Anda di halaman 1dari 6

2.1.

4 Bentuk Batang

Pada umumnya batang memiliki bentuk silinder dengan berbagai macam ukuran yang
berbeda. Bentuk akar pada tumbuhan dikotil biasanya memiliki bagian pangkal bawah
dengan ukuran yang lebih besar, jadi semakin keatas semakin kecil ukurannya.
Sedangkan pada batang tumbuhan monokotil memiliki ukuran yang mirip atau tidak
memiliki perbedaan ukuran yang terlalu jelas antara pangkal bawah dengan ujung
batang (Wahyuni et al., 2022).

Bentuk batang dapat dilihat dari perpotongan cabang. Dari perspektif tersebut bentuk
batang dapat dibagi menjadi beberapa macam sebagai berikut. Batang dengan bentuk
bulat (teres), batang pipih ini tumbuh dengan melebar layaknya daun dan mengambil
tugas dari daun, dan batang bersegi (angularis) (Wahyuni et al., 2022).

2.1.5 Permukaan Batang

Batang memiliki beberapa macam sifat dan tekstur pada permukaannya.

Batang memiliki sifat bersayap (alatus) yang artinya batang bersegi dan pada sudutnya
terdapat pelebaran tipis, contohnya pada ubi (Dioscorea alata L.). Sifat pada batang
licin (leavis) dapat di temui pada tumbuhan jagung (Zea may), batang berusuk
(costatus) contohnya pada iler (Coleus scutellarioides), dan batang beralur (sulcatus)
contohnya pada kaktus pagar. Sedangkan jika pada tekstur permukaannya batang
memeliki beberapa macam tekstur sebagai berikut. Batang dengan permukaan
berambut (pilous), berduri (spinosus), batang dengan menunjukkan bekas-bekas daun,
contohnya pada pepaya dan dan kelapa. Batang dengan menunjukkan lentisel,
contohnya pada sengon (Wahyuni et al., 2022). 2.1.6 Arah Tumbuh Batang

Arah tumbuh batang memiliki beberapa variasi, dapat dibedakan menjadi beberapa
bagian. Arah tumbuh batang secara tegak lurus (erecus), menggantung (dependent,
pendulus), menjalar (repens), condong (ascendens), mamanjat (scandens), membelit
(volubilis), dan berbaring (humifusus) (Wahyuni et al., 2022).

2.1.7 Percabangan Pada Batang

Batang pada tumbuhan dapat dibedakan dengan cara melihat percabangannya. Bentuk
percabangan akan membentuk tampilan tumbuhan. Ada beberapa tumbuhan yang tidak
memiliki cabang umumnya dati tumbuhan jenis monokotil, contohnya pada kelapa
(Coco nucifera L.). Menurut Wahyuni et al., (2022) terdapat tiga sebutan umum pada
percabangan, yaitu:

a. Monopodial

Meristem apikal yang membentuk batang hingga berukuran besar dan

panjang sehingga batang dengan cabang tampak jelas, contohnya pohon pinus (Pinus
merkusii L.).

b. Simpodial

Pada percangan ini tidak dapat dibedakan yang mana batang pokok

dengan cabang karena meristem apikal berhenti melakukan pertembuhan

pada batang pokok.

c. Dikotom

2.2 Anatomi

Batang menjadi bagian dari struktur dari tumbuhan yang berperan penting bagi
tumbuhan tersebut. Batang menjadi tempat sekaligus kedudukan tubuh batang 16 bagi
tumbuhan. Batang yang berperan sebagai sumbu dari tumbuhan pada umumnya tegak,
berad

a di atas tanah dan menjadi tempat daun dan struktur reproduktif lainnya melekat.
Daun yang melekat pada batang membuat batang memiliki buku (nodus) dan ruas
(internodus). Nodus merupakan bagian batang yang berperan guna tempat titik lekat
daun, sedangkan internodus merupakan batang diantara dua nodus yang berurutan.
Pada umumnya tumbuhan akan tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari. Batang
akan selalu bertambah ujungnya, hal tersebut membuat batang memiliki pertumbuhan
yang tidak terbatas dimana batang akan terus mengadakan percabangan, baik
pertumbuhan primer maupun 13 pertumbuhan sekunder. Dengan percabangan batang
maka akan memperluas bidang asimilasi dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan
pada sistem yang terstruktur. Jalan pengangkutan air dan zat zat makanan dari akar
dan sebagai jalan hasil-hasil asimilasi, serta batang menjadi tempat penimbunan zat-zat
cadangan makanan (Hasanah dkk, 2021:65-66). Struktur bagian dari batang
diantaranya:
2.2.1 Struktur Batang Gymnospermae

Batang gymnospermae memiliki anatomi dan perkembangan jaringan primer dan


sekunder yang sama dengan batang dikotil. Xylem pada batang gymnospermae terdiri
dari trakeid dan noktah ladam dimana tidak ditemukan jari-jari xilem, trakea, dan
serabut kayu. Floem pada batang gymnospermae terdiri atas pembuluh tapis dan
parenkim floem. Batang gymnospermae banyak dijumpai saluran resin pada korteks.

Tipe pembuluh pada gymnospermae adalah kolateral terbuka dimana terdapat


kambium pada xilem dan floem, tipe stelenya yaitu diktiostele dimana floem
mengelilingi xem (ambifikribal), silinder pembuluh terbagi oleh celah daun (polypodium)
(Hasanah dkk, 2021: 68)

2.2.2 Perbedaan struktur batang primer dan sekunder

a. Batang primer

Batang memiliki sel kulit yang disebut epidermis. Sel epidermis dapat berubah menjadi
sel penutup, idioblas, dan berbagai tipe. Pada bagian dalam epidermis terdapat korteks
yang tersusun dari berbagai macam sel. Korteks merupakan bagian paling sederhana
karena semuanya tersusun atas sel parenkim yang memiliki dinding tipis. Umumnya
parenkim pada tanaman berfungsi untuk fotosintesis dan sebagai

penyimpan tepung. Daerah korteks bagian luar berbataskan langsung

26

dengan epidermis tersusuan dari kolenkim. Korteks batang dapat berisi sklereida, sel
sekretori, dan latisifer. Batas antara korteks dan stele disebut dengan endodermis.

Endodermis batang berbeda dengan endodermis akar. Sel endodermis

pada batang memiliki sel hidup yang berbentuk silinder kosong. Sedangkan pada
dinding endodermis memiliki struktur yang khas.

Ketika dalam masa perkembangan, sel endodermis mengalami perubahan, yaitu


penambahan lapisan gabus diseluruh permukaan dalam dinding sel. Selanjutnya diikuti
dengan penambahan lapisan sekunder dari selulosa. Lapisan Endodermis batang
dicotyledoneae seringkali berisi butiran tepung sehingga lapisan ini disebut sarung
tepung.disebelah dalam lapisan endodermis terdapat perisiklus yang merupakan satu
lapisan sel di luar floem. Disebelah dalam endodermis adalah stele yang berisi sistem
pembuluh.

Pada gymnospermae dan sebagian besar dicotyledoneae, system pembuluh terdiri atas
silinder bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan
pembuluh, yaitu floem yang biasanya terletak di bagian luar dan xilem yang biasanya
terletak dibagian dalam. xilem dan floem membentuk berkas pengangkut. Ada dua tipe
berkas pengangkut, yaitu sebagai berikut:

1) Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan 7 terbuka. Kolateral tertutup
ketika antara xilem dan floem tidak terdapat di dalamnya kambium, namun terdapat
parenkim sebagai penghubung. Tipe ini mudah ditemukan

parenkim sebagai penghubung. Tipe ini mudah ditemukan dalam batang


monocotyledoneae. Pada kolateral terbuka ketika di antara xilem dan floem terdapat
kambium yang bersifat dipleuris. Tipe ini biasanya ditemukan pada batang
dicotyledoneae

2) Berkas pengangkut tipe bikolateral terdiri atas satu bagian xilem yang berada di
tengah serta satu bagian floem di sebelah

luar. Satu bagian lainnya xilem di tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan
satu bagian di sebelah dalam. Antara xilem dan floem luar berisi kambium, diantara
xilem dan floem dalam berisi parenkim penghubung.

3) Berkas pengangkut tipe konsentris atau terpusat terdiri atas xilem yang dikelilingi
oleh floem (konsentris amfrikibal) yang

umumnya dimiliki oleh tumbuhan pteridophyta. Floem yang

dikelilingi oleh xilem yang umumnya dimiliki oleh tumbuhan monocotyledoneae


misalnya pada aloe arborescens, dracaena,

cordyline, dan sebagainya

4) Berkas pengangkut tipe menjari atau radial terdiri atas xilem dan floem yang
tersusun berselang-seling menurut arah jari- jari. Susunan seperti ini terdapat pada
akar sewaktu xilem dan floem dalam keadaan primer (Hasanah dkk, 2021:71-73) floem
dalam keadaan primer (Hasanah dkk, 2021:71-73)
b. Batang sekunder

Pertumbuhan batang sekunder adalah terusan dari batang primer atau hasil dari
aktivitas kambium yang terus menerus membelah hingga mencapai titik dimana jumlah
pembuluh bertambah. Pertumbuhan pada batang sekunder sebagian besar terjadi pada
tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Terjadinya pertumbuhan sekunder dilakukan oleh
jaringan meristem lateral yaitu kambium. Sel kambium vaskuler yang berada di antara
pembuluh xilem dan floem akan memulai melakukan pembelahan. Pembelahan ini
mengakibatkan diameter batang bertambah ukuran dan menyebabkan epidermis mati.
Ketika epidermis

2.2.3 Perbedaan batang pada tumbuhan dikotil dan monokotil

Jenis tumbuhan dikotil dan monokotil pada batangnya terdapat perbedaan yang sangat
jelas dapat dilihat dari struktur jaringannya. Pada batang tumbuhan dikotil, ikatan
pembuluhnya tersusun dalam satu lingkaran, floem terletak di sebelah luar xilem.
Batang dikotil memiliki kambium antara floem dan xilem, akibat perkembangan dari
kambium ini akan terjadi pertambahan dan diameter batang atau bisa disebut
mengalami pertumbuhan sekunder. Jaringan dasar tumbuhan dikotil dapat dibedakan
menjadi korteks dan empulur dan tidak terdapat sel-sel seludang pembuluh yaitu sel
khusus yang membukus floem dan xilem sama seperti pada daun. Pada batang
tumbuhan monokotil, ikatan pembuluhnya tersebar, floem dan xilem bersebelahan,
tidak terdapat kambium antara floem dan xilem, tidak mengalami pertumbuhan
sekunder, tidak dibedakan antara jaringan dasar korteks dan empulur, dan terdapat sel-
sel seludang pembuluh Hasanah dkk, 2021: 70)

2.3 Modifikasi Batang

2.3.1 Modifikasi Batang (Bentuk Adaptasi)

Batang mampu melakukan modifikasi untuk memaksimalkan fungsi lain selain sebgai
penyukong tubuh tumbuhan dan sebagai jalur transportasi. Wujud dari adaptasi dari
batang adalah berperan sebagai pelindung, tempat melekatnya tumbuhan merambat,
sebagai tempat fotosintesis, dan gudang penyimpanan makanan. Modifikasi batang
dapat terjadi pada bagian aerial, sub-aerial dan bawah aerial (Wahyuni et al., 2022).

2.3.2 Modifikasi Batang Aerial

Anda mungkin juga menyukai