Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN

RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA


Desy Damayanti
Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS
Ria Asih Aryani Soemitro
Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP ITS
ABSTRAK
Jalan merupakan sarana vital yang perlu dijaga dan ditingkatkan fungsinya
untuk memperlancar arus transportasi darat, untuk itu diperlukan suatu
pemeliharaan dalam penanganan jaringan jalan. Pemeliharaan jalan meliputi
pemeliharaan jalan, rehabilitasi jalan, penunjangan jalan dan peningkatan jalan
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 1985, Pasal 69).
Keterbatasan dana yang tersedia, mengakibatkan perlunya keputusan yang
tepat untuk menentukan urutan prioritas penanganan jaringan jalan. Penelitian
ini bertujuan untuk menentukan prioritas utama penanganan jaringan jalan
pada ruas jalan pada setiap kecamatan di Kota Samarinda. Untuk mendukung
dalam pengambilan keputusan dengan banyak kriteria untuk memilih suatu
alternatif, diperlukan suatu metode yang tepat. Dalam penelitian ini digunakan
metode AHP dengan perumusan melalui pembobotan hasil kuisioner. Kriteria
yang digunakan untuk pengambilan keputusan adalah anggaran dana, kondisi
jalan, LHR, manfaat ekonomi, tingkat kerusakan dan kebijakan pemerintah.
Dari perumusan metode AHP ini diharapkan menghasilkan suatu keputusan yang
tepat dalam penentuan Urutan Prioritas Penanganan Jaringan Jalan di Kota
Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas utama jalan yang
akan ditangani pada ruas jalan di Kota Samarinda adalah : Jalan Cendana di
Kecamatan Sungai Kunjang, Jalan Adisucipto di Kecamatan Samarinda Seberang,
Jalan Ampera di Kecamatan Palaran, Jalan Cermai di Kecamatan Samarinda
Ulu, Jalan Jelawat di Kecamatan Samarinda Ilir dan Jalan Merdeka di Samarinda
Utara.
Kata kunci: AHP, Penanganan Jaringan Jalan.Urutan Prioritas

1. PENDAHULUAN

Kecamatan Sungai Kunjang, Kecamatan


Samarinda Utara, Kecamatan Samarinda
Seberang dan Kecamatan Palaran. Dalam
upaya pengembangan kawasankawasan
yang startegis dalam Kota Samarinda maka
sangat diperlukan faktor-faktor pendukung
yang salah satunya adalah prasarana
jaringan jalan. Untuk dapat memberikan
pelayanan keamanan dan kenyamanan bagi
penggunanya, jalan harus tetap dijaga
dalam kondisi baik dan mantap. Penanganan
jalan yang baik sangat diperlukan untuk
mempertahankan jalan agar tetap dalam
kondisi mantap dan untuk meningkatkan
kondisi jalan dari kondisi tidak mantap
menjadi kondisi mantap.

Jalan mempunyai fungsi yang sangat


penting
dalam
pengembangan
dan
pertumbuhan perekonomian suatu wilayah
dan
upaya
mewujudkan
pemertaan
pembangunan dan hasil-hasilnya, dimana
jalan digunakan sebagai
prasarana
aksesibilitas dan transportasi darat bagi
angkutan manusia dan barang. Dengan
tersedianya jalan akan sangat mendukung
perkembangan sektor produksi di daerah
seperti industri, perdagangan, pertanian dan
sebagainya. Kota Samarinda sebagai Ibukota
Propinsi Kalimantan Timur memerlukan
suatu jaringan jalan dalam kota yang baik,
sehingga akan dapat memberikan pelayanan
transportasi yang baik pula. Kota Samarinda
terdiri dari 6 Kecamatan yaitu Kecamatan
Samarinda Ulu, Kecamatan Samarinda Ilir,
ISBN No. 978-979-18342-0-9

C-98

Penentuan Urutan Priorotas Usulan Penanganan Ruas-Ruas Jalan di Kota Samarinda

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Jalan

c.

Menurut Undang Undang Nomor 38 Tahun


2004 tentang Jalan, pengertian jalan adalah
suatu prasarana hubungan darat dalam
bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan
termasuk
bangunan
pelengkap
dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas. Selanjutnya sistem jaringan jalan
dikelompokkan menjadi :
1. Sistem jaringan jalan primer.
Adalah sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan jasa distribusi untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional dengan simpul jasa distribusi
yang kemudian berwujud kota.
2. Sistem jaringan jalan sekunder.
Adalah sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan jasa distribusi untuk
masyarakat di dalam kota.

d.

e.

f.

