B Indo Cerpen
B Indo Cerpen
Absen: 20
Kelas: 8D
1. Struktur
2. Unsur Instrinsik
Alur: Alur maju
Tokoh : Fitri, Ita
Sudut pandang: Orang ketiga
Nama tokoh Wartak Bukti
Fitri Pintar, baik hati, disukai Ada seorang anak
banyak orang, pekerja bernama Fitri, dia
keras merupakan murid kelas
6 SD yang sangat pintar
dan baik hati.
Di sekolah sangat
banyak teman yang
menyukainya karena
sikapnya tersebut
Berbeda dengan Fitri, ia
tidak henti-hentinya
berdoa dan berlatih,
mencoba menghafal
kembali teks pidato
Ita Pintar tapi sombong, tidak Ia pintar namun sangat
banya teman, terlalu sombong.
memudahkan segala Karena itu pun,
sesuatu/ menyepelekan temanya hanya sedikit
Saat hari perlombaan
tiba, Ita terus saja
membanggakan dirinya,
menyatakan bahwa pasti
ia akan juara
Penokohan
Latar tempat: Sekolah
Latar Waktu: tidak diberitahu
Tema: Rendah Hati & kerja keras
Sudut pandang: Orang ketiga
Majas :
Simile “ Lihat saja! Sudah pasti aku yang akan
juara! Ibarat dengan kura kura & kelinci
aku adalah kelincinya! Kelinci kan
cepat, sudah pasti dia akan menang!
Tidak seperti kura kura yang lamban
seperti batu, haha!” katanya.
Metafora Hatinya terlalu tinggi sehingga dia harus
menahan malu kareanya
Amanat
Cerpen pendidikan ini mengajarkan kita bahwa kita harus menjadi orang yang rendah
hati dan jangan sombong, karena seperti roda. Hidup juga berputar, kesombongan
hanya akan membawa kemalangan bagi pelakunya
3. Unsur Ekstrinsik
Latar Belakang Penulis : tidak diberitahu
Latar Belakang Masyarakat: Tidak Diberitahu
Nilai Dalam Cerpen: Janganlah kita bertinggi hati, sebab hanya akan membawa
kemalangan
Kondisi Sosial Ketika Cerpen Dibuat: Tidak Diberitahu
Sikap Pengarang: Tidak diberitahu
Psikologi Pengarang dan Pembaca: Tidak Tahu
Keadaan Lingkungan Pengarang: Tidak Diberitahu
4. Ringkasan
Ada seorang anak perempuan pintar dan rendah hati bernama Fitri & seorang anak
perempuan yang juga pintar namun sombong, yaitu Ita. Karena kerendahan hatinya
Fitri mempunyai banyak teman, tidak seperti Ita yang hanya memiliki sedikit teman
karena sifat sombongnya itu. Suatu hari mereka berdua mengikuti kompetisi pidato,
mereka berdua lulus saat tahap seleksi dengan penampilan yang memukau. Saat babak
final, Ita terus menerus menyombongkan dirinya, berkata bahwa dialah yang pasti
akan menang menjadi juara. Karena Itan sudah pernah juara saat lomba pidato saat dia
masih kelas 5. Tidak seperti Ita, Fitri terus menerus berdoa dan belatih sangat keras.
Saat babak final dimulai, Ita tiba tiba lupa dengan teks pidatonya. Sedangkan Fitri
membawakan pidatonya dengan sangat baik. Akhirnya Fitripun pulang sebagai juara
satu, sedangkan Ita harus menahan tangis & juga rasa malunya karena ia justru tidak
memenangkan juara sama sekali.