Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KOPERASI AGRIBISNIS

Oleh

Gagah Wicaksono NPM 2224021015


Dwi Juliyanti Puspita Sari NPM 2024021007

JURUSAN MAGISTER AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Koperasi merupakan badan usaha yang menganut asas kekeluargaan. Koperasi
sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha yang turut berperan
serta dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Mengingat koperasi merupakan salah
satu bentuk sistem perekonomian yang paling sesuai dengan corak budaya bangsa
yaitu ekonomi kerakyatan. Oleh sebab itu, koperasi di Indonesia seharusnya dapat
tumbuh berkembang sepanjang tahun. Hal ini sejalan dengan data Kementerian
Koperasi dan UKM yang dikutip oleh BPS RI (2022) yang dijelaskan pada Tabel
1. Jumlah koperasi aktif pada sepanjang tahun 2019-2021 secara umum
mengalami sedikit peningkatan sebesar 3,31% dari tahun 2019-2020 dan
peningkatan kecil dari 0,57% pada tahun 2020-2021. Pada Provinsi Lampung,
peningkatan jumlah koperasi aktif mengalami sedikit peningkatan pada tahun
2019-2020 yakni sebesar 0,63% dan mengalami peningkatan cukup signifikan
pada tahun 2020-2021 yaitu sebesar 9,29%.

Tabel 1. Jumlah Koperasi Aktif Menurut Provinsi (Unit) Tahun 2019-2021

Jumlah Koperasi Aktif Menurut Provinsi (Unit)


Provinsi
2019 2020 2021
Aceh 4115 4176 4102
Sumatera Utara 4199 4593 5033
Sumatera Barat 1919 2047 2200
Riau 2946 3150 3248
Jambi 2540 2190 2046
Sumatera Selatan 3888 4102 3992
Bengkulu 1883 1948 1983
Lampung 2075 2088 2282
Kep. Bangka Belitung 651 676 711
Kep. Riau 884 929 982
Dki Jakarta 3447 4150 4542
Jawa Barat 13247 14706 15621
Jawa Tengah 13164 12190 10270
DI Yogyakarta 1751 1820 1853
Jawa Timur 21757 22464 22845
Banten 3881 4047 4216
Bali 4244 4193 4193
Nusa Tenggara Barat 2396 2479 2622
Nusa Tenggara Timur 2697 2808 2874
Kalimantan Barat 2935 2904 3142
Kalimantan Tengah 2510 2633 2921
Kalimantan Selatan 1721 1824 1875
Kalimantan Timur 2906 3036 3067
Kalimantan Utara 476 558 612
Sulawesi Utara 3620 3722 3668
Sulawesi Tengah 1429 1405 1435
Sulawesi Selatan 4966 5057 4535
Sulawesi Tenggara 3051 3009 2413
Gorontalo 884 928 975
Sulawesi Barat 837 909 862
Maluku 2373 2430 2488
Maluku Utara 917 997 1081
Papua Barat 608 663 723
Papua 2131 2293 2434
Indonesia 123048 127124 127846
Sumber : BPS RI 2022

Meskipun penjelasan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah koperasi aktif


positif, koperasi khususnya di Indonesia masih perlu membangun dirinya dan
dibangun menjadi kuat. Menurut Kartasapoetra dan Setyadi (2003), faktor kunci
dalam pengembangan dan pemberdayaan koperasi. yaitu antara lain : Pemahaman
pengurus dan anggota akan jati diri koperasi (cooperative identity) yang antara
lain dicitrakan oleh pengetahuan mereka terhadap ‘tiga serangkai’ koperasi, yaitu
pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi.

Pengertian koperasi menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 (Pasal 1 ayat


1) koperasi adalah Badan usaha yang beranggotaan orang-orang yang berkumpul
secara sukarela (pasal 5 ayat I a.) untuk mencapai kesejahteraaan (pasal 3)
memodali bersama (pasal 4.1) dikontrol secara demokratis (pasal 5 ayat b) orang-
orang itu disebut pemilik dan pangguna jasa koperasi yang bersangkutan (pasal 17
ayat 1). Dengan kata lain, koperasi adalah perkumpulan dari orang-orang yang
bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-
aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama, melalui perusahaan yang mereka
milik bersama dan mereka kendalikan secara demokratis

Upaya pengembangan koperasi, bisa ditempuh salah satunya dengan cara


kemitraan. Kemitraan agribisnis di Indonesia umumnya menitik beratkan
kemitraan tersebut pada sektor pertanian. Hal ini sesuai dengan Koperasi Unit
Desa yang biasanya berhubungan langsung dengan kegiatan, sarana dan prasarana
maupun hasil produksi pertanian. Agribisnis Indonesia merupakan lahan yang
sangat subur bagi tumbuh dan berkembangnya usaha yang menguntungkan,
karena pola kemitraan usaha merupakan salah satu tuntutan objektif bagi
keberadaan agribisnis.

Sebagai contoh studi kasus pada makalah ini, salah satu koperasi yang bergerak
pada sektor pertanian adalah Koperasi Pertanian (KOPTAN) Makmur berlokasi di
Desa Natar, Kabupaten Lampung Selatan yang diteliti oleh Dinata et al (2014).
KOPTAN Makmur bergerak khusus pada sektor pertanian komoditas jagung.
KOPTAN Makmur ini sangat diminati oleh petani jagung setempat karena
bertujuan untuk menimbulkan semangat para petani untuk meningkatkan produksi
pertanian dan membantu petani dalam memasarkan produk pertaniannya.
II. ISI DAN PEMBAHASAN

A. Isi

Koperasi Tani (KOPTAN) adalah salah satu bentuk kerja sama dalam Kelompok
Tani yang bersifat kekeluargaan. Koperasi sendiri berasal dari kata co dan
operation. Dimana, co memiliki arti bersama-sama, dan operation berarti bekerja.
Kerja sama ini terjadi karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka.
Mereka bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-hari, kebutuahan yang
berhubungan dengan lembaga maupun rumah tangga. Pada hakikatnya KOPTAN
adalah organisasi Ekonomi Petani yang berwatak sosial, beranggotakan orang atau
badan hukum yang berdasarkan asas kekeluargaan yang mana KOPTAN
merupakan yang sesuai dengan semangat jiwa gotong royong bangsa indonesia.
Karakteristik utama koperasi yang membedakan dengan dengan badan usaha lain
adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the duel identity of the
member) yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi
(user own oriented firm). Badan usaha koperasi merupakan badan usaha yang
didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh
anggota. Modal koperasi merupakan simpanan pokok dan simpanan wajib dan
simpanan sukarela cadangan dan hibah.

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan


masyarakat pada umumnya serta membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. KOPTAN juga
merupakan badan usaha yang beranggotakan Petani atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan Ekonomi Petani yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Menurut ICA (2002), prinsip-prinsip koperasi adalah :


1. Koperasi adalah perkumpulan sukarela, terbuka bagi semua orang yang mampu
menggunakan jasa-jasa perkumpulan dan bersedia menerima tanggungjawab
keanggotaan tanpa diskriminasi gender, sosial, rasial, politik dan agama.
2. Koperasi adalah perkumpulan demokratis, dikendalikan oleh paraanggotanya
yang secara akfif berpartisipasi dalam penetapan kebijakan-
kebijakanperkumpulan dan mengambil keputusan-keputusan
3. Anggota koperasi menyumbang secara adil dan mengendalikan
secarademokratis, modal dari koperasi mereka
4. Koperasi bersifat otonom, merupakan perkumpulan yang menolong diri sendiri
dan dikendalikan oleh anggota-anggotanya
5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan bagi anggotanya, para wakil yang
dipilih, manajer dan karyawan, agar mereka dapat memberikan sumbangan
yang efektif bagi perkembangan koperasi
6. Koperasi dapat memberikan pelayanan paling efektif kepada para anggotanya
dan memperkuat gerakan koperasi dengan cara kerjasama melalui struktur
lokal, nasional, regional, dan internasional
7. Koperasi bekerja bagi pembangunan yang berkesinambungan dari komunitas
mereka melalui kebijakan yang disetujui anggotanya.

Peran KOPTAN dalam membangun perekonomian tentu memiliki peran penting


bagi setiap lembaga dan anggota yang menjalankannya untuk membangun
perekonomian. Berikut adalah beberapa peran dari KOPTAN:
1. Meningkatkan Pendapatan Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh
koperasi merupakan keuntungan para anggota.
2. Menciptakan Lapangan Pekerjaan, KOPTAN bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan para anggota dan juga masyarakat tani pada umumnya. Dalam
mencapai tujuan tersebut, koperasi tani berusaha melakukan kegiatan sesuai
dengan jenis koperasi.
3. Meningkatkan Taraf Hidup, kegiatan koperasi dapat meningkatkan penghasilan
para anggota koperasi. Ini berarti sekaligus meningkatkan taraf hidup
masyarakat tani . Dengan memperoleh penghasilan yang tinggi kemungkinan
akan lebih mudah memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka ragam.
4. Turut Mencerdaskan Bangsa, usaha KOPTAN bukan hanya kegiatan di bidang
material, tetapi juga mengadakan kegiatan pendidikan terhadap para anggota.
Pendidikan tersebut antara lain diberikan dalam bentuk pelatihan keterampilan
dan manajemen. Dengan demikian, KOPTAN turut berperan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
5. Mempersatukan & mengembangkan Daya Usaha, KOPTAN merupakan
kekuatan yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan bersama. dalam
melakukan kegiatan usahanya dapat mempersatukan usaha para petani untuk
memenuhi kebutuhannya, seperti usaha pengadaan pupuk, bibit, alat pertanian,
dan menjual bersama produksi pertanian.
6. Menyelenggarakan Kehidupan Ekonomi, pada setiap kegiatan, Koperasi
pertanian bertindak bukan atas kehendak pengurus, melainkan berdasarkan
keinginan para anggota, yaitu terlebih dahulu harus dimusyawarahkan. Hal ini
merupakan pencerminan dari pelaksanaan demokrasi ekonomi. Nilai-nilai
dalam koperasi merupakan salah satu aspek penting yang membedakan
koperasi dengan badan usaha ekonomi lainnya, karena dalam nilai-nilai
koperasi terkandung unsur moral dan etika yang tidak semua dimiliki oleh
badan usaha ekonomi lainnya. Prinsip-prinsip normatis koperasi seperti
menolong diri sendiri (self-help), percaya pada diri sendiri (self-reliance) dan
kebersamaan (cooperation) dalam lembaga koperasi akan dapat melahirkan
efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi
koperasi untuk mampu bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya.

Karena model koperasi sangat demokratis, dibangun oleh dan untuk anggota.
Koperasi memiliki mekanisme pengawasan yg akuntabel melalui Rapat Anggota
Tahunan yang penerapannya dibantu Dewan Pengawas. Landasan kerjanya
berupa AD/ART yang disetujui semua anggota dan dikelola secara profesional.
KOPTAN secara prakteknya menjalankan atau memposisikan organisasnya
sebagai: (1) Menjadi agen kemandirian petani; (2) Membangun pertanian berbasis
kawasan & komoditas, (3) memotong rantai pemasaran, (4) Menyediakan
informasi pasar berbasis teknologi, (5) Menyediakan sarana produksi pertanian
yang murah; dan (6) Menyediakan teknologi tepat guna lewat program penelitian
dan pengembangannya.

B. Pembahasan
Studi kasus pada KOPTAN Makmur di Desa Natar, Kabupaten Lampung Selatan
sudah melaksanakan kegiatan praktek dalam menjalankan tugas koperasi pada
bidang pertanian. Salah satu fungsinya adalah menjadikan KOPTAN sebagai
sarana berkumpulnya petani dalam bertukar informasi budidaya serta memotong
rantai pemasaran. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dinata et al (2014), salah
satunya dianalisis perbedaan pendapatan bagi anggota dan non-anggota KOPTAN
Makmur di Desa Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

Analisis perbedaan pendapatan usahatani jagung antara anggota dan non-anggota


KOPTAN Makmur di Desa Natar, Kabupaten Lampung Selatan dijelaskan pada
Tabel 2 dan 3.

Tabel 2. Analisis penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C usahatani jagung MT I


dan MT II anggota koperasi per hektar di Desa Natar Kabupaten
Lampung Selatan

Jumlah Harga (Rp) Nilai (Rp)


Uraian Satuan MT MT MT
MT I MT I MT II
I II II
Penerimaan
Produksi Kg 5.702 4.771 2.358 2.042 13.446.637 9.741.411
Biaya Produksi
I.    Biaya Tunai
1.  Benih Kg 16 15 45.917 45.917 723.562 697.669
2. Pupuk Phonska Kg 121 114 2.800 2.800 337.719 320.175
3. Pupuk Urea Kg 276 273 2.200 2.200 606.516 599.624
4. Pupuk SP-36 Kg 193 193 2.800 2.800 539.474 539.474
5. Pestisida Rp 262.845 241.698
6. TK Luar
HOK 51 49 45.000 45.000 2.311.560 2.211.466
Keluarga
7. Pajak Rp/musim 15.038 15.038
Total Biaya Tunai Rp 4.796.713 4.625.144
II. Biaya
diperhitungkan
1. TK Dalam
HOK 7 7 45.000 45.000 331.297 305.921
Keluarga
2. Penyusutan Alat Rp/musim 61.231 61.231
Total Biaya
Rp 392.528 367.152
diperhitungkan
III. Total Biaya Rp 5.189.241 4.992.296
Pendapatan
I. Pendapatan Atas Rp 8.649.924 5.116.267
II. Pendapatan Atas
Rp 8.257.396 4.749.115
Biaya Total
R/C Ratio
I. R/C Ratio Atas
Rp 2,8 2,11
Biaya Tunai
II. R/C Ratio Atas Rp         2,59 1,95

Berdasarkan pada Tabel 2, besarnya nisbah penerimaan usahatani jagung anggota


koperasi terhadap biaya total pada MT I sebesar 2,59 yang berarti setiap
penambahan Rp 1,00 biaya total yang dikeluarkan menghasilkan penerimaan
sebesar Rp2,59. Besarnya nisbah penerimaan usahatani jagung anggota koperasi
terhadap biaya total pada MT II sebesar 1,95 yang berarti setiap penambahan
Rp1,00 biaya total yang dikeluarkan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,95.
Nilai R/C yang lebih besar dari satu berarti bahwa usahatani jagung petani
anggota Koperasi Tani Makmur di Desa Natar Kabupaten Lampung Selatan
menguntungkan untuk diusahakan

Tabel 3. Analisis penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C usahatani jagung MT I


dan MT II non anggota koperasi per hektar di Desa Natar Kabupaten
Lampung Selatan

Jumlah Harga (Rp) Nilai (Rp)


Uraian Satuan MT MT
MT I MT II MT I MT II
I II
Penerimaan
Produksi Kg 5.394 4.529 2.350 2.050 12.674.769 9.285.108
Biaya Produksi
I.    Biaya Tunai
1.  Benih Kg 16 15 48.083 48.083 769.853 732.751
2. Pupuk Phonska Kg 118 114 2.833 2.833 333.398 322.467
3. Pupuk Urea Kg 307 297 2.300 2.300 705.440 683.256
4. Pupuk SP-36 Kg 191 189 2.833 2.833 541.088 535.622
5. Pestisida Rp 279.090 256.520
6. TK Luar Keluarga HOK 42 42 45.000 1.861.304 1.876.157
7. Pajak Rp/musim 15.046 15.046
Total Biaya Tunai Rp 4.535.696 4.421.820
II. Biaya
diperhitungkan
1. TK Dalam HOK 8 8 45.000 340.278 343.750
2. Penyusutan Alat Rp/musim 70.563 70.563
Total Biaya
Rp 410.841 414.313
diperhitungkan
III. Total Biaya Rp 4.946.537 4.836.134
Pendapatan
I. Pendapatan Atas Rp 8.139.072 4.863.288
II. Pendapatan Atas
Rp 7.728.231 4.448.974
Biaya Total
R/C Ratio
I. R/C Ratio Atas Biaya
Rp 2,79 2,1
Tunai
II. R/C Ratio Atas Rp         2,56 1,92

Berdasarkan pada Tabel 3, Besarnya nisbah penerimaan usahatani jagung non-


anggota koperasi terhadap biaya total pada MT I sebesar 2,56 yang berarti setiap
penambahan Rp1,00 biaya total yang dikeluarkan menghasilkan penerimaan
sebesar Rp2,56. Besarnya nisbah penerimaan usahatani jagung non-anggota
koperasi terhadap biaya total pada MT II sebesar 1,92 yang berarti setiap
penambahan Rp1,00 biaya total yang dikeluarkan menghasilkan penerimaan
sebesar Rp1,92.

Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3, Pendapatan usahatani jagung anggota dan non
anggota Koperasi Tani Makmur di Desa Natar Kabupaten Lampung Selatan
memiliki perbedaan. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa adanya
perbedaan yang nyata antara pendapatan rata-rata petani jagung anggota koperasi
dan non anggota Koperasi Tani Makmur Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan. Dari hasil perhitungan rata-rata pendapatan usahatani jagung anggota
dan non angggota koperasi, rata-rata pendapatan petani jagung anggota koperasi
lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pendapatan petani jagung non anggota
koperasi pada musim tanam pertama dan musim tanam kedua.
III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas, koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong antar
anggota. Koperasi Pertanian adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para
petani pemilik tanah, atau buruh tani dan orang yang berkepentingan serta
bermata pencaharian yang berhubungan dengan usaha-usaha pertanian. Koperasi
ini melakukan kegiatan usaha ekonomi pertanian. Untuk itu, kegiatan yang
dilakukan Koperasi Pertanian antaralain memberikan pinjaman modal,
menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman, benih, alat pertanian,
memberi penyuluhan teknis pertanian, dan membantu penjualan hasil pertanian
anggotanya.

Studi kasus diatas terlihat bahwa terdapat manfaat yan didapatkan anggota
koperasi. Pendapatan usahatani jagung anggota dan non anggota Koperasi Tani
Makmur di Desa Natar Kabupaten Lampung Selatan memiliki perbedaan. Dari
hasil perhitungan rata-rata pendapatan usahatani jagung anggota dan non angggota
koperasi, rata-rata pendapatan petani jagung anggota koperasi lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata pendapatan petani jagung non anggota koperasi
pada musim tanam pertama dan musim tanam kedua.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2022. Jumlah Koperasi Aktif Menurut Provinsi (Unit)
Tahun 2019-2021. https://www.bps.go.id/indicator/13/760/1/jumlah-
koperasi-aktif-menurut-provinsi.html
International Cooperative Alliance (ICA). 2002. Jati Diri Koperasi, Prinsip-
Prinsip Koperasi untuk Abad ke-20 Terjemahan Pengantar Ibnoe Soedjono.
Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I)
Kartasapoetra, B. dan Setiady. 2003. Koperasi Indonesia. Rineka cipta dan Bina
Adiaksara. Jakarta
Lestari, D.A.H, Masyhuri dan Mulyo, J.H. 2011. Kepuasan Anggota Atas
Pelayanan Koperasi Petani Jagung di Provinsi Lampung. AGRISEP Vol. 10
No. 1, Hal 39-50
Dinata, A.S., L., Lestari, D.A.H. dan Yanfika, H. 2014. Pendapatan Petani Jagung
Anggota dan Nonanggota Koperasi Tani Makmur Desa Natar Kabupaten
Lampung Selatan. JIIA Vol 2 No. 4 hal 206-213
Setyadi, M. 2009. Koperasi dan Pengembangan Agribisnis.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai