Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH TCP/IP DAN INTERNET

Protokol TCP/IP dan Internet sebetulnya berbeda. Namun, sejarah


keduanya saling bersinggungan cukup rapat. Pada bagian ini akan diceritakan
sekilas sejarah Internet di dunia maupun di Indonesia. Para pembaca yang
tertarik untuk membaca sejarah Internet lebih lanjut dapat membaca catatan
sejarah Internet secara online, yang dapat diambil di http://www.isoc.org/
internet/history/.

Sejarah perjuangan Internet di Indonesia dapat Anda baca di beberapa


situs di Internet, seperti http://opensource.telkomspeedy.com/wiki, http://
Ims.onnocenter.or.id/wiki, atau Google dengan keyword "Sejarah Internet
Indonesia".

Saya berharap, pembaca dapat menangkap jiwa dan semangat yang


mendasari perkembangan Internet di Indonesia dari catatan sejarah yang
ada. Banyak perjuangan yang dilakukan oleh para aktivis agar Internet dapat
berkembang di Indonesia hingga ke desa-desa seperti saat ini. Dengan
kemampuan pemerintah yang sangat terbatas, perkembangan Indonesia
yang sedemikian pesat tidak mungkin terjadi jika tidak ada pengorbanan
para aktivis Internet agar rakyat Indonesia melek teknologi dan Internet.
Jadi, Internet sebetulnya bukan sekedar teknologi. Ada banyak pengorbanan
para aktivis di belakangnya, agar Internetmenjaditersedia bagi kita semua di
Indonesia
Internet - TCP/IP: Konsep & Implementasi
14

Bagi Anda yang tertarik dengan dokumentasi video tentang Internet, ada
beberapa video dokumenter yang menarik, antara lain:
• http://archive.org/details/Computer Networks_
TheHeraldsOfResourceSharing
• http://archive.org/details/nerdtv012
• https://ia600209.us.archive.org/10/items/
InternetHistory AmatureRadio/
Bagi Anda yang ingin melihat berbagai workshop atau seminar yang saya
lakukan, dapat juga di search di youtube.com menggunakan keyword Onno
Purbo.

A. Evolusi TCP/IP dan Internet

Pada saat ini, Internet telah diakui sebagai jaringan yang secara mendasar
telah mengubah struktur sosial, politik, ekonomi, dan dalam banyak hal
mengubah batas-batas geografis. Potensi ini semua merupakan realisasi dari
berbagai prediksi lebih dari lima puluh tahun yang lalu. Dari sekumpulan
catatan tertanggal Agustus 1962 oleh J.C.R.Licklider dari MIT yang membahas
tentang “Galactic Network” serta interaksi sosial dapat terjadimelaluijaringan.
Internetmemungkinkan infrastruktur komunikasi nasional dan globalmenjadi
sangatmungkin.

Sebelum tahun 1960, komunikasi komputer masih sangat langka.


Komunikasi komputer yang adapun tidak efisien karena menggunakan saluran
komunikasi yang ada saat itu, yaitu circuit switching, yang menggunakan
jaringan telepon yang telah ada lebih dari seratus tahun yang lalu di Amerika
Utara. Umumnya, komunikasi data bersifat burst (sesaat),maka penggunaan
jaringan telepon serta circuit switching dapat dikatakan sangat tidak efisien.
Teknologi fundamental (mendasar) yang memungkinkan Internet
beroperasi adalah teknologi packet switching, sebuah jaringan data yang
mana semua komponennya (host maupun switch) bekerja secara independen,
menghilangkan masalah single point-of-failure. Resource jaringan komunikasi
tampak seperti berdedikasi pada pengguna individual, sebetulnya merupakan
Sejarah TCP/IP dan Internet 15

akumulasi multiplexing dengan batas atas besaran data yang dikirimkan yang
pada akhirnya menghasilkan jaringan yang ekonomis.
Di awal tahun 1960-an, packet switching akan ditemukan. Tahun 1961,
Leonard Kleinrock dari MIT memublikasikan paper pertama tentang teori
packet switching dan buku tentang hal tersebut di tahun 1964. Tahun 1962,
Paul Baran dari Rand Corporation menjelaskan tentang jaringan data store
and forward yang efisien dan handal bagi Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pada waktu yang sama, Donald Davies dan Roger Scantlebury menawarkan ide
yang sama dari kerja mereka di National Physical Laboratory (NPL) di Inggris,
Penelitian di MIT (1961-1967), RAND (1962-1965), dan NPL (1964-1967)
terjadi secara independen dan para peneliti tidak saling bertemu sampai saat
pertemuan Association for Computing Machinery (ACM) tahun 1967. Istilah
packet diadopsi dari pekerjaan di NPL.
Internet modern dimulai pada saat U.S. Department of Defense (DOD)
membiayai eksperimen untukmenyambungkan lokasi penelitian yang didanai
oleh DoD di US. Pertemuan ACM 1967 juga merupakan awal desain dari
ARPANET - nama dari dari Department of Defence Advanced Research Project
Agency (ARPA) - yang dipublikasikan oleh Larry Roberts. Desember 1968,
ARPA memberikan kontrak kepada Bolt Beranek dan Newman (BBN) untuk
mendesain dan mengoperasikan jaringan packet switching pada kecepatan
50kbps, September 1969, node pertama APRANET dijnstal di University of
California at Los Angeles (UCLA), beberapa bulan berikutnya node di Stanford
Research Institute (SRI), University of California at Santa Barbara (UCSB), dan
University of Utah. Dengan empat node di akhir 1969, ARPANET berkembang
ke seluruh Amerika Serikat di tahun 1971 dan tersambung ke Eropa di tahun
1973,
ARPANET memberikan nyawa bagi beberapa protokol yang baru untuk
packet switching. Salah satu hasil dari APRANET yang berumur panjang
adalah user-network protocol yang menjadi interface standard antara
pengguna dengan jaringan packet switch; yang dikenal sebagai ITU-T (dulu,
CCITT), rekomendasi X.25. Dengan "standard" interface yang ada memberikan
16 Internet - TCP/IP: Konsep & Implementasi

semangat bagi BBN untuk


Dagi BBN untuk memu
memulai Telenet di tahun 1974, sebuah paket

switched data
X.25 servis.
servis komersial
Tal yang kemudian menja
menjadi bagian dari Sprint's
Protokol komunikasi host-to-host yang pertama
pertama kali
kali digunan
digunakan ARPANET
disebut Network Control Protocol (NCP).
ontrol Protocol (NCP). Kemu
Kemudian hari, ternyata NCP tidak
ngani perkembangan beban traffic yang ada. Tahun 1974,

protokol komunikasi yang lebih


oth reliable
reliable diusulkan dan diimplem
diusulkan dan diimplementasikan di
seluruh APRANET, berbasis pada Transmission Control Protocol (1 ) untuk

komunikasi end-to-end. Akan tetapi, protokol ini tampaknya terlalu overki


(canggih) untuk digunakan di gateway perantara (saat ini, biasa ca
sebagairouter). Oleh karena itu, tahun 1978 sebuah desain untuk memisahkan
tanggung jawab dari sepasang protokol; protokol baru Internet Protocol (IP)
bertanggung jawab untuk me-routing paket dan komunikasi device-to-device
(seperti,host-to-gateway atau gateway-to-gateway) dan TCP untuk komunikasi
end-to-end host secara reliable. TCP dan IP awalnya dipikirkan sebagai sebuah
protokol. Sekumpulan protokol, pada dasarnya terdiri dari kumpulan protokol
dan aplikasinya, yang biasanya kita kenal sebagai TCP/IP.
Versi orisinal dari TCP dan IP yang kita gunakan pada saat ini ditulis pada
bulan September 1981, walaupun keduanya memperoleh banyak modifikasi
di kemudian hari, seperti IP versi 6 (IPv6) yang spesifikasinya dirilis pada
Desember 1995. Tahun 1993, DoD memerintahkan bahwa semua sistem
komputer mereka harus menggunakan TCP/IP untuk komunikasi jarak
jauhnya. Hal ini menaikkan pentingnya APRANET.
Aplikasi Internet yang pertama kali ditemukan adalah FTP. Menyusul
kemudian e-mail dan telnet. E-mail menjadi aplikasi yang paling populer di
masa ARPANET. Tahun 1979 tercatat sebagai tahun berdirinya USENET yang
pada awalnya menghubungkan Universitas Duke dan UNC. Grup yang pertama
kali dibentuk dalam USENET adalah grup net.*.
Tahun 1983, ARPANET terpisah menjadi dua komponen. Satu komponen,
tetap dikenal sebagaiARPANET, yang digunakan untuk menyambungkan pusat
penelitian dan akademik. Yang lain, dikenal sebagai MILNET, digunakan untuk
Sejarah TCP/IP dan Internet
17

membawa traffic militer dan merupakan bagian dari Defence Data Network
(DDN). Di tahun yang sama, kita melihat kenaikan popularitas TCP/IP dengan
dimasukannya kernel komunikasi ke implementasi UNIX dari University of
California, 4.2BSD (Berkeley Software Distribution) UNIX.
Pada tahun 1984, jumlah host di Internetmelebihi 1000 buah. Pada tahun
itu pula diperkenalkan Domain Name System (DNS) yang mengganti fungsi
tabel nama host. Sistem domain inilah yang sampai saat ini kita gunakan
untuk menuliskan nama host.

Tahun 1986, National Science Foundation (NSF) membangun tulang


punggung jaringan komputer untuk menyambungkan National Center for
Atmospheric Research (NCAR) dan empat pusat superkomputer regional yang
dibiayai oleh NSF. Jaringan ini dikenal sebagai NSFNET, awalnya dimaksudkan
sebagai backbone dari network lainnya, dan tidak sebagai mekanisme
interkoneksi dari sistem-sistem individual.
"Appropriate Use Policy" didefinisikan oleh NSF membatasi traffic
untuk keperluan nonkomersial. NSFNET terus berkembang dan memberikan
sambungan antara jaringan yang dibiayai NSF dan non NSF, yang kemudian
dikenal sebagai Internet saat ini.
Pada tahun 1987 berdiri UUNET yang saat ini merupakan salah satu
provider utama Internet. Tercatat pula pada tahun tersebut jumlah host
melewati angka 10.000. Setahun kemudian, kecepatan jaringan tulang
punggung NSFNET ditingkatkan menjadi T1 (1,544Mbps). Di samping itu juga,
terdapat beberapa negara di Eropa yang masuk ke jaringan NSFNET.
Awal spesifikasi NSFNET mampu untuk multiprotokol, TCP/IP digunakan
untuk interkonektivitas dengan tujuan akhir untuk migrasi ke Open System
Interconnection (OSI). NSFNET awalnya terdiri dari sambungan 56Kbps dan
berhasil diupgrade ke sambungan T1 1.544 Mbps pada tahun 1989. Migrasike
jaringan yang dimanage secara profesional dan disupervisi oleh konsorsium
yang terdiri dari Merit (Michigan State Regional Network yang bermarkas di
University of Michigan), IBM, dan MCI. Advanced Network & Services, Inc.
(ANS), sebuah perusahaan nonprofit dibentuk oleh IBM dan MCI, bertanggung
18
Internet - TCP/IP: Konsep & Implementasi

jawab untuk mensupervisi transisi NSFNET backbone ke T3 (44.736 Mbps) di


akhir 1991. Pada saat yang sama, NSF mendanai beberapa Internet Servis
Provider regional untuk memberikan sambungan ke institusi pendidikan dan
berbagai lokasi penelitian yang didanai NSF.
Tahun 1993, NSF memutuskan untuk tidak masuk ke usaha untuk
mengoperasikan & mendanai jaringan, tetapi kembali mendanai penelitian
bidang supercomputing dan komunikasi kecepatan tinggi. Di samping itu,
ada tekanan yang sangat besar untuk mengomersialkan internet. Tahun
1989, sebuah gateway percobaan berhasil mengaitkan MCI, CompuServe,
dan Internet mail services. Pada saat itu, untuk pertama kalinya pengguna
komersial nonakademik dan nonhardcore mengetahui kemampuan Internet.
Tahun 1991, Commercial Internet Exchange (CIX) Association dibentuk oleh
General Atomics, Performance Systems International (PSI), dan UUNET
Technologies untuk mempromosikan dan memberikan service backbone
Internet komersial. Hal inisemua memberikan tekanan yang sangat besar dari
nonNSF ISP untuk membuka jaringan ke semua pengguna.
Tahun 1994, pelaksanaan pengurangan campur tangan NSF di Internet
publik. Struktur yang baru terdiri atas 3 bagian, yaitu:
yaitu:

1. Network Access Points (NAPs), di mana ISP individual melakukan


interkoneksi. NSF awalnya mendanai 4 dari NAP: Chicago (dioperasikan
oleh AMeritech), New York (really Pensauken, NJ, dioperasikan oleh
Sprint), San Francisco (dioperasikan oleh Pacific Bell, sekarang SBC),
dan Washington, D.C. (MAE-East, dioperasikan oleh MFS, sekarang
bagian dari Worldcom).

2. Very High Speed Backbone Network Service, sebuah jaringan


interkoneksi NAPs dan pusat-pusat yang didanai NSF, dioperasikan
oleh MCI. Jaringan ini diinstalasi pada tahun 1995 dan beroperasi
pada kecepatan OC-3 (155.52 Mbps); kemudian, di-upgrade ke OC-12
(622.08 Mbps) pada tahun 1997.
Sejarah TCP/IP dan Internet
19

3. Routing Arbiter, untuk menjamin cukupnya routing protokol untuk


Internet.

ISP yang dibiayai NSF diberikan waktu 5 tahun dengan biaya yang
berkurang agar dapat mendanai diri sendiri secara komersial di tahun kelima.
Pendanaan iniberhenti pada tahun 1998 dan bermunculan banyak NAP untuk
memberikan servis. Terminologihari ini dikenal sebagai 3 tier ISP, yaitu:

1. Tier 1 adalah ISP nasional di Amerika Serikat, atau mereka yangmemiliki


keberadaan secara nasionaldan tersambung pada minimal 3 dari 4 NAP
awal. ISP nasional (Tier 1) initermasuk AT&T, Sprint, dan Worldcom.
2. Tier 2 adalah regional ISP, atau mereka yang mempunyai keberadaan
regional dan tersambung pada kurang dari tiga regional NAP. Contoh
regional ISP adalah Adelphia, BellAtlantic.net, dan BellSouth.net.
3. Tier 3 adalah ISP lokal, atau mereka yang tidak mempunyai sambungan
ke NAP tetapi memberikan servis melalui ISP upstream.

Tentunya, banyak cerita lainnya tentang NAP agar secara ekonomis


dapat mandiri. Salah satunya adalah Metropolitan Fiber Systems (MFS) –
memutuskan untuk membuat NAP sendiri. Salah satu NAP pertama milik
MFS adalah MEA-East. MEA kepanjangan dari "Metropolitan Area Ethernet."
Melalui fasilitas MEA ini, para ISP interkoneksi router merekamelalui Ethernet
saja. Ethernet LAN kemudian hari berubah menjadi 100Mbps FDDI ring, dan
"E" menjadi “Exchange".
North American Network Operators Group (NANOG) merupakan forum
diskusi dan pertukaran informasi teknis dan koordinasi antarnetwork service
provider. Pertemuan mereka 3 kali setahun, NANOG menjadi sangat penting
untuk menjaga kestabilan servis Internet di Amerika Utara. Awalnya, memang
didanai oleh NFS, saat ini NANOG menerima pendanaan dari registrasi
konferensi dan donasi vendor.
Internet - TCP/IP: Konsep & Implementasi
20

Pada tahun 1988, DoD dan sebagian besarbadan pemerintah di Amerika


Serikat memilih untuk mengadopsi protokol OSI. TCP/IP mereka lihat sebagai
solusi sementara yang hanya beroperasi di peralatan komputer yang terbatas
saja. Di samping itu, osi hanya tertinggal beberapa tahun dari TCP/IP. Pada
bulan Agustus 1990, DoD memutuskan untuk menggunakan protokol OSI di
semua produk komunikasi komputernya dan penggunaan TCP/IP tidak akan
dilanjutkan. Ditambah, dalam definisi U.S. Government OSI Profile (GOSIP)
yang berisi set protokol yang harus didukung untuk dijual ke pemerintah
federal U.S. tidak memasukkan TCP/IP ke dalamnya.
Walaupun dalam tekanan yang demikian keras, perkembangan TCP/
IP terus berlanjut pada akhir 1980-an bersama dengan perkembangan
Internet. Perkembangan TCP/IP terjadi di lingkungan yang terbuka (open),
walaupun komunitas terbuka ini terbilang relatif kecil karena sedikitnya site
ARPA/NSF. Terutama didorong oleh keyakinan "We reject kings, presidents,
and voting. We believe in rough consensus and running code" [Dave Clark,
M.I.T.). Keyakinan ini yang ternyata membuahkan para hacker yang militan
dan membangun berbagai perangkat yang dibutuhkan dalam pengembangan
Internet. Akhirnya, pada tahun 1994 National Institute for Standards and
Technology (NIST) menyarankan agar GOSIP memasukkan TCP/IP dan
membuang persyaratan “hanya-osi”.

B. Awal Sejarah Internet Indonesia


RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto,
Putu, Firman Siregar, dan Adi Indrayanto merupakan beberapa nama-nama
legendaris pada awal pembangunan Internet Indonesia yang mungkin kurang
banyak dikenal oleh khalayak Internet Indonesia di tahun 2000 ini. Masing
masing personal telah berkontribusi keahlian serta dedikasinya dalam
membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia. Pada
waktu itu, di awal tahun 1990-an, jaringan Internet di Indonesia lebih dikenal
sebagai paguyuban network. Semangat kerja sama, kekeluargaan, dan gotong
royong sangat hangat dan terasa di antara para pelakunya. Agak berbeda
Sejarah TCP/IP dan Internet 21

dengan suasana Internet Indonesia hari ini yang terasa lebih komersial dan
individual di sebagian aktivitasnya terutama untuk tujuan komersial, seperti
e-commerce.
Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat
dilihat di beberapa artikel yang saya tulis di media cetak seperti KOMPAS
berjudul "jaringan komputer biaya murah menggunakan radio" pada akhir
tahun 1990 atau awal 1991-an. Juga beberapa artikel pendek saya di Majalah
Elektron Himpunan Mahasiswa Elektro ITB pada tahun 1989-an. Tidak terasa
waktu demikian cepat berlalu, tanpa terasa hal itu telah melewati kita semua
lebih dari 20 tahun yang lalu.
Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia datangnya dari kegiatan
kami di amatir radio, khususnya rekan-rekan di Amatir Radio Club (ARC) ITB
pada tahun 1986-an. Bermodal pesawat Rig HF SSB Kenwood TS430 milik
Harya Sudirapratama YC1HCE dengan komputer Apple IImilik Onno W. Purbo
YCbDAV (sekarang YCOMLC), sekitar belasan anak muda ITB seperti Harya
Sudirapratama YC1HCE, J. Tjandra Pramudito YB3NR (almarhum), Suryono
Adisoemarta NSSNN (sekarang YDONXX), dan bersama saya YCbDAV sendiri,
kamiberguru pada para senior amatir radio seperti Robby Soebiakto YB1BG,
Achmad Zaini YB1HR (alm), Yos YB2SV, dan YBOTD di band 40m (7MHz).
Mas Robby Soebiakto YB1BG merupakan guru di antara para amatir radio
di Indonesia, khususnya untuk komunikasi data packet radio yang kemudian
didorong ke arah TCP/IP. Teknologi packet radio TCP/IP, kemudian diadopsi
oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan
Paguyuban Net di tahun 1992-1994-an. Mas Robby Soebiakto YB1BG adalah
koordinator IP pertama dari AMPR-net (Amatir Packet Radio Network) yang di
Internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Saat ini, AMPR-net
Indonesia dikoordinasi oleh Onno W. Purbo YCOMLC (ex YC1DAV). Koordinasi
dan aktivitasnya mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota ORARI dan
dikoordinasi melaluimailing list amatir radio, orari-news@yahoogroups.com.
Pada tahun 1986-1987-an awal perkembangan jaringan paket radio
di Indonesia, Mas Robby YB1BG yang juga merupakan pionir di kalangan
Internet - TCP/IP: Konsep & Implementasi

teman-teman amatir radio Indonesia, mengaitkan jams


onesia, mengaitkan jaringan amatir Bulletin
Board System (BBS) yangmerupakan
BS), yang merupakan jaringan
jaringan e-ma
e-mail store and forward yang
mengaitkan banyak "server" BBS amatir radio seluruh dunia agar e-mail
dapat berjalan dengan lancar. Pada awal tahun 1990-an komunik
saya yang waktu itu berada di Canada dengan panggilan YCIDAVI 3 rekan

rekan amatir radio di Indonesia dilakukan melalui jaringan aman


Dengan peralatan PC/XT dan walkie talkie 2 meteran, komunikasi antara
Indonesia-Canada terus dilakukan dengan lancar melalui jaringan amatir
radio. Mas Robby YB1BG ternyata berhasil membangun gateway amatir
satelit di rumahnya di Cinere melalui satelit-satelit OSCAR milik amatir radio.
Kemudian, kamimelakukan komunikasi lebih lanjut yang lebih cepat antara
Indonesia-Canada. Pengetahuan secara perlahan ditransfer melalui jaringan
amatir radio ini.

RMSIbrahim (biasa dipanggil Ibam),motor dibalik operasionalnya Internet


di Universitas Indonesia. Ibam pernah menjadi operator yang menjalankan
gateway ke Internet dari Ul yang merupakan bagian dari jaringan universitas
di Indonesia UNINET. Protokol UUCP yang lebih sederhana daripada TCP/IP
digunakan terutama untuk mentransfer e-mail & newsgroup. RMS Ibrahim
juga merupakan pemegang pertama Country Code Top Level Domain (ccTLD)
yang di kemudian hari dikenal sebagai IDNIC (http://www.idnic.net.id).
Muhammad Ihsan adalah staf peneliti di LAPAN Ranca Bungur yang
tidak jauh dari Bogor yang di awal tahun 1990-an didukung oleh kepalanya
Bu Adrianti dalam kerja sama dengan DLR (NASA Jerman) yang mencoba
mengembangkan jaringan komputer menggunakan teknologi packet radio
pada band 70cm dan 2m. Jaringan tersebut dikenal sebagai JASIPAKTA dengan
dukungan DLR Jerman. Protokol TCP/IP dioperasikan di atas protokol AX.25
pada infrastruktur packet radio. Pak Ihsan ini yang mengoperasikan relay
penghubung antara ITB di Bandung dengan gateway Internet yang ada di
BPPT.

Pak Firman Siregar merupakan salah seorang motor di BPPT yang


mengoperasikan gateway packet radio bekerja pada band 70cm. PC 386
Sejarah TCP/IP dan Internet
23

sederhanamenjalankan program NOS di atas sistem operasi DOS digunakan


sebagai gatewaypacket radio TCP/IP. IPTEKNETmasih berada di tahapan sangat
awal perkembangannya saluran komunikasi ke internet masih menggunakan
X.25 melalui jaringan SKDP terkait pada gateway di DLR Jerman.
Putu, sebuah nama yang melekat dengan perkembangan PUSDATA
Departemen Perindustrian waktu masa kepemimpinan Pak Tungki Ariwibowo
menjalankan BBS pusdata.dprin.go.id yang hingga saat ini masih beroperasi.
Pada masa awal perkembangannya, BBS Pak Putu sangat berjasa dalam
membangun pengguna e-mail, khususnya di Jakarta. Pak Putu sangat
beruntung mempunyai menteri Pak Tungki Ariwibowo yang "maniak” IT
dan yang mengesankan dari Pak Tungki adalah beliau akan menjawab
e-mail sendiri. Barangkali Pak Tungki adalah menteri pertama di Indonesia
yang menjawab e-mail sendiri. Saya sempat terkagum-kagum memperoleh
jawaban e-mail dari seorang Pak Tungki yang waktu itu sedang berada di
Amerika Selatan dalam kunjungan kerjanya. Bukan main, seorang menteri
tetapi tetap menyempatkan diri untuk membalas e-mail.
Mas Suryono Adisoemarta NSSNN di akhir 1992 kembali ke Indonesia,
kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh anggota Amatir Radio Club ARC
ITB seperti Basuki Suhardiman (sekarang di A13 ITB), Aulia K. Arief (sekarang di
Jalawave Bandung),Arman Hazairin (pernah menjadi Vice President Telkomsel,
dan direktur YellowPages), dan didukung oleh Adi Indrayanto (sekarang di
ITB) untuk mencoba mengembangkan gateway packet radio di ITB. Berawal
semangat dan bermodalkan PC 286 bekas barangkali ITB merupakan lembaga
yang paling miskin yang nekat untuk berkiprah di jaringan PaguyubanNet.
Rekan lainnya seperti UI, BPPT, LAPAN, dan PUSDATA DEPRIN merupakan
lembaga yang lebih dahulu terkait ke jaringan. Pada tahun 1990-an, mereka
mempunyai fasilitas yang jauh lebih baik daripada ITB. Di ITB, modem packet
radio berupa Terminal Node Controller TNC merupakan peralatan pinjaman
dari Muhammad Ihsan dari LAPAN.
Berawal dari teknologi packet radio 1200bps di atas, ITB kemudian
berkembang di tahun 1995-an memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps
24
Internet - TCP/IP: Konsep & Implementasi

ke RISTI Telkom sebagai bagian dari IPTEKNET al


kom sebagai bagian dari IPTEKNET akses Internet tetap diberikan
secara cuma-cur
cumakepada rekan-rekan yang lain. September 1996 merupakan
tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan jaringan penelitian
Asia Internet Interconnection Initiatives (A13) sehingga memper
bandwidth 1.5Mbps (sekarang 2Mbps) ke Jepang yang terus dilaman
dengan sambungan ke Telkom Net & lIX sebesar 2Mbps. ITB akhirnya menjadi
salah satu bagian terpenting dalam jaringan pendidikan di Indonesia yang
menamakan dirinya A13 Indonesia yang mengaitkan 25+ lembaga pendidikan
di Indonesia.

Jaringan pendidikan ini bukan hanya monopoli ITB saja, jaringan


pendidikan lain yang lebih besar lagi adalah jaringan SMK yang berkembang
pesat dibawah pimpinan DR. Gatot HP yang tahun 2000-2005 menjadi direktur
Pendidikan Menengah Kejuruan DIKMENJUR. Jaringan SMK telah mengaitkan
10.000 SMK di seluruh Indonesia. Belum lagi kalau bisa mengaitkan 10.000
SMU ke Internet pasti tidak kalah serunya dengan mengaitkan 3000 PTN/PTS
di seluruh Indonesia ke Internet.
Di tahun 1989-1990-an, teman-teman mahasiswa Indonesia di luar
negeri mulai membangun tempat diskusi di Internet, salah satu tempat
diskusi Indonesia di Internet yang pertama berada di indonesians@janus.
berkeley.edu. Berawal dari mailing list pertama di Janus, diskusi-diskusi
antarmahasiswa Indonesia di luar negeri pemikiran alternatif beserta
kesadaran masyarakat ditumbuhkan. Pola mailing list ini ternyata terus
berkembang dari sebuah mailing list legendaris di Janus, akhirnya menjadi
sangat banyak sekali mailing list Indonesia terutama di host oleh server di
ITB. Pada tahun 2000-an, sebagian besar mailing list Indonesia bermarkas di
yahoogroups.com yang dapat diakses melalui Web http://groups.yahoo.com.
Mailing list pernah menjadi salah satu sarana yang sangat strategis dalam
pembangunan komunitas di Internet Indonesia. Saat ini sarana berkumpul
komunitas menjadi sangat beragam dengan keberadaan WhatsApp, Twitter,
Facebook group, Instagram, Telegram, dan masih banyak lagi.
Sejarah TCP/IP dan Internet 25

C. Perjuangan Infrastruktur Internet Komersial Indonesia


Cara paling mudah untuk melihat perkembangan atau perjuangan
infrastruktur Internet di Indonesia adalah melalui perkembangan atau
ekspansi dari Internet Servis Provider (ISP).
ISP komersial pertama di Indonesia adalah Indolnternet, yang dikenal
sebagai IndoNet http://www.indo.net.id. Pada tahun 1994-an, mulai
beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP
komersial pertama Indonesia pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui
tentang celah-celah bisnis Internet dan masih sedikit sekali pengguna
Internet di Indonesia. Seingat saya, sambungan awal ke Internet dilakukan
menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekat
barangkali. Lokasi IndoNet masih di daerah Rawamangun, di kompleks dosen
Ul yang kebetulan ayah Sanjaya adalah dosen UI.
Seperti kita tahu, bahwa perkembangan usaha bisnis Internet di Indonesia
semakin marak dengan 300+ ISP yang memperoleh lisensi dari pemerintah.
Asosiasi ISP (APJII) terbentuk dimotori oleh Sanjaya cs di tahun 1998-an.
Efisiensi sambungan antarlSP terus dilakukan dengan membangun beberapa
Internet Exchange (IX) di Indosat, Telkom, APJI (11x), dan beberapa ISP lainnya
yang saling exchange. Detail perkembangan industri Internet di Indonesia
dapat dilihat atau diakses di Web APJII di bagian statistik https://apjii.or.id/
content/utama/39.
Pola penyebaran Internet di Indonesia sebetulnya dapat diperkirakan.
Pada awalnya, di mana pengguna masih sedikit dan tidak menguntungkan
bagi operator maka WARNET dan RT/RWnet biasanya akan menjadi ujung
tombak untuk pemberdayaan masyarakat dan pemberian akses ke Internet.
Setelah semakin banyak pengguna yang melek IT maka pasar yang berhasil
dibangun oleh WARNET & RT/RWnet akan diambil oleh operator besar &
ISP. WARNET & RT/RWnet akan terpaksa menyingkir ke wilayah-wilayah
yang belum ada sinyal, khususnya di daerah pinggiran dan pedesaan. Saat
buku ini ditulis di akhir tahun 2016, 60-70% pengguna Internet di Indonesia
mengakses menggunakan selular dan smartphone. Sayangnya, tidak ada
26 Internet - TCP/IP: Konsep & Implementa

Ucapan terima kasih maupun bantuan yang diberikan oleh Pemerintah

khususnya KEMKOMINFO bagi WARNET & RT/RWnet yang telah bersusah


payah mencerdaskan para pengguna pemula Internet di Indonesia. Sebaliknya,
sering terjadi justru WARNET & RT/RWnet lebih banyak disweeping masalah
izin ISP atau pembajakan software.
Guna mengurangi traffic internasional, APJIL membentuk beberapa
Indonesia Internet Exchange (IIX). Di Jakarta, ada beberapa Internet Exchange,
yaitu, di Cyber Building oleh APJI (UX), di Cyber Building oleh IDC (Openix),
di Duren Tiga oleh IDC (Openix), dan di daerah Kuningan dioperasikan oleh
CBN. Selain itu, beberapa lIX lokal seperti di Surabaya dan Yogyakarta sudah
beroperasi. Dengan demikian, traffic lokal dimasing-masing kota tidak lagi
harus dilakukan ke Jakarta.

Perlu dicatat bahwa tidak ada negara di dunia yang mengoperasikan


Internet Exchange dalam skala besar seperti Indonesia. Johar Alam sering
bercerita pada penulis bahwa negara-negara lain banyak belajar pada kita
untuk membentuk Internet Exchange di negaranya.
Dari laporan MRTG (Multi Router Traffic Graph) yang diadministratori
Johar Alam (johar@the.net.id) kita melihat kenaikan bandwidth yang luar
biasa dari tahun ke tahun melalui OpenIX ini.

Catatan Peak Traffic Internet di Openix (Johan Alam)

Tahun Peak Traffic

1997 1 Mbps

| 1998 2 Mbps
2000 3 Mbps

2001 40 Mbps

2002 245 Mbps

2006 1.4 Gbps


Sejarah TCP/IP dan Internet
27

2009 19 Gbps
2011 60 Gbps

2013 100 Gbps


2016 240 Gbps

Dari catatan Johar Alam, peak traffic Internasional Indonesia tahun 2016
adalah 800Gbps. Sangat tinggi sekali, jauh lebih tinggi daripada peak traffic
lokal Indonesia, Indonesia masih banyak tergantung pada situs-situs yang ada
di luar Indonesia.
Perbandingan volume trafik antara in-coming dan out-going adalah
1:10 karena Indonesia masih lebih banyak mengonsumsi informasi dan tidak
memproduksi informasi.
Jika kita menganalisis traffic di atas, kita akan melihat dengan jelas bahwa
terjadi kenaikan yang luar biasa dari Internet di Indonesia. Kenaikan inimasih
akan terus terjadi karena dari data International Telecommunication Union
(ITU), baru 20+% rakyat Indonesia yang tersambung ke Internet. Pekerjaan
Rumah kita masih banyak untuk menyambungkan 80-90% bangsa ini ke
Internet.

D. Infrastruktur Internet Rakyat


Berbasis pada pengembangan konsep infrastruktur telekomunikasi
rakyat, yang bertumpu pada teknologi Internet tanpa kabel pada band
ISM & UNII di frekuensi 2.4GHz dan 5 hingga 5.8GHz implementasi RT/
RWnet dilakukan sejak awal tahun 2000-an. Teknologi Warung Internet
yang relatif sederhana dan mapan dikembangkan untuk menyambungkan
komputer tetangga menggunakan kabel LAN untuk menjadi RT/RWnet.
Secara sederhana, sambungan 24 jam ke Internet Service Provider (ISP) yang
harganya Rp200.000 hingga Rp800.000/bulan, dibagi 20 hingga 80 tetangga
untuk mencapai biaya operasi Rp20.000 hingga Rp40.000/bulan per rumah
24 jam ke Internet. Jika dilakukan bertumpu pada pembentukan kebutuhan
28 Internet - TCP/IP: Konsep & Implementasi

(demand creation), bukan pembangunan infrastruktur semata, investasi


sambungan yang besarnya antara Rp1.000.000 hingga Rp4.000.000 akan
kembali modal dalam waktu 1 hingga 1,5 tahunan. Gilanya, semua dilakukan
tanpa perlu bergantung kepada Telkom maupun pemerintah.
Teknologi Internet tanpa kabel menjadi menarik karena di luar negeri
frekuensi 2.4 GHz, maupun 5 hingga 5.8 GHz dibebaskan dari izin frekuens,
akibatnya peralatan komunikasi data pada frekuensi tersebut dapat diperoleh
dengan mudah, murah, selain mudah dioperasikan (user-friendly). Bayangkan
USB WiFi pada kecepatan 54 hingga 300 Mbps dapat diperoleh seharga
Rp150.000 hingga 200.000 per buah, tinggal dibuatkan antena parabola kecil,
antena wajanbolic atau antena kaleng susu yang cukupmenjangkau jarak jauh
sekitar 3 hingga 5 km.
Di Indonesia, perjuangan untuk membebaskan 2.4GHz dan 5 sampai
5.8GHz dari penindasan aparat telah menelan banyak korban, berakibat
dibebaskannya frekuensi 2.4GHz untuk penggunaan Internet sejak Januari
2005. Alhamdullillah, di awal tahun 2011, frekuensi 5.8GHz bebas digunakan
juga. Saya masih percaya bahwa ISM & UNII band di 2.4 dan 5 hingga 5.8GHz
harus digunakan semaksimal mungkin untuk keperluan memandaikan bangsa
dan harus digratiskan.
Di masa mendatang, kemungkinan besar kita harus membebaskan juga
berbagai frekuensi tinggi lainnya, seperti 24GHz, untuk bisa menyalurkan
data kecepatan beberapa Gbps ke masyarakat secara gratis. Peralatan seperti
UBNT AirFiber mampu memberikan akses pada kecepatan 1.28Gbps dan
sudah mulai digunakan di Indonesia.
Salah satu kunci strategis memandaikan bangsa adalah menginternetkan
lebih dari 220.000 sekolah (+48 juta siswa) di Indonesia karena biayanya
dapat ditekan menjadi Rp2.000-5.000/siswa per bulan bahkan lebih rendah
lagi. Jika internetisasi sekolah berhasil dilakukan, kita akan melihat 48 juta
lebih anak bangsa menjadi fasih Internet menuju knowledge based society di
kemudian hari.
Sejarah TCP/IP dan Internet
29

Perizinan ISP dari KEMKOMINFO sebetulnya menjadi momok bagi


perkembangan Internet di Indonesia. Mungkin, tidak pernah terpikir oleh
pemerintah bahwa sebagian besar akses akan berkembang dari jaringan
sekolah, jaringan RT/RWnet yang mungkin beroperasi tanpa izin usaha, atau
maksimum sebuah CV saja, dengan peralatan seadanya bahkan dengan router
buatan sendiri dari PC. Sayangnya, aturan yang ada mengharuskan bahwa
hanya operator telekomunikasi yang dapat izin ISP dari KOMINFO yang bisa
menggelar infrastruktur Internet. Padahal dengan murah dan mudahnya
peralatan untuk membangun Internet, anak-anak SMK di Indonesia akan
mampu membangun Internet di setiap desa Indonesia. Pertanyaannya,
apakah MENKOMINFO sanggup menandatangani izin ISP untuk setiap desa
Indonesia yang jumlahnya 80.000 desa lebih?
Perjuangan berlangsung pula di lini Internet Telepon, beberapa teman
sempat merasakan dibui, diinterogasi bermalam-malam bahkan tidak segan
segan disita peralatannya. Keberadaan Volp Merdeka http://voipmerdeka.net
yang gratis dan tidak perlu tersambung ke Telkom menjadi jawaban telak bagi
regulator. Hal ini dimotori banyak rekan seperti Judhi Prasetyo, Muhammad
Ichsan, Harijanto Pribadi, dan lain-lain. TeknologiVoIP Merdeka dikembangkan,
sehingga mencapai biaya US$ 25-35 per sambungan telepon (SST), jauh lebih
murah dibanding Telkom flexi yang diklaim US$300/SST, apalagi sambungan
telkom biasa yang US$1000/SST. Seluruh ilmu dan teknologinya dapat diambil
secara gratis dari berbagai situs.
Anton 'Raharja (anton@ngoprek.org) terus mengembangkan teknologi
VoIP menggunakan Session Initiation Protocol (SIP) yang lebih maju daripada
VoIP Merdeka. Inisiatif Anton dan kawan-kawan dikenal sebagai VoIP Rakyat.
Aktivitas VoIP Merdeka telah pindah ke VoIP Rakyat yang dapat diaksesmelalui
Web di http://www.voiprakyat.or.id. Teknologi VoIP Rakyat ini sebetulnya
termasuk kategori teknologi Next Generation Network (NGN) maupun 4G
di kalangan operator telekomunikasi. Teknologi ini pun terus berkembang
dengan adanya teknologi OpenBTS yang memungkinkan kita membuat BTS
dan operator seluler sendiri.
30 Internet - TCP/IP: Konsep & Implementasi

Para penggiat VoIP seperti Anton Raharja, sudah mengoperas kan

area untuk rakyat dengan kode area +62520 dan +62521 yang bisa
dikoordinasikan melalui situs http://teleponrakyat.id.
Hal yang sangat eksplisit tampak dari contoh ini adalah tidak adanya ruang
legal bagi infrastruktur berbasis komunitas, yang dibangun dengan peralatan
buatan sendiri, dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Tidak ada ruang legal
bagi infrastruktur wireless internetmenggunakan WiFi. Tidak ada ruang legal
bagi VoIP yang berbasis jaringan komunitas.
Satu lagi yang jelas, akses ke peralatan teknologi informasi yang mutakhir
tidak cukup. Pengetahuan tentang teknologi informasi dalam bahasa
Indonesia menjadi penting, tentunya perlu strategi yang untuk membangun
pengetahuan lokal secara swadaya masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai