Anda di halaman 1dari 18

SALINAN

ml
SALINAN

.ht
MENTERI

ng
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI

ta
REPUBLIK INDONESIA

en
4-t
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

02
NOMOR 1 TAHUN 2024

n-2
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL

hu
DI BIDANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

-ta
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1
or-
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
om
n-n
Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan transformasi tata kelola
pa

jabatan fungsional dan mendukung pada sistem


organisasi yang lincah dan dinamis, perlu melakukan
en

penyederhanaan tugas dan ruang lingkup kegiatan


erm

Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan


Kesejahteraan Sosial;
b. bahwa untuk pengembangan karier dan peningkatan
1/p

profesionalisme Pegawai Negeri Sipil di bidang


/0

penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta untuk


meningkatkan kinerja organisasi, perlu ditetapkan jabatan
24

fungsional di bidang penyelenggaraan kesejahteraan


/20

sosial;
c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 9 Peraturan Menteri
om

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Nomor 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional, menteri
t.c

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


spo

aparatur negara menetapkan Jabatan Fungsional di


Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
log

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
a.b

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi tentang Jabatan Fungsional di Bidang
an

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;


ly

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


mu

Indonesia Tahun 1945;


2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
ina

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik


//a

Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
ps:

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur


Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
htt

jdih.menpan.go.id
-2-

2023 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik

ml
Indonesia Nomor 6897);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang

.ht
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan

ng
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037)

ta
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

en
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan

4-t
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia

02
Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6477);

n-2
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

hu
Reformasi Birokrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia

-ta
Tahun 2021 Nomor 126);
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

1
or-
Reformasi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan

om
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1249)
n-n
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
pa

Nomor 39 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan


en

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 60 Tahun 2021 tentang Organisasi dan
erm

Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara


dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia
1/p

Tahun 2022 Nomor 753);


7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
/0

Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2023 tentang Jabatan


24

Fungsional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2023


Nomor 54);
/20

MEMUTUSKAN:
om

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR


t.c

NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG JABATAN


FUNGSIONAL DI BIDANG PENYELENGGARAAN
spo

KESEJAHTERAAN SOSIAL.
log

BAB I
KETENTUAN UMUM
a.b

Pasal 1
an

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


ly

1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN


mu

adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai


pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
ina

instansi pemerintah.
2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
//a

Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai


ps:

pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh


pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
htt

suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara

jdih.menpan.go.id
-3-

lainnya dan diberikan penghasilan berdasarkan peraturan

ml
perundang-undangan.
3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS

.ht
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh

ng
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan

ta
pemerintahan.

en
4. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang

4-t
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan

02
keterampilan tertentu.
5. Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan

n-2
Kesejahteraan Sosial adalah sekelompok Jabatan
Fungsional yang mempunyai tugas dan ruang lingkup

hu
kegiatan pengelolaan penyelenggaraan kesejahteraan

-ta
sosial.
6. Jabatan Fungsional Pekerja Sosial adalah Jabatan

1
or-
Fungsional yang mempunyai tugas dan ruang lingkup
kegiatan melaksanakan praktik pekerjaan sosial dalam

om
pelayanan pekerjaan sosial, manajemen organisasi
pelayanan kemanusiaan, serta penyusunan dan advokasi
n-n
kebijakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
7. Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial adalah Jabatan
pa

Fungsional yang mempunyai tugas dan ruang lingkup


en

kegiatan penyuluhan dan pengembangan di bidang


pembangunan kesejahteraan sosial.
erm

8. Pejabat Fungsional Pekerja Sosial yang selanjutnya


disebut Pekerja Sosial adalah PNS yang mempunyai tugas
1/p

dan ruang lingkup kegiatan melaksanakan praktik


pekerjaan sosial dalam pelayanan pekerjaan sosial,
/0

manajemen organisasi pelayanan kemanusiaan, serta


24

penyusunan dan advokasi kebijakan penyelenggaraan


kesejahteraan sosial.
/20

9. Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial yang selanjutnya


disebut Penyuluh Sosial adalah PNS yang mempunyai
om

tugas dan ruang lingkup kegiatan penyuluhan dan


t.c

pengembangan di bidang pembangunan kesejahteraan


sosial.
spo

10. Pejabat yang Berwenang yang selanjutnya disingkat PyB


adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
log

melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan


pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan
a.b

peraturan perundang-undangan.
11. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat
an

PPK adalah pejabat yang mempunyai kewenangan


ly

menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan


mu

pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan manajemen


ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan
ina

peraturan perundang-undangan.
12. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi
//a

daerah.
ps:

13. Unit Organisasi adalah bagian dari struktur organisasi


yang dapat dipimpin oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya,
htt

