Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Rizki Saputra

Kelas : SI6KR

NIM : 201410040

1. Apple Inc. adalah perusahaan teknologi multinasional yang berpusat di


Cupertino, California, yang merancang, mengembangkan, dan menjual barang
elektronik konsumen, perangkat lunak komputer, dan layanan daring. Perangkat keras
yang diproduksi Apple meliputi telepon pintar iPhone, komputer tablet iPad, komputer
pribadi Mac, pemutar media portabel iPod, jam pintar Apple Watch, pemutar media
digital Apple TV, dan pengeras suara pintar HomePod.berikut adalah link nya
https://www.apple.com/,,

Pada Desember 2017, dua artikel di The Verge dan ZDNet membahas minggu
yang penuh masalah bagi platform macOS dan iOS Apple. macOS memiliki celah
keamanan besar; Mac yang menggunakan sistem operasi macOS High Sierra rentan
terhadap bug yang memungkinkan semua orang menjadi administrator dengan cara
mengetik "root" di kolom nama pengguna, mengosongkan sandinya, dan mengklik
"unlock" dua kali.[226] Bug ini diungkap secara terbuka di Twitter alih-alih melalui
program sayembara bug resmi.[227] Apple merilis perbaikan keamanan dalam kurun
satu hari sekaligus permintaan maaf.[228] Namun demikian, perbaikan keamanan ini
merusak sistem berbagi berkas; Apple merilis dokumen instruksi untuk memperbaiki
masalah itu secara terpisah.[229] Meski berjanji akan "mengaudit proses
pengembangan demi mencegah terulangnya masalah", pengguna yang memasang
pemutakhiran keamanan di sistem operasi High Sierra versi 10.13.0 merasa celah
keamanan "root" muncul kembali dan bertahan meski sudah memutakhirkan seluruh
sistem operasinya.[230] Di iOS, sebuah bug tanggal menyebabkan semua perangkat iOS
yang menerima notifikasi aplikasi lokal pada pukul 12:15am tanggal 2 Desember 2017
mati-nyala berkali-kali.[231] Pengguna disarankan untuk mematikan notifikasi
aplikasinya.[232] Apple segera merilis pemutakhiran pada dini hari waktu Cupertino,
California,[233][234] dan di luar jam rilis biasanya.[235] Salah satu fitur utama yang
dimutakhirkan perlu ditunda selama beberapa hari.[236][237] Tom Warren dari The
Verge menyebut perpaduan masalah macOS dan iOS waktu itu sebagai "mimpi buruk"
para teknisi perangkat lunak Apple serta bukti rentannya kemampuan perusahaan
melindungi lebih dari 1 miliar perangkat.[235] Adrian Kingsley-Hughes dari ZDNet
menulis, "hampir semua orang merasa bahwa Apple mulai tidak bisa diandalkan lagi".
[238] Kingsley-Hughes juga mengakhiri artikelnya dengan mengutip artikelnya yang
lain, "Walaupun saya sudah capek mengungkit-ungkit jargon lama 'Apple tidak akan
seperti ini kalau Steve Jobs masih ada', semua yang terjadi di Apple belakangan ini
berbeda daripada Apple era Jobs. Meski tetap ada kesalahan di sana-sini, pengumuman
dan peluncuran produk era Jobs jauh lebih ketat, demikian halnya dengan kualitas
produk yang dirilis Apple." Ia mengakui bahwa kegagalan seperti itu "mungkin pernah
terjadi" pada zaman Jobs, tetapi "sikap Jobs yang khas akan memaksa para teknisi
bekerja lebih keras sehingga meminimalisasi kegagalan di masa depan

Information security risk

2. Google

Google LLC[9] adalah sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat yang


berkekhususan pada jasa dan produk Internet. Produk-produk tersebut meliputi
teknologi pencarian, komputasi web, perangkat lunak, dan periklanan daring.
[10]
 Sebagian besar labanya berasal dari AdWords.[11][12]

Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin saat masih


mahasiswa Ph.D. di Universitas Stanford. Mereka berdua memegang 16 persen saham
perusahaan. Mereka menjadikan Google sebagai perusahaan swasta pada tanggal 4
September 1998. Pernyataan misinya adalah "mengumpulkan informasi dunia dan
membuatnya dapat diakses dan bermanfaat oleh semua orang", [13] dan slogan tidak
resminya adalah "Don't be evil".[14][15] Pada tahun 2006, kantor pusat Google pindah
ke Mountain View, California.

Sejak didirikan, pertumbuhan perusahaan yang cepat telah menghasilkan berbagai


produk, akuisisi, dan kerja sama di bidang mesin pencari inti Google. Perusahaan ini
menawarkan perangkat lunak produktivitas daring (dalam jaringan), termasuk surat
elektronik (surel), paket aplikasi perkantoran, dan jejaring sosial. Produk-
produk komputer mejanya meliputi aplikasi untuk menjelajah web, mengatur
dan menyunting foto, dan pesan instan. Perusahaan ini memprakarsai
pengembangan sistem operasi Android untuk telepon genggam dan Google Chrome
OS[16] untuk jajaran netbook Chromebook. Google sudah beralih ke perangkat keras
komunikasi. Mereka bekerja sama dengan berbagai produsen elektronik besar untuk
memproduksi perangkat Nexus-nya dan mengakuisisi Motorola Mobility pada Mei
2012.[17] Tahun 2012, infrastruktur serat optik dipasang di Kansas untuk memfasilitasi
layanan Internet pita lebar Google Fiber.[18]

Beberapa pemerintah daerah India telah membicarakan masalah mengenai risiko


keamanan yang ditampilkan oleh detail gambar yang disediakan oleh Google Earth.
[79]
 Google juga telah dikritik oleh pengiklan karena melakukan klik bayar, ketika
seseorang digunakan untuk melakukan pembayaran pada sebuah iklan tanpa memiliki
rasa ketertarikan terhadap produk tersebut. Laporan industri tahun 2006 mengklaim
bahwa sekitar 14 hingga 20 persen klik merupakan pemaksaan bayar. [80] Kritik
terhadap Google juga terjadi ketika Google beserta penyelenggara
game freemium lainnya dituduh untuk melakukan promosi yang tidak tepat dan
menyesatkan.

Information security risk


3. bank bri

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di
Indonesia. Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh
Raden Bei Aria Wirjaatmadja tanggal 16 Desember 1895

Kasus dugaan bocornya data dua juta nasabah PT Asuransi BRI Life (BRI Life) menjadi
lampu merah bagi pemerintah untuk memperkuat regulasi keamanan data pribadi
masyarakat. Direktur Information and Communication Technology atau ICT Institute
Heru Sutadi mengatakan kasus tersebut membuktikan bahwa regulasi yang dimiliki
otoritas sangat lemah. Data dua juta nasabah BRI Life diduga bocor dan dijual
secara online. Informasi bocornya data nasabah BRI Life diunggah sebuah
akun Twitter pada Selasa, 27 Juli 2021. Dalam unggahan tersebut, tertulis
bahwa pelaku mengancam menjual data sensitif milik BRI Life. Peretas
disinyalir mencuri 250 gigabyte data nasabah perusahaan asuransi
tersebut dan dijual seharga US$ 7.000 atau Rp 101,5 juta. https://bri.co.id/

Anda mungkin juga menyukai