:
KELAS :
Bahasa Indonesia - Cerita Fiksi
15 Pertanyaan TANGGAL :
A cerpen B misteri
C humor D fabel
A mitos dan kejadian aneh di dunia B kisah nyata yang telah terjadi pasti
A legenda B mite
C misteri D fabel
6. Cerita penghibur yang membangkitkan tawa, jenaka, keriangan atau sindiran disebut .....
C legenda D mite
Alkisah, ada dua pengelana yang sedang melintasi gurun pasir. Kedua pengelana itu
memiliki sifat yang berbeda. Lihatlah setiap kali berhenti, Kohar tidak langsung membuka
bekal makanannya. Ia menunggu sampai Abdullah menawarinya makan dan minum.
Senyum terkembang di bibir Kohar karena mendapat makanan dan air gratis. Jadi, bekal
air dan makanan Kohar masih utuh. Begitulah selama beberapa hari, Kohar makan dari
bekal rekan seperjalanannya.
C Kohar D Abdullah
8. Sifat Kohar pada cerita tersebut adalah . . . .
A Kohar memiliki sifat baik B Kohar dan Abdullah memiliki sifat pelit
C Kohar dan Abdullah memiliki sifat baik D Kohar memiliki sifat pelit
10. Hampir setiap malam mereka berkumpul bersama, berpesta, menari, dan bergembira.
Mereka saling membuatkan masakan kecuali seekor belalang yang selalu hidup
menyendiri. Ia hanya memandang keramaian dari depan rumahnya. Tingkah belalang itu
sangat aneh, dia aib dikarenakan telah kehilangan sebuah kakinya.
Kebiasaan tokoh belalang yang tergambar pada kutipan dongeng tersebut ialah ….
11. Dalam cerita "The Lion King". Simba adalah sebuah tokoh dengan
karakter ....
A antagonis B tritagonis
C protagonis D jahat
12. Siang hari, malam hari, di tepi pantai, merupakan contoh dari . . .
C alur D cerita
13. Anggit tidak kuasa menahan tangisnya ketika menuturkan kondisi keluarganya. Anggit
sengaja keluar dari sekolah. Ia tidak memiliki biaya untuk sekolah. Ia harus membiayai
dirinya dan sang ibu. Keinginan Anggit sebenarnya tidak berlebihan. Pengamen cilik yang
biasa mangkal di perempatan jalan itu hanya ingin sekolah.
Si Lancang sudah mulai bosan dengan kehidupan yang serba kekurangan. Ia mengeluh,
tampak putus asa. Berkali-kali ibunya memberi nasihat kepada si Lancang agar anaknya
tekun bekerja. "Sabarlah, Nak! Janganlah kamu terus-terusan mengeluh! Kita memang
harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Jangan putus asa dan
jangan menyerah." begitu ibu si Lancang menasihati anak semata wayangnya itu.
Dikutip dari ”Si Lancang” dalam Kumpulan Cerita Rakyat, Citra Aji Parama, 2007)