Anda di halaman 1dari 13

INTERAKSI SOSIAL DALAM ORGANISASI MAHASISWA

SOCIAL INTERACTION IN COLLEGE STUDENT ORGANIZATIONS


Kinanthi Nur Fikriya
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah
IAIN Ponorogo
Email: kinanthifikriya12@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian literatur tentang interaksi sosial
dalam organisasi kemahasiswaan. Metode peneliitian yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan kajian literatur. Tahapan penelitian dilakukan
mulai dari pengumpulan artikel, menyeleksi artikel, menyusun artikel dalam tabel,
pembahasan dan analisis, serta kesimpulan. Sumber data penelitian berupa artikel-artikel
yang berkaitan dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa
interaksi sosial yang terjadi dalam sebuah organisasi mahasiswaan seperti kerja sama,
akomodasi, persaingan, konflik, dan sebaginya.
Kata Kunci : interaksi sosial, organisasi mahasiswa
Abstract
This study aims to describe the literature review on social interaction in college student
organizations. The research method used is a qualitative research method with a literature
review approach. The research stages were carried out starting from article collection,
selecting articles, compiling articles in tables, discussion and analysis, and conclusions.
Sources of research data are articles related to the research topic. The results of the study
indicate that there are several social interactions that occur in a student organization such
as cooperation, accommodation, competition, conflict, and so on.

