html
SALINAN
-2-
-3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pegawai aparatur sipil
negara dan pembinaan manajemen aparatur sipil negara
di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan melaksanakan proses pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pegawai aparatur sipil
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
htps:/ain mulyan .blogspot.com/20 /12permenpan-rbnom r-83tahun-20 .html
-4-
-5-
-6-
-7-
BAB II
KEDUDUKAN, TANGGUNGJAWAB, DAN
KLASIFIKASI/RUMPUN JABATAN
Bagian Kesatu
Kedudukan dan Tanggung Jawab
Pasal 2
(1) Mediator Hubungan Industrial berkedudukan sebagai
pelaksana teknis fungsional di bidang Hubungan
Industrial pada Instansi Pembina dan Instansi Daerah.
(2) Mediator Hubungan Industrial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab secara langsung kepada pejabat pimpinan tinggi
madya, pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat
administrator, atau pejabat pengawas yang memiliki
keterkaitan dengan pelaksanaan tugas Jabatan
Fungsional Mediator Hubungan Industrial.
(3) Kedudukan Mediator Hubungan lndustrial sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dalam peta jabatan
berdasarkan analisis tugas dan fungsi unit kerja, analisis
jabatan, dan analisis beban kerja dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 3
Jabatan Fungsional Mediator Hubungan Industrial
merupakan jabatan karier PNS.
htps:/ain mulyan .blogspot.com/20 /12permenpan-rbnom r-83tahun-20 .html
-8-
Bagian Kedua
Klasifikasi/Rumpun Jabatan
Pasal 4
Jabatan Fungsional Mediator Hubungan Industrial termasuk
dalam klasifikasi/rumpun hukum dan peradilan.
BAB III
KATEGORI DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 5
(1) Jabatan Fungsional Mediator Hubungan Industrial
merupakan Jabatan Fungsional kategori keahlian.
(2) Jenjang Jabatan Fungsional Mediator Hubungan
Industrial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dari
jenjang terendah sampai dengan jenjang tertinggi, terdiri
atas:
a. Mediator Hubungan Industrial Ahli Pertama;
b. Mediator Hubungan Industrial Ahli Muda;
c. Mediator Hubungan Industrial Ahli Madya; dan
d. Mediator Hubungan Industrial Ahli Utama;
(3) Jenjang pangkat untuk masing-masing jenjang Jabatan
Fungsional Mediator Hubungan Industrial sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran III
sampai dengan sampai dengan Lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
htps:/ain mulyan .blogspot.com/20 /12permenpan-rbnom r-83tahun-20 .html
-9-
BAB IV
TUGAS JABATAN, UNSUR DAN SUB-UNSUR KEGIATAN,
URAIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN, DAN HASIL KERJA
Bagian Kesatu
Tugas Jabatan
Pasal 6
Tugas Jabatan Fungsional Mediator Hubungan lndustrial
yaitu melakukan Pembinaan Hubungan Industrial,
pengembangan Hubungan Industrial, dan Mediasi
penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Bagian Kedua
Unsur dan Sub-Unsur Kegiatan
Pasal 7
(1) Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial yang dapat dinilai Angka Kreditnya
yaitu Pembinaan Hubungan Industrial, Pengembangan
Hubungan Industrial, dan Mediasi penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial.
(2) Sub-unsur dari unsur kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. penyusunan peta Hubungan Industrial;
b. perencanaan Pembinaan Hubungan Industrial;
c. penyusunan data atau profil pendukung Hubungan
Industrial;
d. pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan Hubungan
Industrial;
e. penyelenggaraan layanan Hubungan Industrial;
f. penanganan unjuk rasa terkait ketenagakerjaan/
Hubungan Industrial;
g. pembuatan materi penyebarluasan informasi
Hubungan Industrial;
h. penyusunan reviu atau evaluasi Pembinaan
Hubungan Industrial;
htps:/ain mulyan .blogspot.com/20 /12permenpan-rbnom r-83tahun-20 .html
- 10 -
Bagian Ketiga
Uraian Kegiatan Sesuai Jenjang Jabatan
Pasal 8
(1) Uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial sesuai dengan jenjang jabatan,
ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut:
a. Mediator Hubungan Industrial Ahli Pertama,
meliputi:
1. menganalisis mogok kerja dan/atau penutupan
perusahaan;
2. mengidentifikasi pemutusan hubungan kerja;
3. mengidentifikasi unjuk rasa terkait
ketenagakerjaan;
4. melakukan pembimbingan perhitungan hak-
hak pekerja terkena pemutusan hubungan
kerja;
5. melakukan pendampingan dan supervisi
pembentukan organisasi pekerja;
6. melakukan verifikasi perjanjian kerja;
7. melakukan verifikasi peraturan perusahaan;
8. melakukan verifikasi perjanjian kerja bersama;
- 11 -
Bagian Keempat
Hasil Kerja
Pasal 9
Hasil kerja tugas Jabatan Fungsional Mediator Hubungan
Industrial sesuai jenjang jabatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1), sebagai berikut:
a. Mediator Hubungan Industrial Ahli Pertama, meliputi:
1. data mogok kerja atau penutupan perusahaan (lock
out) yang terverifikasi;
2. data pekerja dan/atau perusahaan dan/atau sektor
yang mengalami pemutusan hubungan kerja yang
terverifikasi;
3. data unjuk rasa terkait Hubungan Industrial atau
ketenagakerjaan yang terverifikasi;
4. laporan bimbingan perhitungan hak pekerja yang
terkena pemutusan hubungan kerja;
5. laporan pencatatan pembentukan serikat
pekerja/serikat buruh;
- 21 -
Pasal 10
Dalam hal unit kerja tidak terdapat Mediator Hubungan
Industrial yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (1), Mediator Hubungan Industrial yang berada 1 (satu)
tingkat di atas atau 1 (satu) tingkat di bawah jenjang
jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan
penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang
bersangkutan.
Pasal 11
(1) Penilaian Angka Kredit atas hasil penugasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ditetapkan
sebagai berikut:
a. Mediator Hubungan Industrial yang melaksanakan
kegiatan Mediator Hubungan Industrial yang berada
satu tingkat di atas jenjang jabatannya, Angka
- 29 -
BAB V
PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 12
Pejabat yang memiliki kewenangan mengangkat dalam
Jabatan Fungsional Mediator Hubungan Industrial yaitu
pejabat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 13
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial dilakukan melalui pengangkatan:
a. pertama;
b. perpindahan dari jabatan lain; dan
c. promosi.
Bagian Kedua
Pengangkatan Pertama
Pasal 14
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial melalui pengangkatan pertama
- 30 -
Bagian Ketiga
Pengangkatan Perpindahan dari Jabatan Lain
Pasal 15
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial melalui perpindahan dari jabatan
lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b,
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana atau diploma empat
di bidang ilmu hukum, ekonomi, manajemen,
administrasi, sosial politik, psikologi, relasi industri,
humaniora, atau bidang pendidikan lain yang
relevan dengan tugas jabatan yang ditetapkan oleh
Instansi Pembina untuk Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial Ahli Pertama sampai
dengan Jabatan Fungsional Mediator Hubungan
Industrial Ahli Madya;
e. berijazah paling rendah magister di bidang ilmu
hukum, ekonomi, manajemen, administrasi, sosial
politik, psikologi, humaniora, atau bidang
pendidikan lain yang relevan dengan tugas jabatan
yang ditetapkan oleh Instansi Pembina untuk
Jabatan Fungsional Mediator Hubungan Industrial
Ahli Utama;
f. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi teknis,
manajerial, dan sosial kultural sesuai dengan
Standar Kompetensi yang telah disusun oleh
Instansi Pembina;
g. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang pembinaan, pengembangan, dan
penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
paling singkat 2 (dua) tahun;
h. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
- 32 -
Pasal 16
(1) Mediator Hubungan Industrial Ahli Utama dapat
diangkat dari pejabat fungsional utama lain melalui
perpindahan dengan persyaratan sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
- 33 -
Bagian Keempat
Pengangkatan melalui Promosi
Pasal 17
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Mediator Hubungan
Industrial melalui promosi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 huruf c, ditetapkan berdasarkan kriteria:
a. termasuk dalam kelompok rencana suksesi;
b. menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi instansi,
kepentingan nasional, dan diakui oleh lembaga
pemerintah terkait bidang inovasinya; dan
- 34 -
Pasal 18
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial melalui promosi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17, dilaksanakan dalam hal:
a. PNS yang belum menduduki Jabatan Fungisonal
Mediator Hubungan Industrial; atau
b. kenaikan jenjang Jabatan Fungsioal Mediator
Hubungan Industrial 1 (satu) tingkat lebih tinggi.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial melalui promosi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi sesuai Standar
Kompetensi yang telah disusun oleh Instansi
Pembina;
b. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
c. memiliki rekam jejak yang baik;
d. tidak pernah melakukan pelanggaran kode etik dan
profesi PNS; dan
e. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin PNS.
(3) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial melalui promosi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan
kebutuhan untuk jenjang Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial yang akan diduduki.
(4) Angka Kredit untuk pengangkatan dalam Jabatan
Fungsional Mediator Hubungan Industrial melalui
promosi dinilai dan ditetapkan dari tugas jabatan.
(5) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial melalui promosi dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
- 35 -
BAB VI
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH /JANJI
Pasal 19
(1) Setiap PNS yang akan diangkat dalam Jabatan
Fungsional Mediator Hubungan Industrial wajib dilantik
dan diambil sumpah/janji menurut agama atau
kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB VII
PENILAIAN KINERJA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 20
(1) Penilaian kinerja Mediator Hubungan Industrial
bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan yang
didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.
(2) Penilaian kinerja Mediator Hubungan Industrial
dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada
tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan
memperhatikan target, capaian, hasil dan manfaat yang
dicapai, serta perilaku PNS.
(3) Penilaian kinerja Mediator Hubungan Industrial
dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel,
partisipatif, dan transparan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 21
Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
meliputi:
a. SKP; dan
- 36 -
b. perilaku kerja.
Bagian Kedua
SKP
Paragraf I
Umum
Pasal 22
(1) Mediator Hubungan Industrial wajib menyusun SKP
setiap awal tahun.
(2) SKP merupakan target kinerja Mediator Hubungan
Industrial berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang
bersangkutan.
(3) SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari
uraian kegiatan tugas jabatan sebagai turunan dari
penetapan kinerja unit kerja.
Pasal 23
(1) Target kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (2) terdiri atas kinerja utama berupa target Angka
Kredit dan/atau kinerja tambahan berupa tugas
tambahan.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diuraikan dalam bentuk kegiatan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Tugas tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh pimpinan unit kerja berdasarkan
penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan.
Pasal 24
(1) Target Angka Kredit dan tugas tambahan sebagaimana
dimaksud dalam 23 ayat (1) sebagai dasar untuk
penyusunan, penetapan, dan penilaian SKP.
(2) SKP yang disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung.
- 37 -
Paragraf 2
Target Angka Kredit
Pasal 25
(1) Target Angka kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 ayat (2) bagi Mediator Hubungan Industrial setiap
tahun ditetapkan paling sedikit:
a. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Mediator
Hubungan Industrial Ahli Pertama;
b. 25 (dua puluh lima) untuk Mediator Hubungan
Industrial Ahli Muda;
c. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Mediator
Hubungan Industrial Ahli Madya; dan
d. 50 (lima puluh) untuk Mediator Hubungan
Industrial Ahli Utama.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d, tidak berlaku bagi Mediator Hubungan
Industrial Ahli Utama yang memiliki pangkat paling
tinggi dalam jenjang jabatan yang didudukinya.
(3) Selain Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), Mediator Hubungan Industrial wajib
memperoleh Hasil Kerja Minimal untuk setiap periode.
(4) Ketentuan mengenai penghitungan target Angka Kredit
dan Hasil Kerja Minimal sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan oleh Instansi Pembina.
- 38 -
Paragraf 3
Angka Kredit Pemeliharaan
Pasal 26
(1) Mediator Hubungan Industrial yang telah memenuhi
syarat untuk kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih
tinggi tetapi belum tersedia lowongan pada jenjang
jabatan yang akan diduduki, setiap tahun wajib
memenuhi target Angka Kredit paling sedikit:
a. 10 (sepuluh) untuk Mediator Hubungan Industrial
Ahli Pertama;
b. 20 (dua puluh) untuk Mediator Hubungan Industrial
Ahli Muda; dan
c. 30 (tiga puluh) untuk Mediator Hubungan Industrial
Ahli Madya.
(2) Mediator Hubungan Industrial Ahli Utama yang
menduduki pangkat tertinggi dari jabatannya, setiap
tahun sejak menduduki pangkatnya wajib
mengumpulkan paling sedikit 25 (dua puluh lima) Angka
Kredit.
Bagian Ketiga
Perilaku Kerja
Pasal 27
Perilaku kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b
ditetapkan berdasarkan standar perilaku kerja dalam Jabatan
Fungsional Mediator Hubungan Industrial dan dinilai sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- 39 -
BAB VIII
PENILAIAN DAN PAK
Bagian Kesatu
Peniaian dan PAK
Pasal 28
(1) Capaian SKP Mediator Hubungan Industrial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (4)
disampaikan kepada Tim Penilai untuk dilakukan
penilaian sebagai capaian Angka Kredit.
(2) Capaian Angka Kredit Mediator Hubungan Industrial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling
tinggi 150% (seratus lima puluh persen) dari target
Angka Kredit minimal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 dan Pasal 26.
(3) Dalam hal telah terpenuhinya Angka Kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dan/atau
jabatan, capaian Angka Kredit Mediator Hubungan
Industrial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diusulkan kepada pejabat yang memiliki kewenangan
menetapkan Angka Kredit untuk ditetapkan dalam PAK.
(4) PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan
sebagai dasar kenaikan pangkat dan/atau jabatan
setingkat lebih tinggi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III sampai dengan Lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 29
(1) Untuk mendukung objektivitas dalam penilaian kinerja,
Mediator Hubungan Industrial mendokumentasikan
Hasil Kerja yang diperoleh sesuai dengan SKP yang
ditetapkan setiap tahunnya.
(2) Dalam hal sebagai bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan penilaian Angka Kredit, Tim Penilai dapat
- 40 -
Bagian Kedua
Pejabat yang Mengusulkan Angka Kredit
Pasal 30
Usul PAK Mediator Hubungan Industrial diajukan oleh:
a. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi
Pembinaan Hubungan Industrial pada Instansi Pembina
kepada menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan untuk Angka
Kredit bagi Mediator Hubungan Industrial Ahli Utama di
lingkungan Instansi Pembina;
b. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi
kesekretariatan pada Instansi Daerah provinsi kepada
pimpinan Instansi Pembina untuk Angka Kredit bagi
Mediator Hubungan Industrial Ahli Utama di lingkungan
Instansi Daerah provinsi;
c. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kesekretariatan pada unit kerja pejabat pimpinan tinggi
madya yang membidangi Pembinaan Hubungan
Industrial pada Instansi Pembina kepada pejabat
pimpinan tinggi madya yang membidangi Pembinaan
Hubungan Industrial pada Instansi Pembina untuk
Angka Kredit bagi Mediator Hubungan Industrial Ahli
Madya di lingkungan Instansi Pembina;
d. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi
kesekretariatan pada Instansi Daerah provinsi kepada
pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi
Pembinaan Hubungan Industrial pada Instansi Pembina
- 41 -
Bagian Ketiga
Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
Pasal 31
Pejabat yang memiliki kewenangan menetapkan Angka Kredit
Mediator Hubungan Industrial:
- 42 -
Bagian Keempat
Tim Penilai
Pasal 32
(1) Dalam menjalankan tugasnya, pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 dibantu oleh Tim Penilai.
(2) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki tugas:
a. mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang
dilakukan oleh pejabat penilai;
b. memberikan penilaian Angka Kredit berdasarkan
nilai capaian tugas jabatan;
c. memberikan rekomendasi kenaikan pangkat
dan/atau jenjang jabatan;
d. memberikan rekomendasi mengikuti Uji
Kompetensi;
- 43 -
Pasal 33
(1) Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
terdiri atas pejabat yang berasal dari unsur teknis yang
membidangi pembinaan, pengembangan, dan
- 44 -
Pasal 34
Tata kerja Tim Penilai dan tata cara penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Mediator Hubungan Industrial ditetapkan
oleh Instansi Pembina.
BAB IX
KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN
Bagian Kesatu
Kenaikan Pangkat
Pasal 35
(1) Kenaikan pangkat Mediator Hubungan Industrial dapat
dipertimbangkan apabila capaian Angka Kredit telah
memenuhi Angka Kredit Kumulatif yang dipersyaratkan.
(2) Angka Kredit Kumulatif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dihitung berdasarkan pencapaian Angka Kredit
pada setiap tahun dan perolehan Hasil Kerja Minimal
pada setiap periode.
(3) Jumlah Angka Kredit Kumulatif yang harus dipenuhi
untuk kenaikan pangkat dan/atau jenjang Jabatan
Fungsional Mediator Hubungan Industrial untuk
Mediator Hubungan Industrial:
a. dengan pendidikan sarjana atau diploma empat
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini;
b. dengan pendidikan magister sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan
- 46 -
Pasal 36
(1) Dalam hal untuk kenaikan pangkat sebagaimana
dimaksud pada Pasal 35 ayat (1), Mediator Hubungan
Industrial dapat melaksanakan kegiatan penunjang,
meliputi:
a. pengajar/pelatih di bidang Hubungan Industrial;
b. keanggotaan dalam Tim Penilai/tim Uji Kompetensi;
c. perolehan penghargaan/tanda jasa; atau
d. perolehan gelar/ijazah lain; atau
e. pelaksanaan tugas lain yang mendukung
pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial.
