Form 1 (ANC)
Mempunyai Buku KIA K1 K1 Murni K4 K6 Status T Bumil
Jumlah
NO. PUSTU Bumil T1
Penduduk
kum % kum % kum % kum % kum %
kum
1 Puruk Cahu seberang 2,889 48 8 16.67 6 12.50 2 4.17 0 0.00 0 0.00 6
2 Muara sumpoi 918 8 2 25.00 1 12.50 1 12.50 0 88.23 0 0.00 0
3 Danau Usung 1,787 37 6 16.22 5 13.51 1 2.70 4 10.81 1 2.70 1
4 Bahitom 3,169 70 3 4.29 3 4.29 2 2.86 4 5.71 2 2.86 6
5 UPT Trans Bahitom 647 3 2 66.67 2 66.67 0 0.00 1 33.33 0 0.00 0
Puruk Cahu,
Pengelola Program,
PROVINSI :KALIMANTAN TENGAH
TAHUN (s/d bulan) Januari 2023
Wayan Tahanitha,Amd.Keb
Daniel Patandianan,SKM NIP.19840331 200604 2 012
NIP.19711201 200012 1 005
PROVINSI : KALIMANTAN TENGAH
TAHUN (s/d bulan) Januari 2023
0 0 0 0 0 0 0 1 5 0 6 1 1 0 0 0 13 10 13 5 5 7 7
Langkap,SST.M.Kes
NIP. 19650619 198603 1 006 Wayan Tahanitha,Amd.Keb
NIP. 19840331 200604 2 012
PROVINSI :KALIMANTAN TENGAH
TAHUN (s/d bulan) Januari 2023
Form 4 (Kematian)
Puruk Cahu,
Mengetahui Pengelola Program,
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Murung Raya
Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK) TB dalam Kehamilan Kecacingan dalam Kehamilan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
0 0 0 6 0 0 1 2 15 0 3 0
0 0 0 1 0 0 1 1 8 0 2 0
0 0 0 4 1 0 1 1 9 0 2 0
14 0 0 14 0 0 1 2 18 0 2 0
0 0 0 0 0 0 1 1 3 0 2 0
14 0 0 25 1 0 5 7 53 0 11 0
Wayan Tahanitha,Amd.Keb
Langkap,S.ST.,M.Kes NIP. 19840331 200604 2 012
NIP.19650619 198603 1 006
Kabupaten : MURUNG RAYA
TAHUN (s/d bulan) Januari 2023
3 Danau usung 2 1 1
4 Bahitom 3 1 1
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
TOTAL 22 5 5
Form 6 (KB)
Sasaran Pelayanan Keluarga Berencana Jml Peserta KB Aktif Me
1 Puruk cahu seberang 338 80 105 31.07 2 0.59 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0
2 Muara sumpoi 220 0 87 39.55 2 0.91 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0
3 Danau Usung 205 31 84 40.98 1 0.49 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0
4 Bahitom 412 82 148 35.92 3 0.73 4 4.88 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0
5 UPT trans bahitom 84 86 30 35.71 1 1.19 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0
Langkap,S.ST.,M.Kes
NIP.19650619 198603 1 006
Jml Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi Cara Modern Jml Peserta KB Pasca Persalinan Menurut Metode Kontrasepsi Cara Modern
Pil Suntik AKDR Implan MOW MOP Kondom Pil Suntik AKDR Implan MOW MOP
150 156 0 1 17 0 0 0 2 0 0 0 0
0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 6 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
7 20 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0
3 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0
162 191 0 1 17 0 0 3 4 0 1 0 0
8
9
10
11
12
13
14
15
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LAPORAN PENEMUAN HIV PADA IBU DAN ANAK KABUPATEN/ KOTA...................
BULAN/ TRIWULAN : Januari
TAHUN: 2023
jumlah Jumlah Bumil HIV Bumil HIV Jumlah Bumil melahirkan
Jumlah
No PUSTU Bumil K1 Bumil Tes Bumil HIV masuk baru
HIV positif perawata memulai SC pervaginam
1 Puruk Cahu sebera 3
2 M.Sumpoi 1
3 Danau Usung 5
4 Bahitom 3
5 UPT Trans 2
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
TOTAL 14 0 0 0 0 0 0
Mengetahui
Kepala Seksi Kesga dan Gizi
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota......
KOTA................................TAHUN..................
0 0 0 0 0 0
Total PKM 14 0 0 0 0 0
Mengetahui
Kepala Seksi Kesga dan Gizi ......................., ......., ..................., 2019
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota...... Pelaksana Program Kesga
Totak PKM 14
AK KABUPATEN/ KOTA................................TAHUN..................
jumlah Bayi
Jumlah Bayi lahir dari mendapatkan Jumlah Bayi yang lahir dari ibu Hep B
ibu hep B imunisasi Hb0 < 24 diberikan HbIg
jam
No INDIKATOR
Sarana
Kegiatan Program
13 K1 Akses
K1 Murni
14 K4
15 PN
16 PN DI FASYANKES
17 PN DI NON FASYANKES
18 KF1
19 KF2
No INDIKATOR
20 KF3
21 VIT A NIFAS
22 KN1
23 KN Lengkap
24 NK
Puskesmas melaksakan
31
penjaringan
Puskesmas yang
melaksanakan penjarkes
peserta didik kelas 1 (yang Jumlah SD yang
32
mencakup target 100% dijaring
sekolah sasaran)
Puskesmas
34 melaksanakan
penjaringan
Puskesmas yang
melaksanakan penjarkes
peserta didik kelas 7 & 10 Jumlah Peserta Didik
36 (yang mencakup target Kelas 7 yang dijaring
100% sekolah sasaran)
42 umur ≥ 60 tahun
43 umur ≥ 70 tahun
45 Tingkat Kemandirian A
No INDIKATOR
47 Tingkat Kemandirian C
KB
51 PUS 4 T ber KB
52 Komplikasi
Pelayanan Keluarga
Berencana
53 Kegagalan
54 Efek Samping
55 Drop Out
No INDIKATOR
56 Kondom
57 Pil
58 Suntik
59 AKDR
Peserta KB Aktif
60 Implan
61 MOW
62 MOP
64 Kondom
65 Pil
66 Suntik
67 AKDR
Jumlah Peserta KB Paska
Persalinan
68 Implan
69 MOW
No INDIKATOR
70 MOP
Jml Kb Paska
71
Persalinan
DEFINISI OPERASIONAL
balita yang memiliki buku KIA dan telah terisi sesuai usia dalam
kurun waktu 1 tahun
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai AKDR hingga
saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri
kesuburan.
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai implan hingga
saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri
kesuburan.
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon terus-
menerus hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan.
Jumlah absolut puskesmas PKRT di kab/kota DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Jumlah absolut puskesmas yang membina bayi/ balita/ anak usia sekolah/ remaja
terlantar di panti/LKSA DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
puskesmas yang memberikan layanan MTBS kepada seluruh balita dengan keluhan
yang datang berobat ke Puskesmas DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
CARA PERHITUNGAN
puskesmas yang memberi layanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada
balita minimal 2 kali setahun menggunakan KPSP atau Buku KIA atau instrumen baku
lainnya minimal 80% balita DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Jumlah absolut puskesmas yang di wil. Kerjanya melaksanakan kelas ibu balita DIBAGI
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga
kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu
hamil di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu hamil yang pertama kali saat trimester 1 kehamilan mendapat pelayanan
antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
DIBAGI Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit 4x dengan distribusi waktu 1x pada trimester 1, 1x pada trimester ke 2, 2x
pada trimester ke 3 di suatu wil, kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah
sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu wil. Kerja dalam kurun waktu tertentu
DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan di fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wil.
Kerja dalam kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah
kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan di luar fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wil.
Kerja dalam kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah
kerja pada waktu tertentu
Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam - hari ke 3 pasca persalinan sesuai
standar DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan pelayanan kepada ibu pada hari ke 4 - 28 pasca persalinan sesuai standar
DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
CARA PERHITUNGAN
Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin
sesuai standar paling sedikit 3x dengan distribusi waktu 6 jam - hari ke 3 (KF1), hari ke 4
- hari ke 28 (KF2), dan hari ke 29 - 42 (KF3) setelah bersalin di suatu wil. kerja pada
kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada
waktu tertentu
Cakupan ibu nifas yang mendapatkan Vit A 200.000 SI sebanyak 2 kali yaitu 1 kaspsul
segera setelah melahirkan dan 1 kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama
DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
(jumlah neonatus yangmendapat layanan sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI jumlah seluruh sasaran bayi di
suatu wilayah kerja dalam 1 tahun)
balita yang memiliki buku KIA dan telah terisi sesuai usia dalam kurun waktu 1 tahun
DIBAGI Jumlah sasaran balita di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Balita yang dipantau tahapan perkembangan sesuai usianya menggunakan KPSP atau
Buku KIA atau instrumen baku yang diperiksa oleh guru PAUD dan kader terlatih/
terorientasi di bawah supervisi tenaga kesehatan dalam kurun waktu 1 tahun DIBAGI
jumlah sasaran balita di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
Balita dengan keluhan yang mencari pengobatan ke Puskesmas dalam kurun waktu 1
tahun DIBAGI jumlah sasaran balita di wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun
Jumlah balita yang datang berobat ke Puskesmas dilayani dengan pendekatan MTBS
dalam kurun waktu 1 tahun DIBAGI jumlah balita sakit yang datang berobat ke
Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
Cakupan puskesmas yang minimal 50% desa / kelurahan di wil. Kerjanya melaksanakan
kelas ibu dalam kurun waktu 1 tahun DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja
dalam waktu tertentu
CARA PERHITUNGAN
Cakupan puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K di suatu wil. Kerja dalam kurun
waktu 1 tahun DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1
SD/MI/SDLB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI
Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 7
SMP/MTs/SMPLB dan kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas
dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam
waktu tertentu
Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 60 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
Jumlah Lansia Risti yang dibina / yang mendapat pelayanan (umur ≥ 70 tahun)
Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 70 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 60 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan perempuan) yang telah mendapat pelayanan
kesehatan reproduksi calon pengantin, dibagi jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan
perempuan) yang terdaftar di KUA/lembaga agama lain di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun, dikali 100%.
Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan perempuan) dengan anemia (berdasarkan
pemeriksaan klinis dan/atau laboratorium), dibagi jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan
perempuan) yang mendapat pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun, dikali 100%.
Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan perempuan) dengan kekurangan gizi (Indeks Massa
Tubuh/IMT <18,5 atau Lingkar Lengan Atas/LiLA <23,5 cm), dibagi jumlah calon pengantin
(terpilah laki-laki dan perempuan) yang mendapat pelayanan kesehatan reproduksi calon
pengantin di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun, dikali 100%.
Persentase PUS dengan “4T” yang menjadi peserta KB terhadap seluruh PUS dengan
“4T” di wilayah kerja tertentu.
= Jumlah PUS “4T” ber-KB / Jumlah PUS dengan “4T”
x 100%
= Jumlah peserta KB yang mengalami efek samping / Jumlah peserta KB aktif x 100%
Persentase peserta KB pil aktif terhadap total Peserta KB AKtif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah peserta KB Pil Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase peserta KB suntik aktif terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah
kerja tertentu.
= Jumlah peserta KB Suntik Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase peserta AKDR aktif terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah peserta AKDR Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase peserta implan aktif terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah peserta Kondom Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase perempuan di-MOW terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah Perempuan di-MOW / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase laki-laki di-MOP terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah Laki-laki di-MOP / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Pil / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Pil / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Suntik / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan AKDR / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan implan / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menjalani MOW / Jumlah Peserta KBPP x 100%
CARA PERHITUNGAN
= Jumlah ibu paska persalinan yang suaminya menjalani MOP / Jumlah Peserta KBPP x
100%
= Jumlah ibu paska persalinan ber KB / Jumlah sasaran ibu bersalin x 100%
No INDIKATOR
1 Kematian Ibu
8 Lahir Mati
Penyebab Kematian
12
Neonatal-BBLR
Penyebab Kematian
13
Neonatal-Asfiksia
Penyebab Kematian
14
Penyebab Kematian Neonatal Neonatal-Tetanus
Penyebab Kematian
15
Neonatal-Sepsis
Penyebab Kematian
16 Neonatal-Kelainan
Kongenital
Penyebab Kematian
17
Neonatal-Lain2
18 Kematian Post-Neo
26 Kematian Bayi
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas
karena hipertensi dalam kehamilan, preeklamsi dan eklamsi.
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
disebabkan karena penyakit infeksi yang langsung terkait kehamilannya. Misal
: abortus sepsis, sepsis puerperalis, dsb
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
disebabkan karena penyakit terkait gangguan darah . Misal : ITP, Thalasemia,
leukemia, dsb
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
disebabkan karena penyakit gangguan metabolik. Misal : penyakit diabetes
melitus, penyakit jantung, dsb.
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
bukan disebabkan karena perdarahan, hipertensi, infeksi kehamilan, gangguan
darah, dan gangguan metabolik . Misal : malaria, meningitis, tuberkulosis, dsb.
Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28minggu,
tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan
Kematian Neonatal dini: kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama
kehidupannya
Kematian Neonatal Lanjut : Kematian bayi yang terjadi pada masa 8-28 hari
kehidupannya
Kematian Neonatal: kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa 0-28 hari
kehidupannya
Kasus kematian neonatal akibat sindrom klinik penyakit sistemik disertai infeksi
bakteri, infeksi jamur dan infeksi virus. (modul TOT Gadar)
kasus kematian neonatal yang diakibatkan kelainan yang terlihat pada saat
lahir, bukan akibat proses persalinan. Kelainan kongenital bisa herediter, dapat
dikenali saat lahir. Misalnya atreis ani, anensefali.
Kasus kematian post-neo diakibatkan oleh diare (buang air besar cair lebih dari
3 kali dalam sehari) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
Kasus kematian post-neo diakibatkan oleh kelainan saraf (penyakit akibat oleh
peradangan susunan saraf seperti yang ditandai dengan gejala demam,
kesadaran menurun, kaku kuduk, dan kejang dan muntah, contoh meningitis,
encephalitis, dll ) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
Kasus kematian bayi/balita diakibatkan oleh diare (buang air besar cair lebih
dari 3 kali dalam sehari) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
Kasus kematian balita yang diakibatkan oleh penyakit demam berdarah yang
biasanya ditandai dengan : demam, tanda-tanda perdarahan (bercak
kemerahan pada kulit, perdarahan gusi, dll), dan atau adanya tanda-tanda syok
(kesadaran menurun, penurunan tekanan darah, dll). Surveilans Kesehatan
Anak, 2014
Kasus kematian bayi/balita diakibatkan oleh difteri (infeksi saluran pernapasan
atas (nasofaring) yang ditandai dengan selaput berwarna keabuan, dapat
mengenai laring atau trakea dan menimbulkan gejala sekret berwarna
kemerahan, stridor, serta paralisis otot dan miokarditis akibat toksin dari
bakteri penyebabnya) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
Jumlah kematian ibu karena perdarahan dibagi jumlah seluruh kematian ibu
dikali 100%
Jumlah kematian ibu karena hipertensi dibagi jumlah seluruh kematian ibu
dikali 100%
Jumlah kematian ibu karena infeksi dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali
100%
Jumlah kematian ibu karena gangguan darah dibagi jumlah seluruh kematian
ibu dikali 100%
Jumlah kematian ibu karena lain-lain dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali
100%
jumlah kelahiran bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu
tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan per 1000 kelahiran hidup
jumlah kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama kehidupannya per 100
kelahiran hidup
jumlah kematian bayi yang terjadi pada masa 8-28 hari kehidupannya per
1000 kelahiran hidup
jumlah kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa 0 - 28 hari
kehidupannya per 1000 kelahiran hidup
Jumlah kematian neonatal karena prematuritas/BBL dibagi jumlah seluruh
kematian neonatal dikali 100%
Jumlah kematian pos-neo karena diare dibagi jumlah seluruh kematian post-
neo dikali 100%
Jumlah kematian pos-neo karena saluran cerna dibagi jumlah seluruh kematian
post-neo dikali 100%
Jumlah kematian pos-neo karena tetanus dibagi jumlah seluruh kematian post-
neo dikali 100%
Jumlah kematian pos-neo karena malaria dibagi jumlah seluruh kematian post-
neo dikali 100%