Keywords: social interaction, college student organization

A. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan bermasyarakat, suatu hal yang wajar jika setiap individu
bersosialisasi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan bertingkah laku sesuai dengan
kebiasaan normal dalam masyrakat. Bersosialisasi merupakan proses dengan metode
berpikir, berperasaan, dan berperilaku untuk mendapatkan keterampilan supaya berperan
aktif dalam masyarakat. Dengan berperan aktif dalam bermasyarakat, maka akan
memahami pentingnya sosialisasi dalam bermasyarakat sehingga timbul rasa saling
membutuhkan antara satu dengan yang lain.(Xiao, 2018)
Syarat terjadinya aktivitas sosial (sosialisasi) adalah prsoses interaksi sosial.
Interaksi sosial dapat dipahami sebagai hubungan dinamis yang terjadi antar individu,
antar kelompok, ataupun individu dengan kelompok. Hubungan tersebut timbul karena
diantara individu meiliki situasi dan kepentingan yang beragam yang kemudian menjadi
hubungan sosial.. (Fatmayarni et al., 2018)
Pada zaman sekarang melakukan hubungan interaksi sosial dengan orang lain itu
sangat penting untuk membentuk jaringan relasi. Selain itu, interaksi sosial memberi
ruang untuk mengekspresikan dan mengolah skill yang dimiliki dihadapan individu
lainnya. Salah satu wadah dalam berinteraksi sosial adalah aktif ikut serta dalam suatu
organisasi. Organisasi merupakan bentuk relasi antara dua atau lebih pihak yang terkait
yang bekerja sama yang memiliki tanggung jawab masing-masing demi tercapainya
tujuan tertentu. Terdapat berbagai macam organisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Seperti, organisasi dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.(Tampubolon,
2018)
Dalam bidang sosial contohnya, terdapat salah satu organisasi yang
beranggotakan para mahasiswa. Mahasiswa sebagai gerakan pembaharuan memiliki arti
sekelompok manusia intelektual yang berpikir positif, kritis, maju, dan bertanggung
jawab yang hasil karyanya akan bermanfaat bagi lingkungan. Salah satu bentuk
tanggung jawab mahasiswa adalah aktivitas kemahasiswaan yang dapat berfungsi
sebagai penyaluran masing-masing aspirasi. Aktivitas ini diwujudkan dengan adanya
suatu organisasi. (Kosasih, 2016)
Keberadaan mahasiswa dalam berorganisasi akan sangat membawa dampak untuk
kehidupan interaksi sosial di suatu perguruan tinggi. Selaras dengan Undang-Undang
dasar Negara Republik Indonesia tahun 1954 perubahan kedua tahun 2000 BAB XA
tentang Hak Asasi Manusia pasal 28 E ayat (3) disebutkan bahwa “Tiap-tiap warga
negara diberikan kebebasan dalam melakukan interaksi sosial dalam wujud berkumpul,
berserikat, dan mengeluarkan pendapat, hal inilah merupakan bentuk hak yang
diberikan kepada warga negara serta jaminan dalam membentuk suatu perkumpulan,
kelompok sosial, atau bahkan organisasi”. Dalam hal ini, mengikuti sebuah organisasi
dengan tujuan ber-interaksi sosial atau bersosialisasi sah dan diperbolehkan negara
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. (Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua Tahun 2000 BAB XA Tentang Hak Asasi
Manusia., n.d.)
Berkenaan dengan hal di atas, mucul permasalahan pada mahasiswa dalam
memahami tentang organisasi. Fakta yang terjadi di kenyataan berbeda dengan teori-teori
yang sudah diungkap sebelumnya. Hal ini karena perbedaan dalam memahami atau
memandang tentang organisasi. Ada yang memahami jika mengikuti organisasi akan
dapat menambah dan memperluas relasi, ada juga yang beranggapan jika organisasi itu
dapat mengganggu jam belajar dalam perkuliahan, sehingga memilih berada dalam zona
nyaman dengan hanya fokus dalam perkuliahan.(Caesari et al., 2013)
Dengan banyaknya artikel-artikel mengenai interaksi sosial dalam organisasi
mahasiswa, peneliti merasa perlu mengkaji literatur mengenai topik tersebut dengan
tujuan sebagai berikut: pertama, peneliti akan mengetahui kajian-kajian lain yang pernah
dilakukan peneliti lain dengan topik yang sama. Peneliti akan lebih memahami tentang
pengetahuan mengenai topik tersebur secara lebih mendalam. Peneliti sedang
membangun kredibilitas diri dalam khazanah pengetahuan yang menjadi topik penelitian.
Satu kajian literatur memperlihatkan kepada pembaca tentang penguasaan peneliti
tentang topik kajian yang peneliti lakukan. Peneliti berharap kajian ini dapat bermanfaat
untuk pembaca yang ingin memahami topik ini.
Kedua, kajian literatur membawa peneliti kepada wacana luas dalam literatur
tentang topik tersebut. Peneliti akan mempersempit jarak yang ada antara penelitian yang
sedang peneliti kerjakan dengan literatur lainnya, bahkan peneliti bisa memperluas
kajian-kajian yang sudah ada. Peneliti memahami maksud dan tujuan penelitian-
penelitian yang telah dikaji tentang topik tersebut. Dengan pengetahuan tersebut, maka
peneliti akan menggambarkan dan menganalisi bagaimana arah selanjutnya yang akan
peneliti lakukan. Kajian literatur dianggap benar dan baik apabila dapat
mengkontekstualisasikan penelitian yang sedang dirancang ke dalam konteks bidang
kajian yang terkait dengan pengetaahuan umum, tema penelitian, dan objek atau
masyarakat penelitian.
Ketiga, menunjukkan kemampuan peneliti dalam merangkum apa yang sudah
diketahui orang lain tentang bidang kajian yang sedang diteliti. Peneliti harus mengetahu
arah kajian ataupenelitian dan bagaimana menyikapinya. Keempat, dengan mengambil
pelajaran dari orang lain mengenai suatu pengetahuan, peneliti dapat mendeklarasikan
pemikiran-pemikiran yang rasional dan aktual. Kajian literatur yang baik adalah
menyingkap hal-hal yang masih gelap, sehingga dapat mmunculkan suatu kajian atau
pengetahuan yang baru. (Marzali, 2016)
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur. Kajian literatul merupakan
penelitian kepustakaan dengan dengan mencari literatur dari buku, jurnal, artikel,
maupun cetakan lainnya yang memiliki topik berkesinambungan, sehingga
menghasilkan suata karya tulisan dengan topik atau isu tertentu. Dalam kajian literatur
untuk penulisan suatu tulisan ilmiah, seperti skripsi, tesis, dan disertasi, penulis
menelusuri berbagai pustaka atau literatur yang berkaitan sesuai dengan topik dan
masalah yang dipilih, tentang objek penelitian, tentang teori yang telah digunakan
dalam penelitian sebelumnya, tentang metode penelitian dan seterusnya.(Marzali, 2016)
Kajian literatur dilakukan untuk mengetahui berbagai macam pengetahuan yang
terus berkembang pada setiap zamannya. Sebelumnya, banyak peneliti yang sudah
mengkaji berbagai topik dan objek penelitian yang beragam untuk dipelajari lagi oleh
peneliti lainnya. Kajian literatur dilakukan untuk mencapai dua hal. Pertama, kajian
yang dilakukan untuk menulis sebuah karya ilmiah yang memperkenalkan tema tertentu
yang nantinya akan diterbitkan sebagai bacaan untuk umum. (Tjahjono, 2008)
Tujuan kedua adalah untuk proyek kepentingan pribadi. Hal ini dilakukan untuk
menambah cakrawala kita mengenai topik yang kita miliki, mempermudah dalam
merumuskan masalah, dan membantu menentukan teori dan langkah-langkah dalam
penelitian kita. Dengan mempelajari literatur lain, kita bisa memilih apakah akan
mencontoh, me- review, atau memberi saran dan kritik terhadap suatu literatur. Dalam
kajian ini akan memaparkan berbagai kajian dengan topik tertentu untuk kepentingan
pribadi. Berikut langkah-langkah kajian literatur yang digunakan oleh penulis.
1) Pengumpulan Artikel
Pada tahap ini dilakukan dengan menjelajahi berbagai artikel yang terkait
dengan topik kemudian mengetikkan kata kunci “interaksi sosial dalam
organisasi kemahasiswaan”.
2) Menyeleksi Artikel berdasarkan Variabel yang telah ditentukan.
Hal ini dappat dilakukan dengan mencari fokus dan hal-hal pokok agar
memudahkan dalam tahap selanjutnya.
3) Penyusunan Artikel
Penyusunan dalam hal ini dengan membuat penyajian dalam bentuk tabel.
4) Pembahasan dan Analisis
Pada tahap ini membahas tentang teori-teori tertentu beserta analisis
berdasarkan literatur yang digunakan.
5) Kesimpulan
Hal ini dilakukan terhadap hasil pembahasan dan analisis sebelumnya.
(Marzali, 2016)

C. PEMBAHASAN DAN ANALISIS


1. Interaksi Sosial
Menurut DeVito, interaksi sosial adalah komunikasi antar individu yang
mepunyai tujuan yang jelas. Misalnya, perbincangan secara mendalam antara ibu dan
anaknya, tawar menawar antara penjual dengan pembeli, kegiatan wawancara antara
HRD dan pelamar pekerjaan, dan sebagainya. Ia menambahkan hubungan dengan
sesama merupakan suatu hal yang penting bagi manusia. Jika kita bersikap sangat
tertutup diantara sesama manusia, makan akan timbul rasa gelisah dan sulit untuk
menjalani kehidupan sehari-hari. Karena memang sifat dasar manusia adalah makhuk
yang membutuhkan atau bergantung pada sesama. Kemudian Setiadi juga
mengemukakan tentang pemahamannya mengenai interaksi sosial. Menurutnya,
interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dapat berubah seiringnya waktu antara
perorangan, kelompok, maupun keduanya. Interaksi sosial dalam kelompok biasanya
tidak menyangkut hal pribadi para anggota (Ardiansyah et al., 2018)
Proses interaksi dalam masyarakat dapat ditandai dengan adanya dua orang
atau lebih individu yang memiliki hubungan simbiosis atau timbal balik yang diawali
dengan adanya kontak sosial dan mempunya visi dan tujuan tertentu. Dalam
berinteraksi sosial terdapat syarat yang harus dipenuhi; a) kontak sosial yaitu
hubungan antara individu maupun kelompok yang bersifat langsung sebagai wujud
aksi dan reaksi (menyentuh, berbicara, atau saling memandang). b) komunikasi yaitu
pentrasmisian atas suatu maksud tertentu pada individu yang lain secara langsung
maupun tidak langsung (misalnya dengan media sosial) agar terjadi feedback antara
satu dengan yang lain.(Muslim, 2013)
Dalam interaksi sosial terdapat dua bentuk,yaitu asosiatif dan disosiatif.
Bentuk asosiatif menunjukkan bahwa dalam interaksi sosial terjadi adanya penyatuan
dari beberapa individu. Sedangkan bentuk disosiatif mengarah adanya perpecahan
diantara individu.
a. Asosiatif
1) Kerja sama
Kerjasama atau coorperation muncul karena antara satu dengan yang lain
mempunyai visi dan misi yang sama, sehingga melakukan kesepakatan
untuk tujuan yang dimaksud.
2) Akomodasi
Akomodasi merupakan penyesuaian diri terhadap individu atau kelompok
lain agar mempersempit, mencegah, bahkan menyelesaikan suatu masalah
atau ketegangan yang sedang berlangsung. Bentuk-bentuk akomodasi
adalah sebagai berikut.
a) Coercion ialah penyesuaian diri yang dilakukan karena adanya
paksaan dari pihak luar
b) Kompromi ialah pengurangan terhadap suatu tuntutan agar tercapainya
penyelesaian suatu ketegangan.
c) Mediasi ialah terlibatnya pihak ketiga yang netral untuk
menyelesaikan pertikaian ataupun konflik diantara pihak-pihak terkait.
d) Arbitration ialah penyelesaian masalah dengan mengutus pihak ketiga
yang tlah dipilih dan disepakati kedua belah pihak yang bertikai.
e) Adjudication ialah proses penyelesaian masalah yang diserahkan ke
peradilan negara.
f) Stalemate ialah dua pihak yang berada di posisi yang sama dan
memilih untuk menghentikan pertikaian yang terjadi.
g) Toleransi ialah sikap saling menghargai atau kesadaran antara masing-
masing individu atau kelompok sesuai dengan hati nurani (tanpa
paksaan).
h) Consiliation ialah menghadirkan dalam suatu pertemuan antara pihak-
pihak yang sedang bersitegang agar lebih mudah dalam tercapainya
kedamaian atau persetujuan bersama.
3) Asimilasi
Melebur suatu perbedaan menjadi satu dalam suatu masyarakat dan
menyamakan sikap, mental, dan tingkah laku demi tercapainya visi dan
misi yang selaras. Jadi asimilasi hadir karena perbedaan budaya maupun
sosial yang terjadi dalam masyrakat, kemudian seiring berjalannya waktu
budaya tersebut melebur menjadi satu yang menghasilkan kebudayaan
baru.
4) Akulturasi
Akulturasi muncul di tengah masyarakat dengan kebudayaan tertentu
bertemu kebudayaan asing yang semakin lama kebudayaan asing tersebut
diterima, tanpa lunturnya kepribadian suatu kebudayaan yang asli.
b. Disosiatif
1) Persaingan adalah kompetisi secara sehat antara pihak-pihak terkait, antara
individu maupun kelompok untuk memperoleh suat kemenangan dengan
maksud dan tujuan tertentu.
2) Kontravensi ialah proses sosial ditengah-tengah persaingan dan konflik.
Kontravensi dapat dilakukan dengan adu domba atau provokasi kepada
individu atau kelompok yang menghasilkan kebencian akat tetapi tidak
masuk pada tahap konflik berkepanjangan.
3) Konflik merupakan proses sosial karena adanya perselisihan pendapat
(paham) antara individu atau kelompok yang memberi jarak diantara
keduanya. (Muslim, 2013)

2. Organisasi Kemahasiswaan
Organisasi diambil dari kata organon dalam bahasa Yunani yang mempunyai
arti alat. Pemahaman tentang makna organisasi telah banyak didefinisikan oleh
beberapa ahli seperti; James D. Money memahami organisasi sebagai pola relasi di
antara beberapa orang untuk menuju target yang akan dicapai dan dilakukan dengan
bersama-sama. Kemudian tokoh dari Indonesia, Pradjudji Armosudiro
mendefinisikan organisasi dengan sebuah hubungan dengan struktur pembagian
tanggung jawab dan tugas yang bekerja menjadi satu untuk mencapai tujuan yang
sama.Arie Ambarwati, Perilaku Dan Teori Organisasi, ed. by Amirullah, Cetakan 1
(Malang: Media Nusa Creative, 2018).
Dapat dikatakan organisasi memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat
membedakan dengan lainnya, seperti; a) mempunyai suatu tata tertib yang wajib
ditaati, b) terdiri atas pemimpin yang mengatur jalannya sebuah organisasi dan
pelaksana yang mengerjakan sesuai dengan tugasnya masing-masing, c) dalam
organisasi mempunyai unit-unit yang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
berbeda-beda namun tetap dengan tujuan yang sama, d) dalam melaksanakan tugas
dilakukan secara gotong royong agar mencapai tujuan yang telah dirancang.
(Ambarwati, 2018)
Dalam organisasi mempunyai manfaat yang berpengaruh dalam kehidupan.
Organisasi dibentuk untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab demi tercapainya
sebuah tujuan yang sama, meningkatkan public skill seperti berbicara, memberi
pendapat, maupun memberi kritik dan saran, dann dengan berorganisasi kita dapat
memecahkan dan menyelesaikan masalah dengan mudah yang nantinya di kehidupan
masyarakat akan terbiasa bertemu dengan masalah yang lebih kompleks.(Ambarwati,
2018)
Salah satu variabel dalam tulisan ini adalah organisasi kemahasiswaan.
Mahasiswa merupakan salah satu intelektual yang dimiliki oleh suatu bangsa. Oleh
karena itu diharapkan mahasiswa dapat merealisasikan ilmu yang diperoleh dalam
kehidupan. Beberapa manfaat mengikuti organisasi kemahasiswaan adalah melatih
Leadership, belajar me- manage waktu, menambah relasi atau networking, mengatasi
konflik, dan mengasah kemampuan sosial. Tentunya mahasiswa yang berpartisipasi
dalam organisasi mempunyai karatkeristik lebih aktif. Dengan berorganisasi, maka
otomatis mahasiswa akan berinteraksi dengan mahasiswa lain dengan sifat dan
karakteristik yang berbeda pula.(Cahyaning Pertiwi et al., 2015)
3. Penyusunan Artikel Terkait
Pada tahap pertama mengumpulkan artikel dan jurnal dengan kata kunci kunci
“interaksi sosial dalam organisasi kemahasiswaan”, dari 10 artikel didapatkan 4
artikel yang sesuai dengan pembahasan. Pada tahap penyeleksian artikel dan jurnal,
terdapat 6 artikel yang harus di reduksi dikarenakan tidak memenuhi variabel pada
topik judul. Seperti, terdapat artikel atau jurnal yang hanya membahas tentang
interaksi sosial saja maupun hanya membahas organisasi kemahasiswaan.
Artikel maupun jurnal interaksi sosial dalam organisasi kemahasiswaan yang
berjumlah 4 jurnal diuraikan rinciannya meliputi nama penulis, tahun terbit, judul
artikel, nama jurnal, volume dan nomor jurnal seperti pada tabel di bawah ini.
Artikel 1

Penulis : M. Fandi Maradjabessy


Tahun Terbit : 2019
Judul : Interaksi Sosial Forum Mahasiswa Kota Tidore Kepulauan di
Kota Manado
Nama Jurnal : Holistik, Volume 12 Nomor 1, Januari-Maret 2019.

Dalam artikel ini, dapat dijabarkan tentang proses dan bentuk interaksi
sosial, diantaranya;
a. Hubungan individu dengan individu
Hubungan antar individu dalam FOMAKATI didasari dengan prinsip
kekeluargaan sehingga dalam kesehariannya muncul sifat saling menghormati
dan menghargai. Meskipun demikian, ada beberapa kendala mengenai tempat
tinggal yang berjauhan. Hal ini memengaruhi terhadap intensitas interaksi
sosial secara langsung sedikit terhambat.

b. Hubungan individu dengan kelompok


Dalam FOMAKATI hal ini terjadi ketika menyelenggarakan forum atau
diskusi ketika menghadirkan seminar yang mendatangkan seorang narasumber.
Proses ini terjadi dengan individu dengan kelompok, yaitu antara peserta forum
atau kajian dengan narasumber yang dihadirkan.
Diantara bentuk interaksi sosial Forum Mahasiswa Kota Tidore
Kepulauan (FOMAKATI) adalah
a. Proses asosiatif
1) Kerjasama
Sebagai kelompok sosial, FOMAKATI membentuk kepanitiaan untuk
suatu kegiatan, misalnya, kegiatang pelatihan leadership, musyawarah
antar anggota, dan forum atau kajian lainnya. Kerja sama yang dibangun
antar anggota FOMAKATI terjalin cukup baik sehinggan beberapa
kegiatan menjadi lancar dan terkendali.
2) Akomodasi
Tentunya dalam sebuah forum atau organisasi ada hambatan berupa miss
understanding atau salah paham antar anggota. Hal ini dapat diselesaikan
dengan mengadakan pertemuan untuk membicarakan permasalahan
dengan asas kekeluargaan.
3) Asimilasi
Dalam FOMAKATI terdapat perbedaan latar belakang individu, budaya,
dan ras. Kendati demikian, para anggota melebur berbagai perbedaan yang
ada dan menyesuaikan menjadi identitas yang sama dalam organisasi
tersebut.

b. Proses disosiatif
1) Konflik
Prihara konflik selalu ada dalam sebuah forum atau organisasi, tinggal
bagaimana para anggota menyikapinya. Konflik dalam FOMAKATI
terlihat saat proses pergantian ketua. Masing-masing anggota membuat
kubu-kubu tertentu sesuai dengan pandangan masing-masing anggota.
Terjadi pengelompokan per kubu disebabkan masalah ego yang masih
tinggi. Kelompok tersebut berusaha memperluas pengaruhnya untuk
mendapat perhatian anggota lain.
2) Persaingan
Persaingan yang terlihat dalam FOMAKATI berupa suatu kedudukan dan
peranan dalam individu atau kelompok yang menginginkan kedudukan
dan peranan yang seimbang dengan individu atau kelompok lain, bahkan
lebih tinggi dari itu. Hal ini juga terjadi saat musyawarah penggantian
ketua.(Maradjabessy et al., 2019)

Artikel 2

Penulis : Fatmayarni, Jamaluddin Hos, dan Sulsalman Moita


Tahun Terbit : 2018
Judul : Interaksi Sosial Antara Kader Organisasi Dakwah Mahasiswa
(Studi pada Universitas Halu Oleo)
Nama Jurnal : Neo Societal, Volume 3 Nomor 1, 2018.

Dalam artikel ini diteliti tiga organisasi dakwah mahasiswa Universitas


Halu Oleo, diantaranya Lembaga Dakwah Kampus Badan Koordinasi Lembaga
Dakwah Mahasiswa (LDK BKLDM), Lembaga Dakwah Kampus Ulul Albab
(LDK Ulul albaab), dan Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI). Ketiga
organisasi ini mempunyai hubungan interaksi sosial sebagai berikut ;
a. Kerjasama
Kerjasama dari ketiga organisasi ini terlihat ketika membantu masyarakat
umum dalam memperjuangkan hak-hak mereka terhadap pemerintah dan
memberikan bantuan kepada masyarakat ketika ada musibah berupa bencana
alam. Ketiga organisasi ini selalu menjalakan kerjasama secara berkala yang
tujuannya untuk menyebarkan syiar islam.
b. Akomodasi
Antara ketiga anggota dari masing-masing organisasi terlihat berbaur, seperti
mengerjakan tugas bersama, bertukar pikiran, membersihkan masjid kampus
bersama dan banyak lagi. Mereka bersikap open minded untuk lebih
mengetahui masing-masing organiisasi, meskipun ada beberapa yang
memisahkan diri dengan tidak ikut bergabung dengan anggota organisasi lain.
c. Persaingan
Persaingan sehat yang terjadi diantara ketiga organisasi ini, masing-masing
mempunyai tujuan untuk menjaga atau mempertahankan eksistensinya. Hal
ini semisalnya dilakukan dengan berani melakukan pemikiran kritis dan
terbuka terhadap suatu peristiwa. Jika tidak ada keberanian terhadap hal
tersebut, maka organisasi tersebut akan klah saing dengan lainnya. Persaingan
juga terlihat dalam penerimaan mahasiswa baru untuk menggaet atau menarik
maba untuk bergabung dengan organisasi tersebut. Maksudnya, masing-
masing organisasi mempunyai cara unik tersendiri dalam usaha menyebarkan
eksistensi organisasinya
d. Kontravensi dan Konflik
Perbedaan atau konflik yang terjadi diantara ketiga organisasi ini terlihat
dalam perbedaan pendapat, seperti masalah hukum bercadar. Tetapi,
perbedaan itu tidak menjadikan pertikaian antara satu dengan lainnya.