(2) Kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), diberikan Angka Kredit tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini, dengan kumulatif Angka Kredit
paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari Angka Kredit
yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat.
(3) Angka Kredit sebagaimana dimanksud pada ayat (2)
diberikan untuk 1 (satu) kali kenaikan pangkat.
Bagian Kedua
Kenaikan Jenjang Jabatan
Pasal 37
(1) Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial satu tingkat lebih tinggi wajib
memenuhi Angka Kredit yang ditetapkan.
(2) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung dari akumulasi Angka Kredit kenaikan pangkat
dalam satu jenjang yang sedang diduduki sebagaimana
htps:/ain mulyan .blogspot.com/20 /12permenpan-rbnom r-83tahun-20 .html
- 47 -
Pasal 38
(1) Dalam hal untuk kenaikan jenjang jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1), Mediator Hubungan
Industrial dapat melaksanakan kegiatan pengembangan
profesi.
(2) Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. perolehan ijazah/gelar pendidikan formal yang
terkait dengan tugas bidang Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial;
b. pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang
pembinaan, pengembangan, dan penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial;
c. penerjemahan/penyaduran buku dan karya ilmiah
di bidang pembinaan, pengembangan, dan
penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;
htps:/ain mulyan .blogspot.com/20 /12permenpan-rbnom r-83tahun-20 .html
- 48 -
d. penyusunan standar/pedoman/petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang pembinaan,
pengembangan, dan penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial;
e. pelatihan/pengembangan kompetensi di bidang
pembinaan, pengembangan, dan penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial; atau
f. kegiatan lain yang ditetapkan Instansi Pembina di
bidang pembinaan, pengembangan, dan
penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
(3) Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan Angka Kredit tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(4) Mediator Hubungan Industrial yang akan naik ke jenjang
ahli madya dan ahli utama, wajib melaksanakan
kegiatan pengembangan profesi Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial, dengan Angka Kredit
pengembangan profesi yang disyaratkan sebagai berikut:
a. 6 (enam) bagi Mediator Hubungan Industrial Ahli
Muda yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi
menjadi Mediator Hubungan Industrial Ahli Madya;
dan
b. 12 (dua belas) bagi Mediator Hubungan Industrial
Ahli Madya yang akan naik jabatan setingkat lebih
tinggi menjadi Mediator Hubungan Industrial Ahli
Utama.
Pasal 39
(1) Mediator Hubungan Industrial yang secara bersama-
sama membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang
Hubungan Industrial, diberikan Angka Kredit dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka
pembagian Angka Kredit yaitu 60% (enam puluh
persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh
persen) bagi penulis pembantu;
htps:/ain mulyan .blogspot.com/20 /12permenpan-rbnom r-83tahun-20 .html
- 49 -
Bagian Ketiga
Mekanisme Kenaikan Pangkat dan Jenjang
Pasal 40
Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat dan jenjang
jabatan bagi Mediator Hubungan Industrial dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 41
Mediator Hubungan Industrial yang memiliki Angka Kredit
melebihi Angka Kredit yang disyaratkan untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan Angka Kredit
tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan pangkat
berikutnya dalam satu jenjang.
Pasal 42
Dalam hal target Angka Kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan pangkat dan/atau jabatan setingkat lebih tinggi
tidak tercapai, Mediator Hubungan Industrial tidak diberikan
kenaikan pangkat dan/atau jabatan.
htps:/ain mulyan .blogspot.com/20 /12permenpan-rbnom r-83tahun-20 .html
- 50 -
BAB X
KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL
MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL
Pasal 43
(1) Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial dihitung berdasarkan
beban kerja yang ditentukan dari indikator yang
meliputi:
a. jumlah pelayanan Mediator Hubungan Industrial;
b. cakupan wilayah kerja Mediator Hubungan
Industrial; dan
c. kompleksitas dan resiko pekerjaan.
(2) Pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Instansi Pembina setelah
mendapat persetujuan dari Menteri.
Pasal 44
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Mediator Hubungan
Industrial berdasarkan Peraturan ini tidak dapat dilakukan
sebelum pedoman penghitungan kebutuhan Jabatan
Fungsional Mediator Hubungan Industrial ditetapkan oleh
Instansi Pembina.
BAB XI
KOMPETENSI
Bagian Kesatu
Standar Kompetensi
Pasal 45
(1) PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial harus memenuhi Standar
Kompetensi sesuai dengan jenjang jabatan.
(2) Kompetensi Mediator Hubungan Industrial meliputi:
a. kompetensi teknis;
- 51 -
Bagian Kedua
Pengembangan Kompetensi
Pasal 46
(1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
Mediator Hubungan Industrial wajib diikutsertakan
pelatihan.
(2) Pelatihan yang diberikan bagi Mediator Hubungan
Industrial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan pelatihan
dan penilaian kinerja.
(3) Pelatihan yang diberikan kepada Mediator Hubungan
Industrial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam
bentuk:
a. pelatihan fungsional; dan
b. pelatihan teknis di bidang pembinaan,
pengembangan, dan penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial.
(4) Selain pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Mediator Hubungan Industrial dapat mengembangkan
kompetensinya melalui program pengembangan
kompetensi lainnya.
(5) Program pengembangan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) meliputi:
a. pemeliharaan kinerja dan target kinerja;
b. seminar;
c. lokakarya; atau
d. konferensi.
(6) Ketentuan mengenai pelatihan dan pengembangan
kompetensi serta pedoman penyusunan analisis
kebutuhan pelatihan Mediator Hubungan Industrial
- 52 -
BAB XII
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN
Pasal 47
(1) Mediator Hubungan Industrial diberhentikan dari
jabatannya apabila:
a. mengundurkan diri dari jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh di luar Jabatan
Fungsional Mediator Hubungan Industrial; atau
f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
(2) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dapat dipertimbangkan dalam hal memiliki
alasan pribadi dan tidak mungkin untuk melaksanakan
tugas Jabatan Fungsional Mediator Hubungan
Industrial.
(3) Mediator Hubungan Industrial yang diberhentikan
karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b sampai dengan huruf e dapat diangkat kembali
sesuai dengan jenjang jabatan terakhir apabila tersedia
lowongan kebutuhan Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial.
(4) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan dengan menggunakan Angka
Kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah dengan
Angka Kredit dari penilaian pelaksanaan tugas di bidang
Hubungan Industrial selama diberhentikan.
(5) Kriteria tidak memenuhi persyaratan jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dapat
dipertimbangkan dalam hal:
- 53 -
Pasal 48
Mediator Hubungan Industrial yang diberhentikan karena
ditugaskan pada jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
47 ayat (1) huruf e, dapat disesuaikan pada jenjang sesuai
dengan pangkat terakhir dalam jabatannya paling singkat 1
(satu) tahun setelah diangkat kembali pada jenjang terakhir
yang didudukinya, setelah mengikuti dan lulus Uji
Kompetensi apabila tersedia kebutuhan.
Pasal 49
(1) Terhadap Mediator Hubungan Industrial sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) huruf a dan huruf f
dilaksanakan pemeriksaan dan mendapatkan izin dari
Pejabat yang Berwenang sebelum ditetapkan
pemberhentiannya.
(2) Mediator Hubungan Industrial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang telah ditetapkan pemberhentiannya
tidak dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial.
BAB XIII
PEMINDAHAN KE DALAM JABATAN LAIN DAN LARANGAN
RANGKAP JABATAN
Pasal 50
Untuk kepentingan organisasi dan pengembangan karier,
Mediator Hubungan Industrial dapat dipindahkan ke dalam
jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian.
- 54 -
Pasal 51
Untuk optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian
kinerja organisasi, Mediator Hubungan Industrial dilarang
rangkap jabatan dengan jabatan pimpinan tinggi, jabatan
administrator, jabatan pengawas, atau jabatan pelaksana.
BAB XIV
TUGAS INSTANSI PEMBINA
Pasal 52
(1) Instansi Pembina berperan sebagai pengelola Jabatan
Fungsional Mediator Hubungan Industrial yang
bertanggung jawab untuk menjamin terwujudnya
standar kualitas dan profesionalitas jabatan.
(2) lnstansi Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas:
a. menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial;
b. menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial;
c. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis Jabatan Fungsional Mediator Hubungan
Industrial;
d. menyusun standar kualitas Hasil Kerja dan
pedoman penilaian kualitas Hasil Kerja Mediator
Hubungan Industrial;
e. menyusun pedoman penulisan Karya Tulis/Karya
Ilmiah yang bersifat inovatif di bidang pembinaan,
pengembangan, dan penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial;
f. menyusun kurikulum pelatihan Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial;
g. menyelenggarakan pelatihan Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial;
h. membina penyelenggaraan pelatihan Jabatan
Fungsional Mediator Hubungan Industrial pada
lembaga pelatihan;
- 55 -
BAB XV
ORGANISASI PROFESI
Pasal 53
(1) Jabatan Fungsional Mediator Hubungan Industrial wajib
memiliki 1 (satu) organisasi profesi.
(2) Mediator Hubungan Industrial wajib menjadi anggota
organisasi profesi Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial.
(3) Pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) difasilitasi oleh Instansi Pembina.
(4) Organisasi profesi Mediator Hubungan Industrial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyusun
kode etik dan kode perilaku profesi.
(5) Organisasi Profesi Mediator Hubungan Industrial
mempunyai tugas:
a. menyusun kode etik dan kode perilaku profesi;
b. memberikan advokasi kepada anggota; dan
c. memeriksa dan memberikan rekomendasi atas
pelanggaran kode etik dan kode perilaku profesi.
(6) Kode etik dan kode perilaku profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) huruf a, ditetapkan
oleh organisasi profesi Jabatan Fungsional Mediator
- 57 -
Pasal 54
Hubungan kerja antara Instansi Pembina dengan organisasi
profesi Jabatan Fungsional Mediator Hubungan Industrial
bersifat koordinatif dan fasilitatif untuk penyelenggaraan
tugas dan fungsi pembinaan Jabatan Fungsional Mediator
Hubungan Industrial.
Pasal 55
Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pembentukan
organisasi profesi Jabatan Fungsional Mediator Hubungan
Industrial dan hubungan kerja Instansi Pembina dengan
organisasi profesi Jabatan Fungsional Mediator Hubungan
Industrial ditetapkan oleh Instansi Pembina.
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 56
Prestasi kerja dan Angka Kredit Mediator Hubungan
Industrial yang telah dilaksanakan sebelum peraturan
menteri mulai berlaku dinilai berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/06/M.PAN/4/2009 tentang Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial dan Angka Kreditnya.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 57
Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 53 ayat (3) dilaksanakan paling lama 5 (lima)
tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
- 58 -
Pasal 58
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: 06/PER/M.PAN/4/2009 tentang
Jabatan Fungsional Mediator Hubungan Industrial dan Angka
Kreditnya, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diubah berdasarkan Peraturan
Menteri ini.
Pasal 59
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
06/PER/M.PAN/4/2009 tentang Jabatan Fungsional
Mediator Hubungan Industrial dan Angka Kreditnya, dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 60
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 59 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Desember 2020
ttd
TJAHJO KUMOLO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 15 Desember 2020
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 83 TAHUN 2020
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Melakukan pembinaan A Pembinaan 1 Penyusunan Peta 1 Melakukan penilaian Bukti Pencatatan dan Profil 0,167 Ahli Muda
hubungan industrial, Hubungan Hubungan Industrial Hubungan Industrial di Hubungan Industrial di
pengembangan Industrial perusahaan Perusahaan
hubungan lndustrial 2 Menyusun Peta Hubungan Peta Hubungan Industrial 0,293 Ahli Muda
serta mediasi Industrial kabupaten/kota kabupaten/kota
penyelesaian
perselisihan hubungan 3 Menyusun Peta Hubungan Peta Hubungan Industrial 1,050 Ahli Madya
industrial Industrial provinsi kategori provinsi kategori 1
1
4 Menyusun Peta Hubungan Peta Hubungan Industrial 1,400 Ahli Utama
Industrial provinsi kategori provinsi kategori 2
2
5 Menyusun Peta Hubungan Peta Hubungan Industrial 1,460 Ahli Utama
Industrial nasional nasional
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
3 Menyusun Rencana Dokumen perencanaan 0,470 Ahli Madya
Pembinaan, penyuluhan, Pembinaan bidang jaminan
bimbingan dan monitoring sosial dan pembentukan
penyelenggaraan jaminan fasilitas kesejahteraan
sosial dan pembentukan pekerja/buruh
fasilitas Kesejahteraan
pekerja di Perusahaan
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
8 Menyusun rencana Rencana kerja bidang 1,417 Ahli Utama
pembinaan dan pengembangan kapasitas
pengembangan kapasitas sumber daya manusia
sumber daya manusia Hubungan Industrial
bidang Hubungan
Industrial
9 Merumuskan strategi Dokumen perencanaan 0,153 Ahli Muda
pencegahan dan bidang pencegahan dan
penanganan diskriminasi di penanganan diskriminasi
tempat kerja
10 Menyusun rencana Dokumen perencanaan 2,617 Ahli Utama
pendampingan dan supervisi pembentukan
supervisi pembentukan dan/atau pengembangan
atau pengembangan Lembaga Hubungan
Lembaga Hubungan Industrial
Industrial
11 Mendesain sistem Dokumen pengembangan 1,669 Ahli Utama
Hubungan Industrial atau pemodelan sistem
terintegrasi Hubungan Industrial
12 Mendesain Sistem dan terintegrasi
Kurikulum/silabi 1,323 Ahli Utama
bahan ajar bidang penyuluhan atau
Hubungan Industrial pemasyarakatan Hubungan
Industrial
3 Penyusunan Data 1 Menganalisis profil Profil masyarakat atau 0,470 Ahli Madya
atau Profil Pendukung masyarakat/stakeholders stakeholders hubungan
Hubungan Industrial Hubungan Industrial industrial
2 Mengidentifikasi Data kepesertaan program 0,228 Ahli Muda
kepesertaan program jaminan sosial yang
jaminan sosial terverifikasi
3 Menganalisis mogok kerja Data Mogok kerja atau 0,080 Ahli Pertama
dan/atau penutupan penutupan perusahaan (lock
perusahaan out ) yang terverivikasi.
- 63 -
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
4 Mengidentifikasi Data pekerja dan/atau 0,077 Ahli Pertama
pemutusan hubungan kerja perusahaan dan/atau sektor
yang mengalami pemutusan
hubungan kerja yang
terverifikasi
5 Mengidentifikasi unjuk Data unjuk rasa terkait 0,098 Ahli Pertama
rasa terkait Hubungan Industrial atau
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan yang
terverifikasi
6 Menyusun profil Tenaga Profil Tenaga Penyelesaian 0,141 Ahli Muda
Penyelesaian Perselisihan Perselisihan Hubungan
Hubungan Industrial di Industrial di luar Pengadilan
Luar Pengadilan yang terverifikasi
7 Menyusun profil Hakim Ad- Profil Hakim Ad-Hoc 0,570 Ahli Madya
hoc pada Pengadilan Hubungan Industrial yang
Hubungan Industrial dan terverifikasi
Mahkamah Agung
8 Menganalisis pelaksanaan Data pelaksanaan sistem 0,407 Ahli Muda
sistem pengupahan pengupahan
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
3 Melakukan pembimbingan Laporan hasil pembinaan 0,076 Ahli Muda
penyusunan materi materi Peraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaan
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
9 Melakukan pembimbingan Laporan hasil pembinaan 0,092 Ahli Muda
mekanisme penanganan terkait mogok kerja atau
mogok kerja atau penutupan perusahaan (lock
penutupan perusahaan out ).
10 Memberikan edukasi dan Laporan hasil pelatihan dan 1,432 Ahli Utama
pelatihan penanganan edukasi penanganan kasus
kasus Hubungan Industrial hubungan Industrial
berdampak
nasional/internasional
11 Melakukan pembimbingan Laporan hasil pembinaan 0,900 Ahli Madya
Hubungan Industrial masyarakat atau
kepada kelompok stakeholders Hubungan
masyarakat atau Industrial
stakeholders Hubungan
Industrial di luar
perusahaan
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
4 Melakukan verifikasi Keputusan pengesahan 0,033 Ahli Pertama
peraturan perusahaan peraturan perusahaan
5 Melakukan verifikasi Keputusan pengesahan 0,027 Ahli Pertama
perjanjian kerja bersama perjanjian kerja bersama
6 Melakukan verifikasi Dokumen pendaftaran 0,031 Ahli Pertama
perjanjian pemborongan perjanjian pemborongan
pekerjaan penyediaan jasa pekerjaan penyediaan jasa
pekerja/buruh pekerja/buruh
7 Melakukan deteksi dini di Laporan hasil deteksi dini 0,058 Ahli Muda
perusahaan
8 Melakukan layanan Laporan pelayanan konseling 0,015 Ahli Pertama
konseling teknis bidang teknis bidang Hubungan
Hubungan Industrial Industrial tingkat dasar
tingkat dasar
9 Melakukan layanan Laporan pelayanan konseling 0,031 Ahli Muda
konseling teknis bidang teknis bidang Hubungan
Hubungan Industrial Industrial tingkat lanjut
tingkat lanjut
10 Melakukan layanan Laporan hasil audiensi 0,150 Ahli Madya
audiensi masyarakat atau bidang Hubungan Industrial
instansi terkait
11 Menyusun Rumusan teknis Rumusan bahan masukan 0,027 Ahli Pertama
masukan masyarakat atau instansi
masyarakat/instansi tingkat dasar
terkait tentang hubungan
industrial tingkat dasar
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
13 Menyusun rumusan teknis Rumusan bahan masukan 0,082 Ahli Madya
masukan masyarakat atau instansi
masyarakat/instansi tingkat lanjut
terkait tentang hubungan
industrial tingkat lanjut
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
3 Melakukan pengendalian Laporan hasil pengendalian 0,550 Ahli Madya
unjuk rasa tingkat berat unjuk rasa tingkat berat
7 Pembuatan Materi 1 Menyusun naskah Naskah publikasi bidang 0,106 Ahli Muda
Penyebarluasan penyebarluasan informasi Hubungan Industrial
Informasi Hubungan Hubungan Industrial bagi
Industrial kepentingan satuan kerja
(instansi)
2 Menyusun naskah Naskah publikasi bidang 0,340 Ahli Madya
penyebarluasan informasi Hubungan Industrial
hubungan industrial yang
diperuntukkan bagi
masyarakat atau
stakeholders
3 Mendesain materi Media publikasi bidang 1,120 Ahli Utama
penyebarluasan informasi Hubungan Industrial
Hubungan Industrial yang
digunakan untuk
kepentingan penyusunan
Peraturan Perundangan
bidang Hubungan
Industrial
8 Penyusunan reviu 1 Mereviu penyelenggaraan Dokumen hasil reviu dan 0,151 Ahli Muda
atau Evaluasi sarana Hubungan rekomendasi
Pembinaan Industrial di perusahaan penyelenggaraan sarana
Hubungan Industrial 2 Mereviu penyelenggaraan Hubunganhasil
Dokumen Industrial di
reviu dan 0,320 Ahli Madya
Lembaga Tripartit rekomendasi
penyelenggaraan Lembaga
Tripartit
3 Mereviu penyelenggaraan Dokumen hasil reviu 2,190 Ahli Utama
kegiatan organisasi penyelenggaraan organisasi
ketenagakerjaan regional ketenagakerjaan regional
atau internasional di atau internasional yang
Indonesia terverifikasi
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
4 Mereviu penyelenggaraan Dokumen hasil reviu dan 0,211 Ahli Muda
program jaminan sosial rekomendasi
penyelenggaraan jaminan
sosial
5 Mengevaluasi Dokumen hasil evaluasi dan 0,400 Ahli Madya
penyelenggaraan sistem rekomendasi
Deteksi Dini dan penyelenggaraan sistem
pencegahan deteksi dini atau pencegahan
perselisihan/kasus perselisihan hubungan
Hubungan Industrial industrial
6 Melakukan evaluasi hasil Dokumen hasil evaluasi dan 0,205 Ahli Muda
penyelesaian perselisihan rekomendasi penyelesaian
Hubungan Industrial perselisihan Hubungan
melalui mekanisme Hndustrial melalui
perundingan bipartit perundingan bipartit
7 Melakukan evaluasi Hasil Dokumen hasil evaluasi dan 0,156 Ahli Muda
penyelesaian perselisihan rekomendasi penyelesaian
Hubungan Industrial di perselisihan Hubungan
luar Pengadilan Hubungan Industrial di luar Pengadilan
Industrial Hubungan Industrial
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
11 Melakukan evaluasi Dokumen hasil evaluasi dan 0,181 Ahli Muda
penerapan Anti- rekomendasi penerapan Non-
Diskriminasi Diskriminasi
12 Melakukan evaluasi Dokumen hasil Evaluasi 0,043 Ahli Pertama
Pelaksanaan pemborongan Pelaksanaan Pemborongan
pekerja dan penyediaan jasa penyediaan
jasa pekerja/buruh pekerja/buruh
B Pengembangan 1 Pengembangan 1 Melakukan pendampingan Laporan hasil pendampingan 0,250 Ahli Madya
Hubungan Sistem Hubungan dan fasilitasi dan fasilitasi pengembangan
Industrial Industrial pengembangan organisasi organisasi pekerja
pekerja
2 Mendesain pengembangan Dokumen pengembangan 1,957 Ahli Utama
dialog sosial dan/atau sistem dialog sosial atau
teknik negosiasi Hubungan teknik negosiasi
Industrial
- 71 -
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
3 Melakukan pembimbingan Laporan hasil pembinaan 0,500 Ahli Madya
dan supervisi pembuatan pembuatan perjanjian kerja
perjanjian kerja bersama bersama
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
3 Penyusunan Evaluasi 1 Melakukan evaluasi teknis Naskah hasil evaluasi 0,456 Ahli Madya
Teknis bidang peraturan bidang peraturan perundangan
Hubungan Industrial Hubungan Industrial tingkat daerah terkait
tingkat daerah Hubungan Industrial
2 Melakukan evaluasi teknis Naskah hasil evaluasi 2,131 Ahli Utama
peraturan bidang peraturan perundangan
Hubungan Industrial tingkat nasional terkait
tingkat Nasional Hubungan Industrial
3 Melakukan evaluasi teknis Naskah hasil evaluasi 1,817 Ahli Utama
Kebijakan antar negara peraturan perundangan
tentang Hubungan antar negara terkait
Industrial Hubungan Industrial
4 Melakukan survey Laporan hasil survey 0,716 Ahli Madya
kebutuhan hidup layak kebutuhan hidup layak dan
dan/atau indeks harga indeks harga konsumen
konsumen
5 Melakukan evaluasi sistem Laporan hasil evaluasi sistem 1,704 Ahli Utama
pengupahan pengupahan
6 Melakukan evaluasi teknis Dokumen hasil tinjauan 1,797 Ahli Utama
implementasi program, program, iuran dan manfaat
iuran dan manfaat jaminan program jaminan sosial
sosial bidang bidang ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
4 Penyusunan 1 Menyusun naskah Naskah pedoman Hubungan 0,377 Ahli Madya
Rumusan Teknis pedoman Hubungan Industrial dan Jaminan
bahan Kebijakan Industrial dan Jaminan Soaial Tenaga Kerja
Hubungan Industrial Sosial Tenaga Kerja
2 Menyusun naskah Naskah petunjuk 0,174 Ahli Muda
petunjuk pelaksanaaan pelaksanaan bidang
pembinaan Hubungan Hubungan Industrial dan
Industrial dan Jaminan Jaminan Soaial Tenaga Kerja
Sosial Tenaga Kerja
- 73 -
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
3 Menyusun naskah Naskah petunjuk teknis 0,149 Ahli Muda
petunjuk teknis pembinaan bidang Hubungan Industrial
Hubungan Industrial dan dan Jaminan Soaial Tenaga
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Kerja
4 Mendesain pengembangan Dokumen pengembangan 1,915 Ahli Utama
metode dan teknis mediasi, teknik dan metodologi
konsiliasi, dan arbitrase mediasi dan/atau konsiliasi
penyelesaian perselisihan dan/atau arbitrase
Hubungan Industrial
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
C Mediasi 1 Pelaksanaan Mediasi 1 Melakukan mediasi Dokumen Mediasi 0,083 Ahli Pertama
Penyelesaian Penyelesaian penyelesaian perselisihan penyelesaian perselisihan
Perselisihan Perselisihan Hak tingkat ringan Hak tingkat ringan
Hubungan Hubungan Industrial 2 Melakukan mediasi Dokumen Mediasi 0,077 Ahli Pertama
Industrial penyelesaian perselisihan penyelesaian perselisihan
Kepentingan tingkat ringan Kepentingan tingkat ringan
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
8 Melakukan mediasi Dokumen Mediasi 0,394 Ahli Muda
penyelesaian perselisihan penyelesaian perselisihan
antar Serikat Pekerja/ Antar Serikat Pekerja/Serikat
Serikat Buruh dalam satu buruh tingkat sedang
perusahaan tingkat sedang
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
14 Merumuskan kesepakatan Dokumen Perjanjian Bersama 0,054 Ahli Muda
mediasi penyelesaian mediasi penyelesaian
perselisihan Hubungan perselisihan Hubungan
Industrial tingkat sedang Industrial tingkat sedang
dalam bentuk Perjanjian
Bersama
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
2 Melakukan supervisi hasil Laporan hasil supervisi 0,089 Ahli Muda
penyelesaian perselisihan penyelesaian perselisihan
perselisihan Hubungan melalui Mediasi atau
Industrial yang Konsiliasi
dilaksanakan melalui
Mediasi atau Konsiliasi dan
tindak lanjutnya
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
6 Melakukan supervisi dan Laporan hasil supervisi 0,088 Ahli Muda
layanan Penyelesaian hak penyelesaian hak para pihak
para pihak pasca
kesepakatan penyelesaian
mogok/unjuk rasa dan
putusan Arbiter/
Pengadilan Hubungan
Industrial
7 Melakukan pendampingan Laporan hasil pendampingan 0,750 Ahli Madya
Hubungan Industrial hubungan industrial
terintegrasi pasca terintegrasi
terjadinya kasus Hubungan
Industrial berdampak
wilayah/ nasional
8 Melakukan supervisi dan Dokumen hasil evaluasi dan 1,021 Ahli Utama
evaluasi penyelesaian rekomendasi penyelesaian
perselisihan Hubungan perselisihan hubungan
Industrial industrial
4 Penyelesaian Kasus 1 Melaksanakan penugasan Laporan hasil penugasan 0,158 Ahli Madya
Hubungan Industrial sebagai saksi ahli dalam sebagai saksi ahli dalam
gelar perkara Hubungan dalam gelar perkara
Industrial berdampak Hubungan Industrial
perusahaan di pengadilan berdampak perusahaan di
negeri pengadilan negeri
2 Melaksanakan penugasan Laporan hasil penugasan 0,211 Ahli Utama
sebagai saksi ahli dalam sebagai saksi ahli dalam
dalam gelar perkara dalam gelar perkara
hubungan industrial hubungan Industrial
berdampak wilayah/ berdampak wilayah/ nasional
nasional di pengadilan di pengadilan negeri
negeri
- 79 -
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
3 Melaksanakan penugasan Laporan hasil penugasan 0,174 Ahli Madya
sebagai saksi ahli dalam sebagai saksi ahli dalam
dalam gelar perkara dalam gelar perkara
hubungan Industrial hubungan Industrial
berdampak perusahaan di berdampak perusahaan di
pengadilan hubungan pengadilan hubungan
industrial industrial
ANGKA PELAKSANA
NO TUGAS POKOK UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT
KREDIT KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
7 Melakukan klarifikasi Dokumen penyelesaian kasus 0,913 Ahli Utama
kasus Hubungan Industrial Hubungan Industrial di
di forum internasional forum internasional
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 81 -
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 83 TAHUN 2020
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL
KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI DAN PENUNJANG JABATAN FUNGSIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL
II. Penunjang Kegiatan A. Pengajar/Pelatih/ Pembimbing Mengajar/melatih/membimbing yang berkaitan Sertifikat/Laporan 0,4 Semua jenjang
bidang pembinaan, di bidang pembinaan, dengan bidang pembinaan, pengembangan dan
pengembangan dan pengembangan dan penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial
penyelesaian penyelesaian perselisihan
perselisihan Hubungan Industrial
Hubungan Industrial
B. Keanggotaan dalam Tim Menjadi anggota Tim Penilai/Tim Uji Laporan 0,04 Semua jenjang
Penilai/Tim Uji Kompetensi Kompetensi
C. Perolehan Penghargaan/tanda 1. Memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya
jasa Lancana Karya Satya :
a. 30 (tiga puluh) tahun Piagam 3 Semua jenjang
- 85 -
ttd
TJAHJO KUMOLO
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 83 TAHUN 2020
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN PENDIDIKAN SARJANA ATAU DIPLOMA EMPAT
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 87 -
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 83 TAHUN 2020
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN PENDIDIKAN MAGISTER
ttd
TJAHJO KUMOLO
htps:/ain mulyan .blogspot.com/20 /12permenpan-rbnom r-83tahun-20 .html
- 88 -
LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 83 TAHUN 2020
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN PENDIDIKAN DOKTOR
ttd
TJAHJO KUMOLO