JMR
Jurnal Manajemen Rekayasa
(Journal of Engineering Management)
e-ISSN: 2685-3752
ABSTRAK
Alokasi anggaran yang sangat terbatas mengharuskan adanya skala prioritas dalam pengambilan
kebijakan penanganan jalan. Skala prioritas diterapkan agar pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan
yaitu untuk meningkatkan kapasitas jalan maupun kemantapan jalan dalam rangka meningkatkan
konektivitas jaringan jalan, daya saing dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kolaka Timur. Dengan
demikian dibutuhkan suatu perencanaan strategis yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, arah
kebijakan, strategi, program dan kegiatan, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, serta kerangka
pendanaan pembangunan.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merekomendasikan penentuan prioritas strategi
peningkatan Kondisi jalan di Kabupaten Kolaka Timur. Secara rinci tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk Menentukan Strategi Prioritas yang dapat direkomendasikan untuk meningkatan kondisi jalan di
Kabupaten Kolaka Timur.
Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan
ancaman sedangkan untuk memilih strategi yang diprioritaskan digunakan Metode Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM)
Strategi peningkatan kondisi jalan di Kabupaten Kolaka Timur berada pada Kuadran IV dengan
strategi bertahan Total Kekuatan 1,03 –Total Kelemahan 1,15 diperoleh Nilai matrik IFE = - 0,78 dan
Nilai matrik EFE = Total Peluang 1,02 –Total Ancaman 1,81 = - 0,79. Hal ini menunjukkan bahwa Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan lemah dalam menghadapi ancaman.
Strategi utama untuk Peningkatan kondisi jalan di Kabupaten Kolaka Timur adalah Pemanfaatan
Teknologi Konstruksi dan sistem informasi serta menggunakan material lokal dan mengunakan peralatan
yang tersedia dalam usaha meningkatkan kondisi jalan dengan nilai TAS 2.89
1
LATAR BELAKANG
Kabupaten Kolaka Timur merupakan daerah otonomi baru sehingga memerlukan investasi yang
sangat besar di bidang infrastruktur khususnya jalan. Dari data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan
Umum Tata Ruang dan Perhubungan bahwa pada tahun 2018 dari panjang jalan 1.036,7 Km baru
4,84% yang telah diaspal dan sebagian besar (95,16%) merupakan jalan kerikil dengan tingkat
kemantapan jalan sebesar 31,21%. Data tersebut menunjukkan bahwa kondisi infrastruktur jalan di
Kabupaten Kolaka Timur perlu dilakukan penanganan secara berlanjut dan berkesinambungan.
Pemerintah Kolaka Timur juga harus mengatasi masalah kerusakan jalan. jika dibiarkan terus menerus
kerusakan jalan akan mengakibatkan biaya pemeliharaan menjadi tinggi
Alokasi anggaran yang sangat terbatas mengharuskan adanya skala prioritas dalam pengambilan
kebijakan penanganan jalan. Skala prioritas diterapkan agar pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan
yaitu untuk meningkatkan kapasitas jalan maupun kemantapan jalan dalam rangka meningkatkan
konektivitas jaringan jalan, daya saing dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kolaka Timur.
Dengan demikian dibutuhkan suatu perencanaan strategis yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,
arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, serta
kerangka pendanaan pembangunan.
Dalam satu dekade terakhir beberapa studi terdahulu telah melakukan kajian tentang strategi
pemeliharaan jalan dengan pendekatan yang berbeda. Haris 2016 mengemukakan bahwa Faktor Data
Historis Kerusakan Jalan dan kondisi fungsionalitas drainase jalan menjadi variabel yang berpengaruh
paling dominan terhadap Biaya Pemeliharaan Jalan. Strategi yang dapat digunakan dalam
mengoptimalkan biaya pemeliharaan adalah strategi jangka panjang yaitu menjaga agar kerusakan
jalan tidak sering terjadi dengan salah satu cara paling penting adalah menjaga Kondisi drainase Jalan.
Untuk menentukan prioritas pemeliharaan jalan kabupaten berdasarkan ketersediaan alokasi
dana digunakan kondisi struktur jalan, kondisi lalu lintas, kondisi pelayanan dan tuntutan masyarakat.
Sistem dan rencana anggaran prioritas biaya disusun berdasarkan rangking jenis penanganan menurut
kebutuhan dengan prioritas utama pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, peningkatan dan terakhir
rekonstruksi secara berurutan sesuai dengan ketersediaan dana yang ada tiap tahun anggaran. untuk
menentukan urutan / prioritas ruas-ruas jalan yang akan mendapatkan penanganan pemeliharaan,
dengan membagi persoalan pokok menjadi 4 elemen yang merupakan kriteria dalam penanganan
pemeliharaan jalan. Penggunaan skenario penggunaan alokasi anggaran sebesar 100%, 75%, 50%,
dan 25% ketersediaan dana, menunjukkan kondisi ketersediaan dana yang dimiliki pemerintah daerah
yang besarnya alokasi dana tidak tentu. Kriteria yang memperoleh prioritas paling tinggi adalah
kondisi struktur jalan dengan bobot 38,30 %, prioritas kedua kriteria kondisi lalu lintas dengan bobot
33,10 %, prioritas ketiga kriteria kondisi pelayanan dengan bobot 15,20 % dan terakhir kriteria
tuntutan masyarakat dengan bobot 13,40 %. Wahyudiana (2009)
METODOLOGI
penelitian ini berfokus untuk merumuskan strategi peningkatan kondisi jalan khususnya jalan
kerikil dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penanganan
jalan
Dari rangkaian survey yang dilakukan diperoleh sebanyak 5 responden yang mengisi formulir
survey. Responden tersebut berasal dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan
Kabupaten Kolaka Timur. Survey dilakukan dengan cara wawancara langsung di mana peneliti
menemui langsung para responden, dengan cara ini peneliti bisa menjelaskan secara langsung dan
berdiskusi tentang masalah yang diteliti.
Data yang diperoleh dari kuisioner penelitian dianalisis dengan beberapa alat bantu antara lain
menggunakan Matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Matriks Internal Factor Evaluation
(IFE). Matris-matriks tersebut berfungsi sebagai alat yang sering digunakan untuk memperoleh
informasi sebagai input dalam perumusan strategi. Selain itu, Matriks Strength-Weaknesses-
2
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
3
terbesar terhadap kinerja organisasi harus diberi bobot tertinggi. Jumlah seluruh bobot harus
sama dengan 1,0.
b. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor ini sangat
lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat (peringkat = 3), atau sangat kuat (peringkat
= 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus
mendapat peringkat 1 atau 2. Oleh karena itu, peringkat berbasis Organisasi, sementara bobot
di langkah 2 berbasis industri.
c. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkat untuk menentukan skor bobot bagi masing-
masing variabel.
d. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor bobot total organisasi.
e. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel untuk menentukanskor bobot total untuk
organisasi.
Terlepas dari berapa banyak faktor yang dimasukkan dalam Matriks IFE, skor bobot total
berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik tertinggi, dengan rata-rata 2,5. Skor
bobot total di bawah 2,5 mencirikan organisasi yang lemah secara internal, sedangkan skor di atas
2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.
Ketia sebuah faktor internal utama merupakan kekuatan sekaligus kelemahan organisasi,
faktor itu harus dimasukkan dua kali dalam Matriks IFE, dan bobot serta peringkat harus diberikan
pada masing-masing.Lakukan hal ini sekuantitatif mungkin
Total nilai skor untuk faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman menjadi
masukan untuk kuadran strategi dan matrik SWOT. Kuadran strategi menjelaskan jenis strategi yang
paling cocok. Kuadran strategi untuk mengidentifikasi strategi yang sesuai ditunjukkan pada Gambar
4.3. Perpotongan nilai IFE dan EFE untuk menentukan posisi di kuadran strategi, untuk menentukan
posisi kuadran adalah sebagai berikut:
Nilai matrik IFE = Total Kekuatan –
Total Kelemahan .................................. (1)
Nilai matrik EFE = Total Peluang –
Total Ancaman.......................................(2)
4
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
4) Langkah keempat, Tentukan Skor Daya Tarik (AS) didefinisikan sebagai nilai numerik yang
mengindikasi daya tarik relatif dari setiap strategi di rangkaian alternatif tertentu. Skor Daya
Tarik (Attractiveness Score—AS) ditentukan dengan cara mengamati setiap faktor eksternal atau
internal utama, pada suatu waktu tertentu, sembari mengajukan pertanyaan, ―Apakah faktor ini
mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?‖ jika jawaban atas pertanyaan ini adalah ya, strategi
kemudian perlu diperbandingkan relatif terhadap faktor utama tersebut. Secara khusus, Skor Daya
Tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif satu strategi atas
strategi yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Kisaran Skor Daya Tarik adalah 1
= tidak memiliki daya tarik, 2 = daya tariknya rendah, 3 = daya tariknya sedang, dan 4 = daya
tariknya tinggi. Kerjakanlah baris demi baris dalam mengembangkan QSPM. .Jika jawaban atas
pertanyaan di atas adalah tidak, yang mengindikasikan bahwa faktor utama yang bersangkutan
tidak memiliki pengaruh terhadap pilihan spesifik yang dibuat, jangan memberikan Skor Daya
tarik pada strategi dalam rangkaian tersebut.Gunakan tanda hubung untuk menunjukkan bahwa
suatu faktor utama tidak mempengaruhi pilihan yang dibuat. Jika jawaban atas pertanyaan di atas
adalah tidak, yang mengindikasikan bahwa faktor utama yang bersangkutan tidak memiliki
pengaruh terhadap pilihan spesifik yang dibuat, janganmemberikan Skor Daya tarik pada strategi
dalam rangkaian tersebut. Gunakan tanda hubung untuk menunjukkan bahwa suatu faktor utama
tidak mempengaruhi pilihan yang dibuat.
5) Langkah kelima, hitunglah Skor Total Nilai Daya Tarik Total (TAS). Total Nilai Daya Tarik
didefinisikan sebagai hasil kali antara bobot (Langkah 2) dengan Skor Daya Tarik (Langkah 4)
disetiap baris. Total Nilai Daya Tarik menunjukan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif
dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan eksternal atau internal penting
yang berdekatan. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik, semakin menarik strategi alternatif tersebut
(hanya dengan mempertimbangkan faktor keberhasilan penting yang berdekatan).
6) Langkah keenam, hitunglah Jumlah Total Nilai Daya Tarik. Jumlahkan Total Nilai Daya Tarik
di setiap kolom strategi QSPM. Jumlah Total Nilai Daya Tarik (Sum Total Attractiveness Scores -
STAS) menunjukkan strategi yang paling menarik di setiap rangkaian alternatif. Skor yang lebih
tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik, mengingat semua faktor eksternal dan internal
yang berkaitan yang dapat memperngaruhi keputusan strategis.Besarnya selisih antara .Jika jawaban
atas pertanyaan di atas adalah tidak, yang mengindikasikan bahwa faktor utama yang bersangkutan
tidak memiliki pengaruh terhadap pilihan spesifik yang dibuat, jangan memberikan Skor Daya tarik
pada strategi dalam rangkaian tersebut.Gunakan tanda hubung untuk menunjukkan bahwa suatu faktor
utama tidak mempengaruhi pilihan yang dibuat.
5
Tabel 1 Matriks EFE
Faktor-faktor Eksternal
No. Bobot Peringkat Skor
Utama
O Opportunities (Peluang)
Dukungan kebijakan dan 0,13 3,20 0,43
O1
regulasi
Ketersediaan Material 0,07 3,00 0,20
O2
Lokal
Tingkat Partisipasi 0,13 3,00 0,40
O3
Masyarakat
Sub Total 1 9,20 1,03
T Treath (Ancaman)
T1 Kondisi Jalan 0,20 1,60 0,32
Intervensi Politik 0,20 1,60 0,32
T2 terhadap program
pembangunan
T3 Pembebasan Lahan 0,13 1,80 0,24
T4 Beban Kendaraan 0,13 2,00 0,27
Sub Total 2 0,67 7,00 1,15
Total 1,00 16,20 2,17
Faktor-faktor Internal
No. Bobot Peringkat Skor
Utama
S. Strengh (Kekuatan)
S1 Dukungan Komitmen dan 0,10 1,80 0,18
budaya organisasi
S2 Dukungan teknologi 0,18 3,40 0,63
konstruksi dan sistem
informasi
S3 Ketersediaan Peralatan 0,11 2,00 0,22
sub total 1 0,39 7,20 1,02
W. Weakness (Kelemahan)
W1 Keterbatasan Anggaran 0,18 3,40 0,63
W2 Jumlah SDM yang belum 0,17 3,20 0,56
memadai
W3 Lemahnya sistem 0,09 1,60 0,14
pengendalian internal
W4 Minimnya Kualitas Jalan 0,16 3,00 0,49
sub total 2 0,61 11,20 1,81
Total 1,00 18,40 2,83
6
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
= 1,02 – 1,81
= - 0,79
Perpotongan nilai IFE dan EFE untuk menentukan posisi di kuadran strategi.
