1. Identitas
Madrasah : MAN Insan Cendekia Kota Kendari
Nama Mata Pelajaran : Sosiologi (Peminatan)
Kelas/Semester : X/Ganjil
Kompetensi Dasar :
2. Peta Konsep
a. Pendahuluan
1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar; kerapian dan
kebersihan ruang kelas, presensi (absensi, kebersihan, kelas, menyiapkan media dan alat
serta buku yang diperlukan).
2. Guru menyampaikan topik tentang “Sosiologi sebagai Ilmu Sosial”. Namun sebelum
mengkaji lebih lanjut tentang topik tersebut, secara khusus guru mengadakan sesi
perkenalan. Masing-masing peserta didik tampil untuk memperkenalkan diri (minimal sebut
nama, alamat, cita-cita), terakhir guru memperkenalkan diri.
3. Guru memberikan motivasi dan bersyukur bisa bersekolah, apalagi saat ini sudah duduk di
kelas X Madrasa Aliyah (Usahakan 15 menit pertama kegiatan 1 dan 2 sudah selesai).
4. Guru menegaskan kembali tentang topik dan menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kompetensi yang ingin dicapai selama proses pembelajaran berlangsung.
5. Guru membagi kelas dalam 6 kelompok yang masing-masing dipimpin seorang ketua.
Sebelum mempelajari materi ini, silakan Anda membaca dan memahami teks di bawah ini.
Apersepsi
Manusia diciptakan Tuhan Ynag Maha Esa sebagai makhluk yang sadar.
Kesadaran manusia tercermin dari keduanya untuk berpikir, berkehendak, dan merasa.
Dengan pikirannya, manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya,
manusia mengarahkan perilakunya, dan dengan perasaannya, manusia dapat mencapai
kesenangan. Masyarakat berkembang seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan yang diterima oleh masyarakat tersebut. Tanpa ilmu pengetahuan,
manusia akan sulit memperkirakan gejala-gejala itu sehingga tidak siap untuk
mengantisipasi dampaknya.
Manusia dalam mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya perlu
melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia
melakukan interaksi sosial dalam rangka menjaga kelangsungan hidupnya. Hampir
setiap orang melakukan kegiatan interaksi di mana saja, kapan saja, dan untuk tujuan
apa saja. Pola interaksi setiap orang pun berbeda-beda. Setiap masyarakat memiliki
pola interaksi yang berbeda yang dapat menjadi gambaran identitas dari masyarakat
tersebut.
Sejumlah ilmuwan pun berusaha menemukan suatu sistem pengetahuan yang
mampu menjelaskan adanya hubungan antarmanusia dan perilaku sosial budaya
melalui kehidupan bermasyarakat. Gambaran jelas mengenai kehidupan manusia di
dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, budaya, dan fisik inilah
Menurut Aristoteles, manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial. Dia tidak akan
memperoleh keutamaan dan tidak akan menjadi baik jika tidak mempunyai teman dan
terasing dari masyarakatnya. Demikian halnya bahwa sesungguhnya manusia tidak akan
dapat hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain.
Secara etimologis Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti teman atau
kawan, dan logos yang berasal dari kata Yunani yang berarti ‘ilmu’. Merujuk pada arti
dua kata tersebut, maka sosiologi berarti ilmu tentang teman. Dalam arti yang lebih luas,
sosiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi manusia dalam masyarakat.
Sosiologi bermaksud mengkaji peristiwa-peristiwa dalam kehidupan masyarakat, yaitu
persekutuan manusia yang selanjutnya berusaha untuk mendatangkan perbaikan dalam
kehidupan bersama.
Istilah sosiologi pertama kali digunakan Auguste Comte untuk mempelajari
keadaan masyarakat Eropa pada saat itu. Sosiologi sebagai ilmu mulai dikenal sejak abad
ke-19 dengan melepaskan diri dari filsafat. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup
bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antarmanusia dalam
kehidupan. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk,
tumbuh, dan berubahnya kumpulan-kumpulan manusia yang hidup bersama itu, serta
kepercayaan, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu
dalam tiap persekutuan hidup manusia. Singkatnya, sosiologi merupakan ilmu masyarakat
atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau
masyarakat (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakat), serta
ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agama, tingkah laku, dan kesenian, atau
kebudayaan masyarakat tersebut.
Bagaimana Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dapat berfungsi dalam mengkaji gejala
sosial di masyarakat?
Untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut, silakan Anda lanjutkan pada kegiatan berikut
dan ikuti petunjuk yang ada dalam UKBM berikut ini.
2. Materi Belajar
A. Tujuan Pembelajaran
Di akhir pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian, objek, dan tujuan sosiologi
2. Mendeskripsikan teori-teori sosiologi
3. Mendeskripsikan sosiologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan
4. Mendeskripsikan sejarah perkembangan sosiologi
5. Mendeskripsikan sosiologi sebagai metode ilmiah
Asni, S. Sos.,M. Pd/MAN IC Kendari 5
6. Mendeskripsikan kedudukan sosiologi diantara ilmu-ilmu lain
7. Mendeskripsikan fungsi dan peran sosiologi
8. Mendeskripsikan gejala sosial di masyarakat
9. Menganalisis realitas sosial sebagai objek kajian sosiologi
10. Menganalisis gejala sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat
B. Alur Pemikiran
a. Pengertian Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan yang objeknya masyarakat, sosiologi mempunyai sifat atau
hakikat sebagai berikut.
a. Sosiologi termasuk ilmu sosial. Artinya sosiologi bersangkut paut dengan gejala-gejala
kemasyarakatan.
b. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat kategoris. Artinya sosiologi
membatasi diri dengan apa yang sedang terjadi, bukan pada apa yang seharusnya terjadi.
c. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni. Artinya sosiologi bertujuan membentuk
dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, bukan ilmu pengetahuan terapan
atau terpakai.
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak. Artinya sosiologi
memperhatikan pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
e. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang
dipergunakan untuk mengkaji gejala sosial di masyarakat.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum. Artinya sosiologi mengamati dan
mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada setiap interaksi dalam masyarakat secara
empiris.
g. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola secara umum.
Artinya sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum
secara umum dan interaksi antarmanusia serta perihal sifat, hakikat, isi, dan struktur
masyarakat manusia.
Secara umum, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Kata
masyarakat berasal dari akar kata Arab musyarak, artinya bersama-sama. Istilah masyarakat
dalam Bahasa Inggris adalah society. Kata society berasal dari Bahasa Latin socius, yang
berarti kawan. Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. J. L Gillin dan J. P Gillin mengatakan bahwa
masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar. Mereka mempunyai kebiasaan, tradisi,
sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Sementara itu, menurut Ralf Linton, masyarakat
merupakan suatu kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama dalam waktu yang
cukup lama. Sedangkan menurut Emile Durkheim (1895) dalam bukunya “The Rule of
Asni, S. Sos.,M. Pd/MAN IC Kendari 8
Sociological Method” menyebutkan bahwa keseluruhan objek sosiologi adalah fakta sosial atau
social facts (realitas sosial). Fakta sosial adalah sesuatu yang berbeda dengan ide, yang terdiri
dari dua macam objek, sebagai berikut.
a. Objek material sosiologi meliputi kehidupan sosial dan gejala dari proses hubungan
antarmanusia;
b. Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau
masyarakat.
Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan studinya
pada hal-hal berikut.
a. Hubungan timbal-balik antara manusia satu dan manusia lainnya
b. Hubungan antara individu dan kelompok
c. Hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya
d. Proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat. Unsur-unsur tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama. Di dalamnya,
manusia saling mengerti, merasa, dan mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari
hidup bersama itu.
b. Memiliki sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam
masyarakat
c. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu kesatuan
d. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu sistem hidup bersama, yang menimbulkan
kebudayaan di mana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat
dengan kelompoknya.
2. Teori-teori Sosiologi
a. Auguste Comte
Menurut pemikirannya, sosiologi terdiri atas dua bagian penting, yaitu social
statistic dan social dynamics. Sebagai social statistic, sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga sosial.
Sedangkan sebagai social dynamics, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari perkembangan lembaga-lembaga sosial yang ada di tengah tengah masyarakat.
Comte percaya bahwa pendekatan ilmiah untuk memahami masyarakat akan membawa pada
kemajuan kehidupan sosial yang lebih baik. Ini didasari pada gagasannya tentang Teori Tiga
Tahap Perkembangan. Perkembangan tersebut pada hakikatnya melewati tiga tahap, sesuai
tahap-tahap pemikiran manusia yaitu:
1) Tahap teologis
Pada tahap teologis ini, manusia percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam
terdapat kuasa-kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala-gejala alam.
Kuasa-kuasa ini dianggap sebagai makhluk yang memiliki rasio dan kehendak seperti
manusia. Tetapi orang percaya bahwa mereka berada pada tingkatan lebih tinggi dari
pada makhluk-makhluk selain insani. Pada tahap ini masyarakat mempercayai kekuatan
Tuhan, Roh, dan Dewa-Dewa Contoh: Sebagian masyarakat Indonesia masih percaya
dengan kekuatan-kakuatan ghaib. Misalnya kepercayaan masyarakat Jawa akan Nyi Roro
Kidul dan penunggu Gunung Merapi.
2) Tahap metafisis
Pada tahap ini pengetahuan manusia berdasar pada konsep-konsep dan prinsip-
prinsip abstrak yang menggantikan kedudukan kuasa-kuasa adikodrati. Tahap ini bisa
juga disebut sebagai tahap transisi dari pemikiran Comte. Tahapan ini sebenarnya hanya
merupakan varian dari cara berpikir teologis, karena di dalam tahap ini dewa-dewa hanya
Asni, S. Sos.,M. Pd/MAN IC Kendari 9
diganti dengan kekuatan-kekuatan abstrak, dengan pengertian atau dengan benda-benda
lahiriah, yang kemudian dipersatukan dalam sesuatu yang bersifat umum, yang disebut
dengan alam. Terjemahan metafisis dari monoteisme itu misalnya terdapat dalam
pendapat bahwa semua kekuatan kosmis dapat disimpulkan dalam konsep “alam”,
sebagai asal mula semua gejala. Pada tahap metafisik manusia mempercayai kekuatan
alam tanpa pembuktian Ilmiah Manusia belum berusaha untuk mencari sebab dan akibat
gejala-gejala. Contoh: percaya kepada batu besar, pohon, dan lain sebagainya.
3) Tahap positif
Tahap positifis yaitu tahap dimana pengetahuan manusia berdasar atas fakta-fakta.
Pengetahuan positif adalah pengetahuan tertinggi kebenarannya yang dicapai manusia.
Pada tahap ini manusia telah sanggup untuk berfikir secara ilmiah. Pada tahap ini
berkembanglah ilmu pengetahuan.
b. Herbert Spencer
Herbert Spencer, mengetengahkan sebuah teori tentang “evolusi sosial”, yang hingga
kini masih dianut walaupun di sana-sini ada perubahan. Ia menerapkan secara analog teori
Darwin mengenai “teori evolusi” terhadap masyarakat manusia. la yakin bahwa masyarakat
mengalami evolusi dari masyarakat primitif ke masyarakat industri. Soekanto (1990: 484-
485) mendefinisikan evolusi sebagai serentetan perubahan kecil secara pelan-pelan dan
kumulatif yang terjadi dengan sendirinya dan memerlukan waktu lama. Evolusi dalam
masyarakat adalah serentetan perubahan yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat
tersebut untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul
sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Perubahan ini tidak harus sejalan dengan rentetan
peristiwa di dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan. Menurut Soekanto (1990:345-
347), teori tentang evolusi dapat dikategorikan dalam tiga kategori:
c. Emile Durkheim
Menurut Durkheim, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial
adalah setiap cara bertindak yang telah baku ataupun tidak, yang dapat melakukan
pemaksaan terhadap individu. Fakta sosial bersifat eksternal terhadap individu. Fakta sosial
bisa berupa cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang memperlihatkan ciri-ciri tertentu
yang berada di luar kesadaran individu.
Dalam mengkaji masyarakat, Durkheim lebih menekankan pada kesadaran kolektif
(collective consciousness) sebagai dasar dari suatu keteraturan sosial atau lebih menekankan
pada kerja sama yang mencerminkan konsensus moral sebagai proses sosial yang paling
mendasar. Fakta sosial adalah seluruh cara bertindak, baku maupun tidak, yang dapat
berlaku pada diri individu sebagai sebuah paksaan eksternal; atau keseluruhan cara bertindak
yang umum dipakai suatu masyarakat, dan pada saat yang sama keberadaannya terlepas dari
manifestasi-manifestasi individual.
Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas dengan
membedakan dua tipe utama solidaritas yaitu solidaritas mekanis yang merupakan tipe
solidaritas yang didasarkan pada persamaan dan biasanya ditemui pada masyarakat
sederhana (desa) dan solidaritas organis yang ditandai dengan adanya saling
ketergantungan antarindividu atau kelompok lain (masyarakat kota), dimana masyarakat
tidak lagi memenuhi semua kebutuhannya sendiri dan terdapat pembagian kerja di dalam
masyarakat (munculnya diferensiasi dan spesialisasi).
Pada masyarakat dengan solidaritas organis, masing-masing anggota masyarakat tidak
lagi dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri melainkan ditandai oleh saling
ketergantungan yang besar dengan orang atau kelompok lain. Solidaritas organis merupakan
suatu sistem terpadu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling bergantung seperti bagian-
bagian suatu organisme biologis. Berbeda dengan solidaritas mekanis yang didasarkan pada
hati nurani kolektif maka solidaritas organis didasarkan pada akal dan hukum.
Teori lain yang terkenal dari Durkheim adalah mengenai bunuh diri. Emile Durkheim
memilih studi bunuh diri karena persoalan ini relative merupakan fenomena kongkrit dan
sfesifik, dimana tersedia data yang bagus cara komperatif. Durkheim membagi tipe bunuh
diri ke dalam 4 macam:
Asni, S. Sos.,M. Pd/MAN IC Kendari 11
1) Bunuh diri Egoistis
Tingginya angka bunuh diri egoitis dapat ditemukan dalam masyarakat atau
kelompok dimana individu tidak berinteraksi dengan baik dalam unit sosial yang luas.
Lemahnya integrasi ini melahirkan perasaan bahwa individu bukan bagian dari
masyarakat.
2) Bunuh Diri Altruistis
Terjadi ketika intergrasi sosial yang sangat kuat, secara harfiah dapat di katakan
individu terpaksa melakukan bunuh diri. Salah satu contohnya adalah bunuh diri massal
dari pengikut pendeta Jim Jones di jonestown, Guyana pada tahun 1978. Contoh lain
bunuh diri di jepang (harakiri).
3) Bunuh Diri Anomik
Bunuh diri ini terjadi ketika kekuatan regulasi masyarakat terganggu. Gangguan
tersebut mungkin akan membuat individu merasa tidak puas karena lemahnya kontrol
terhadap nafsu mereka, yang akan bebas berkeliaran dalam ras yang tidak pernah puas
terhadap kesenangan. Bunuh diri ini terjadi ketika menempatkan orang dalam situasi
normal lama tidak berlaku lagi sementara norma baru di kembangkan (tidak ada
pegangan hidup).
4) Bunuh Diri Fatalistis
Bunuh diri ini terjadi ketika regulasi meningkat. Durkheim menggambarkan
seseorang yang mau melakukan bunuh diri ini seperti seseorang yang masa depannya
telah tertutup dan nafsu yang tertahan oleh disiplin yang menindas. Contoh: perbudakan.
d. Max Weber
Karya penting dari Weber berjudul The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism
yang berisi hubungan antara Etika Protestan dalam hal ini Sekte Kalvinisme dengan
munculnya perkembangan kapitalisme.
Menurut Weber, ajaran Kalvinisme mengharuskan umatnya untuk bekerja keras
dengan harapan dapat menuntun mereka ke surga dengan syarat bahwa keuntungan dari
hasil kerja keras tidak boleh untuk berfoya-foya atau bentuk konsumsi lainnya. Hidup
sederhana dan melarang segala bentuk kemewahan menjadikan para penganut agama ini
semakin makmur karena keuntungan yang dihasilkan ditanamkan kembali menjadi modal.
Dari sinilah menurut Weber kapitalisme di Eropa berkembang pesat.
Selain teori etika protestan, Max Weber juga mengemukakan teori verstehen yang
sangat terkenal. Baginya, sosiologi adalah ilmu yang memiliki kelebihan dari pada ilmuan
alam. Kelebihan tersebut terletak pada kemampuan sosiolog untuk memahami fenomena
sosial, sementara ilmuan alam tidak dapat memperoleh pemahaman serupa tentang perilaku
atom atau ikatan kimia. Kata pemahaman dalam bahasa Jerman adalah verstehen.
Dengan kata lain verstehen adalah suatu metode pendekatan yang berusaha untuk
mengerti makna yang mendasari dan mengitari peristiwa sosial dan historis. Pendekatan ini
bertolak dari gagasan bahwa tiap situasi sosial didukung oleh jaringan makna yang dibuat
oleh para aktor yang terlibat di dalamnya.
e. Karl Marx
Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas sosial
yang tertuang dalam tulisannya yang berjudul The Communist Manifest yang ditulis bersama
Friedrich Engels.
Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah
perjuangan kelas. Menurut Marx perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme
menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu kelas borjuis (majikan) terdiri dari orang-
orang yang menguasai alat produksi dan kelas proletar (buruh) yang tidak memiliki alat
produksi dan modal sehingga menjadi kelas yang dieksploitasi oleh kelas borjuis (majikan).
Asni, S. Sos.,M. Pd/MAN IC Kendari 12
Menurut Marx, suatu saat kelas proletar akan menyadari kepentingan bersama
dengan melakukan pemberontakan dan menciptakan masyarakat tanpa kelas. Meskipun
ramalan Marx tidak pernah terwujud tetapi pemikiran tentang stratifikasi dan konflik sosial
tetap berpengaruh terhadap pemikiran perkembangan sosiologi khususnya terkait dengan
kapitalisme.
f. Ferdinand Tonnies
Ferdinand Tonnies terkenal dengan teorinya mengenai Gemeinschaft dan
Gesellschaft sebagai dua bentuk yang menyertai perkembangan kelompok-kelompok
sosial. Gemeinschaft (paguyuban) adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat
kekal. Sedangkan Gesellschaft (patembayan) merupakan bentuk kehidupan bersama yang
merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu yang pendek.
3. Sejarah Sosiologi
Istilah sosiologi pertama kali diperkenalkan oleh Auguste Comte yang sampai saat ini
dikenal dengan Bapak Sosiologi Dunia. Aguste Comte memberikan peryataan bahwanya
objek kajian sosiologi adalah manusia atau masyarakat yang dipandang kedua hal tersebut saling
bekaitan secara keseluruhan.
Jauh sebelum Auguste Comte memberikan pandangan tentang Ilmu ini, di dalam
perkembangan yang ada di dunia Arab (Islam), Kajian masyarakat telah diperkenalkan oleh Ibnu
Khaldun pada Tahun 1332 sampai tahun 1406. Dalam buku Muqaddimah karya Ibnu Khaldun,
terdapat pemikiran sosiologis lebih terperinci dan sangat maju sehingga ia sering juga disebut
sebagai peletak batu pertama dalam sejarah kajian ilmu sosiologi sebagai ilmu.
a. Sejarah Awal Perkembangan Sosiologi
Sosiologi tumbuh dari gejolak sosial sejak terjadinya revolusi industri dan revolusi
Perancis. Revolusi ini menyebabkan terjadinya urbanisasi, pengekploitasian pekerja anak-
anak, demokratisasi dan lain sebaginya. Tradisi lama tidak mampu untuk menjawab lagi
perubahan tersebut. Saat bersamaan berkembang metode ilmiah pada bidang ilmu kimia dan
fisika. Banyak rahasia alam terungkap. Karena tradisi tidak lagi dapat menjawab persoalan
perubahan dalam kehidupan makhluk sosial, maka dicarilah metode ilmiah (seperti metode
ilmiah dalam ilmu alam) untuk memberikan jawaban atas persoalan tersebut. Dari situlah
tahap awal perkembangan lahirnya Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.
b. Sejarah Sosiologi Abad ke-19
Atas dinamika kelompok sosial yang terjadi di Negara Prancis, Auguste Comte sebagai
cedekiawan yang lahir pada tahun 1798 memiliki kekhawatiran yang mendalam atas keadaan
negaranya, puncak kekhawatirannya saat terjadi Revolusi Prancis. Yang banyak
menimbulkan atau menciptakan dampak negatif perubahan sosial, salah satunya terjadinya
konflik antarkelas dalam masyarakat yang seolah memberikan arah pada sikap anarkisme di
dalam kehidupan masyarakat.