Interaksi sosial yang terjadi diantara ketiga organisasi ini dikarenakan ada
beberapa faktor yang mempengaruhi seperti adanya kesamaan akidah yakni
sesama muslim yang dapat menyatukan perbedaan-perbadaan latar belakang
yang ada. Kemudian adanya toleransi diantara berbagai organisasi yang ada di
Universita Halu Oleo. Oleh karena itu, toleransi dapat dikatakan solusi
alternatif untuk berbagai keragaman yang ada. Fakor selanjutna yang
memengaruhi ketiga organisasi ini adalah faktor kedekatan dan kekerabatan.
Kedekatan terjadi karena menjadi teman satu kelas dalam perkuliahan atau
lainnya. Selain itu tentunya ukhuwah islamiyah menjadi alasan penting
hubungan dekat antara ketiga organisasi ini.(Fatmayarni et al., 2018)

Artikel 3

Penulis : Prita Dwi Astuti, Hadiwinarto, dan Afifatus Sholihah


Tahun Terbit : 2018
Judul : Studi Deskriptif Interaksi Sosial Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu
Pendidikan Berdasarkan Keterlibatan Organisasi
Kemahasiswaaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, Volume 1 Nomor 2,
2018.

Dalam artikel ini, mahasiswa yang terlibat aktif dalam organisasi mempunyai
interaksi sosial dengan presentas tinggi berjumlah 56%, sedangkan sisanya 44%
mahasiswa yang memiliki interaksi sosial rendah. Berikut tingkst interaksi sosial
yang terjadi pada mahasiswa yang aktif organisasi pada FKIP Universitas
Bengkulu.
a. Hubungan Sosial
Setiap individu dalam sebuah organisasi memiliki hubungan sosial yang
berbeda-beda, baik dalam lingkungannya maupun di organisasi itu sendiri.
Dalam organisasi lebih mudah meningkatkan hubungan sosial karena salah
satu tujuan berorganisasi adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial seperti
rasa persahabatan, kekeluargaan, dan sesama.
b. Kerja sama
Perilaku kerja sama di dalam organisasi otomatis terbentuk karena pada
dasarnya manusia tidak dapat melakukan semuanya sendiri. Masing-masing
anggota membutuhkan anggota lain dalam melaksanakan tugas.
c. Komunikasi
Dalam organisasi diperlukan skil komunikasi yang baik agar memudahkan
dalam menjalankan tugas. Dengan banyak melakukan komunikasi antar
anggota, maka semakin tinggi tingkat komunikasi yang di miliki masing-
masing individu.
d. Asimilasi
Peleburan budaya atau saling menghargai sangat diperlukan dalam sebuah
organisasi. Karena rasa kekeluargaan yang ada, maka keragaman yang
berbeda-beda tidak menghalangi kerja sama dalam organisasi.
e. Penyesuaian diri.(Astuti et al., 2018)

Artikel 4

Penulis : Eryanto
Tahun Terbit : 2018
Judul : Interaksi Sosial Mahasiswa Antar anggota Himpunan
Mahasiswa Islam Komisariat FKIP UNTAN Cabang
Pontianak
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora, Volume 8
Nomor 1, April 2017.
Dalam artikel ini, menegemukakan beberapa poin penelitian, yakni
terdapat interaksi sosial mahasiswa berupa;
a. Bentuk kerjasama yang terjalin diantara anggota Komisariat Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura dengan anggota Komisariat
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Pontianak meliputi bidang pendidikan,
bidang keagamaan, sosial, dan keolahragaan.
b. Bentuk persaingan yang terjadi diantara anggota Komisariat Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura dengan anggota Komisariat
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Pontianak.
Persaingan terjadi pada pengembangan anggota Komisariat KIP dengan
Komisariat Ekonomi dan Komisariat MIPA untuk menyelenggarakan kegiatan
kader di hari yang sama. Kemudian negosiasi dilakukan oleh Badan Pengelola
Latihan (BPL) untuk menengahi keduanya. Kemudian terdapat persaingan
untuk menjadi ketua HMI cabang Pontianak dengan menjabarkan visi dan
misi masing-masing calon.
c. Penyelesaian konflik berupa proses akomodasi yang terjadi di Komisariat KIP
Universitas Tanjungpura, adanya kompromi yang dilakukan anggota
Komisariat KIP dengan Komisariat ilmu sosial politil dalam pemilihan ketuan
HMI.(Eryanto, 2017)

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian literatur tentang interaksi sosial dalam organisasi
mahasiswa dapat disumpulkan dari 4 artikel yang sudah diteliti bahwa interaksi sosial
jika mengikuti organisasi kemahasiwaan akan menghasilkan beberapa macam bentuk
seperti kerjasama, akomodasi, asimilasi, persaingan, dan konflik yang dapat berpengaruh
pada kehidupan bersosial.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, A. (2018). Perilaku Dan Teori Organisasi (Amirullah (ed.); Cetakan 1). Media Nusa
Creative.
Ardiansyah, M., Sasongko, I., & Ardiyanto, M. G. (2018). Kontak dan Tingkat Interaksi Sosial
Masyarakat Berdasarkan Tipologi Perumahan di Kelurahan Tunggulwulung dan
Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Institut Teknologi Malang.
Astuti, P. D., Hadiwinarto, & Sholihah, A. (2018). STUDI DESKRIPTIF INTERAKSI SOSIAL
MAHASISWA S1 JURUSAN ILMU. Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling, 1(2), 29–
38.
Caesari, Y. K., Listiara, A., & Ariati, J. (2013). “KULIAH versus ORGANISASI” STUDI
KASUS MENGENAI STRATEGI BELAJAR PADA MAHASISWA YANG AKTIF
DALAM ORGANISASI MAHASISWA PECINTA ALAM UNIVERSITAS
DIPONEGORO. Jurnal Psikologi Undip, 12(2), 164-175–175.
https://doi.org/10.14710/jpu.12.2.164-175
Cahyaning Pertiwi, M., Sulistiyawan, A., Rahmawati, I., & Ummi Kaltsum, H. (2015).
HUBUNGAN ORGANISASI DENGAN MAHASISWA DALAM MENCIPTAKAN
LEADERSHIP. 227–234.
Eryanto. (2017). INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA ANTAR ANGGOTA HIMPUNAN
MAHASISWA ISLAM KOMISARIAT FKIP UNTAN CABANG PONTIANAK. Jurnal
Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora, 8(1), 91–106.
Fatmayarni, Hos, J., & Moita, S. (2018). INTERAKSI SOSIAL ANTARA KADER
ORGANISASI DAKWAH MAHASISWA (Studi pada Universitas halu Oleo). Neo
Societal, 3(1), 298–307.
Kosasih. (2016). PERANAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM
PENGEMBANGAN CIVIC SKILLS MAHASISWA. JPIS, 25(2), 64–73.
Maradjabessy, M. F., Lasut, J. J., & Lumintang, J. (2019). INTERAKSI SOSIAL FORUM
MAHASISWA KOTA TIDORE KEPULAUAN DI KOTA MANADO. HOLISTIK, 12(1),
1–19.
Marzali, A. (2016). Menulis Kajian Literatur. Jurnal Etnosia, 1(2), 27–36.
Muslim, A. (2013). Interaksi Sosial dalam Masyarakat Multietnis. Jurnal Diskursus Islam, 1(3),
484–494.
Tampubolon, P. (2018). Pengorganisasian dan Kepemimpinan (Kajian Terhadap Fungsi-fungsi
Manajemen Organisasi Dalam Upaya Untuk Mencapai Tujuan Organisasi). Jurnal Stindo
Profesional, 4(3), 22–35.
Tjahjono, H. K. (2008). Studi Literatur Pengaruh Keadilan Distributif dan Keadilan Prosedural
Pada Konsekuensinya Dengan Teknik Meta Analisis. Jurnal Psikologi, 35(1), 21–40.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perubahan kedua tahun 2000
BAB XA Tentang Hak Asasi Manusia. (n.d.). (Https://Id.Wikisource.Org/Wiki
/Undang_Undang_Dasar_Neg
Ara_Republik_Indonesia_Tahun_1945/Perubahan_II,Diakses Tanggal 3 Oktober 2021).
Xiao, A. (2018). Konsep Interaksi Sosial dalam Komunikasi. Jurnal Komunikasi, Media Dan
Informatika, 7(2), 94–99.

Anda mungkin juga menyukai