Anda di halaman 1dari 6

Fadilla, M.

, Purnawan, Kajian Penerapan Pavement Management System (PMS) pada Jalan Nasional di Provinsi
Sumatera Barat

KAJIAN PENERAPAN PAVEMENT MANAGEMENT


SYSTEM (PMS) PADA JALAN NASIONAL DI PROVINSI
SUMATERA BARAT
Fadilla Mahzura
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Andalas, fadillamahzura@gmail.com

Purnawan
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Andalas, purnawan@gmail.com

Yossyafra
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Andalas, yossyafra@gmail.com

Abstrak
Kondisi penanganan jalan nasional di Wilayah Provinsi Sumatera Barat dilihat dari segi pemeliharaan
perkerasan jalan pada Tahun Anggaran 2014 masih belum mencapai kondisi kemantapan 100%, hal
ini dapat dilihat dari adanya kerusakan di beberapa ruas jalan nasional di Provinsi Sumatera Barat.
Untuk itu perlu adanya kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan Pavement
Management System (PMS) di Provinsi Sumatera Barat yang berada di bawah naungan Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional II (BBPJN II Padang) sehingga dapat ditindaklanjuti. Adapun metode
yang digunakan dalam penelitian ini didahului dengan studi literatur mengenai PMS dilanjutkan
dengan melakukan observasi di BBPJN II Padang, dari hasil obervasi disusunlah kuisioner I, II dan III
untuk dimintakan tanggapan dari para ahli. Data-data yang terkumpul diolah dengan menggunakan
analisa metode Delphi dan Graphic Rating Scale. Dari hasil penelitian diperoleh 19 faktor yang
berpengaruh dalam penerapan manajemen pemeliharaan perkerasan jalan nasional di Provinsi
Sumatera Barat.

KataKunci : Pavement Management System, Jalan nasional, Metode Delphi

1. PENDAHULUAN

Perencanaan pembangunan dan pengawasan jalan di Indonesia tidak terlepas dari peran
penting dari penerapan sistem manajemen pemeliharaan perkerasan jalan (Pavement
Management System) yang diterapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga. Sistem manajemen pemeliharaan perkerasan jalan
berfungsi untuk menjaga jalan agar kondisi fisik dan operasional dari jaringan jalan agar
tetap dalam kondisi baik,terciptanya 100% jalan dengan kondisi mantap sehingga dapat
memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Berdasarkan laporan data kondisi jalan
Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2014 yang dikeluarkan oleh BBPJN II dalam
IRMSdari semester II tahun 2013 ke semester I tahun 2014, untuk ruas jalan Lintas Tengah
Sumatera terjadi kenaikan kemantapan sepanjang 8,52 km (2,16%), sedangkan ruas jalan
Lintas Barat Sumatera mengalami penurunan kemantapan sepanjang 5,33 km (-0,97%),
kemudian ruas jalan Penghubung Lintas Sumatera hanya mengalami kenaikan kemantapan
1,78 km (0,77%), dan untuk ruas jalan Non Lintas Sumatera kenaikan kemantapan jalan
hanya 0,60 km (1,96%). Dapat disimpulkan bahwa kondisi penanganan jalan di Provinsi
Sumatera Barat masih belum mantap 100 % dan masih terdapat beberapa kerusakan di
beberapa ruas jalan nasional.Dari hal-hal tersebutperlu diteliti secara lebih lanjut terkait

Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 32
Fadilla, M., Purnawan, Kajian Penerapan Pavement Management System (PMS) pada Jalan Nasional di Provinsi
Sumatera Barat

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerapan sistem manajemen pemeliharaan


perkerasan jalan nasional di Provinsi Sumatera Barat.

2. STUDI PUSTAKA

2.1 Pavement Management System

Pavement Management System (PMS) menurut AASHTO (1993) adalah seperangkat alat
atau metode yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam mencari strategi
optimum dalam menyediakan, mengevaluasi, dan memelihara perkerasan jalan sesuai
dengan kondisi masa layannya dalam periode waktu tertentu.

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu

Menurut Pierce (2001) dalam kajiannya mengenai An Assessment of The Benefits of The
Washington State Pavement Management System bahwa sistem manajemen pemeliharaan
perkerasan jalan di Washington merupakan alat yang sangat penting dalam desain
perkerasan, program pemeliharaan perkerasan jalan, analisis anggaran, dan perencanaan.
Menurut Wahida (2010) dalam kajiannya mengenai Road Maintenance Management
System : A Case Study At Public Work Department bahwa faktor yang paling penting
dalam sistem manajemen pemeliharaan perkerasan jalan di Malaysia adalah kualitas kerja.
Permasalahan yang sering dihadapi adalah berupa penganggaran dalam pemeliharaan
jalan. Dijelaskan bahwa pengumpulan data memainkan peranan penting dalam
menentukan keefektifan dari siklus sistem manajemen pemeliharaan perkerasan jalan.
Haas (2011) dalam penelitiannya mengenai Evolution and Legacy of Pavement
Management In Canada: A GRAC/RTAC/TAC Success Story yang mengkaji tentang
penerapan sistem manajemen pemeliharaan perkerasan di Kanada menjelaskan bahwa
sistem manajemen pemeliharaan perkerasan jalan di Kanada terbukti sukses dijalankan
terlihat dari kebijakan yang telah diterapkan selama 5 (lima) dekade berturut-turut melalui
lembaga CGRA, RTAC, dan TAC.Jamalurrusid (2009) dalam penelitiannya tentang sistem
manajemen pemeliharaan perkerasan jalan lingkungan di kota Probolinggo dengan Sistem
Informasi Geografis (SIG) menjelaskan bahwa kendala yang dihadapi dalam penerapan
sistem manajemen pemeliharaan jalan adalah berupa keterbatasan data dan informasi yang
berbasis geografi/spasial.Harjono (2004) dalam penelitiannya mengenai arahan
peningkatan pengelolaan pemeliharaan jalan kota di kota Semarang menggunakan metode
Delphi diperoleh 23 aspek yang berpengaruh dalam menentukan arahan peningkatan
pengelolaan pemeliharaan jalan kota di Kota Semarang di masa yang akan datang
diantaranya yaitu: landasan peraturan, besarnya dana, sumber dana, investasi
pembangunan swasta-masyarakat, struktur organisasi, dan peran serta swasta-masyarakat.
Sedangkan Lee (2008) dalam penelitiannya mengenai gambaran sistem manajemen
pemeliharaan perkerasan jalan dan hasil pelaksanaannya di Korea, menganalisis kondisi
sebelum dan sesudah diterapkannya PMS di jalan nasional Korea. Menurutnya faktor yang
membuat keberhasilan sistem manajemen pemeliharaan perkerasan di Korea tersebut
adalah, (1) terjaganya objektivitas dan reliabilitas data dengan cara meningkatkan kualitas
pelaksanaan survei, (2) meningkatkan rasionalitas dalam pemilihan survei dan penentuan
prioritas, serta (3) secara menyeluruh menilai dan mengevaluasi sistem PMS.

3. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Metode pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi dan penyebaran kuisioner.

Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 33
Fadilla, M., Purnawan, Kajian Penerapan Pavement Management System (PMS) pada Jalan Nasional di Provinsi
Sumatera Barat

3.1 Observasi

Secara umum tahapan pemeliharaan perkerasan jalan di BBPJN II Padang dapat


digambarkan dalam bentuk skematik sepertipada Gambar 3.1:

Gambar 3.1 Tahapan sistem manajemen pemeliharaan perkerasan jalan di BBPJN II


Padang

Terdapat 11 tahapan dalam sistem manajemen pemeliharaan perkerasan jalan yang ada di
BBPJN II Padang yaitu:

a. Pengumpulan Data
b. Validasi Hasil Survei
c. Pemeriksaan Kelengkapan Data
d. Pemutakhiran Database
e. Analisa Data
f. Pengusulan Program Penanganan
g. Pelaporan ke Bidang Anggaran / Pengajuan Anggaran
h. Penetapan Anggaran
i. Proses Pelelangan
j. Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan
k. Monitoring dan Evaluasi

3.2 Kuisioner

Perolehan data lewat kuisioner menggunakan metode Delphi.Pada Metode Delphi akan
disebar kuisioner sebanyak 3 tahap pada 12 orang responden yang terlibat langsung dalam
penerapan Pavement Management System yang ada di Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional II terutama di Provinsi Sumatera Barat.Pada tahap awal ditawarkan 92 variabel
dan terdapat 3 variabel usulan. Pada tahap kedua tersisa 19 variabel, dari 19 variabel

Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 34
Fadilla, M., Purnawan, Kajian Penerapan Pavement Management System (PMS) pada Jalan Nasional di Provinsi
Sumatera Barat

tersebut dikonfirmasikan lagi kepada responden. Untuk lebih jelasnya tahapan pengolahan
kuisioner pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2:

Gambar 3.2 Tahapan Metode Delphi

Pada tahap terakhir diperoleh 19 variabel yang berpengaruh terhadap penerapan sistem
manajemen pemeliharaan perkerasan jalan nasional di Provinsi Sumatera Barat, seperti
yang terlihat pada Gambar 3.3:

Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 35
Fadilla, M., Purnawan, Kajian Penerapan Pavement Management System (PMS) pada Jalan Nasional di Provinsi
Sumatera Barat

Gambar 3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi PMS di Provinsi Sumatera Barat

4. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Sistem manajemen pemeliharaan perkerasan jalan nasional di wilayah Provinsi


Sumatera Barat sudah diterapkan dengan cukup baik.

2. Berdasarkan hasil analisa data, dari 92 variabel yang diajukan ditambah 3 variabel
usulan para ahli, akhirnya didapatkan 19 faktor yang mempengaruhi dalam
penerapan sistem manajemen pemeliharaan perkerasan jalan nasional pada wilayah
Provinsi Sumatera Barat, dimana dapat diurutkan dari yang paling berpengaruh

Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 36
Fadilla, M., Purnawan, Kajian Penerapan Pavement Management System (PMS) pada Jalan Nasional di Provinsi
Sumatera Barat

terbesar ke terkecil sebagai berikut:Pemeliharaan Peralatan Secara Rutin dan


Berkala, Komitmen Pemegang Kendali, Kejujuran Surveyor, Tindak Lanjut
Monitoring dan Evaluasi, Kualifikasi Personil, Kalibrasi Peralatan, Pengecekan
Hasil Survei, Kompetensi Penyedia Jasa, Ketelitian Data, Pengendalian/Pengaturan
Beban Lalu Lintas, Kelengkapan Dokumentasi, Ketersediaan Pedoman dan
Manual, Ketersediaan Laporan Pengukuran, Data Terpenuhi, Pengalaman
Surveyor, Prosedur Pelaksanaan Survei, Teknik Penggunaan Alat, Perbaikan
Berkala Sistem Database , dan Penyusunan Jadwal Survei.

DAFTAR PUSTAKA

AASHTO. 1993. Guide for Design of Pavement Structure. AASHTO.Washington D.C.

AASHTO. 2001. Executive Summary Report, Pavement Management Guide.


AASHTO.Washington,D.C.

BBPJN II. 2014. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional II Padang. BBPJN II. Padang

Haas,R. 2011. Evolution and Legacy of Pavement Management in Canada: A


CGRA/RTAC/TAC Success Story. Paper. Transportation Association of
Canada.Kanada

Harjono,C.A.D. 2004. Arahan Peningkatan Pengelolaan Pemeliharaan Jalan Kota di Kota


Semarang.Tesis.Universitas Diponegoro. Semarang

Jamalurrusid, A. 2009.Sistem Manajemen Pemeliharaan Jalan Lingkungan di Kota


Probolinggo dengan Sistem Informasi Geografis ( SIG ).Tesis. Universitas Sebelas
Maret.Surakarta

Lee,S.H. 2008. Overview of Pavemet Management System In Korea and Its Operation
Results. Paper. Korea Institute of Construction Technology.Korea

Pierce, L.M. 2001. An Assessment of The Benefits of The Washington State Pavement
Management System. Jurnal.

Wahida,N. 2010. Road Maintenance Management System : A Case Study At Public Work
Department.Project Report.University of Technology Malaysia.Malaysia

Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 37

Anda mungkin juga menyukai