Berdasarkan peranannya, jalan dibedakan


menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Jalan arteri
2. Jalan Kolektor
.
3. Jalan Lokal

g.

Jalan yang ada di Indonesia dikelompokkan


juga berdasarkan wewenang pembinaan.
Yaitu :
1. Jalan nasional
2. Jalan propinsi
3. Jalan kota /kabupaten
4. Jalan desa,
5. Jalan khusus

h.

3. METODA PENEITIAN
3.1. Lokasi Penelitian

2.2. Analisa Multi Kriteria

Penelitian dilakukan di Kota Samarinda pada


ruas ruas jalan yang berada dibawah
kewenangan Pemerintah Kota Samarinda
yang anggarannya berasal dari APBD Kota
Samarinda.

Analisa multi kriteria adalah analisa yang


dipakai untuk menentukan pilihan dengan
menggunakan
metode
penilaian
dan
pembobotan terhadap beberapa kriteria
yang mempengaruhi pengambil keputusan
dalam membuat keputusan. Salah satu
analisa multi kriteria yang sering dipakai
adalah Analytical Hierarchy Process (AHP)
yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty.

3.2. Ide Penelitian


Ide penelitian diperoleh dengan dasar
pemikiran bahwa pelaksanaan program
penanganan ruas ruas jalan di Kota
Samarinda setiap tahunnya belum dilakukan
secara maksimal dan tepat sasaran. Hal ini
tidak
lain
dikarenakan
keterbatasan
anggaran dana dan juga diakibatkan oleh
pelaksanaan penanganan jalan yang tidak
memperhatikan prioritas terhadap ruas-ruas
jalan yang memang sudah seharusnya
mendapat prioritas paling utama untuk

Proses penyelesaian masalah dengan


AHP :
a. Mengidentifikasi
masalah
dan
menentukan solusi yang diinginkan
b. Membuat struktur hierarki yang diawali
dengan tujuan umum, dilanjutkan
dengan sub-sub tujuan, kriteria dan

ISBN No. 978-979-18342-0-9

kemungkinan alternatif-alternatif pada


tingkatan kriteria paling bawah
Membuat
matrik
perbandingan
berpasangan
yang
menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap
elemen terhadap masing-masing tujuan
/ kriteria yang setingkat di atasnya.
Perbandingan dilakukan berdasarkan
judgement dari pengambil keputusan
dengan menilai tingkat kepentingan
suatu elemen dibandingkan elemen
lainnya.
Melakukan perbandingan berpasangan
hingga diperoleh judgment seluruhnya
sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n
adalah
banyak
elemen
yang
dibandingkan.
Menghitung nilai eigen dan menguji
konsistensinya. Jika tidak konsisten,
maka pengambilan data diulangi.
Mengulangi langkah 3,4,5 untuk seluruh
tingkat hirarki
Menghitung vektor eigen dari setiap
matrik perbandingan berpasangan. Nilai
faktor eigen merupakan bobot setiap
elemen, langkah ini untuk mensistensi
judgment dalam penentuan prioritas
elemen pada tingkat hirarki terendah
sampai mencapai tujuan
Memeriksa konsistensi hirarki. Jika
nilainya lebih dari 10 persen maka
penilaian
data
judgment
harus
diperbaiki

C-99

Desy Damayanti, Ria Asih Aryani Soemitro

ditangani. Maka dari itu perlunya suatu


penelitian yang dapat menentukan urutan
prioritas untuk usulan kegiatan penanagan
ruas ruas jalan kota di Kota Samarinda.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan
identifikasi terhadap kondisi eksisting proses
penentuan urutan prioritas untuk usulan
program penanganan ruas ruas jalan kota
berdasarkan Dinas Bina Marga dan Pengairan
Kota Samarinda. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan
literatur/referensi
(studi
literatur)
yang
berhubungan
dengan
permasalahan yang diambil dalam penelitian
ini.
Kemudian
dilakukan
proses
pengumpulan data yang diperlukan dalam
penelitian ini yang berupa data sekunder
dan data primer. Tahap selanjutnya barulah
dilakukan
penyusunan kriteria
dalam
penentuan urutan prioritas usulan kegiatan
penanganan ruas ruas jalan kota. Analisa
multi kriteria adalah analisa yang dipakai
untuk
menentukan
pilihan
dengan
menggunakan
metoda
penilaian
dan
pembobotan terhadap beberapa kriteria
yang mempengaruhi pengambil keputusan
dalam membuat keputusan. Salah satu
analisa multikriteria yang sering dipakai
adalah Analytical Hierarchy Process (AHP).
3.3. Identifikasi Awal dan NSPM
Pada identifikasi awal ini dilakukan
penentuan rencana studi pustaka terhadap
hal-hal atau data-data apa saja yang
nantinya akan diperlukan untuk mendukung
jalannya proses penelitian ini. Selanjutkan
dilakukan evaluasi terhadap beberapa NSPM
(Norma, Standar, Pedoman, dan Manual)
yang berkaitan dengan perumusan masalah
pada penelitian ini. Setelah kedua tahapan
ini dilaksanakan maka akan diperoleh
klasifikasi penanganan
jalan yaitu
pemeliharaan jalan, rehabilitasi jalan,
penunjangan jalan dan peningkatan jalan.
3.4. Metoda Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data sekunder didapat melalui instansi yang
terkait dengan penelitian ini, seperti : Dinas
Bina Marga dan Pengairan Kota Samarinda,
Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota,
Badan Pusat Statistik Kota Samarinda,
BAPPEDA Kota Samarinda dan Dinas
Perhubungan Kota Samarinda. Data sekunder
yang dikumpulkan berupa :

ISBN No. 978-979-18342-0-9

a. Data ruas jalan, klasifikasi jalan, kondisi


jalan dan hirarki jaringan jalan.
b. Volume lalu lintas, jenis dan jumlah
kendaraan, trayek angkutan umum dan
tata guna lahan
c. Data anggaran dana penanganan jalan
Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan untuk
mendapatkan :
a. Data Kondisi Jalan yang akan ditangani
b. Data
untuk
mengukur
tingkat
kepentingan kriteria penentuan prioritas
usulan penanganan ruas jalan.
3.5. Penentuan Stakeholders
Penentuan stakeholders dalam penelitian ini
untuk
membantu
dalam
menentukan
keputusan mengenai penanganan yang tepat
terhadap ruas jalan di Kota Samarinda.
Pihak pihak yang terkait dalam penentuan
keputusan mengenai penanganan jaringan
jalan pada ruas ruas jalan Kota Samarinda
adalah :
1. Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota
Samarinda.
2. Dinas Pemukiman dan Pengembangan
Kota Samarinda
3. BAPPEDA Kota Samarinda
4. Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah
Pemerintah Kota Samarinda
5. Dinas Perhubungan Kota Samarinda
3.4 Identifikasi dan Penentuan Kriteria
Beberapa kriteria yang mempengaruhi dalam
penentuan skala prioritas penanganan ruas
ruas jalan diidentifikasi melalui kajian
pustaka yang kemudian diuji dengan
melakukan wawancara kepada para ahli dan
praktisi. Hasil wawancara dikaji dan
dirangkum sehingga didapatkan kriteria
kriteria penentu yaitu :
1. Kondisi Teknis Jalan
Terbagi atas sub kriteria sub kriteria :
a. Kondisi Jalan
b. Tingkat Kerusakan Jalan
c. Tingkat Pelayanan Jalan
2. V/C Ratio
3. Beban Sumbu Standar (ESA)
4. Kebijakan Pemerintah
5. Kemampuan Anggaran
6. Manfaat Ekonomi
Terdiri atas sub kriteria sub kriteria :
a. Ekonomi Masyarakat
b. Biaya Operasional Kendaraan

C-100

Penentuan Urutan Priorotas Usulan Penanganan Ruas-Ruas Jalan di Kota Samarinda

3.5

Tahapan Penelitian

Metoda penelitian yang digunakan untuk


menentukan skala prioritas penentuan yaitu
dengan mempergunakan metoda AHP.
Langkah langkah penelitian yang dilakukan
yaitu :
1. Perumusan Masalah
2. Penetapan Tujuan Penelitian
3. Pengumpulan
data

data
yang
diperlukan dalam penelitian yang berupa
data primer dan data sekunder.
4. Menyaring ruas ruas jalan yang perlu
mendapatkan
prioritas
penanganan
jaringan jalan. Proses penyaringan ruas
ruas
jalan
berdasarkan
jenis
penanganannya
dilakukan
dengan
menggunakan kriteria kriteria :
1. Kondisi Jalan
2. Tingkat Kerusakan Jalan

3. Tingkat Pelayanan Jalan


4. LHR
5. Penyusunan model hierarki.
Menganalisis data yang diperoleh dan
menyusun peringkat prioritas ruas ruas
jalan pada Kota Samarinda yang
mendapatkan
prioritas
penanganan
jaringan jalan berdasarkan metoda AHP
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Data dan Kondisi Jalan di Kota
Samarinda
Status jalan di Kota Samarinda di bagi ke
dalam 4 kelompok sektor binaan yaitu
negara, propinsi, kota, dan desa. Data dan
kondisi jalan di Kota Samarinda disajikan
dalam tabel 1.

Tabel 1. Data Jalan Kota Samarinda Tahun 2006.


Kecamatan
Palaran
Samarinda
Ulu

Sungai
Kunjang

Samarinda
Seberang

61

47

36

62.136,45

60.235,54

Kondisi Jalan
- Baik (m)

45.584,15

- Kurang Baik (m)


- Rusak (m)

Uraian

Samarinda
Ilir

Samarinda
Utara

165

194

215

76.415,71

87.241,71

175.312,75

241.597,10

45.584,15

39.071,96

65.229,09

112.365,19

162.437,67

8.170,39

8.170,39

27.287,17

10.236,17

25.236,97

41.011,44

5.115,60

6.180,99

10.057,58

11.794,70

37.666,86

38.276,76

Data Jalan
- Jumlah Ruas
Jalan
- Jumlah Panjang
Jalan (m)

4.2. Penentuan Bobot Kriteria


Pada penelitian ini ada 6 kriteria yang akan
dibandingkan yaitu kriteria kondisi teknis
jalan, vc ratio, beban sumbu standar,
kebijakan
pemerintah,
kemampuan
anggaran dan manfaat ekonomi. Jawaban
dari setiap responden dihitung rata-ratanya
dengan menggunakan rata-rata geometrik.
Setelah nilai rata-rata dari jawaban seluruh
responden didapat langkah selanjutnya
adalah menghitung bobot prioritas kriteria
dan penentuan nilai konsistensi :

1. Memasukkan nilai matriks yang diperoleh


dari hasil nilai rata-rata jawaban
responden seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Matrik Perbandingan Berpasangan
Error! Not a valid link.
2. Membuat
matriks
normalisasi
perbandingan
berpasangan,
dengan
membagi semua nilai pada kolom dengan
jumlah dari semua nilai per kolom 9
(tabel 3).

Tabel 3. Matrik Normalisasi Perbandingan Berpasangan

ISBN No. 978-979-18342-0-9

C-101

Desy Damayanti, Ria Asih Aryani Soemitro

Error! Not a valid link.


3. Menghitung eigen value terbesar (maks)
yaitu dengan menjumlahkan hasil
perkalian
jumlah
kolom
matrik
perbandingan
berpasangan
dengan
bobot.
maks

maks

(2,2500 x 0,4167) + (8,6667


x 0,1354) + (17 x 0,0536) +
( 7,6667x 0,1470) + ( 7,1667
x 0,1663) +
(14,333 x
0,0810)
6,5019

4. Menghitung Indeks Konsistensi (CI)

CI =

maks n
n 1

46,5019 6 = 0,1004
6 1

5. Menghitung Rasio Konsistensi (CR),


dengan nilai RI = 1,24
CI = 0,1004 = 0,0810.
CR =
RI
1,24
Karena CR < 0,1 maka matrik diatas
konsisten.

Dari langkah di atas maka dapat diketahui


bobot dan prioritas level kriteria seperti
pada tabel 4 :
Tabel 4. Bobot dan Prioritas Level Kriteria
Error! Not a valid link.
4.3. Penentuan Bobot Sub Kriteria
Pada penelitian ini ada 5 sub kriteria yang
dikelompokkan dalam 2 kriteria yaitu :
1. Kriteria Kondisi teknis jalan dengan sub
kriteria kondisi jalan, tingkat kerusakan
dan tingkat pelayanan.
2. Kriteria Manfaat ekonomi dengan sub
kriteria Biaya operasional kendaraan
dan ekonomi masyarakat
Langkah-langkah perhitungan bobot sub
kriteria sama dengan langkah-langkah
perhitungan
bobot
kriteria.
Hasil
perhitungan bobot sub kriteria seperti pada
tabel 5 dan tabel 6.

Tabel 5. Bobot Sub Kriteria dalam Kriteria Kondisi Teknis Jalan


Error! Not a valid link.
Tabel 6. Bobot Sub Kriteria dalam Kriteria Manfaat Ekonomi
Error! Not a valid link.
4.4. Penentuan Bobot Level Alternatif
Penanganan Jalan
Pada level ini penentuan bobot dilakukan
pada setiap alternatif penanganan jalan
sebagai alternatif keputusan dalam semua
sub kriteria yang ada. Penanganan Jalan

pada penelitian ini dibagi atas 6 kecamatan


yaitu kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda
Seberang,
Palaran,
Samarinda
Ulu,
Samarinda Ilir dan Samarinda Utara.
Langkah yang dilakukan dalam perhitungan
bobot sama dengan langkah perhitungan
pada kriteria dan sub kriteria.

1. Kecamatan Sungai Kunjang


Tabel 7. Bobot Penanganan Jalan Kecamatan Sungai Kunjang
Error! Not a valid link.
2. Kecamatan Samarinda Seberang
Tabel 8. Bobot Penanganan Jalan Kecamatan Samarinda Seberang
Error! Not a valid link.
3. Kecamatan Samarinda Ulu
Tabel 9. Bobot Penanganan Jalan Kecamatan Samarinda Ulu
Error! Not a valid link.

ISBN No. 978-979-18342-0-9

C-102

Penentuan Urutan Priorotas Usulan Penanganan Ruas-Ruas Jalan di Kota Samarinda

4. Kecamatan Palaran
Tabel 10. Bobot Penanganan Jalan Kecamatan Palaran
Error! Not a valid link.
5. Kecamatan Samarinda Ilir
Tabel 11. Bobot Penanganan Jalan Kecamatan Samarinda Ilir
Error! Not a valid link.
6. Kecamatan Samarinda Utara
Tabel 12. Bobot Penanganan Jalan Kecamatan Samarinda Utara
Error!

5.

Not

valid

link.

KESIMPULAN

Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa
prioritas utama jalan yang akan ditangani
pada ruas jalan di Kota Samarinda adalah :
Jalan Cendana di Kecamatan Sungai Kunjang
dengan bobot 0,2138; Jalan Adisucipto di
Kecamatan Samarinda Seberang dengan
bobot 0,1899; Jalan Ampera di Kecamatan
Palaran dengan bobot 0,1692; Jalan Cermai
di Kecamatan Samarinda Ulu dengan bobot
0,1395; Jalan Jelawat di Kecamatan
Samarinda Ilir dengan bobot 0,1233 dan
Jalan Merdeka di Samarinda Utara dengan
bobot 0,2580

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, (2004), Undang-Undang RI No.
32 Tahun 2004 tentang Jalan, Jakarta
2. Anonim, (1985), Peraturan Pemerintah
RI No. 26 Tahun 1985 tentang Jalan,
Jakarta
3. Departemen
Pekerjaan
Umum,
Direktorat Jenderal Bina Marga, (1995),
Petunjuk
Teknis
Pedoman
dan
Penyusunan Program Jalan Kabupate,
Prosedur Singkat Bagian B, Jakarta
4. Departemen
Pekerjaan
umum,
Direktorat Jendral Bina Marga, (1992),
Manual Pemeliharaan Rutin Jalan,
Jakarta.

ISBN No. 978-979-18342-0-9

C-103

Desy Damayanti, Ria Asih Aryani Soemitro

5. Saaty, Thomas L, (1993), Pengambilan


Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT.
Pustaka Binaman Presindo, Jakarta

ISBN No. 978-979-18342-0-9

C-104

Anda mungkin juga menyukai