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator,


Pejabat Pengawas, atau Pejabat Fungsional yang diangkat
jdih.menpan.go.id
-4-

untuk memimpin suatu unit kerja mandiri berdasarkan

ml
ketentuan peraturan perundang-undangan.
14. Ekspektasi Kinerja yang selanjutnya disebut Ekspektasi

.ht
adalah harapan atas hasil kerja dan perilaku kerja Pegawai
ASN.

ng
15. Angka Kredit adalah nilai kuantitatif dari hasil kerja

ta
Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial.

en
16. Angka Kredit Kumulatif adalah akumulasi nilai Angka

4-t
Kredit yang harus dicapai oleh Pekerja Sosial dan
Penyuluh Sosial sebagai salah satu syarat kenaikan

02
pangkat dan jabatan.
17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

n-2
pemerintahan di bidang aparatur negara.

hu
Pasal 2

-ta
Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan
Sosial terdiri atas:

1
or-
a. Jabatan Fungsional Pekerja Sosial; dan
b. Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial.

Pasal 3 om
n-n
Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan
Sosial sebagai dimaksud dalam Pasal 2 merupakan jabatan
pa

karier PNS.
en

BAB II
erm

KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB, KLASIFIKASI/RUMPUN


JABATAN, KATEGORI, DAN JENJANG
1/p

Bagian Kesatu
/0

Kedudukan dan Tanggung Jawab


24

Pasal 4
/20

(1) Pekerja Sosial berkedudukan sebagai pelaksana teknis


pekerjaan sosial dalam pengelolaan penyelenggaraan
om

kesejahteraan sosial pada Instansi Pemerintah.


t.c

(2) Penyuluh Sosial berkedudukan sebagai pelaksana teknis


penyuluhan dan pengembangan di bidang pembangunan
spo

kesejahteraan sosial pada Instansi Pemerintah.


(3) Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial sebagaimana
log

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berkedudukan di


bawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada
a.b

pejabat pimpinan tinggi madya, pejabat pimpinan tinggi


pratama, pejabat administrator, atau pejabat pengawas
an

yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas


ly

Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan


mu

Kesejahteraan Sosial.
(4) Dalam hal Unit Organisasi dipimpin oleh pejabat
ina

fungsional, Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial dapat


berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab secara
//a

langsung kepada pejabat fungsional lain yang memimpin


ps:

Unit Organisasi.
htt

jdih.menpan.go.id
-5-

ml
Bagian Kedua

.ht
Klasifikasi/Rumpun, Kategori, dan Jenjang Jabatan

ng
Pasal 5

ta
Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Jabatan Fungsional

en
Penyuluh Sosial termasuk dalam klasifikasi/rumpun ilmu

4-t
sosial dan yang berkaitan.

02
Pasal 6
Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Jabatan Fungsional

n-2
Penyuluh Sosial merupakan Jabatan Fungsional kategori
keahlian.

hu
-ta
Pasal 7
(1) Jenjang Jabatan Fungsional Pekerja Sosial kategori

1
or-
keahlian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 terdiri
atas:

om
a. Pekerja Sosial Ahli Pertama;
b. Pekerja Sosial Ahli Muda;
n-n
c. Pekerja Sosial Ahli Madya; dan
d. Pekerja Sosial Ahli Utama.
pa

(2) Jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial kategori


en

keahlian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 terdiri


atas:
erm

a. Penyuluh Sosial Ahli Pertama;


b. Penyuluh Sosial Ahli Muda;
1/p

c. Penyuluh Sosial Ahli Madya; dan


d. Penyuluh Sosial Ahli Utama.
/0
24

Pasal 8
Jenjang pangkat Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan
/20

Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial ditetapkan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
om
t.c

BAB III
TUGAS JABATAN DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN
spo

Pasal 9
log

(1) Tugas Jabatan Fungsional Pekerja Sosial yaitu


melaksanakan praktik pekerjaan sosial dalam pelayanan
a.b

pekerjaan sosial, manajemen organisasi pelayanan


kemanusiaan, serta penyusunan dan advokasi kebijakan
an

penyelenggaraan kesejahteraan sosial.


ly

(2) Tugas Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial yaitu


mu

melaksanakan penyuluhan dan pengembangan di bidang


pembangunan kesejahteraan sosial.
ina

(3) Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan


dengan memperhatikan ruang lingkup kegiatan, meliputi:
//a

pencegahan disfungsi sosial, rehabilitasi sosial,


ps:

pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan


pengembangan sosial
htt

(4) Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan


dengan memperhatikan ruang lingkup kegiatan, meliputi:
jdih.menpan.go.id
-6-

penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi, dan

ml
edukasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan

.ht
partisipasi aktif dalam pembangunan kesejahteraan
sosial.

ng
(5) Ruang lingkup kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat

ta
(3) pada setiap jenjang Jabatan Fungsional Pekerja Sosial,

en
meliputi:

4-t
a. Pekerja Sosial Ahli Pertama melaksanakan praktik
pekerjaan sosial;

02
b. Pekerja Sosial Ahli Muda melaksanakan praktik
pekerjaan sosial dan supervisi praktik pekerjaan

n-2
sosial;
c. Pekerja Sosial Ahli Madya melaksanakan praktik

hu
pekerjaan sosial, supervisi, dan pengembangan praktik

-ta
pekerjaan sosial; dan
d. Pekerja Sosial Ahli Utama melaksanakan praktik

1
or-
pekerjaan sosial, serta penyusunan rencana strategis
nasional, roadmap, pengembangan, dan inovasi sosial.

om
(6) Ruang lingkup kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) pada setiap jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh
n-n
Sosial, meliputi:
a. Penyuluh Sosial Ahli Pertama melaksanakan proses
pa

penyuluhan sosial;
en

b. Penyuluh Sosial Ahli Muda melaksanakan proses


penyuluhan sosial dan konsultasi penyuluhan sosial;
erm

c. Penyuluh Sosial Ahli Madya melaksanakan proses


penyuluhan sosial, konsultasi, evaluasi, dan
1/p

pengembangan penyuluhan sosial; dan


d. Penyuluh Sosial Ahli Utama melaksanakan proses
/0

penyuluhan sosial, penyusunan rencana strategis


24

nasional, road map, pengembangan, dan inovasi


penyuluhan sosial.
/20

(7) Selain ruang lingkup kegiatan sebagaimana dimaksud


pada ayat (5) dan (6), Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial
om

dapat diberikan tugas lainnya.


t.c

(8) Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
ruang lingkup kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
spo

(5) dan ayat (6), dan tugas lainnya sebagaimana dimaksud


pada ayat (7) dilaksanakan untuk memenuhi ekspektasi
log

pada Instansi Pemerintah guna pencapaian target


organisasi.
a.b

(9) Ekspektasi sebagaimana dimaksud pada ayat (8)


ditetapkan berdasarkan prinsip pengelolaan kinerja
an

Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan


ly

perundang-undangan.
mu

(10) Dalam hal kegiatan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan


Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial mensyaratkan
ina

sertifikasi, Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial dalam


melaksanakan kegiatan harus memiliki sertifikat sesuai
//a

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


ps:
htt

jdih.menpan.go.id
-7-

ml
BAB IV

.ht
KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN

ng
Pasal 10

ta
(1) Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional

en
Pekerja Sosial dan Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial

4-t
dihitung berdasarkan beban kerja yang ditentukan dari
indikator meliputi:

02
a. jumlah pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial;
b. ruang lingkup dan jangkauan program kesejahteraan

n-2
sosial;
c. jumlah organisasi/lembaga pelayanan kesejahteraan

hu
sosial; dan

-ta
d. tipe unit kerja organisasi pelaksana.
(2) Pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional

1
or-
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

om
bidang sosial.
(3) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional di Bidang
n-n
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial tidak dapat
dilakukan sebelum pedoman perhitungan kebutuhan
pa

sebagimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan.


en

BAB V
erm

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN


1/p

Bagian Kesatu
Pengangkatan
/0
24

Pasal 11
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pekerja Sosial
/20

dan Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dilakukan melalui:


a. pengangkatan pertama;
om

b. perpindahan dari jabatan lain; atau


t.c

c. promosi.
spo

Bagian Kedua
Persyaratan Pengangkatan
log

Pasal 12
a.b

(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pekerja Sosial


dan Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial melalui
an

pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud dalam


ly

Pasal 11 huruf a, harus memenuhi persyaratan sebagai


mu

berikut:
a. berstatus PNS;
ina

b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;


c. sehat jasmani dan rohani;
//a

d. berijazah paling rendah:


ps:

1. sarjana atau diploma empat di bidang pekerjaan


sosial atau kesejahteraan sosial untuk Jabatan
htt

Fungsional Pekerja Sosial; dan

jdih.menpan.go.id
-8-

2. sarjana atau diploma empat di bidang sosial,

ml
komunikasi, hukum, atau psikologi untuk Jabatan
Fungsional Penyuluh Sosial; dan

.ht
e. nilai predikat kinerja paling rendah baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir.

ng
(2) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat

ta
(1) merupakan pengangkatan untuk mengisi lowongan

en
kebutuhan jabatan dari calon PNS, bagi Jabatan

4-t
Fungsional Pekerja Sosial dan Jabatan Fungsional
Penyuluh Sosial kategori keahlian, pada jenjang:

02
a. ahli pertama; dan/atau
b. ahli muda.

n-2
(3) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) harus mencantumkan nomenklatur Jabatan

hu
Fungsional Pekerja Sosial atau Jabatan Fungsional

-ta
Penyuluh Sosial dalam keputusan pengangkatan calon
PNS dan diberikan kelas jabatan sesuai dengan ketentuan

1
or-
peraturan perundang-undangan.
(4) Penetapan kebutuhan untuk pengangkatan pertama

om
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
n-n
(5) Menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang sosial
menyusun dan menyampaikan rincian kualifikasi
pa

pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d


en

kepada Menteri sebagai rekomendasi kualifikasi


pendidikan Jabatan Fungsional di Bidang
erm

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial melalui


pengangkatan pertama.
1/p

Pasal 13
/0

(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional melalui


24

perpindahan dari jabatan lain sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 11 huruf b harus memenuhi persyaratan
/20

sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
om

b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;


t.c

c. sehat jasmani dan rohani;


d. berijazah paling rendah:
spo

1. bagi Pekerja Sosial yaitu:


a) sarjana atau diploma empat di bidang
log

pekerjaaan sosial atau kesejahteraan sosial


untuk jenjang ahli pertama sampai dengan ahli
a.b

madya; dan
b) magister di bidang pekerjaaan sosial atau
an

kesejahteraan sosial untuk jenjang ahli utama;


ly

dan
mu

2. bagi Penyuluh Sosial:


a) sarjana atau diploma empat di bidang sosial,
ina

komunikasi, hukum, psikologi, atau kualifikasi


pendidikan lain yang relevan dengan tugas
//a

Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial untuk


ps:

jenjang ahli pertama sampai dengan ahli madya;


b) magister di bidang sosial, komunikasi, hukum,
htt

psikologi, atau kualifikasi pendidikan lain yang


relevan dengan tugas Jabatan Fungsional
jdih.menpan.go.id
-9-

Penyuluh Sosial untuk jenjang ahli utama.

ml
e. mengikuti dan lulus uji kompetensi sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh menteri yang

.ht
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
sosial;

ng
f. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di

ta
bidang penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang

en
akan diduduki paling singkat 2 (dua) tahun;

4-t
g. memiliki nilai predikat kinerja paling rendah bernilai
baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;

02
h. berusia paling tinggi:

n-2
1) 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan

hu
Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial jenjang ahli

-ta
pertama dan ahli muda;
2) 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan

1
or-
menduduki Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan
Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial jenjang ahli

om
madya; dan
3) 60 (enam puluh) tahun bagi yang akan menduduki
n-n
Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Jabatan
Fungsional Penyuluh Sosial jenjang ahli utama
pa

bagi PNS yang sedang menduduki jabatan


en

pimpinan tinggi.
erm

(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) melalui perpindahan dari jabatan
1/p

lain dilaksanakan bagi:


a. pejabat pimpinan tinggi utama, pejabat pimpinan
/0

tinggi madya, atau pejabat pimpinan tinggi pratama ke


24

dalam Jabatan Fungsional Pekerja Sosial atau Jabatan


Fungsional Penyuluh Sosial pada jenjang ahli utama;
/20

b. pejabat administrator ke dalam Jabatan Fungsional


Pekerja Sosial atau Jabatan Fungsional Penyuluh
om

Sosial pada jenjang ahli madya;


t.c

c. pejabat pengawas ke dalam Jabatan Fungsional


Pekerja Sosial atau Jabatan Fungsional Penyuluh
spo

Sosial pada jenjang ahli muda; dan


d. pejabat pelaksana ke dalam Jabatan Fungsional
log

Pekerja Sosial atau Jabatan Fungsional Penyuluh


Sosial pada jenjang ahli pertama.
a.b

(3) Selain perpindahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),


perpindahan juga dilaksanakan antar Jabatan Fungsional
an

dalam jenjang yang setara, dengan ketentuan sebagai


ly

berikut:
mu

a. perpindahan Jabatan Fungsional ahli utama lain ke


dalam Jabatan Fungsional Pekerja Sosial atau Jabatan
ina

Fungsional Penyuluh Sosial pada jenjang ahli utama


paling tinggi berusia 63 (enam puluh tiga) tahun;
//a

b. perpindahan Jabatan Fungsional ahli pertama, ahli


ps:

muda, dan ahli madya lain ke dalam Jabatan


Fungsional Pekerja Sosial atau Jabatan Fungsional
htt

Penyuluh Sosial pada ahli pertama, ahli muda, dan


ahli madya, paling tinggi berusia 1 (satu) tahun
jdih.menpan.go.id
- 10 -

sebelum batas usia pensiun jabatan yang diduduki;

ml
dan
c. perpindahan antar Jabatan Fungsional wajib

.ht
memperhatikan kesesuaian kualifikasi, kompetensi,
pengalaman bidang tugas, dan kebutuhan organisasi.

