Disusun Oleh:
Kepala Desa Tambakrejo
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Tambakrejo
Pada tanggal : 31 Januari 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
1. Kondisi Geografis
Secara geografis Desa Tambakrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten
Sidoarjo, dapat dilihat dari beberapa aspek tinjauan meliputi :
1) Iklim :
Curah hujan : 2000-3000 Mm
Jumlah bulan hujan : 6 Bulan
Suhu rata-rata harian : 20-30 C0
Bentang Wilayah : Datar
2) Tipologi :
Desa Kepulaun : Tidak
Desa Pantai/Pesisir : Tidak
Desa Sekitar Hutan : Tidak
Desa Terisolir : Tidak
Desa Perbatasan dengan
Kabupaten/kota lain : Ya
3) Orbitasi :
Berada di Ibu Kota Kecamatan Tidak
Jarak ke Ibu Kota Kecamatan 3 Km
Lama tempuh ke Ibu Kota Kecamatan 25 Menit
Kendaraan umum ke Ibu Kota Kecamatan Roda 2 atau Roda 4
Jarak ke Ibu Kota Kabupaten 17 Km
Lama tempuh ke Ibu Kota Kabupaten 1 Jam
Kendaraan umum ke Ibu Kota Kabupaten Kendaraan Roda 2 & 4
4) Batas Desa :
Sebelah Utara : Desa Tambaksumur
Sebelah Timur : Desa Tambakoso
Sebelah Selatan : Desa Tambaksawah
Sebelah Barat : Desa Kepuh Kiriman
5) Luas wilayah :
Luas wilayah Desa adalah : 385,60 Ha, terdiri dari berbagai jenis tanah.
2. JUMLAH JIWA :
1. Jumlah Jiwa : 18.201 Orang
2. Jumlah Laki-laki : 9.161 Orang
3. Jumlah Perempuan : 9.040 Orang
4. Jumlah Kepala Keluarga : 5.488 Orang
3. MUTASI PENDUDUK :
Datang : 17 Orang
Pindah : 21 Orang
Lahir : 13 Orang
Meninggal : 1 Orang
4. PENDIDIKAN :
Tingkat pendidikan masyarakat dari tahun ke tahun terus
berkembang kejenjang lebih tinggi, dengan hasil Capaian yang lulus
dari jenjang tingkatan pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan Terakhir :
1. Tamat SD/sederajat : 3.932 Orang
2. SLTP : 4.645 Orang
3. SLTA : 5.881 Orang
4. Diploma I : 48 Orang
5. Diploma II : 22 Orang
6. Diploma III : 358 Orang
5. Sarjana : 2.228 Orang
7. Strata-2 : 126 Orang
8. Strata-3 : 7 Orang
5. PENYEBARAN PENDUDUK :
Penyebaran penduduk Desa tersebar pada wilayah masing-
masing dusun/kampung sebagaimana tersebut pada tabel :
JUMLAH PENDUDUK
KAMPUNG/Wilayah LAKI- JUMLAH KK
PEREMPUAN
LAKI
Dusun Tambakrejo 5.134 5.060 3.061
Dusun Tambaksari 2.262 2.161 1.349
Dusun Tambakbulak 1.765 1.819 1.078
JUMLAH 9.161 9.040 5.488
3. Kondisi Ekonomi
a. Potensi Unggulan Desa
(1) Peternakan
Sektor peternakan dengan beberapa jenis populasi ternak semisal
Sapi, Kerbau, Ayam, Bebek, Kambing dan lain-lainnya, menjadi
komoditi unggulan desa, dan kondisi lingkungansangat mendukung
prospek ke depan desa maupun pemiliknya
(2) Perikanan
Sektor Perikanan merupakan kegiatan sampingan yang dimiliki oleh
Rumah Tangga baik berupa empang/kolam/karamba maupun
pemeliharaan bentuk kolam, tingkat kepentingan usaha perikanan ini
sebagai konsumsi keluarga maupun dijual sebagai tambahan
penghasilan, latar belakang usaha ini adalah memanfaatkan tanah
dan lingkungan sekitar rumah kosong dan memanfaatkan waktu
luang.
(3) Industri
Sektor industri yang dimaksudkan adalah Industri Rumah tangga
dengan berbagai jenis kegiatan yang dikelola oleh Ibu Rumah Tangga
(IRT) dan/atau Kelompok dan usaha ini telah berkembang sejak
dahulu dan membudaya di masyarakat, hal ini didukung kebutuhan
pasar cukup menjajikan, sebagai gambaran pendapatan yang
diperoleh, Usaha Krupuk Dusun Tambakbulak.
b. Pertumbuhan Ekonomi
Sesuai dengan kondisi desa yang merupakan daerah agraris maka
struktur ekonominya lebih dominan kepada Sektor Pertanian dan/atau
Pertambakan, di samping sektor-sektor lainnya baik berupa jasa
industri, peternakan, pertukangan dan lain-lainnya. Tingkat
Pertumbuhan sektor lainya diluar sektor unggulan/dominan, sangat
memungkinkan berkembang apabila adanya perhatian yang lebih dari
pemerintah dengan membuka jalur pemasaran serta pembinaan dan
bantuan permodalan.
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
1. Visi :
“TERWUJUDNYA DESA TAMBAKREJO YANG HIJAU, TERBEBAS DARI BANJIR
DAN SAMPAH“.
2. Misi :
Misi adalah pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang akan
dicapai dengan kegiatan spesifik yang harus dilakukan, sehingga membawa
organisasi pemerintahan desa lebih fokus pada kegiatan tertentu. Oleh karena
itu untuk mewujudkan Visi Desa sebagaimana tersebut diatas, telah ditetapkan
dan dijabarkan melalui Misi Desa Tambakrejo adalah sebagai berikut :
a. Mewujudkan Pemerintah Desa Tambakrejo yang bersih dan akuntabel
melalui penyelenggaraan pemerintah yang inovatif, aspiratif, partisipatif dan
transparan;
b. Meningkatkan Semangat Membangun melalui optimalisasi potensi
masyarakat lokal dan/atau Pemberdayaan Masyarakat Desa Tambakrejo;
c. Meningkatnya Tatanan Kehidupan Masyarakat yang berbudaya dan
berakhlakul Karimah kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta dapat memelihara
kerukunan, ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa Tambakrejo
melalui Semangat Kegotong-royongan; dan
d. Mempertahankan Infrastruktur Publik yang memadai dan berkualitas
sebagai penunjang pertumbuhan tingkat kesejahteraan dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan berdasarkan Semangat Guyub-
Profesional.
1. Strategi
a. Aparatur Pemerintah Desa
1. Peningkatan kualitas penyelenggara Pemerintahan Desa di bidang
Administrasi ditempuh melalui Peningkatan SDM Perangkat Desa.
2. Peningkatan pemahaman tugas dan fungsi perangkat Desa, dengan
jalan Pelatihan bagi Perangkat Desa.
3. Peningkatan Pelayanan Masyarakat ditempuh melalui Peningkatan
Disiplin jam kerja.
b. Pertanian, Pertambakan & Perikanan
1. Peningkatan kemampuan petani agar komoditas pertanian dan
Pertambakan meningkat melalui beberapa penyuluhan.
c. Kesehatan
1. Peningkatan kualitas sehat bagi masyarakat usia dini melalui
posyandu.
2. Peningkatan kualitas hidup bagi usia lanjut dengan melalui pendirian
Posyandu Lansia.
3. Peningkatan Gizi balita dengan melalui penambahan Pemberian
Manakan Tambahan.
2. Arah Kebijakan
Strategi adalah arah kebijakan yang akan ditempuh dengan upaya mencapai
tujuan :
a. Meningkatkan sarana dan prasana infrastruktur
b. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
c. Mengembangkan usaha ekonomi mikro dan menengah
d. Mengembangkan jangkauan pelayanan kesehatan
3. Prioritas Desa
Untuk mencapai ketepatan sasaran pelaksanaan program kegiatan
setiap tahunnya telah ditetapkan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP-Des)
setiap tahun yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) enam Tahunan dan RKP ini merupakan
rel kegiatan selama 1 tahun untuk tahun 2018 berupa kegiatan
Pembangunan Infrasrtuktur, Drainase dan saluran irigasi yang tertuang
dalam APB-Des Pemerintah Desa Tambakrejo Tahun Anggaran 2018.
BAB III
KEWENANGAN DESA
1. Pelaksanaan Kegiatan
Program-program pembangunan Desa Tambakrejo dilakukan dengan
Usulan-usulan dari tingkat RT yang di musyawarahkan. Dan ditampung
pada kegiatan Dusun. Kemudian antar usulan-usulan dari Dusun tersebut
dibawa dalam Musrenbangdes.
Semua program kegiatan ini dijadikan Bank Data Kegiatan
Pembangunan berkala. Kegiatan pembangunan fisik untuk Desa Tambakrejo
masih sekitar sarana dan prasarana yang mengacu pada Dokumen
Musrenbangdes. Mengingat bahwa Desa Tambakrejo merupakan salah satu
Desa Perkotaan maka kegiatan sarana dan prasarana infrastruktur
Pemerintahan masih menjadi Prioritas ataupun Agenda Kegiatan
Pembangunan Fisik di Desa Tambakrejo.
2. Tingkat Pencapaian
Keberhasilan suatu pembangunan didesa tidak lepas dari peran serta
masyarakat, namun jika hanya mengandalkan dukungan swadaya juga
belum mampu atau belum bisa diukur berhasil apabila pelaksanaan
pembangunan tersebut hanya mengandalkan swadaya. Intinya harus ada
kebersamaan, saling pengertian, saling percaya dan saling mempunyai dan
rasa memiliki.
Di Desa Tambakrejo tingkat pencapain pembangunannya yang paling
menonjol adalah Pelaksanaan kegiatan dana-dana ADD tahun 2013, dan
PNPM Mandiri Tahun 2013-2014, dan saat ini berubah menjadi Program
KOTA-Ku. Karena dana tersebut cukup lumayan dan dukungan swadayanya
masih berjalan saat pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan. Kontribusi
masyarakat juga banyak, Sedangkan pelaksanaan dana ADD dirasa belum
optimal, hal ini terjadi karena dana ADD dananya terbatas. Penggunaanya
dana ADD diperuntukan untuk pemeliharaan-pemeliharaan serta pekerjaan
baru tetapi skala kecil.
Tingkat Pencapaian pelaksanaan program PNPM-Mandiri melebihi
100%, karena dari tim Pelaksana Kegiatan untuk kegiatan PNPM masih bisa
untuk pengembangan-pengembangan di sekitar lokasi kegiatan tersebut.
Dana ADD tingkat pencapaiannya juga bisa mencapai 100% dari semua
yang telah di rencanakan. Sementara PAD di Desa Tambakrejo Belum bisa
didistribusikan secara maksimal.
1. Pelaksanaan Kegiatan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan
pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten yang terkait dalam pelayanan dasar.
Dalam hal pelaksanaan kegiatannya Pemerintahan Desa berhasil. Keadaan
Geografis Desa Tambakrejo Jangkauan ke Ibu Kota Kecamatan yang relatif
dekat (5 Km) hal ini dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan Pemerintah
Desa. Pelaporan-pelaporan data tidak menemui kendala, dan tepat waktu.
Terkait perencanaan pembangunan yang berskala besar di Desa Tambakrejo
diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten melalui Kantor Kecamatan Waru
lewat RPJM-Des. Sedangkan kegiatan Pemerintah Desa Tambakrejo yang
berskala kecil pelaksanaanya dilakukan oleh Desa, ini disebabkan karena
belum adanya Penghasilan Asli Desa (PAD) yang maksimal. Dengan Harapan
semua perencanaan pembangunan yang tertuang dalam RPJM-Des dapat
terlaksana dan didukung dari Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo
dan Pihak Pemerintah Propinsi Jawa Timur.
2. Tingkat Pencapaian
Keberhasilan pelaksanaan program Kegiatan Desa Tambakrejo tidak
lepas dari peran serta masyarakat yang nyata. Di pekerjaan ini semua elemen
masyarakat desa harus bersatu padu melaksanakan semua pelaksanaan
program desa. Dalam hal pelaksanaan pembangunan fisik maupun nonfisik
sebetulnya sudah dirasakan berhasil. Adapun jika terdapat kekurangan
merupakan hal yang biasa di dalam pelaksanaan suatu program kegiatan
desa. Pelaksanaan ADD di tahun 2018 dana yang dianggarkan untuk
program pembangunan sepenuhnya diserahkan ke wilayah yang
membutuhkan sesuai perencanaan.
Dari Pemerintah Desa Tambakrejo swadaya lebih ditekankan sekali
mengingat partisifasi Masyarakat sangat dibutuhkan. Namun dalam
pelaksanaanya hal tersebut juga sering terhambat. Hal ini dikarenakan
masih ada masyarakat yang kurang pemahaman ataupun karena yang
lainya. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah bagi pelaksanaan
program pembangunan maupun program yang lainya untuk dapat tetap
berjalan.
1. Dasar Hukum
Pelaksanaan program Pemerintah baik Pusat maupun daerah
senantiasa dikoordinasikan dengan Pemerintah Desa. Karena salah satu
fungsi Pemerintah desa adalah pelayanan dan perlindungan masyarakat.
Dasar hukum tugas pembantuan adalah sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara No. 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang–Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
b. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4593 );
e. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten
Lebak di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 101,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4751);
1. Dasar Hukum
a) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara No. 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
b) Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
c) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
d) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
e) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4593);
2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548);
c. Undang – undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Ngara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2006 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan
Peraturan Desa, pedoman tentang pembentukan dan mekanisme
penyusunan peraturan desa, perlu diatur dengan Peraturan Daerah;
3. Bidang Kerjasama
Dalam kegiatan kerjasama antar desa sebetulnya banyak sekali
kegiatan yang bisa direncanakan dan dilaksanakan, namun hal tersebut saat
ini belum terlaksana, Karena pelaksanaan RPJM-Des belum semuanya
terlaksana.
4. Nama Kegiatan
Untuk jenis pekerjaan tertentu akan diberi nama kegiatan sesuai
dengan jenis dan macam kerjasamanya diantara desa yang bersangkutan,
namun karena belum adanya kerjasama maka belum ada yang memberikan
nama kegiatan tersebut.
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Kebutuhan dana dalam pelaksanaan kerjasama antar desa
disesuaikan dengan jenis kegiatanya. Sumber pendanaanya diambil dari
dana-dana yang tertuang dalam RPJM-Des maupun APB-Des Pemerintah
Desa Tambakrejo dan Desa sekitar yang akan diajak kerjasama. Untuk
pelaksanaanya pada tahun ini masih sebatas Rencana dan belum ada
Realisasi kegiatanya. Karena pekerjaan yang dilaksanakan dengan
melibatkan desa sekitar belum ada, namun telah tertuang dalam RPJM-Des
maupun APB-Des.
7. Hasil Kerjasama
Biasanya dari hasil kerjasama sebelumnya diadakan penanda
tanganan kerjasama (MoU). Di Desa Tambakrejo tahun ini belum
melaksanakan satupun kerjasama antar desa. Karena belum ada pekerjaan
ataupun pelaksanaan kegiatan. Kerjasama antar desa yang dilaksanakan
saat ini sekitar permasalahan warga masyarakat, perselisihan warga antar
desa dan lain sebagainya.
2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara No. 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
b. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438),
c. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587)
d. Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
3. Bidang Kerjasama
Bidang kerjasama yang direncanakan akan dilaksanakan adalah di
bidang Kesehatan dan Pengolahan Sampah Terpadu Kawasan.
4. Nama Kegiatan
Dalam pelaksanaan kerjasama diberbagai bidang, setiap kegiatan
belum tentu ada nama dan jenis kegiatanya. Pemerintah Desa Tambakrejo
memberi Nama Kegiatan tersebut yaitu Peningkatan Kapasitas Kelompok
Balita & Lansia, serta TPST Kawasan.
8. Hasil Kerjasama
Kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain akan menumbuhkan
rasa saling membutuhkan. Namun dengan adanya kerjasama bersama pihak
lain maka permasalahan masing-masing pihak dapat teratasi.
C. BATAS DESA
1. Batas Desa
Batas desa merupakan batas wilayah administratif didalam
Pemerintahan Desa yang dikuatkan dengan perundang-undangan yang
berlaku.
Berikut adalah Batas- batas Desa Tambakrejo;
a. Batas desa sebelah Utara : Desa Tambaksumur
b. Batas desa sebelah Timur : Desa Tambakoso
c. Batas desa sebelah Selatan : Desa Tambaksawah
d. Batas desa sebelah Barat : Desa Kepuh Kiriman
2. Status Bencana
Pelaksanaan penanggulangan bencana di Desa Tambakrejo
dilaksanakan oleh Perangkat Desa. Petugas tersebut bertugas mengkoordinir
penanganan bencana alam dan sejenisnya dengan instansi yang terkait yaitu
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi tingkat Kabupaten maupun
Propinsi. Petugas ini terdiri dari unsur Perangkat Desa, Tokoh Pemuda dan
Masyarakat. Koordinasi dilakukan dengan melihat jenis bencana yang terjadi.
Apabila bencana alam tersebut terjadi dan tidak bisa diatasi oleh Petugas
setempat, maka pihak desa berkoordinasi dengan pihak Kecamatan untuk
diteruskan ke Dinas terkait tersebut. Penanganan bencana tersebut melihat
Status Bencana serta bahaya dan penanggulangannya. Dalam keadaan
demikian Koordinasi dengan instansi terkait sangat diperlukan.
4. Antisipasi Desa
Dalam mengantisipasi kejadian bencana alam, Pemerintah Desa
Tambakrejo mengadakan musyawarah dengan Masyarakat agar menjaga dan
memperbaiki Tanggul yang berada di Pinggir Sungai yang sering Rusak
sehingga luapan air sungai agar tidak masuk ke pemukiman warga
masyarakat desa Tambakrejo.
Kepala Desa,