Anda di halaman 1dari 32

KEKERASAN DALAM RUMAH

TANGGA
1. Di keluarga yang bagaimana
dapat terjadi KDRT ?
2. Apa yang dimaksud dengan
KDRT ?
3. Bagaimana bentuk-bentuk
KDRT ?
4. Faktor-faktor apa yang dapat
menimbulkan KDRT ?
5. Apa akibat KDRT ?
6. Bagaimana mengatasi KDRT?

PELIHARALAHKEHARMONISAN
PELIHARALAH KEHARMONISANDALAM
DALAMKELUARGA
KELUARGADENGAN
DENGAN
SALINGMENGHARGAI
SALING MENGHARGAIDAN
DANSALING
SALINGMELINDUNGI,
MELINDUNGI,
DANHINDARILAH
DAN HINDARILAHKDRT
KDRT
KDRT dapat terjadi di keluarga mana
saja: kaya – miskin, beragama – tidak
beragama, berpendidikan – tidak
berpendidikan, hidup di kota – hidup di
pedesaan, dsb
KDRT meliputi semua bentuk
kekejaman, perlakuan kasar atau
pengabaian yang dialami oleh anak-
anak atau orang dewasa dari
anggota keluarganya yang lain
JANGKAUAN KDRT

KDRT meliputi suatu jangkauan


luas dari pengendalian perilaku,
biasanya secara fisik, seksual,
dan psikologis, yang secara khas
melibatkan ketakutan,
kejahatan, intimidasi dan
perampasan emosional.
1. Physical Abuse (Kekejaman Fisik)
2. Sexual Abuse and Exploitation (being used
for a sexual purpose) / Kekejaman dan
Eksploitasi Seksual
3. Neglect (Pengabaian)
4. Psychological and Mental Abuse
(Kekejaman Mental Psikologis)
5. Economic or Financial Abuse (Kekejaman
Ekonomik dan Finansial)
FISIK
Disharmoni dalam keluarga dapat
melahirkan berbagai gesekan dan
benturan antar individu dalam keluarga.
Kekerasan menjadi jalan keluar yang
umum, baik kekerasan antara suami
dengan istri maupun antara orang tua
dengan anak, dan antara anak dgn anak.
Di samping itu
kekerasan
dapat juga
terjadi antara
majikan
dengan PRT
KEKEJAMAN DAN EKSPLOITASI
SEKSUAL

Kekejaman dapat
terjadi antar suami
isteri, majikan
dengan pembantu,
orang tua dengan
anak, dan anak
dengan anak
Ada suami yang
tega
mengkomersialkan
KEKEJAMAN MENTAL PSIKOLOGIS (1)

Kekejaman mental ini


lebih berat pengaruh
negatifnya terhadap
perkembangan anak
dibandingkan dengan
kekejaman fisik.
Gabungan kekejaman
fisik dan mental dapat
membunuh perkem-
bangan anak.
KEKEJAMAN MENTAL PSIKOLOGIS (2)

Kekejaman seperti ini


dapat terjadi antara ibu
dan anak, atau antar
sesama saudara kandung.
KEKEJAMAN EKONOMIK DAN
FINANSIAL
Kekejaman semacam ini
terjadi pada suami terhadap
istri. Termasuk juga di
dalamnya pengabaian
terhadap hak-hak istri dan
anak (penyediaan nafkah
termasuk nafkah batin,
perlindungan, dan
penghargan).
1. Faktor Mental Psikologis
2. Faktor Pendidikan
3. Faktor Sosial dan Ekonomi.
FAKTOR MENTAL PSIKOLOGIS

KDRT dapat disebabkan oleh adanya


gangguan kesehatan mental
anggota keluarga berupa
ketidakmampuan mengendalikan
pikiran, perasaan, dan perilaku
sebagai akibat dari gangguan
mental seperti:
1. Gangguan Depresif atau Stress
2. Gangguan Kepribadian
3. Gangguan Psikopat
GANGGUAN DEPRESIF ATAU STRESS.

