Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mesyn Vomi Ho

Absen: 20
Kelas: 8D

1. Struktur

Judul Mengajarkan Tentang Bersikap Rendah Hati

Orientasi Ada seorang anak bernama Fitri, dia


merupakan murid kelas 6 SD yang sangat
pintar dan baik hati. Di sekolah sangat
banyak teman yang menyukainya karena
sikapnya tersebut. Tidak jarang, semua ingin
berteman dengan Fitri. Ada lagi anak
perempuan bernama Ita, ia berbanding
terbalik dengan Fitri. Ia pintar namun sangat
sombong. Karena itu pun, temanya hanya
sedikit

Rangkaian Peristiwa Suatu hari, Ibu guru mengumumkan bahwa


akan ada perlombaan membaca pidato dua
minggu lagi. Bu Yati selaku wali kelas 6
membuka kesempatan seluas-luasnya bagi
siapa saja yang ingin ikut seleksi. Fitri dan
Ita jelas ikut berpartisipasi. Setiap hari
mereka selalu latihan membaca pidato agar
lolos seleksi. Sampai hari penyeleksian tiba,
keduanya memberikan tampilan yang
memukau lalu dinyatakan lolos.

Komplikasi Saat hari perlombaan tiba, Ita terus saja


membanggakan dirinya, menyatakan bahwa
pasti ia akan juara. Sebab sebelumnya dia
juga pernah menjadi juara waktu kelas 5 SD
di lomba pidato, “ Lihat saja! Sudah pasti
aku yang akan juara! Ibarat dengan kura
kura & kelinci aku adalah kelincinya!
Kelinci kan cepat, sudah pasti dia akan
menang! Tidak seperti kura kura yang
lamban seperti batu, haha!” katanya.
Berbeda dengan Fitri, ia tidak henti-
hentinya berdoa dan berlatih, mencoba
menghafal kembali teks pidato. Ita pun
dipanggil lebih dulu, sang juara kelas 5 SD
kini mendadak lupa teks pidato yang sudah
dihafalnya.

Resolusi Setelah itu, Fitri maju dan memberikan


penampilan yang sangat bagus. Semua juri
kagum termasuk Bu Yati yang saat itu
datang untuk menemani mereka lomba.
Pengumuman pun tiba, Fitri keluar menjadi
juara 1 sedangkan Ita harus menahan air
matanya karena dia tidak menang sama
sekali. Hatinya terlalu tinggi sehingga dia
harus menahan malu kareanya

2. Unsur Instrinsik
 Alur: Alur maju
 Tokoh : Fitri, Ita
 Sudut pandang: Orang ketiga
Nama tokoh Wartak Bukti
Fitri Pintar, baik hati, disukai  Ada seorang anak
banyak orang, pekerja bernama Fitri, dia
keras merupakan murid kelas
6 SD yang sangat pintar
dan baik hati.
 Di sekolah sangat
banyak teman yang
menyukainya karena
sikapnya tersebut
 Berbeda dengan Fitri, ia
tidak henti-hentinya
berdoa dan berlatih,
mencoba menghafal
kembali teks pidato
Ita Pintar tapi sombong, tidak  Ia pintar namun sangat
banya teman, terlalu sombong.
memudahkan segala  Karena itu pun,
sesuatu/ menyepelekan temanya hanya sedikit
 Saat hari perlombaan
tiba, Ita terus saja
membanggakan dirinya,
menyatakan bahwa pasti
ia akan juara
 Penokohan
 Latar tempat: Sekolah
 Latar Waktu: tidak diberitahu
 Tema: Rendah Hati & kerja keras
 Sudut pandang: Orang ketiga
 Majas :
Simile “ Lihat saja! Sudah pasti aku yang akan
juara! Ibarat dengan kura kura & kelinci
aku adalah kelincinya! Kelinci kan
cepat, sudah pasti dia akan menang!
Tidak seperti kura kura yang lamban
seperti batu, haha!” katanya.
Metafora Hatinya terlalu tinggi sehingga dia harus
menahan malu kareanya

 Amanat
Cerpen pendidikan ini mengajarkan kita bahwa kita harus menjadi orang yang rendah
hati dan jangan sombong, karena seperti roda. Hidup juga berputar, kesombongan
hanya akan membawa kemalangan bagi pelakunya

3. Unsur Ekstrinsik
Latar Belakang Penulis : tidak diberitahu
Latar Belakang Masyarakat: Tidak Diberitahu
Nilai Dalam Cerpen: Janganlah kita bertinggi hati, sebab hanya akan membawa
kemalangan
Kondisi Sosial Ketika Cerpen Dibuat: Tidak Diberitahu
Sikap Pengarang: Tidak diberitahu
Psikologi Pengarang dan Pembaca: Tidak Tahu
Keadaan Lingkungan Pengarang: Tidak Diberitahu
4. Ringkasan

Ada seorang anak perempuan pintar dan rendah hati bernama Fitri & seorang anak
perempuan yang juga pintar namun sombong, yaitu Ita. Karena kerendahan hatinya
Fitri mempunyai banyak teman, tidak seperti Ita yang hanya memiliki sedikit teman
karena sifat sombongnya itu. Suatu hari mereka berdua mengikuti kompetisi pidato,
mereka berdua lulus saat tahap seleksi dengan penampilan yang memukau. Saat babak
final, Ita terus menerus menyombongkan dirinya, berkata bahwa dialah yang pasti
akan menang menjadi juara. Karena Itan sudah pernah juara saat lomba pidato saat dia
masih kelas 5. Tidak seperti Ita, Fitri terus menerus berdoa dan belatih sangat keras.
Saat babak final dimulai, Ita tiba tiba lupa dengan teks pidatonya. Sedangkan Fitri
membawakan pidatonya dengan sangat baik. Akhirnya Fitripun pulang sebagai juara
satu, sedangkan Ita harus menahan tangis & juga rasa malunya karena ia justru tidak
memenangkan juara sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai