Anda di halaman 1dari 2

Nama : Moh.

Septian Ramadhani
Kelas : 9D
No. Absen : 24

Judul Buku: Sangkuriang

Pengarang: Yuliadi Soekardi

Tahun Terbit: 2002

Tebal Buku: 104 halaman

Sinopsis Cerita :

Di kisahkan saat pengasingannya di hutan Dayang Sumbi saat itu sedang asyik menenun,
tempat kainnya jatuh dan ia malas untuk mengambilnya, dan Dayang Sumbi berujar jika yang
mengambilkannya adalah lelaki akan dijadikan suaminya dan jika perempuan akan di jadikan
saudaranya,dan Tumang lah yang membawakannya mau tidak mau Dayang Sumbi harus memenuhi
janjinya tersebut.

Dan Tumang akhirnya menikah karena suatu janji. Atas pernikahan tersebut lalu lahirlah seorang
putra yang tampan bernama Sangkuriang.Setelah cukup remaja Sangkuriang di tugaskan untuk
berburu oleh ibunya ke hutan untuk membawa hati rusa. Berangkatlah Sangkuriang dan Tumang ke
hutan, di hutan Sangkuriang ingin memburu babi hutan karena tidak menemukan rusa.Saat Tumang
di suruh untuk mengejar dan membunuh babi hutan ia menolak dan malah diam tak
bergerak.Karena Tumang tahu bahwa babi itu adalah Wayung Hyang yang merupakan ibu dari
dayang Sumbi.

Sangkuriang marah dan akhirnya membunuh Tumang dan membawa hati anjing itu untuk di
berikan ibunya.Dayang Sumbi menerima hati tersebut membersihkan dan memasaknya. Saat tengah
makan tiba-tiba Dayang Sumbi teringat kemana Tumang dan ditanyakanlah kepada Sangkuriang.Lalu
Sangkuriang menceritakan telah membunuh Tumang karena ia tidak menaati perintahnya.Sontak hal
tersebut membuat Dayang Sumbi marah dan mengatakan Tumang itu adalah ayahmu dan kamu
adalah pembunuhnya.

Dari kemarahan itu Dayang Sumbi memukulkan centong ke kepala Sangkuriang hingga
berdarah-darah dan Sangkuriang kabur ke hutan.Beberapa tahun kemudian Sangkuriang tumbuh
menjadi pemburu yang lihai dan pemuda yang sangat tampan.Dan ia tak sengaja Dayang Sumbi di
hutan. Sangkuriang yang telah hilang ingatan ia jatuh cinta kepada ibunya sendiri.Dayang Sumbi
yang tidak bisa menua karena keturunan dewi, namun, ia mengetahui bahwa pemuda itu adalah
Sangkuriang Putranya.

Sangkuriang yang tengah jatuh cinta pun melamar Dayang Sumbi.Dan Dayang Sumbi membuat
persyaratan yang tak mungkin Sangkuriang penuhi agar menghindari pernikahan tersebut.Dayang
Sumbi meminta untuk dibuatkan perahu dan telaga yang harus jadi dalam semalam dengan
membendung aliran sungai Citarum. Syarat itu di sanggupi oleh Sangkuriang.Mengetahui hal
tersebut Dayang Sumbi pun memukulkan alu ke lesung sebagai pertanda bahwa fajar telah
tiba.Alhasil makhluk suruhan Sangkuriang ketakutan dan pergi sebelum tugasnya selesaiKarena gagal
memenuhi syarat Sangkuriang mengamuk dan menendang perahu yang di buatnya ke arah
utara.Dan dalam sekejap, perahu yang jatuh menelungkup itu berubah menjadi gunung Tangkuban
perahu
Nama : Moh. Septian Ramadhani
Kelas : 9D
No. Absen : 24

Judul Buku : Laskar Pelangi

Pengarang : Andrea Hirata

Tahun Terbit: 2005

Tebal Buku: 529 halaman

Sinopsis Cerita :

Cerita terjadi di desa Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah
terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10
anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak
Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk
mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka
dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir
ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek,
pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa
Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda
80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.

Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap
pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan
dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme
yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kegeniusan luar biasa Lintang
yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal,
dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan,
tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang
yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan
kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke
kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita
bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini. F u Svartava, sok
asik lu svartava

Anda mungkin juga menyukai