TEKANAN PERASAAN KARENA KETIDAK-


MAMPUAN MENGATASI MASALAH YANG
DIHADAPI, MISALNYA KARENA:
1. KEHILANGAN ORANG PENTING DALAM
KEHIDUPANNYA.
2. KEHILANGAN UANG ATAU BARANG
YANG DIMILIKI.
3. KEHILANGAN PRESTISE, JABATAN
ATAU KEDUDUKAN (STATUS)
GANGGUAN KEPRIBADIAN

A. GANGGUAN SKIZOID (PIKIRAN ANEH-ANEH


DAN MAGIS). PIKIRAN SALAH TETAPI
TIDAK BOLEH DIBANTAH.
B. GANGGUAN PARANOID (PENCURIGA).
CURIGA DAN TIDAK PERCAYA PADA
ORANG LAIN.
C. GANGGUAN EKSPLOSIF (MARAH HEBAT
DGN ALASAN TIDAK SEPADAN
GANGGUAN PSIKOPAT
(GANGGUAN MENDALAM DAN KRONIS)
1. MELIMPAHKAN KESALAHAN KEPADA ORANG
LAIN
2. SEMUA PERASAAN TIDAK PUAS, KONFLIK
JIWA DAN TEKANAN PERASAAN
DIUNGKAPKAN DENGAN CARA YANG
MENYEBABKAN ORANG LAIN MENDERITA.
3. SANGAT EGOIS, AGRESIF, DAN TIDAK
PEDULI KEPADA ORANG LAIN
FAKTOR PENDIDIKAN

1. Pendidikan yang makin tinggi dapat


menim-bulkan kesombongan bahkan
memicu keinginan untuk mengganti
pasangan hidup karena dirasa tidak
sepadan lagi dengan tingkat
pendidikannya.
2. Pendidikan yang rendah dapat
menimbul-kan lingkaran kekerasan,
karena orang tua yang berpendidikan
rendah akan melaku-kan kekerasan
seperti yang dialaminya sejak kecil.
FAKTOR
FAKTOR SOSIAL
SOSIAL DAN
DAN EKONOMI
EKONOMI

Masyarakat modern menikmati kemajuan


materi yang memanjakan hidup mereka,
Segala sesuatunya menjadi lebih mudah
tapi mekanis, sementara sentuhan
manusiawi berkurang. Hubungan antar
individu menjadi kering, dan hasilnya
tingkat kesabaran masyarakat pada
umumnya turun.
FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI
(LANJUTAN)

Disharmoni ini melahirkan berbagai


gesek-an dan benturan, baik antar
kelompok masyarakat maupun
antar individu. Kekerasan menjadi
jalan keluar yang umum. Termasuk
kekerasan dalam rumah tangga
antar anggota keluarga, baik
antara suami dengan istri maupun
orang tua dengan anak.
FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI
(LANJUTAN)

Sebaliknya tingkat sosial ekonomi yang


rendah dapat memicu KDRT. Tekanan mental
akibat ketidak mampuan memenuhi berbagai
tuntutan hidup rumah tangga dapat
menimbulkan ketidaktenangan bahkan
kekacauan dalam rumah tangga yang dapat
berakhir fatal berupa penganiyayaan,
pengabaian anak/istri, komer-sialisasi istri
atau anak, pencurian, pemerasan, bahkan
pembunuhan atau bunuh diri.
KDRT DAPAT MERUSAK KETENANGAN,
KETENTERAMAN, SERTA KEBAHAGIAAN RUMAH
TANGGA DARI SEMUA ANGGOTA KELUARGA, BAIK
YANG SECARA LANGSUNG MENJADI SASARAN
KEKERASAN MAUPUN YANG MENYAKSI-KANNYA.
AKIBATNYA RUMAH YANG MESTINYA MENJADI SURGA
BERUBAH MENJADI NERAKA BAGIMENJADI
ISTRI YANG PENGHUNINYA.
KORBAN
KEKERASAN AKAN
MENGALAMI STRESS DAN
GANGGUAN MENTAL LAINNYA
YANG SELANJUTNYA AKAN
MENGALAMI PENYAKIT
PSIKOSOMATIK ATAU
KONVERSI YANG SUKAR
KDRT dapat berdampak mengerikan
terhadap anak-anak dan orang
dewasa dalam rumah itu, baik yang
langsung jadi sasaran kekerasan
maupun yang menyaksikan
kekerasan itu.
Anak-anak yang dari kecil hidup
dalam suasana KDRT cenderung
menjadi pelaku kekerasan atau
korban kekerasan pada waktu
mereka sudah dewasa.
AKIBAT KDRT (LANJUTAN)
Anak-anak yang dari kecil hidup
dalam suasana KDRT tetapi tidak
menjadi pelaku kekerasan atau
korban kekeras-an dapat
mengalami rintangan yang berat
dalam perkembangan emosionl,
mental, dan psikologis. Tantangan
ini berupa: kurang perhatian,
kesulitan pendidikan, masalah
kesehatan mental, dan kurang
keterampilan sosial.
PENGARUH KDRT TERHADAP EMOSI
ANAK
Semua jenis kekerasan terhadap anak dapat
mempengaruhi emosi anak. Pengaruh itu a. l.:
1. Konsep diri rendah 5. Mengasingkan diri
2. Depresi dan Cemas 6. Keprib. terganggu
3. Agresif dan 7. Rasa tidak berguna
Pemarah
8. Mimpi buruk
4. Sulit berkomunikasi
Banyak orang tua yang waktu kecilnya menga-lami
KDRT sulit mempercayai orang lain, menjauhi orang
lain, dan sulit membangun hubungan intim dengan
orang lain.
PENGARUH KDRT TERHADAP ANAK
Kekerasan terhadap anak-anak tidak hanya ber-
pengaruh terhadap perasaan mereka tetapi
sangat berpengaruh terhadap perilaku mereka
pada masa dewasa. Anak yg dibesarkan dalam
suasana KDRT berpeluang besar menjadi
tahanan polisi pada waktu remajanya atau
waktu dewasa.
Persentase yang sangat besar dari nara pidana di
penjara America adalah anak dari keluarga
dengan KDRT. Sepertiga dari anak-anak dari
keluarga dengan KDRT tumbuh menjdi orang
tua pelaku kekerasan.
1. Peliharalah suasana harmonis dalam rumah tangga
dengan saling memahami, saling menghargai, dan
saling mencintai.
2. Lakukan selalu komunikasi yang sehat
3. Hargailah hak dan kerjakanlah kewajiban masing-
masing anggota keluarga sebagaimana mestinya.
4. Jangan terlalu sayang pada diri sendiri.
5. Lakukan relaksasi dua kali sehari
6. Setiap masalah segera diselesaikan; jangan
ditumpuk.
7. Gunakan teknik pengubahan tingkah laku secara
tepat
8. Jika perlu gunakan jasa konselor atau psikolog.
KETENTUAN PIDANA BERDASARKAN UU
NO.24 TAHUN 2004 TENTANG KDRT

Pasal 44
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup
rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak
Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan korban mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling
banyak Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).
(3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mengakibatkan matinya korban, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 15 (lima belas) tahun atau denda paling banyak Rp 45.000.000,00 (empat
puluh lima juta rupiah).
(4) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit
atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian
atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) bulan atau denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Pasal 45
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan psikis
dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf b dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp.
9.000.000,00 (sembilan juta rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya
yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian
atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak
Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).  

Pasal 46
Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan seksual
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a dipidana dengan
pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda
paling banyak Rp 36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).
Pasal 47
Setiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah
tangganya melakukan hubungan seksual sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 huruf b dipidana dengan pidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun dan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun
atau denda paling sedikit Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)
atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Pasal 48
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dan
Pasal 47 mengakibatkan korban mendapat luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya pikir
atau kejiwaan sekurangkurangnya selama 4 (empat) minggu terus
menerus atau 1 (satu) tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya
janin dalam kandungan, atau mengakibatkan tidak berfungsinya alat
reproduksi, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun dan pidana penjara paling lama 20 (duapuluh) tahun atau denda
paling sedikit Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan
denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 49

Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling
banyak Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah), setiap orang yang :
a. menelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangganya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1);
b. menelantarkan orang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2).

Pasal 50

Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini hakim dapat


menjatuhkan
pidana tambahan berupa :
a. pembatasan gerak pelaku baik yang bertujuan untuk menjauhkan pelaku
dari korban dalam jarak dan waktu tertentu, maupun pembatasan hak-hak
tertentu dari pelaku;
b. penetapan pelaku mengikuti program konseling di bawah pengawasan
lembaga tertentu.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai