Anda di halaman 1dari 15

KELAYAKAN EKONOMI RENCANA PEMBANGUNAN

JALAN KRUENG MEUSAGOP – TEUPIN MANE DARI


ASPEK PRODUCER SUPRPLUS

TUGAS EKONOMI TRANSPORTASI

Dikerjakan Oleh :

AZHARI
2004201010011

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan


pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat dan
perkembangan wilayah baik itu daerah perdesaan maupun daerah yang lainnya. Prasarana
transportasi yang ada dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan
sumberdaya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi didaerah ini
menyebabkan pengurangan konsentrasi tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan
ketrampilan pada wilayah tertentu, selain untuk prasarana transportasi juga untuk membuka
peluang kegiatan perdagangan antar wilayah dan mengurangi perbedaan antar wilayah
sehingga mendorong terjadinya pembangunan antar wilayah.
Kegiatan ekonomi masyarakat ini akan berkembang apabila mempunyai prasarana
dan sarana transportasi yang baik untuk aksesibilitas. Aksesibilitas ini dapat memacu proses
interaksi antar wilayah sampai ke daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan
pembangunan. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Bireuen melalui Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Bireuen berencana membuka isolasi dan koneksitas antar wilayah
dengan Program Pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane Kecamatan Simpang
Mamplam – Juli. Pembangunan jaringan jalan sebagai urat nadi perekonomian nasional
umumnya dan daerah pada khususnya diharapkan mampu menghubungkan jalan lintas
maupun meningkatkan koneksitas agar senantiasa dapat berfungsi untuk mendukung
kelancaran arus lalu lintas orang dan barang/jasa dalam rangka percepatan pemulihan
ekonomi dengan tetap menjaga lingkungan.
Luas lahan komoditi unggulan pada 7 Kecamatan yang mengalami producer surplus.
Jenis palawija yang diusahakan masyarakat adalah kedelai, jagung. kacang tanah, kacang
hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Kendala yang dihadapi oleh masyarakat petani didaerah tersebut
adalah belum terbukanya kawasan daerah tersebut sehingga sangat menyulitkan dalam
memasarkan hasil produksi pertanian mereka yang layak.
Pembangunan jalan dapat saja memberikan alternatif rute baru dan akan
meningkatkan aksesibilitas penduduk disekitar jalan yang direncanakan pada umumnya.
Perbaikan aksesibilitas ini akan terjadi peningkatan pergerakan masyarakat yang ada di
sekitar rute jalan tersebut untuk mencapai lokasi kegiatan ekonomi atau hiburan, kesehatan
dan sebagainya. Peningkatan aksesibilitas ini akan merangsang pertumbuhan ekonomi yang
terdapat di wilayah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah pembangunan Jalan Krueng Mesagop -
Teupin Mane dapat meningkatkan producer surplus dibidang perkebunan, pertanian dan
peternakan sehingga layak untuk dibangun.
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan tujuan untuk memberi arah yang lebih
jelas sehingga menghindari luasnya evaluasi. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Mengevaluasi kelayakan ekonomi pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin
Mane berdasarkan metode producer surplus dalam ekonomi transportasi.
2. Harga satuan diasumsikan sama selama rentang waktu kajian.
3. Pengembangan Wilayah dan Producer surplus pada lokasi pembangunan Jalan
Krueng Meusagop - Teupin Mane sehingga terjadinya koneksi jalan di semua
kecamatan.
4. Producer surplus yang dikaji hanya pada bidang perkebunan, pertanian dan
peternakan.

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang didapatkan dari segi pengembangan
wilayah dan producer surplus akibat pembangunan jalan ini dan mengevaluasi kelayakan
ekonomi berdasarkan Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate
Return (IRR).

1.4 Manfaat Penelitian


Sebagai pengetahuan bagi penulis dalam melakukan kajian tentang manfaat ekonomi
pembangunan jalan dan juga masukan bagi Pemerintah Kabupaten Bireuen dalam mengambil
kebijakan dalam rencana pembangunan jalan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jalan


Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun (2006), jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air
kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 34 tahun (2006) jalan umum adalah jalan yang
diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Menurut statusnya dapat dikelompokkan menjadi jalan
nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa.

2.2 Metode Producer Surplus


Analisa Producer Surplus merupakan parameter evaluasi kelayakan proyek, Konsep
pendekatan Producer Surplus menetapkan kriteria keuntungan (benefit) yang digunakan
adalah berupa semua surplus yang dinikmati oleh produsen barang dan jasa yang dijual dan
tercakup dalam daerah pengaruh proyek.

2.3 Evaluasi Kelayakan Ekonomi


Menurut Tamin, dkk (1999), perhitungan kelayakan pembangunan atau peningkatan
jalan dilakukan dengan menghitung beberapa parameter kelayakan ekonomi yaitu, BCR,
NPV dan IRR. Pada prinsipnya perhitungan kelayakan pembangunan jalan mengacu pada
perbandingan antara kondisi/skenario tanpa dan dengan proyek, sehingga diketahui
keuntungan yang timbul karena adanya pembangunan jalan. 3 (tiga) skenario tingkat suku
bunga diuji masing-masing merefleksikan kondisi ekonomi makro. Tingkat suku bunga
tersebut adalah sebesar 10%, 12% dan 15% per tahun. Estimasi perencana yang digunakan
adalah 20 tahun, dengan harapan agar selama umur tersebut, keuntungan yang dihasilkan
dapat menutup biaya yang dikeluarkan.
Benefit cost ratio (BCR)
Menurut Tumin (2008), benefit cost ratio adalah nisbah antara present value benefit
dibagi dengan present value cost. Hasil BCR dari suatu proyek dikatakan layak secara
finansial bila nilai BCR lebih besar dari 1 (>1).
Net present value (NPV)
Menurut Tamin (2008), net present value adalah selisih antara present value benefit
dikurangi dengan present value cost. Hasil NPV dari suatu proyek dikatakan layak secara
finansial adalah yang menghasilkan nilai NPV bernilai positif.

Internal rate of return (IRR)


Menurut Tamin (2008), internal rate of return digunakan untuk mengetahui tingkat
suku bunga pada saat nilai NPV = 0. Nilai IRR dari suatu proyek harus lebih besar dari nilai
suku bunga yang berlaku atau yang ditetapkan metoda tingkat pengembalian (IRR)
berdasarkan pada penentuan nilai tingkat suku bunga yang berlaku, dimana semua
keuntungan masa depan yang diekuivalenkan ke nilai sekarang sama dengan biaya kapital.

Analisis Sensitivitas
Menurut Tamin (2008), Analisis Sensitivitas ini dilakukan untuk menunjukkan
seberapa peka parameter ekonomi yang didapatkan, dibandingkan dengan perubahan yang
digunakan, seperti tingkat suku bunga, biaya dan manfaat kontruksi.

BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap mulai dari perumusan
masalah, pengumpulan data, pengolahan data, hasil dan pembahasan serta kesimpulan dan
saran. Pengolahan data menggunakan komputerisasi mengunakan program Microsoft Excel.