ng
(4) Dalam hal penataan birokrasi atau kebutuhan strategis

ta
organisasi, persyaratan pengalaman sebagaimana

en
dimaksud pada ayat (1) huruf f dapat dipertimbangkan

4-t
paling singkat 1 (satu) tahun secara kumulatif.
(5) Pengusulan untuk pengangkatan dalam Jabatan

02
Fungsional Pekerja Sosial dan Jabatan Fungsional
Penyuluh Sosial pada jenjang ahli utama dilaksanakan

n-2
paling lama 1 (satu) tahun sebelum batas persyaratan usia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h angka 3.

hu
(6) Pengangkatan Jabatan Fungsional di Bidang

-ta
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial melalui
perpindahan dari jabatan lain harus mempertimbangkan

1
or-
ketersediaan lowongan kebutuhan.
(7) Penetapan kebutuhan untuk pengangkatan melalui

om
perpindahan dari jabatan lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
n-n
peraturan perundang-undangan.
(8) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
pa

bidang sosial menyusun dan menyampaikan rincian


en

kualifikasi pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf d kepada Menteri sebagai rekomendasi
erm

kualifikasi pendidikan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial


dan Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial melalui
1/p

pengangkatan perpindahan dari jabatan lain.


/0

Pasal 14
24

(1) Promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c


dalam Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Jabatan
/20

Fungsional Penyuluh Sosial dilaksanakan melalui:


a. promosi ke dalam atau dari Jabatan Fungsional
om

Pekerja Sosial atau Jabatan Fungsional Penyuluh


t.c

Sosial; dan
b. kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Pekerja Sosial
spo

atau Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial.


(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional melalui promosi
log

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.b

a. mengikuti dan lulus uji kompetensi sesuai standar


kompetensi yang telah disusun oleh menteri yang
an

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


ly

sosial;
mu

b. memiliki predikat kinerja paling rendah bernilai sangat


baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
ina

c. memiliki rekam jejak yang baik;


d. tidak sedang menjalani proses hukuman disiplin PNS;
//a

e. tidak pernah dikenakan hukuman karena melakukan


ps:

pelanggaran kode etik dan profesi PNS dalam kurun


waktu 3 (tiga) tahun terakhir; dan
htt

jdih.menpan.go.id
- 11 -

f. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin PNS tingkat

ml
sedang atau berat dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun
terakhir.

.ht
(3) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional melalui promosi
untuk kenaikan jenjang jabatan sebagaimana dimaksud

ng
pada ayat (1) huruf b harus memenuhi persyaratan

ta
sebagai berikut:

en
a. memenuhi Angka Kredit Kumulatif kenaikan jenjang

4-t
jabatan;
b. mengikuti dan lulus uji kompetensi kenaikan jenjang

02
jabatan sesuai standar kompetensi yang telah disusun
oleh menteri yang menyelenggarakan urusan

n-2
pemerintahan di bidang sosial;
c. memiliki predikat kinerja paling rendah bernilai baik

hu
dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan

-ta
d. berijazah paling rendah:
1. magister bidang pekerjaaan sosial atau

1
or-
kesejahteraan sosial untuk Pekerja Sosial ahli
utama; dan

om
2. magister bidang sosial, komunikasi, hukum,
psikologi, atau kualifikasi pendidikan yang relevan
n-n
dengan tugas Jabatan Fungsional untuk Penyuluh
Sosial jenjang ahli utama.
pa

(4) Promosi untuk kenaikan jenjang jabatan sebagaimana


en

dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan berdasarkan


pertimbangan rekomendasi tim penilai kinerja.
erm

(5) Untuk mengikuti uji kompetensi sebagaimana dimaksud


pada ayat (3) huruf b, Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial
1/p

harus telah memenuhi Angka Kredit Kumulatif kenaikan


jenjang jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
/0

huruf a.
24

(6) Angka Kredit Kumulatif dan mekanisme kenaikan jenjang


jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
/20

dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-


undangan.
om

(7) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional melalui promosi


t.c

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan


mempertimbangkan lowongan kebutuhan jabatan untuk
spo

jenjang jabatan yang akan diduduki.


(8) Penetapan kebutuhan untuk pengangkatan melalui
log

promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (7)


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
a.b

perundang-undangan.
an

Bagian Ketiga
ly

Mekanisme Pengangkatan
mu

Pasal 15
ina

(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional di Bidang


Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial ditetapkan oleh
//a

PPK atas usulan PyB, bagi:


ps:

a. Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial untuk jenjang ahli


madya;
htt

b. Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial untuk jenjang ahli


muda; dan
jdih.menpan.go.id
- 12 -

c. Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial untuk jenjang ahli

ml
pertama.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pekerja Sosial

.ht
dan Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial untuk jenjang
ahli utama ditetapkan oleh Presiden atas usulan PPK

ng
setelah mendapat pertimbangan teknis dari Kepala Badan

ta
Kepegawaian Negara dan penetapan kebutuhan dari

en
Menteri.

4-t
(3) Tata cara Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional di
Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial

02
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

n-2
Bagian Keempat

hu
Pemberhentian

-ta
Pasal 16

1
or-
(1) Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial diberhentikan dari
jabatannya apabila:

om
a. mengundurkan diri dari Jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
n-n
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
pa

e. ditugaskan secara penuh pada jabatan pimpinan


en

tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas, dan


jabatan pelaksana; atau
erm

f. tidak memenuhi persyaratan Jabatan Fungsional.


(2) Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial yang diberhentikan
1/p

karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf


b sampai dengan huruf e dapat diangkat kembali sesuai
/0

dengan jenjang jabatan terakhir apabila tersedia


24

kebutuhan Jabatan Fungsional di Bidang


Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
/20

(3) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional di


Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
om

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan


t.c

menggunakan Angka Kredit Kumulatif terakhir yang


dimiliki dalam jenjang jabatannya dan dapat ditambah
spo

dari penilaian kinerja tugas di bidang penyelenggaraan


kesejahteraan sosial selama diberhentikan.
log

(4) Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial yang diberhentikan


karena ditugaskan pada jabatan sebagaimana dimaksud
a.b

pada ayat (1) huruf e dapat disesuaikan pada jenjang


sesuai dengan pangkat terakhir pada jabatannya paling
an

singkat 1 (satu) tahun setelah diangkat kembali pada


ly

jenjang terakhir yang didudukinya dengan hasil evaluasi


mu

kinerja paling rendah berpredikat baik setelah mengikuti


dan lulus uji kompetensi apabila tersedia kebutuhan
ina

Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan


Kesejahteraan Sosial.
//a

(5) Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial sebagaimana


ps:

dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf f harus


diperiksa terlebih dahulu dan mendapatkan izin dari PyB
htt

sebelum ditetapkan pemberhentiannya.

jdih.menpan.go.id
- 13 -

(6) Mekanisme pemberhentian dan pengangkatan kembali

ml
dalam Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial dilaksanakan sesuai ketentuan

.ht
peraturan perundang-undangan.

ng
BAB VI

ta
PENGELOLAAN KINERJA, PENGEMBANGAN KOMPETENSI,

en
DAN KENAIKAN PANGKAT

4-t
Bagian Kesatu

02
Pengelolaan Kinerja

n-2
Pasal 17
(1) Pengelolaan kinerja Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial

hu
terdiri atas:

-ta
a. perencanaan kinerja yang meliputi penetapan dan
klarifikasi ekspektasi;

1
or-
b. pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja;
c. penilaian kinerja yang meliputi evaluasi kinerja; dan

om
d. tindak lanjut hasil evaluasi kinerja.
(2) Evaluasi Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
n-n
huruf c selanjutnya ditetapkan dalam predikat kinerja
yang kemudian dikonversikan ke dalam perolehan Angka
pa

Kredit.
en

(3) Dalam hal Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial memperoleh


ijazah pendidikan formal yang lebih tinggi, diberikan
erm

tambahan Angka Kredit sebesar 25% (dua puluh lima


persen) dari Angka Kredit Kumulatif kenaikan pangkat
1/p

sesuai jenjangnya untuk 1 (satu) kali penilaian.


(4) Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial dapat diberikan angka
/0

kredit 25% (dua puluh lima persen) dari Angka Kredit


24

Kumulatif kenaikan pangkat sesuai jenjangnya untuk


setiap kenaikan pangkat selama melaksanakan tugas di
/20

daerah terpencil, berbahaya, rawan, dan/atau konflik.


om

(5) Konversi angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat


(2), ayat (3), dan ayat (4) serta pengelolaan kinerja Pekerja
t.c

Sosial dan Penyuluh Sosial dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
spo

Bagian Kedua
log

Pengembangan Kompetensi
a.b

Pasal 18
(1) Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial wajib memenuhi
an

standar kompetensi yang terdiri atas:


ly

a. kompetensi teknis;
mu

b. kompetensi manajerial; dan


c. kompetensi sosial kultural.
ina

(2) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
//a

undangan.
ps:

(3) Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial wajib mengembangkan


kompetensi secara berkelanjutan sesuai dengan
htt

pemenuhan minimal standar kompetensi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dan minat serta
jdih.menpan.go.id
- 14 -

kebutuhan dalam sistem pembelajaran terintegrasi, sesuai

ml
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

.ht
Bagian Ketiga
Kenaikan Pangkat

ng
ta
Pasal 19

en
(1) Kenaikan pangkat 1 (satu) tingkat lebih tinggi dapat

4-t
diberikan dan dipertimbangkan apabila telah memenuhi
paling sedikit Angka Kredit Kumulatif kenaikan pangkat.

02
(2) Dalam hal Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial telah
memenuhi Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan

n-2
pangkat bersamaan dengan kenaikan jenjang dan
memenuhi kualifikasi kompetensi pada jenjang yang akan

hu
diduduki, namun belum tersedia lowongan kebutuhan

-ta
jabatan pada jenjang jabatan yang akan diduduki, dapat
diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi

1
or-
setelah mengikuti dan lulus uji kompetensi.
(3) Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial yang memiliki

om
penilaian kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam
menjalankan tugas jabatannya dapat diberikan
n-n
penghargaan berupa kenaikan pangkat istimewa.
(4) Angka Kredit Kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat
pa

(1) dan mekanisme kenaikan pangkat serta kenaikan


en

pangkat istimewa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.
erm

BAB VII
1/p

INSTANSI PEMBINA
/0

Pasal 20
24

(1) Instansi pembina Jabatan Fungsional di Bidang


Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial yaitu kementerian
/20

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


sosial.
om

(2) Instansi pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


t.c

mempunyai tugas:
a. menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional di
spo

Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;


b. menyusun standar kompetensi Jabatan Fungsional di
log

Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;


c. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
a.b

Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan


Kesejahteraan Sosial;
an

d. menyusun standar kualitas hasil kerja dan pedoman


ly

penilaian kualitas hasil kerja Jabatan Fungsional di


mu

Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;


e. menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya
ina

ilmiah yang bersifat inovatif di bidang tugas Jabatan


Fungsional di Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan
//a

Sosial;
ps:

f. menyusun kurikulum pelatihan Jabatan Fungsional di


Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
htt

g. menyelenggarakan pelatihan Jabatan Fungsional di


Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
jdih.menpan.go.id
- 15 -

h. membina penyelenggaraan pelatihan fungsional pada

ml
lembaga pelatihan Jabatan Fungsional di Bidang
Penyelenggaraan Sosial;

.ht
i. menyelenggarakan uji kompetensi Jabatan Fungsional
di Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;

ng
j. menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di

ta
bidang tugas Jabatan Fungsional di Bidang

en
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;

4-t
k. melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis Jabatan Fungsional di Bidang

02
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
l. mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional

n-2
di Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
m. memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok Jabatan

hu
Fungsional di Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan

-ta
Sosial;
n. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Jabatan

1
or-
Fungsional di Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan
Sosial;

om
o. memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik
profesi dan kode perilaku Jabatan Fungsional Bidang
n-n
di Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
p. melakukan akreditasi pelatihan fungsional dengan
pa

mengacu kepada ketentuan yang telah ditetapkan oleh


en

Lembaga Administrasi Negara;


q. melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan
erm

Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan


Kesejahteraan Sosial;
1/p

r. melakukan koordinasi dengan instansi pengguna


dalam rangka pembinaan karier Jabatan Fungsional di
/0

Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; dan


24

s. menyusun informasi faktor jabatan untuk evaluasi


Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan
/20

Kesejahteraan Sosial.
(3) Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
om

i, dapat dilakukan oleh Instansi pengguna Jabatan


t.c

Fungsional di Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan


Sosial setelah mendapat akreditasi dari instansi pembina
spo

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan.
log

(4) Pelaksanaan tugas dan pelaporan hasil pembinaan


Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan
a.b

Kesejahteraan Sosial dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
an
ly

BAB VIII
mu

ORGANISASI PROFESI
ina

Pasal 21
(1) Jabatan Fungsional di Bidang Penyelenggaraan
//a

Kesejahteraan Sosial wajib memiliki organisasi profesi.


ps:

(2) Setiap Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial wajib menjadi


anggota dari organisasi profesi.
htt

(3) Pembentukan organisasi profesi, tugas, dan pelaksanaan


hubungan kerja antara organisasi profesi Jabatan
jdih.menpan.go.id
- 16 -

Fungsional di Bidang Penyelenggaraan Kesejahteraan

ml
Sosial dengan instansi pembina dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

.ht
BAB IX

ng
KETENTUAN PERALIHAN

ta
en
Pasal 22

4-t
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, PNS yang
menduduki Jabatan Fungsional Pekerja Sosial kategori

02
keterampilan berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor KEP/03/I/M.PAN/2004 tentang

n-2
Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Angka Kreditnya tetap
melaksanakan tugas jabatan sesuai dengan jenjang jabatannya

hu
dan dapat melaksanakan ruang lingkup kegiatan Jabatan

-ta
Fungsional Pekerja Sosial Ahli Pertama berdasarkan Peraturan
Menteri ini sampai dengan paling lama 7 (tujuh) tahun

1
or-
terhitung sejak Peraturan Menteri ini berlaku.

om
Pasal 23
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Pejabat
n-n
Fungsional Pekerja Sosial kategori keterampilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 wajib memperoleh ijazah sarjana
pa

atau diploma empat bidang pekerjaan sosial atau kesejahteraan


en

sosial, sosial, komunikasi, hukum, psikologi, atau kualifikasi


pendidikan lain yang relevan dengan pelaksanaan tugas di
erm

bidang penyelenggaraan kesejahteraan sosial paling lama 7


(tujuh) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
1/p

Pasal 24
/0

Pekerja Sosial kategori keterampilan yang telah memenuhi


24

ijazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 diangkat


menjadi Pekerja Sosial kategori keahlian atau Jabatan
/20

Fungsional Penyuluh Sosial dengan ketentuan:


a. tersedia kebutuhan untuk Jabatan Fungsional Pekerja
om

Sosial atau Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial yang akan


t.c

diduduki;
b. berijazah sarjana atau diploma empat:
spo

1. bidang pekerjaan sosial atau kesejahteraan sosial bagi


Jabatan Fungsional Pekerja Sosial; dan
log

2. bidang sosial, komunikasi, hukum, psikologi, atau


kualifikasi pendidikan lain yang relevan dengan tugas
a.b

Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial;


c. mengikuti dan lulus uji kompetensi sesuai dengan standar
an

kompetensi yang telah disusun oleh menteri yang


ly

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial;


mu

dan
d. memiliki pangkat paling rendah sesuai dengan pangkat
ina

dalam Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Jabatan


Fungsional Penyuluh Sosial yang akan diduduki.
//a
ps:

Pasal 25
Dalam hal Pekerja Sosial kategori keterampilan tidak
htt

memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23

jdih.menpan.go.id
- 17 -

dan Pasal 24, Pekerja Sosial kategori keterampilan

ml
diberhentikan dari jabatan fungsionalnya.

.ht
BAB X

ng
KETENTUAN PENUTUP

ta
en
Pasal 26

4-t
Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (1) dilaksanakan paling lama 5 (lima) tahun sejak

02
Peraturan Menteri ini diundangkan.

n-2
Pasal 27
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua

hu
peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan

-ta
pelaksanaan dari:
a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

1
or-
Reformasi Birokrasi Nomor 33 Tahun 2020 tentang Jabatan
Fungsional Pekerja Sosial (Berita Negara Republik

om
Indonesia Tahun 2020 Nomor 528); dan
b. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
n-n
Nomor PER/06/M.PAN/4/2008 tentang Jabatan
Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka Kreditnya,
pa

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan


en

dengan Peraturan Menteri ini.


erm

Pasal 28
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1/p

a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 33 Tahun 2020 tentang Jabatan
/0

Fungsional Pekerja Sosial (Berita Negara Republik


24

Indonesia Tahun 2020 Nomor 528); dan


b. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
/20

Nomor PER/06/M.PAN/4/2008 tentang Jabatan


Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka Kreditnya,
om

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.


t.c

Pasal 29
spo

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.
log
a.b
an
ly
mu
ina
//a
ps:
htt

jdih.menpan.go.id
- 18 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

ml
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

.ht
ng
Ditetapkan di Jakarta

ta
pada tanggal 8 Januari 2024

en
4-t
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

02
REPUBLIK INDONESIA,

n-2
ttd

hu
-ta
ABDULLAH AZWAR ANAS

1
or-
om
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 9 Januari 2024
n-n
DIREKTUR JENDERAL
pa

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
en

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,
erm
1/p

ttd
/0

ASEP N. MULYANA
24
/20

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2024 NOMOR 12


om
t.c
spo
log
a.b
lyan
mu
ina
//a
ps:
htt

jdih.menpan.go.id

Anda mungkin juga menyukai