tml
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
SALINAN
-2-
-3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pegawai aparatur sipil
negara dan pembinaan manajemen aparatur sipil negara
di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan melaksanakan proses pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pegawai aparatur sipil
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi
daerah.
5. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan
kesekretariatan lembaga nonstruktural.
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
-4-
-5-
-6-
BAB II
KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB, DAN
KLASIFIKASI/RUMPUN JABATAN
Bagian Kesatu
Kedudukan dan Tanggung Jawab
Pasal 2
(1) Pengawas Mutu Hasil Pertanian berkedudukan sebagai
pelaksana teknis fungsional di bidang Pengawasan Mutu
Hasil Pertanian pada Instansi Pemerintah.
(2) Pengawas Mutu Hasil Pertanian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab secara langsung kepada pejabat pimpinan tinggi
madya, pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat
administrator, atau pejabat pengawas yang memiliki
keterkaitan dengan pelaksanaan tugas Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian.
(3) Kedudukan Pengawas Mutu Hasil Pertanian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam peta jabatan
berdasarkan analisis tugas dan fungsi unit kerja, analisis
jabatan, dan analisis beban kerja dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 3
Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian
merupakan jabatan karier PNS.
Bagian Kedua
Klasifikasi/Rumpun Jabatan
Pasal 4
Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian termasuk
dalam klasifikasi/rumpun ilmu hayat.
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
-7-
BAB III
KATEGORI DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 5
(1) Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian
merupakan Jabatan Fungsional kategori keterampilan dan
kategori keahlian.
(2) Jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian kategori keterampilan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dari jenjang terendah sampai dengan jenjang
tertinggi, terdiri atas:
a. Pengawas Mutu Hasil Pertanian Pemula;
b. Pengawas Mutu Hasil Pertanian Terampil;
c. Pengawas Mutu Hasil Pertanian Mahir; dan
d. Pengawas Mutu Hasil Pertanian Penyelia.
(3) Jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian kategori keahlian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dari jenjang terendah sampai dengan jenjang
tertinggi, terdiri atas:
a. Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Pertama;
b. Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Muda; dan
c. Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Madya.
(4) Jenjang pangkat untuk masing-masing Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
tercantum dalam Lampiran IV sampai dengan Lampiran
VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
-8-
BAB IV
TUGAS JABATAN, UNSUR KEGIATAN, URAIAN KEGIATAN
TUGAS JABATAN, DAN HASIL KERJA
Bagian Kesatu
Tugas Jabatan
Pasal 6
Tugas Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian
yaitu melaksanakan kegiatan pengawasan mutu hasil
pertanian.
Bagian Kedua
Unsur dan Sub-unsur Kegiatan
Pasal 7
(1) Unsur kegiatan Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian yang dapat dinilai angka kreditnya terdiri atas
pelaksanaan pembinaan penerapan standar dan
pengawasan mutu dan keamanan hasil pertanian.
(2) Sub-unsur dari unsur kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), terdiri atas:
a. pengembangan standar keamanan dan/atau mutu
hasil pertanian;
b. penyusunan materi muatan regulasi teknis di bidang
peningkatan produksi, keamanan dan/atau mutu
hasil pertanian;
c. melaksanakan disminasi informasi pertanian kepada
pelaku usaha;
d. fasilitasi penerapan/pengawasan keamanan
dan/atau mutu hasil pertanian, dan upaya
peningkatan produksi;
e. pengelolaan data dan informasi peningkatan
produksi, penerapan/pengawasan keamanan
dan/atau mutu hasil pertanian;
f. pengumpulan data pelaku usaha/unit usaha dan
rekomendasi teknis;
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
-9-
Bagian Ketiga
Uraian Kegiatan sesuai Jenjang Jabatan
Pasal 8
(1) Uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian kategori keterampilan sesuai dengan
jenjang jabatan, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai
berikut:
a. Pengawas Mutu Hasil Pertanian Pemula, meliputi:
1. mengumpulkan data dalam rangka persiapan
pengawasan;
2. mengolah, menganalisa dan mengevaluasi data
dalam rangka menyusun rencana kerja
pengawasan (sarana prasarana; lokasi;
budidaya; pengembangan usaha dan hasil
pertanian; sosialisasi; bimbingan teknis; dan
pendampingan);
3. menyusun rencana kerja pengawasan (sarana
prasarana; lokasi; budidaya; pengembangan
usaha dan hasil pertanian; sosialisasi;
bimbingan teknis; dan pendampingan);
4. menyiapkan bahan dan peralatan pengawas
mutu hasil pertanian (sarana prasarana; lokasi;
budidaya; pengembangan usaha dan hasil
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
- 10 -
- 11 -
- 12 -
- 13 -
- 14 -
- 15 -
- 16 -
- 17 -
- 18 -
- 19 -
- 20 -
- 21 -
Pasal 9
Tugas penyidikan Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian dilaksanakan setelah memiliki surat keputusan
penyidik PNS sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
- 29 -
Bagian Keempat
Hasil Kerja
Pasal 10
(1) Hasil kerja tugas Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian kategori keterampilan sesuai dengan
jenjang jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (1), sebagai berikut:
a. Pengawas Mutu Hasil Pertanian Pemula, meliputi:
1. paket data dalam rangka persiapan pengawasan;
2. laporan mengolah, menganalisa dan
mengevaluasi data dalam rangka menyusun
rencana kerja pengawasan (sarana prasarana;
lokasi; budidaya; pengembangan usaha dan
hasil pertanian; sosialisasi; bimbingan teknis;
dan pendampingan);
3. rencana kerja pengawasan (sarana prasarana;
lokasi; budidaya; pengembangan usaha dan
hasil pertanian; sosialisasi; bimbingan teknis;
dan pendampingan);
4. laporan menyiapkan bahan dan peralatan
pengawas mutu hasil pertanian (sarana
prasarana; lokasi; budidaya; pengembangan
usaha dan hasil pertanian; sosialisasi;
bimbingan teknis; dan pendampingan);
5. paket data pada kegiatan pra produksi ternak;
6. paket data pada kegiatan proses produksi
ternak;
7. paket data dalam rangka pengawasan proses
pasca panen produk segar asal ternak;
8. paket data pada kegiatan pra produksi
tumbuhan;
9. paket data dalam rangka pengawasan pada
proses pasca panen produk segar asal
tumbuhan;
10. rencana kerja pengujian (sarana dan mutu hasil
pertanian);
- 30 -
- 39 -
- 45 -
Pasal 11
Dalam hal unit kerja tidak terdapat Pengawas Mutu Hasil
Pertanian yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (1) dan ayat (2), Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang
berada 1 (satu) tingkat di atas atau 1 (satu) tingkat di bawah
jenjang jabatannya dalam satu kategori, dapat melakukan
kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari
pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
Pasal 12
(1) Penilaian Angka Kredit Pengawas Mutu Hasil Pertanian
yang melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ditetapkan sebagai berikut:
a. Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang melaksanakan
kegiatan Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang berada
1 (satu) tingkat di atas jenjang jabatannya, Angka
Kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80%
(delapan puluh persen) dari Angka Kredit setiap butir
kegiatan; dan
- 48 -
BAB V
PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 13
Pejabat yang memiliki kewenangan mengangkat dalam Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian yaitu pejabat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian dilakukan melalui pengangkatan:
a. pertama;
b. perpindahan dari jabatan lain; atau
c. promosi.
Bagian Kedua
Pengangkatan Pertama
Pasal 15
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian melalui pengangkatan pertama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a,
dilaksanakan untuk Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian kategori keahlian
- 49 -
Bagian Ketiga
Pengangkatan Perpindahan dari Jabatan Lain
Pasal 16
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian melalui pengangkatan perpindahan dari
jabatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf
b, dilaksanakan untuk Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian kategori keahlian.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian melalui perpindahan dari jabatan lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana atau diploma empat
bidang pertanian, peternakan, pangan, teknologi
hasil pertanian, kimia, biologi, dan teknik kimia bagi
Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian
Ahli Pertama dan Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian Ahli Muda;
e. berijazah paling rendah magister bidang pertanian,
peternakan, pangan, teknologi hasil pertanian, kimia,
biologi, dan teknik kimia bagi Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Madya;
f. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi teknis,
manajerial, dan sosial kultural sesuai Standar
Kompetensi yang telah disusun oleh Instansi
Pembina;
g. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang Pengawasan Mutu Hasil Pertanian paling
singkat 2 (dua) tahun;
h. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam
2 (dua) tahun terakhir; dan
i. berusia paling tinggi:
- 51 -
Pasal 17
(1) Pengawas Mutu Hasil Pertanian kategori keterampilan
yang memperoleh ijazah sarjana atau diploma empat dapat
diangkat dalam Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian kategori keahlian, dengan syarat sebagai
berikut:
a. tersedia kebutuhan untuk Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian kategori keahlian;
b. ijazah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi yang
dipersyaratkan untuk Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian kategori keahlian;
c. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi teknis,
manajerial, dan sosial kultural sesuai dengan
- 52 -
Bagian Keempat
Pengangkatan melalui Promosi
Pasal 18
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian melalui promosi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 huruf c, ditetapkan berdasarkan kriteria:
a. termasuk dalam kelompok rencana suksesi;
b. menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi instansi dan
kepentingan nasional serta diakui oleh lembaga
pemerintah terkait bidang inovasinya; dan
c. memenuhi Standar Kompetensi jenjang Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang akan
diduduki.
Pasal 19
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian melalui promosi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18, dilaksanakan untuk Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian kategori keahlian
- 53 -
BAB VI
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI
Pasal 20
(1) Setiap PNS yang akan diangkat dalam Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian wajib dilantik dan diambil
sumpah/janji menurut agama atau kepercayaannya
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VII
PENILAIAN KINERJA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 21
(1) Penilaian kinerja Pengawas Mutu Hasil Pertanian
bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan yang
didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.
(2) Penilaian kinerja Pengawas Mutu Hasil Pertanian
dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat
individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan
memperhatikan target, capaian, hasil dan manfaat yang
dicapai, serta perilaku PNS.
(3) Penilaian kinerja Pengawas Mutu Hasil Pertanian
dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif,
dan transparan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 22
Penilaian Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
meliputi:
a. SKP; dan
b. perilaku Kerja.
- 55 -
Bagian Kedua
SKP
Paragraf 1
Umum
Pasal 23
(1) Pengawas Mutu Hasil Pertanian wajib menyusun SKP
setiap awal tahun.
(2) SKP merupakan target kinerja Pengawas Mutu Hasil
Pertanian berdasarkan penetapan target kinerja unit kerja
yang bersangkutan.
(3) SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari
uraian kegiatan tugas jabatan sebagai turunan dari
penetapan kinerja unit kerja.
Pasal 24
(1) Target kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(2) terdiri dari kinerja utama berupa target Angka Kredit
dan/atau kinerja tambahan berupa tugas tambahan.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diuraikan dalam bentuk kegiatan, sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Tugas tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh pimpinan unit kerja berdasarkan
penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan.
Pasal 25
(1) Target Angka Kredit dan tugas tambahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) sebagai dasar untuk
penyusunan, penetapan, dan penilaian SKP.
(2) SKP yang disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung
(3) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
- 56 -
Paragraf 2
Target Angka Kredit
Pasal 26
(1) Target Angka kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (2) bagi Pengawas Mutu Hasil Pertanian kategori
keterampilan setiap tahun ditetapkan paling sedikit:
a. 3,75 (tiga koma tujuh puluh lima) untuk Pengawas
Mutu Hasil Pertanian Pemula/Pelaksana Pemula;
b. 5 (lima) untuk Pengawas Mutu Hasil Pertanian
Terampil/Pelaksana;
c. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Pengawas Mutu
Hasil Pertanian Mahir/Pelaksana Lanjutan; dan
d. 25 (dua puluh lima) untuk Pengawas Mutu Hasil
Pertanian Penyelia.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, tidak berlaku bagi Pengawas Mutu Hasil
Pertanian Penyelia yang memiliki pangkat paling tinggi
dalam jenjang jabatan yang didudukinya
(3) Target Angka kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (2) bagi Pengawas Mutu Hasil Pertanian kategori
keahlian setiap tahun ditetapkan paling sedikit:
a. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Pengawas Mutu
Hasil Pertanian Ahli Pertama;
b. 25 (dua puluh lima) untuk Pengawas Mutu Hasil
Pertanian Ahli Muda; dan
c. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Pengawas
Mutu Hasil Pertanian Ahli Madya.
(4) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf c, tidak berlaku bagi Pengawas Mutu Hasil Pertanian
Ahli Madya yang memiliki pangkat paling tinggi dalam
jenjang jabatan yang didudukinya.
- 57 -
Paragraf 3
Angka Kredit Pemeliharaan
Pasal 27
(1) Pengawas Mutu Hasil Pertanian kategori keterampilan
yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jenjang
jabatan setingkat lebih tinggi tetapi belum tersedia
lowongan pada jenjang jabatan yang akan diduduki, setiap
tahun wajib memenuhi Angka Kredit, paling sedikit:
a. 3 (tiga) Angka Kredit untuk Pengawas Mutu Hasil
Pertanian Pemula/Pelaksana Pemula;
b. 4 (empat) Angka Kredit untuk Pengawas Mutu Hasil
Pertanian Terampil/Pelaksana; dan
c. 10 (sepuluh) Angka Kredit untuk Pengawas Mutu
Hasil Pertanian Mahir/Pelaksana Lanjutan.
(2) Pengawas Mutu Hasil Pertanian Penyelia yang menduduki
pangkat tertinggi dari jabatannya, setiap tahun sejak
menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling
sedikit 10 (sepuluh) Angka Kredit.
(3) Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang telah memenuhi
syarat untuk kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih
tinggi tetapi belum tersedia lowongan pada jenjang jabatan
yang akan diduduki, setiap tahun wajib memenuhi target
Angka Kredit, paling sedikit:
a. 10 (sepuluh) untuk Pengawas Mutu Hasil Pertanian
Ahli Pertama; dan
b. 20 (dua puluh) untuk Pengawas Mutu Hasil Pertanian
Ahli Muda;
- 58 -
Bagian Ketiga
Perilaku Kerja
Pasal 28
Perilaku kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b
ditetapkan berdasarkan standar perilaku kerja dalam Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian dan dinilai sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
PENILAIAN DAN PAK
Bagian Kesatu
Penilaian dan PAK
Pasal 29
(1) Capaian SKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat
(4) disampaikan kepada Tim Penilai untuk dilakukan
penilaian sebagai capaian Angka Kredit.
(2) Capaian Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ditetapkan paling tinggi 150% (seratus lima puluh
persen) dari target Angka Kredit minimal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 dan Pasal 27.
(3) Dalam hal telah terpenuhinya Angka Kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dan/atau
jabatan, capaian Angka Kredit Pengawas Mutu Hasil
Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan
kepada pejabat yang memiliki kewenangan menetapkan
Angka Kredit untuk ditetapkan dalam PAK.
(4) PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan
sebagai dasar kenaikan pangkat dan/atau jabatan
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
- 59 -
Pasal 30
(1) Untuk mendukung objektivitas dalam penilaian kinerja,
Pengawas Mutu Hasil Pertanian mendokumentasikan
Hasil Kerja yang diperoleh sesuai dengan SKP yang
ditetapkan setiap tahunnya.
(2) Dalam hal sebagai bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan penilaian Angka Kredit, Tim Penilai dapat
meminta laporan pelaksanaan kegiatan dan bukti fisik
Hasil Kerja Pengawas Mutu Hasil Pertanian.
(3) Hasil penilaian dan PAK Pengawas Mutu Hasil Pertanian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dan ayat
(3) dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penilaian kinerja Pengawas Mutu Hasil Pertanian.
Bagian Kedua
Pejabat yang Mengusulkan Angka Kredit
Pasal 31
Usul PAK Pengawas Mutu Hasil Pertanian diajukan oleh:
a. pejabat pimpinan tinggi madya membidangi ketahanan
pangan pada Instansi Pembina kepada pejabat pimpinan
tinggi madya yang membidangi kesekretariatan pada
Instansi Pembina untuk Angka Kredit bagi Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Madya di
lingkungan Instansi Pembina dan Instansi Daerah;
b. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kesekretariatan pada Instansi Pembina kepada pejabat
pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kesekretariatan pada unit kerja jabatan pimpinan tinggi
madya yang membidangi ketahanan pangan untuk Angka
Kredit bagi Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian kategori keterampilan, Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Pertama dan Jabatan
- 60 -
Bagian Ketiga
Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
Pasal 32
Pejabat yang memiliki kewenangan menetapkan Angka Kredit
yaitu:
a. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi
kesekretariatan pada Instansi Pembina untuk Angka
Kredit bagi Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian Ahli Madya di lingkungan Instansi Pembina dan
Instansi Daerah;
b. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kesekretariatan pada unit kerja jabatan pimpinan tinggi
madya yang membidangi ketahanan pangan untuk Angka
Kredit bagi Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian kategori keterampilan, Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Pertama dan Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Muda di
lingkungan Instansi Pembina;
c. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kepegawaian pada Instansi Daerah untuk Angka Kredit
bagi Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian
kategori keterampilan, Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian Ahli Pertama dan Pengawas Mutu
Hasil Pertanian Ahli Muda di lingkungan Instansi Daerah.
- 61 -
Bagian Keempat
Tim Penilai
Pasal 33
(1) Dalam menjalankan tugasnya, pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 dibantu oleh Tim Penilai.
(2) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
tugas:
a. mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang
dilakukan oleh pejabat penilai;
b. memberikan penilaian Angka Kredit berdasarkan
nilai capaian tugas jabatan;
c. memberikan rekomendasi kenaikan pangkat
dan/atau jenjang jabatan;
d. memberikan rekomendasi mengikuti Uji Kompetensi;
e. melakukan pemantauan terhadap hasil penilaian
capaian tugas jabatan;
f. memberikan pertimbangan penilaian SKP; dan
g. memberikan bahan pertimbangan kepada Pejabat
yang Berwenang dalam pengembangan PNS,
pengangkatan dalam jabatan, pemberian tunjangan
dan sanksi, mutasi, serta keikutsertaan Pengawas
Mutu Hasil Pertanian dalam pendidikan dan
pelatihan.
(3) Tim Penilai Pengawas Mutu Hasil Pertanian terdiri atas:
a. Tim Penilai pusat bagi pejabat pimpinan tinggi madya
yang membidangi kesekretariatan pada Instansi
Pembina untuk Angka Kredit bagi Pengawas Mutu
Hasil Pertanian kategori keterampilan dan Pengawas
Mutu Hasil Pertanian kategori keahlian di lingkungan
Instansi Pembina dan bagi Pengawas Mutu Hasil
Pertanian Ahli Madya di lingkungan Instansi Daerah
b. Tim Penilai unit kerja bagi:
1) pejabat pimpinan tinggi pratama yang
membidangi kesekretariatan pada unit kerja
jabatan pimpinan tinggi madya yang
membidangi ketahanan pangan untuk Angka
- 62 -
Pasal 34
(1) Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 terdiri
atas pejabat yang berasal dari unsur teknis yang
membidangi pengawasan mutu hasil pertanian, unsur
kepegawaian, dan Pengawas Mutu Hasil Pertanian.
(2) Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagai berikut:
a. seorang ketua merangkap anggota;
b. seorang sekretaris merangkap anggota; dan
c. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota.
(3) Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus berjumlah ganjil.
(4) Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, paling
rendah pejabat administrator atau Pengawas Mutu Hasil
Pertanian Penyelia untuk Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian kategori keterampilan, dan paling
rendah pejabat pimpinan tinggi pratama atau Pengawas
Mutu Hasil Pertanian Ahli Madya untuk Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian kategori
keahlian.
(5) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
harus berasal dari unsur kepegawaian.
- 63 -
Pasal 35
Tata kerja Tim Penilai dan tata cara penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian ditetapkan
oleh Instansi Pembina.
- 64 -
BAB IX
KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN
Bagian Kesatu
Kenaikan Pangkat
Pasal 36
(1) Kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan apabila capaian
Angka Kredit telah memenuhi Angka Kredit Kumulatif
yang dipersyaratkan.
(2) Angka Kredit Kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dihitung berdasarkan pencapaian Angka Kredit pada
setiap tahun dan perolehan Hasil Kerja Minimal pada
setiap periode.
(3) Jumlah Angka Kredit Kumulatif yang harus dipenuhi
untuk kenaikan pangkat dan/atau jenjang Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian, untuk
Pengawas Mutu Hasil Pertanian:
a. dengan pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas atau
sederajat tercantum dalam Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini;
b. dengan pendidikan diploma tiga tercantum dalam
Lampiran V yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
c. dengan pendidikan sarjana atau diploma empat
tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
d. dengan pendidikan magister tercantum dalam
Lampiran VII yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
e. dengan pendidikan doktor tercantum dalam
Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
- 65 -
Pasal 37
(1) Dalam hal untuk kenaikan pangkat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1), Pengawas Mutu Hasil
Pertanian dapat melaksanakan kegiatan penunjang,
meliputi:
a. pengajar/pelatih di bidang Pengawasan Mutu Hasil
Pertanian;
b. keanggotaan dalam Tim Penilai/tim Uji Kompetensi;
c. perolehan penghargaan/tanda jasa;
d. perolehan gelar/ijazah lain; atau
e. pelaksanaan tugas lain yang mendukung
pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian.
(2) Kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diberikan Angka Kredit tercantum dalam Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini, dengan kumulatif Angka Kredit paling tinggi
20% (dua puluh persen) dari Angka Kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat.
(3) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan untuk satu kali kenaikan pangkat.
Bagian Kedua
Kenaikan Jenjang Jabatan
Pasal 38
(1) Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian 1 (satu) tingkat lebih tinggi wajib
memenuhi Angka Kredit yang ditetapkan.
(2) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung dari akumulasi Angka Kredit kenaikan pangkat
dalam satu jenjang yang sedang diduduki tercantum
dalam Lampiran IV sampai dengan Lampiran VIII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(3) Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Muda yang akan naik
jenjang jabatan menjadi Pengawas Mutu Hasil Pertanian
- 66 -
Pasal 39
(1) Dalam hal untuk kenaikan jenjang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1), Pengawas Mutu Hasil
Pertanian dapat melaksanakan kegiatan pengembangan
profesi.
(2) Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. perolehan ijazah/gelar pendidikan formal yang terkait
dengan tugas bidang Pengawasan Mutu Hasil
Pertanian;
b. penyusunan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang
Pengawasan Mutu Hasil Pertanian;
c. penerjemahan atau penyaduran buku dan karya
ilmiah di bidang Pengawasan Mutu Hasil Pertanian;
d. penyusunan standar/pedoman/petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang Pengawasan
Mutu Hasil Pertanian;
e. pelatihan/pengembangan kompetensi di bidang
Pengawasan Mutu Hasil Pertanian; atau
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
- 67 -
Pasal 40
(1) Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang secara bersama-
sama membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang
Pengawasan Mutu Hasil Pertanian, diberikan Angka Kredit
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka
pembagian Angka Kredit yaitu 60% (enam puluh
persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh
persen) bagi penulis pembantu;
b. apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka
pembagian Angka Kredit yaitu 50% (lima puluh
persen) bagi penulis utama dan masing-masing 25%
(dua puluh lima persen) bagi penulis pembantu;
c. apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis maka
pembagian Angka Kredit yaitu 40% (empat puluh
persen) bagi penulis utama dan masing-masing 20%
(dua puluh persen) bagi penulis pembantu; dan
- 68 -
Bagian Ketiga
Mekanisme Kenaikan Pangkat dan Jenjang
Pasal 41
Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat dan jenjang
jabatan bagi Pengawas Mutu Hasil Pertanian dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 42
Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang memiliki Angka Kredit
melebihi Angka Kredit yang disyaratkan untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan Angka Kredit tersebut
dapat diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya
dalam satu jenjang jabatan.
Pasal 43
Dalam hal target Angka Kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan pangkat dan/atau jabatan setingkat lebih tinggi tidak
tercapai, Pengawas Mutu Hasil Pertanian tidak diberikan
kenaikan pangkat dan/atau jabatan.
BAB X
KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
Pasal 44
(1) Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian dihitung berdasarkan
beban kerja yang ditentukan dari indikator, meliputi:
a. luas areal pertanaman;
- 69 -
Pasal 45
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian berdasarkan Peraturan Menteri ini tidak dapat
dilakukan sebelum pedoman penghitungan kebutuhan
Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian ditetapkan
oleh Instansi Pembina.
BAB XI
KOMPETENSI
Bagian Kesatu
Standar Kompetensi
Pasal 46
(1) PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian harus memenuhi Standar Kompetensi
sesuai dengan jenjang jabatan.
(2) Kompetensi Pengawas Mutu Hasil Pertanian meliputi:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural.
- 70 -
Bagian Kedua
Pengembangan Kompetensi
Pasal 47
(1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
Pengawas Mutu Hasil Pertanian wajib diikutsertakan
pelatihan.
(2) Pelatihan yang diberikan bagi Pengawas Mutu Hasil
Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan pelatihan
dan penilaian kinerja.
(3) Pelatihan yang diberikan kepada Pengawas Mutu Hasil
Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam
bentuk:
a. pelatihan fungsional; dan
b. pelatihan teknis bidang Pengawasan Mutu Hasil
Pertanian.
(4) Selain pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Pengawas Mutu Hasil Pertanian dapat mengembangkan
kompetensinya melalui program pengembangan
kompetensi lainnya.
(5) Program pengembangan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) meliputi:
a. pemeliharaan kinerja dan target kinerja;
b. seminar;
c. lokakarya; atau
d. konferensi.
(6) Ketentuan mengenai pelatihan dan pengembangan
kompetensi serta pedoman penyusunan analisis
kebutuhan pelatihan Pengawas Mutu Hasil Pertanian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan oleh Instansi Pembina.
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
- 71 -
BAB XII
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN
Pasal 48
(1) Pengawas Mutu Hasil Pertanian diberhentikan dari
jabatannya apabila:
a. mengundurkan diri dari jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan Negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh di luar Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian;
f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
(2) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dapat dipertimbangkan dalam hal memiliki alasan
pribadi yang tidak mungkin untuk melaksanakan tugas
Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian.
(3) Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang diberhentikan
karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b sampai dengan huruf e dapat diangkat kembali sesuai
dengan jenjang jabatan terakhir apabila tersedia lowongan
kebutuhan Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian.
(4) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), dilakukan dengan menggunakan Angka
Kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah dengan
Angka Kredit dari penilaian pelaksanaan tugas bidang
Pengawasan Mutu Hasil Pertanian selama diberhentikan.
(5) Kriteria tidak memenuhi persyaratan jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dapat
dipertimbangkan dalam hal:
a. tidak memenuhi kualifikasi pendidikan yang
dipersyaratkan untuk menduduki Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian; atau
b. tidak memenuhi Standar Kompetensi Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian.
- 72 -
Pasal 49
Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang diberhentikan karena
ditugaskan pada jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
48 ayat (1) huruf e, dapat disesuaikan pada jenjang sesuai
dengan pangkat terakhir pada jabatannya paling kurang 1
(satu) tahun setelah diangkat kembali pada jenjang terakhir
yang didudukinya, setelah mengikuti dan lulus Uji Kompetensi
apabila tersedia lowongan kebutuhan Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian.
Pasal 50
(1) Terhadap Pengawas Mutu Hasil Pertanian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) huruf a dan huruf f
dilaksanakan pemeriksaan dan mendapatkan izin dari
Pejabat yang Berwenang sebelum ditetapkan
pemberhentiannya.
(2) Pengawas Mutu Hasil Pertanian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang telah ditetapkan pemberhentiannya
tidak dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian.
BAB XIII
PEMINDAHAN KE DALAM JABATAN LAIN, DAN LARANGAN
RANGKAP JABATAN
Pasal 51
Untuk kepentingan organisasi dan pengembangan karier,
Pengawas Mutu Hasil Pertanian dapat dipindahkan ke dalam
jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian.
Pasal 52
Untuk optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian kinerja
organisasi, Pengawas Mutu Hasil Pertanian dilarang rangkap
Jabatan dengan jabatan pimpinan tinggi, jabatan
administrator, jabatan pengawas, atau jabatan pelaksana.
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
- 73 -
BAB XIV
TUGAS INSTANSI PEMBINA
Pasal 53
(1) Instansi Pembina berperan sebagai pengelola Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang
bertanggung jawab untuk menjamin terwujudnya standar
kualitas dan profesionalitas jabatan.
(2) Instansi pembina mempunyai tugas sebagai berikut:
a. menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian;
b. menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian;
c. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
petunjuk teknis Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian;
d. menyusun standar kualitas Hasil Kerja dan pedoman
penilaian kualitas Hasil Kerja Pengawas Mutu Hasil
Pertanian;
e. menyusun pedoman penulisan Karya Tulis/Karya
Ilmiah yang bersifat inovatif di bidang Pengawasan
Mutu Hasil Pertanian;
f. menyusun kurikulum pelatihan Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian;
g. menyelenggarakan pelatihan Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian;
h. membina penyelenggaraan pelatihan Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian pada
lembaga pelatihan;
i. menyelenggarakan Uji Kompetensi Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian;
j. menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di
bidang Pengawasan Mutu Hasil Pertanian;
k. melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian;
l. mengembangkan sistem informasi Jabatan
Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian;
- 74 -
BAB XV
ORGANISASI PROFESI
Pasal 54
(1) Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian wajib
memiliki 1 (satu) organisasi profesi.
(2) Setiap Pengawas Mutu Hasil Pertanian wajib menjadi
anggota organisasi profesi Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian.
(3) Pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) difasilitasi oleh Instansi Pembina.
(4) Organisasi profesi Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menyusun kode etik dan kode perilaku profesi.
(5) Organisasi profesi Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian mempunyai tugas:
a. menyusun kode etik dan kode perilaku profesi;
b. memberikan advokasi; dan
c. memeriksa dan memberikan rekomendasi atas
pelanggaran kode etik dan kode perilaku profesi.
(6) Kode etik dan kode perilaku profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) huruf a, ditetapkan
oleh organisasi profesi Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian setelah mendapat persetujuan dari
Pimpinan Instansi Pembina.
Pasal 55
Hubungan kerja antara Instansi Pembina dengan organisasi
profesi Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian
bersifat koordinatif dan fasilitatif untuk penyelenggaraan tugas
- 76 -
Pasal 56
Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pembentukan
organisasi profesi Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian dan hubungan kerja Instansi Pembina dengan
organisasi profesi Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian ditetapkan oleh Instansi Pembina.
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 57
Prestasi kerja yang telah dilaksanakan sebelum berlakunya
Peraturan Menteri ini, dinilai berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Nomor:
Per/17/MPAN/4/2006 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian dan Angka Kreditnya.
Pasal 58
(1) PNS yang telah diangkat dalam Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian kategori keterampilan
sebelum Peraturan Menteri ini mulai berlaku, tetap
melaksanakan tugas sesuai jenjang jabatannya
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
(2) PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian kategori keterampilan yang belum
memperoleh ijazah sarjana atau diploma empat, tetap
melaksanakan tugas jabatan sesuai dengan jenjang
jabatannya berdasarkan Peraturan Menteri ini.
(3) Pengawas Mutu Hasil Pertanian kategori keterampilan
sebagaimana pada ayat (2) wajib memperoleh ijazah
sarjana atau diploma empat paling lama 5 (lima) tahun
sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
(4) Pengawas Mutu Hasil Pertanian kategori keterampilan
yang belum memperoleh ijazah sarjana atau diploma
- 77 -
Pasal 59
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Pengawas Mutu
Hasil Pertanian Ahli Madya yang memiliki ijazah Magister
tidak sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan tetap
dapat melaksanakan tugas sebagai Pengawas Mutu Hasil
Pertanian ahli madya.
(2) Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Pengawas Mutu
Hasil Pertanian Ahli Madya yang belum memiliki ijazah
Magister tetap dapat melaksanakan tugas sebagai
Pengawas Mutu Hasil Pertanian ahli madya
(3) Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Pengawas Mutu
Hasil Pertanian Ahli Muda yang belum memiliki ijazah
magister tetap dapat diusulkan menduduki Pengawas
Mutu Hasil Pertanian Ahli Madya.
(4) Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Muda sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) yaitu yang diusulkan penilaian
angka kreditnya paling lama tanggal 31 Desember 2021.
(5) Pengawas Mutu Hasil Pertanian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) harus memiliki ijazah magister
sesuai bidang tugas Jabatan Fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian paling lama 5 (lima) tahun sejak
berlakunya Peraturan Menteri ini.
(6) Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Pengawas Mutu
Hasil Pertanian Ahli Muda yang sudah memiliki ijazah
Magister dan bidang ilmunya tidak linier tetap dapat
digunakan sebagai persyaratan untuk kenaikan jabatan
menjadi Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Madya.
- 78 -
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 60
Pembentukan Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 54 ayat (3) dilaksanakan paling lama 5 (lima) tahun sejak
Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
Pasal 61
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, semua peraturan
perundang-undangan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: Per/17/MPAN/4/2006 tentang
Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian dan
Angka Kreditnya, dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti
berdasarkan Peraturan Menteri ini.
(2) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua
peraturan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), disesuaikan dan mengikuti ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini paling lama 2 (dua) tahun sejak
Peraturan Menteri ini diundangkan.
Pasal 62
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
Per/17/MPAN/4/2006 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Mutu Hasil Pertanian dan Angka Kreditnya, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 63
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 79 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 April 2021
ttd
TJAHJO KUMOLO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 12 April 2021
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
KEGIATAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN KATEGORI KETERAMPILAN
2 Tumbuhan
a. Pra Produksi
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
- 82 -
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 91 -
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
KEGIATAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN KATEGORI KEAHLIAN
e. Pengelolaan data dan 1 Menyusun bahan informasi peningkatan Bahan Informasi 0,16 Ahli Pertama
informasi peningkatan produksi, penerapan/pengawasan keamanan
produksi, penerapan/ dan/atau mutu hasil pertanian
pengawasan keamanan
dan/atau mutu hasil 2 Melakukan validasi bahan informasi Laporan 0,11 Ahli Muda
pertanian peningkatan produksi,
penerapan/pengawasan keamanan dan/atau
mutu hasil pertanian
3 Menyusun kerangka/desain sistem informasi Konsep 0,47 Ahli Madya
peningkatan produksi,
penerapan/pengawasan keamanan dan/atau
mutu hasil pertanian
4 Mengevaluasi sistem informasi peningkatan Laporan 0,32 Ahli Madya
produksi, penerapan/pengawasan keamanan
dan/atau mutu hasil pertanian
h. Pengembangan sistem 1 Menyusun kajian sistem dan metode di Laporan 0,63 Ahli Madya
dan metode di bidang bidang peningkatan produksi, keamanan
peningkatan produksi, dan/atau mutu hasil pertanian
keamanan dan mutu 2 Memberikan saran teknis tentang Laporan 0,02 Ahli Pertama
hasil pertanian peningkatan produksi, keamanan dan/atau
mutu hasil pertanian hasil pertanian kepada
pelaku usaha
3 Mengikuti dan memberikan saran teknis Laporan 0,16 Ahli Madya
tentang peningkatan produksi, keamanan
dan/atau mutu hasil pertanian dalam forum
teknis
4 Menyusun konsep pengembangan sistem dan Konsep 1,10 Ahli Madya
metode di bidang peningkatan produksi,
mutu dan keamanan dan/atau mutu hasil
pertanian
- 96 -
g. Menyusun rencana audit internal atau Rencana Kerja 0,16 Ahli Madya
kaji ulang manajemen
h. Melakukan tindakan perbaikan audit Laporan 0,21 Ahli Muda
internal
i. Melakukan sistem pengendalian Laporan 0,11 Ahli Pertama
dokumen/rekaman sistem keamanan
dan/atau mutu keamanan hasil
pertanian
j. Melakukan sosialisasi dokumen sistem Laporan 0,16 Ahli Madya
keamanan dan/atau mutu hasil
pertanian
k. Melakukan supervisi terhadap penerapan Laporan 0,16 Ahli Madya
sistem manajemen keamanan dan/atau
mutu hasil pertanian
k. Melakukan penyidikan 1 Melakukan penyidikan dan atau pemeriksaan Berita Acara 0,21 Ahli Pertama
dan menjadi saksi ahli Pemeriksaan
2 Melakukan gelar perkara Laporan 0,21 Ahli Muda
m. Melakukan uji profisiensi/uji banding Laporan Hasil Uji 0,10 Ahli Muda
dalam rangka peningkatan kompetensi profisiensi/uji
laboratorium banding
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 101 -
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI DAN PENUNJANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 106 -
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN KATEGORI KETERAMPILAN DENGAN PENDIDIKAN
SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS (SLTA)/SEDERAJAT
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 107 -
LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN DENGAN PENDIDIKAN DIPLOMA TIGA
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 108 -
LAMPIRAN VI
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN DENGAN PENDIDIKAN SARJANA ATAU DIPLOMA EMPAT
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 109 -
LAMPIRAN VII
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN DENGAN PENDIDIKAN MAGISTER
ttd
TJAHJO KUMOLO
htps:/ainmulya.bogsptcm/2015permna-bomr16-tahun201.tml
- 110 -
LAMPIRAN VIII
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN DENGAN PENDIDIKAN DOKTOR
ttd
TJAHJO KUMOLO