Anda di halaman 1dari 19

Fase E

Perangkat
PembelaJaran
Sosiologi Kelas X
Capaian Pembelajaran
Sosiologi Fase E Kelas X

Elemen Konsep
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami fungsi
sosiologi sebagai ilmu yang secara kritis mengkaji masyarakat.
Di samping itu peserta didik mampu mengenal identitas diri,
menjelaskan tindakan sosial, menjelaskan hubungan sosial,
menjelaskan peran lembaga sosial dalam mewujudkan tertib
sosial, dan memahami berbagairagam gejala sosial yang ada di
masyarakat multikultural melalui konsep-konsep dasar sosiologi.

Elemen Keterampilan

Pada akhir fase ini, peserta didik mampu melakukan penelitian sosial
sederhana dengan memilih metode yang tepat untuk mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi,
menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan hasil penelitian tentang
berbagai keragaman gejala sosial dengan konsep dasar sosiologi.
Peserta didik mampu merefleksikan dan merencanakan projek
lanjutan secara kolaboratif.
DAFTAR ISI

Cover
Daftar Isi ............................................................................................... i
Capaian Pembelajaran ........................................................................... ii
Tujuan Pembelajaran ............................................................................. iii
Modul Ajar ............................................................................................. 1
1. Unit 4 : Hubungan Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
CAPAIAN PEMBELAJARAN

Fase E (Umumnya untuk Kelas X SMA/MA/Program Paket C) Pada akhir fase


E, peserta didik mampu memahami fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji
masyarakat masyarakat yang memberikan landasan berpikir kritis,
analitis, dan kreatif dalam merespons gejala sosial yang terjadi di masyarakat.
Dengan berbekal pengetahuan kritis itu, peserta didik mampu
mempraktikkan pengetahuan sosiologi untuk mengenali identitas diri dan
lingkungan sosial sekitarnya yang beragam sehingga mampu berperilaku sesuai
dengan lingkungan sosial budaya masyarakatnya. Pemahaman tentang
hubungan sosial mulai dari lingkungan terdekat hingga kelompok
masyarakat yang lebih luas membantu dalam mewujudkan tertib sosial
dalam masyarakat melalui berbagai lembaga sosial. Pengenalan dan
pemahaman akan berbagai ragam gejala sosial dapat menumbuhkan sikap
toleransi dan empati sosial dalam diri peserta didik dalam bingkai masyarakat
multikultural. Dalam fase ini, peserta didik juga dibekali dengan kemampuan
melakukan penelitian dasar berupa pengumpulan data untuk mengkaji
realitas sosial dan gejala sosial serta mampu mengomunikasikan hasil
penelitian secara sederhana.
FASE E
SEMESTER 1 SEMESTER 2
10.1 Menjelaskan fungsi 10.7 Merumuskan penelitian
sosiologi sebagai ilmu yang sederhana dengan memilih
kritis untuk mengkaji metode yang tepat untuk
kehidupan masyarakat mengamati, menanya,
dengan berbagai presektif mengumpulkan informasi,
kajian teori sosiologi. mengorganisasikan informasi,
menarik kesimpulan, dan
mengomunikasikan hasil
penelitian tentang berbagai
keragaman gejala sosial
dengan konsep dasar sosiologi.
10.2 Menerapkan ilmu
pengetahuan sosiologi untuk
mengenali identitas diri dan
TUJUAN lingkungan sosial sekitarnya
yang beragam sehingga
PEMBELAJARAN mampu berperilaku sesuai
dengan lingkungan sosial
budaya masyarakatnya
10.3 Menjelaskan konsep
tindakan sosial dan
menyimpulkannya sebagai
bagian dari proses hubungan
dengan orang lain dalam
kehidupan sosial
bermasyarakat
10.4 Mengidentifikasikan
bentuk hubungan sosial yang
terjadi dalam kehidupan
masyarakat serta melaporkan
hasil pengamatan secara
ilmiah.
10.5 Menganalisis peran
lembaga sosial dalam
kehidupan sosial masyarakat
dan menghubungkannya
dalam upaya menciptakan
keteraturan dan tertib sosial
serta melakukan studi
investigasi berbagai peran
lembaga sosial dalam
kehidupan sosial secara
nyata.
10.6 Menganalisis ragam
gejala sosial sehingga dapat
menumbuhkan rasa toleransi
dan empati sosial dalam diri
peserta didik sebagai
dinamika dalam kehidupan
masyarakat mutikutural

MODUL AJAR SOSIOLOGI


Informasi Umum
Identitas Sekolah
Nama Penyusun : Eny Purwanti, S.Pd

Instansi : SMAN 54 Jakarta


Tahun Pelajaran : 2022/2023
Jenjang Sekolah Kelas :X

Alokasi Waktu : 3 X 40 Menit

Mengidentifikasi bentuk-bentuk hubungan sosial


sesuai dengan hasil pengamatan

Profil Pelajar Pancasila


Peserta didik menjadi pribadi yang bernalar Kompetensi Dasar (KD)
kriris (Menjelaskan alasan untuk mendukung
pemikirannya dan memikirkan pandangan yang 3.3. Mengenali dan mengidentifikasi realitas
mungkin berlawanan dengan pemikirannya dan individu, kelompok dan hubungan sosial di
mengubah pemikirannya jika diperlukan).
Perkembangan Dimensi Berkebinekaan Global masyarakat.
(Menganalisis berbagai pengaruh keanggotaan diri
terhadap pembentukan identitas diri dan mulai 4.3. Mengolah realitas individu, kelompok dan
menginternalisasi identitas diri sebagai bagian hubungan sosial sehingga mandiri dalam
dari masyarakat). memposisikan diri dalam pergaulan sosial di
Peserta didik menjadi pribadi yang masyarakat
berkebhinekaan global (Mengidentifikasi dan
mendeskripsikan keragaman sosial di sekitarnya
serta menjelaskan peran sosial dalam membentuk
identitas dirinya).

Media Alat/Bahan Sumber Belajar


 Tatap Muka  Laptop, Handphone, tablet  Buku Paket Sosiologi Kelas X
dan lain lain  Modul, bahan ajar, internet, dan
 Slide presentasi (ppt) sumber lain yang relevan

Target Peserta Didik


Moda dan Model Pembelajaran
Peserta didik reguler/ tipikal: umum,
Materi
Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial
Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif yang mengarah pada kesatuan
dan kerjasama. Yang termasuk jenis interaksi sosial asosiatif adalah kerjasama, akomodasi,
akulturasi, dan asimilasi.

1. Kerjasama
Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-orang atau kelompok-kelompok
bekerja bersama-sama, saling tolong menolong untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Ada beberapa jenis-jenis kerjasama antara lain adalah gotong royong, bargaining, kooptasi,
koalisi, dan joint-venture yang dijelaskan beserta pengertiannya sebagai berikut.

 Kerukuran atau gotong royong, yakni bentuk kerja sama yang dilakukan


secara sukarela demi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang berkaitan
langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam gotong royong.
 Bargaining, yakni bentuk kerja sama berupa kegiatan perjanjian pertukaran
barang ataupun jasa dua organisasi ataupun lebih
 Kooptasi, yakni bentuk kerja sama berupa prosedur penerimaan unsur-unsur
baru di kepemimpinan dan pelaksanaan ketatanegaraan organisasi guna
menghindari adanya konflik.
 Koalisi, yakni bentuk kerja sama berupa kombinasi dua organisasi atau lebih
yang memiliki tujuan yang sama.
 Joint-venture, yakni bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek khusus,
seperti pengeboran minyak dan perhotelan.

2. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia dengan
semula saling bertentangan untuk upaya mengatasi ketegangan. Tujuannya untuk mengurangi
perbedaan pandangan dan pertentangan politik serta untuk mencegah terjadinya konflik.
Akomodasi memiliki jenis-jenis tertentu seperti koersi, mediasi, konsiliasi, atau kompromi.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk akomodasi beserta pengertian dan penjelasannya.
 Koersi, yakni bentuk akomodasi yang berlangsung karena paksaan kehendak
suatu pihak terhadap pihak lain yang lemah dengan didominasi suatu kelompok
atas kelompok lain.
 Kompromi, yakni bentuk akomodasi dimana pihak-pihak terlibat perselisihan
saling meredakan tuntutan sehingga tercapai suatu penyelesaian bersama
dengan cara kompromi.
 Arbitrase, yakni bentuk akomodasi yang terjadi jika terdapat pihak-pihak yang
berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri, sehingga diundanglah
kelompok ketiga yang tidak berat sebelah untuk mengusahakan penyelesaian.
 Mediasi, yakni bentuk akomidasi dengan melibatkan pihak ketiga untuk
penengah atau juru damai.
 Konsiliasi, yakni bentuk akomodasi berupa upaya mempertemukan keinginan
pihak-pihak yang berselisih untuk tercapainya suat persetujuan bersama.
 Toleransi, yakni bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan resmi karena
tanpa disadari dan direncanakan, adanya keinginan untuk menghindarkan diri
dari perselisihan yang saling merugikan.
 Stalemate, yakni bentuk akomodasi yang terjadi saat kelompok yang terlibat
pertentangan memiliki kekuatan seimbang, sehingga konflik akan berhenti
dengan sendirinya.
3. Akulturasi
Akulturasi adalah penerimaan unsur-unsur baru menjadi suatu kebudayaan baru tanpa
menghilangkan unsur-unsur yang lama. Akulturasi merupakan hasil dari perpaduan dua
kebudayaan dalam waktu lama.

4. Asimilasi
Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antar individu atau antar kelompok
guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Contoh
asimilasi misalnya seni kaligrafi yang berasal dari Arab yang berkembang dalam kebudayaan
Islam di Indonesia.

Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif


Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi yang lebih mengarah kepada konflik
dan perpecahan, baik individu maupun kelompok. Yang termasuk jenis interaksi sosial
disosiatif adalah :

Sumber: https://www.zonareferensi.com/bentuk-bentuk-interaksi-sosial/
Gambar:bentuk interaksi Disosiatif

1. Kompetisi
Kompetisi atau persaingan adalah bentuk interaksi sosial disosiatif dimana orang-
orang atau kelompok- kelompok berlomba meraih tujuan yang sama. Persaingan
dilakukan secara sportif sesuai aturan tanpa adanya benturan fisik antar pesertanya.
Contoh : pertandingan tarik tambang antar warga di lingkungan desa.
2. Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial disosiatif berupa sikap menentang dengan
tersembunyi agar tidak ada perselisihan atau konflik terbuka. Kontravensi merupakan
proses sosial yang ditandai ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan
yang tidak diungkapkan secara terbuka.
Terdapat 5 macam kontravensi yang ada, yaitu :

a. Kontravensi umum, seperti penolakan, keengganan, protes, perlawanan,


gangguan, dan mengancam pihak lawan.
b. Kontravensi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang di depan umum.
c. Kontravensi intensif, seperti penghasutan dan penyebaran desas-desus.
d. Kontravensi rahasia, seperti membocorkan rahasia atau berkhianat.
e. Kontravensi taktis, misalnya mengejutkan kelompok lawan provokasi
dan intimidasi.

3. Konflik Sosial
Konflik sosial atau pertikaian atau pertentangan, yakni bentuk interaksi sosial
disosiatif yang terjadi karena perbedaan paham dan kepentingan antar individu atau
kelompok. Konflik ditandai dengan adanya ancaman, kekerasan dan konflik fisik
antar pihak yang bertentangan. Contoh konflik sosial misalnya antara Israel dan
Palestina di mana Israel terus menerus menyerang Palestina untuk merebut
daerahnya.

Adapun bentuk-bentuk konflik atau pertentangan antara lain :

1) Pertentangan pribadi
Merupakan pertentangan yang terjadi antar inidvidu, dengan latar belakang
atau sebab yang bermacam-macam.
2) Pertentangan rasial
Yakni pertentangan yang terjadi karena kepentingan kebudayaan. Kondisi
bertambah buruk apabila terdapat salah satu ras yang menjadi golongan
minoritas.
3) Pertentangan antarkelas sosial
Yaknik pertentangan yang terjadi karena ada perbedaan kepentingan, seperti
perbedaan kepentingan antara majikan dan buruh.
4) Pertentangan politik
Yakni pertentangan yang terjadi antara golongan pada masyarakat antara
negara-negara berdaulat. Misalnya seperti pertentangan yang terjadi antar
partai politik menjelang pemilu atau pertentangan antara negara.

5) Pertentangan yang bersifat internasional


Adalah pertentangan yang disebabkan oleh kepentingan yang lebih luas
menyangkut kepentingan nasional dan kedaulatan masing-masing negara.
Apabila terdapat pihak yang tidak bisa mengendalikan diri, maka akan terjadi
peperangan.
C. Rangkuman

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, maupun kelompok satu dengan lainnya. Interaksi sosial dapat terjadi
dalam suasana persahabatan maupun permusuhan, bisa dengan kata-kata,jabat tangan
dan bahasa isyarat. Interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat, yaitu
kontak dan komunikasi.
Ciri-Ciri Interaksi Sosial
a. Pelakunya lebih dari satu orang.
b. Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
c. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan
tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
d. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa datang) yang akan
menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif yang mengarah pada
kesatuan dan kerjasama. Yang termasuk jenis interaksi sosial asosiatif adalah kerjasama,
akomodasi, akulturasi, dan asimilasi.

Akomodasi adalah proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia yang
semula saling bertentangan sebagai upaya mengatasi ketegangan. Tujuannya untuk
mengurangi perbedaan pandangan dan pertentangan politik serta untuk mencegah
terjadinya konflik.

Akulturasi adalah penerimaan unsur-unsur baru menjadi suatu kebudayaan baru tanpa
menghilangkan unsur-unsur yang lama. Akulturasi merupakan hasil dari perpaduan dua
kebudayaan dalam waktu lama.

Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif

Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah kepada
konflik dan perpecahan, baik individu maupun kelompok. Yang termasuk jenis interaksi
sosial disosiatif adalah kompetisi, kontravensi, dan konflik sosial.

Alat dan bahan yang diperlukan


 lembar soal,
 kertas kosong,
 gambar dan alat perekam,
KOMPONEN INTI
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mendekripsikan bentuk –bentuk interaksi sosial
 Mendeskripsikan proses social yang bersifat Asosiatif dan Disosiatif
Pemahaman Bermakna
Manfaat yang akan peserta didik terima setelah mengikuti proses pembelajaran ini yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
1. Manusia mengamati dan menjalin hubungan social di lingkungan sekitar untuk
menambah pengetahuan dan informasi yang positif
2. Membangun hubungan social rasa empati dibutuhkan untuk membangun hubungan social
dengan orang lain
Asesmen
Diagnostik
 Menjawab asesmen diagnostik kognitif berupa soal pilihan ganda mengenai proses social yang
bersifat Asosiatif dan Disosiatif

Formatif
 Menemukan bentuk-bentuk interaksi sosial beserta contohnya
 Menemukan proses social yang bersifat Asosiatif dan Disosiatif

PENDAHULUAN
 Guru memberi salam dan mengajak peserta didik berdoa bersama (Religious)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan
diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran

KEGIATAN INTI

 Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi bentuk-
bentuk interaksi sosial dan proses sosial yang bersifat Asosiatif dan Disosiatif. (Literasi)
 Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi bentuk-bentuk interaksi sosial dan
proses sosial yang bersifat Asosiatif dan Disosiatif. (HOTS)
 Peserta didik diberi kesempatan untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai bentuk-bentuk interaksi
sosial dan proses sosial yang bersifat Asosiatif dan Disosiatif. (Collecting information and
Problem solving)
 Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya kemudian ditanggapi peserta didik yang
lainnya (Communication)
 Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
bentuk-bentuk interaksi sosial dan proses sosial yang bersifat Asosiatif dan Disosiatif.,
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum
dipahami (Creativity)

PENUTUP
 Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan berdoa

Refleksi Guru
1. Guru mengajukan pertanyaan pengalaman yang menarik selama dalam proses
pembelajaran
2. Guru mengecek kembali partisipasi siswa dalam pembelajaran
3. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitas dan langkah perbaikan yang perlu
dilakukan dalam pembelajaran Kriteria untuk mengukur ketercapaian
Kriteria untuk mengukur ketercapaian
Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial dalam masyarakat
 Siswa dapat menjelaskan proses social yang bersifat Asosiatif dan Disasosiatif
 Siswa mampu menjawab secara lisan konsep-konsep kerjasama, asimiliasi, akulturasi,
persaingan, kontravensi dan pertentangan
 Guru melakukan pengamatan selama kerja mandiri berlangsung. Hasil pengamatan
berupa kelengkapan worksheet dan partisipasi siswa dalam kegiatan
 Guru menajukan pertanyaan lisan untuk mengetahui ketercapaian pemahaman peserta
didik.
LAMPIRAN
Glosarium
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi yang mengarah kepada kerjasama
antarindividu dan kelompok
Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi yang lebih mengarah kepada konflik
dan perpecahan, baik individu maupun kelompok.
Daftar Pustaka
Oktaviana, Sari. 2021. Sosiologi. Individu dan Masyarakat. Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan. KementerianPendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan teknologi
Rufikasari, Lia Chandra. 2016. Sosiologi. Surakarta: Mediatama
Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
https://www.zonareferensi.com/bentuk-bentuk-interaksi-sosial/Gambar:bentuk interaksi Disosiatif
Lampiran
Asesmen Diagnostik Kognitif
Penilaian Diri

Setelah ananda mempelajari materi pada bab ini, isilah penilaian diri dengan jujur dan
bertanggung jawab untuk mengetahui pemahaman materi dengan cara memberi tanda
centang ( √ ) kolom Ya atau Tidak sesuai dengan kondisi ananda

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya memahami bentuk-bentuk interkasi sosial

2 Saya menguasai bentuk-bentuk interaksi sosial

3 Saya memahami jenis interaksi sosial

4 Saya mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi asosiatif

5 Saya mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi disosiatif

Jika ananda menjawab “Ya” dapat belajar lebih dengan mempertahankannya dan dapat
melanjutkan pembelajaran berikutnya dan sebaliknya bila ananda menjawab “Tidak”
segera lakukan pembelajaran ulang (review).
Asesmen Formatif
Amatilah jenis interaksi yang ada di lingkungan masyarakat tempat tinggal ananda !
Dan Buatlah contoh interaksinya!
No Jenis interaksi Contoh Kegiatan di lingkungan
Masyarakat

1 Individu dengan Individu

2 Individu dengan Kelompok

3 Kelompok dengan Kelompok


Latihan Soal

Kerjakan Latihan soal untuk menguji pemahaman konsep. Cocokkan jawaban dengan
modul ini atau tanyakan pada guru Mata Pelajaran Sosiologi

1. Apakah yang dimaksud dengan Interaksi ?


2. Sebutkan ciri-ciri interaksi?
3. Faktor terbentuknya interaksi salah satunya adalah imitasi dan sugesti coba
kamu jelaskan kedua faktor tersebut ?
4. Sebutkan bentuk interaksi asosiatif ?
5. Sebutkan bentuk interaksi disosiatif ?

Kunci Jawaban dan Pembahasan

No Penjelasan

1 Interaksi Sosial adalah Hubungan timbal balik antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, maupun kelompok satu dengan lainnya

2 Ciri-Ciri Interaksi Sosial


1. Pelakunya lebih dari satu orang.
2. Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
3. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, terlepas dari sama atau
tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
4. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa datang) yang
akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
3 Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai
tokoh idealnya. Imitasi cenderung secara tidak disadari dilakukan oleh
seseorang.

Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain


dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh
tersebut tanpa berpikir panjang.
4 Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah kerjasama, akomodasi, akulturasi, dan
asimilasi.
5 Bentuk interaksi sosial disosiatif adalah kompetisi, kontravensi, dan konflik
sosial.
Rubrik Penilaian Kerja Mandiri

Hari/Tanggal : _____________________________________
Nama : _____________________________________
Kelas : _____________________________________
No. Aspek Penilaian Bobot Skor Nilai
1 Kesesuaian jawaban dengan materi pembelajaran 25 %
2 Kedalaman argumentasi terhadap konteks pertanyaan 40 %
3 Relevansi argumentasi dengan jawabannya yang 25 %
disampaikan berdasarkan gambar-gambar
4 Ketepatan waktu mengumpulkan tugas 10 %

Keterangan:
Skor 1-4 dimana 1. Sangat kurang, 2. Kurang, 3. Baik, dan 4. Sangat Baik
Nilai : (Bobot x skor) x 25
Skor maksimal : 100 S
Skor minimal : 25

Jakarta, Juli 2022


Mengetahui,
Kepala SMAN 54 Jakarta Guru Mata Pelajaran
Sosiologi

Rustaman, S.Pd Eny Purwanti,S.Pd


NIP. 197103252000031001 NIP. 196604082016062001

Anda mungkin juga menyukai