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa strategi peningkatan kondisi jalan di Kabupaten
Kolaka Timur berada pada Kuadran IV dengan strategi bertahan. Hal ini menunjukkan bahwa Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan lemah dalam menghadapi ancaman. Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan dinajurkan menggunakan strategi bertahan,
dengan mengandalkan kinerja internal sehingga kinerja tersebut tidak menurun lebih jauh. Strategi
bertahan ini harus dilaksanakan sementara upaya untuk meningkatkan kekuatan dan memaksimalkan
peluang harus terus berlanjut.
Peluang
(opportunities)
1,02
0,5
EFE
Kelemahan IFE Kekuatan
(Weakness) -1 -0,5 -0,12 0,5 1 (Strengh)
1,15 1,03
-0,5
-1
Ancaman
(Treath)
1,81
Matriks SWOT
Dengan berfokus pada strategi bertahan, maka di rumuskan strategi Peningkatan Kondisi Jalan
dalam matriks SWOT dengan mengkombinasikan faktor-faktor internal dan eksternal sebagaimana
diperlihatkan dalam tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3 Matriks Swot
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa terdapat 8 rumusan strategi yang dihasilkan sebagai
berikut :
1) Optimalisasi komitmen dan budaya organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan
Perhubungan dalam usaha meningkatkan kondisi jalan sesuai dengan kebijakan dan regulasi
7
2) Pemanfaatan Teknologi Konstruksi dan sistem informasi serta menggunakan material lokal dan
mengunakan peralatan yang tersedia dalam usaha meningkatkan kondisi jalan
3) Pemanfaatan sistem informasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mempertahankan
kondisi jalan
4) Pemanfaatan teknologi konstruksi sesuai dengan Kondisi Jalan di Kabupaten Kolaka Timur
5) Memanfaatkan material lokal sebagai salah satu cara efisinsi anggaran
6) Peningkatan kapasitas SDM dengan menambah pengetahuan tentang kebijakan dan regulasi
mengenai peningkatan dan pemeliharaan jalan
7) Mengakomodir kepentingan Politik terhadap program pembangunan dalam penganggaran yang
sesuai dengan prioritas pembangunan
8) Meningkatkan pengawasan dalam mengatasi permasalahan beban kendaraan
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Berdasarkan tabel 4 tersebut, maka diperoleh strategi utama untuk Peningkatan kondisi jalan di
Kabupaten Kolaka Timur adalah Pemanfaatan Teknologi Konstruksi dan sistem informasi serta
menggunakan material lokal dan mengunakan peralatan yang tersedia dalam usaha meningkatkan
kondisi jalan. Kebijakan ini menjadi prioritas utama karena sangat relevan dengan kondisi di kabupaten
kolaka timur yang anggaran untuk peningkatan kondisi jalan yang sangat kecil sehingga diharapkan
dengan Pemanfaatan Teknologi Konstruksi dan sistem informasi serta menggunakan material lokal dan
mengunakan peralatan yang tersedia dapat meningkatkan kondisi jalan di Kabupaten Kolaka Timur
8
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) e-ISSN: 2685-3752
2) Strategi utama untuk Peningkatan kondisi jalan di Kabupaten Kolaka Timur adalah Pemanfaatan
Teknologi Konstruksi dan sistem informasi serta menggunakan material lokal dan mengunakan
peralatan yang tersedia dalam usaha meningkatkan kondisi jalan dengan nilai TAS 2.89
Saran
1) Perlunya perhatian yang besar dari Pemerintah sebagai pihak yang berwenang dalam
penyelenggaraan Jalan Kabupaten, memperhatikan kinerja jaringan jalan, mengingat keberadaan
jalan sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan perekonomian penduduk.
2) Perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap penilaian kuantitas dan kualitas hasil
pembangunan di bidang jalan, sehingga dapat dirumuskan berbagai upaya peningkatan efisiensi
dan efektivitas.
3) Perlu diadakan kajian lebih dalam hal penentuan kebijakan untuk meningkatkan kondisi jalan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kolaka Timur. 2019. Kolaka Timur Dalam Angka 2019.
Choudhary, Sandeep and P. K. Agarwal. 2013. ―An Innovative Strategy for Maintenance of Highway
Pavement.‖ International Journal of Engineering Research and Applications 3(3):54–60.
David, Fred R. 2011. Strategic Management: Concepts and Cases/Fred R. Vol. 31.
Direktorat Jendral Binamarga. 2017. Manual Desain Perkerasan. Revisi. Jakarta: Kementerian
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
de FRETES, Richard A., Purnomo B. Santoso, Rudy Soenoko, and Murty Astuti. 2013. ―Strategi
Perencanaan Dan Pengembangan Industri Pariwisata Dengan Menggunakan Metode SWOT
Dan QSPM (Studi Kasus Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon).‖ Rekayasa Mesin
4(2):109–18.
Haris, Moh. 2016. ―Model Prediksi Anggaran Biaya Pemeliharaan Jalan Provinsi Di Kabupaten
Pamekasan.‖ Jurnal Rekayasa Tenik Sipil Universitas Madura Vol. 1 No.
Kamil, Insannul, Mego Plamonia, Irsyadul Halim, Ivan Moharya Kasim, and Buang Alias. 2017.
―Pendekatan Baru Strategi Pemeliharaan Aset Infrastruktur Jalan Raya Berkelanjutan Di
Indonesia.‖ Simposium II UNIID 2017 2(1):53–61.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2017. PEMEN PUPR NOMOR
21/PRT/M/2017. Jakarta: Kementrerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Laksono, Anggoro Djati. 2010. ―Model Penerapan Standar Mutu Pada Pekerjaan Pemeliharaan Jalan
Ditinjau Dari Kompetensi SDM Pengelola.‖ Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
McMillan, J. H., & Schumacher, S. 2001. Research in Education: A Conceptual Introduction (5th Ed.).
5th ed. New York: Longman.
Moloeng, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Pazouki, M., S. A. Jozi, and Y. A. Ziari. 2017. ―Strategic Management in Urban Environment Using
SWOT and QSPM Model.‖ Global Journal of Environmental Science and Management
3(2):207–16.
Purangga, Galih Putra. 2016. ―Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunies, Treaths (SWOT) Dalam
Strategi Bersaing Bisnis Pada Baitul Mal Wat Tamwil Berkah Trenggalek.‖
Rutoto, Sabar. 2007. ―Pengantar Metedologi Penelitian.‖ FKIP: Universitas Muria Kudus.
Saleh, Sofyan M., Ofyar Z. Tamin, Ade Sjafruddin, and Russ Bona Frazila. 2009. ―Pengaruh Muatan
Truk Berlebih Terhadap Biaya Pemeliharaan Jalan.‖ Jurnal Transportasi 9(1).
Saputro, Dian Agung, Ludfi Djakfar, and Arief Rachmansyah. 2012. ―Evaluasi Kondisi Jalan Dan
Pengembangan Prioritas Penanganannya (Studi Kasus Di Kecamatan Kepanjen Kabupaten
Malang).‖ Rekayasa Sipil 5(2):76–83.
Singarimbun, Masri and Sofian Effendi. 1989. ―Metodologi Penelitian Survei.‖ Jakarta: LP3ES.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
9
Syazwan Ab Talib, Mohamed and Abu Bakar Abdul Hamid. 2014. ―Halal Logistics in Malaysia: A
SWOT Analysis.‖ Journal of Islamic Marketing 5(3):322–43.
Wahyudiana. 2009. ―Penentuan Prioritas Pemeliharaan Jalan Kabupaten Berdasarkan Ketersediaan
Alokasi Dana ( Studi Kasus Jalan Kabupaten Di Kabupaten Tulungagung ).‖ Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Wang, X. P., Jun Zhang, and Ting Yang. 2014. ―Hybrid SWOT Approach for Strategic Planning and
Formulation in China Worldwide Express Mail Service.‖ Journal of Applied Research and
Technology 12(2):230–38.
Wheelen, Thomas L. and J. David Hunger. 2011. Concepts in Strategic Management and Business
Policy. Pearson Education India.
Yoni, Acep, Sri Kunthi Ambarwati, and Herry Purwanto. 2010. ―Menyusun Penelitian Tindakan
Kelas.‖ Yogyakarta: Familia.
10