NAAKUBMEP
Oleh: Thoriq Fajar Setiawan, Filza Aziza, Riski Kadriansari, Agung Pamungkas, Haris
Yusron, & Sulton Amil Muhammad
nad alolegnem kutnu nakulrepid tagnas laisapsoeG isamrofnI ini taaS
gnay laisapsoeG isamrofnI naaidesretek ,lanoisan nanugnabmep nakgnabmegnem
Editor: Dani Nur Martiana
naanacnerep irad isneisfie nad satfiitkefe malad nanimaj utas halas nakapurem kiab
isnetop narabesrep nad naaidesreteK .lanoisan naatemep nupuata nanugnabmep
naHak
gnecipta
d nak© 2019
taa fnampada
ret taBadan
pad nInformasi
aka nanugGeospasial
nabmep malad amatu ladom iagabes haread
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip dan memperbanyak sebagian
.kiab nagned nakatepret nad isasiratnevniret halet akij kiab
atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit
All right reserved
halmuj malad GI atad naaideynep tutnunem nanugnabmep kutnu lanoisan margorP
kutnU .aynatad satilauk agajnem patet aguj ipat ,tapec gnay sesorp ,nakfiingis gnay
Diterbitkan pertama kali oleh Badan Informasi Geospasial
igolonket adap tapec gnutihret gnay naalolegnep nagned taruka gnay GI naklisahgnem
halada )D2( isnemid 2 laisaps atad helorepmem kutnu fitanretla arac akam ,naatemep
ayCetakan
nnahaloPertama:
gnep maOktober
lad gnay2019
,)TRSC( iggnit isuloser tiletas artic naktaafnamem nagned
Tata Letak & Desain Sampul: Dani Nur Martiana
rihkatum nad ,udapret ,taruka ,lited araces naatemep isakfiilauk taubmem tapad
gnay artic nahalognep nagned iapmas lortnok kitit narukugnep sesorp nagned
.isakfiitkerohtrO sesorp nakamanid
Badan Informasi Geospasial RI. Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)
naklisahid tapad GI atad nakparahid TRSC naadagnep nataigek aynada nagneD
Thoriq Fajar Setiawan, dkk.
nahutubePerkembangan
k iagabreb ihCitra
unemSatelit
em taTegak
pad raResolusi
ga tubeSangat
sret laTinggi
H .tapdan
ec nPenggunaannya
ad tapet arac/es
nahutuThoriq
bek naFajar
d anaSetiawan,
cneb ateP dkk.
,gn--auCibinong
R ataT lia: tBadan
eD anaInformasi
cneR kutGeospasial
nu atep itreRI,
pes2019.
lanoisan
iv, 25 hlm. : ilus. ; 26,5 cm. .aynnial
ISBN 978-602-6641-27-4
Akhir kata dengan telah terbitnya buku ini semoga dapat memberikan kontribusi untuk semakin
menyebarluaskan perkembangan dalam penyelenggaraan informasi geospasial kepada publik untuk
lebih mengenali serba-serbi pemetaan nasional.
Ida Herliningsih
SAMBUTAN/
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
Dalam perkembanganya, teknologi citra satelit telah mampu mencapai
berkat dan izin-Nya e-book yang berjudul Perkembangan Citra Satelit Tegak
ketelitian yang tinggi hingga mencapai kurang dari 1 meter. Teknologi
Resolusi Sangat Tinggi di Badan Informasi Geospasial (BIG) dapat tersusun. Buku
tersebut tentunya sangat membantu dalam pekerjaan pemetaan skala
ini disusun untuk memperingati Hari Informasi Geospasial ke-50. Diharapkan buku ini
DAFTAR ISI
besar. CSRT atau Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi dapat digunakan
dapat menambah khazanah pengetahuan mengenai IG nasional kepada semua
untuk berbagai kepentingan karena kemampuannya memvisualisasikan
pembaca dari berbagai kalangan terutama para pembaca dari sektor pemetaan. Akhir
objek dengan sangat detail.
kata dengan telah terbitnya buku ini semoga dapat memberikan kontribusi untuk
PENGERTIAN informasi di bidang IG kepada
semakin memenyebarluaskan 02
Dalam pemanfaatannya di BIG, CSRT digunakan untuk percepatan
khalayak umum,
CSRT
sehingga publik akan lebih mengenali serba serbi pemetaan nasional.
pemetaan skala besar terutama untuk keperluan pemetaan tematik
RDTR atau Rencana Detail Tata Ruang dan berbagai keperluan tematik
SEJARAH 04
lainnya seperti untuk peta bencana, dan lain sebagainya. Dari indeks
PENGGUNAAN Cibinong, September 2019
CSRT di BIG, kemajuan proses koreksi geometrik atau
CSRT yang tersedia
orthorektifikasi oleh BIG mencapai 37,936 % sedangkan yang saat ini
Kepala Bidang
INDEKS
masih dikerjakan yaitu 30,785 %. 06
KETERSEDIAAN DATA Pemetaan Rupabumi Skala Besar
PPRT BIG
Untuk kondisiCSRT
saat BIG
ini, CSRT sangat dibutuhkan untuk kepentingan
pemetaan di Indonesia. Yang menjadi tantangan BIG adalah bagaimana
DEM UNTUK 08
melakukan penyediaan data Citra Tegak CSRT dengan cepat dan
ORTHOREKTIFIKASI CSRT
memiliki akurasi yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.
Batoro Wisnu
TITIK KONTROL TANAH 10
UNTUK ORTHOREKTIFIKASI
CSRT
SEJARAH
PENGGUNAAN CSRT
Sejak disahkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 127 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi
Geospasial (BIG) , BIG memegang peranan penting dalam
perencanaan pembangunan di Indonesia dalam hal penyediaan
data dan informasi geospasial.
“Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BIG
dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggungjawab di bidang
perencanaan pembangunan nasional.”
Pada pasal 4 diatas disebutkan bahwa BIG dikoordinasikan oleh
Menteri yang bertanggung jawab di bidang perencanaan dan
pembangunan nasional, atau Menteri PPN/Kepala Bappenas,
dimana sebelumnya BIG dikoordinasikan oleh Menteri Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Dengan demikian diharapkan
penyediaan, pengelolaan, dan pemanfaatan informasi
geospasial dalam mendukung perencanaan pembangunan
nasional dapat lebih optimal.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diselenggarakan Rapat Koordinasi Penyediaan Citra
Satelit Resolusi Tinggi (Rakor CSRT) Tahun 2014 oleh BIG dengan LAPAN pada 11 Juni 2014
Hotel Borobudur Jakarta. Dalam rakor ini tampil sebagai narasumber 3 deputi sekaligus dari BIG
dan LAPAN, yaitu Deputi Bidang IGD BIG, Dodi Sukmayadi, Deputi Bidang IIG BIG, Yusuf
Surachman Djajadihardja dan Deputi Bidang Penginderaan Jauh LAPAN, Orbita Roswintiarti.
Rakor ini diselenggarakan sebagai pemenuhan amanat Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2012
tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan, dan Distribusi Data
Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi. Dalam Inpres tersebut, salah satu tugas BIG adalah
melakukan koreksi geometris terhadap citra satelit resolusi tinggi yang diperoleh dari LAPAN
untuk keperluan survei dan pemetaan.
CSRT memegang peranan penting dalam perencanaan pembangunan khususnya untuk wilayah
yang belum tersedia peta dasarnya. Keterbatasan dana dan waktu dalam pembuatan peta dasar
skala besar, CSRT merupakan quick win dimana menjadi alternatif sumber data. Dalam
perolehan, pengelolaan dan penyerbarluasan CSRT, BIG telah menandatangani kerja sama
dengan LAPAN. Dalam rangka mempercepat kebutuhan peta skala besar atau lebih detail
berskala 1:5000, BIG memanfaatkan CSRT bekerjasama dengan LAPAN sebagai penyedia data
penginderaan jauh di Indonesia. Untuk pelaksanaannya perlu disusun skema yang dapat
dijadikan acuan dalam berbagai pakai data tersebut.
Penggunaan CSRT, pada tahapan selanjutnya tidak terlepas dari proses penegakan citra atau
orthorektifikasi. Proses orthorektifikasi melibatkan CSRT, Ground Control Point (GCP) dan Digital
Elevation Model (DEM) untuk mendapatkan citra yang tegak atau terkoreksi geometrik.
Untuk perkembangan sampai saat ini di BIG proses pelaksanaan kegiatan Orthorektifikasi
menggunakan perangkat lunak Pixel Factory dari vendor Airbus yang memungkinkan melakukan
orthorektifikasi secara masif atau dengan cakupan area yang sangat luas dengan didukung
storage yang sangat besar pula.
06
INDEKS KETERSEDIAAN
DATA CSRT BIG
Citra yang digunakan BIG merupakan citra yang didapat melalui LAPAN
dari vendor swasta DigitalGlobe dan Airbus dengan sensor citra antara
lain Quickbird, GeoEye, Worldview 2, Worldview 3 dan Pleiades. Saat ini
data raw CSRT di BIG yang didapat dari LAPAN tersimpan di storage BIG
yaitu di Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial
(PPIG). Berikut Status Ketersediaan raw data CSRT yang tersedia di
BIG, status ketersediaan hingga tahun akuisisi 2018 bervariasi dari tahun
2013 sampai dengan 2018.
Data CSRT yang digunakan BIG dari Digital Globe yaitu GeoEye, Quickbird,
Worldview 2 dan Worldview 3, hanya tersedia sampai data akuisisi tahun
2015, sedangkan setelah tahun 2015 BIG hanya mengunakan citra satelit
Pleaides dari Air Bus . Berikut informasi mengenai indeks ketersediaan data
CSRT yang ada di BIG serta cakupan areanya dari masing-masing sensor
image. Akusisi data CSRT dari Digital Globe hanya tersedia sampai dengan
tahun 2015, sedangkan setelah tahun 2015 BIG hanya mengunakan citra
satelit Pleaides.
07
Tabel Ketersediaan Data Raw Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi di BIG
DEM UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI CSRT
Digital Elevation Model (DEM) sebagai
representasi muka bumi tiga dimensi (3D)
merupakan suatu produk Informasi Geospasial
Dasar (IGD) yang sangat dibutuhkan bagi
pembangunan nasional, DEM dapat
dimanfaatkan untuk berbagai bidang seperti,
perencanaan tata ruang wilayah, mitigasi
bencana alam, dan manajemen sumber daya alam, penarikan garis pantai. Sebagai salah satu Data
Geospasial Dasar maka DEM harus disediakan oleh BIG sesuai dengan amanah yang tertuang
dalam pasal 22 UU IG no. 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial. Saat ini Data DEM dengan
cakupan nasional yang homogen belum tersedia, sehingga publik menggunakan data DEM Global
yang tersedia free dari internet seperti SRTM dan ASTER-GDEM.
DEM Nasional dibangun dari beberapa sumber data meliputi data IFSAR (resolusi 5m),
TERRASAR-X (resolusi 5m) dan ALOS PALSAR (resolusi 11.25m), dengan menambahkan data
Masspoint hasil stereo-plotting. Resolusi spasial DEMNAS adalah 0.27-arcsecond, dengan
menggunakan datum vertikal EGM2008.
Data DEMNAS yang dirilis dipotong sesuai dengan Nomor Lembar Peta (NLP) skala 1:50.000 atau
1:25.000, untuk setiap Pulau atau Kepulauan. Ringkasan data set karakteristik DEMNAS, seperti
berikut:
09
Volume Pekerjaan Orthorektifikasi Citra Satelit Resolusi Tinggi yang sangat besar berimbas
pada kebutuhan pemenuhan titik kontrol tanah atau GCP (Ground Control Point)yang besar
pula. Pemenuhan volume titik GCP yang sangat besar tersebut tidaklah sebanding dengan
ketersediaan sumber daya manusia yang tersedia di Pusat Pemetaan Rupabumi dan
Toponim (PPRT), sehingga pada tahun 2017 mulai dengan kegiatan perapatan titik kontrol
tanah yang bekerja sama dengan pihak penyedia jasa. Sampai dengan tahun 2017 PPRT
telah melakukan pengukuran kurang lebih 85% dari kebutuhan titik kontrol tanah
berdasarkan pada ketersediaan CSRT tahun 2013-2015. Titik kontrol yang telah di ukur mulai
dari tahun 2016 sampai pada tahun 2017 adalah sebanyak 16.517 titik.
Titik kontrol yang telah diukur sampai dengan tahun 2017 berdasar Ketersediaan CSRT
2013-2015 belum meliputi 3 paket pekerjaan di Provinsi Kalimantan Barat, Papua Barat,
Maupun Maluku. Dalam hal pemenuhan kekurangan Titik Kontrol Tanah di 3 Paket tersebut,
maka pada tahun 2018 PPRT menyelenggarakan pengadaan perapatan titik kontrol tanah di
wilayah provinsi Papua Barat dan Kalimantan Barat. Selain itu, PPRT juga
menyelenggarakan perapatan titik untuk memenuhi kebutuhan instansi yang lain pada
wilayah antara lain di Riau-Jambi, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Tahun 2014
Pada tahun 2014, Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim telah mengadakan kegiatan
pengukuran GCP untuk keperluan orthorektifikasi citra SPOT yang memiliki resolusi 1,5 m.
Tahun 2015-Sekarang
Titik kontrol yang telah diukur mulai dari tahun 2016 adalah 4.162 titik. Sedangkan pada tahun
2017 sebanyak 23 Provinsi dengan jumlah titik kontrol 12355. Untuk tahun 2018 sebanyak 5
provinsi dengan jumlah titik kontrol 2058. Dan untuk 2019 ini sebanyak 5 paket pekerjaan
sedang dikerjakan dengan jumlah titik kontrol sejumlah 1915.
12
Jumlah
No Tahun Paket Pekerjaan Jumlah Titik No Tahun Paket Pekerjaan
Titik
1 2017 Aceh 699 18 2017 Kalimantan Timur 499
2 2017 Sumatera Utara 378 19 2017 Kalimantan Utara 138
3 2017 Sumatera Barat 392 20 2017 Papua 788
4 2017 Riau 716 21 2017 Maluku Utara 424
5 2017 Kepulauan Riau 508 22 2017 Jawa Timur 358
6 2017 Jambi 460 23 2017 Sulawesi Tenggara 657
7 2017 Sumatera Selatan 1224 24 2018 Kalimantan Barat 1014
8 2017 Bangka Belitung 543 25 2018 Papua Barat 450
9 2017 Lampung 462 26 2018 Kalimantan Timur 104
10 2017 Sulawesi Barat 323 27 2018 Kalimantan Selatan 189
11 2017 Sulawesi Selatan 1209 28 2018 Riau-Jambi 301
12 2017 Sulawesi Tengah 621 29 2019 Bengkulu 202
13 2017 Sulawesi Utara 301 30 2019 Aceh 167
14 2017 Kalimantan Selatan 213 31 2019 Sumatera Barat 478
15 2017 Nusa Tenggara Timur 632 32 2019 Sumatera Utara 980
16 2017 Nusa Tenggara Barat 310 33 2019 Kepulauan Riau 88
17 2017 Kalimantan Tengah 500 Jumlah Titik 16328
KEGIATAN
KOREKSI GEOMETRIK
CSRT DI BIG
14
Citra Satelit Tegak Resolusi Sangat Tinggi merupakan strategi untuk pemenuhan kebutuhan data
dasar untuk pemetaan skala besar, karena data tersebut telah memenuhi kondisi yang detil dan
akurat. Dalam pengerjaan Citra Satelit Tegak Resolusi Sangat Tinggi BIG menggunakan Model
Matematik Ortho-Rektifikasi Citra Satelit, model ini digunakan karena untuk meminimalisir
kesalahan geometrik (pergeseran koordinat) akibat sudut pengambilan obyek dan tinggi di
permukaan bumi. Untuk itu digunakanlah data DEM teliti dan GCP Untuk Menghindari
ketidakseragaman data IGD antar wilayah administrasi dan menjamin One Map maka dilakukan
koreksi geometri secara masif oleh BIG sehingga memenuhi akurasi absolut dan relatif sesuai
spesifikasi. Untuk keperluan ini, BIG melakukan pengadaan perangkat lunak dan keras pengolah
citra tegak satelit penginderaan jauh. BIG menggunakan perangkat sistem yang mampu
melakukan paralel computation dalam pengolahan data DEM dan GCP sehingga pengolahan citra
tegak satelit resolusi tinggi secara masif dapat dilakukan dalam waktu yang lebih efektif.
Adapun perangkat lunak yang digunakan di PPRT dalam proses orthorektifikasi ini adalah Pixel Factory.
Perangkat lunak ini berbasiskan server yang mampu melakukan proses dengan data yang banyak dan
tidak memerlukan waktu yang lama dalam memproses data. Ada 9 buah PC masing-masing dengan 2
monitor dan terhubung dengan server yang digunakan dalam kegiatan orthorektifikasi. Ada beberapa
tahapan pada saat proses orthorektifikasi antara lain Persiapan Data, Bundle Adjusment, Rektifikasi,
Pansharpening, Mosaic, dan Uji Akurasi.
Data yang perlu disiapkan adalah data DEM, data titik kontrol, dan Data Citra. DEM yang biasa
digunakan adalah DEMNAS. Data titik kontrol dipilih berdasarkan wilayah yang akan di orthorektifikasi.
Citra yang digunakan adalah citra mentah yang ada di BIG yang masuk di AOI area orthorektifikasi.
Bundle Adjusment dilakukan untuk memperbaiki nilai kesalahan rata-rata agar pengolahan data citra
sesuai dengan spesifikasi ketelitian skala 1: 5000. Tahap yang pertama adalah Bundle Adjusment Tie
Point, Tie point tersebut digunakan sebagai titik bantu untuk mengindentifikasi objek yang sama antar
scene. Selanjutnya yaitu Bundle Adjusment Control Point, tahap ini dikerjakan dengan cara
menempatkan titik kontrol sesuai dengan deskripsi GCP di scene. Setelah keduanya selesai, dilakukan
Merge Tie Point dan Control Point, agar mendapatkan ketelitian geometrik yang lebih teliti. Kemudian
dilakukan Rektifikasi, proses tersebut dilakukan untuk memperbaiki citra dari kesalahan relief
displacement dan menghasilkan citra per scene yang sudah terkoreksi. Pada tahap ini dilakukan
rektifikasi pada sensor pankromatik dan sensor multispektral dari masing-masing scene. Tahap
selajutnya yaitu Pansharpening, tahap tersebut dilakukan untuk menajamkan citra dan menghasilkan
citra berwarna resolusi tinggi per scene dengan mengabungkan sensor yang sudah direktifikasi.
Setelah mendapatkan citra resolusi tinggi per scene, dilakukan mosaic untuk menghasilkan gabungan
citra yang telah terorthorektifikasi. Tahap yang pertama yaitu sample image untuk mengecek hasil
pansharp. Selanjutnya, membuat project untuk proses mosaic dan dilakukan automosaic cutline untuk
membuat potongan di setiap scene yang sama. Setelah itu, melakukan cutline manual untuk
mendapatkan gabungan citra yang terbebas dari awan.
16
Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi, digunakan sebagai kebutuhan peta dasar skala 1:5000 untuk
penyusunan RDTR (Rencana Dasar Tata Ruang) kawasan perkotaan, kawasan strategis provinsi,
kawasan strategis nasional, dan daerah prioritas lainya, total kabupaten/kota 491. lalu kebutuhan untuk
penetapan batas wilayah hutan sepanjang 189.056,6 km, peta dasar untuk pemetaan desa sebanyak
74.093 desa dan penyediaan batas wilayah.
Dengan adanya CSRT pemerintah daerah-daerah terbantu dalam pengembangan RDTR. Pemanfatan
CSRT berdampak positif dalam pengembangan daerah, seperti hanya dalam pemetaan zonasi wilayah
pesisir di wilayah yang dekat pantai, zonasi hutan lindung, batas wilayah, dan lain-lain. Beberapa bentuk
pemanfaatan CSRT adalah sebagai berikut :
A. Pemanfaatan di wilayah pesisir
Sumber: Penelitian Prof. Ir. Dewayany Sutrisno, MappcSC, dan Tim, 2017
19
PENUTUP