Anda di halaman 1dari 6

DASAR TEORI

Akar merupakan bagian organ tumbuhan yang terdapat didalam tanah. Akar tumbuh
dan berkembang dibawah permukaan tanah. Bentuk dan ukuran akar sangat bervariasi,
disesuaikan dengan fungsinya maing-masing. Berdasarkan asalnya, akar dibedakan menjadi 2
tipe, yaitu akar primer dan adventif. Akar primer adalah akar yang berasal dari calon akar
(radikula) pada embrio. Akar primer akan membentuk akar tunggang yang mampu
mengadakan pertumbuhan sekunder dengan percabangannya, sedangkan akar adventif tidak
mengadakan pertumbuhan sekunder(Intan, 2015).
Fungsi akar primer ialah untuk mecengkramkan tumbuhan dalam tanah, untuk
menyerap air dan zat terlarut dan berperan sebgai tempat penyimpanan bahan makanan. Fungsi
akar sekunder adventutuf sangat beragam. Kadang-kadang akar adventitif masuk kedalam
tanah dan berperan sebagai akar primer. Dalam kasus lain akar liar dapat termodifikasi menjadi
orgab/alat pemanjat, penunjang (akar tunjang), duri, haustoria, dan sebagainya. Beberapa akar
atau bagian dari akar ada yang khusus untuk fungsi tertentu. Bagian akar yang berdaging,
misalnya pada wortel (Daucus carota), lobak (Raphanus sativus), bit (Beta vulgaris), ubi jalar
(Ipomea batatas) disebut akar umbi, khusus sebagai organ penyimpanan makanan. Tumbuhan
rawa tropika (mangrove) mempunyai akar udara yang besar, demikian juga beberapa tumbuhan
merambat mempunyai akar udara yang mampu melekatkan diri pada permukaan substrat.
(Susetyo,dkk. 2004)
Susunan jaringan primer pada akar berturut-turut dari luar kedalam adalah epidermis
(sistem jaringan dermal), korteks (sistem jaringan dasar), dan silinder pembuluh (sistem
jaringan pembuluh). Struktur lain yang juga termasuk kedalam jaringan primer akar adalah
tudung akar. (Nuryani,dkk.2017).
1. Tudung akar
Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi melindungi meristem akar dari
kerusakan akan membantu penetrasi akar kedalam tanah. Sel-sel tudung akar
sering berisi amilum. Sel-sel ini tidak mempunyai susunan yang khusus atau
tersusun dalam deret random. Sel tersebut adalah kolumela. Tudung akar
mengatur geotropi akar

2. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar akar, sel-selnya tersusun rapat tanpa ruang antara
sel. Pada kebanyakan akar, epidermis berdinding tipis. Rambut-rambut akar
berkembang dan sel-sel epidermis yang khusus, dan sel tersebut mempunyai ukuran
yang berbeda dengan sel epidermis, dinamakan trikoblas. Trikoblas sendiri berasal dari
pembelahan protoderm. Epidermis akar yang berfungsi untuk penyerapan serta buu buu
akar mempunyai kutikula yang tipis.
3. Korteks
Pada kebanyakan akar korteks terdiri atas sel-sel parenkimatis. Selama
perkembangannya, ukuran sel-sel korteks yang mengalami diferensiasi bertambah,
sebelum terjadi vakuolisasi dalam sel tersebut. Pada beberapa akar beberapa tumbuhan air,
sel-sel korteks tersusun teratur. Banyak dijumpai ruang-ruang udara, dan parenkim ini disebut
aerenkim. Sel-sel korteks sering mengandung tepung, kadang-kadang kristal. Dibawah
epidermis sering terdapat selapis/dua lapis sel berdinding tebal disebut hipodermis atau
eksodermis.

4. Endodermis Lapisan terdalam dari korteks akar terdiferensiasi menjadi endodermis.


Endodermis terdiri dan selapis sel. Pada sel endodermis yang muda dijumpai adanya penebalan
dinding suberin yang berbentuk pita, mengelilingi dinding sel, disebut pita Caspary. Pada akar
yang tidak mengalami pertumbuhan menebal sekunder, lamela suberin biasanya terbentuk di
seluruh dinding bagian dalam sel endodermis. Penebalan selulosa sering terjadi. Penebalan
lignin terjadi pada dinding tangensial dan radial bagian dalam. Penbebalan dinding biasanya
dimulai dari bagian sel yang berdekatan dengan floem. Penebalan dinding endodermis ini mula-
mula sebagai titik disebut titik Caspary, kemudian menjadi bentuk pita akhirnya berbentuk
seperti huruf U.
ANATOMI AKAR MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Secara umum bagian-bagian anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, system
jaringan dasar berupa korteks, endodermis dan empelur, serta system berkas pembuluh
(Lestari et,al, 2009). Pada akar tumbuhan dikotil dan monokotil, terdapat perbedaan, pada
akar tumbuhan dikotil antara xylem dan floem terdapat kambium, dan pada akar monokotil di
antara xylem dan floen tidak terdapat kambium. Daerah pada akar meliputi daerah
pembelahan yang merupakan daerah paling ujung, kemudian daerah pemanjangan yaitu
daerah hasil pembelahan sel-sel meristem di daerah pembebasan, kemudian daerah
differensiasi yaitu daerah yang terletak di belakang daerah pemanjangan (wordpress online,
2012)

Anatomi Akar Monokotil

Sistem Akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati akan
kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari
pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli dinamakan akar
serabut (radix adventica)
(Tjitroesoepomo, 2009)
Pada akar monokotil, terdapat xylem yang banyak, biasanya bervariasi antara 10-20.
Perisikel yang terdapat pada akar monokotil hanya menghasilkan akar lateral, tidak memiliki
kambium serta tidak terjadi pertumbuhan sekunder. Empelur berkembang dan membesar
(Young and burns, 1993)
Penampang melintang melalui akar primer (yang belum mengalami penebalan sekunder)
akan menunjukkan dari luar ke dalam epidermis, korteks, dan silinder pusat sel epidermis akar
berdinding tpis dan biasanya tanpa rotikula (Hidayat, 1995). Pada monokotil untaian xylem
tampak seperti bintang dan irisan melintang, biasanya sedikit seperti pada akar dikotil, tetapi
akar akar lainnya terdapat banyak untaian pada palmea dan pondanaceae dapat 100 atau lebih
(Fahri, 1982). Pada sejumlah besar monokotil yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar
masih hidup banyak sklerenkim yang di bentuk, ruang antar sel yang di bentuk lisigen atau
sizogen sering terdapat pada tumbuhan darat yang terendam air seperti padi. Parenkim tersebut
di anggap berperan dalam pengangkutan gas dan sebagai modal oksigen yang di perlukan
dalam respirasi jaringan
(lakitan, 1995)

Anatomi Akar Dikotil


Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar yang bercabang-
cabang menjadi akar yang lebih kuat. Akar pokok yang berasal dari lembaga di sebut akar
tunggang (radix primaria). Susunan akar yang demikian ini biasa terdapat pada tumbuhan biji
belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae) (Tjitrosoepomo, 2009)
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur unsur hara
serta untuk menopang tegaknya tumbuhan. Akar merupakan bagian pertama yang tumbuh dari
suatu biji yang berkecambah, yang kemudian berkembang menjadi akar ubin, selanjutnya
tumbuh cabang yang kecil-kecil. System perakaran ini di sebut akar tunggan dan merupakan
salah satu ciri kelas dikotil (Setiawan, 2010). Pada akar dikotil terdapat cambium yang
melakukan proses berlangsungnya pertumbuhan sekunder. Empelur akar dikotil sangat kecil
bahkan tidak ada terlihat (Sumarjono, 1997). Kambium akar terus membentuk lingkaran karena
pembentukan xylem di dekat floem terjadi lebih dahulu. Kambium ini akan terus membentuk
jaringan sekunder, sehingga xylem primer akan menyebabkan mengklupasnya perisikle
sehingga akhirnya hanya tinggal lapisan gabus (Napitupulu, 1982). Batas ujung akar pada akar
tanaman dikotil tidak tampak jelas, perisikel hanya terdiri atas satu lapis, empelur nya sempit,
letak xylem di dalam dan floem di luar (dengan kambium sebagai pembatas) (Azhari, 1995).
Tumbuhan dikotil memiliki ciri berupa akar tunggang. Bentuk tulang daun menjari, tidak di
temukannya tudung akar, bunga kelipatan 5, dan biji berkeping 2. Sedangjkan pada tumbuhan
monokotil memiliki ciri berupa akar serabut, bentuk tulang daun sejajar, di temukannya tudung
akar, bunga kelipatan 3, dan biji berkeping 1 (Ansorik, 2009)
Ningsih, Indah Yulia. (2015). Modul Botani Farmasi : Akar. [Online]. Diakses
darihttp://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/77253/Modu
l%20Botani%20Farmasi%20Akar_Indah%20Yulia%20Ningsih.pdf?sequ ence=1

Ustaman, Nuryani. dkk (2017). Buku Petunjuk Praktikum : Anatomi Tumbuhan. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia Setjo, S. dkk. (2004). Common Textbook: Anatomi Tumbuhan. Malang:
Universitas Negeri Malang.

Young and Burns, 1993, Terjemahan Anatomi Akar, gramedia, Jakarta

Tjirosoepomo , G. 2009. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta.

Wordpress online, 2002, http://wandyle, wordpres.com, perkembangan tumbuhan


Alis Nirmala, 2006, Biologi Praktis, Yogyakarta, Kirosi Wacana.

Anda mungkin juga menyukai