Anda di halaman 1dari 32

PEMERINTAH DESA TAMBAKREJO

KECAMATAN WARU – KABUPATEN SIDOARJO

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA


(LPPD)
AKHIR TAHUN ANGGARAN 2019

Disusun Oleh:
Kepala Desa Tambakrejo

Disampaikan Kepada Yth. :


Bupati Sidoarjo, melalui Camat Waru
Tambakrejo, 31 Januari 2019
PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO
KECAMATAN WARU
KANTOR DESA TAMBAKREJO
Jl. Raya Tambakrejo Nomor 1, Desa Tambakrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo

KEPUTUSAN KEPALA DESA TAMBAKREJO


KECAMATAN WARU – KABUPATEN SIDOARJO
Nomor : 02/Kep/I/2019
TENTANG
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (LPPD)
AKHIR TAHUN ANGGARAN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA TAMBAKREJO,

Menimbang : a. bahwa agar perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,


pelaporan dan pertangungjawaban pelaksanaan pe-
nyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pem-
bangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa dikelola berdasarkan
azas-azas transparan, akuntabel, partisipatif serta
dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran perlu
diatur dengan Peraturan Desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Kepala Desa Tambakrejo tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Desa Tahun Anggaran
2018;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4773);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4738);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 37);
10. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 13 Tahun 2013 tentang
Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
367);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun
2006 tentang Pembentukan, Penataan, dan Perubahan
Nama Desa-Desa di Wilayah Kabupaten Sidoarjo
(Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006
Nomor 3 Seri D);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 15 Tahun
2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun
2006 Nomor 15);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 14 Tahun
2006 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2006 Nomor 14) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo
Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Sidoarjo 14 Tahun 2006 tentang
Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun
2012 Nomor 7);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 19 Tahun
2006 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Kabupaten dan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2006 Nomor 19);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun
2008 tentang Pembentukan, Penataan, dan Perubahan
Nama-nama Desa di Wilayah Kabupaten Sidoarjo
(Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008
Nomor 1);
16. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 39 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2014 Nomor 39);
17. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 40 Tahun 2014
tentang Belanja Barang Jasa Pemerintahan Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2014
Nomor 40);
18. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 41 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Anggran Pendapatan dan
Belanja Desa Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2014 Nomor 41);
19. Peraturan Desa Tambakrejo Nomor 02 Tahun 2018
tentang Evaluasi RPJM-Des Pemerintah Desa
Tambakrejo;
20. Peraturan Desa Tambakrejo Nomor 03 Tahun 2018
tentang Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP-Des)
Tahun 2019;
21. Peraturan Desa Tambakrejo Nomor 04 Tahun 2018
tentang Perubahan Rincian Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa Tahun Anggaran 2018;
22. Peraturan Desa Tambakrejo Nomor 05 Tahun 2018
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun
Anggaran 2019;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan Kepala Desa Tambakrejo Tentang Laporan


Penyelenggaraan Pemerintah Desa (LPPD) Akhir Tahun
Anggaran 2018.

KESATU : Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa


Tambakrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo
Tahun Anggaran 2018, sebagaimana tersebut dalam
Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Desa sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KESATU dibuat dan
dipertanggungjawabkan kepada Bupati Sidoarjo, melalui
Camat Waru, sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dan
kewajiban Kepala Desa Tambakrejo.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tambakrejo
Pada tanggal : 31 Januari 2019

KEPALA DESA TMBAKREJO,

NUR MACHMUDI, S.H.

Tembusan disampaikan kepada :


1. Yth. Bapak Camat Waru;
2. Yth. Bapak Kapolsek Waru;
3. Yth. Bapak Danramil Wilayah Waru;
4. Yth. Ketua BPD Desa Tambakrejo;
5. Yth. Ketua LPMD Desa Tambakrejo;
6. Yth. Ketua PKK Desa Tambakrejo;
7. Yth. Ketua FKUB Desa Tambakrejo;
8. Yth. Ketua BUMDesa Tambakrejo;
9. Yth. Ketua KSM Guna Lestari Tambakrejo;
10. Yth. Danru Linmas Desa Tambakrejo;
11. Yth. Ketua Karang Taruna Desa Tambakrejo;
12. Yth. Bidan Desa Tambakrejo;
13. Yth. Ketua-Ketua RW se Wulayah Desa Tambakrejo.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DESA TAMBAKREJO NOMOR : 02/Kep/I/2019,
TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (LPPD)
TAMBAKREJO AKHIR TAHUN ANGGARAN 2018.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (LPPD)


PEMERINTAH DESA TAMBAKREJO
AKHIR TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Tambakrejo Akhir Tahun


Anggaran 2018 disusun dengan berdasarkan pada :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi
Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4773);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Keuangan Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4738);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 37);
10. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa
di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 367);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Pembentukan, Penataan, dan Perubahan Nama Desa-Desa di Wilayah
Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor
3 Seri D);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2006 Nomor 15);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 14 Tahun 2006 tentang Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006 Nomor 14)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo
Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Sidoarjo Nomor 14 Tahun 2006 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2012 Nomor 7);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 19 Tahun 2006 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Kabupaten dan Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006 Nomor 19);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Penataan, dan Perubahan Nama-nama Desa di Wilayah
Kabupaten Sidoarjo (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008
Nomor 1);
16. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 39 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2014 Nomor
39);
17. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 40 Tahun 2014 tentang Belanja Barang
Jasa Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun
2014 Nomor 40);
18. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Anggran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2015
(Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2014 Nomor 41);

B. GAMBARAN UMUM DESA

1. Kondisi Geografis
Secara geografis Desa Tambakrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten
Sidoarjo, dapat dilihat dari beberapa aspek tinjauan meliputi :
1) Iklim :
 Curah hujan : 2000-3000 Mm
 Jumlah bulan hujan : 6 Bulan
 Suhu rata-rata harian : 20-30 C0
 Bentang Wilayah : Datar

2) Tipologi :
 Desa Kepulaun : Tidak
 Desa Pantai/Pesisir : Tidak
 Desa Sekitar Hutan : Tidak
 Desa Terisolir : Tidak
 Desa Perbatasan dengan
Kabupaten/kota lain : Ya

3) Orbitasi :
Berada di Ibu Kota Kecamatan Tidak
Jarak ke Ibu Kota Kecamatan 3 Km
Lama tempuh ke Ibu Kota Kecamatan 25 Menit
Kendaraan umum ke Ibu Kota Kecamatan Roda 2 atau Roda 4
Jarak ke Ibu Kota Kabupaten 17 Km
Lama tempuh ke Ibu Kota Kabupaten 1 Jam
Kendaraan umum ke Ibu Kota Kabupaten Kendaraan Roda 2 & 4

4) Batas Desa :
 Sebelah Utara : Desa Tambaksumur
 Sebelah Timur : Desa Tambakoso
 Sebelah Selatan : Desa Tambaksawah
 Sebelah Barat : Desa Kepuh Kiriman

5) Luas wilayah :
Luas wilayah Desa adalah : 385,60 Ha, terdiri dari berbagai jenis tanah.

2. Gambaran Umum Demografis


Dalam pelaksanaan pembangunan jumlah penduduk dapat sebagai
penentu arah kebijakan kegiatan desa, mengingat bahwa aset desa ini,
memiliki peran ganda sebagai subyek maupun obyek kegiatan. Struktur
Penduduk berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Penyebaran
pada Wilayah sebagai berikut :

a. POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM):


1. UMUR :
JUMLAH/ORANG
No KELOMPOK UMUR
L P
1. 0 – 16 Tahun 2.084 1.964
2. 17 – 30 Tahun 2.019 1.900
3. 31 - 45 Tahun 2.344 2.494
4. 46 Tahun Keatas 2.714 2.682
Jumlah 9.161 9.040

2. JUMLAH JIWA :
1. Jumlah Jiwa : 18.201 Orang
2. Jumlah Laki-laki : 9.161 Orang
3. Jumlah Perempuan : 9.040 Orang
4. Jumlah Kepala Keluarga : 5.488 Orang

3. MUTASI PENDUDUK :
 Datang : 17 Orang
 Pindah : 21 Orang
 Lahir : 13 Orang
 Meninggal : 1 Orang

Perubahan jumlah penduduk dapat dilihat dari adanya proses


perubahan sebagaimana tersebut pada angka 3, dan kondisi tersebut
dikarenakan :
 Datang, berasal dari luar Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi
 Karena Perkawinan dan Pekerjaan
 Pindah tempat tinggal ke Desa lain & Kabupaten/Kota lain
 Karena Perkawinan dan Pekerjaan
 Meninggal Dunia disebabkan karena :
 Usia.
 Penyakit.

4. PENDIDIKAN :
Tingkat pendidikan masyarakat dari tahun ke tahun terus
berkembang kejenjang lebih tinggi, dengan hasil Capaian yang lulus
dari jenjang tingkatan pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan Terakhir :
1. Tamat SD/sederajat : 3.932 Orang
2. SLTP : 4.645 Orang
3. SLTA : 5.881 Orang
4. Diploma I : 48 Orang
5. Diploma II : 22 Orang
6. Diploma III : 358 Orang
5. Sarjana : 2.228 Orang
7. Strata-2 : 126 Orang
8. Strata-3 : 7 Orang

5. PENYEBARAN PENDUDUK :
Penyebaran penduduk Desa tersebar pada wilayah masing-
masing dusun/kampung sebagaimana tersebut pada tabel :
JUMLAH PENDUDUK
KAMPUNG/Wilayah LAKI- JUMLAH KK
PEREMPUAN
LAKI
Dusun Tambakrejo 5.134 5.060 3.061
Dusun Tambaksari 2.262 2.161 1.349
Dusun Tambakbulak 1.765 1.819 1.078
JUMLAH 9.161 9.040 5.488

3. Kondisi Ekonomi
a. Potensi Unggulan Desa
(1) Peternakan
Sektor peternakan dengan beberapa jenis populasi ternak semisal
Sapi, Kerbau, Ayam, Bebek, Kambing dan lain-lainnya, menjadi
komoditi unggulan desa, dan kondisi lingkungansangat mendukung
prospek ke depan desa maupun pemiliknya
(2) Perikanan
Sektor Perikanan merupakan kegiatan sampingan yang dimiliki oleh
Rumah Tangga baik berupa empang/kolam/karamba maupun
pemeliharaan bentuk kolam, tingkat kepentingan usaha perikanan ini
sebagai konsumsi keluarga maupun dijual sebagai tambahan
penghasilan, latar belakang usaha ini adalah memanfaatkan tanah
dan lingkungan sekitar rumah kosong dan memanfaatkan waktu
luang.
(3) Industri
Sektor industri yang dimaksudkan adalah Industri Rumah tangga
dengan berbagai jenis kegiatan yang dikelola oleh Ibu Rumah Tangga
(IRT) dan/atau Kelompok dan usaha ini telah berkembang sejak
dahulu dan membudaya di masyarakat, hal ini didukung kebutuhan
pasar cukup menjajikan, sebagai gambaran pendapatan yang
diperoleh, Usaha Krupuk Dusun Tambakbulak.
b. Pertumbuhan Ekonomi
Sesuai dengan kondisi desa yang merupakan daerah agraris maka
struktur ekonominya lebih dominan kepada Sektor Pertanian dan/atau
Pertambakan, di samping sektor-sektor lainnya baik berupa jasa
industri, peternakan, pertukangan dan lain-lainnya. Tingkat
Pertumbuhan sektor lainya diluar sektor unggulan/dominan, sangat
memungkinkan berkembang apabila adanya perhatian yang lebih dari
pemerintah dengan membuka jalur pemasaran serta pembinaan dan
bantuan permodalan.
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

A. Visi dan Misi


Agar pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Tambakrejo terselenggara dengan baik dan terarah perlu dicapai dengan
rencana Strategis Desa, yaitu telah ditempuh dengan penyusunan Dokumen
dalam bentuk Peraturan Desa Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa Tahun 2016 s/d 2021 dengan
penjabaran program dan kegiatan setiap tahun dalam wujud Kegiatan baik Fisik
maupun nonfisik yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP
Desa) tahunan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa Tambakrejo.
Visi dan Misi Pemerintah Desa Tambakrejo merupakan implementasi dari
Visi dan Misi Kepala Desa terpilih dengan beberapa penambahan kegiatan yang
disusun/digali berdasarkan musyawarah desa dalam Forum MUSRENBANGDes
secara partisipatif.

1. Visi :
“TERWUJUDNYA DESA TAMBAKREJO YANG HIJAU, TERBEBAS DARI BANJIR
DAN SAMPAH“.

2. Misi :
Misi adalah pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang akan
dicapai dengan kegiatan spesifik yang harus dilakukan, sehingga membawa
organisasi pemerintahan desa lebih fokus pada kegiatan tertentu. Oleh karena
itu untuk mewujudkan Visi Desa sebagaimana tersebut diatas, telah ditetapkan
dan dijabarkan melalui Misi Desa Tambakrejo adalah sebagai berikut :
a. Mewujudkan Pemerintah Desa Tambakrejo yang bersih dan akuntabel
melalui penyelenggaraan pemerintah yang inovatif, aspiratif, partisipatif dan
transparan;
b. Meningkatkan Semangat Membangun melalui optimalisasi potensi
masyarakat lokal dan/atau Pemberdayaan Masyarakat Desa Tambakrejo;
c. Meningkatnya Tatanan Kehidupan Masyarakat yang berbudaya dan
berakhlakul Karimah kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta dapat memelihara
kerukunan, ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa Tambakrejo
melalui Semangat Kegotong-royongan; dan
d. Mempertahankan Infrastruktur Publik yang memadai dan berkualitas
sebagai penunjang pertumbuhan tingkat kesejahteraan dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan berdasarkan Semangat Guyub-
Profesional.

B. Strategi dan Arah Kebijakan Desa

1. Strategi
a. Aparatur Pemerintah Desa
1. Peningkatan kualitas penyelenggara Pemerintahan Desa di bidang
Administrasi ditempuh melalui Peningkatan SDM Perangkat Desa.
2. Peningkatan pemahaman tugas dan fungsi perangkat Desa, dengan
jalan Pelatihan bagi Perangkat Desa.
3. Peningkatan Pelayanan Masyarakat ditempuh melalui Peningkatan
Disiplin jam kerja.
b. Pertanian, Pertambakan & Perikanan
1. Peningkatan kemampuan petani agar komoditas pertanian dan
Pertambakan meningkat melalui beberapa penyuluhan.
c. Kesehatan
1. Peningkatan kualitas sehat bagi masyarakat usia dini melalui
posyandu.
2. Peningkatan kualitas hidup bagi usia lanjut dengan melalui pendirian
Posyandu Lansia.
3. Peningkatan Gizi balita dengan melalui penambahan Pemberian
Manakan Tambahan.

