Anda di halaman 1dari 20

Indonesia Bond Market Directory 2017-2018

Advance Accounting II

Sabtu 07:30 – 10:00


Kelas M

NIM: 202050103

Nama: Theodore Sebastian

Jurusan Akuntansi
Trisakti School of Management
Jakarta
2022
INDONESIA BOND MARKET DIRECTORY 2017-2018

© 2017 PT Bursa Efek Indonesia


Indonesia Stock Exchange Building, Tower I, 6th Floor
Jln. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190

www.idx.co.id

All right reserved. Published 2017.


Printed in Indonesia

Rights and Permissions


Publikasi ini memiliki hak cipta. Menyalin dan/atau mentransmisikan sebagian atau seluruh ciptaan ini tanpa
izin dapat merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta.

Disclaimer
Fakta dan pendapat yang dinyatakan atau diungkapkan dalam publikasi ini hanya untuk tujuan informasi
dan tidak harus dan tidak boleh diandalkan sebagai milik penerbit atau lembaga tempat penulis yang
berkontribusi bekerja. Meskipun setiap kehati-hatian telah diambil untuk memastikan keakuratan informasi
yang terkandung dalam publikasi itu tidak boleh diandalkan oleh siapa pun sebagai dasar untuk mengambil
tindakan atau membuat keputusan apa pun. PT Bursa Efek Indonesia tidak dapat dimintai
pertanggungjawaban atau sebaliknya bertanggung jawab dengan cara apa pun atas tindakan saran yang
diambil atau keputusan yang dibuat berdasarkan fakta dan pendapat yang dinyatakan atau diungkapkan atau
dinyatakan dalam publikasi ini.

Data Notes
Data perdagangan pada publikasi ini diambil pada tanggal 1 Juli 2017. Jika di kemudian hari terjadi
pembatalan atas transaksi efek yang disampaikan oleh Partisipan atau jika terjadi keterlambatan pelaporan
dalam pelaporan transaksi efek yang dilakukan oleh Partisipan, maka data tersebut dapat dapat direvisi
sewaktu-waktu. Semua data laporan keuangan ditampilkan dalam rupiah Indonesia (IDR). Setiap laporan
keuangan asli yang diterbitkan dalam mata uang dolar AS (USD) dikonversikan ke mata uang Rupiah dengan
kurs tengah Bank Indonesia akhir tahun. Angka dolar ($) adalah dolar AS saat ini, kecuali ditentukan lain.
Miliar berarti 1.000 juta; triliun berarti 1.000 miliar.

Preface

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya IBMD 2017-2018 (Direktori Pasar
Obligasi Indonesia) selesai, proyek kerjasama antara BEI (Bursa Efek Indonesia) dengan IBPA (Indonesia Bond
Pricing Agency). IBMD 2017-2018 disusun untuk menyajikan kondisi obligasi dan sukuk untuk seluruh
obligasi dan sukuk pemerintah Indonesia, serta obligasi korporasi dan sukuk Indonesia serta pengaruh
kondisi global pada tahun 2016 hingga semester pertama 2017. IBMD 2017-2018 juga memuat laporan
keuangan dan aktivitas perdagangan di pasar obligasi dan sukuk. Untuk pertama kalinya dalam edisi ini
buku ini juga menyajikan informasi trading dan analisis singkat untuk menambah pemahaman pembaca
tentang pasar obligasi. Perbandingan harga antara harga pasar dan harga valuasi dari IBPA, baik berupa tabel
maupun grafik diharapkan dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Bagian tinjauan analitis IBPA
juga disediakan untuk memberikan informasi mendalam tentang penerbit obligasi korporasi. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi positif terhadap publikasi
ini. Kami berharap buku ini dapat memberikan informasi yang memadai kepada semua pihak dan pembaca
yang ingin mengetahui potensi kawasan terkini obligasi di Indonesia. Akhir kata, kami mohon maaf jika
buku-buku ini tidak terpublikasi dan terdistribusi dengan baik, dan kami sangat mengharapkan saran dan
kritik untuk perbaikan di masa mendatang.

Jakarta, November 2017


Part 1

INDONESIA

BOND MARKET REVIEW


Indonesia Econonomic Review

Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi global masih belum cukup kuat sebesar 3,1%, tercatat lebih rendah
dibandingkan pencapaian tahun 2015 sebesar 3,2%. Konsolidasi ekonomi masih berlanjut di negara-negara
besar seperti China, AS, Jepang, dan zona euro. Perdagangan global juga melemah sejalan dengan
menurunnya kinerja ekspor, terutama negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan
lambatnya pemulihan harga komoditas, setidaknya hingga triwulan III-2016. Sementara itu, ketidakpastian di
pasar keuangan global terus meningkat terutama menjelang keputusan kenaikan Fed Funds Rate (FFR) oleh
Federal Reserve AS yang kemudian memperkuat dolar AS. Perekonomian dunia semakin tidak menentu
menyusul banyaknya peristiwa geopolitik di beberapa negara besar dunia. Di penghujung semester I 2016,
hasil referendum Inggris yang memutuskan keluar dari Uni Eropa (Brexit) memicu ketidakpastian karena
tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. Guncangan pasar obligasi kemudian meningkat didorong oleh hasil
pemilihan presiden AS yang tidak terduga yang memilih Donald Trump sebagai Presiden AS. Pasar obligasi
merespons negatif awal pemerintahan Trump karena meningkatnya ekspektasi inflasi akibat rencana fiskal
besar-besaran. orientasi stimulus dan proteksionisme Presiden Trump. Meskipun demikian perekonomian
Indonesia pada tahun 2016 tetap tangguh di tengah pasar keuangan yang bergejolak dan ketidakpastian
global ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dari 4,88% pada tahun 2015 menjadi 5,02% pada
tahun 2016 ditopang oleh permintaan domestik sebesar saat kinerja ekspor masih lemah. Meningkatkan
permintaan domestik terutama ditopang oleh rumah tangga yang solid konsumsi. Kinerja ini ditopang oleh
fiskal stimulus, terutama pada paruh pertama tahun 2016, serta dampak positif pelonggaran kebijakan
moneter dan makroprudensial. Respons kebijakan ekonomi makro dapat mempertahankan konsumen
kepercayaan dan konsumsi rumah tangga yang kuat. Pemulihan ekonomi di tahun 2016 mulai ditopang oleh
perbaikan ekspor pada triwulan IV 2016 yang tumbuh 4,2%yoy secara positif, cukup tinggi dibandingkan
capaian yang dicapai selama tiga tahun terakhir. Peningkatan kinerja ekspor pada Q4-2016 didorong oleh
meningkatnya komoditas nonmigas global termasuk harga batu bara, kelapa sawit, karet dan tembaga. Ini
perkembangan kemudian memberikan dampak berganda bagi swasta sektor investasi yang juga mulai
meningkat.
Di sektor riil, penerapan berbagai struktur kebijakan reformasi juga terus dilakukan untuk mendorong
efisiensi dan produktivitas serta untuk meningkatkan ekonomi daya saing. Kebijakan reformasi struktural
menjadi fokus beberapa aspek seperti harmonisasi regulasi, kemudahan perizinan, dan insentif fiskal untuk
mendorong investasi. Di Tahun 2016, kebijakan reformasi struktural dituangkan dalam Ekonomi Paket
Kebijakan (PKE) IX-XIV yang merupakan kelanjutan dari paket kebijakan yang diadopsi pada tahun 2015.
Selain itu, Pemerintah juga telah dan terus membangun infrastruktur energi tersebut sebagai pembangkit
listrik melalui Program 35.000 MW dan infrastruktur konektivitas seperti jalan, pelabuhan, rel kereta api, dan
bandara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 juga didukung oleh tingkat inflasi yang dapat
dikendalikan. Inflasi pada tahun 2016 cukup rendah sebesar 3,02% yang berada dalam target Bank Indonesia ±
4,0%. 1%. Tingkat inflasi yang rendah dipengaruhi oleh pengelolaan yang baik permintaan agregat, nilai tukar
rupiah yang lebih kuat, dan lebih rendah ekspektasi inflasi. Inflasi yang rendah juga dipengaruhi oleh
rendahnya Inflasi harga yang diatur pemerintah sebagai akibat dari jatuhnya beberapa harga komoditas
energi strategis seperti BBM, tarif listrik untuk kelompok pelanggan di atas 2.200 VA dan LPG 12 kg. Selain
itu, pada tahun 2016 telah terjadi sinergi kebijakan antara Pemerintah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) diwujudkan melalui bauran kebijakan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Di sisi
fiskal, Pemerintah memperkuat stimulus fiskal melalui peningkatan pengeluaran untuk sektor produktif,
dengan tetap konsisten menjaga fiskal keberlanjutan. Selain itu, pemerintah juga melakukan optimalisasi
penerimaan pajak melalui program amnesti pajak yang mengangkat tebusan pajak terbesar di dunia. Di sisi
moneter, Bank Indonesia mengambil kebijakan moneter yang akomodatif untuk mendorong momentum
pemulihan ekonomi dengan tetap terjaga stabilitas ekonomi makro. Efektivitas kebijakan moneter diperkuat
melalui reformulasi moneter kerangka operasional kebijakan dengan mengubah kebijakan BI rate rate menjadi
BI 7-day (Reverse) Repo Rate (BI-7Day RR) sejak 19 Agustus 2016 yang diikuti upaya pembinaan dipercepat
pendalaman pasar keuangan. Bank Indonesia juga melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dan memperkuat
pengelolaan permintaan dan penawaran valuta asing sehingga rupiah bergejolak tidak terjadi secara
berlebihan. Pada tahun 2016, stabilitas ekonomi makro juga terpengaruh oleh penguatan rupiah. Penguatan
rupiah adalah tidak terlepas dari pengaruh ketahanan ekonomi domestik, termasuk menurunnya defisit
transaksi berjalan, dan dampak positif dari program amnesti pajak Pemerintah yang meningkatkan
kepercayaan terhadap investasi di Indonesia. Itu
Berbagai persepsi positif tersebut kemudian berujung pada aliran masuk modal asing dan pada akhirnya
mendorong rupiah dalam tren menguat di tahun 2016 yang juga mendorong posisi cadangan devisa
Indonesia pada akhir tahun 2016 meningkat menjadi US$116,36 miliar dari US$105,93 miliar pada akhir tahun
2015. Berbeda dengan mata uang regional yang mencatatkan depresiasi, nilai tukar rupiah pada tahun 2016
rata-rata tercatat sebesar Rp13.305/US$, atau naik 0,7% dibandingkan tahun 2015. rupiah ditutup pada
Rp13.473/US$ pada akhir tahun 2016 lebih tinggi 2,3% dibandingkan akhir tahun 2015. Rupiah tren apresiasi
terutama terlihat pada tiga kuartal pertama tahun 2016, sebelum ditekan menjelang akhir tahun. Pada
triwulan IV 2016, rupiah mengalami depresiasi tekanan yang dihasilkan dari perkembangan positif di
Amerika Serikat ekonomi dan hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat yang berbeda dengan ekspektasi
pasar. Membaiknya kondisi fundamental perekonomian Indonesia pada tahun 2016 turut mendongkrak
tingginya minat orang asing masuk Indonesia dari berbagai sektor, salah satunya di pemerintahan pasar
sekuritas. Di pasar SBN, investor nonresiden mencatat capital inflow hingga Rp107,28 triliun pada tahun 2016,
atau naik sebesar Rp10,11 triliun dibandingkan tahun 2015. Aliran modal masuk yang cepat dalam obligasi
pemerintah telah diprediksi masih berlanjut di tahun 2017, sejalan dengan kedaulatan Indonesia peningkatan
peringkat oleh S&P dari BB++/outlook positif menjadi BBB-/ prospek stabil pada 19 Mei 2017. Pembaruan
ditandai selesai status investment grade untuk Indonesia dari major international lembaga pemeringkat.
Ekspektasi positif perekonomian Indonesia dan peningkatan peringkat mendorong masuknya modal asing
yang luar biasa semester I 2017 yang mencapai Rp104,74 triliun. Namun, masuknya modal asing di pasar
obligasi korporasi Indonesia hanya Rp1,23 triliun selama periode tersebut. Pada tahun 2016, kebijakan fiskal
secara umum diarahkan memperkuat stimulus ekonomi dengan tetap menjaga prospek kesinambungan
fiskal. Arah kebijakan fiskal awalnya diwujudkan dalam beberapa asumsi minyak dunia harga yang masih
sekitar 50 dolar AS per barel. Ini asumsi kemudian memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
dan inflasi asumsi pada tahun 2016 masing-masing sebesar 5,3% dan 4,7%. Namun, realisasi kondisi global
dan domestik tidak sesuai dengan harapan dan menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen fiskal selama
2016. Perekonomian global tidak masih cukup kuat, dan harga komoditas, termasuk harga minyak, tidak
setinggi perkiraan awal. Kondisi ini pada gilirannya menyebabkan prospek ekonomi domestik menjadi tidak
memadai seperti Realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 lebih rendah dibandingkan dengan realisasi
pertumbuhan ekonomi tahun 2016 asumsi yang digunakan dalam APBN 2016 dan APBN-P 2016.
Indonesia Bond Indexes

GAMBARAN

Indeks obligasi merupakan indikator untuk mengukur pergerakan dan perkembangan harga atau imbal hasil
obligasi. Indeks obligasi juga dapat menggambarkan tren pergerakan di pasar obligasi pada kondisi tertentu.
Secara umum, indeks obligasi juga menjadi barometer pasar surat utang kinerja baik obligasi konvensional
maupun obligasi syariah. Itu kinerja indeks juga menjadi tolak ukur penting bagi investor dan manajer
portofolio. Jika investasi atau portofolio investasi jatuh di bawah indeks pasar rata-rata bergerak, itu dapat
dikatakan bahwa investor atau manajer investasi gagal mengalokasikan dana di pasar obligasi relatif terhadap
pasar. Dalam perkembangan obligasi indeks dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam:

Indeks Pengembalian Total

Indeks pengembalian total adalah jenis indeks ekuitas yang melacak keduanya keuntungan modal dari
sekelompok obligasi dari waktu ke waktu, dan mengasumsikan bahwa apapun distribusi kas diinvestasikan
kembali ke dalam indeks. Indeks ini menampilkan kinerja obligasi representasi yang lebih akurat.

Indeks Harga Bersih

Indeks Harga Bersih melacak harga obligasi kupon tetapi tidak termasuk bunga yang masih harus dibayar.
Indeksnya seperti didiskon arus kas masa depan, tidak termasuk bunga yang timbul dari tanggal pembayaran
kupon berikutnya. Setelah pembayaran kupon, harga bersih akan sama dengan harga kotor.

Indeks Harga Kotor

Indeks harga kotor menggambarkan pergerakan harga kotor secara keseluruhan kelompok obligasi yang
dihitung berdasarkan pergerakan harga obligasi dan jumlah total bunga bersih yang diperoleh setiap periode.

Indeks Hasil Efektif

Indeks hasil yang efektif melacak hasil obligasi, dengan asumsi itu investor akan menginvestasikan kembali
kupon (pembayaran bunga) setelah Anda telah menerima pembayaran.

Hasil Penebusan Kotor

Indeks hasil penebusan bruto menggambarkan pergerakan obligasi imbal hasil yang memperhitungkan nilai
bunga yang diperoleh dan durasi obligasi.

Indeks Obligasi INDONESIA (INDOBeX) Sejalan dengan meningkatnya nilai penerbitan obligasi baru, nilai
luar biasa, dan volume-frekuensi dari tahun ke tahun, peningkatan menunjukkan bahwa obligasi menjadi
lebih penting bagi Pemerintah dan Korporasi sebagai sumber pembiayaan jangka panjang serta pilihan
instrumen investasi bagi masyarakat dan pelaku pasar. Oleh karena itu, IBPA di kerjasama dengan Bursa Efek
Indonesia pada bulan November 21 Agustus 2014 meluncurkan indeks yang diberi nama Indonesia Bond
Indexes (INDOBeX). INDOBeX menyediakan berbagai macam indeks obligasi yang menghitung obligasi
pemerintah dengan obligasi korporasi atau keduanya dari pasar seperti:

Indeks Komposit Obligasi Indonesia (INDOBeX)

Indeks ini terdiri dari seluruh obligasi pemerintah dan korporasi yang memenuhi kriteria untuk
pengindeksan.

Indeks Obligasi Komposit Indonesia (ICBI)

Pada tanggal 11 November 2015, IBPA dan BEI meluncurkan kembali INDOBeXTotal Return dan berganti
nama menjadi Indonesia Composite Indeks Obligasi (ICBI). Tujuan ICBI adalah menjadi acuan utama dan
tolok ukur pasar obligasi Indonesia yang paling andal kinerja yang memiliki peran setara dengan IHSG
(Jakarta Indeks Komposit) di pasar saham. Indeks dihitung berdasarkan terhadap nilai total return obligasi
dalam negeri yang diterbitkan oleh Pemerintah dan korporasi.

Indeks Obligasi Pemerintah Indonesia (INDOBeXG)

Indeks ini terdiri dari semua obligasi pemerintah termasuk negara surat berharga (SBN).

Indeks Obligasi Korporasi Indonesia (INDOBeXC)

Indeks ini terdiri dari semua obligasi korporasi.

OBLIGASI SYARIAH

Indeks Sukuk Indonesia (ISIX)

Sejalan dengan pertumbuhan pasar obligasi syariah, IBPA pada November

Pada 21 Januari 2015 juga diluncurkan sebuah indeks yang diberi nama Sukuk Indonesia

Indeks (ISIX). ISIX menyediakan berbagai macam indeks obligasi yang

menghitung obligasi pemerintah syariah terhadap obligasi korporasi syariah

atau kedua pasar seperti:

Komposit Indeks Sukuk Indonesia (ISIXC)

Indeks tersebut terdiri dari seluruh pemerintahan dan korporasi syariah obligasi yang memenuhi kriteria
untuk pengindeksan.

Indeks Sukuk Pemerintah Indonesia (IGSIX)

Indeks tersebut terdiri dari seluruh obligasi pemerintah syariah.


Indeks Sukuk Perusahaan Indonesia (ICSIX)

Indeks tersebut terdiri dari seluruh obligasi korporasi syariah.

PERHITUNGAN INDOBEX DAN ISIX

Perhitungan INDOBeX dilakukan dengan menggunakan data base obligasi harga pasar yang adil dan
informasi yang komprehensif milik IBPA, kemudian dipadukan dengan metodologi standar index
perhitungan sesuai dengan praktik terbaik internasional sehingga agar akurasi dari metode perhitungan
dapat dipertanggungjawabkan. Perhitungan tersebut menghasilkan karakteristik INDOBeX, yaitu
Komprehensif, Representatif, Akurat, Ragam, Transparan, Dapat Ditiru, dan Stabil.

DISEMINASI INDOBEX

♦ Website IBPA (www.ibpa.co.id)

♦ Website BEI (www.idx.co.id)

♦ Layanan Informasi & Harga Obligasi (BIPS)

♦ Media Massa

♦ Penyedia Layanan Informasi (Bloomberg, Thomson Reuters, dll)

Merancang indeks obligasi menimbulkan tantangan di permodalan Indonesia pasar karena luas dan
dalamnya pasar utang belum belum sepenuhnya dikembangkan. Salah satu kesulitannya adalah pasar itu
harga obligasi yang beredar mungkin tidak tersedia setiap hari dan bahkan dalam periode yang lebih lama.
namun, pelaku pasar masih membutuhkan indeks untuk membandingkan kecerdasan kinerja mereka.
Bond Market Overview

KINERJA PASAR OBLIGASI

Pasar obligasi Indonesia menunjukkan kinerja yang positif di tahun 2016 sebagaimana tercermin dari IBPA-
IGSYC (Surat Utang Negara Indonesia Yield Curve) yang bergeser ke bawah. Sejak akhir tahun 2016 hingga
paruh pertama 2017, pergerakan imbal hasil turun lebih jauh. Hasil rata-rata seri tenor menengah (5-7 tahun)
selama periode tersebut mengalami penurunan terdalam sebesar -107,51bps dari 7,8183% menjadi 6,7432%.
Rata-rata imbal hasil tenor pendek (1-4 tahun) turun sebesar -100,35bps dari 7,3574% menjadi 6,3539%.
Sedangkan rata-rata imbal hasil seri tenor panjang (8-30 tahun) turun sebesar -80,55bps dari 8,3613% menjadi
7,5559%. Kinerja positif pasar obligasi Indonesia juga demikian tercermin dari pergerakan Obligasi Komposit
Indonesia Indeks (ICBI). Tahun 2016, ICBI yang menjadi kinerja utama acuan indikator di pasar obligasi
Indonesia berhasil naik +13,76%yoy dari 183,2759 menjadi 208,4964. Sedangkan pada yang pertama setengah
tahun 2017, ICBI tumbuh sebesar +8,96% ytd menjadi 227,1790 bahkan ICBI memecahkan rekor tertinggi pada
Juni 2017 yang mencapai 227,3097. Kinerja ICBI sejalan dengan pergerakan net foreign inflow/outflow ke
pasar obligasi pemerintah domestik. Selama periode Januari sampai dengan Desember 2016, obligasi
pemerintah pasar mencatat Rp107,29 triliun arus masuk asing bersih. Ketika dari Januari hingga Juni 2017,
pembelian asing bersih bahkan terlihat pertumbuhan yang luar biasa yaitu sebesar Rp104,74 triliun.
Meningkatnya ICBI dan tren arus masuk asing selama periode tersebut mengindikasikan membaiknya
sentimen investor global di tengah eksternal gejolak pasar keuangan dan meningkatnya risiko politik global.
Tren positif pasar obligasi Indonesia selama periode tersebut lebih didorong oleh meningkatnya kepercayaan
investor berikut indikator ekonomi makro domestik yang stabil dan menunggu lama peningkatan sovereign
rating menjadi status investment grade oleh Standard and Poor's (S&P) pada Mei 2017. Namun AS memudar
ekspektasi inflasi menyusul menurunnya kepercayaan investor atas stimulus fiskal Trump dan bank sentral
utama yang dovish juga faktor pendorong utama global yang membuat investor asing berdatangan pasar
obligasi Indonesia.

PENERBITAN OBLIGASI OPTIMALISASI PADA PT PASAR MODAL INDONESIA

Pasar obligasi di Indonesia terdiri dari dua jenis utama: obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Obligasi
pemerintah mendominasi pasar obligasi dalam hal isu-isu yang beredar, kapitalisasi pasar, dan nilai omset.
Pemerintah juga memainkan peran penting dalam menetapkan tolok ukur untuk pasar. Instrumen utama
dalam Obligasi Pemerintah adalah suku bunga tetap bond (FR), retail bond (ORI), zero coupon (ZC), treasury
bills (SPN), dan tingkat variabel (VR). Obligasi korporasi, sementara itu, adalah dikeluarkan oleh badan usaha
swasta dan badan usaha milik negara dengan lebih banyak varian yang dikeluarkan daripada yang dilakukan
pemerintah meskipun dengan volume yang lebih kecil.

Pada tahun 2016, sektor pemerintah dan korporasi secara bersama-sama mobilisasi Rp521,57 triliun dari pasar
obligasi primer, atau Lebih tinggi 26,44% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp412,51 triliun.
Penerbitan obligasi pemerintah meningkat 27,54% dari Rp349,94 triliun di tahun 2015 menjadi Rp407,89 triliun
di tahun 2016, sedangkan penerbitan obligasi korporasi meroket sebesar 81,69% dari Rp62,57 triliun menjadi
Rp113,69 triliun.dari total penerbitan dinaikkan oleh Pemerintah, sedangkan sisanya 21,80% dihimpun oleh
sektor korporasi melalui masalah publik dan penempatan pribadi (Tabel di bawah).

PASAR UTAMA

Selama tahun 2016, pinjaman bruto pemerintah pusat meningkat 29,76% dari Rp502,36 triliun di tahun 2015
menjadi Rp651,85 triliun pada tahun 2016. Selain itu, pinjaman bersih meningkat sebesar 16,56% dari Rp349,94
triliun di tahun 2015 menjadi Rp407,88 triliun di tahun 2016. Pinjaman bruto realisasi pemerintah pusat tahun
2016 sebesar 129,76% dari target APBN-P, sedangkan realisasi emisi neto tahun 2016 sebesar 116,56% dari
revisi target indikasi anggaran.

PASAR SEKUNDER

Pada tahun 2016, frekuensi rata-rata obligasi pemerintah harian transaksi dengan tipe outright naik 26,84%yoy
dari 644 kali/hari pada tahun 2015 menjadi 817 kali/hari pada tahun 2016. Dan rata-ratanya volume transaksi
harian meningkat 9,38% yoy dari Rp12,42 triliun/hari di tahun 2015 menjadi Rp13,58 triliun/hari di tahun
2016. Sedangkan untuk obligasi korporasi tipe outright, frekuensi rata-rata harian transaksi mencatatkan
sedikit peningkatan sebesar 5,65%yoy dari 85 kali/hari pada tahun 2015 menjadi 89 kali/hari pada tahun 2016,
dan rata-ratanya volume transaksi harian tercatat meningkat 20,49% dari Rp643,02 miliar/hari pada tahun
2015 menjadi Rp774,77 miliar/hari pada tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai