan operasional McDonald’s yang
sederhana dan efisien. Di sinilah muncul sebuah peluang bisnis dari kejadian yang
tidak terduga. Kroc menawarkan diri untuk membuat waralaba McDonald’s dan
terus mengembangkannya, hingga akhirnya Kroc berhasil membeli perusahaan
McDonald bersaudara dan menjadi pemilik resmi merek McDonald’s.

2. Ketidaksesuaian
Selanjutnya ada sumber peluang dari ketidaksesuaian suatu hal. Ketidaksesuaian
adalah sesuatu yang janggal atau tidak pas pada situasi/lingkungan tertentu. Hal ini
dapat terjadi salah satunya disebabkan oleh adanya kesenjangan antara asumsi
publik dan realita industri. Para entrepreneur memanfaatkan rasa tidak puas dari
pelanggan karena produk/jasa yang tersedia saat ini tidak sesuai dengan ekspektasi
atau kebutuhan mereka. Kamu bisa mencari peluang dengan memodifikasi ide bisnis
yang sudah ada dan menyesuaikannya dengan kebutuhan pelanggan atau membuat
sebuah ide bisnis baru.

22
Contohnya, pada sekitar tahun 1950 industri kapal pengangkut barang mengalami
keterpurukan dengan asumsi disebabkan oleh besarnya biaya selama perjalanan
kapal dari titik A ke B. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibuatlah kapal yang
memiliki kecepatan lebih besar dan juga lebih irit bahan bakar. Namun, solusi ini
tidak dapat berhasil mengatasi masalah yang ada. Di sinilah ketidaksesuaian terjadi.
Ternyata, biaya terbesar yang dikeluarkan justru pada saat kapal diam di pelabuhan
ketika menunggu proses bongkar muat barang. Dengan mengidentifikasi
ketidaksesuaian antara asumsi dan realita ini, maka muncullah inovasi kapal barang
(cargo ship) yang penggunaannya lebih efisen dan membuat industri ini bertahan
hingga saat ini.

3. Kebutuhan Proses
Peluang bisnis dari kebutuhan proses mungkin saja pernah terlintas di benak semua
orang, tapi kamu tidak menyadarinya. Peluang ini biasanya berasal dari masalah
sehari-hari yang sudah banyak dialami orang-orang tapi belum ada yang membuat
solusinya. Seperti dalam situasi kamu harus menyapu lantai rumah berulang kali
sepanjang hari karena lantai terus dikotori oleh adik kamu yang sangat suka makan
kuaci hingga remah-remahnya berjatuhan. Saat menyapu kamu berpikir, “Coba saja
sapunya bisa menyapu sendiri”. Nah, sebenarnya kamu sudah menemukan peluang
dalam kebutuhan proses, tinggal dilanjutkan dengan menemukan solusi dari masalah
tersebut. Buktinya, saat ini benar-benar ada robot vacuum yang dapat bergerak
sendiri, menyapu dan mengepel ke seluruh bagian rumah dengan dibantu fitur
pemetaan. Dengan adanya kebutuhan proses dari pelanggan yang terus berkembang,
maka inovasi ini juga terus dikembangkan dengan penambahan fitur-fitur yang
semakin canggih, seperti; sensor benturan, sensor ketinggian, mengisi daya secara
otomatis, dan lain sebagainya.

4. Perubahan Industri dan Pasar


Struktur industri dan pasar dapat mengalami perubahan yang sangat cepat dengan
dipengaruhi berbagai faktor, misalnya keinginan dan kebutuhan masyarakat yang
terus berubah maupun perubahan syarat hukum dan peraturan yang berkaitan.
Perubahan ini dapat menjadi hambatan ataupun peluang, tergantung dari sudut

23
mana kamu melihatnya. Bagi perusahaan yang sudah stabil, perubahan industri dan
pasar dapat menjadi hambatan karena perusahaan berusaha untuk
mempertahankan apa yang telah mereka bangun sebelumnya sehingga sulit
beradaptasi. Namun seorang entrepreneur harus dapat melihat perubahan ini
sebagai sebuah peluang bisnis.
Contohnya, sejak ada online shop orang-orang mulai membeli pakaian, sepatu,
aksesoris, make-up, atau barang-barang lainnya secara online. Sedangkan, untuk
kebutuhan pangan yang butuh kesegaran seperti sayur-sayuran dan daging,
masyarakat masih terbiasa membelinya secara langsung di pasar atau supermarket.
Namun pada perkembangannya, kebiasaan berbelanja online ini tentunya
memengaruhi cara pandang masyarakat, dimana mereka merasakan kemudahan
dalam pembelian online karena tidak perlu repot keluar rumah. Entrepreneur yang
dapat melihat peluang dalam industri online shop ini berhasil menciptakan sebuah
bisnis baru, yaitu pelayanan jasa untuk membantu pelanggan membeli bahan-bahan
segar dan diantarkan langsung pada hari yang sama. Sangat cerdas. Sedangkan pasar
atau supermarket yang tidak bisa mengikuti perubahan kebutuhan pasar akan
mengalami dampak seperti penurunan tingkat pembelian.

5. Perubahan Demografi
Terdapat banyak peluang yang dapat kamu temukan jika jeli dalam melihat
perubahan demografi. Perubahan demografi dipengaruhi oleh tingkat kelahiran,
kematian, pertumbuhan populasi, populasi yang menua, peningkatan kemakmuran,
migrasi, dan kekurangan keterampilan. Kondisi suatu daerah dengan populasi
tertentu akan memengaruhi kebutuhan dan keinginan masyarakat di area tersebut,
terutama bagi negara-negara industri. Seorang entrepreneur dapat menganalisis
terjadinya perubahan demografi pada daerah tertentu dengan perkiraan akan
berubah menjadi seperti apa, berubah dalam jangka waktu berapa lama, dan apa
yang diperlukan masyarakat saat perubahan tersebut terjadi.
Pada sekitar tahun 1970, banyak negara berkembang mengalami penurunan tingkat
kelahiran dan pendidikan. Hal ini diprediksi akan mengakibatkan kurangnya jumlah
tenaga kerja untuk pekerjaan kasar seperti buruh pabrik. Dengan analisis seperti ini,
hanya negara Jepang yang melihat peluang dan mengeksekusinya, yaitu teknologi

24
robot. Dengan memulai 10 tahun lebih awal, saat ini teknologi robot di Jepang telah
lebih maju dibandingkan negara lain.

6. Perubahan Persepsi
Setiap orang dapat menilai suatu situasi yang sama dengan persepsi yang berbeda-
beda. Apakah gelasnya setengah kosong atau setengah penuh? Merubah persepsi
atau mengidentifikasi adanya perubahan persepsi di masyarakat akan menciptakan
sebuah peluang bisnis. Perubahan persepsi tidak mengubah fakta namun mengubah
nilainya dalam sudut pandang pelanggan.
Contohnya, sebelumnya, perawatan rambut lebih merujuk pada pelanggan
perempuan. Sangat beragam mulai dari salon standar dengan harga yang murah
hingga yang mahal dengan kualitas produk dan layanan premium. Sedangkan laki-
laki hanya mengenal potong rambut yang biasa dilakukan di tukang cukur atau
pangkas rambut. Namun seiring perkembangan zaman, industri kecantikan, tata
busana, tata rias, dan tentunya juga tata rambut ikut berkembang. Hal ini membuat
masyarakat lebih terbuka bahwa terdapat beragam gaya yang bukan hanya untuk
perempuan, tapi juga laki-laki. Entrepreneur yang dapat mengidentifikasi perubahan
persepsi masyarakat terhadap hal ini akan menemukan terbukanya peluang bisnis.
Sekarang sudah semakin banyak salon khusus laki-laki yang menyediakan beragam
layanan berkualitas yang tidak kalah dari salon khusus perempuan.

7. Pengetahuan Baru
Biasanya, bisnis yang mengukir sejarah karena membawa perubahan besar di
masyarakat tercipta dari peluang yang ditemukan berdasarkan pengetahuan baru,
bisa dalam bidang ilmiah, teknis, ataupun sosial. Namun perlu kamu ketahui, bahwa
menemukan peluang dari hal ini tidaklah mudah, membutuhkan proses yang rumit
dan waktu yang panjang untuk merealisasikannya. Contohnya, komputer ditemukan
dengan membutuhkan setidaknya 6 pengetahuan yang berbeda, mulai dari
pemrograman hingga aritmatika biner. Keenam pengetahuan tersebut telah ada
sejak 1918, namun komputer digital baru berhasil ditemukan 1946. Waktu penelitian
yang lama dan penggabungan beberapa pengetahuan menjadi ciri khas dari peluang
bisnis ini.

25
Menemukan peluang berdasarkan pengetahuan baru juga harus dibarengi dengan
melihat kebutuhan dan kemampuan pasar, karena jika tidak, maka penemuan
tersebut akan menjadi tidak efektif. Ketika sebuah pengetahuan baru dapat
diaplikasikan dan dikomersialkan kepada pasar, di sinilah peluang bisnis ditemukan.
Misalnya seperti penemuan mobil listrik. Secara global dan jangka panjang, industri
ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan karena setiap negara berlomba-lomba
menciptakan penggunaan energi bersih dan menurunkan penggunaan bahan bakar
minyak. Namun di Indonesia, saat ini produk mobil listrik belum banyak digemari
karena pasar yang memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk memperoleh produk
tersebut masih sangat minim. Dalam penggunaanya pun masih menemui banyak
hambatan seperti terbatasnya tempat pengisian daya baterai.

Menganalisis Peluang
Setelah membaca sumber-sumber peluang bisnis, ternyata peluang bisnis dapat
kamu temukan dari berbagai situasi kalau kamu mau mencarinya. Ketika kamu
menyadari terbukanya sebuah peluang, secara berkesinambungan munculah ide-ide
bisnis di kepala kamu untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan
peluang tersebut. Namun jangan terburu-buru, karena tidak semua peluang dapat
dieksekusi menjadi sebuah bisnis atau menghasilkan keuntungan. Lalu bagaimana
cara mengetahuinya? Kamu dapat menggunakan teknik analisis kelayakan.
Hal ini dilakukan dengan melakukan analisis ke berbagai aspek peluang bisnis
tersebut, seperti konsep bisnisnya, sasaran pasar, kondisi industri dan persaingan,
keuangan, serta struktur organisasi yang dibutuhkan. Analisis kelayakan sangat
penting untuk mengevaluasi kembali, apakah peluang atau ide bisnis yang kamu
pertimbangkan berpotensi meraih keuntungan dan sukses? Sebandingkah waktu,
kerja keras, dan uang kamu dipertaruhkan untuk peluang tersebut? Berikut cara
melakukan analisis kelayakan!

1. Mengidentifikasi Kompetensi Inti


Berdasarkan peluang bisnis yang kamu temukan, kamu harus dapat mengidentifikasi
keunikan yang hanya dimiliki oleh bisnis kamu. Keunikan tersebut bisa berdasarkan

26
kemampuan, pengetahuan, keahlian, teknologi, proses, dan lain sebagainya. Hal ini
akan menjadikan bisnis kamu lebih baik dibandingkan kompetitor dan dapat
menonjol di mata pelanggan. Lakukan analisis menggunakan beberapa nilai yang
menjadi kompetensi inti:
 Berharga - Seberapa besarkah nilai bisnis tersebut? Bukan hanya berharga
dari segi keuntungan materialnya saja, seperti harga jual yang akan kamu
tetapkan, namun juga dari nilai kebutuhannya. Nilai apa yang kamu
tawarkan dari produk/jasa yang kamu jual hingga pelanggan mau
mengeluarkan uang untuk membelinya?
 Langka - Apakah bisnis tersebut sudah banyak di pasaran? Semakin langka
suatu produk/jasa, maka semakin sedikit kompetitor dan semakin banyak
pelanggan. Selain itu, jenis usaha yang langka juga memudahkan kamu
untuk mengatur harga jual, karena secara otomatis kamu memiliki daya
tawar yang tinggi.
 Tidak dapat digantikan - Kalau bisnis kamu tidak ada, apakah ada yang
menggantikan? Kompetitor memang tidak dapat dihindari namun memiliki
keunikan akan membantu bisnis kamu menjadi produk/jasa yang tidak
dapat tergantikan di mata pelanggan.
 Mahal untuk ditiru - Apakah ada yang bisa meniru ide bisnis kamu?
Jawabannya, mungkin ada. Tapi pastikan kamu membuatnya sulit dan mahal
untuk ditiru oleh kompetitor.

2. Mengembangkan Uji Konsep


Sebelum merealisasikan peluang bisnis yang kamu temukan, ada baiknya kamu
melakukan pengujian terlebih dahulu kepada pasar. Hal ini akan membantu kamu
untuk mengukur minat, keinginan, dan niat beli pelanggan. Pertama-tama
identifikasi terlebih dahulu siapa sasaran pasar kamu, kemudian lakukan survei
kepada 25-30 orang mengenai kebutuhan dan sampaikan bagaimana produk/jasa
yang kamu jual akan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Melalui survei ini, kamu
dapat mengevaluasi kembali peluang dan ide bisnis kamu dan menyesuaikannya
dengan sudut pandang dari pelanggan.

27
3. Melakukan Riset Industri dan Pasar
Kamu perlu mencari tahu perkembangan industri dari peluang bisnis yang kamu
incar, termasuk siapa saja kompetitornya dan bagaimana kompetisi di dalamnya.
Kamu juga perlu mencari tahu mengenai keadaan pasar pada industri tersebut, salah
satunya tren yang sedang berkembang di pasar. Riset industri dan pasar dapat
dilakukan dengan cara:
 Menentukan luas sasaran pasar yang sesuai dengan produk/jasa kamu.
Dengan menentukan hal ini kamu dapat mengembangkan produk/jasa yang
kamu tawarkan sesuai dengan kebutuhan sasaran pasar masing-masing.
 Selanjutnya lakukan perkiraan pangsa pasar kamu atau persentase
penjualan kamu dibandingkan total penjualan industri bisnis tersebut di
pasar selama periode tertentu. Selain untuk mengetahui keuntungan yang
akan kamu dapatkan, mengetahui pangsa pasar juga bisa menentukan
pemasaran bisnis dan memastikan kamu punya kelompok pelanggan yang
loyal terhadap produk/jasa kamu.
 Lakukan analisis terhadap kondisi pasar saat ini, apakah menarik dan cocok
dengan bisnis yang akan kamu bangun? Jika kamu merintis bisnis yang tepat
di waktu dan pasar yang salah, maka akan sulit bagi kamu untuk bertahan.
 Dan analisis tren masa depan yang pastinya akan memengaruhi kebiasaan
dan kebutuhan masyarakat. Analisis ini akan membantu kamu menilai
apakah bisnis kamu bisa bertahan lama di industri atau tidak.

4. Menganalisis Kelayakan Organisasi


Analisis selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah terhadap kelayakan organisasi
bisnis kamu. Hal ini akan menentukan apakah bisnis yang kamu incar memiliki
keahlian manajemen, kompetensi organisasi, dan sumber daya yang memadai untuk
menjadi bisnis yang sukses. Analisis kelayakan organisasi ini dapat dilakukan dengan:
 Menganalisis keahlian manajemen dalam diri. Kamu melihat peluang bisnis,
kamu punya ide, dan kamu punya modal untuk memulainya. Namun apakah
kamu memiliki kemampuan untuk mengelolanya menjadi bisnis yang sukses?
Jika kamu tidak memilikinya, apakah kamu bisa merekrut orang yang
mampu?

28
 Selain kemampuan manajemen, seorang entrepreneur memiliki berbagai
tanggung jawab untuk membangun bisnisnya. Seperti produksi, layanan,
keuangan, pemrograman, dan lain sebagainnya yang berkaitan dengan
industri bisnis kamu. Kamu harus bisa menilai bagian tanggung jawab apa
saja yang sanggup atau harus kamu pikul dan bagian mana yang bisa kamu
serahkan ke orang lain untuk meminta bantuan.
 Membagi tanggung jawab tentunya tidak bisa ke sembarang orang. Kamu
harus menganalisis terlebih dahulu orang-orang yang akan membantu kamu.
Pastikan mereka memiliki kualifikasi yang tepat dengan kuantitas yang
sesuai. Kamu juga perlu mempertimbangkan lokasi bisnis, tempat bekerja,
legalitas, paten, dan sebagainya.
 Kemudian, lakukan analisis kelayakan finansial. Mulai dari modal, perkiraan
penjualan per-periode dengan perhitungan yang kuantitatif, biaya tetap dan
variabel, break event point/titik impas (situasi ketika pendapatan dari
penjualan sama dengan total biaya produksi), tingkat keuntungan, hingga
daya tarik untuk investor. Setelah itu pertimbangkan kembali dengan
kebutuhan finansial untuk diri kamu sendiri. Apakah perkiraan keuntungan
dari peluang usaha tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidup kamu?

5. Mengidentifikasi dengan SWOT


SWOT adalah analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan
(Strengths), kelemahan (Weaknesses), kesempatan (Opportunities), dan ancaman
(Threats) dari bisnis yang kamu pertimbangkan. Mari kita bahas setiap elemennya.
 Kekuatan (Strength)
Sama halnya dengan mengidentifikasi kompetensi inti, kamu perlu
menemukan apa yang menjadi kekuatan dari bisnis kamu. Selain keunikan
yang membedakan kamu dengan kompetitor, kekuatan dapat kamu
temukan dari faktor lainnya yang kamu lakukan dengan lebih baik
dibandingkan pihak lain. Misalnya pemasaran yang bagus dapat membekas
di hati masyarakat atau sumber daya yang baik sehingga menghasilkan
produk/jasa yang berkualitas. Selain menganalisis kekuatan bisnis sendiri,
kamu juga perlu menganalisis kekuatan bisnis kompetitor ya.

29
 Kelemahan (Weaknesses)
Di setiap kekuatan pasti ada titik lemahnya. Begitu pula dengan bisnis.
Diperlukan kesadaran diri dan pola pikir yang kritis untuk menganalisis hal-
hal apa yang menjadi kelemahan bisnis kamu dan menjadi hambatannya
untuk berkembang? Misalnya tidak memiliki keunikan di industri dan pasar
yang ramai, sumber daya yang kurang berkualitas, atau kurangnya
pengetahuan di industri yang kamu tekuni. Dengan menyadari kelemahan
dari peluang bisnis kamu, kamu dapat mencari solusi untuk mengatasinya
agar lebih siap dalam medan perang. Kenali juga kelemahan dari kompetitor
dan mengubahnya menjadi kekuatan bisnis kamu.
 Kesempatan (Opportunities)
Dalam menganalisis peluang bisnis, kamu harus mempertimbangkan kembali
apakah bisnis kamu memiliki kesempatan untuk diterima dan disukai
masyarakat? Apakah bisnis kamu memiliki kesempatan untuk bersaing
dengan kompetitornya? Dan apakah bisnis kamu akan memiliki kesempatan
untuk tumbuh dan berkembang di pasarnya? Kamu juga perlu mencari
kesempatan-kesempatan apa yang dapat kamu ciptakan dan manfaatkan
untuk memulai dan mengembangkan bisnis kamu.
 Ancaman (Threats)
Selanjutnya kamu perlu menganalisis hal-hal yang akan menjadi ancaman
atau menimbulkan risiko pada bisnis yang kamu pertimbangkan. Ancaman
dapat berasal dari pihak mana saja, seperti ancaman kompetitor, perubahan
peraturan pemerintah, perubahan persepsi masyarakat, risiko keuangan,
dan lain sebagainya. Dengan menganalisis terlebih dahulu hal-hal yang bisa
menjadi ancaman bisnis kamu, maka kamu dapat mengantisipasinya dan
menyiapkan solusi jika ancaman tersebut mulai merugikan kamu di masa
mendatang.

30
Kesimpulan

Nah, itu dia beberapa skill dasar yang diperlukan oleh seorang entrepreneur. Jangan
takut karena terlihat banyak ya. Setiap individu memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing. Kamu bisa mengutamakan kekuatan kamu dan mengasah skill
lainnya agar menjadi lebih baik. Mungkin ada sebagian skill di atas yang sudah
pernah kamu pelajari bahkan sebelum kamu memutuskan untuk menjadi seorang
entrepreneur, dan hal itu memang dapat kamu terapkan pada kehidupan sehari-hari
loh.

Perlu kamu sadari, sebagai tipe karir yang memerlukan kemandirian, seorang
entrepreneur memikul tugas dan tanggung jawab yang besar. Cara kamu melihat
sesuatu, cara kamu berpikir, hingga tindakan yang kamu ambil akan menentukan
keberlangsungan bisnis dan orang-orang yang bekerja untuk kamu. Oleh karena itu,
dengan dibekali skill dasar seperti yang telah kita bahas, kamu akan menjadi
entrepreneur yang lebih siap untuk bersaing dan pantang menyerah dalam meraih
kesuksesan.

Selain itu, sebagai entrereneur, kamu memerlukan ide dan peluang untuk
mengembangkan bisnis. Inspirasi ide bisnis dapat kamu temukan dari berbagai
macam hal, bahkan kehidupan sehari-hari. Namun mencari ide bisnis yang potensial
memang tidak mudah dan mengevaluasinya kembali menyadarkan kita bahwa untuk
mewujudkan sebuah bisnis membutuhkan kesiapan dan rencana yang matang. Jalan
buntu bukanlah akhir, tapi petunjuk bahwa kita harus putar arah untuk mengambil
jalan yang lain.
Untuk menjadi entrepreneur memang dibutuhkan pemikiran yang kritis dan analisis
yang tajam. Memang kamu dapat menemukan peluang bisnis dari berbagai situasi di
sekitar kamu, bahkan dari situasi yang tidak terduga sekalipun. Namun, analisis
kelayakan peluang menjadi penting karena tidak semua peluang bisnis memiliki
peluang untuk sukses. Jika peluang bisnismu memiliki kompetensi inti, memenuhi
kualifikasi uji konsep, dapat hadir di waktu dan pasar yang tepat, memiliki

31
keunggulan dibandingkan dengan kompetitor, terorganisir, dan layak secara finansial,
maka inilah saatnya kamu untuk memulai karir sebagai seorang entrepreneur!

Selanjutnya, kita akan membahas mengenai langkah awal membangun bisnis yang
dapat kamu tonton di video pembelajaran. Jangan takut untuk mencoba dan terus
belajar ya!

32

Anda mungkin juga menyukai