Konflik ini dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan masyarakatnya dalam mengatasi
perubahan atau hukum-hukum seperti yang dapat digunakan untuk mengatur stabilitas
masyarakat. Atas dasar ini, Comte pada abad ke- 19 melakukan instrumen pesnelitian sosial
tentang masyarakat sehingga perlu ditingkatkan menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri.
Dengan penelitian sosial yang didasarkan pada metode ilmiah inilah sosiologi lahir sebagai
ilmu pengetahuan pada abad 19, dengan pendiri sekaligus pencipta namanya adalah Auguste
Comte, sebagimana hal ini tertuang dalam buku berjudul Cours de Philosophie Positive.
c. Sosiologi di Indonesia
Sebelum terjadinya gejolak pada Perang Dunia II perkembangan ilmu sosiologi yang
ada dalam kajian keilmuah hanya dianggap sebatas pembantu bagi keperluan ilmu-ilmu
Asni, S. Sos.,M. Pd/MAN IC Kendari 13
pengetahuan lainnya, khususnya kejadian ini berlaku di Indonesia. Akan tetapi setelah
Indonesia merdeka, tepatnya pada saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sosiologi
mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Perkembangan ini menjadi cikal bakal
adanya sejarah Ilmu Sosiologi sebagai Ilmu pengetahuan di Indonesia. Untuk pelaksanaan
materi penyampaian Ilmu Sosiologi, pertama kali dilakukan sistem perkuliahan Sosiologi,
yang diberikan oleh Soenario Kolopaking pada Tahun 1948.
Perkuliahan sosiologi pertama kali di Indonesia ini lakukan pada Akademi Ilmu Politik
Yogyakarta, yang pada saat ini Akedemi Politik berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik UGM (Univeritas Gajah Madah). Maka tak khayal jurusan sosiologi pertama dan
tertua di Indonesia adalah Jurusan Sosiologi di UGM.
d. Sejarah Akhir Perkembangan Sosiologi
Sejarah akhir perkembangan Ilmu Sosiologi sebagai Ilmu pengetahuan adalah
munculnya paradigma bahwa pembangunan yang ada di dalam perkembangan suatu negara,
bukan hanya di ukur dalam pembangunan infrastruktur, atau pembangunan SDA, akan tetapi
yang jauh lebih penting adalah pembangunan dalam SDM (Sumber Daya Manusia). Dengan
posisi tersebut, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan pada akhirnya memberikan solusi atas
permasalah yang terjadi. Salah satunya dengan memberikan berbagai cabang dalam Ilmu
Pengetahuan Sosiologi.
Sosiologi yang berkembang dalam masyarakat memiliki beberapa cabang yang
disesuaikan dengan bidang keilmuannya. Berikut ini kita akan membahas beberapa cabang
sosiologi.
1) Sosiologi Pendidikan, cabang sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-
masalah pendidikan yang fundamental. Masalah-masalah itu muncul sebagai akibat
perubahan zaman, seperti perubahan masyarakat dari pertanian menuju adanya berbagai
sarana pendidikan, seperti gedung sekolah, buku-buku pelajaran dan fasilitas lainnya.
2) Sosiologi Agama, mempelajari mengenai perilaku manusia yang berhubungan dengan
keyakinan yang dipeluknya, peranan agama sebagai pranata sosial, peranan agama dalam
perubahan masyarakat, dan peranan agama sebagai agen pengendalian sosial.
3) Sosiologi Hukum, mempelajari kaitan antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat
dengan hukum, antara lain perilaku masyarakat dalam hubungannya dengan hukum yang
berlaku, peranan hukum dalam masyarakat, dan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan
hukum yang ada dalam masyarakat.
4) Sosiologi Keluarga, membahas kegiatan atau interaksi antara fenomena yang terjadi
dalam masyarakat dengan keluarga, antara lain peranan keluarga dalam masyarakat,
peranan keluarga dalam perubahan sosial, dan beberapa bentuk keluarga yang ada dalam
masyarakat.
5) Sosiologi Industri, mengkaji hubungan antara fenomena sosial yang terjadi dalam
masyarakat dengan kegiatan industri. Peranan industri dalam perubahan sosial, aktivitas
yang berhubungan dengan kegiatan pokok ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi),
serta hubungan industri dengan berbagai struktur yang ada dalam masyarakat.
6) Sosiologi Pembangunan, mengkaji masyarakat dan segala pola aktivitasnya di alam
pembangunan. Sosiologi menghendaki pembangunan yang dilaksanakan di masyarakat
tidak hanya mengejar aspek materiilnya saja, melainkan juga memerhatikan masyarakat
yang ada di sekitarnya. Beberapa materi yang dipelajari dalam sosiologi pembangunan
antara lain pengaruh pembangunan dalam perubahan sosial, peranan pembangunan dalam
kehidupan masyarakat, dan peranan pembangunan terhadap perekonomian masyarakat.
7) Sosiologi Politik, mempelajari tentang fenomena politik dengan mengaitkan variabel
sosial dan variabel politik dalam wujud saling keterkaitan antara struktur sosial dan
lembaga politik atau antara masyarakat dan negara. Dengan demikian sosiologi politik
bertujuan mengkaji hubungan antara fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat
dengan kegiatan-kegiatan politik.
Asni, S. Sos.,M. Pd/MAN IC Kendari 14
8) Sosiologi Pedesaan, mempelajari masyarakat pedesaan dan segala pola interaksi yang
dilakukannya sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Materi yang dipelajari dalam
sosiologi pedesaan antara lain mata pencaharian hidup, pola hubungan, pola pemikiran,
serta sikap dan sifat masyarakat pedesaan dalam kehidupan sehari-hari.
9) Sosiologi Perkotaan, mempelajari masyarakat perkotaan dan segala pola interaksi yang
dilakukan sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Materi yang dipelajari antara lain
mata pencaharian hidup, pola hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, dan
pola pikir dalam menyikapi suatu permasalahan.
10) Sosiologi Kesehatan, bertujuan mengkaji cara penerapan berbagai teori sosiologi dalam
menganalisis masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Cabang sosiologi
ini berusaha untuk mengkaji perilaku sakit, perilaku sehat, peran sehat, dan peran para
anggota masyarakat.
Selain sebagai ilmu, sosiologi juga merupakan sebagai metode. Dengan demikian,
sosiologi setidaknya harus mencakup pengetahuan dasar tentang: (1) kedudukan dan peran
sosial individu dalam keluarga, kelompok sosial, dan masyarakat, (2) nilai-nilai dan norma-
norma sosial yang mendasari dan sekaligus memmengaruhi sikap dan perilaku hubungan-
hubungan sosial dalam masyarakat, (3) masyarakat dan kebudayaan daerah sebagai
submasyarakat dan kebudayaan nasional Indonesia, (4) perubahan sosial budaya yang terus
menerus berlangsung, baik yang disebabkan oleh faktor-faktor internal maupun faktor-faktor
eksternal, dan (5) masalah-masalah sosial budaya yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengkaji masalah-masalah sosial yang mendasar seperti di atas, sosiologi
mengembangkan suatu metode penelitian yang dikenal dengan istilah metode sosiologi. Metode
yang dipakai dalam penelitian sosiologi pada umumnya lebih dari satu metode keilmuan
mengingat kompleksitas fenomena masyarakat yang menjadi objek penelitian. Adapun metode
yang lazim dipakai dalam penelitian sosiologi antara lain:
a. Metode kualitatif merupakan metode sosiologi yang menekankan pengumpulan data yang
berupa kata-kata. Metode ini dipakai apabila subjek penelitian tidak dapat diukur. Terdapat
tiga macam metode kualitatif, yakni metode historis, metode komparatif, dan metode studi
kasus.
1) Metode historis adalah metode yang dipergunakan untuk mencari dan sekaligus
menganalisis data yang berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa yang lampau
dalam rangka memperoleh gambaran umum tentang fenomena kehidupan masyarakat yang
terjadi pada masa silam. Contohnya adalah penelitian tentang pengaruh kolonialisme
dalam peri kehidupan masyarakat Indonesia. Masalah seperti itu dapat dikaji dengan
menggunakan metode historis.
2) Metode komparatif adalah metode sosiologi yang dikembangkan melalui kegiatan
perbandingan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dalam suatu masyarakat. Metode
komparatif dapat bersifat horisontal meupun bersifat vertikal. Metode komparatif
horisontal dapat dilakukan dengan cara melakukan studi perbandingan terhadap fenomena
yang terjadi pada masyarakat yang satu dengan fenomena yang terjadi pada masyarakat
yang lain dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan metode komparatif vertikal dapat
dilakukan dengan cara melakukan studi perbandingan terhadap fenomena yang terjadi pada
masyarakat sekarang dengan fenomena yang terjadi pada masyarakat pada masa yang
lampau.
3) Metode studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu masyarakat
tertentu dalam rangka mengkaji secara mendalam fenomena-fenomena yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat tersebut.
Sosiologi bukanlah merupakan ilmu yang berdiri sendiri. Dalam teori dan prakteknya,
sosialisasi juga mempunyai keterkaitan dengan ilmu-ilmu lain, seperti ilmu sejarah, ekonomi,
ilmu politik, hukum, antropologi dan psikologi.
a. Sosiologi dan Sejarah. Kedua ilmu ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu sosial dan
menyoroti tindakan manusia dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Sejarah
meyoroti terutama pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Di lain pihak
sosiolog tertarik pada proses-proses sosial yang dihasilkan dari peristiwa-peristiwa yang
terjadi. Dengan kata lain sejarawan hanya menyoroti hal-hal yang unik saja yang dimiliki oleh
masing-masing peristiwa, sedangkan sosiolog menyoroti peristiwa secara menyeluruh, tetap
dan berulang. Artinya sejarah menyoroti persamaan-persamaan pada peristiwa yang ada dari
peristiwa-peristiwa yang berbeda. Contoh, sejarawan, menyoroti perang Dunia 1 dan perang
Dunia 2, dan perang lainnya yang terjadi pada waktu yang berbeda. Sosiolog dalam hal ini
menyoroti tidak pada msing-masing perang yang terjadi tetapi lebih kepada perang itu sendiri
secara keseluruhan dimana perang dianggap sebagai fenomena sosial yaitu sebagai salah satu
jenis konflik diantara kelompok sosial.
b. Ekonomi, Ilmu politik, Hukum, dan Sosiologi.
Alur Pemikiran
Sosiolog merupakan seseorang yang memiliki pengetahuan dan pendidikan dengan latar
belakang ilmu sosiologi. Melalui pengetahuan sosiologi, sosiolog berperan sebagai berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Elisanti dan Tintin Rostini. 2009. Sosiologi 1; untuk SMA / MA Kelas X. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi; Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial;
untuk SMA/MA Kelas X. Esis Erlangga. Jakarta.
Wida Widianti. 2009. Sosiologi 1; untuk SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.
http://blog.unnes.ac.id/ardhinoorkhansy03/2017/10/20/sosiologi-sebagai-ilmu-sosial/. Akses, Juni
2020.
https://www.kajianpustaka.com/2020/03/mobilitas-sosial.html. Akses, Juni 2020.
https://www.romadecade.org/pengertian-sosiologi/#!. Akses, Juni 2020.
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/466/jbptunikompp-gdl-sangrajuli-23259-2-02.babi-i.pdf. Akses,
Juni 2020.
Asni, S. Sos.,M. Pd/MAN IC Kendari 21
https://www.academia.edu/8452325/BAB._II_TEORI-TEORI_SOSIOLOGI_2.1._Tokoh-
tokoh_yang_Mempengaruhi_Perkembangan_Sosiologi. Akses, Juni 2020.