Anda di halaman 1dari 72

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN


NASABAH DALAM MENABUNG DI BANK SYARIAH
(Studi Kasus di Masyarakat Desa Kupal Kec. Bacan Selatan)

OLEH

ASRIAN ASRUL
16.140.042

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
2022
SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN


NASABAH DALAM MENABUNG DI BANK SYARIAH
(Studi Kasus di Masyarakat Desa Kupal Kec. Bacan Selatan)

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar S1 Pada Program Studi


Perbankan Syariah

OLEH

ASRIAN ASRUL
16.140.042

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
2022

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Takdir Allah lebih baik dari harapan dan rencanamu“

“Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kamu berusaha menagkapnya, ia akan lari. Tapi
kalau kamu membelakanginya, ia tak punya pilihan selain mengikutimu”

(Ibnu Qayyim Al Jauziyyah)

Persembahan

Skripsi ini ku persembahkan kepada istriku tercinta “Sri Wahyuni Rifai dan
anakku Alm. “Nurul Asni” serta kedua orang tua ku tercenti Ayahanda “Irwan
Tomaidi” dan Ibunda “Lin Tan” yang selalu menasehatiku, memberi kasih
sayang, dukungan, semangat dan dorongan serta doa yang tiada habis-habisnya

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawa ini:

Nama : Asrian Asrul

ii
Nim : 16140042

Fakultas/Jurusan/Prodi : Ekonomi dan Bisnis Islam/S1 Perbankan Syari’ah

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Keputusan Nasabah Dalam Menabung Di Bank
Syariah (Studi Kasus Di Masyarakat Desa Kupal
Kec. Bacan Selatan)

Menyatakanbahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil


penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya
dan telah disebutkan dalam daftar pustaka.

Ternate, 3 Oktober 2022

Asrian Asrul
Nim : 16.140.067

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal yang disusun oleh Asrian Asrul: Nim 16.140.042. Program Studi S1
Perbankan Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilih

iii
Menabung Di Bank Syariah (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Kupal Kec.
Bacan Selatan),” telah diperiksa dan disetujui untuk dimunaqasahkan.

Ternate, 3 Oktober 2022

Pembimbing I Pembimbing II

M. Daud bin Mahmud, S.E.,M.Acc Abu Sahman Nasim, S.Ag., LL.M


NIP.199008162018011002 NIP. 197809092003121004

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Kordinator Prodi S1 Perbankan


Dan Bisnis Islam Syari’ah

Dr. Abu Sanmas, SH, MH. M.Pd Dr. Zainal Abidin Marasabessy,SE,, M.Sc
NIP.196909301999031001 NIP. 19890802018011002

iv
ABSTRAK
Nama : Asrian Asrul
Nim : 16-140-042
Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Nasabah Dalam Menabung Di Bank Syariah (Studi
Kasus Di Masyarakat Desa Kupal Kec. Bacan Selatan)

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui dan menjelaskan Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Menabung Di Bank Syariah
Pada Masyarakat Desa Kupal Kec. Bacan Selatan , sumber data dari data yang
digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi yang kemudian diolah dan dianalisis.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pada penelitian yang akan
peneliti teliti yaitu mengungkap tentang Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Menabung Di Bank Syariah Pada
Masyarakat Desa Kupal Kec. Bacan Selatan yang akan di peroleh dari hasil
wawancara dan observasi di lapangan.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu ada beberapa faktor yang


mempengaruhi minat nasabah dalam menabung di bank BSI seperti faktor
pelayanan, produk dan pengetahuan, dari hasil penelitian yang telah dilakukan ada
beberapa nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) pada masyarakat desa Kupal
adalah sebanyak 9 orang yang telah menabung di bank BSI.

Kata kunci: analisis, faktor-faktor, minat nasabah, bank BSI

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala Puji penulis panjatkan Kepada Ilahi Rabbi yang

Maha Rahman dan Maha Rahim yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan

Hidayah-Nya berupa Nikmat Kesehatan baik jasmani maupun Rohani kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan

segenap kemampuan yang dimiliki.

Shalawat kepada baginda Muhammad saw. Serta para keluarga, sahabat

yang berjuang memperthankan Islam sehingga Islam Hadir pada saat ini sebagai

agama Rahmatan lil Alamin. Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih

terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan karena keterbatasan Pengetahuan dan

Pengalaman penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan karya ilmia ini

tidak luput dari kehilafan dan salah, oleh karena itu, dengan segalah ketulusan dan

kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun demi menyempurnakan penulisan karya ilmia ini. Penulis berharap

dengan atas rahmat dan izin-Nya, mudah-mudahan Skripsi ini. Dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Amin.

Atas izin allah penulis dapat menyelesaikan sripsi ini dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam

vi
Menabung Di Bank Syariah (Studi Kasus Di Masyarakat Desa Kupal Kec. Bacan

Selatan)” yang untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Serjana

pada Jurusan S1 Perbankan Syari’ah, Fakultas Ekonomi Islam dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negri.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,

bimbingan, kritik, saran, nasehat, dan motivasi. Terimah kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Bapak Dr. Radjiman Ismail, M.Pd. Selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Ternate.
2. Dr. Adnan Mahmud, S.Ag. MA, selaku wakil rektor I, Dr. Marini Abdul
Djalal, S. Ag. M. HI. Selaku wakil rektor II, dan Dr. Mubin Noho, S.Ag.
M.Ag. selaku wakil rektor III.
3. Dr. Zainal Abidin Marasabessy, SE., M.Sc. Selaku Kordinator Prodi S1
Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Ternate.
4. Istriku Sri Wahyuni Rifai yang selalu memberi semngat dan doa tiada

henti.

5. Ayahanda Irwan Tomaidi dan Ibunda Lin Tan atas segala pengorbanan,

jerih payah, perhatian, kasih sayang, nasehat dan Doa yang senantiasa

diberikan kapada Penulis selama memuntut ilmu

6. Bapak M. Daud bin Mahmud, S.E.,M.Acc selaku pembimbing I dan

Bapak Abu Sahman Nasim, S.Ag.,LL.M selaku pembimbing II, yang

dengan penuh kesabaran bersedia memberikan pengarahan, bimbingan,

wawasan, keilmuan yang sangat bermakna bagi penulis meskipun dalam

kesibukan mereka yang sangat padat masih bersedia untuk meluangkan

waktunya untuk penulis.

vii
7. Penulis Ucapkan Kepada Sahabat-Sahabatku yang tak sempat kusebutkan

nama mereka satu-persatu, serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Prodi

S1 Perbankan Syari’ah Angkatan 2016 atas segala kebersamaan, motivasi

saran, dan bantuannya kepada penulis yang kian telah memberikan pelangi

dalam hidupku sehingga dapat dilaksanakan dengan baik.

8. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kepala desa Kupal,

dan nasabah desa Kupal yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan

penelitian dan wawancara di desa Kupal Sehingga Penulis dapat

menyelesaikan studi akhir.

Wabilahhi Taofiq Walhidaiya Wasalamualaikum Wr.Wb

Ternate, 3 September 2022


Penulis,

Asrian Asrul

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
SAMPUL DALAM............................................................................................i
MOTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................ii
HALAMAN KEASLIAN..................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1


B. Rumusan Masalah...................................................................................8
C. Tujuan Penelitian....................................................................................8
D. Manfaat Penelitian...................................................................................8
E. Kegunaan Hasil Penilitian.......................................................................9
F. Defenisi Operasional...............................................................................10
G. Kajian Pustaka.........................................................................................10
H. Sistematika Pembahasan.........................................................................12
BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Perbankan Syariah.................................................................14


B. Kebijakan pengembangan Perbankan Syariah Di Indonesia..................17
C. Keputusan Nasabah.................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian........................................................................................ 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................. 34
C. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 34
D. Teknik Pengolahan Data......................................................................... 35
E. Teknik Analisi Data................................................................................ 36

ix
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Bank Syariah Indonesia ............................................40

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah...............................46

C. Karakteristik Nasabah Bank Syariah Indonesia......................................51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN.....................................................................................55
B. SARAN.................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Keberadaan bank dalam perekonomiaan modern merupakan kebutuhan

yang sulit dihindari, keduanya memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan.

Bank memberikan modal atau pinjaman kepada para pelaku bisnis, para peminjam

menerima tambahan modal dari bank untuk meningkatkan usaha, oleh karene itu,

tampa bantuan modal maka kegiatan usaha akan berjalan lambat dalam

memperoleh kemajuan, dan tentu saja hal tersebut tidak diharapkan. Pada saat ini

bank, tidak hanya memenuhi kebutuhan para pelaku bisnis, baik bisnis biasa

maupun kelas menegah ke atas, namun bank telah menyentuh semua lapisan

masayrakat bawah, mempergunakan bank untuk memenuhi kebutuhannya dalam

menyempurnakan keinginannya baik yang bersifat konsumtif, properti,

pendidikan, asuransi, investasi, gadai, tabungan haji, tabungan pensiun dan lain-

lain. Oleh karena itu, bank telah menyentuh pada semua kebutuhan masayarakat.1

Kelahiran bank Islam,baik di negara-negara muslim maupun non-muslim,

adalah salah satu fenomena yang menonjol dan paling penting artinya di dunia

Islam dalam dasawarsa 1970-an dan 1980-an, khususnya dalam kehidupan

ekonomi. Namun pemikiran tentang hal ini di dunia Islam, khususnya di

Indonesia pemikiran tersebut telah ada pada 1940-an, seperti Dr. Mohammad

1
Basaria Naingolan, Perbankan Syariah Di Indonesia Teori Dan Fakta, (Ciputat, Jakarta-
selatan, 2013), h.1

1
Hatta dalam satu tulisannya sebelum perang, pernah sedikit menyingung soal

berdirinya apa yang disebut bank islam yang tidak memungut bunga, melainkan

ongkos administrasi. Ini berarti bahwa telah ada gagasan bank islam di Indonesia

sebelum perang.2

Di Indonesia, regulasi mengenai bank syariah tertuang dalam Undang-

Undang Nomor.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah

Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Syariah dan

menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

1. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatanya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS dapat berusaha sebagai

bank devisa dan bank nondevisa. Bank devisa adalah bank yang dapat

melaksanakan transaksi ke luar negeri atau berhubungan dengan mata uang

asing secara keseluruhan seperti transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri,

pembukaan letter of credit, dan sebagainya.

2. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari

kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk

dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan

di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang

berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau

unit syariah. UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum

2
Taufik abdullah, dkk, op.cit.,h.401.

2
konvensional bersangkutan. UUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan

bank nondevisa.

3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah dalam kegiatanya

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk hukum BPRS

perseroan terbatas. BPRS hanya boleh dimiliki oleh WNI dan/atau badan

hukum Indonesia, pemerintah daerah, atau kemitraan antara WNI atau badan

hukum Indonesia dengan pemerintah daerah.

Bank syariah yang terdiri dari BUS, UUS serta BPRS, pada dasarnya

melakukan kegiatan usaha yang sama dengan bang konvensional, yaitu

melakukan penghimpun dan penyaluran dana masayarakat di samping penyediaan

jasa keuangan lainnya. Perbedaanya adalah seluruh kegiatan usaha bank syariah,

UUS dan BPRS didasarkan pada prinsip syariah. Implikasinya, di samping harus

selalu sesuai dengan prinsip hukum Islam juga adalah karena dalam prinsip

syariah memiliki berbagai fariasi akad yang akan menimbulkan fariasi produk

yang lebih banyak dibandingkan produk bank konvensional.

Dengan lahirnya bank syariah yang beroperasi berdasarkan sistem bagi

hasil sebagai alternatif pengganti bunga pada bank-bank konvensional merupakan

peluang bagi umat islam untuk memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin.

Merupakan peluang karena umat islam akan berhubungan dengan perbankan

dengan tenang, tanpa keraguan dan didasari oleh motivasi keagamaan yang kuat

di dalam memobilisasi dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan

ekonomi umat. Peluang tersebut tidak hanya dirasakan oleh umat islam saja, tetapi

3
juga oleh umat nonmuslim, karena bank islam dinilai terbukti mampu menjadi

sasaran penunjang pembangunan ekonomi yang handal dan dapat beroperasi

secara sehat, karena di dalam operasinya terkandung misi kebersamaan antara

nasabah dengan bank. Selain itu bank islam dinilai mampu hidup berdampingan

secara serasi dan kompetisi secara sehat dan wajar dengan bank-bank

konvensional yang telah ada, karena bank Islam tidak bersifat eksklusif untuk

umat Islam saja, tetapi tidak ada larangan bagi umat nonislam untuk melakukan

hubungan dengan bank islam. Bahkan pengelolaannya pun bisa dilakukan oleh

orang-orang nonmuslim, seperti yang terjadi pada bank islam di London,

Luxemburg, Switzerland dan bank-bank asing di Pakistan.3

Memasuki tahun 1997, perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar

masih relatif stabil yaitu sekitar Rp 2.450,00 per US$ 1, namun pada pertengahan

tahun 1997 Indonesia mengalami krisis moneter yang merupakan krisis yang

melanda negara-negara Asia, seperti Korea Selatan dan Thailand. Diantara

beberapa negara tersebut Indonesia merupakan kasus yang paling parah. Nilai

tukar rupiah menjadi Rp 15.000,00 per US$ 1 dan suku bunga melonjak tinggi.

Krisis ekonomi tersebut telah melumpuhkan berbagai sektor usaha di Indonesia.

Salah satu sektor yang menerima dampak besarnya adalah sektor perbankan.

Dengan terpuruknya kinerja perbankan nasional banyak bank yang harus

melakukan konsolidasi melalui marger dengan bank lain atau diambil alih oleh

pemerintah, bahkan diantaranya dibekukan dan dilikuidasi. Tercatat jumlah bank

di Indonesia sebelum krisis moneter per 31 Desember 1996 sejumlah 240 bank

3
Warkum Sumirto, Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI,
takaful dan pasar modal syariah di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 55-56

4
dengan 6.415 kantor cabang. Pertengahan tahun 1997 krisis moneter terjadi,

akibatnya jumlah bank per 31 desember 1997 mengalami penurunan menjadi 237

bank dengan 6.337 kantor cabang, dan jumlah bank turun lagi menjadi 206

dengan 6.254 kantor cabang pada tahun 1998.

Akan tetapi dalam kondisi yang terpuruk tersebut masih ada harapan

dengan tetap eksisnya perbankan syariah yang menggunakan prinsip bagi hasil

yang berdasarkan syariat Islam. Terbukti bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI)

tidak terkena negative spread pada saat krisis. Hal ini dikarenakan BMI tidak

memasukkan variabel riba yang dilarang agama Islam. Melainkan prinsip bagi

hasil dalam transaksinya.

Terjadi liquidasi bank-bank konvensional membuktikan bahwa perbankan

dengan sistem bunga (riba) tidak dapat mengatasi krisis ekonomi yang melanda

Indonesia dan selanjutnya terjadi krisis kepercayaan dari para nasabahnya.

Kemudian nasabah mencari alternative perbankan yang dapat memberikan

kepercayaan serta keamanan bagi dirinya, dan perbankan syariah merupakan

sistem alternatif untuk mewujudkan kebutuhan nasabah tersebut.

Kembalinya sistem ekonomi syariah telah menjadi alternatif bagi

masyarakat yang sudah jenuh dengan sistem ekonomi kapitalis, sebuah sistem

ekonomi yang sudah lama mendunia yang selalu mengutamakan kekayaan pribadi

berdampak pada ketidakmerataan distribusi kekayaan sehingga banyak terjadi

kesengsaraan. Sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat

275:

5
Terjemahan:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.4

Lahirnya UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun

1972 tentang perbankan, semakin memperkokoh kedudukan hukum bank islam,

dengan dibukanya peluang pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang dapat

dilakukan oleh perbankan baik bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat.

Peraturan pelaksanaan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tersebut adalah “Surat

keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR Tanggal 12 Mei 1999

tentang Bank Umum berdasarkan syariah dan Nomor 32/36/KEP/DIR tanggal 12

Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip syariah. Karena

4
Departemen Agama RI, Al-AliyyAl-Qur’an Dan Terjemah. Bandung: Diponerogo,
2013, h.38.

6
itu semua proses Bank islam harus menyesuaikan dengan peraturan-peraturan

yang berlaku tersebut.5

Menurut Kotler ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen untuk mengambil keputusan membeli. Faktor tersebut terdiri dari

faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari factor budaya,

faktor sosial, dan faktor pemasaran. Sedangkan faktor internal terdiri dari faktor

pribadi dan psikologi.6

Kupal adalah sebuah desa di kecamatan Bacan Selatan Provinsi Maluku

Utara Indonesia. Dengan mayoritas penduduknya yang beragama muslim namun,

kemunculan perbankan syariah di Kota Labuha Kec. Bacan Selatan merupakan

hal baru bagi masyarakat Desa Kupal yang kurangnya pengetahuan tentang

perbankan syariah sehingga minimnya nasabah yang berasal dari masyarakat Desa

Kupal. Bisnis perbankan syariah tidak saja dilakukan oleh bank-bank yang murni

berbasis syariah, tetapi hampir seluruh bank konvensional juga membuka bisnis

perbankan syariah ini. Dengan banyaknya bisnis perbankan di Labuha,

masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dalam mengelola dananya.

Baik bank syariah maupun bank konvensional menawarkan begitu banyak

produk layanan yang sangat memanjakan para nasabahnya. Kondisi persaingan

bisnis perbankan ini mendorong setiap bankir untuk mencari berbagai strategi

pelayanan terbaik agar dapat menarik nasabah baru dan mempertahankan nasabah

yang telah ada. Adapun Kurangnya sosialisasi menjadi salah satu alasan
5
Ibid, h. 71-72
6
Philip Kotler dan gary Amstrong. Dasar-dasar Pemasaran. (Jakarta: Pren Hallindo,
1997), h.222

7
masyarakat lebih akrab dan memilih bank konvensional. Ini adalah salah satu

kendala yang dihadapi perbankan syariah saat ini, ditambah lagi tingkat

pengetahuan yang kurang terhadap bank syariah menjadikan masyarakat lebih

memilih bank konvensional untuk kebutuhan transaksinya.

Berawal dari kondisi di atas, merupakan suatu hal yang menarik untuk

ditelah, diteliti dan dicermati faktor apa sajakah yang mempengaruhi keputusan

masyarakat desa Kupal untuk menggunakan bank syariah. Sehingga peneliti

mengambil judul  “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Nasabah Menabung di Bank Syariah (Studi Kasus di Masyarakat Desa Kupal

Kecamatan Bacan Selatan)”.

J. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi nasabah terhadap bank syariah?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan nasabah memilih

menabung di bank syariah

K. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang bank syariah.

2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

nasabah memilih menabung di bank syariah.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Bank Syariah, sebagai bahan masukan untuk lebih memberikan

sosialisasi kepada masyarakat karena kurangnya pengetahuan terhadap

bank syariah.

8
2. Bagi nasabah bank syariah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan kepuasan nasabah dan juga sebagai bahan acuan penelitian

dimasa yang akan datang dan akan diketahui faktor mana yang dominan

dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan keputusan

nasabah memilih bank syariah.

3. Bagi penulis, untuk mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang

ilmu yang diperoleh selama perkuliahan, khususnya tentang lembaga

keuangan syariah.

4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi yang

relavan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini

diharapkan mampu memberikan sumbangan informasi dan pustaka.

F. Defenisi Operasional

Definisi Operasional adalah suatu defenisi yang diberikan kepada suatu

variabel untuk konstrak dengan cara memberikan suatu operasional yang

diperlukan untuk konstrak atau variabel tersebut.7 Pada bab ini akan menjelaskan

variabel-variabel pada judul penelitian berdasarkan operasionalnya sehingga bisa

dijadikan acuan dalam menelesuri variabel-variabel berikut ini. Berikut ini

defedisi operasional yang berkaita dengan judul penilitian yang diambil penulis:

1. Analisis adalah suatu kegiatan atau tindakan untuk mengetahui suatu proses

2. Nasabah adalah pihak yang menjadi pengguna jasa dari suatu bank. nasabah

dari sebuah bank menjadi tanggungan ataupun pelanggan dari bank tersebut.8

7
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, h. 126
8
https://blog.investree.id/perencanaan-finansial/mengenal-pengertian-dari-
nasabah secara-lebih-dalam/ diakses pada tanggal 25 Februari 2022

9
3. Perbankan syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah atau prinsip hukum islam.9

G. Kajian Pustaka

Untuk menghindari kesamaan ataupun plagiatisme, penulis cantumkan

beberapa hasil penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian

ini. Sejauh pengamatan peneliti, belum ada pengamatan secara mendetail tentang

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih

menabung di bank syariah (studi kasus di masyarakat Desa Kupal Kecamatan

Bacan Selatan).

1. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Agustianingsi tahun 2013 dengan judul

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah (mahasiswa) dalam

memilih menabung pada bank syariah, masalah yang diangkat pada penelitian

milik Eka Agustianingsi adalah masyarakat menjadi enggan menginfestasikan

dananya, karena bank bukan tempat yang aman lagi untuk berinvestasi, tujuan

dari penelitian tersebut dilakukan adalah untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh antara pengetahuan, religiusitas, produk, reputasi, dan pelayanan

terhadap keputusan memilih menabung di bank syariah. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan Eka Agustianingsi, menunjukan bahwa faktor-

faktor seperti pengetahuan, religusitas, produk, reputasi dan pelayanan di

Bank Syariah memiliki pengaruh positif terhadap keputusan memilih

menabung di Bank Syariah, meskipun tidak signifikan. Jenis penulisan

9
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/pengertian-tentang-bank-syariah
dan-istila-di-dalamnya/ diakses pada tanggal 25 Februari 2022

10
penelitian yang di pakai adalah penelitian kuantitatif, sumber data yang di

peroleh berdasarkan kuesioner, wawancara dan dokumentasi.10

2. Penelitian yang dilakukan Mahfud Nugroho tahun 2019 dengan judul analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih layanan

di bank syariah masalah yang diangkat pada penelitian ini mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah baik dalam faktor internal

maupun eksternal, Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat

margin merupakan satu-satunya variabel yang berpengaruh signifikan

terhadap keputusan nasabah dalam memilih layanan di Bank Syariah.

Sedangkan variabel lainnya seperti kualitas pelayanan, lokasi perusahaan,

promosi, dan tingkat religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

keputusan. Penelitian yang dilakukan wuryaningsih adalah jenis penelitian

kuantitatif. Dimana penelitian ini menggunakan Data kuantitatif. Data

kuantitatif ini diukur dalam suatu skala yang disebut numeric yang mana

skala ini juga dapat dipecah menjadi dua yaitu data Interval dan data rasio.11

H. Sistematika Pembahasan

Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dan setiap bab dibagi lagi

menjadi sub-sub bab, hal ini dimaksudkan agar lebih jelas dan lebih mudah

dipahami. Secara garis materi pembahasan dan masing-masing sebagai berikut:

10
Eka Agustianingsi tahun 2013 dengan judul ”Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Nasabah (Mahasiswa) Dalam Memilih Menabung Pada Bank Syariah”
11
Mahfud Nugroho tahun 2019 ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Nasabah Dalam Memilih Layanan Di Bank Syariah”

11
BAB I: Bab ini merupakan bagian awal dari penulisan skripsi ini yang

menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

sistematika pembahasan.

BAB II: Bab ini menguraikan teori-teori yang melandasi penelitian yang

dipergunakan sebagai dasar dalam melakukan analisa terhadap permasalahan yang

ada, kemudian dilanjutkan dengan kerangka pemikiran.

BAB III: Bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian yang akan

digunakan, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,

teknik pengambilan sampel dan analisis data.

BAB IV: Bab ini berisikan data atau informasi hasil penelitian diolah,

dianalisis, dikaitkan dengan kerangka teori. Dan dalam babb IV juga membahas

tentang rumusan masalah di poin 1 dan 2 dengan lebih rinci yang permasalahanya

adalah Analisis Faktor-Faktor  Yang  Mempengaruhi Keputusan Nasabah

Dalam Memilihi Menabung Di Bank Syariah. Juga akan di uraikan mengeai.

Lokasi Penilitian, Sejara, Visi misi dan Produk. di Masyarakat Desa Kupal Kec.

Bacan Selatan.

BAB V: Bab ini berisikan kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi.

Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada

hubungannya dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil

analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

12
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Perbankan Syariah

Kata Perbankan berasal dari kata bank banque dalam bahasa Perancis,

dan banco dalam bahasa Italia, yang dapat berarti peti/lemari atau bangku.

Konotasi kedua kata ini menjelaskan fungsi dasar yang di tunjukan oleh bank

komersial kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan

benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang, dan sebagainya.

Dewasa ini peti bank portepel aktivita yang menghasilkan (portfolio of earniing

assets), yaitu portopolio yang member bank “ darah kehidupan” bernama laba

bersih setelah pengeluaran-pengeluaran dana pihak.12

Kata perbankan dalam bahasa Inggris di sebut banking, dalam black’s

law Dictionary dirumuskan bahwa banking adalah segala sesuatu yang

menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara,

dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Berdasarkan pengertian

tersebut dapat dikatakan bahwa sistem perbankan adalah suatu sistem yang

menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan

proses melaksanakan kegiatan usahanya secara keseluruhan.13

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bank adalah lembaga keuangan

yang usahanya pokoknya memberikan kredit dan jasa di lalu lintas pembayaran

dan peredaran uang.14 Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tentang

12
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alvabet, 2002, h.-2.
13
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), h. 18.
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op.cit, h. 78.

13
perbankan perubahan Undang-undang RI Nomor 7 tahun 1992 pasal 1 butir 2,

bank adalah”badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat”. Dari

pengertian ini dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bawha bank merupan

perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan

selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak

terlepas dari masalah keuangan.15

Defenisi lain mengatakan bank adalah lembaga keuangan yang menjadi

tempat bagi orang perorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha

milik negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan menyimpan dana-dana yang

dimilikinya, melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan baik

melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem

pembayaran bagi semua sektor perekonomian.16

Dari defenisi ini bank suda memiliki peran dan fungsi yang luas, yaitu

tempat penyaluran dana melalui kredit dan tempat penghimpun dana dengan

beberapa sistem atau jasa yang berlaku baik bagi orang-perorangan ataupun bagi

badan usaha milik negara, lembaga pemerinta dan swasta, dan sistem yang dipakai

adalah bunga.

Dalam konsep islam sendiri, sebenarnya istilah “bank” secara literal tidak

dikenal, namun secara fungsional telah ada prakteknya pada zaman Rasulullah

SAW. Memiliki konsep tersendiri, yakni bank syariah yang beroperasi di atas
15
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (edisi vi, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), h.7.
16
Hermansyah, Op.cit., h. 7.

14
dasar ajaran (syariah) islam, yang memiiki prinsip operasional berbeda dengan

prinsip opperasional bank konvensional. Zainul Arifin mengatakan, jika yang

dimaksut dengan “bank” tidak disebutkan dengan eksplisit dalam Al-Quran, tetapi

jika yang dimaksut adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur,

manajemen, fungsi, hak dan kewajiban, maka semua itu disebut dengan jelas,

seperti zakat, shadaqah, ghanima (rampasan perang), bai’ (jual-beli), dayn

(hutang dagang), mal (harta) dan sebagainya, yang memiliki konotasi fungsi yang

dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi. Lembaga-lembaga itu

pada ahirnya bertindak sebagai individu yang dalam konteks fiqih disebut

syaksyiyah al i’tibariyah atau syaksiyah al-ma’nawiyah.17

B. Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Di Indonesia

Bank Indonesia dalam mengembangkan bank syariah menganut strategi

market driven, fair treatment dan memberlakukan tahapan yang

berkesinambungan (gradual and sustainable approach) yang sesuai dengan

prinsip syariah (comply to Sharia principles). Tahapan-tahapan itu dimulai dari

tahap pertama meletakan landasan yang kuat bagi pertumbuhan industri

perbankan syariah (2002-2004). Tahap berikutnya memasuki fase untuk

memperkuat struktur industri perbankan syariah (2005-2009). Tahap ketiga

perbankan syariah diarahkan untuk memenuhi standar keuangan dan mutu

pelayanan internasional (2010-2012). Pada tahap keempat dibentuknya integrasi

lembaga keuangan syariah (2013-2015). Pada tahun 2015 diharapkan perbankan

17
Zainul Arifin, Op.cit., h. 3-4.

15
syariah di Indonesia telah memiliki pangsa pasar yang signifikan yang ikut ambil

bagian dalam mengembangkan perekonomian yang menyejahterakan masyarakat.

Sebagai langka kongkret upaya pengembangan perbankan syariah di

Indonesia, maka Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand Strategi

Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, sebagai strategi komperhensif

pengembangan pasar yang meliputi aspek-aspek strategis, yaitu: Penetapan visi

2010 sebagai industri perbankan syariah terkemuka di ASEAN, pembentukan

citra baru perbankan syariah nasioanal yang bersifat inkalusif dan universal,

pemetaan pasar secara lebih akurat, pengembangan produk yang lebih beragam

peningkatan layanan, serta strategis komonikasi baru yang memosisikan

perbankan syariah lebih dari sekedar bank.

Hanya saja, pengembangan perbankan syariah di Indonesia masi saja

menghadapi berbagai problema. Dalam upaya mendorong pertumbuhan industri

perbankan syariah yang masi berda dalam tahap awal pengembangan, beberapa

hal penting yang perlu mendapatkan perhatian antara lain:

1. Keranka dan perankat pengaturan perbankan syariah belum lengkap;

2. Cakupan pasar masi terbatas;

3. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai produk dan jasa

perbankan syariah;

4. Institusi pendukung yang belum lengkap dan efektif;

5. Efesiensi operasional perrbankan syariah yang masi belum optimal;

6. Porsi scim pembiayaan bagi hasil dalam transaksi bank syariah masi peru

ditingkatkan;

16
7. Kemampuan untuk memenuhi standar keuangan syariah internasional.18

1. Akad Perbankan Syariah

Akad yang diberlakukan dalam melakukan transaksi di atur dalam

Undang-undang RI Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada BAB

IV pasal 19, 20, 21 tentang kegiatan Usaha, namun untuk mengetahui landasan al-

Qur’an dan hadis serta syarat-syaratnya ada di Fatwa Dewan Syariah Nasional

(DSN)-MUI. Untuk mengetahui lebih terperinci pada pembahasan ini akan

menguraikan pengertian akad.

Akad atau dalam bahasa arab ‘aqad, artinya ikatan atau janji (‘ahdun).

Wahbah Al-Zuhaili, akad adalah ikatan antar dua perkara,baik dalam ikatan nyata

maupun ikatan secara maknawi, dari satu segi maupun dari dua segi. Jumhur

Ulama mendefenisikan akad adalah pertalian antara ijab dan Kabul yang

dibenarkan oleh syara’ yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya.

Defenisi menekankan adanya ijab dan Kabul. Ijab adalah suau pernyataan dari

seseorang (pihak pertama) untuk menawarkan sesuatu. Kabul adalah suatu

pernyataan dari seseorang (pihak kedua) untuk menerima atau mengabulkan

tawaran dari pihak pertama. Apabila antara ijab dan Kabul yang dilakukan oleh

kedua pihak saling berhubungan dan bersesuaian maka terjadilah akad di antara

mereka.19

Dalam kompilasi hukum ekonomi syariah akad adalah kesepakan dalam

suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan dan/atau tidak

melakukan perbuatan tertentu. Dalam konteks hukum Islam, akad adalah ikatan,
18
Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2002-2011.
19
Wahba al-Zuhaili, Al-Islami wa Adilatuh, (jilid 4, Damsik, Dar al-fikr, 1989), h. 80

17
keputusan, atau penguatan atau perjanjian atau kesepakatan atau transaksi dapat

diartikan sebagai komitmen yang terbingkai dengan niai-nilai syariah. Dalam

istilah fikih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad seseorang

untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak, seperti wakaf, talak, dan

sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak, seperti jual beli, sewa, wakalah,

dan gadai.

Dari pengertian di atas, maka dapat di simpulkan akad adalah perjanjian

dari kedua belah pihak yang di sepakati bersama berdasarkan prinsip-prinsip

Islam.

2. Bentuk-Bentuk Akad Bank Syariah

Berbagai jenis akad yang diterapkan oleh bank syariah dapat dibagi 6

(enam) kelompok pola, yaitu:

a. Akad Wadi’ah

Akad wadi’ah adalah Akad penitipan barang antar pihak yang mempunyai

barang atau uang antara pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk

menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang atau uang. Akad wadiah

pada Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah di pergunakan pada transaksi Giro, Tabungan.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor:

01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro berdasarkan:20

1) Firman Allah QS. An-Nisa/4:29:

20
Abdul Ghafur Anshori, Payung Hukum Perbankan syariah (UU Bidang perbankan,
Fatwa DSN-MUI, Dan Peraturan Bank Indonesia), Yogyakarta: UII Press, 2007, h. 75.

18
Terjemahannya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu. Sesunguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.21

2) Hadis Nabi riwayat al-Thabrany:

Artinya: Abbas ibn Abdul Muthalib jika menyerahkan harga sebagai


Mudarabah, ia mensyaratkan kepada mudaribnya agar tidak mengarungi
lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika
persyaratan itu dilanggar, ia (mudarib) harus menangung resikonya. Ketika
persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau
membenarkanya. (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).

3) Ijma

Ulama sepakat tentang pembolehan akad wadiah ini berdasarkan kesepakatan

sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudarib) harta anak sebagai

mudarabah dan tak ada seorangpun mengingkari mereka.karenanya hal itu

dipandang sebagai ijma.22

4) Qiyas

Transaksi mudarabah, yakni penyerahan sejumlah harta (dana,modal) dari

satu pihak (malik, sahib al-mal) kepada pihak lain (‘amil, mudarib) untuk

diperniagakan (diproduktifkan) dan keuntungan dibagi di antara mereka

sesuai kesepakatan, diqiyaskan kepada transaksi musaqah.23

b. Akad Mudharabah

21
Departemen Agama RI., op.cit., h. 107-108.
22
Wahba al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adilatuh, Juz.IV (Cet. II; Beirut: Dar al-Fikr,
1405 H./1985 M.), h. 838.
23
Abdul Ghafur Anshori, Op.cit., h.76.

19
Akad mudharabah dalam menghimpun dana adalah akad kerja sama antara

pihak pertama (Malik, Sahibul mal, atau Nasabah) sebagai pemilik dana dan pihak

kedua (‘amil, mudarib, atau bank syariah) yang bertindak sebagai pengelola dana

dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan

dalam Akad. Akad Mudarabah pada bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah digunakan dalam transaksi.

c. Akad Musyarakah

Akad musyarakah adalah Akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana

dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan,

sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.

d. Akad Murabahah

Akad Murabahah adalah Akad pembiayaan suatu barang dengan

menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan

harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.

e. Akad Qard

Akad qard adalah Akad pinjaman dana kepada Nasabah dengan ketentuan

bahwa Nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang

telah disepakati.

f. Akad Kafalah

20
Akad kafalah adalah Akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak

kepada pihak lain, dimana pemberi jaminan (kafil) bertanggung-jawab atas

pembayaran kembali utang yang menjadi hak penerima jaminan (makful).24

C. Keputusan Nasabah

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau

lebih kemungkinan. Namun, ia hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar

dan yang salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang “hampir

benar” dan yang “mungkin salah”.25 Secara formal, pengambilan keputusan adalah

sesuatu proses untuk memilih salah satu cara atau arah tindakan dari berbagai

alternatif yang ada demi tercapainya hasil yang diinginkan.26

Menurut George R. Terry mengambil keputusan ialah memilih alternatif

dari dua atau beberapa alternatif yang ada untuk menentukan arah tujuan yang

ingin dicapai, alternatif-alternatif tersebut dapat berupa suatu kondisi fisik, atau

usaha-usaha yang kreatif, atau tempat menghimpun pemikiran, perasaan dan

pengetahuan untuk melaksanakan suatu tindakan.27

Menurut Irham Fahmi keputusan adalah proses penelusuran masalah yang

berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada

24
Basaria Nainggolan, Perbankan Syariah Di Indonesia Teori Dan Fakta, (Jakarta Selatan,
2013) h. 182-250.
25
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik, (Jakarta : PT. Grasindo, 1996), h. 34.
26
Febrina Sari, Metode Dalam Pengambilan Keputusan, (Yogyakarta: CV. Budi Utama,
2015), h. 170.
27
George R, Terry, Prinsip-prinsi Manajemen, diterjemahkan oleh J.Smith.D.F.M, Guide
to Manajeemn, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 34.

21
terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya

dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan.28

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa keputusan sebagai sesuatu

pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Untuk melakukan suatu

keputusan orang akan melalui suatu proses tertentu, demikian pula padahal

keputusan memilih produk atau merek, mereka akan melaksanakan proses terlebih

dahulu mungkin karena mereka tidak ingin menanggung resiko yang besar apabila

memilih produk tersebut, sehingga mereka akan penuh dengan pertimbangan-

pertimbangan.

2. Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan

Nasabah sebelum mengambil keputusan pembelian biasanya melalui lima

tahapan, yaitu:

a Pengenalan kebutuhan. Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal

suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara

keadaan dia yang nyata dengan keadaan yang diinginkan.

b Pencarian informasi nasabah. Meliputi pencarian sumber-sumber informasi

oleh nasabah. Proses informasi dilakukan secara selektif; nasabah memilih

informasi yang paling relevan bagi benefit yang dicari dan sesuai dengan

keyakinan dan sikap mereka. Memproses informasi meliputi aktivitas

mencari, memperhatikan, memahami, menyimpan dalam ingatan, dan

mencari tambahan informasi.

28
Irham Fahmi, Etika bisnin teori, kasus dan solusi, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 38.

22
c Evaluasi alternatif. Nasabah akan berupaya untuk mengurangi perasaan

ketidakpastian tersebut. Mereka mungkin akan membaca iklan-iklan.

Pencarian informasi dapat bersifat internal maupun eksternal. Pencarian

internal merupakan aktifitas kognitif yang berkaitan dengan upaya mengeluarkan

informasi yang tersimpan di dalam ingatan. Sedangkan pencarian eksternal yaitu

pengumpulan informasi dari sumber-sumber di luar ingatan mungkin memerlukan

waktu, upaya dan uang.

a Keputusan pembelian. Seorang calon nasabah harus mengambil keputusan

pembelian. Keputusan tersebut mungkin dapat berupa tidak memilih salah

satu alternatif yang tersedia.

b Konsumsi pascapembelian dan evaluasi. Dengan asumsi bahwa pengambilan

keputusan juga sekaligus merupakan pemakai, maka persoalan kepuasan dari

pembelian atau ketidakpuasan dari pembelian tetap akan ada.29

Konsep di atas menjelaskan tahap-tahap dalam proses pengambilan

keputusan yaitu melakukan pengenalan kebutuhan, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian, konsumsi pascapembelian dan evaluasi, serta dapat memenuhi

keinginan nasabah sehingga ada kepuasan bagi nasabah.

3. Model Keputusan Nasabah

Model keputusan yang merupakan urutan-urutan proses yang lazim

dijalani oleh setiap individu nasabah ketika mengambil keputusan. Urutan-urutan

29
Sudaryono, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Pemasaran, (Jakarta: Lentera Ilmu
Cendekia, 2014), h. 218-221.

23
tersebut menurut Sciffman dan Kanuk, meliputi masuk (input), proses (process)

dan luaran (output).30

a. Input

Komponen input merupakan pengaruh-pengaruh eksternal sebagai sumber

informasi tentang produk tertentu dan mempengaruhi nilai yang berhubungan

dengan produk, sikap dan perilaku nasabah. Input yang utama adalah kegiatan

bauran-bauran pemasaran dan pengaruh sosial budaya.

1) Input Pemasaran

Aktivitas-aktivitas pemasaran merupakan usaha-usaha langsung untuk

menjangkau, menginformasikan dan membujuk nasabah agar membeli dan

menggunakan produk tertentu. Usaha tersebut meliputi lima ‘P’ atau bauran

pemasaran, yaitu: Product (Produk), Price (harga), Place (tempat),

Promotion (promosi), dan pelayanan.

2) Pengaruh Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya yang dimaksud antara lain: keluarga, sumber

informasi, sumber non komersial, kelas sosial, budaya dan subbudaya.31

b. Proses

Komponen proses memperhatikan bagaimana konsumen membuat

keputusan-keputusan. Pengaruh-pengaruh internal yang mempengaruhi

pengambilan keputusan adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, dan

sikap. Proses pengambilan keputusan oleh seorang nasabah terdiri dari tiga
30
Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan,(Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 195.
31
Ibid, h. 17.

24
tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian pra beli, serta evaluasi terhadap

alternatif.

1) Sadar akan kebutuhan: Nasabah menyadari akan adanya kebutuhannya ketika

menghadapi suatu masalah.

2) Pencarian pra beli: pencarian pra beli dimulai ketika nasabah mempersepsi

suatu kebutuhan yang mungkin bisa terpuaskan dengan membeli dan

mengkonsumsi suatu produk. Nasabah berada pada tingkat ini jika ia merasa

memerlukan informasi yang akan digunakan sebagai dasar menentukan

pilihan produk.

3) Evaluasi terhadap alternatif: Ketika mengevaluasi alternatif-alternatif yang

potensial, nasabah cenderung mempergunakan dua tipe informasi yaitu merek

yang mereka rencanakan untuk dipergunakan dalam memilih dan kriteria

yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap merek.32

Jadi dalam model keputusan nasabah suatu proses pengambilan keputusan

merupakan sesuatu hal yang penting. Proses pengambilan keputusan akan

melewati tahap hingga sampai pada titik yang diinginkan oleh nasabah.

c. Output

1) Keputusan Nasabah Beli/Tidak Beli: Keputusan nasabah bisa berupa

beberapa kemungkinan, yaitu membeli, menunda membeli atau tidak

membeli. Menunda membeli mungkin disebabkan oleh beberapa

32
Ristiyanti Prasetijo & Jhon J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: Andi
Offset, 2005), h. 231.

25
pertimbangan, antara lain belum merasa yakin terhadap produk yang akan

dibeli atau ada faktor-faktor lain.33

2) Evaluasi pasca beli: Analisis pasca beli yang dilakukan oleh nasabah

mungkin tergantung pada kepentingan dari keputusan tentang produk dan

pengalaman yang diperoleh dalam menggunakan produk yang

bersangkutan.34 Keputusan nasabah untuk membeli membawa implikasi yang

sangat dinantikan oleh para penjual. Nasabah yang membeli sebuah produk

akan menikmati, menggunakan atau mengkonsumsi dan mengalami hal-hal

yang kurang menyenangkan akan menceritakan ketidak puasannya tersebut

kepada teman, kerabat atau bahkan orang lain. Sebaliknya apabila nasabah

merasa puas dan menyenangkan, maka akan menceritakan kepuasannya

tersebut kepada teman, kerabat dan orang lain. Dengan demikian evaluasi

pasca beli memilih implikasi yang sangat luas baik bagi nasabah maupun bagi

para produsen.35

Setelah semua proses terlewati, maka nasabah akan berada pada titik akhir.

Nasabah tersebut harus menentukan jawaban ya atau tidak dalam pengambilan

keputusannya.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah

Beberapa faktor dasar yang mempengaruhi keputusan Nasabah, terdapat

sejumlah faktor eksternal dan faktor internal yang memberikan pengaruh pada

33
Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen., h. 215.
34
Ristiyanti Prasetijo & Jhon J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen., h. 234.
35
Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen., h. 216.

26
keputusan nasabah.36 Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

nasabah :

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berasal dari

luar diri manusia. Faktor tersebut diantaranya:

1) Sosial

Faktor sosial adalah salah satu faktor dinamik yang memiliki pengaruh

sangat signifikan terhadap perubahan selera dan kebutuhan masyarakat. Faktor

sosial ini terdiri dari kelompok referensi, keluarga, peranan dan status. Yang

dimaksud kelompok referensi adalah kelompok yang secara langsung maupun

tidak langsung mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.37

Jadi, faktor sosial dan budaya tersebut sangat berkaitan erat dalam mempengaruhi

minat nasabah, sebab budaya dan sosial berhubungan satu sama lainnya dalam

menentukan keputusan nasabah.

2) Produk (product)

Produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak

berwujud (intangible) yang mencakup warna, harga, kemasan, prestise dan

pelayanan yang diberikan produsen agar dapat diterima oleh nasabah sebagai

kepuasan kebutuhan nasabah.38

36
Supranto, Nandan Iimakrisna, Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran (Untuk
Memenangkan Persaingan Bisnis), Edisi 2, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), h. 17
37
Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 195.
38
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 139 – 140.

27
Pada umumnya setiap perusahaan menghasilkan dan memasarkan lebih

dari satu jenis produk, sehingga strategi produk merupakan unsur yang paling

penting, dengan produk dimaksudkan barang atau jasa yang dihasilkan untuk

digunakan oleh konsumen guna memenuhi kebutuhan dan memberikan

kepuasannya. Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian

utama dari perusahaan (lembaga keuangan), mengingat kualitas suatu produk

berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen.39

Produk yang bersifat tidak berwujud seperti jasa agar dapat diterima pasar,

maka produk harus mempunyai kualitas yang tinggi atau produk plus

dibandingkan dengan produk pesaing.

3) Harga (price)

Pengertian harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus

dibayar nasabah untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan.

Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing

mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga

merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan.40

Jadi, harga (price) mempunyai peran penting dalam suatu faktor yang

mempengaruhi keputusan seorang nasabah dalam pengambilan keputusannya.

4) Tempat/lokasi (place)

Lokasi berhubungan dengan keputusan yang di buat oleh perusahaan

mengenai dimana operasi dan karyawannya di tempatkan. Hal yang paling penting

39
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 211.
40
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), h. 191.

28
dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat. Faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi adalah:

a) Akses, yaitu kemudahan untuk menjangkau. Misalnya lokasi yang mudah

dijangkau sarana transportasi umum.

b) Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas di tepi jalan.

c) Lalu lintas (traffic), menyangkut pertimbangan banyak orang yang lalu-lalang

bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying, yaitu

keputusan pembelian yang seringkali terjadi spontan, tanpa perencanaan, atau

tanpa melalui usaha-usaha khusus.

d) Tempat parkir yang luas, aman, dan nyaman untuk kendaraan.

e) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

f) Persaingan, yaitu lokasi pesaing.41

Tempat/lokasi (place) menjadi hal yang penting dalam suatu pengambilan

keputusan nasabah, karena tempat merupakan suatu penentuan nyaman atau

tidaknya suatu hal.

5) Promosi (promotion)

Menurut Kotler dan Armstrong promosi adalah suatu unsur yang

digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa

yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan,

maupun publikasi.42

41
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andy Offset, 2002), h. 92.
42
Philip Kotler and Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, ( jakarta: Erlangga.
2012) Edisi 13. Jilid 1, h. 63.

29
Promosi adalah kegiatan marketing mix yang terakhir dan sarana yang

paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya.43 Dengan

digunakannya promosi, maka bank dapat menginformasikan segala jenis produk

yang ditawarkan dan menarik calon nasabah yang baru. Terdapat empat sarana

promosi yang dapat digunakan oleh bank yaitu:

a) Periklanan (Advertising)

Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna

menginformasikan, menarik, dan memengaruhi calon nasabahnya. Promosi

yang menggunakan iklan dapat dilakukan dengan cara:

(i) Pemasangan billboard di jalan-jalan strategis

(ii) Pencetakan brosur yang disebarkan di pusat pembelanjaan

(iii) Pemasangan spanduk di lokasi tertentu yang strategis 44

b) Promosi Penjualan (sale promotion)

Promosi penjualan dilakukan untuk menarik nasabah untuk segera

membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Tujuan adanya promosi

penjualan yaitu meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah

nasabah. Cara yang digunakan oleh bank untuk melakukan promosi penjualan

yaitu:

(i) Pemberian bunga khusus (special rate) untuk jumlah dana yang relati besar,

(ii) Pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memiliki simpanan dengan

saldo tertentu,

43
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), h. 246.
44
Ibid, hal. 248

30
(iii) Pemberian cendera mata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada

nasabah yang loyal,

(iv) Dan promosi penjualan lainnya.45

Periklanan dan promosi merupakan suatu hal yang harus dilakukan dalam

memberi tahukan dan membujuk pasar agar perusahaan tersebut dikenal oleh

publik.

6) Kualitas Pelayanan

Menurut Kasmir pelayanan (service) secara umum adalah setiap kegiatan

yang diperuntukan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah

melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah. 46

Pelayanan yang baik juga menjadi salah satu syarat kesuksesan pemasaran suatu

produk dalam perusahaan. Pelayanan atau service merupakan cara promosi secara

tidak langsung yang dilakukan oleh bank, karena jika pelayanan yang diberikan

kepada nasabah baik maka nasabah akan merasa puas dan hasil ini dapat dijadikan

alat untuk menarik nasabah lebih banyak lagi.47

Kualitas pelayanan atau Service Quality dibangun atas adanya

perbandingan dua faktor utama yaitu layanan yang nyata mereka terima

(Perceived Service) dengan layanan sesungguhnya diharapkan (Expected Service).

Sehingga kualitas layanan sering diartikan sabagai perbandingan antara layanan

yang diharapkan dengan layanan yang diterima secara nyata oleh nasabah.48

45
Ibid, hal. 24
46
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 216.
47
Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Liberty, 2002), h. 226.
48
Ibid, hal. 185

31
Kualitas pelayanan dibangun atas layanan nyata yang diterima nasabah

dan layanan yang diharapkan, keduanya harus seimbang, agar pelayanan dapat

terlaksana dengan baik.

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah unsur-unsur internal psikologi yang melekat pada

setiap individu konsumen. Faktor tersebut diantaranya:

1. Motivasi

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu yang menyebabkan

mereka berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan.49

Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional melalui pembelian

dan penggunaan suatu produk.

2. Sikap dan Keyakinan

Sikap adalah suatu evaluasi atau perasaan dari seseorang terhadap sebuah

objek atau ide. Sikap menempatkan seseorang kedalam suatu pemikiran untuk

menyukai atau tidak menyukai suatu objek. Keyakinan adalah pemikiran yang

dimiliki seseorang tentang sesuatu. Keyakinan yang diformulasikan seseorang

tentang produk dan jasa tertentu. 50 Sikap dan keyakinan akan mengarahkan

seseorang untuk berperilaku konsisten terhadap produk atau jasa sehingga sikap

konsumen untuk memilih suatu produk atau jasa tersebut akan mempengaruhi

konsumen untuk membeli dan menggunakan produk tersebut. Karena sikap

dipengaruhi keyakinan, begitu pula sebaliknya keyakinan menentukan sikap.

49
Dedi Ismatullah, Kewirausahaa Teori dan Praktik, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2014), h. 70.
50
Philip Kotler and Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran,. h. 176.

32
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

merupakan penilitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, motivasi, dan tindakan,

secara holistik (khusus), dan dengan cara mendiskrpsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alami dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah51. Pada penelitian yang akan peneliti teliti yaitu

mengungkap tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

nasabah dalam memilih menabung di bank syariah yang akan di peroleh dari

hasil wawancara dan observasi di lapangan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Kupal Kecamatan Bacan

Selatan. Waktu penelitian yang di butuhkan oleh peneliti yaitu selama 4

bulan, mulai dari bulan Maret-Juni 2022.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Sumber data yang diambil oleh peneliti adalah melalui wawancara

dan observasi. Dalam konteks ini yang menjadi subyek peneliti adalah

nasabah bank syariah di Desa Kupal Kecamatan Bacan Selatan.

51
Lexy J. Moleong, Metode Penilitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2007. h. 6

33
2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui media perantara atau secara tidak

langsung dari beberapa literatur seperti buku dan Jurnal penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:52

1. Observasi

Observasi yaitu bentuk pegumpulan data dengan cara mengamati segala

sesuatu yang terjadi dilapangan pada saat penelitian. Pengamatan dan

pengumpulan data melalui analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan nasabah dalam memilihi menabung di bank syariah. penulis

mengobservasi pada pihak nasabah 5 orang.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan orang

diwawancarai (narasumber informasi). Penulis melakukan wawancara kepada

Nasabah 1 (Rohani S Tamrin), Nasabah 2 (Farida Abubakar) Nasabah 3

(Dian Wirda Faradila) Nasabah 4 (Sunarti Senen) Nasabah 5 (Sarbin Astum).

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data masalah tentang Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilihi

Menabung Di Bank Syariah.

3. Dokumentasi
52
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan RD,
(Cet-4, Alfabet: Bandung. 2011) h. 305

34
Dokumentasi merupakan bentuk pengambilan data dengan cara mengambil

data berupa dokumen-dokumen, gambar serta arsip yang bisa dipakai dalam

penelitian. dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengumpulan data

tentang keputusan nasabah mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilihi Menabung Di Bank

Syariah, dan dapat membantu peneliti dalam pengambilan data berupa

wawancara tentang keputusan nasabah dengan pihak Nasabah Bank Syariah

desa Kupal Kec. Bacan Selatan.

E. Teknik Analisi Data

Untuk menghasilkan kesimpulan yang benar-benar akurat, terpercaya, dan

kebenaran ilmiah yang sesuai judul penelitian penulis, maka bahan yang penulis

dapatkan melalui studi kepustakaan dan wawancara kemudian diolah dan

dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode deduktif-induktif.

Metode deduktif-induktif yang dimaksud adalah bentuk analisa dengan bertitik

tolak dari hal-hal yang bersifat umum, kemudian disimpulkan kedalam hal yang

besifat khusus. Metode ini digunakan untuk menyimpulkan hal yang

penjabarannya sangat umum ke hal yang khusus. Data yang diperoleh baik secara

primer maupun sekunder dianalisis secara kualitatif kemudian

mendeskripsikannya ke dalam sebuah konklusi umum yang akan penulis

rampungkan kemudian dalam bentuk laporan hasil penelitian (skripsi).

1. Pengecekan (Editing) Data

35
Editing yaitu meneliti kembali catatan para pencari data untuk mengetahui

apakah catatan tersebut sudah cukup baik dan dapat segera dipersiapkan

untuk keperluan berikutnya.53

2. Pengelompokan (Classifying) Data

Classifhing yaitu mengklasifikasikan data-data nyang telah diperoleh agar

lebih muda dalam melakukan pembacaan data sesuai dengan kebutuhan

yang diperlukan.

3. Pemeriksaan (verifying) Data

Verifikasi data yaitu langkah dan kegiatan dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh data dan informasi dari lapangan, yang mana data dan

informasi tersebut diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.54

Serta mempermuda menganalisis data yang telah diperoleh dengan kata lain

dataversifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum,

selama, dan sesudah pengumpulan data yang sejajar, untuk membangun

wawasan umum yang disebut “analisis”.55 Atau langkah dan kegiatan

dilakukan pada sebuah penelitian untuk memperoleh data dan informasi

dan harus di-cross chek agar validitasnya dapat diakui oleh pembaca.

4. Analisis data (interpretasi)

Analisying, yaitu menganalisa data menta yang berasal dari informasi untuk

dipaparkan kembali dengan kata-kata yang mudah dicerna serta dipahami.

Adapun metode yang dipakai dalam penelitian iniadalah metode diskriptif,


53
Koentjaranigrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT, Gramedia
Pudtaka Utama, 1997, hlm, 270
54
Nana Sudjana dan Ahwal Kusumah, Prop osal Perguruan Tinggi, Bandung: Sinar Baru
Algasindo, 2000 hlm, 84
55
Matthew B. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang
Metode-Metode Baru, Jakarta: Universitas Indonesia Pers, 1992, hlm, 19

36
yaitu npenelitian yang berupa menghimpun data dan informasi yang telah

ada atau telah terjadi di lapangan.56

5. Kesimpulan (conclusion)

Pada tahap yang kelima ini peneliti menarik beberapa poin untuk

menemukan jawaban atas pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah,

berupa kesimpulan-kesimpulan tentang Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menabung Di Bank Syariah (Studi

Kasus Di Masyarakat Desa Kupal Kec. Bacan Selatan)

BAB IV

56
Ibid, hal. 85

37
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Bank Syariah Indonesia

1. Bank Syariah Indonesia

PT. Bank Syariah indonesia (BSI) adalah lembaga keuagan syariah yang

berbasis di indonesia yang didirikan pada 1 Febuari 2021. Bank BSI ini di bentuk

dengan menggabungkan tiga bank syariah BUMN terbesar: Bank BNI Syariah,

Bank Mandiri Syariah, dan Bank BRI Syariah. Berdirinya perbankan syariah ini

merupakan usulan dari Mentri BUMN ya itu Erick Thohir.tujuan penggabungan 3

bank syariah ini bahwa Indonesia dapat menjadikan pusat ekonomi dan keuangan

syariah.57

PT. Bank Syariah Indonesia kini mengoperasiakan 1.1365 cabang di

seluru Indonesia. Kantor cabang Bank BSI merupakan salah satu cabang yang ada

di Bacan. Kantor cabang ini sebelum di resmikanya merger perusahaan menjadi

BSI dahulu sebuah kantor cabag yang dimiliki oleh Bang Mandiri Syariah.

Keberadaan KC BSI ini berlokasi pada daerah Bacan yang ber alamatkan

Tomori,Kec. Bacan Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Pada KC Bank BSI di bacan ini melayani nasabah dengan membantu

membuat rekening baru atau permasalahan terkait masalah tabungan yang dimiliki

oleh nasabah yang suda tiadah di urus oleh keluarga melalui layanan secara

langsung kepadah customer service pada kantor cabang. Di kantor cabang ini juga

bisa melakukan transaksi untuk keperluan nasabah pada teller. Dalam kantor

57
https://www.bankbsi.co.id/company-information/tentang-kami, di akses tanggal 24
September 2022 pukul 22.26.

38
cabang ini juga menyediakan layanan gadai emas atau membeli emas pada

marketing yang di miliki oleh kantor cabang.

2. Visi Dan Misi Bank Syariah Indonesia

a) Visi Bank Syariah Indonesia

Top 10 Global Islamic Bank

b) Misi Bank Syariah Indonesia

1) Memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia Melayani >20

juta nasabah dan menjadi top 5 Bank berdasarkan aset (500+T) dan nilai

buku 50T tahun 2025

2) Menjadi bank besar yang memberikan nilai terbaik bagi para pemegang

saham Top 5 bank yang paling profittable di Indonesia (ROE 18%) dan

valuasi kuat (PB>2)

3) Menjadi perusahaan pilihan dan kebanggaan para talenta terbaik

Indonesia Perusahaan dengan nilai yang kuat dan memberdayakan

masyarakat serta berkomitmen pada pengembangan karyawan dengan

budaya berbasis kinerja.58

3. Produk-Produk Tabungan PT. Bank Syariah Indonesia

Produk tabungan yang ditawarkan oleh pihak Bank Syariah Indonesia

amatlah beragam, diantaranya ialah 59

a) BSI Tabungan Bisnis

58
https://www.bankbsi.co.id/company-information/tentang-kami, di akses tanggal 24
September 2022 pukul 22.26.
59
https://www.mandirisyariah.co.id/consumer-banking/tabungan/tabungan-mudharabah,
diakses tanggal 25 September 2022 pukul 02.09.

39
BSI Tabungan Bisnis merupakan tabungan yang menggunakan akad

Mudharabah Muthlaqah dalam mata uang rupiah yang dapat memudahkan

transaksi segmen wiraswasta dengan limit transaksi harian yang lebih besar dan

bebas biaya registrasi, transfer SKN & setoran kliring masuk melalui teller dan

Net Banking.

b) BSI Tabungan Easy Mudharabah

BSI abungan Easy Mudharabah merupakan tabungan dalam mata uang

Rupiah yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam

operasional kas di kantor bank atau melalui ATM. Dengan kelebihan Gratis biaya

tarik tunai di seluruh ATM Bank Mandiri, dapat melakukkan pembukaan rekening

secara online, dan kemudahan transaksi dengan fasilitas mobile banking dan net

banking.

c) BSI Tabungan Easy Wadi’ah

BSI abungan Easy Mudharabah merupakan tabungan dalam mata uang

Rupiah berdasarkan prinsip Wadiah Yad Dhamanah yang penarikan dan

setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam operasional kas di kantor bank

atau melalui ATM. Dengan keunggulan Gratis biaya tarik tunai di seluruh ATM

Bank Mandiri, dapat melakukkan pembukaan rekening secara online, dan free

biaya administrasi bulanan.

d) BSI Tabungan Efek Syariah

40
BSI Tabungan Tabungan Efek Syariah dengan akad Mudharabah

Muthlaqah merupakan Rekening Dana Nasabah (RDN) yang diperuntukan untuk

nasabah perorangan untuk penyelesaian transaksi efek di pasar modal.

e) BSI Tabungan Haji Muda Indonesia

Tabungan Haji Muda Indonesia diperuntukkan bagi seluruh nasabah usia

yang merencanakan haji dan umroh berdasarkan prinsip syariah menggunakan

akad Wadiah Yah Dhamanah atau Mudharabah Muthlaqah. Tabungan ini

dilengkapi fasilitas E-Banking apabila telah terdaftar di Siskohat (mendapat porsi)

dan fasilitas kartu ATM.

f) BSI Tabungan Junior

BSI Tabungan Junior merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi anak-

anak dan pelajar yang berusia di bawah 17 tahun untuk mendorong budaya

menabung sejak dini.

g) BSI Tabungan Mahasiswa

BSI Tabungan Mahasiswa merupakan tabungan yang berakadkan Wadiah

yang diperuntukkan bagi mahasiswa perguruan tinggi negri/perguruan tinggi

swasta ataupun pegawai/anggota perusahaan/lembaga/asosiasi/organisasi profesi

yang bekerjasama dengan bank. Fasilitas unggulan yang diberikan berupa fasilitas

tabungan Co-Branding, fasilitas E-Channel serta bonus bulanan sesuai dengan

kebijakan bank.

h) BSI Tabungan Payroll

41
BSI Tabungan Payroll adalah tabungan khusus yang merupakan produk

turunan dari tabungan wadiah/mudharabah reguler yang diperuntukkan bagi

nasabah payroll dan nasabah migran dengan fasilitas tabungan Co-Branding,

fasilitas E-Channel serta nisbah yang kompetitif setiap bulannya.

i) BSI Tabungan Pendidikan

BSI Tabungan Pendidikan merupakan tabungan dengan prinsip akad

mudharabah muthlaqah, yang diperuntukkan bagi segmen perorangan dalam

merencanakan pendidikannya dengan system autodebet dan mendapatkan

perlindungan asuransi serta dapat top up di luar setoran bulanan.

j) BSI Tabungan Pensiun

BSI Tabungan Pensiun merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi

nasabah perorangan yang terdaftar di lembaga pengelola pensiun yang telah

bekerjasama dengan bank. Akad yang yang digunakan pada produk tabungan ini

ialah akad wadiah yad dhamanah atau mudharabah muthlaqah dengna fasilitas

unggulan berupa fasilitas BSI Debet Co-Branding Taspen, nisbah yang kompetitif

serta kemudahan dalm pembukaan rekening.

k) BSI Tabungan Prima

BSI Tabungan Prima berakadkan mudharabah dan wadiah yang di

peruntukkan bagi segemen nasabah high networrth individuals yang memeberikan

fasilitas serta kemudahan, seperti layanan antrian prioritas, fasilitas free executive

lounge dan bagi hasil lebih kompetitif (akad mudharabah).

l) BSI Tabungan Rencana

42
BSI Tabungan Rencana merupakan tabungan yang menerapkan prinsip

akad mudharabah muthlaqah dengan system autodebet dan free perlindungan

asuransi bagi segmen perorangan dalam merencanakan keuangannya.

m) BSI Tabungan Simpanan Pelajar

BSI Tabungan Simpanan Pelajar merupakan tabungan yang menerapkan

akad wadiah yad dhamanah teruntuk siswa dengan persyaratan yang mudah,

sederhana, fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan sejak

dini.

n) BSI Tabungan Smart

BSI Tabungan Smart adalahBasic Saving Account dengan akad wadiah

yad dhamanah yang merupakan literasi OJK dengan persyaratan mudah dan

ringan guna meningkatkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

o) BSI Tabungan Valas

BSI Tabungan Valas adalah tabungan mata uang dollar yang penarikan

dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan bank

menggunakan akad wadiah yad dhamanah atau mudharabah muthlaqah.

Keunggulan produk ini ialah ringan biaya setoran awal, free biaya administrasi

bulanan dan dana (USD) aman dan setiap saat tersedia.

p) BSI TabunganKU

BSI TabunganKU merupakan tabungan yang menerapkan akad Wadiah

Yad Dhamanah dengan persyaratan yang mudah dan ringan untuk perorangan

guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan

43
masyarakat. Bebarapa fasilitas unggulan free biaya administrasi bulanan, fasilitas

E-Banking dan gratis biaya tarik di seluruh ATM Bank Mandiri.

q) BSI Tapenas Kolektif

BSI Tapenas Kolektif merupakan tabungan perencanaan jangka pendek

mapun jangka panjang yang diperuntukkan bagi karyawan atau tenaga kontrak

pada suatu institusi berdasarkan suatu perjanjian kerjasama dengan fasilitas

setoran bulanan ringan, nisbah bagi hasil yang kopetitif dan menabung dengan

sistem autodebet.

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah

Berdasarkan hasil penilitian ini diketahui bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi nasabah memilih menabung pada Bank Syariah Indonesia, yaitu

pelayanan, kualitas, fasilitas, produk, pengetahuan

1. Faktor Pelayanan dalam mempengaruhi keputusan nasabah

Faktor pertama yaitu faktor pelayanan, seperti pelayanan yang diberikan

oleh kariyawan bank syariah indonesia kepada semua nasabah tampa memandang

status sosial. Hasil penilitian menunjukan bahwa semakin tinggi presepsi nasabah

tentang kualitas nasabah tentang kualitas pelayanan maka semakin besar

kemungkinan seseorang untuk mengambil keputusan menjadi nasabah di bank

syariah tersebut. Hal ini mendukung wawancara yang dilakukan oleh peneliti

dengan ibu Farida Abubakar (nasabah) yang menyatakan:

Pelayanan di bank BSI Tomori Kec. Bacan sangat bagus dan pegawainya
ramah-ramah, disaat baru masuk lansung ditanyakan mau buat apa dan
dipersilahkan dengan baik, di sana juga tidak banyak antrian jadi
pengurusannya cepat.60
60
Farida Abubakar, (Nasabah) Wawancara, 17 April 2022

44
Philip Kotler (2012) mengungkapkan salah satu faktor yang

mempengaruhi konsumen ( nasabah) dalam mengambil keputusan adalah

pelayanan atau service yang ditawarkan bank terhadap konsumennya. 61 Oleh

karena itu, peningkatan kualitas pelayanan merupakan salahsatu upaya untuk

meningkatkan konsumen untuk memutuskan menjadi nasabah di bank syariah.

2. Faktor Kualitas dalam mempengaruhi keputusan nasabah

Faktor kedua yaitu faktor kualitas. Dewasa ini terdapat banyak fariasi

produk dalam industir perbankan syriah yang menawarkan kemudahan dan

keuntungan bagi nasabahnya. Banyak bank menawarkan produk tabungan dengan

kualitas terbaiknya. Masyarakat juga memiliki kriteria tersendiri yang dapat

menjadi faktor pendorong mereka untuk menjadi nasabah dan memilih produk

tabungan pada satu bank. Oleh karena itu, bank syariah harus memberikan

berbagai produk yang berkualitas serta memiliki kelebihan dibandingkan dengan

produk pesaing. Salah satu bank syariah yang menghadapi ketatnya persaingan

yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI). Dalam persaingan di bidang bisnis perbankan

yang ketat seperti sekarang ini, maka Bank Syariah Indonesia (BSI) harus kreatif

di dalam produk-produk perbankannya. Bank syariah perlu memberikan produk

tabungan yang bermanfaat dan juga menarik bagi nasabahnya agar bisa tetap

eksis. Perencanaan produk yang di hasilkan harus mencerminkan kualitas yang

baik. Produk yang berkualitas berarti produk yang memiliki nilai lebih di

bandingkan produk pesaing. Perusahaan yang memiliki kualitas yang lebih baik

akan memberikan costumer value yang lebih baik. Dengan begitu perusahaan

61
Philip Kotler, “Manajemen Pemasaran”, (Jakarta:PT. Indeks Kelompok
Gramedia,2012). h.83

45
tersebut dapat mempertahankan nasabahnya dan menarik nasabah baru dan pada

ahirnya dapat meningkatkan pangsa pasar.

3. Faktor Fasilitas dalam mempengaruhi keputusan nasabah

Faktor ketiga yaitu faktor fasilitas. Fasilitas dapat didefenisikan sebagai

sarana dan pra sarana yang disertakan perusahaan untuk diberikan kepada

nasabah. Biasanya fasilitas disertakan pada produk yang ditawarkan oleh

perusahaan kepada nasabah mereka. Seperi halnya standar kualitas pelayanan,

fasilitas yang tersedia diharapkan mampu memenuhi semua kebutuhan nasabah

yang akang bertransaksi keuangan mereka di bank. Sehingga bank mampu

melaksanakan fungsi sebagai lembaga penyedia jasa dibidang keuangan tersebut.

Fasilitas merupan sarana prasarana yang pentingg dalam usaha meningkatkan

kepuasan seperti memberi kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna jasa.

Apabilah fasilitas yang disediakan sesuai dengan kebutuhan, maka nasabah akan

merasa puas. Perusahaan yang memberikan suasana menyenangkan dengan desain

fasilitas yang menarik akan mempengaruhi nasabah dalam memalukan transaksi.

Fasilitas merupakan faktor penunjang utama dalam kegiatan suatu produk, karena

suatu perusahaan jasa harus memiliki mesin-mesin produksi, alat-alat kantor dan

tenaga kerja. Mengigat pentingnya fasilitas ini perusahaan rela mengeluarkan

modal yang besar untuk membeli peralatan atau mesin-mesin canggih yang

harganya mahal asalkan perusahaan bisa berproduksi secara optimal demikian

halnya dengan fasilitas yang diberkan dalam suatu produk perbankan, fasilitas

yang diberikan pihak bank semakin beragam, semuanya memberikan kemudahan

46
yang diberikan oleh pihak bank, misalnya fasilitas ATM, pembayaran telpon,

listrik dan PAM, serta fasilitas lainya.

4. Faktor Produk dalam mempengaruhi keputusan nasabah

Faktor keempat yaitu faktor produk, sebelum mengunakan jasa

perbankan, masyarakat akan memiliki harapan bagaimana produk tersebut

seharunya berungsi. Menurut Wahjono (2010) produk bank yaitu jasa yang

ditawarkan kepada nasabah untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki,

digunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan dan keiginan nasabah. 62

Berdasarkan analisis diketahui bahwa masyarakat di Desa Kupal mengunakan

bank syariah berdasarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Jika

sebuah bank dapat memberikan produk yang sesuai dengan apa yang diharapkan

nasabahnya, maka kepuasan nasabah akan semakin tinggi. Hasil penilitian ini

sejalan dengan wawancara yanng dilakukan oleh peniliti dengan ibu Rohani

Tamrin (nasabah) yang menyatakan:

Alasan saya untuk menabung di bank BSI itu karena tertarik dengan satu
produk yaitu BSI Tabungan E-mas, yang memiliki kemudahan
bertransaksi dan beberapa keunggulan seperti kita dapat memiliki rekening
tempat menyimpan emas yang bisa di top-up, ditarik dan ditransfer cukup
pakai BSI Mobile dan biaya admin rekening emas hanya
Rp24.000/tahun.63

5. Faktor Pengetahuan dalam mempengaruhi keputusan nasabah


62
Sento Imam Wahjono, “Manajemen Pemasaran Bank”, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010).h.23.
63
Rohani Tamrin, (nasabah) Wawancara, tanggal 17 April 2022

47
Pengetahuan nasabah merupakan keseluruhan informasi yang diperoleh

nasabah mengenai berbagai macam produk jasa yang ditawarkan serta

pengetahuan yang berkaitan dengan fungsi nasabah tersebut.64 Berdasarkan

penelitian yang dilakukan mengenai analisis faktor yang mempengaruhi minat

nasabah menabung di bank BSI salah satunya terbentuk faktor pengetahuan

terhadap minat nasabah. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa semakin banyak

pengetahuan serta informasi yang diperoleh dapat meningkatkan minat menabung.

Pada penelitian ini terbentuk faktor pengetahuan, yang artinya bahwa konsumen

atau nasabah pada bank BSI tersebut mempunyai pengetahuan yang tinggi

mengenai pengetahuan produk yang ditawarkan oleh pihak bank ataupun pihak

lain sehingga nasabah berminat menabung di BSI. Hasil penilitian ini sejalan

dengan wawancara yanng dilakukan oleh peniliti dengan ibu Suharti Tamrin

(nasabah) yang menyatakan:

Saya mengetahui salah satu produk bank BSI dari saudara dekat dan mulai
tertarik hingga memutuskan untuk menabung di bank BSI.65

Berikut uraian data berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi

minat nasabah dalam menabung di bank BSI dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Jenis Kelamin


No KETERANGAN Jumlah Orang
1 Faktor Pelayanan 1
2 Faktor Kualitas 0
3 Faktor Fasilitas 0
4 Faktor produk 2
5 Faktor Pengetahuan 6
Total 9

64
Rini Dwi Astuti dkk,Ilmu Perilaku Konsumen, (Ubpress Malang:2012), 50-53.
65
Suhartii Tamrin, (nasabah) Wawancara, tanggal 17 April 2022

48
Berdasarkan tabel 4.1 pada faktor pelayanan terdpat 1 orang, faktor

kualitas dan fasilitas tidak ada orang, faktor produk 2 orang dan faktor

pengetahuan 6 orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor kualitas dan fasilitas

kurang mempengaruhi minat nasabah dalam menabung di bank BSI pada

masyarakat desa Kupal Kec. Bacan selatan sedangkan dilihat dari faktor

pengetahuan sangat mempengaruhi minat nasabah dalam menabung di bank BSI

pada masyarakat desa Kupal Kec. Bacan Selatan.

C. Karakteristik Nasabah Bank Syariah Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan mewawancarai

beberapa nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) pada masyarakat desa Kupal

adalah sebanyak 9 orang yang telah menabung di bank BSI, berikut data

pekerjaan, jenis kelamin, dan usia nasabah bank BSI yang akan diuraikan pada

tabel dibawah ini:66

Tabel 4.2. Pekerjaan


Pekerjaan Jumlah Orang
PNS 5
Pelajar 3
Swasta 1
Total 9
Sumber data: wawancara 24 Maret 2022

Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui sebagian besar pekerjan

para nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) pada masyarakat desa Kupal adalah

PNS yaitu sebanyak 5 orang, pelajar sebanyak 3 orang sedangkan sebagian

terkecil adalah swasta 1 orang.

66
Masyarakat Desa Kupal, (Nasabah) wawancara tanggal 17 April 2022

49
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2019, besaran

gaji pokok PNS berjenjang sesuai golongan dan lama masa kerja yang dikenal

dengan masa kerja golongan (MKG). Berbeda dengan pekerja swasta yang

berpatokan pada upah minimum yang berbeda-beda sesuai dengan daerahnya,

Gaji pokok PNS ditetapkan sama di seluruh Indonesia, baik instansi pusat

maupun daerah. Sebagai catatan, di luar gaji, PNS juga mendapatkan sejumlah

tunjangan. Setiap PNS memiliki tunjangan yang berbeda-beda, ini tergantung dari

masa kerja, instansi, serta jabatan yang diembannya baik struktural maupun

fungsional.

Tunjangan yang bisa didapat PNS antara lain tunjangan kinerja, tunjangan

keluarga, tunjangan anak, tunjangan kemahalan, tunjangan perwakilan, tunjangan

jabatan, tunjangan kinerja, dan sebagainya.67

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mengapa PNS lebih

banyak menabung di bank BSI daripada pekerja swasta karena bisa dilihat dari

faktor pendapatan yang mana gaji PNS lebih besar daripada pegawai swasta

sehingga PNS lebih banyak menabung pada bank BSI adapun tuntutan dari

instansi yang mengharuskan pegawai PNS untuk membuka buku tabungan pada

bank BSI..

Tabel 4.3. Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Jumlah Orang
Laki-Laki 2
Perempuan 7
Jumlah 9
Sumber data: wawancara 24 maret 2022

67
Muhammad Idris, Membandingkan Upah Minimum Pekerja Swasta Vs Gaji PNS. https:
//money.kompas.com/read/2020/03/08/170101026/membandingkan-upah-minimum-pekerja-
swasta-vs-gaji-pns?page=all. Diakses 25 September 2022

50
Berdasarkan pada tabel 4.3 di atas dapat diketahui sebagian besar nasabah

Bank Syariah Indonesia (BSI) pada masyarakat desa Kupal berjenis kelamin

perempuan yang berjumlah 7 orang dan sebagian terkecil berjenis kelamin laki-

laki yang berjumlah 2 orang.

Tabel 4.4. Usia


Usia Jumlah Orang
< 25 3
31-35 tahun 2
36-40 tahun 3
> 41 Tahun 1
Total 9
Sumber data: wawancara 24 maret 2021

Berdasarkan pada tabel 4.4 di atas sebagian besar usia nasabah Bank

Syariah Indonesia (BSI) pada masyarakat desa Kupal berusia antara 36 sampai

dengan 40 tahun tahun berjumlah 3 orang, >41 tahun yaitu berjumlah 1 orang, 31

sampai 35 tahun berjumlah 2 orang dan berusia < 25 tahun berjumlah 3 orang.

51
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang sudah diuraikan pada bab

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari 9 nasabah yang peneliti wawancarai faktor-faktor penyebab masyarakat

berminat untuk menjadi nasabah di bank syariah adalah pada faktor pelayanan

terdpat 1 orang, faktor kualitas dan fasilitas tidak ada orang, faktor produk 2

orang dan faktor pengetahuan 6 orang.

2. Dengan melihat hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa

faktor Pengetahuan menjadi faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi

minat masyarakat untuk menjadi nasabah di bank syariah, kemudian diikuti

dengan faktor produk, serta faktor pelayanan. Sedangkan faktor kualitas dan

fasilitas tidak mempengaruhi minat masyarakat untuk menjadi nasabah di bank

syariah.

B. Saran

Bagi pihak bank syariah diharapkan dari sistem marketing atau

pemasarannya lebih mengenalkan atau mensosialisasikan produk-produk dan

sistem yang ada di bank syariah sehingga masyarakat Desa Kupal tidak hanya

mengetahui bank syariah dari luarnya saja, tetapi dalamnya juga mengetahui, dan

agar tertarik untuk menjadi nasabah di bank syariah.

52
DAFTAR PUSTAKA

Al Arif M. Nur Rianto, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung:


Alfabeta, 2012

Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2010

Astuti Rini Dwi dkk,Ilmu Perilaku Konsumen, Ubpress Malang, 2012


Arifin Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syaria, Jakarta: Alvabet, 2002

Anshori Abdul Ghafur, Payung Hukum Perbankan syariah (UU Bidang


perbankan, Fatwa DSN-MUI, Dan Peraturan Bank Indonesia),
Yogyakarta: UII Press, 2007

Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2002-2011.

Dedi, Kewirausahaa Teori dan Praktik, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada


Media Group,2008

Irham Fahmi, Etika bisnin teori, kasus dan solusi, Bandung: Alfabeta, 2013.

J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik, Jakarta : PT. Grasindo, 1996

Kotler Philip dan gary Amstrong. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Pren


Hallindo, 1997

Kotler Philip and Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran,.

Kotler Philip, “Manajemen Pemasaran”, (Jakarta:PT. Indeks Kelompok


Gramedia, 2012
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya edisi vi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007

Koentjaranigrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT, Gramedia


Pudtaka Utama, 1997

Matthew B. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang


Metode-Metode Baru, Jakarta: Universitas Indonesia Pers, 1992
Nitisusastro Mulyadi, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan,
Bandung: Alfabeta, 2013

Nainggolan Basaria, Perbankan Syariah Di Indonesia Teori Dan Fakta, Ciputat,


Jakarta-selatan,2013

Nazir Moh., Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003

Nugroho Mahfud”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan


Nasabah Dalam Memilih Layanan Di Bank Syariah” 2019

Prasetijo Ristiyanti & Jhon J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, Yogyakarta: Andi
Offset, 2005

Sudjana Nana dan Ahwal Kusumah, Prop osal Perguruan Tinggi, Bandung: Sinar
Baru Algasindo, 2000

Sumarni Murti, Manajemen Pemasaran Bank, Yogyakarta: Liberty, 2002

Sumirto Warkum, Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga Terkait


BAMUI, takaful dan pasar modal syariah di Indonesia, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004

Sari Febrina, Metode Dalam Pengambilan Keputusan, Yogyakarta: CV. Budi


Utama, 2015

Sudaryono, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Pemasaran, Jakarta: Lentera


Ilmu Cendekia, 2014

Supranto, Nandan Iimakrisna, Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran


(Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis), Edisi 2, Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2011

Terry George R, Prinsip-prinsi Manajemen, diterjemahkan oleh J.Smith.D.F.M,


Guide to Manajeemn, Jakarta: Bumi Aksara, 2003

Tjiptono Fandy, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andy Offset, 2002

Wahba al-Zuhaili, Al-Islami wa Adilatuh, jilid 4, Damsik, Dar al-fikr, 1989

Wahba al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adilatuh, Juz.IV Cet. II; Beirut: Dar al-
Fikr, 1405 H./1985 M.

Wahjono Sento Imam, “Manajemen Pemasaran Bank”, Yogyakarta: Graha Ilmu,


2010
Idris Muhammad , Membandingkan Upah Minimum Pekerja Swasta Vs Gaji PNS
. https://money.kompas.com/read/2020/03/08/170101026/
membandingkan-upah-minimum-pekerja-swasta-vs-gaji-pns?page=all.
Diakses 25 September 2022

https://blog.investree.id/perencanaan-finansial/mengenal-pengertian-dari-nasabah-
secara-lebih-dalam/

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/pengertian-tentang-bank-
syariah-dan-istila-di-dalamnya

https://www.mandirisyariah.co.id/consumer-banking/tabungan/tabungan-
mudharabah, diakses tanggal 25 September 2022 pukul 02.09.
https://www.bankbsi.co.id/company-information/tentang-kami, di akses tanggal
24 September 2022 pukul 22.26.
Abubakar Farida, (nasabah) Wawancara, 17 April 2022
Astum Sabrin, (nasabah) Wawancara, tanggal 17 April 2022
Masyarakat Desa Kupal, (nasabah) wawancara tanggal 17 April 2022
Tamrin Rohani, (nasabah) Wawancara, tanggal 17 April 2022
Tamrin Suhartii, (nasabah) Wawancara, tanggal 17 April 2022
DATA WAWANCARA NASABAH BANK SYARIAH INDONESIA PADA
MASYARAKAT DESA KUPAL KEC. BACAN SELATAN

Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab rumusn

masala pada penilitian yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Menabung Di Bank Syariah (Studi

Kasus di Masyarakat Desa Kupal Kec. Bacan Selatan)”

DaftarPertanyaan :

1. Mengapa lebih memilih menabung di bank syariah Indonesia?

2. Siapa yang mengenalkan prodak bank syariah Indonesia?

3. Bagaimana pelayanan di bank Syariah Indonesia?


LAMPIRAN
1. DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN NASABAH BANK
SYARIAH INDONESIA PADA MASYARAKAT DESA KUPAL
KEC. BACAN SELATAN

Wawancara bersama Ibu Suharti Tamrin, Selaku nasabah Bank BSI Tomori, Kec.
Bacan.
Wawancara bersama Ibu Rohani Tamrin, Selaku nasabah Bank BSI Tomori, Kec.
Bacan.

Wawancara bersama Sarbin Astum, Selaku nasabah Bank BSI Tomori, Kec.
Bacan.
Wawancara bersama Ibu Farida Abubakar , Selaku nasabah Bank BSI Tomori,
Kec. Bacan.
Wawancara bersama Ibu Dian Wirda Faradila , Selaku nasabah Bank BSI Tomori,
Kec. Bacan.

Wawancara bersama Bapak Sanusi Lariaga, Selaku Kepala Desa Kupal, Kec.
Bacan Selatan.

Anda mungkin juga menyukai