Menulis Artikel
Minimnya Pendidikan Karakter Siswa di Masa Pandemi
Covid-19
Sampai saat ini masyarakat masih memandang bahwa ruang kelas adalah sekolah
yang sesungguhnya dan kelas online itu dianggap less effective. Hal tersebut disebabkan
karena siswa tidak siap dalam melaksanakan sekolah daring. Salah satunya yang paling
umum adalah kendala jaringan, sehingga materi yang disampaikan menjadi kurang maksimal
dan para siswa tidak menerima materi dengan baik. Tidak hanya itu saja, pendidikan karakter
yang merupakan hal utama dalam mendidik karakter, moral, dan akhlak siswa menjadi lebih
sulit untuk diterapkan. Karena fokus utama yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran
jarak jauh adalah memaksimalkan materi dengan waktu yang singkat. Maka dari itu
dperlukan teknologi yang memadai, supaya materi dapat tersampaikan dengan maksimal.
Teknologi yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran jarak jauh
justru membuat pendidikan karakter siswa mulai terasa hilang. Hal ini disebabkan dengan
kurangnya pengawasan dari guru dalam membina karakter siswanya dan minimnya
pengawasan dari orang tua terhadap anak dalam menggunakan teknologi. Selama kurang
lebih dua tahun para siswa dan guru harus menggunakan teknologi dalam proses
pembelajarannya, maka dari itu tidak heran tentunya jika siswa merasa bosan dan jenuh.
Kebosanan dan kejenuhan yang dihadapi para siswa ini menjadi faktor pendorong untuk
siswa melakukan aksi tawuran antarpelajar yang membuat kegaduhan di lingkungan
masyarakat.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Hery Purnomo mengatakan, jumlah
kasus tawuran antarpelajar meningkat saat memasuki pandemi Covid-19. Hal ini sudah
menjadi bukti bahwa adanya penurunan pendidikan karakter terhadap siswa. Dalam hal ini
pengawasan orang tua terhadap anak untuk tidak boleh keluar rumah saat pandemi Covid-19
patut dipertanyakan. Karena hanya orang tualah yang mampu memberikan perhatian dan
perlindungan khusus terhadap anak untuk mendidik karakter anak di tengah pandemi Covid-
19, supaya anak tetap mempunyai pendidikan karakter yang baik walaupun dengan keadaan
yang lebih sulit.
Menurut Soeroso, di masa pandemi Covid-19 ini, tidak semua orang tua dapat
memberikan pola pengasuhan yang baik untuk mendidik anaknya. Seperti seorang siswa di
SMPN 3 Situbondo yang sering bermain game online sehingga berperilaku agresif selama
masa pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan para orang tua yang kurang mengawasi
anaknya dalam bermain handphone, sehingga berdampak buruk pada perilaku anak. Jika hal
ini terus terjadi maka anak akan mempunyai karakter yang buruk seperti menjadi malas,
melawan orang tua, dan perilaku buruk lainnya yang akan merugikan dirinya. Oleh karena
itu, orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam membangun karakter
anak selama pandemi Covid-19, karena hampir seluruh kegiatan anak dilakukan di rumah.