ANALISIS PASAR
I. Tujuan Praktikum
Praktikum modul analisis pasar bertujuan agar:
1. Mahasiswa mampu melakukan survei dan analisis pasar.
2. Mahasiswa mampu melakukan estimasi dan peramalan permintaan.
3. Mahasiswa mampu membuat perencanaan penjualan berdasarkan hasil
analisis pasar dan peramalan permintaan.
II.1 Sampling
Dalam suatu survei, rencana sampling meliputi penentuan metode
sampling dan banyaknya sampel yang akan diambil.
1-1
MODUL 1 ANALISIS PASAR
yang diketahui dan sama untuk terpilih menjadi sampel. Simple random sampling
mempunyai bias yang paling kecil dan tingkat generalisasi yang paling besar.
Complex probability sampling merupakan alternatif sampling yang lebih
efisien dibandingkan dengan simple random sampling. Sampling ini terdiri dari
beberapa macam, yaitu: systematic sampling, stratified random sampling, cluster
sampling, area sampling, dan double sampling. Systematic sampling merupakan
sampling yang mengambil setiap anggota ke-n dari populasi, dimulai dengan
memilih anggota secara random antara 1 dan n. Stratified random sampling
melibatkan proses stratifikasi yang kemudian diikuti dengan pemilihan subjek dari
tiap stratum.
Cluster sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana
pemilihannya mengacu pada kelompok (bukan pada individu). Teknik sampling
cluster digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber
data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi, atau kabupaten.
Area sampling merupakan bentuk dari cluster sampling dalam suatu area. Double
sampling digunakan jika informasi lebih lanjut dibutuhkan dari subset kelompok
dimana informasi awal sudah dikumpulkan.
2. Nonprobability Sampling
Dalam nonprobability sampling, peluang anggota populasi terpilih menjadi
sampel tidak diketahui. Temuan dari studi yang menggunakan nonprobability
sampling tidak dapat digeneralisasi. Ada beberapa kategori nonprobability
sampling, yaitu convenience sampling dan purposive sampling. Convenience
sampling berkaitan dengan pengumpulan informasi dari anggota populasi yang
bersedia memberikan responnya. Purposive sampling digunakan untuk
mendapatkan informasi dari target kelompok tertentu. Ada dua tipe purposive
sampling yaitu judgment sampling dan quota sampling.
1-2
MODUL 1 ANALISIS PASAR
tipe sampling yang digunakan. Berikut formula penentuan ukuran sampel untuk
populasi yang tidak diketahui.
Z / 2 2 p (1 − p)
n=
c2 (Pers. II-1)
Keterangan:
n : ukuran sampel
Z : nilai Z (misal 1,96 untuk 95% dengan tingkat kesalahan α = 5%)
P : persentase terpilihnya pilihan, diekspresikan dengan desimal (0,5
digunakan untuk ukuran sampel yang dibutuhkan)
c : error atau kepresisian, diekspresikan dengan desimal
Sementara untuk penentuan ukuran sampel dengan populasi terbatas, formulanya
sebagai berikut :
n
n' =
n −1
1+
N (Pers. II.2)
Keterangan:
n’ : ukuran sampel dengan populasi terbatas
n : ukuran sampel untuk populasi tidak diketahui dan tidak terbatas
N : ukuran populasi
1-3
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1. Skala Nominal
Skala nominal dapat mengkategorikan subjek ke dalam kategori atau
kelompok tertentu. Contoh variabel ini adalah jenis kelamin, subjek dapat
dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu laki-laki atau perempuan. Kategori yang
ada harus mutually exclusive (tidak overlapping) dan collectively exhaustive
(semua kategori tersedia). Informasi yang dapat diperoleh dari skala nominal
adalah persentase atau frekuensi dari tiap nilai kategori dalam sampel yang
diambil.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal tidak hanya mengkategorikan variabel, tetapi juga
merangking kategori. Contoh, responden dapat diminta untuk mengindikasikan
preferensinya dengan merangking tingkat kepentingan karakteristik suatu produk.
Skala ordinal menyediakan informasi yang lebih banyak daripada skala nominal.
Walaupun skala ini dapat merangking kategori, tetapi skala ini tidak memberikan
indikasi besarnya perbedaan diantara rangking tersebut.
3. Skala Interval
Skala interval memungkinkan peneliti melakukan operasi aritmetik
tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Sementara skala
nominal hanya memungkinkan peneliti membedakan kelompok secara kualitatif
dengan mengkategorikannya kedalam kumpulan kategori yang mutually exclusive
dan collectively exhaustive, dan skala ordinal merangking preferensi, skala interval
memungkinkan peneliti mengukur jarak antara dua titik pada skala. Data yang
diperoleh dari skala interval dapat dihitung rata-rata dan standar deviasinya. Skala
interval tidak hanya mengelompokan individu berdasarkan kategori tertentu dan
mengurutkan kelompok tersebut, tetapi juga mengukur besarnya perbedaan
preferensi diantara individu.
4. Skala Ratio
Skala ratio menutupi kelemahan skala interval berupa titik acuan yang
bebas (arbitrary origin point) dengan menyediakan titik nol yang mutlak. Dengan
demikian skala ratio tidak hanya mengukur besarnya perbedaan antar poin, tetapi
juga dapat mengukur proporsi perbedaan. Rangkuman karakteristik dari skala-
skala tersebut dapat dilihat pada Tabel II.1.
1-4
MODUL 1 ANALISIS PASAR
II.3 Peramalan
Peramalan (forecasting) adalah estimasi untuk suatu nilai atau
karakteristik di saat mendatang berdasarkan nilai masa lalu. Selain pesanan yang
telah diterima (actual order) peramalan permintaan diperlukan oleh suatu
perusahaan sebagai dasar perencanaan produksi. Asumsi dasar yang digunakan
dalam peramalan adalah pola kecenderungan yang terjadi saat ini akan terjadi
juga di periode yang akan datang. Jika asumsi ini tidak sesuai dengan kondisi yang
ada maka sebaiknya peramalan secara kuantitatif tidak dilakukan karena hasil
keakuratannya akan sangat rendah.
1-5
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1-6
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1-7
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1-8
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1-9
MODUL 1 ANALISIS PASAR
(Pers.II-3)
Keterangan:
i : period number
t : current period (the period for which the most recent actual demand is
known
n : number of periods in the moving average
Hasil peramalan merupakan rata-rata dari permintaan beberapa periode
sebelumnya. Kelemahan utama dari metode ini adalah lag effect.
2. Exponential Smoothing Forecasting
1-10
MODUL 1 ANALISIS PASAR
(Pers. II-4)
Keterangan:
𝛼 : the smoothing constant
t : current period (the period for which the most recent actual demand is
known
ESFt-1 : exponential smoothing forecast made one period previously (at the end
of period t-1)
Berdasarkan Pers. II-4, peramalan single exponential smoothing dihitung
berdasarkan hasil peramalan ditambah dengan kesalahan peramalan periode
sebelumnya.
3. Regression Analysis
Terdapat beberapa jenis regresi yang dapat digunakan untuk menghitung
hasil peramalan. Rumus-rumus setiap jenis regresi dapat dilihat mulai dari Pers.
II-5 sampai dengan Pers. II-6.
Linier : Y = a + bx (Pers. II-5)
Khusus untuk metode regresi linier, rumus yang umumnya digunakan yaitu:
(Pers. II-6)
Keterangan:
a = Y intercept
b = slope of the line
𝑦 = average of all y’s
1-11
MODUL 1 ANALISIS PASAR
Catatan:
Satu tahun terdiri dari 4 kuarter.
2. Tentukan nilai deseasonalized demand
Deseasonalized Demand = actual sales/seasonal factor (Pers. II-8)
Keterangan:
i : periode ke-i
Xi : Actual demand i
Fi : Forecast demand i
Tabel II.3 menunjukkan beberapa ukuran statistik untuk menghitung kesalahan
yang sering digunakan.
1-12
MODUL 1 ANALISIS PASAR
ME =
e i
n
Sum of Squared Error : Mean Squared Error :
SSE = ei e
2 2
MSE =
i
n
Standard Deviation Of Forecast Error : Percentage Error :
e
Pe i = i x100%
xi
Standard Error Of Estimate : Mean Percentage Error :
( ei ) 2 PE
1/ 2
SDE = MPE =
i
n − f n
Mean Absolute Percentage Error : Tracking Signal :
MAPE =
PE i
TS i =
E ( ei )
n MAD
II.4 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan
Kebutuhan adalah apa yang diperlukan manusia untuk hidupnya. Orang
membutuhkan udara, makanan, air, pakaian, dan tempat tinggal sebagai
kebutuhan yang paling dasar. Orang juga membutuhkan rekreasi, pendidikan, dan
hiburan pada tingkat berikutnya. Kebutuhan ini menjadi keinginan ketika diarahkan
ke objek tertentu yang mungkin bisa memenuhinya.
Permintaan adalah keinginan terhadap produk tertentu yang diikuti
dengan daya beli (ability to pay). Perusahaan perlu mengukur tidak hanya berapa
banyak orang yang ingin membeli, tapi juga berapa banyak yang mau dan mampu
membeli produknya (Kotler, 2009).
1-13
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1-14
MODUL 1 ANALISIS PASAR
Pasar potensial
Pasar tersedia
Volume pasar
Pasar target
Pasar terpenetrasi
Upaya pemasaran
Gambar II.1 Berbagai Ukuran Permintaan Sebagai Fungsi Dari Upaya Pemasaran
Keterangan :
DJPPL = data jumlah penduduk usia produktif di pulau Jawa (orang)
SPS = persentase usia produktif yang menggunakan meja lipat (%)
(menggunakan data persentase responden yang tertarik dengan meja lipat)
RJS = rata-rata jumlah meja lipat setiap orang (1 unit/orang)
RUPS = rata-rata umur pakai meja lipat (5 tahun = 60 bulan)
KMB = persentase kenaikan minat beli
1-15
MODUL 1 ANALISIS PASAR
e wi ( x )
pi =
n=1 e
j wj ( x)
(Pers. II-11)
Keterangan:
1-16
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1-17
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1-18
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1-19
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1-20
MODUL 1 ANALISIS PASAR
V. Format Laporan
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Penelitian
I.2 Latar Belakang Masalah
BAB II DATA DAN PENGOLAHAN DATA
II.1 Pengumpulan Data
II.1.1 Proses Pengumpulan Data
II.1.2 Penentuan Ukuran Sampel
II.2 Pengolahan Data Kuesioner
II.2.1 Deskripsi Data Hasil Survei
II.2.2 Tabulasi Silang dan Uji Keterkaitan
II.2.3 Peta Profil
II.2.4 Uji Perbedaan
II.2.5 Pembuatan Model Stokastik
II.3 Estimasi Permintaan Total Pasar
II.4 Peramalan Permintaan
II.4.1 Perhitungan Peramalan
II.4.2 Pemilihan Metode Peramalan
II.5 Estimasi Permintaan Potensial Perusahaan
II.6 Penentuan Target Penjualan
BAB III ANALISIS
III.1 Analisis Proses Pengumpulan Data
III.2 Analisis Statistik Hasil Survei
III.3 Analisis Hasil Peramalan
III.4 Analisis Perencanaan Penjualan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
IV.2 Saran
1-21
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1-22
MODUL 1 ANALISIS PASAR
VII. Flowchart
Mulai
Penentuan
Ukuran Sampel
Deskripsi Data
Hasil Survei
Uji beda
Perhitungan Proporsi
Masing-Masing Meja
Lipat
Perhitungan EPTP
Peramalan EPTP
Perhitungan target
penjualan Meja Lipat
PST
Analisis
Selesai
Gambar VII.1 Flowchart Pengerjaan Modul 1
1-23
MODUL 1 ANALISIS PASAR
VIII. Lampiran
1-24
MODUL 1 ANALISIS PASAR
1-25
01 ANALISIS PASAR
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI I
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
2021
DAFTAR ISI
1 TUJUAN MODUL 1
Membuat perencanaan
Melakukan survei dan Melakukan estimasi dan penjualan berdasarkan hasil
analisis pasar. peramalan permintaan. analisis pasar dan peramalan
permintaan.
MASUK 3 MINITAB
Keterangan:
n : ukuran sampel
Z : nilai Z (misal 1,96 untuk 95% dengan tingkat kesalahan α = 5%)
p : persentase terpilihnya pilihan, diekspresikan dengan desimal
(0,5 digunakan untuk ukuran sampel yang dibutuhkan)
c : error atau kepresisian, diekspresikan dengan desimal
Kategori usia, jenis kelamin, daerah Rata-rata pengeluaran per bulan, nilai
asal, ketertarikan terhadap meja lipat kualitas keseluruhan setiap meja lipat
USIA
JENIS KELAMIN
Kualitas keseluruhan
DAERAH ASAL dengan meja lipat (PST,
Woodyminium,
RATA-RATA PENGELUARAN Wooden Box, Mozaik)
KETERTARIKAN
2. Lakukan uji beda untuk setiap atribut meja lipat dengan menggunakan:
Jika terdapat minimal satu atribut yang berbeda dari uji beda
flaticon.com
flaticon.com
MASUK 3 Hasil Uji Beda dan Proporsi Pasar Meja Lipat atau MNL (Output Modul 1A)
Perhitungan Estimasi Permintaan Potensial Perusahaan (EPPP) per bulan mulai dari September
2021 - Desember 2022 dan per tahun mulai dari tahun 2023 - 2026 dilakukan menggunakan
persamaan:
EPPP periode ke-n = proporsi meja lipat PST x EPTP periode ke-n
Tentukan persentase target penjualan perusahaan meja lipat PT PST per bulan mulai dari September
2021 - Desember 2022 dan per tahun mulai dari tahun 2023 - 2026 serta target penjualan (unit).
Praktikan dapat menentukan persentase target penjualan secara mandiri pada rentang 1 - 4% secara
kualitatif dan rasional. Persentase target penjualan dapat berbeda untuk setiap periodenya.
I. TUJUAN MODUL
Modul 2 mengenai perancangan proses bertujuan agar mahasiswa
mampu:
1. Memahami dan menyusun Lembar Rencana Proses (Routing Sheet).
2. Memahami dan menyusun Assembly Chart dari perakitan suatu produk.
3. Memahami dan menyusun Operation Process Chart (Peta Proses
Operasi) dari suatu produk.
4. Memahami dan menyusun Bill of Material dari suatu produk.
II.1 Input
a. File Computer Aided Design (CAD) komponen meja lipat PST
II.2 Output
b. Solidworks hasil perakitan meja lipat PST
c. Bill of Material (BoM) meja lipat PST
d. Lembar Rencana Proses (LRP) meja lipat PST
e. Assembly Chart (AC) meja lipat PST
f. Operation Process Chart (OPC) meja lipat PST
2-1
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
2-2
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
Quantity for
Part Number Description Unit of Measure Decision
Each Assembly
14” Black
S100 1 Each Make
shade
Socket
A100 1 Each Buy
assembly
(Sumber: Fogarty, 1991)
2-3
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
2-4
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
Panjang :
Tanggal : Tinggi :
2-5
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
2-6
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
Pada Gambar III.3 dapat dilihat format penulisan lambang pada operasi.
Jika terjadi pengulangan operasi baik pada bahan yang sama maupun
pada bahan yang berbeda, maka digunakan simbol seperti pada Gambar III.4 dan
Gambar III.5.
O - XX 2X
2-7
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
O - XX
2X
IV.1 Alat
a. Laptop
b. Aplikasi Solidworks
c. Aplikasi Microsoft Excel
d. Aplikasi Microsoft Visio / Draw.io
V. PROSEDUR PELAKSANAAN
Setiap kelompok diberikan file Solidworks untuk setiap komponen meja
lipat PST. Diagram alir pelaksanaan Modul 2 dapat dilihat pada Gambar V.1
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat Bill of Material untuk meja lipat PST.
2. Lakukan simulasi perakitan meja lipat PST menggunakan software
Solidworks.
3. Susunlah Lembar Rencana Proses usulan untuk masing-masing part.
4. Susun Draft Assembly Chart perakitan meja lipat PST.
5. Susunlah Operation Process Chart usulan untuk meja lipat PST.
2-8
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
2-9
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
2-10
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
VIII. LAMPIRAN
2-11
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
Contoh OPC
2-12
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
c a
Gambar VIII.1 (a) Daun Meja Utama (b) Penahan (c) Daun Meja Sekunder
2-13
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
Gambar VIII.4 (a) Frame Daun Meja (b) Frame Siku Meja
2-14
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
7 Penahan Make
8 Clamp Make
9 Engsel Buy
10 Baut M4 X 8 Buy
11 Baut M4 X 20 Buy
12 Baut M4 X 25 Buy
13 Baut M5 X 40 Buy
14 Mur M4 Buy
15 Mur M5 Buy
Data Komponen
No. Komponen (Make) Jenis Ukuran
2-15
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
1 Drilling Machine
2 Milling Machine
3 Band Saw
5 Trimmer
6 Router
7 Welding Machine
8 Grinding Machine
9 Workbench
2-16
MODUL 2 PERENCANAAN PROSES
2-17
-02 PERENCANAAN
PROSES
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI I
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
2021
DAFTAR ISI
1 TUJUAN MODUL 2
2 SYARAT MASUK
3 PENGENALAN PRODUK
4 LANGKAH PENGERJAAN
01 02 03 04
SYARAT
2 Aplikasi Visio / Draw.io / sejenisnya
5 Aplikasi Microsoft
Clamp
Komponen Pendukung
MODUL 2 | PERANCANGAN PROSES
LANGKAH PENGERJAAN MODUL 2
Ringkasan
Kegiatan Jumlah
Operasi 91
Inspeksi 2
Total 93
MODUL 2 | PERANCANGAN PROSES
DATA MESIN & PERALATAN
MODUL 3
PERANCANGAN STASIUN
KERJA
I. TUJUAN MODUL
Modul 3 mengenai perancangan stasiun kerja bertujuan agar mahasiswa
mampu:
1. Membuat metode kerja perakitan produk berdasarkan prinsip ergonomi,
studi gerakan, dan ekonomi gerakan.
11.1 Input
a. Assembly Chart (AC) meja lipat PST
b. Hasi l perhi tungan persenti l data antropom etri
c. Operation Process Chart (OPC) meja lipat PST
d. Lem bar Rencana Produksi (LRP) mej a li pat PST
e. L a y o u t a w al p e r a ki t a n m ej a l i p a t P S T
11.2 Output
a. S I M O C h ar t k e gi a t a n p e r a ki t a n a w al
b. Rancangan alat bantu yang digunakan dalam kegiatan perakitan
c. Rancangan layout stasi un kerja perakitan usul an
MODUL 3 PERANCANGAN STASIUN KERJA
1. Me n g h i la n g k a n s em ua a k ti v i ta s y a n g ti d a k p e rl u .
2. Mengkombinasikan operasi -operasi atau elemen -elemen kerja.
3. Mengubah urutan operasi.
4. Menyederhanakan operasi yang perlu.
1. Studi Gerakan
Studi gerakan merupakan salah satu metode perancangan sistem kerja
dengan menganalisis gerakan badan saat pekerja melakukan kerja manual yang
diuraikan dalam elemen-elemen gerakan (Barnes, 1980). Studi gerakan dibagi
menjadi studi gerakan mikro dan studi gerakan. Studi gerakan mikro merupakan
3-2
MODUL 3 PERANCANGAN STASIUN KERJA
teknik untuk merekam dan mencatat waktu dari sebuah aktivitas yang direkam
dalam film (Barnes, 1980). Barnes menegaskan bahwa studi gerakan mikro
merupakan metode yang dapat digunakan untuk mempelajari aktivitas dari dua
atau lebih orang dalam kelompok kerja, mempelajari hubungan dari aktivitas
operator dan mesin, menentukan waktu operasi selain dengan metode studi waktu
(time study), serta memperoleh waktu dan metode gerakan standar untuk aktivitas
operator dan mesin.
d. Kelompok gerakan luar, yaitu elemen gerakan yang sama sekali tidak
memberikan nilai tambah sehingga sedapat mungkin dihilangkan (rest to
overcome fatigue, plan, unavoidable delay, dan avoidable delay)
• Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali
pada waktu istirahat
• Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya
simetris dan berlawanan arah
MODUL 3 PERANCANGAN STASIUN KERJA
c. Perancangan peralatan.
• Roda tangan, palang, dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya
diatur sedemikian sehingga beban dapat melayaninya dengan posisi
yang baik, dan tenaga yang minimum
b. Alat, material, dan alat kendali sebaiknya diletakkan di tempat yang dekat
dengan penggunaannya.
d. Material dan alat sebaiknya diletakkan dengan posisi yang sesuai dengan
urutan kerja terbaik.
menggambarkan proses produksi yang terjadi pada stasiun kerja itu saja
(Sutalaksana et al, 1979).
111.3 Antropometri
Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi
tubuh manusia dan karakteristik khusus lainnya dari tubuh manusia yang relevan
dengan perancangan alat -alatJbenda-benda yang digunakan manusia.
Antropometri dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu:
c. Ukuran rata-rata
Secara umum tahapan perancangan sistem kerja dengan memperhatikan
faktor antropometri adalah sebagai berikut :
a . L a p t o p
b . Aplikasi Visio / Solidworks / Draw.io
c . Aplikasi Microsoft Excel
d . Video Perakitan
e . Ukuran Meja Perakitan
f . Ukuran Komponen Perakitan (Modul 2)
g . Layout Awal Perakitan
3-8
MODUL 3 PERANCANGAN STASIUN KERJA
V. PROSEDUR PELAKSANAAN
Pada Modul 3 ini akan dibuat perancangan metode dan stasiun kerja
untuk perakitan produk meja lipat PST berdasarkan assembly chart produk meja
lipat PST yang telah dibuat pada modul sebelumnya. Modul 3 ini mempunyai garis
besar pelaksanaan sebagai berikut:
1. P em b e l aj a ra n K e gi a ta n P e ra k i ta n Me j a L ip a t P S T
Setiap kelompok akan diberikan video beberapa proses perakitan dari
meja lipat PST dan layout stasiun kerja perakitan awal. Kelompok
mempelajari video perakitan untuk sebagai acuan dalam penentuan
elemen gerakan, elemen kerja kegiatan perakitan, serta proses perakitan.
Tahapan proses perakitan harus sesuai dengan assembly chart yang
telah dibuat pada modul sebelumnya.
5. Me ra n c a n g L a y o u t S t a s i u n K e rj a Pe ra k i tan U s u l a n
Kelompok merancang layout stasiun kerja perakitan yang paling efisien
u n tu k o p e ra to r d a l am m e la k u k a n k eg i a ta n p e ra k i ta n . P ro s es
perancangan layout stasiun kerja perakitan usulan juga dilakukan dengan
mempertimbangkan prinsip ergonomi, studi gerakan, dan ekonomi
gerakan. Rancangan layout stasiun kerja perakitan usulan dibuat dengan
3-9
MODUL 3 PERANCANGAN STAS1UN KERJA
software apapun (2D) berupa tampak atas dari stasiun tersebut sesuai
dengan ukuran aslinya.
Sutalaksana, I. Z., Anggarawisastra, R., & Tjakraatmadja, J.H. (1979). Teknik Tata
Cara Kerja. Dept. Teknik Industri — ITB: Laboratorium Tata Cara Kerja &
Ergonomi.
3-10
MODUL 3 PERANCANGAN STASIUN KERJA
VIII. LAMPIRAN
Asiste-si
E Selesai
3-11
-03 PERANCANGAN STASIUN
KERJA
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI I
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
2021
Assembly Chart, Operation Process Chart (OPC), dan Lembar
1
Rencana Proses (LRP) Meja Lipat PST
MASUK
3 SIMO Chart Engsel
2 ALAT BAHAN
3 PROSEDUR PELAKSANAAN
4 TARGET ASISTENSI
pasang Body
Plug
Plug
refill tinta dan cap (A). Body
● Dilengkapi dengan waktu, jarak (apabila terdapat elemen gerakan yang melibatkan perpindahan, jarak yang
Note: Video panjang hanya untuk menunjukkan gambaran perakitan secara keseluruhan. Jarak dan waktu dilihat dari
5 buah video perakitan kecil dan layout perakitan awal.
Data Antropometri
Nama Dimensi Persentil yang Digunakan Alasan
yang Digunakan
● Mahasiswa membuat SIMO Chart perakitan usulan meja lipat PST berdasarkan layout
perakitan usulan yang telah dirancang dan mempertimbangkan alat bantu yang ada.
● SIMO Chart dibuat sesuai dengan elemen kerja berdasarkan assembly chart dan elemen
gerakan yang telah ditentukan
● Dilengkapi dengan waktu dan jarak (apabila terdapat elemen gerakan yang melibatkan
perpindahan, jarak yang dimaksud adalah perpindahan objek), dan lambang elemen gerakan
Note: Waktu pada SIMO Chart usulan diambil dari 5 video perakitan kecil, sedangkan jarak
diperoleh dari layout perbaikan masing-masing kelompok.
MODUL 3 | PERANCANGAN STASIUN KERJA
Contoh Kop SIMO Chart
● Mahasiswa dapat menggunakan waktu pada cuplikan perakitan yang diberikan sebagai referensi.
● Selanjutnya, akibat adanya beberapa gerakan yang tidak terlihat di video, yaitu seperti
mengambil komponen/obeng/dll, maka asisten akan mematok waktu untuk mengambil barang
dalam rentang 0,8-2 detik dengan mempertimbangkan jarak pada layout dan ukuran
komponen/obeng/dll yang diambil, elemen gerakan apa saja yang ada pada gerakan mengambil,
dan faktor lainnya. Misalnya: terdapat search atau posisi komponen jauh sehingga move butuh
waktu yang lebih lama akan mempengaruhi waktu dari gerakan mengambil komponen.
● Apabila elemen gerakan tidak diberi patokan waktu, maka waktu dari elemen
gerakan tersebut ditentukan oleh mahasiswa dengan pertimbangan kelompok
masing-masing (melalui simulasi langsung maupun referensi lain) selama total
waktu perakitan meja lipat masih berada dalam rentang 6-7 menit.