Anda di halaman 1dari 9

SALINAN

BERITA DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN
No. 42,2015 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN.
Penggunaan Simbol atau Unsur Tradisional pada Bangunan
Gedung dan Bangunan Lainnya.
PROVINSI BANTEN
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR 42 TAHUN 2015
TENTANG
PENGGUNAAN SIMBOL ATAU UNSUR TRADISIONAL
PADA BANGUNAN GEDUNG DAN BANGUNAN LAINNYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangun identitas daerah


dan melestarikan adat istiadat yang bersumber dari
nilai kebudayaan lokal, bangunan gedung dan
bangunan lainnya perlu memiliki ciri khas daerah;
b. bahwa Pasal 67 ayat (3) Peraturan Daerah Kota
Tangerang Selatan Nomor 5 Tahun 2013 tentang
Bangunan Gedung sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan
Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang
Bangunan Gedung, menyatakan penggunaan simbol
atau unsur tradisional pada bangunan gedung
diatur dengan peraturan walikota;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan
tentang Penggunaan Simbol atau Unsur Tradisional
Pada Bangunan Gedung Dan Bangunan Lainnya;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
-2-

2. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi

Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 188, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4935);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang

Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5601);

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1

Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum

Daerah (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 32);

6. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 6

Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Kota Tangerang Selatan (Lembaran Daerah Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan

Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan

Nomor 0610);
-3-

7. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan


Nomor 5 Tahun 2013 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun
2013 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Tangerang Selatan Nomor 42), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2013 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun
2015 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Tangerang Selatan Nomor 63);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
TENTANG PENGGUNAAN SIMBOL ATAU UNSUR
TRADISIONAL PADA BANGUNAN GEDUNG DAN
BANGUNAN LAINNYA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Walikota adalah Walikota Tangerang Selatan.
4. Dinas adalah Dinas Tata Kota, Bangunan, dan Pemukiman Kota
Tangerang Selatan.
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Tata Kota, Bangunan, dan
Pemukiman Kota Tangerang Selatan.
6. Simbol atau Unsur Tradisional adalah bentuk, motif, pola, ornamen dan
desain yang terdapat pada bangunan rumah khas tradisional Kota
Tangerang Selatan.
7. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian
atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
-4-

BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Tujuan dari penggunaan Simbol atau unsur tradisional pada Bangunan
Gedung dan bangunan lainnya adalah untuk:
a. memberikan identitas dan ciri khas bangunan di Daerah;
b. menguatkan nilai-nilai kebudayaan lokal yang telah melekat pada
masyarakat sebagai unsur kekayaan seni di Daerah; dan
c. menciptakan keserasian antara nilai fungsi dan nilai estetika pada
bangunan di Daerah.
BAB III
PENGGUNAAN SIMBOL ATAU UNSUR TRADISIONAL
Pasal 3
(1) Simbol atau Unsur Tradisional digunakan pada Bangunan Gedung atau
bangunan lainnya milik masyarakat, lembaga swasta atau lembaga
Pemerintah Daerah.
(2) Bangunan gedung atau bangunan lainnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. bangunan gedung yang akan dibangun; atau
b. bangunan gedung yang direhabilitasi/direnovasi;

Pasal 4
(1) Desain Simbol atau Unsur Tradisional yang digunakan pada Bangunan
Gedung, diterapkan pada bagian:
a. atap;
b. dinding;
c. jendela;
d. tiang;
e. pintu;
f. lisplang;
g. langkan;
h. kaca sandblast;
i. kaca patri;
j. teralis kaca; dan/atau
k. meja pelayanan.
(2) Desain Simbol atau Unsur Tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
-5-

Pasal 5
(1) Desain Simbol atau Unsur Tradisional yang digunakan pada Bangunan
Lainnya, diterapkan pada bagian:
a. pagar;
b. papan nama jalan;
c. papan nama bangunan;
d. lampu penerangan jalan umum;
e. pagar jembatan;
f. jalur pedestrian;
g. halte;
h. pintu gerbang;
i. tugu batas;
j. bangunan reklame;
k. baliho; dan/atau
l. videotron

(2) Desain simbol atau unsur tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

Pasal 6
Simbol atau Unsur Tradisional dapat terbuat dari material seperti kayu, beton,
campuran semen dan pasir, tanah, metal, kaca, plastik, acrylic, glassfibre
reinforced cement (GRC) dan material lainnya yang dapat diaplikasikan sesuai
dengan kebutuhan dan keserasian bangunan.

Pasal 7
(1) Dalam hal penggunaan Simbol atau Unsur Tradisional dapat dilakukan
modifikasi sesuai dengan bahan material yang akan dipakai tanpa
menghilangkan desain dasar, makna dan filosofi dari Simbol atau Unsur
Tradisional tersebut.
(2) Modifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan
menyesuaikan penggunaan warna, perubahan ukuran dan penambahan
kombinasi.
-6-

BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 8
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan Simbol atau Unsur
Tradisional di Daerah dilakukan oleh tim.
(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Dinas.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tangerang
Selatan.

Ditetapkan di Tangerang Selatan


pada tanggal 25 November 2015
WALIKOTA
TANGERANG SELATAN,
ttd
AIRIN RACHMI DIANY
Diundangkan di Tangerang Selatan
pada tanggal 25 November 2015
Plt. SEKRETARIS DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN,
ttd
MUHAMAD

BERITA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 NOMOR 42


LAMPIRAN I
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR 42 TAHUN 2015
TENTANG
PENGGUNAAN SIMBOL ATAU UNSUR TRADISIONAL PADA
BANGUNAN GEDUNG DAN BANGUNAN LAINNYA

DESAIN SIMBOL ATAU UNSUR TRADISIONAL PADA BANGUNAN GEDUNG

A. Desain Atap

Tampak Depan Tampak Samping

B. Desain Lisplang

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

C. Desain Langkan

Alternatif 1

Orientasi Vertikal Orientasi Horizontal


(Tanpa Kombinasi Bunga Anggrek) (Kombinasi dengan Bunga Anggrek)
Alternatif 2

Orientasi Vertikal Orientasi Horizontal


(Tanpa Kombinasi Bunga Anggrek) (Kombinasi dengan Bunga Anggrek)

Alternatif 3

Orientasi Vertikal Orientasi Horizontal


(Tanpa Kombinasi Bunga Anggrek) (Kombinasi dengan Bunga Anggrek)

WALIKOTA
TANGERANG SELATAN,
ttd
AIRIN RACHMI DIANY
LAMPIRAN II
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR 42 TAHUN 2015
TENTANG
PENGGUNAAN SIMBOL ATAU UNSUR TRADISIONAL PADA
BANGUNAN GEDUNG DAN BANGUNAN LAINNYA

DESAIN SIMBOL ATAU UNSUR TRADISIONAL PADA BANGUNAN LAINNYA

A. Desain Atap

Tampak Depan Tampak Samping

B. Desain Lisplang

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

WALIKOTA
TANGERANG SELATAN,
ttd
AIRIN RACHMI DIANY

Anda mungkin juga menyukai