3.1 Kerangka Penelitian


Penelitian ini fokus pada kondisi sesudah pembangunan jalan. Penelitian dilaksanakan
dalam 5 (lima) tahapan. Pertama, studi teori-teori yang berkaitan dengan kelayakan ekonomi
pembangunan jalan dan bahan yang lainnya yang dianggap berhubungan, seperti tentang
desain jalan, layout konstruksi, dan keselamatan jalan. Tahap kedua adalah pemilihan tempat
penelitian. Tahap ketiga adalah pengumpulan data termasuk penggunaan data penelitian
sebelumnya. Tahap keempat adalah evaluasi, penelaahan manfaat dan biaya konstruksi jalan
terhadap kelayakan ekonomi. Tahap kelima adalah pengambilan kesimpulan.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Bireuen tepatnya di Jalan Krueng
Meusagop - Toupin Mane Kecamatan Simpang Mamplam - Kecamatan Juli Kabupaten
Bireuen Provinsi Aceh.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Dalam pelaksanaan suatu studi penelitian perlu dilakukan pengumpulan data, yang
mana kemudian data tersebut dianalisa. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan hanya
data sekunder saja, Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi yang terkait
sebagai data penunjang. Adapun cara mendapatkan data dalam penelitian ini adalah dengan
mengunjungi instansi terkait untuk sebagai berikut:
 Data RTRW dari Bappeda Kabupaten Bireuen
 Data Teknis Jalan/Perencanaan Jalan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kah Bireuen
 Data Statistik dari BPS Kabupaten Bireuen
 Data Pertanian dari Dinas PertAnian, Perkebunan dan Peternakan Kab. Bireuen
 Serta Instansi terkait lainnya

3.4 Metode Pengolahan Data


Setelah data diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan data berdasarkan rumus-
rumus dan teori yang telah dikemukakan. Pada penelitian ini menggunakan metode producer
surplus dalam ekonomi transportasi selanjutnya mengevaluasi kelayakan ekonomi dengan
indikator BCR. NPV, IRR dan Analisis sensitivitas

3.5 Metode Producer Surplus


Konsep pendekatan producer surplus merupakan kriteria keuntungan (benefit) yang
digunakan adalah berupa semua surplus yang dinikmati oleh produsen barang dan jasa yang
dijual dan tercangkup dalam daerah pengaruh proyek. Pada penelitian ini dilakukan beberapa
skenario yang mencangkup bidang perkebunan, pertanian dan peternakan. Skenario yang
dilakukan berpedoman pada rencana pola ruang Kabupaten Biretien tahun 2012-2032.
3.6 Evaluasi Kelayakan Ekonomi
Evaluasi kelayakan ekonomi pada pembangunan Jalan Kr. Meusagop - Teupin Mane
berdasarkan indikator ekonomi BCR, NPV, IRR serta Analisis Sensitivitas Evaluasi ini
membandingkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan jalan ini dengan
besarnya manfaat ekonomi yang didapat dalam masa analisa 20 tahun sejak jalan dibuka.

3.6.1 Benefit Cost Ratio (BCR)


Benefit cost ratio didapat dengan cara membandingkan total nilai penerimaan atau
manfiuat dari pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane dibagi dengan total nilai
pengeluaran dari pembangunan jalan tersebut pada tingkat suku bunga 10%, 12% dan 15%.
Nilai total penerimaan tersebut diproyeksikan hingga 20 tahun sejak jalan dibuka.

3.6.2 Net Present Value (NPV)


Nilai NPV diperoleh dengan cara mencari selisih dari total penerimaan atau manfaat
yang didapat dari pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane berupa skenario
peningkatan hasil produksi dikurangi dengan total nilai biaya yang dikeluarkan untuk
pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane pada tingkat suku bunga 10%, 12%,
dan 15%. Pembangunan jalan ini akan sangat bermanfaat apabila nilai NPV bernilai positif,
sementara nilai NPV bernilai negatif pembangunan jalan ini tidak layak dan jika nilai NPV -
artinya tingkat pengembalian yang didapat setara dengan tingkat suku bunga bank.

3.6.3 Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) digunakan untuk mengetahui tingkat suku bunga pada
kondisi NPV = 0, Metode yang digunakan untuk memperoleh NPV = 0 adalah dengan cam
trial dan error sampai i (nilai suku bunga yang sesuai dan diperoleh dengan cara interpolasi.
Perhitungan Nilai IRR digunakan Persamaan 2.40

3.6.4 Analisis Sensitivitas


Analisis sensitivitas ini dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa peka parameter
ekonomi yang dianalisis pada pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane jika
dibandingkan dengan perubahan variabel yang digunakan. Dalam hal ini tabel analisis
sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Sensitivitas Riset 10 %
Net Present Value
Jenis Skenario BCR IRR %
(Ribu Rp)
Biaya Manfaa
10 % 12 % 15 % 10 % 12 % 15 %
Proyek t
I Tetap 0
II +10 % Tetap
III -10 % Tetap
IV Tetap +10 %
V Tetap - 10 %
VI +10 % - 10 %
VII - 10 % +10 %
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukakan pada Proyek Jalan Krueng Meusagop - Teupin Manc yang
terletak Kecamatan Simpang Mamplam Juli, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Jalan ini
menghubungkan wilayah barat dan wilayah tengah di sebelah selatan Kabupaten Bireuen.

4.2 Hasil
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data dengan menggunakan rumus-
rumus dan teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya maka diperoleh hasil sesuai dengan
tujuan penelitian ini adalah :
1. Pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane Kecamatan Simpang
Mamplam Juli dengan panjang total  0,90 Km dengan kondisi dari arah Simpang
Mamplam ke Krueng Meusugop sudah teraspal sepanjang  3.93 Km dan dari arah
Teupin Mane ke Sarah Sirong sudah teraspal  6,57 Km dan masih jalan setapak
sepanjang  40,40 Km.
2. Hasil pengolahan data dengan asumsi yang dilakukan pada penelitian ini
menunjukkan bahwa pembangunan jalan tersebut sangat bermanfaat untuk
meningkatkan surplus bagi petani dan pengembangan wilayah.

4.3 Analisa Biaya Proyek


Biaya pembangunan Jalan Krueng Meusagop Teupin - Mane yang meliputi biaya
SID, FS, DED, pengawasan, pembangunan konstruksi dan pemeliharaan rutin maupun berala,
sudah termasuk biaya pembebasan lahan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Bireuen, Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pembangunan jalan tersebut
adalah sebesar Rp. 361.076.330.000,- sudah termasuk PPn 10%. Biaya Survey Investigasi
Desain (SID) sebesar Rp. 965.800.000,- , biaya Analisis Dampak Lingkungan sebesar
Rp 700.000.000,- , biaya Detail Engineering Design (DED) sebesar Rp. 800.000.000,- dan
biaya pengawasan sebesar Rp. 1.900.000.000,- . Sedangkan biaya pemeliharaan rutin sebesar
Rp. 1.010.000.000,- per tahun dan biaya pemeliharaan berkala sebesar Rp. 18.180.000.000,-
per lima tahun.
4.4 Manfaat Proyek
Manfaat atau keuntungan yang diperoleh akibat pembangunan Jalan Krueng
Meusagop - Teupin Mane ini sesuai dengan batasan penelitian ini hanya ditinjau producer
surplus yaitu berupa keuntungan sosial ekonomi masyarakat. Keuntungan sosial masyarakat
dapat merasakan manfaat pembangun jalan tersebut, terbukanya isolasi daerah, meningkatnya
perekonomian masyarakat, kemudahan akses transportasi dan sebagai jalan alternatif dan
juga membuka peluang pengembangan wilayah di sepanjang jalan tersebut. Selain itu,
manfaat finansial yang mungkin diperoleh dapat berupa meningkatnya harga jual-beli tanah
disekitar jalan ini dan meningkatkan hasil produksi masyarakat baik dari bidang perkebunan,
pertanian dan peternakan. Pada penelitian ini komponen manfaat proyek hanya ditinjau dari
manfaat surplus hasil poduksi perkebunan, pertanian dan peternakan.
Manfaat pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane hingga pada 20 tahun
sejak jalan dibuka (tahun 2020-2040) adalah sebesar Rp. 1.999.258.117.000,- (ditinjau dari
asumsi surplus dari bidang perkebunan, pertanian dan peternakan). Manfaat pada bidang
perkebunan diperoleh sebesar Rp. 790.074.000.000,-, pertanian Rp. 753.843.376.000,- dan
dibidang peternakan sebesar Rp. 455.340.741.000,-. Sedangkan biaya proyek dan biaya
perawatan rutin dan berkala berjumlah Rp. 425.716.330.000. Berdasarkan hasil tersebut
untuk pembangunan jalan ini memiliki manfaat yang cukup besar bila dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan.

4.5 Metode Producer Surplus


Pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane terletak di 7 (tujuh) kecamatan
yaitu Kecamatan Simpang Mamplam, Pandrih, Jeunieb, Peulimbang, Peudada, Jeumpa dan
Juli. Pembangunan jalan ini diasumsikan dapat meningkatkan hasil produksi masyarakat
disekitar lokasi pembangunan jalan yang mengacu kepada pola tata ruang Kabupaten
Bireuen. Skenario yang dilakukan berpedoman pada rencana pola ruang Kabupaten Bireuen
tahun 2012-2032. Pada penelitian ini skenario dilakukan dibidang perkebunan, pertanian dan
peternakan.
4.6 Evaluasi Kelayakan Ekonomi
Untuk mengetahui biaya dan manfaat proyek akibat pembangunan jalan ini mala
dilakukun analisa cashflow dari masing-masing kriteria kelayakan ekonomi. Kriteria
kelayakan ekonomi dengan discount rate 10%, 12% dan 15%. Evaluasi kelayakan ekonomi
ini dilakukan selama 20 tahun sejak jalan dibuka atau selama umur rencana atau masa
layanan jalan. Masa layanan jalan diperkirakan mulai tahun 2020 sampai tahun 2040.

4.6.1 Benefit Cost Ratio (BCR)


BCR merupakan perbandingan nilai manfaat dengan biaya. Nilai BCR yang diperoleh
pada tahun ke 20 analisa sejak jalan dibuka pada discount rate 10% adalah 1.32, discount rate
12% adalah 1.06 dan pada discount rate 15% adalah 0,77. Berdasarkan nilai BCR nya sesuai
dengan syarat kelayakan (syarat BCR > 1), maka nilai BCR menunjukkan pembangunan
jalan ini menguntungkan pada tahun ke 20 analisa untuk discount rate 10% dan 12%, maka
nilai BCR yang diperoleh menunjukkan bahwa pembangunan jalan ini layak untuk dibangun
karena perbandingan nilai manfaatnya lebih besar dibanding dengan biaya proyek.

4.6.2 Net present value (NPV)


NPV merupakan nilai keuntungan bersih atau nilai manfaat dari pelaksanaan proyek
setelah dikurangi biaya. Nilai NPV yang diperoleh tahun ke 20 analisa sejak jalan dibuka atau
tahun ke 20 pada discount rate 10% adalah Rp. 89.228.473.000,- pada discount rate 12%
benilai Rp. 14.409.843.000,- dan pada discount rate 15% bernilai Rp. -54.969.003.000, Nilai
NPV dari ke 3 discount rate tersebut diatas yang bernilai positif pada discount rate 10% dan
12%, sedangkan pada discount rate 1596 bernilai negatif Berdasarkan nilai NPV tersebut
keuntungan yang diperoleh untuk pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane ada
pada discount rate 10% dan 12%.

4.6.3 Internal rate of return (IRR)


IRR merupakan besaran yang menunjukan nilai discount rate pada saat nilai NPV = 0
untuk pengembalian biaya investasi akibat pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin
Mane. Nilai IRR yang diperoleh dengan metode coba coba untuk beberapa suku bunga pada
tahun ke 20 analisa sejak jalan dibuka atau tahun ke 25, NPV - 0 didapat pada discount rate
12,49, ini menimjukkan bahwa pembangunan Jalan Krueng Meusagop Teupin Mane layak
untuk dilakukan Sedangkan pada discount rate diatas 12,49 12,49) akan bernilai negatif
artinya pengembalian investasi pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane akan
mengalami kerugian.

4.6.4 Analisis Sensitivitas


Analisis sensitivitas dilakukan terhadap dari parameter kelayakan ekonomi
pernbangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane: Analisis ini dilakukan dengan
skenario penambahan atau pengurangan 10% untuk manfaat dan biaya, hasil perhitungannya
dapat dilihat Tabel 4.1 dan 4.2.
Untuk kriteria ekonomi parameter NVP pada discount rate 10% nilai yang paling
besar adalah pada skenario VII sebesar (Ribu Rp. 190.808734),- dan yang paling kecil pada
skenario 1 (-Ribu Rp. 234.36I.085). Nilai paramater BCR discount rate 10% yang paling
besar adalah pada skenario VII yaitu sebesar 1,90 dan yang paling kecil 0 pada skenario I
sebesar 0. Sedangkan pada Nilai IRR paling besar diperoleh pada skenario VII sebesar
15,862% dan yang paling kecil adalah pada skenario I sebesar 0.

Tabel 4.1 Analisis Sensitivitas Terhadap Parameter NPV Dari Pembangunan Jalan
Krueng Meusagop – Teupin Mane Kabupaten Bireuen

Jenis Skenario Net Present Value


No Biaya
Manfaat 10 % 12 % 15 %
Proyek
I Tetap 0 (234.361.085) (221.007.674) (204.114.772)
II +10 % Tetap 61.630.074 (11.494.620) (78.713.260)
III -10 % Tetap 116.826.872 40.314.306 (31.224.746)
IV Tetap +10 % 125.749.719 41.755.290 (36.721.647)
V Tetap - 10 % 52.707.227 (12.935.604) (73.216.360)
VI +10 % - 10 % 70.894.024 3.000.581 (60.300.039)
VII - 10 % +10 % 190.808.734 101.893.009 17.017.629

Tabel 4.2 Analisis Sensitivitas Terhadap Parameter BCR dan IRR Dari Pembangunan
Jalan Krueng Meusagop – Teupin Mane Kabupaten Bireuen

Jenis Skenario BCR IRR %


No Biaya
Manfaat 10 % 12 % 15 %
Proyek
I Tetap 0 0,00 0,00 0,00 0,000 %
II +10 % Tetap 1,20 0,96 0,70 11,628 %
III -10 % Tetap 1,47 1,17 0,85 13,476 %
IV Tetap +10 % 1,46 1,16 0,85 13,382 %
V Tetap - 10 % 1,19 0,95 0,69 11,538 %
VI +10 % - 10 % 1,27 1,01 0,73 12,109 %
VII - 10 % +10 % 1,90 1,51 1,09 15,862 %
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran diambil dari hasil pengolahan data dan analisis Kelayakan
Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane dari Aspek
Producer Surplus.

5.1 Kesimpulan
1. Hasil skenario selama 20 tahun sejak jalan dibuka Pemerintah Kabupaten Bireuen
dengan menginvestasikan modal sebesar Rp. 425.716.330.000, memperoleh manfaat
dan keuntungan ekonomi sebesar Rp. 1.999.258.117.000,- dengan rincian pada bidang
perkebunan sebesar Rp. 790.074.000.000,-, bidang pertanian sebesar Rp.
753.843.376.000,- dan bidang peternakan sebesar Rp. 455.340.741.000,-
2. Berdasarkan evaluasi ekonomi pembangunan jalan ini dengan masa analisa 20 tahun
sudah memenuhi standar kelayakan ekonomi pada discount rate 10% nilai BCR 1,32
nilai NPV Rp. 89.228.473.000,- discount rate 12% nilai BCR 1.06 nilai NPV Rp.
14.409.843.000,-
3. Nilai IRR yang diperoleh pada penelitian ini pada discount rate 12,49%, ini
menunjukkan bahwa pembangunan Jalan Krueng Meusagop - Teupin Mane
mempunyai manfaat untuk dilakukan bila IRR dengan discount rate di bawah 12.49%
( 12,49%).
4. Analisis sensitivitas terhadap discount rate 10% menunjukkan nilai tertinggi pada
sensitivitas VII (biaya -10% dan manfaat +10) dengan nilai NPV Rp.
190.808.734.000,- dan BCR sebesar 1,90 dan nilai IRR 15,8629%,

5.2 Saran-saran
1. Pembangunan Jalan Krueng Meusagop- Teupin Mane sangat layak dibangun untuk
tercapainya pengembangan wilayah dari keterisoliran dan juga menjadi jalan alteratif
masyarakat dari wilayah tengah Aceh apabila jalan dalam Kota Bireuen nantinya
terjadi kemacetan.
2. Pada penelitian ini tidak ditinjau dari aspek consumer surplus, untuk hasil yang lebih
konprehensif maka analisa kelayakan ekonomi perlu ditinjau dari aspek consumer
surplus dan menjadi kelanjutan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

MKJL, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Hinu Marga, Jakarta

PP RI No 34, 2006, Peraturan Pemerintah Tentang Jalan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia RI, Jakarta

Setijowarno & Fazila, 2001, Pengantar Sistem Transportasi, Universitas Katolik


Soegipranata, Semarang.

Anonim, 2010, Perencanaan Lalu Lintas dan Ekonomi Transportasi, Badan Asosiasi
Sertifikasi Pusat HPJI, Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum, 2005, Pedoman Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan,


Puslitbang Prasarana Transportasi, Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum, 2005, Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan, Direktorat
Jenderal Bina Marga. Jakarta

Anny Mulyani, dkk, 2003, Basis Data Tanah Gambut di Indonesia, Balitbang Pertanian, Balai
Penelitian Agroklimat dn Hidrologi, Bogor

Bukhari RA & Sofyan, M.S, 2002, Rekayasa Lalu Lintas 1. Universitas Syiah, Kuala Banda
Aceh

Sukamto, H. 2005. Kamus Pertanian, Penerbit CV. Ancka Ilmu, Semarang

Husin, M.N. Helmi & Gani, F.A, 2010, Pedoman Pemeliharaan Kerhou di Pedesan Bahan
Kuliah Jurusan Peternakan, Universitas Syiah Kuala.

Iwan, 2014, Kajian Manfaat Pembangunan Jalan Alternatif Mendale Simpang Kraft
Kabupaten Mat Tau Tesis Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Ruhdi Faisal, 2014, Kajian Manfaat Pembangunan Jalan Berdasarkan Analisa Producer
Surplus dalam Ekonomi Transportasi (Studi Kasus Jalan Kebayakan Simpang Kraft,
Aceh), Tesis Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Tamin, OZ, 2008, Perencanaan. Permodelan dan Rekayasa Transportasi, Penerbit ITB,
Bandung

LPTP, 2002, Laporan Hasil Penelitian, Lokal Pengkajian Teknologi Pertanian (1.PTP),
Banda Aceh

Tamin, O.Z, Rahmah & Frazila, 1999, Kajian Kelayakan Jalur lintas Selatan di Provinsi Jawa
Timur. Jurnal Universitas Tarumanagara. pp. 401-423.
BPS Bireuen, 2014, Bireuen Dalam Angka, Aceh
Bappeda Bireuen, 2012, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Bireuen 2012-2032

Mulai

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Sekunder
 Peta Provinsi Aceh
 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Bireuen
 Data Teknis Jalan
 Biaya Pembangunan Jalan
 Luas Daerah Komoditi Perkebunan, Pertanian, dan Peternakan
 Hasil Komoditi Perkebunan, Pertanian, dan Peternakan
 Harga Komoditi Perkebunan, Pertanian, dan Peternakan di lokasi produksi

Pengelolaan Data

Manfaat Proyek Menggunakan Metode Producer Surplus


 Skenario Bidang Perkebunan
 Skenario Bidang Pertanian
 Skenario Bidang Peternakan
x

Evaluasi Kelayakan Ekonomi

NPV, BCR, IRR, dan Sensitivitas

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai