BERITA DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN
No. 42,2015 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN.
Penggunaan Simbol atau Unsur Tradisional pada Bangunan
Gedung dan Bangunan Lainnya.
PROVINSI BANTEN
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR 42 TAHUN 2015
TENTANG
PENGGUNAAN SIMBOL ATAU UNSUR TRADISIONAL
PADA BANGUNAN GEDUNG DAN BANGUNAN LAINNYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA TANGERANG SELATAN,
Nomor 5601);
Nomor 0610);
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Walikota adalah Walikota Tangerang Selatan.
4. Dinas adalah Dinas Tata Kota, Bangunan, dan Pemukiman Kota
Tangerang Selatan.
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Tata Kota, Bangunan, dan
Pemukiman Kota Tangerang Selatan.
6. Simbol atau Unsur Tradisional adalah bentuk, motif, pola, ornamen dan
desain yang terdapat pada bangunan rumah khas tradisional Kota
Tangerang Selatan.
7. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian
atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
-4-
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Tujuan dari penggunaan Simbol atau unsur tradisional pada Bangunan
Gedung dan bangunan lainnya adalah untuk:
a. memberikan identitas dan ciri khas bangunan di Daerah;
b. menguatkan nilai-nilai kebudayaan lokal yang telah melekat pada
masyarakat sebagai unsur kekayaan seni di Daerah; dan
c. menciptakan keserasian antara nilai fungsi dan nilai estetika pada
bangunan di Daerah.
BAB III
PENGGUNAAN SIMBOL ATAU UNSUR TRADISIONAL
Pasal 3
(1) Simbol atau Unsur Tradisional digunakan pada Bangunan Gedung atau
bangunan lainnya milik masyarakat, lembaga swasta atau lembaga
Pemerintah Daerah.
(2) Bangunan gedung atau bangunan lainnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. bangunan gedung yang akan dibangun; atau
b. bangunan gedung yang direhabilitasi/direnovasi;
Pasal 4
(1) Desain Simbol atau Unsur Tradisional yang digunakan pada Bangunan
Gedung, diterapkan pada bagian:
a. atap;
b. dinding;
c. jendela;
d. tiang;
e. pintu;
f. lisplang;
g. langkan;
h. kaca sandblast;
i. kaca patri;
j. teralis kaca; dan/atau
k. meja pelayanan.
(2) Desain Simbol atau Unsur Tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
-5-
Pasal 5
(1) Desain Simbol atau Unsur Tradisional yang digunakan pada Bangunan
Lainnya, diterapkan pada bagian:
a. pagar;
b. papan nama jalan;
c. papan nama bangunan;
d. lampu penerangan jalan umum;
e. pagar jembatan;
f. jalur pedestrian;
g. halte;
h. pintu gerbang;
i. tugu batas;
j. bangunan reklame;
k. baliho; dan/atau
l. videotron
(2) Desain simbol atau unsur tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Pasal 6
Simbol atau Unsur Tradisional dapat terbuat dari material seperti kayu, beton,
campuran semen dan pasir, tanah, metal, kaca, plastik, acrylic, glassfibre
reinforced cement (GRC) dan material lainnya yang dapat diaplikasikan sesuai
dengan kebutuhan dan keserasian bangunan.
Pasal 7
(1) Dalam hal penggunaan Simbol atau Unsur Tradisional dapat dilakukan
modifikasi sesuai dengan bahan material yang akan dipakai tanpa
menghilangkan desain dasar, makna dan filosofi dari Simbol atau Unsur
Tradisional tersebut.
(2) Modifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan
menyesuaikan penggunaan warna, perubahan ukuran dan penambahan
kombinasi.
-6-
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 8
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan Simbol atau Unsur
Tradisional di Daerah dilakukan oleh tim.
(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Dinas.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tangerang
Selatan.
A. Desain Atap
B. Desain Lisplang
C. Desain Langkan
Alternatif 1
Alternatif 3
WALIKOTA
TANGERANG SELATAN,
ttd
AIRIN RACHMI DIANY
LAMPIRAN II
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR 42 TAHUN 2015
TENTANG
PENGGUNAAN SIMBOL ATAU UNSUR TRADISIONAL PADA
BANGUNAN GEDUNG DAN BANGUNAN LAINNYA
A. Desain Atap
B. Desain Lisplang
WALIKOTA
TANGERANG SELATAN,
ttd
AIRIN RACHMI DIANY