2. Arah Kebijakan

Strategi adalah arah kebijakan yang akan ditempuh dengan upaya mencapai
tujuan :
a. Meningkatkan sarana dan prasana infrastruktur
b. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
c. Mengembangkan usaha ekonomi mikro dan menengah
d. Mengembangkan jangkauan pelayanan kesehatan

3. Prioritas Desa
Untuk mencapai ketepatan sasaran pelaksanaan program kegiatan
setiap tahunnya telah ditetapkan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP-Des)
setiap tahun yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) enam Tahunan dan RKP ini merupakan
rel kegiatan selama 1 tahun untuk tahun 2018 berupa kegiatan
Pembangunan Infrasrtuktur, Drainase dan saluran irigasi yang tertuang
dalam APB-Des Pemerintah Desa Tambakrejo Tahun Anggaran 2018.
BAB III
KEWENANGAN DESA

A. URUSAN HAK ASAL USUL DESA


Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yang dimaksud Desa adalah Kesatuan masyarakat
Hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam konteks penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dalam
melaksanakan tugas pelayanan, pembangunan desa, serta pembinaan
masyarakat maka desa tambakrejo selain memiliki sumber Pendapatan Asli
Desa sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Desa juga berhak untuk mendapatkan Alokasi Dana
Umum yang diterima oleh Daerah.
Di Era Otonomi, Pemerintahan Desa Tambakrejo juga melaksanakan
kegiatan Otonomi tersebut. Indikatornya adalah penggalian potensi desa yang
ada. Namun usaha tersebut masih jauh dari harapan Pemerintah Desa
Tambakrejo karena masih kurangnya faktor pendanaan, SDM, pendapatan
masyarakat desa serta Pendapatan Asli Desa yang hingga sampai saat ini
mengandalkan dari Biaya Administrasi Surat-menyurat, dan Sumbangan Pihak
Ketiga (Pengusaha) yang tidak mengikat.

1. Pelaksanaan Kegiatan
Program-program pembangunan Desa Tambakrejo dilakukan dengan
Usulan-usulan dari tingkat RT yang di musyawarahkan. Dan ditampung
pada kegiatan Dusun. Kemudian antar usulan-usulan dari Dusun tersebut
dibawa dalam Musrenbangdes.
Semua program kegiatan ini dijadikan Bank Data Kegiatan
Pembangunan berkala. Kegiatan pembangunan fisik untuk Desa Tambakrejo
masih sekitar sarana dan prasarana yang mengacu pada Dokumen
Musrenbangdes. Mengingat bahwa Desa Tambakrejo merupakan salah satu
Desa Perkotaan maka kegiatan sarana dan prasarana infrastruktur
Pemerintahan masih menjadi Prioritas ataupun Agenda Kegiatan
Pembangunan Fisik di Desa Tambakrejo.

2. Tingkat Pencapaian
Keberhasilan suatu pembangunan didesa tidak lepas dari peran serta
masyarakat, namun jika hanya mengandalkan dukungan swadaya juga
belum mampu atau belum bisa diukur berhasil apabila pelaksanaan
pembangunan tersebut hanya mengandalkan swadaya. Intinya harus ada
kebersamaan, saling pengertian, saling percaya dan saling mempunyai dan
rasa memiliki.
Di Desa Tambakrejo tingkat pencapain pembangunannya yang paling
menonjol adalah Pelaksanaan kegiatan dana-dana ADD tahun 2013, dan
PNPM Mandiri Tahun 2013-2014, dan saat ini berubah menjadi Program
KOTA-Ku. Karena dana tersebut cukup lumayan dan dukungan swadayanya
masih berjalan saat pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan. Kontribusi
masyarakat juga banyak, Sedangkan pelaksanaan dana ADD dirasa belum
optimal, hal ini terjadi karena dana ADD dananya terbatas. Penggunaanya
dana ADD diperuntukan untuk pemeliharaan-pemeliharaan serta pekerjaan
baru tetapi skala kecil.
Tingkat Pencapaian pelaksanaan program PNPM-Mandiri melebihi
100%, karena dari tim Pelaksana Kegiatan untuk kegiatan PNPM masih bisa
untuk pengembangan-pengembangan di sekitar lokasi kegiatan tersebut.
Dana ADD tingkat pencapaiannya  juga bisa mencapai 100% dari semua
yang telah di rencanakan. Sementara PAD di Desa Tambakrejo Belum bisa
didistribusikan secara maksimal.

3. Satuan Pelaksanaan kegiatan Desa.


Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Aparatur Pemerintahan Desa
Tambakrejo berjalan dengan baik sesuai yang telah diatur dalam Peraturan
Desa Tambakrejo tentang Susunan Organisasi dan Tata kerja Pemerintah
Desa. Semua pelaksanaan kegiatan pemerintahan sesuai aturan yang
berlaku, dari Aparatur Pemerintah Desa hingga ke RW dan RT berjalan
dengan baik, begitu juga dengan Lembaga-lembaga Desa Tambakrejo yang
ada.
.
4. Data Perangkat Desa
Berdasarkan Peraturan Desa Tambakrejo Nomor 03 Tahun 2017,
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Tambakrejo,
maka berikut diterangkan data perangkat Desa Tambakrejo pada Tahun
2018, adalah sebagai berikut :
a) Kepala Desa : Nur Machmudi, S.H.
b) Sekretaris Desa : Ukasyah Hadi Saputra, S.P., M.M.
c) Kaur. TU & Umum : Novylia Saraswati, S.E.
d) Kaur. Keuangan : Fatchur Rozi, S.Pd.
e) Kaur. Perencanaan : Febri Meliawati, A.Md.
f) Kasie.Pemerintahan : M. Saichulloh
g) Kasie.Kesejahteraan : H. M. Sulaiman
h) Kasie.Pelayanan : Much. Su’ud Maulana
i) Kasun. Tambakrejo : Suwondo
j) Kasun. Tambaksari : M. Fauzan
k) Kasun. Tambakbulak : Choiron
l) Staf Admin TU & Umum : Khamidi Hariyanto, S.Pd.

Desa Tambakrejo terbagi menjadi 3 (tiga) Pedukuhan atau Dusun yaitu :


Dusun Tambakrejo, Dusun Tambaksari dan Dusun Tambakbulak, yang
terbagi kedalam wilayah : 14 (empat belas) RW dan 78 (tujuh puluh tiga) RT.

5. Alokasi dan Realisasi Anggaran


Semua anggaran yang telah dituangkan dalam APB-Des sering kali
belum bisa sesuai rencana. Kejadian ini biasanya disebabkan rencana
Pendapatan tidak sama dengan riil di lapangan sehingga seringnya
Pendapatan lebih kecil dari Pengeluaran/Belanja baik langsung maupun
tidak langsung, pada umumnya terjadi di APB-Des, dan untuk dana ADD
dapat dikatakan tepat dan tidak ada masalah. Semua pelaksanaan kegiatan
di desa lebih difokuskan pada pekerjaan-pekerjaan yang dianggap sangat
perlu dan darurat. Pekerjaan yang pelaksanaannya menggunakan dana yang
besar diajukan ke Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan Pemerintah Propinsi
Jawa Timur.
6. Proses Perencanaan Pembangunan
Dalam pelaksanaan Pembangunan di Desa Tambakrejo, terbiasa
menggunakan sistem Gotong Royong, hal ini terus berjalan dan terus
dipertahankan. Dalam hal Gotong Royong masih menjadi sarana kerjasama
antar warga dan menjalin kebersamaan dalam pelaksanaan Pembangunan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan terlebih dahulu musyawarah
diantara pelaksana kegiatan beserta elemen masyarakat di tingkat RT/Lokasi
wilayah yang akan di bangun. Selanjutnya hasil musyawarah tersebut
dilaporkan ke Tingkat Desa. Kemudian dalam Musrenbangdes dimasukan
kedalam agenda pembangunan dan didata menjadi Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP-Des) Tahunan. Selanjutnya dimasukan ke dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) dengan usulan
dari masyarakat dan diprioritaskan pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai
dengan kemampuan Kas Desa Tambakrejo.

7. Sarana dan Prasarana


Dalam rangka pemerataan pembangunan Desa menuju kemandirian
desa dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat desa, diperlukan
partisifasi dari seluruh masyarakat melalui pembangunan pada skala desa.
Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut diperlukan sumber dana
yang dibutuhkan untuk menjaga ataupun membangun sarana dan
prasarana Desa.
Bangunan-bangunan yang ada khususnya bangunan Sarana umum,
seperti sarana ibadah umumnya sudah banyak yang di Renovasi/
Rehabilitasi karena sudah banyak kerusakan yang perlu diperbaiki agar
nyaman digunakan untuk beribadah. Khusus untuk Perkantoran Desa
Tambakrejo belum mempunyai Gedung Pertemuan atau balai pertemuan
Desa yang representatif, untuk itulah hal ini merupakan kegiatan yang harus
diprioritaskan untuk tahun yang akan datang.
Sumber utama dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Tambakrejo
masih mengandalkan Alokasi Dana Desa (ADD), Banyak manfaat yang
dihasilkan dari kegiatan tersebut antara lain:
a) Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dalam melayani masyarakat desa
diharapkan lebih optimal sesuai kewenanganya.
b) Lembaga-lembaga kemasyarakatan di Desa Tambakrejo dapat
meningkatkan kemampuanya dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian pembangunan sarana dan prasarana desa bersama dengan
Pemerintah Desa.
c) Diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan di setiap pembangunan sarana
dan prasarana akan memberikan kesempatan bekerja kepada
masyarakat.
d) Partisifasi swadaya dana dan Gotong Royong tenaga/matrial menjadi lebih
oftimal.

8. Permasalahan dan Penyelesaian


Setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan dipastikan ada kendala. Ini
dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pelaksanaan
Pembangunan tersebut. Untuk mengantisifasi dan menyelesaikan masalah
tersebut diadakan musyawarah agar masyarakat mengerti dan memahami
serta mendukung sepenuhnya dan dapat berpartisifasi dalam kegiatan
tersebut dan diharapkan agar semua masyarakat merasa ikut memiliki pada
sarana prasana dan pekerjaan tersebut serta kegiatan dapat berjalan sesuai
rencana.

B. URUSAN PEMERINTAHAN YANG DISERAHKAN KABUPATEN

1. Pelaksanaan Kegiatan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan
pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten yang terkait dalam pelayanan dasar.
Dalam hal pelaksanaan kegiatannya Pemerintahan Desa  berhasil. Keadaan
Geografis Desa Tambakrejo Jangkauan ke Ibu Kota Kecamatan yang relatif
dekat (5 Km) hal ini dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan Pemerintah
Desa. Pelaporan-pelaporan data  tidak menemui kendala, dan tepat waktu.
Terkait perencanaan pembangunan yang berskala besar di Desa Tambakrejo
diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten melalui Kantor Kecamatan Waru
lewat RPJM-Des. Sedangkan kegiatan Pemerintah Desa Tambakrejo yang
berskala kecil pelaksanaanya dilakukan oleh Desa, ini disebabkan karena
belum adanya Penghasilan Asli Desa (PAD) yang maksimal. Dengan Harapan
semua perencanaan pembangunan yang tertuang dalam RPJM-Des dapat
terlaksana dan didukung dari Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo
dan Pihak Pemerintah Propinsi Jawa Timur.

2. Tingkat Pencapaian
Keberhasilan pelaksanaan program Kegiatan Desa Tambakrejo tidak
lepas dari peran serta masyarakat yang nyata. Di pekerjaan ini semua elemen
masyarakat desa harus bersatu padu melaksanakan semua pelaksanaan
program desa. Dalam hal pelaksanaan pembangunan fisik maupun nonfisik
sebetulnya sudah dirasakan berhasil. Adapun jika terdapat kekurangan
merupakan hal yang biasa di dalam pelaksanaan suatu program kegiatan
desa. Pelaksanaan ADD di tahun 2018 dana yang dianggarkan untuk
program pembangunan sepenuhnya diserahkan ke wilayah yang
membutuhkan sesuai perencanaan.
Dari Pemerintah Desa Tambakrejo swadaya lebih ditekankan sekali
mengingat partisifasi Masyarakat sangat dibutuhkan. Namun dalam
pelaksanaanya hal tersebut juga sering terhambat. Hal ini dikarenakan
masih ada masyarakat yang kurang pemahaman ataupun karena yang
lainya. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah bagi pelaksanaan
program pembangunan maupun program yang lainya untuk dapat tetap
berjalan.

3. Realisasi Program dan Kegiatan


Dalam rangka mendukung Program Pemerintah baik Pemerintah
Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten, kami dari Jajaran Pemerintahan
Desa Tambakrejo beserta lembaganya senantiasa mendukung dan
melaksanakan program tersebut. Namun pelaksanaanya tidak seluruhnya
mulus tetap saja ada kendala, tetapi dari pihak pemerintahan Desa beserta
lembaganya sering diadakan sosialisasi-sosialisasi pelaksanaan program.
Bagaimanapun juga kontribusi masyarakat sangat diperlukan dalam setiap
program-program Pemerintah.

4. Satuan Pelaksana Kegiatan Desa


Dalam pelaksanaan setiap program desa dari jajaran Pemerintah Desa
Tambakrejo melaksanakan ketentuan yang ada. Dari masing-masing
perangkat hingga ke tingkat RT melaksanakanya, namun dalam kegiatan
masih terdapat hambatan-hambatan. Bagi Pemerintah Desa apabila ada
seorang ataupun sekelompok orang yang masih belum menerima program
desa merupakan pekerjaan yang harus dicari penyelesainya. Untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada di desa, maka dari Pemerintah Desa
Tambakrejo mengadakan musyawarah diantara kelompok masyarakat
tersebut serta melakukan pendekatan-pendekatan guna memberikan
pemahaman. Pekerjaannya dibagi menurut tugas, wewenang serta jabatanya
dalam setiap penyelesaian masalah di desa, dan apabila di tingkat desa tidak
ada kesepakatan maka dilanjutkan ke tingkat Kabupaten Sidoarjo, melalui
Kantor Kecamatan Waru.

5. Alokasi dan Realisasi Anggaran


Semua pelaksanaan proyek-proyek fisik maupun nonfisik dana yang
dianggarkan dari Kabupaten didata. Proyek-proyek tersebut yang
pendanaannya skala besar diserahkan kepada Kabupaten sementara yang
relatif kecil di anggarkan di APBDes. Untuk kegiatan pembangunan desa
tidak hanya terbatas pada pembangunan fisik, namun pelaksanaan kegiatan
nonfisik pun dianggarkan dalam APBDes dan tertuang dalam RPJMDes.
Segala permasalahan yang menyangkut Pemerintahan Desa berkoordinasi
dengan instansi terkait. Realisasi pelaksanaan program Pemerintah Desa
tidak lepas dari tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, melalui
Kantor Kecamatan Waru selaku Pembina dan pembimbing dalam pelayanan
pada masyarakat.

6. Permasalahan dan penyelesaian


Mengingat letak Desa Tambakrejo berbatasan dengan desa-desa
sekitar tidak terlepas dari masalah khususnya masalah kependudukan dan
batas Desa yang belum ditetapkan secara legalitas formal secara hukum oleh
Pihak Kabupaten, sehingga masih ada batas-batas Desa yang rancu dan
status Penduduk yang tak jelas. Namun demikian tidak pernah
menimbulkan permasalahan yang serius dan masih dapat di atasi secara
kekeluargaan melalui pengurus RT setempat. Dari pihak Pemerintah Desa
Tambakrejo sering mengadakan kerjasama untuk program-program
masyarakat Desa Tambakrejo dengan Desa tetangga dalam pelaksanaan
kegiatan desa sesuai dengan perencanaan Program Desa. Bagi Pemerintah
Desa Tambakrejo terhadap semua masalah yang timbul itu adalah suatu
tantangan untuk kemajuan dan semua dapat diselesaikan sesuai dengan
aturan yang ada.
BAB IV
TUGAS PEMBANTUAN

A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA

1. Dasar Hukum
Pelaksanaan program Pemerintah baik Pusat maupun daerah
senantiasa dikoordinasikan dengan Pemerintah Desa. Karena salah satu
fungsi Pemerintah desa adalah pelayanan dan perlindungan masyarakat.
Dasar hukum tugas pembantuan adalah sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara No. 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang–Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
b. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4593 );
e. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten
Lebak di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 101,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4751);

2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan


Penyelenggaraan pemerintahan Desa Tambakrejo tidak lepas dari
Pembinaan dari Pihak Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten. Sesuai dengan
kedudukanya Pemerintah Desa merupakan pelaksana penyelenggaraan
Pemerintahan. Dalam pelaksanaan kegiatannya tugas-tugas pembantuan
dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa dilaksanakan sesuai kewenanganya, karena desa sesuai
peraturan yang ada merupakan bagian dari Pemerintah Kabupaten yang
melaksanakan penyelenggaraan tugas umum diantaranya pelaksanaan
pembangunan, pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan ketentraman
dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum dan pelaksanaan tugas pembantuan yang diberikan oleh instansi
terkait.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, apabila dampak yang
ditimbulkan bersifat lokal maka urusan pemerintahan tersebut menjadi
kewenangan pemerintahan daerah Kabupaten. Pelaksanaan kegiatan
tersebut, di Desa Tambakrejo berpedoman pada kebijakan Pemerintah
Kabupaten. Karena pemerintahan desa melaksanakan kegiatannya mengacu
pada Peraturan perundangan Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan dalam desa
pelaksanaanya mengacu pada Peraturan Desa. Dalam melaksanakan
kegiatan Peraturan Desa kegiatanya tertuang dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDes).

4. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan


Dalam melaksanakan suatu Peraturan, permasalahan pasti timbul
karena dalam pelaksanaannya terkadang ada sebagian masyarakat yang
belum mengerti dan memahami peraturan tersebut. Pelaksanaan Kegiatan
desa saat ini masih difokuskan ke Infrastruktur/sarana dan prasarana
masyarakat karena kegiatan ini merupakan Skala prioritas desa. Namun
kegiatan sektor Pertanian, ekonomi masyarakat dan Lingkungan penduduk,
juga menjadi perhatian dan tetap diupayakan dapat berjalan.
Dampak yang timbul dalam pelaksanaan Peraturan desa biasanya
selama ini tidak pernah menjadi suatu permasalahan yang serius dalam
Masyarakat. Dalam pelaksanaan Program dan kegiatan desa, kontribusi
masyarakat sangat dibutuhkan dalam melaksanakan semua kegiatanya.

5. Sumber dan Jumlah Anggaran yang digunakan


Dalam rangka pemerataan pembangunan desa menuju kemandirian
desa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, perlu adanya
partisipasi dari seluruh warga masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan desa dan kegiatan lainya perlu didukung dengan dana yang
diharapkan menjadi penyangga utama pelaksanaan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa. Sehingga dalam hasilnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan Pembangunan berdasarkan APB-Des tahun 2018 bersumber
dari Dana Desa (DD) sebesar Rp. 267.924.200,- (Dua ratus enam puluh tujuh
juta sembilan ratus dua puluh empat ribu dua ratus rupiah).
Pembangunan dan pemeliharaan jalan permukiman pavingisasi di
RT.02, 03/RW.II sebesar Rp 43.516.000,- (empat puluh tiga juta lima ratus
enam belas ribu rupiah), pavingisasi saluran sepanjang RT.01, 02, 03/RW.III
Dusun Tambakbulak sebesar Rp. 62.230.300,00 ,- (enam puluh dua juta dua
ratus tiga puluh ribu tiga ratus rupiah), perbaikan gorong-gorong,
pembangunan gorong-gorong baru RW. IV, V, dan XII sebesar Rp.
143.977.900,00 ,- (seratus empat puluh tiga juta sembilan ratus tujuh puluh
tujuh ribu sembilan ratus rupiah) dan saluran pematusan di RW.I, VIII
sebesar Rp. 18.200.000,- ,(delapan belas juta dua ratus ribu rupiah).

6. Satuan Pelaksana Kegiatan Desa


Semua pelaksanaan kegiatan pemerintahan desa sumber
pendanaannya ditopang oleh Pemerintah Kecamatan dan Kabupaten serta
sumber pendapatan desa lainya.
Pelaksanaan semua kegiatan pada dasarnya menggunakan data yang
ada serta pembagian tugas yang diberikan oleh  instansi yang
berkepentingan. Dalam kegiatannya pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh
semua aparat desa sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, serta
melibatkan semua lembaga-lembaga difungsikan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan tersebut.
7. Sarana dan Prasarana
Pembangunan-pembangunan yang telah dilaksanakan ditahun yang
lalu masih banyak yang harus dilanjutkan di tahun berikutnya, hal ini
banyaknya sarana dan Prasarana yang belum mampu didanai dari APB-Desa
di tahun yang lalu, sehingga setiap tahun tetap dilanjutkan agar dapat di
selesaikan. Hal ini terjadi karena  Sumber dana yang didapat desa untuk
saat ini yang rutin hanyalah dana DD, ADD dan DBH belum mampu di kelola
secara Maksimal.
Pembangunan yang telah direncanakan dalam APBDes di tahun 2018
semuanya telah dapat diselesaikan dengan target pencapaian 100%.

8. Permasalahan dan Penyelesaian


Pada pekerjaan Pembangunan yang direncanakan di desa terkadang
dalam pelaksanaanya kekurangan dan ketidak cocokan dengan keinginan
Masyarakat, sehingga mengalami permasalahan. Namun hal tersebut tidak
berarti suatu pekerjaan tersebut terkendala. Permasalahan yang timbul
biasanya adalah pada teknis pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan semua
anggaran yang telah tertuang dalam APBDes sering kali mengalami
hambatan. Banyak rencana yang dilaksanakan masih mengalami
kekurangan pembiayaan-pembiayaan. Namun hal tersebut di selesaikan
dengan baik walaupun dana yang dipergunakan kurang. Maka untuk
mengatasinya menggunakan langkah-langkah pendekatan dengan berbagai
pihak dalam masyarakat agar ditutupi dengan Swadaya dan sharing dana
dengan Masyarakat dan pihak Ketiga ataupun dari APB-Desa di tahun
berikutnya.

B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN

Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan desa semua pekerjaan


yang telah tertuang dalam APB-Des maupun RPJM-Des dalam pelaksanaanya
banyak membutuhkan bantuan informasi dari Instansi terkait. Karena dalam
teknis pelaksanaannya sering sekali informasi tersebut dibutuhkan karena
menyangkut bidang pelayanan pada masyarakat, bahkan juga dana yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Anggaran dan yang lainya.

1. Dasar Hukum
a) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara No. 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
b) Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
c) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
d) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
e) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4593);

2. Urusan Pemerintahan yang ditugaskan pembantuannya


Pelaksanaan Anggaran desa menjadi dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, dalam perencanaan
mengandung arti bahwa anggaran desa menjadi pedoman bagi manajemen
dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. Dalam
pelaksanaanya pengawasan diartikan bahwa anggaran desa menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
desa sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran desa harus
diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran
dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan. Anggaran desa harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah desa
menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian desa.
Di Desa Tambakrejo semua perencanaan dilaksanakan oleh perangkat
dan Lembaga desa yang berkepentingan dalam pelaksanaan perencanaan
tersebut. Untuk mengantisipasi semua pelaksanaan perencanaan yang tidak
berhasil, maka pihak Pemerintah Desa mengadakan Koordinasi dengan
Instansi Pemerintah Daerah yang berkepentingan untuk mendukung
kegiatan desa tersebut.

3. Sumber dan Jumlah Anggaran


Keuangan desa dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transfaran, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat. Serta dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang
diwujudkan dalam APBDes yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan
desa. Kepala Desa selaku kepala pemerintah di Desa Tambakrejo adalah
pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili pemerintah
desa dalam kepemilikan kekayaan desa.
Kewenangan kekuasaan pengelolaan keuangan desa adalah:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDes;
b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang dan jasa desa;
c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang milik desa;
d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;
e. Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
desa;
f. Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik
desa; serta
g. Koordinator pengelolaan keuangan desa bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugas kepada Kepala Desa.
Pada akhir tahun Anggaran 2018, sumber dan pendapatan desa
dalam anggaran perhitungan  tercatat terealisasi sebesar Rp.
2.119.204.558,53 (Dua milyar seratus sembilan belas juta dua ratus empat
ribu lima ratus lima puluh delapan koma lima puluh tiga sen rupiah) yang
bersumber dari Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Bagi
Hasil (DBH) Bantuan Khusus Keuangan (BKK) dan Pendapatan Asli Desa
(PAD).

4. Sarana dan Prasarana


Dalam Pelaksanaan Anggaran diatas kegiatan sarana dan prasarana
(Pembangunan dan pemeliharaan jalan permukiman/jalan desa pavingisasi,
pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan desa, pengangkatan dan
perbaikan gorong-gorong, pembangunan gorong-gorong baru dan
pembangunan dan perbaikan selokan dan drainase saluran pematusan) di
dalam pelaksanaaanya tidak mencapai target, Hal ini terjadi karena pada
saat  pelaksanaan kegiatan  harga matrial tidak stabil sehingga pencapaian
Target didorong dengan swadaya dan gotong-royong.
Untuk melanjutkan kegiatan sarana Prasarana lainnya yang belum
dilaksanakan rencana pelaksanaannya dilanjutkan pada tahun berikutnya.
BAB V
URUSAN PEMERINTAHAN LAINYA

A. KERJASAMA ANTAR DESA

1. Desa yang diajak kerjasama


Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa Tambakrejo
yang tertuang dalam APB-Des disebutkan bahwa semua pelaksanaan
pembangunan baik fisik dan nonfisik dituangkan tersendiri ke dalam RPJM-
Desa. Pelaksanaan RPJM-Des mengacu pada APB-Des yang ditetapkan setiap
tahunnya. Dalam melaksanakan kerjasama antar desa, sampai saat ini
pelaksanaan Kerjasama Antar Desa belum dilaksanakan karena belum ada
suatu kegiatan yang pelaksanaanya dengan desa lain.

2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548);
c. Undang – undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Ngara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2006 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan
Peraturan Desa, pedoman tentang pembentukan dan mekanisme
penyusunan peraturan desa, perlu diatur dengan Peraturan Daerah;

3. Bidang Kerjasama
Dalam kegiatan kerjasama antar desa sebetulnya banyak sekali
kegiatan yang bisa direncanakan dan dilaksanakan, namun hal tersebut saat
ini belum terlaksana, Karena pelaksanaan RPJM-Des belum semuanya
terlaksana.

4. Nama Kegiatan
Untuk jenis pekerjaan tertentu akan diberi nama kegiatan sesuai
dengan jenis dan macam kerjasamanya diantara desa yang bersangkutan,
namun karena belum adanya kerjasama maka belum ada yang memberikan
nama kegiatan tersebut.
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Kebutuhan dana dalam pelaksanaan kerjasama antar desa
disesuaikan dengan jenis kegiatanya. Sumber pendanaanya diambil dari
dana-dana yang tertuang dalam RPJM-Des maupun APB-Des Pemerintah
Desa Tambakrejo dan Desa sekitar yang akan diajak kerjasama. Untuk
pelaksanaanya pada tahun ini masih sebatas Rencana dan belum ada
Realisasi kegiatanya. Karena pekerjaan yang dilaksanakan dengan
melibatkan desa sekitar belum ada, namun telah tertuang dalam RPJM-Des
maupun APB-Des.

6. Jangka Waktu Kerjasama


Kerjasama Antar desa memerlukan pemikiran waktu yang panjang,
karena semua perencanaanya melalui beberapa tahapan dan persetujuan
khususnya dari masyarakat. Karena dalam penentuan pendapat serta
persetujuan sering ada permasalahan maupun kendala. Untung ruginya juga
diperhitungkan dalam melaksanakan kerjasama tersebut. Jangka waktu
pelaksanaan kerjasama antar desa saat ini belum ditentukan karena belum
ada pelaksanaan kerjasama antar desa.

7. Hasil Kerjasama
Biasanya dari hasil kerjasama sebelumnya diadakan penanda
tanganan kerjasama (MoU). Di Desa Tambakrejo tahun ini belum
melaksanakan satupun kerjasama antar desa. Karena belum ada pekerjaan
ataupun pelaksanaan kegiatan. Kerjasama antar desa yang dilaksanakan
saat ini sekitar permasalahan warga masyarakat, perselisihan warga antar
desa dan lain sebagainya.

8. Permasalahan dan Penyelesaian


Setiap permasalahan yang timbul dalam penyelesainya dilaksanakan
dengan azas kekeluargaan. Saat ini yang sering dilaksanakan kerja sama
antar desa masih sekitar penyelesaian sengketa warga. Dan apabila dalam
musyawarah tersebut belum berhasil maka diselesaikan ketingkat atasnya.
Namun permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan fisik saat ini belum
dilaksanakan.

B. KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA

1. Mitra Yang diajak Kerjasama.


Dalam pelaksanaan kerjasama Dengan Pihak Ketiga sampai saat ini
hanya pada kerjasama dengan Puskemmas dan Kantor Dinas Kebersihan &
Pertamanan (DKP) Kabupaten Sidoarjo untuk TPST Kawasan.

2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara No. 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
b. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438),
c. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587)
d. Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
   
3. Bidang Kerjasama
Bidang kerjasama yang direncanakan akan dilaksanakan adalah di
bidang Kesehatan dan Pengolahan Sampah Terpadu Kawasan.

4. Nama Kegiatan
Dalam pelaksanaan kerjasama diberbagai bidang, setiap kegiatan
belum tentu ada nama dan jenis kegiatanya. Pemerintah Desa Tambakrejo
memberi Nama Kegiatan tersebut yaitu Peningkatan Kapasitas Kelompok
Balita & Lansia, serta TPST Kawasan.

5. Satuan Pelaksanaan Kegiatan Desa


Untuk Pelaksana Kegiatan tersebut diberikan kepada PKK Desa dan
perangkat desa dalam penanganan Administrasi oleh Sekretaris Desa
Tambakrejo.

6. Sumber dan Jumlah Anggaran


Dalam melaksanakan kegiatan kerjasama ini sumber dana dari Pihak
Ketiga dengan jumlah anggaran untuk Peningkatan Kapasitas Balita &
Lansia.

7. Jangka Waktu kerjasama


Jangka Waktu Kerjasama hanya 2 (dua) tahun, dan setelah itu dapat
dilanjutkan kembali selama kurun waktu kerjasama dipandang dapat
memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.

8. Hasil Kerjasama
Kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain akan menumbuhkan
rasa saling membutuhkan. Namun dengan adanya kerjasama bersama pihak
lain maka permasalahan masing-masing pihak dapat teratasi.

9. Permasalahan dan Penyelesaian


Dalam suatu kerjasama permasalahan yang timbul biasanya karena
kurang kesepemahaman dalam pelaksanaan pekerjaan atau ikatan
perjanjian, sehingga pada saatnya ada kesepakatan yang tidak ditepati.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut maka pihak yang akan diajak
kerjasama supaya diadakan sosialisasi sebelum melaksanakan kegiatan
kerjasama tersebut.

C. BATAS DESA

1. Batas Desa
Batas desa merupakan batas wilayah administratif didalam
Pemerintahan Desa yang dikuatkan dengan perundang-undangan yang
berlaku.
Berikut adalah Batas- batas Desa Tambakrejo;
a. Batas desa sebelah Utara : Desa Tambaksumur
b. Batas desa sebelah Timur : Desa Tambakoso
c. Batas desa sebelah Selatan : Desa Tambaksawah
d. Batas desa sebelah Barat : Desa Kepuh Kiriman

Sengketa masalah Batas Desa Tambakrejo dengan desa-desa yang


berbatasan secara umum sampai saat ini tidak pernah terjadi apa lagi
sampai menimbulkan masalah. Akan tetapi untuk mengantisifasi hal
tersebut agar tidak terjadi, perlu Penetapan oleh Pemerintah Kabupaten yang
sampai saat ini belum pernah dimiliki oleh Desa Tambakrejo sejak
Kepemimpinan Kepala Desa Tambakrejo yaitu : Bapak Nur Machmudi, S.H.

2. Penyelesaian yang dilakukan


Didalam kehidupan bermasyarakat permasalahan sangat kompleks dan
bervariasi. Jenis permasalahan akibat batas desa di Desa Tambakrejo belum
ada permasalahan yang menonjol. Karena di masing- masing desa sudah ada
sosialisasi diantara beberapa desa kepada masyarakat. Untuk menjaga hal-
hal yang tidak diinginkan maka Pemerintah Desa Tambakrejo mengadakan
Sosialisasi pada masyarakat tentang batas desa dan yang sejenisnya.

3. Satuan Pelaksanaan Kegiatan


Untuk tugas pembantuan dalam mengantisifasi permasalahan batas
desa, pihak Pemerintah Desa memberikan tugas kepada perangkat desa dan
dibantu masyarakat desa setempat yang berkepentingan dengan hal tersebut,
seperti RW dan RT setempat.

4. Data Perangkat Desa


a. Nur Macmudi, S.H., Jabatan Kepala Desa Tambakrejo;
Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa
yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dan bertugas
menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Kepala Desa memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a) Menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja
Pemerintahan, penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah
pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan
upaya perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan, dan
penataan dan pengelolaan wilayah.
b) Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana
prasarana perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan,
kesehatan.
c) Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan
kewajiban masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya
masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.
d) Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi
masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,
pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.
e) Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan
lembaga lainnya

b. Ukasyah Hadi Saputra, S.P., M.M., Jabatan Sekretaris Desa


Pemerintah Desa Tambakrejo;
Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan
Sekretariat Desa, dan bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang
administrasi pemerintahan.
Sekretaris Desa mempunyai fungsi:
a) Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,
administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.
b) Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi
perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor,
penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan
dinas, dan pelayanan umum.
c) Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi
keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan
pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi
penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga
pemerintahan desa lainnya.
d) Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana
anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data
dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi
program, serta penyusunan laporan.
c. Novylia Saraswati, S.E., Jabatan Kaur TU & Umum;
Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat,
dan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan
administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti
melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi
surat menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan penataan administrasi
perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor,
penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan
dinas, dan pelayanan umum.
d. Fatchur Rozi, S.Pd., Jabatan Kaur Keuangan;
Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat,
dan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan
administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan
urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,
administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi
administrasi keuangan, dan admnistrasi penghasilan Kepala Desa,
Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.
e. Febri Meliawati, A.Md., Jabatan Kaur Perencanaan;
Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat,
dan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan
administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
Kepala urusan perencanaan memiliki fungsi mengoordinasikan
urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan
dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka
pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta
penyusunan laporan.
f. M. Saichulloh, Jabatan Kasi. Pemerintahan;
Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis,
dan bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas
operasional.
Kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan
manajemen tata praja Pemerintahan, menyusun rancangan regulasi
desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan
ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,
kependudukan, penataan dan pengelolaan wilayah, serta pendataan
dan pengelolaan Profil Desa.
g. H. M. Sulaiman, Jabatan Kasi. Kesejahteraan;
Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis, dan
bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional.
Kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi melaksanakan
pembangunan sarana prasarana perdesaan, pembangunan bidang
pendidikan, kesehatan, dan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat
di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan
keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.
h. M. Su’ud Maulana, Jabatan Sebagai Kasi. Pelayanan;
Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis, dan
bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional.
Kepala seksi pelayanan memiliki fungsi melaksanakan
penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban
masyarakat, meningkatkan upaya partisipasi masyarakat, pelestarian
nilai sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.
i. Suwondo, Jabatan Kasun. Tambakrejo;
Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur satuan tugas
kewilayahan yang bertugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan
tugasnya di wilayah Dusun Tambakrejo.
Kepala Dusun memiliki fungsi:
a) Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya
perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan
dan pengelolaan wilayah Dusun Tambakrejo.
b) Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayah Dusun
Tambakrejo.
c) Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungannya.
d) Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam
menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.

j. M. Fauzan, Jabatan Kasun. Tambaksari;


Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur satuan tugas
kewilayahan yang bertugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan
tugasnya di wilayah Dusun Tambaksari.
Kepala Dusun memiliki fungsi :
a) Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya
perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan
dan pengelolaan wilayah Dusun Tambaksari.
b) Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayah Dusun
Tambaksari.
c) Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungannya.
d) Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam
menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.
k. Choiron, Jabatan Kasun. Tambakbulak;
Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur satuan tugas
kewilayahan yang bertugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan
tugasnya di wilayah Dusun Tambakbulak.
Kepala Dusun memiliki fungsi :
a) Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya
perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan
dan pengelolaan wilayah Dusun Tambakbulak.
b) Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayah Dusun
Tambakbulak.
c) Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungannya.
d) Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam
menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.
l. Kamidi Hariyanto, S.Pd., Jabatan Staf Admin TU & Umum;
Bertugas membantu Kepala urusan berkedudukan sebagai
unsur staf sekretariat, dan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam
urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan.
D. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA

1. Bencana yang terjadi dan penanggulanganya


Untuk penanggulangan bencana alam yang terjadi, Pemerintah Desa
Tambakrejo berkoordinasi dengan Instansi terkait dan sebelumnya
mengambil tindakan Penanganan sementara bersama masyarakat sesuai
kemampuan yang ada dalam rangka menangani bencana tersebut.

2. Status Bencana
Pelaksanaan penanggulangan bencana di Desa Tambakrejo
dilaksanakan oleh Perangkat Desa. Petugas tersebut bertugas mengkoordinir
penanganan bencana alam dan sejenisnya dengan instansi yang terkait yaitu
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi tingkat Kabupaten maupun
Propinsi. Petugas ini terdiri dari unsur Perangkat Desa, Tokoh Pemuda dan
Masyarakat. Koordinasi dilakukan dengan melihat jenis bencana yang terjadi.
Apabila bencana alam tersebut terjadi dan tidak bisa diatasi oleh Petugas
setempat, maka pihak desa berkoordinasi dengan pihak Kecamatan untuk
diteruskan ke Dinas terkait tersebut. Penanganan bencana tersebut melihat
Status Bencana serta bahaya dan penanggulangannya. Dalam keadaan
demikian Koordinasi dengan instansi terkait sangat diperlukan.

3. Sumber dan Jumlah Anggaran


Dalam penanganan semua Bencana Alam memerlukan biaya,  Di Desa
Tambakrejo untuk Anggaran Bencana Alam belum dianggarkan. Namun
apabila terjadi bencana maka Pemerintah Desa Tambakrejo akan mencarikan
Solusi untuk mendapatkan dana darurat, dana yang diambil sumbernya dari
Pendapatan Asli Desa dan apabila terjadi dan tingkat kerusakan bencana
tersebut besar maka biaya penanganan tersebut diserahkan pada Pihak
Kabupaten atau Propinsi.

4. Antisipasi Desa
Dalam mengantisipasi kejadian bencana alam, Pemerintah Desa
Tambakrejo mengadakan musyawarah dengan Masyarakat agar menjaga dan
memperbaiki Tanggul yang berada di Pinggir Sungai yang sering Rusak
sehingga luapan air sungai agar tidak masuk ke pemukiman warga
masyarakat desa Tambakrejo.

5. Satuan Pelaksanaan Kegiatan Desa


Pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana alam, petugas yang
melaksanakan kegiatan tersebut terdiri dari, Perangkat Desa dan
Masyarakat.

6. Kelembagaan yang dibentuk


Kelembagaan di Desa Tambakrejo dalam kaitannya dengan tugas
penanganan bencana alam belum dibentuk secara Khusus.

7. Potensi bencana yang diperkirakan terjadi


Secara Geografis Desa Tambakrejo keadaan pertanahannya adalah
terendah dari seluruh Desa di Kecamatan Waru, maka bencana alam yang
paling berpotensi sangat tinggi adalah BANJIR.

E. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM

1. Gangguan Yang terjadi


Dalam melaksanakan ketertiban umum, di Desa Tambakrejoi dibentuk
Karang Taruna yang dibantu oleh Babinsa dan Babinmas. Untuk tahun 2015
gangguan keamanan yang disebabkan oleh pencurian sangat menurun.
Kerukunan masyarakat terjaga walaupun imbas program bantuan kepada
masyarakat terjadi kecemburuan sosial, namun hal tersebut dapat diatasi
dan diadakan pembinaan dan pemahaman tentang program bantuan dari
pemerintah yang ditujukan kepada warga miskin desa.

2. Satuan Pelaksana Kegiatan Desa


Dalam melaksanakan ketertiban umum, Pemerintah Desa Tambakrejo
dibantu Karang Taruna, BABINKAMTIBMAS/POSMAS, dan BABINSA yang
bertugas menyelesaikan permasalahan dan Ketertiban Umum tingkat desa,
baik perselisihan warga maupun kejadian lainya.

3. Penanggulangan dan Kendalanya


Penanggulangan ketertiban umum jarang mendapatkan hambatan,
keadaan umumnya kondusif dan apabila ada gejolak-gejolak kecil
dilapanangan cepat di atasi dengan cara musyawara mufakat yang
berasaskan Kekeluargaan.

4. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam penanggulangan


Dalam menyelenggarakan dan penanggulangan Ketertiban umum,
pihak Pemerintah Desa Tambakrejo selalu berkoordinasi dengan BABINSA
dan BABINKAMTIBMAS/POLMAS serta Karang Taruna Desa.

5. Sumber dan Jumlah Anggaran


Pelaksanaan penyelenggaraan ketertiban umum dalam APB-Des telah
dianggaran namun tidak signifikan atau tidak besar, Mengingat Sumber dan
besarnya Anggaran yang ada masih belum mampu untuk mendanai kegiatan
tersebut.
BAB VI
PENUTUP

Demikian Laporan Penyelenggaran Pemerintahan Desa (LPPD) Pemerintah


Desa Tambakrejo ini dibuat dengan sebenarnya agar untuk selanjutnya dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas segala perhatian, dukungan, bantuan
dan kerjasama semua pihak, kami sampaikan terima kasih dan harap maklum
atas segala kekurangannya.

Tambakrejo, 31 Januari 2019

Kepala Desa,

NUR MACHMUDI, S.H.

Anda mungkin juga menyukai