No. Pendapatan per bulan No. Pendapatan per bulan No Pendapatan per bulan
(juta rupiah) (juta rupiah) (Juta rupiah)
1 88 26 64 51 73
2 33 27 69 52 75
3 49 28 65 53 64
4 69 29 63 54 49
5 55 30 72 55 56
6 68 31 69 56 66
7 54 32 75 57 68
8 41 33 72 58 48
9 78 34 54 59 66
10 64 35 46 60 38
11 31 36 44 61 74
12 67 37 62 26 56
13 63 38 55 63 20
14 72 39 78 64 69
15 68 40 56 65 84
16 53 41 58 66 79
17 57 42 74 67 81
18 64 43 69 68 68
19 75 44 82 69 85
20 68 45 67 70 65
21 76 46 76
22 62 47 48
23 55 48 35
24 79 49 73
25 58 50 53
Sumber: Data primer
Statistik menyediakan metode untuk mengolah dan menyajikan data dengan membentuk tabel
distribusi frekuensi sehingga menjadi satu tabel ringkas seperti di bawah ini.
Tabel distribusi frekuensi kita juga bisa disusun ke dalam Tabel distribusi relatif atau Persentase
sebagai berikut:
Tabel ini berguna untuk mengetahui persentase pedagang yang pendapatannya ada pada kisaran-
kisaran sesuai dengan kelas, misalnya kita tahu bahwa ada 1 orang atau 1,43% pedagang yang
pendapatannya per bulan berkisar anatara 20 – 29 juta rupiah per bulan; ada 4 orang atau 5,71 %
pedagang yang pendapatannya berkisar 30 – 39 juta rupiah per bulan; dstnya.
Bentuk tabel distribusi lainnya adalah Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif, seperti contoh berikut:
Frekuensi kumulatif klas pertama= sama dengan frekeunsi absolut yaitu 1, artinya ada 1 pengusaha
yang modalnya 29 sampai 20 juta rupiah atau yang kurang dari 30 juta rupiah;
Frekuensi kumulatif kelas ke dua=5 diperoleh dari frekuensi absolut kelas 1 ditambah frekuensi
absolut kelas ke dua atau 1+4, artinya ada 5 pengusaha yang modalnya 39 sampai 20 juta atau
kurang dari 40 juta rupiah.
Frekuensi kumulatif kelas ke tiga=12 diperoleh dari frekuensi absolut kelas 1 ditambah frekuensi
absolut kelas ke dua ditambah frekuensi absolut kelas ketiga atau 1+4+7, artinya ada 12 pengusaha
yang modalnya 49 sampai 20 juta atau kurang dari 50 juta rupiah....Begitu seterusnya!
Penjelasan:
Nilai tengan kelas ke-tiga diperoleh dengan cara (40+49)/2=44,5 ..... Begitu seterusnya
TEPI KELAS
Pada penjelasan tahapan pembentukan tabel distribusi frekuensi tentang batas-batas kelas ada
batas kelas bawah, yaitu 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80 dan ada batas kelas atas, yaitu 29, 39, 49, 59, 69,
79. Batas-batas kelas ini merupakan batas semu atau bukan merupakan batas kelas yang
sebenarnya. Adapun batas kelas yang sebenarnya tidak lain adalah tepi kelasnya:
Tepi kelas bawah Batas kelas bawah Batas kelas atas Tepi kelas atas
19,5 20 - 29 29,5
29,5 30 - 39 39,5
39,5 40 - 49 49,5
49,5 50 - 59 59,5
59,5 60 - 69 69,5
69,5 70 - 79 79,5
79,5 80 - 89 89,5
Penjelasan:
Sebelum menghitung tepi kelas, terlebih dahulu hitung beda atau selisih antara batas kelas bawah
kelas kedua, yaitu 30, dengan batas kelas atas kelas pertama, yaitu 29. Bedanya adalah 30-29=1
Selanjutnya beda tersebut dibagi 2, yaitu 1:2=0,5. Setelah itu bari dihitung tepi kelas, yaitu:
Tepi klas bawah kelas pertama adalah 20 - 0,5 =19,5 Tepi klas atas kelas pertama adalah 29 + 0,5 =29,5
Tepi klas bawah kelas ke dua adalah 30-0,5 =29,5 Tepi klas atas kelas ke dua adalah 39+0,5 =39,5
Tepi klas bawah kelas ke tiga adalah 40-0,5 =39,5 Tepi klas atas kelas ke tiga adalah 49+0,5 =49,5
Begitu seterusnya
Catatan: Jika bedanya 0,1 maka (0,1)/2 =0,05 dan perhitungan tepi kelasnya menjadi:
Tepi kelas bawa = batas kelas bawah – 0,05. Tepi kelas atas= batas kelas atas + 0,05
Distbusi frekuensi dapat dilengkapi dengan grafik, misalnya grafik batang atau yang dinela dengan
HISTOGRAM. Histogram distribusi frekuensi dapat digambar dengan dua cara, yaitu dengan
menggunakan batas kelas, atau bisa juga dengan menggunakan tepi kelas.
p 20
e
d 15
a
g 10
a
n 5
g
0
24.5 34.5 44.5 54.5 64.5 74.5 84.5
Nilai Tenhgah Pendapatan ( Jutaan rupiah)
Perhatikan jika Histogram yang digambar menggunakan batas kelas maka ada jarak antara batang
yang satu dengan batang yang lainnya, jarak ini setara dengan beda antara batas kelas atas suatu
kelas dengan batas kelas bawah kelas berikutnya, dalam hal ini bedanya adalah 1.
Cantoh: histogram dengan menggunakan tepi kelas: maka tidak ada jarak antar histogram.
0
24.5 34.5 44.5 54.5 64.5 74.5 84.5
Nilai Tengah Pendapatan ( Jutaan rupiah)
Jadi menggambar histogram menggunakan tepi kelas tidak ada jarak antar histogram, karena tepi
kelas atas suatu kelas sama dengan tepi kelas bawah kelas berikutnya.
GRAFIK POLIGON:
Grafik Poligon adalah grafik garis yang menghubungkan nilai (titik) tengah bagian atas setiap
histogram.
0
24.5 34.5 44.5 54.5 64.5 74.5 84.5
Nilai Tenhgah Pendapatan ( Jutaan rupiah)
KURVA.
Kurva adalah grafik Poligon yang di haluskan, menyerupai grafik fungsi kontinu.
Jumlah Pedagang
TUGAS MINGGUKE-2: di bawah ini disajikan data IPK mahasiswa Semester II Klas E D3 Akuntansi FEB
Unram Tahun 2020.
Tugas:
1. Olah data IPK diatas kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi (absolut)! Cantumkan pula
nilai tengah pada setiap kelas!
2. Olah data IPK di atas ke dalam bentuk Tabel distribusi Frekuensi Persentase!
3. Olah data IPK di atas ke dalam bentuk Tabel distibusi Frekuensi Kumulatif!
4. Gambar grafik Histogram dan Poligonnya!