Anda di halaman 1dari 200

SMK NEGERI 6 GARUT

Mata Diklat Administrasi Infrastruktur Jaringan Kelas XI

Modul Praktikum I Dasar-dasar Jaringan

MODUL I
DASAR-DASAR JARINGAN
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi dalam modul ini, siswa diharapkan mampu:
1. Memahami dasar-dasar jaringan komputer
2. Mengetahui jenis-jenis kabel jaringan
3. Memahami pengalamatan ip address pada berbagai perangkat jaringan computer
4. Memahami konsep CIDR dan VLSM pada jaringan komputer
B. Dasar Teori
1. Sekilas Tentang Jaringan Komputer
Pengertian jaringan komputer sendiri adalah menghubungkan 2 komputer atau lebih
untuk saling berkomunikasi dan berbagi dengan menggunakan file atau sumber daya. Adapula
yang mengartikan sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara yang satu
dengan lainnya, menggunakan suatu protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga
dapat saling berbagi dan bertukar informasi.
Tujuan dikembangkannya jaringan komputer yaitu mengantarkan informasi secara tepat
dan akurat dari sisi pengirim ke sisi penerima. Adapun manfaat yang bisa kita rasakan dengan
adanya jaringan komputer diantaranya:
1) Berbagi sumber daya (sharing resources)
2) Media komunikasi
3) Integrasi data
4) Pengembangan dan pemeliharaan
5) Keamanan data
6) Sumber daya lebih efisien dan informasi terkini.
Komponen-komponen dalam komunikasi data setidaknya harus memiliki
1) Komputer host
2) Komputer receiver
3) Data
4) Protokol komunikasi
Kategori Jaringan
a. Personal Area Network (PAN)
Personal Area Network (PAN) sering disebut dengan jaringan area pribadi. Personal Area
Network (PAN) adalah jaringan komputer atau titik akses yang digunakan untuk

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut |1
berkomunikasi ke berbagai perangkat pribadi seperti komputer, ponsel, telepon, televise,
sistem keamanan rumah yang berbasis komunikasi data personal ataupun perangkat
komunikasi public seperti internet. Kontrol Personal Area Network (PAN) dilakukan dengan
authoritas pribadi. Data yang ditransmisikan oleh Personal Area Network (PAN) bersifat khas
dan personal karena digunakan untuk keperluan pribadi. Teknologi dan protokol yang
digunakan Personal Area Network (PAN) diantaranya adalah Wifi, Wireless Application Protocol
(WAP), Bluetooth, Infrared, dan lain-lain.
Personal Area Network (PAN) hanya mampu menjangkau beberapa meter saja, tetapi
juga bisa mencapai ratusan sampai ribuan kilometer apabila memanfaatkan jaringan global.
Personal Area Network (PAN) bisa digunakan untuk komunikasi antara perangkat pribadi
sendiri (komunikasi intra personal), atau dapat juga digunakan untuk menghubungkan ke
jaringan tingkat yang lebih tinggi dan internet (uplink). Jaringan Personal Area Network (PAN)
dapat kita buat dengan menggunakan teknologi jaringan nirkabel seperti bluetooth, IrDA,
Wireless. contohnya sebagai berikut:
”Pada saat mengajar dikelas saya sering melakukan remote kontrol terhadap laptop dengan memanfaatkan
fasilitas Bluetooth yang tersedia di Hp dan Bluetooth di Laptop. Maka dengan terkoneksinya antara Hp
dengan Laptop saya dapat menjalankan serta mematikan laptop tanpa menyentuh laptop”.

Gambar 1.1 PAN (Personal Area Network)


b. Jaringan lokal (LAN)
Jaringan komputer yang berhubungan dalam satu lokasi (misalkan dalam suatu
gedung) muncul tahun 1984. Pengertian LAN atau Local Area Network adalah suatu
perangkat jaringan yang menghubungan komputer yang satu dengan komputer lainnya
dengan menggunakan kabel, switch, serta router sebagai penyambungnya apabila
menghubungkan beberapa segment LAN (Local Area Network) yang berbeda network.
Pengertian jaringan LAN (Local Area Network) adalah suatu media transmisi bersama
serta rangkaian hardware dan software untuk meng-interface-kan perangkat menjadi media serta
mengatur akses menuju media tersebut dengan tepat. Topologi yang digunakan untuk LAN
(Local Area Network) berupa cincin, bus, pohon dan bintang. Topologi bus dan pohon
merupakan bagian kabel yang pasif tempat perangkat terhubung. Pentransmisian sebuah frame
oleh suatu stasiun bisa di dengar oleh stasiun yang lain. Cincin LAN (Local Area Network)
terdiri dari sebuah loop tertutup serta perulangan yang memungkinkan data beredar di seputar
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut |2
cincin. Repeater berfungsi sebagai titik penghubung perangkat. Transmisi umumnya berbentuk
frame, sedangkan yang berupa bintang mencakup sebuah simpul pusat tempat stasiun
terhubung.
Jaringan LAN (Local Area Network) merupakan jaringan milik pribadi yang biasanya
digunakan di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilo meter.

Gambar 1.2 LAN (Local Area Network)

Kegunaan LAN (Local Area Network) diantaranya :


a) Shared data
b) Shared software
c) Penggunaan hardware yang lebih efektif
d) e-Mail
e) Komunikasi data dengan kecepatan tinggi
f) Metered Software Applications
g) Sharing Printer
c. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network atau MAN, merupakan jenis jaringan komputer yang lebih
luas dan lebih canggih dari jenis jaringan komputer LAN (Local Area Network). Disebut MAN
(Metropolitan Area Network) karena jenis jaringan komputer MAN (Metropolitan Area Network)
ini biasa digunakan untuk menghubungkan jaringan komputer dari suatu kota ke kota lainnya.
Untuk dapat membuat suatu jaringan MAN (Metropolitan Area Network), biasanya diperlukan
adanya operator telekomunikasi untuk menghubungkan antar jaringan komputer. Contohnya
seperti jaringan Depdiknas antar kota atau wilayah dan juga jaringan mall-mall modern yang
saling berhubungan antar kota.
Keuntungan dari jenis jaringan komputer MAN (Metropolitan Area Network) ini
diantaranya adalah cakupan wilayah jaringan lebih luas sehingga untuk berkomunikasi
menjadi lebih efisien, mempermudah dalam hal berbisnis, dan juga keamanan dalam jaringan
menjadi lebih baik.
Kerugian dari jenis jaringan komputer MAN (Metropolitan Area Network) seperti lebih
banyak menggunakan biaya operasional, dapat menjadi target operasi oleh para cracker untuk

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut |3
mengambil keuntungan pribadi, dan untuk memperbaiki jaringan MAN (Metropolitan Area
Network) diperlukan waktu yang cukup lama.
Lebih singkatnya lagi MAN (Metropolitan Area Network) adalah suatu jaringan dalam
suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi,
seperti; kampus, perkantoran, pemerintah, dan lain lain.
Jaringan MAN (Metropolitan Area Network) adalah gabungan dari beberapa LAN
(Local Area Network). Jangkauan dari MAN (Metropolitan Area Network) ini antar 10 hingga 50
km, MAN (Metropolitan Area Network) ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun
jaringan antar kantor-kantor dalam satu kota antara pabrik/instansi dan kantor pusat yang
berada dalam jangkauannya.

Gambar 1.3 MAN (Metropolitan Area Network)


d. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network atau WAN, merupakan jenis jaringan komputer yang lebih luas
dan lebih canggih daripada jenis jaringan komputer LAN (Local Area Network) dan MAN
(Metropolitan Area Network). Teknologi jaringan WAN (Wide Area Network) biasa digunakan
untuk menghubungkan suatu jaringan dengan negara lain atau dari satu benua ke benua yang
lainnya. Jaringan WAN (Wide Area Network) bisa terdiri dari berbagai jenis jaringan komputer
LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network) karena luasnya wilayah cakupan
dari jenis jaringan komputer WAN (Wide Area Network). Jaringan WAN (Wide Area Network),
biasanya menggunakan kabel fiber optic serta menanamkannya di dalam tanah maupun
melewati jalur bawah laut.
Keuntungan jenis jaringan komputer WAN (Wide Area Network) seperti cakupan
wilayah jaringannya lebih luas dari jenis jaringan komputer LAN (Local Area Network) dan
MAN (Metropolitan Area Network), tukar-menukar informasi menjadi lebih rahasia dan terarah
karena untuk berkomunikasi dari suatu negara dengan negara yang lainnya memerlukan
keamanan yang lebih, dan juga lebih mudah dalam mengembangkan serta mempermudah
dalam hal bisnis.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut |4
Kerugian dari jenis jaringan WAN (Wide Area Network) seperti biaya operasional yang
dibutuhkan menjadi lebih banyak, sangat rentan terhadap bahaya pencurian data-data
penting, perawatan untuk jaringan WAN (Wide Area Network) menjadi lebih berat.
Lebih singkatnya WAN (Wide Area Network) merupakan jaringan komputer yang
mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau
bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan
router dan saluran komunikasi publik. WAN (Wide Area Network) digunakan untuk
menghubungkan beberapa LAN (Local Area Network) yang terpisah oleh jarak yang jauh.
WAN (Wide Area Network) dirancang untuk:
a) Beroperasi di wilayah yang sangat luas.
b) Memungkinkan akses melalui interface yang berurut pada kecepatan rendah
c) Menyediakan koneksi full-time dan part-time
d) Menghubungkan alat-alat yang terpisah jauh bahkan oleh area yang sangat luas

Gambar 1.4 Wide Area Network (WAN)


e. Internet (Interconnection-networking)
Internet (interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komunikasi yang
menggunakan media elektronik, yang saling terhubung menggunakan standar sistem global
Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket
(packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia
Internet (interconnection-networking) dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan
besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara
lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai
yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.
Berdasarkan fungsional:
a. Client Server
Client server adalah suatu bentuk arsitektur, dimana client adalah perangkat yang
menerima yang akan menampilkan dan menjalankan aplikasi (software komputer) dan server

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut |5
adalah perangkat yang menyediakan dan bertindak sebagai pengelola aplikasi, data, dan
keamanannya.

Gambar 1.5 Client Server


Kelebihan client server :
a) Lebih aman
b) Semua data dapat dibackup pada satu lokasi sentral
c) Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya
dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang tidak dibebani dengan tugas
lain sebagai workstation
Kekurangan client server :
a) Membutuhkan administrator yang handal
b) Pelaksanannya mahal
c) Jika server mati maka komputer client akan mati juga
b. Peer to peer (Workgroup)
Peer to peer adalah jaringan komputer dimana setiap host dapat menjadi server dan juga
menjadi client secara bersamaan.

Gambar 1.6 Peer To Peer


Kelebihan peer to peer :
a) Pelaksanaan tidak terlalu mahal
b) Tidak membutuhkan administrator yang handal
Kekurangan peer to peer :
a) Tidak cocok untuk network skala besar
b) Keamanan kurang
2. Instalasi Jaringan Komputer
Untuk instalasi jaringan komputer ada beberapa yang harus disiapkan baik hardware
maupun software agar nantinya jaringan yang kita buat berjalan sebagaimana mestinya, yaitu :

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut |6
a) Harus memiliki komputer server dan workstation,
b) Diperlukan perangkat keras lain yang mendukung jaringan tersebut
c) Sistem operasi harus diinstal agar jaringan dapat berfungsi dengan baik perangkat
yang dibutuhkan guna keperluan pembuatan jaringan komputer
a. Server
Sistem komputer yang berjalan terus menerus di jaringan dengan tugas untuk
melayani komputer lain (workstation) dalam jaringan sebagai contoh pelayanan yang diberikan
oleh server diantaranya :
a) DHCP Server
b) DNS Server
c) Mail Server
d) Streaming Media Server
e) Web Server
f) FTP Server
g) Proxy Server
h) Database Server
Vendor/merk untuk komputer server
a) ACER
b) DELL
c) EXTRON
d) HP
e) IBM
Fitur yang harus dimiliki server yaitu :
a) Realtime
b) Security
c) Reliabilitas
d) Skalabilitas
Di sisi perangkat lunak yang perlu disiapkan
a) Yang paling populer adalah Linux dan Microsoft Windows
b) Dengan sistem operasi Microsoft Windows Server 2003, seseorang telah dapat merancang
jaringan Local Area Network (LAN).
Ruangan untuk penempatan komputer server
a) Sebaiknya dipasangi pendingin udara (AC)
b) Diletakkan di tempat yang aman
c) Switch atau hub sebaiknya diletakkan dekat server
Perangkat yang semestinya ada di ruangan server
a) Komputer server

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut |7
b) Switch atau hub
c) Modem ADSL atau Modem Dial Up
d) Jalur telepon
e) Komputer untuk memantau aktivitas jaringan
f) Printer
g) Scanner jika diperlukan
b. Workstation
Workstation adalah komputer yang memanfaatkan jaringan untuk menghubungkan
komputer tersebut dengan komputer lain atau komputer tersebut dengan server. Workstation
tidak dapat menjalankan tugas pemrosesan, tugas pemrosesan seluruhnya dilakukan oleh server
sehingga beban pemrosesan dan lalu lintas network terpusat pada server. Istilah workstation juga
sering disebut sebagai client.
Sebuah workstation minimal mempunyai kartu jaringan/Network Interface Card (NIC),
aplikasi jaringan (software jaringan), kabel untuk menghubungkannya ke jaringan, biasannya
sebuah workstation tidak begitu membutuhkan harddisk karena data yang ingin disimpan dan
dapat diletakan di server. Hampir semua jenis komputer dapat digunakan sebagai komputer
workstation.
c. NIC (Network Interface Card)
Network Interface Card (NIC) fisik umumnya berupa kartu yang dapat ditancapkan ke
dalam sebuah slot dalam motherboard komputer, yang dapat berupa kartu dengan bus Industry
Standard Architecture (ISA), bus Peripheral Component Interconnect (PCI), bus Extended/Enhanced
Industry Standard Architecture (EISA), bus Micro Channel Architecture (MCA), atau bus Peripheral
Component Interconnect (PCI)-Express. Selain berupa kartu-kartu yang ditancapkan ke dalam
motherboard, Network Interface Card (NIC) fisik juga dapat berupa kartu eksternal yang berupa
kartu dengan bus Universal Serial Bus (USB), Personal Computer Memory Card International
Association (PCMCIA), bus serial, bus paralel atau express card, sehingga meningkatkan mobilitas
(bagi pengguna yang mobile). Kartu Network Interface Card (NIC) fisik terbagi menjadi dua jenis,
yakni:
a) Kartu Network Interface Card (NIC) dengan media jaringan yang spesifik (Media-
specific Network Interface Card (NIC)): yang membedakan kartu Network Interface Card
(NIC) menjadi beberapa jenis berdasarkan media jaringan yang digunakan. Contohnya
adalah Network Interface Card (NIC) ethernet, yang dapat berupa twisted-pair (Unshileded
Twisted Pair (UTP) atau Shielded Twisted Pair (STP)), thinnet, atau thicknet, atau bahkan
tanpa kabel (wireless ethernet).
b) Kartu Network Interface Card (NIC) dengan arsitektur jaringan yang spesifik
(architecture-specific Network Interface Card (NIC)): yang membedakan kartu Network
Interface Card (NIC) menjadi beberapa jenis, sesuai dengan arsitektur jaringan yang

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut |8
digunakan. Contohnya adalah ethernet, token ring, serta FDDI (Fiber Distributed Data
Interface), yang kesemuanya itu menggunakan Network Interface Card (NIC) yang
berbeda-beda. Kartu Network Interface Card (NIC) Ethernet dapat berupa Ethernet 10
Megabit/detik, 100 Megabit/detik, 1 Gigabit/detik atau 10 Gigabit/detik.
Tugas Network Interface Card (NIC) adalah untuk mengubah aliran data paralel dalam
bus komputer menjadi bentuk data serial sehingga dapat ditransmisikan di atas media
jaringan. Media yang umum digunakan, antara lain adalah kabel (Unshileded Twisted Pair (UTP)
category 5 atau enhanced category 5 (Cat5e), kabel fiber-optic, atau radio (jika memang tanpa kabel).
d. Wireless LAN / Wireless Adapter
Wireless merupakan peripheral pada komputer yang berfungsi untuk menghubungkan
laptop pada jaringan komputer tanpa menggunakan kabel. Wireless pada laptop lebih dikenal
dengan nama wifi atau wireless fidelity.
e. Hub atau Switch
Hub/pusatan ethernet adalah sebuah peranti jaringan komputer yang berfungsi untuk
menghubungkan peranti-peranti dengan kabel ethernet atau serat optik agar bersikap sebagai
satu petak jaringan (network segment). Pusatan bekerja pada lapisan wujud (layer 1) dalam acuan
OSI (OSI model). Pusatan digunakan untuk mengalirhantarkan data dari penggunalayan (client).
Switch adalah perangkat jaringan komputer yang berfungsi sebagai konektor /
penghubung. Dilihat dari fungsinya, terlihat mirip dengan hub. Perbedaan kedua alat ini
adalah soal besaran luas jaringan yang dapat dikerjakan dan besaran kecepatan transfer data.
Switch memiliki cakupan luas jaringan yang lebih besar dari hub, dan switch juga memiliki
kecepatan yang lebih tinggi dibanding dengan hub . Sampai saat ini besaran kecepatan transfer
data tertinggi hub adalah 100 Mbps . Sementara switch telah dikembangkan untuk dapat
melakukan fungsinya dengan kecepatan diatas 100 Mbps . Bahkan ada yang hampir mendekati
kecepatan 1Gbps . Perbedaan switch dan hub juga terletak di tempat keduanya bekerja. Switch
bekerja pada layer 2 dan layer 3 . Sementara hub bekerja pada layer 1 . Switch bekerja
berdasarkan alamat Media Access Control (MAC) pada NIC (Network Interface Card). Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kemana paket data itu akan dikirim dan diterima . Sistem ini juga
dibentuk agar tidak terjadi tabrakan pada jalur pengiriman data (collision) antara port satu
dengan yang lain .
Switch manageable adalah switch dengan harga tinggi yang dapat dikonfigurasi karena
memiliki sistem operasi didalamnya. Pioneer untuk switch manageable adalah device dengan merk
'cisco'. selain cisco, kebanyakan hanya sebuah switch murah yang tidak dapat dikonfigurasi
(unmanageable) dan sistem pakainya : tinggal colok. switch manageable dibuat untuk
meningkatkan keamanan pada sebuah jaringan lokal dan biasa dipakai pada perusahaan-
perusahaan elite. karena cara kerjanya, switch manageable dapat juga dikelompokkan menjadi
device yang bekerja pada layer 3 OSI model paket data semakin sedikit karena kapasitas buffer

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut |9
memory yang bisa menampung paket menjadi lebih banyak sehingga lalu lintas komunikasi
data semakin lancar. Akibatnya switch semakin cepat dalam melakukan processing paket data.
Fungsi manageable swicth menggabungkan beberapa segment atau kelompok Local Area
Network (LAN). switch bekerja di layer 2 pada model referensi OSI. Device ini memiliki
kemampuan lebih dibanding dengan repeater atau hub. Tidak hanya menghubungkan antar
jaringan Local Area Network (LAN) tetapi juga mampu mengatasi masalah collision yang
dihadapi oleh device hub atau repeater. Serta mampu membuat Virtual Local Area Network
(VLAN).
f. Router
Router juga merupakan penghubung dalam jaringan komputer . Sama seperti hub dan
switch, router juga berfungsi sebagai alat untuk mentransfer paket data dari satu port ke port yang
lain. Perbedaannya adalah, switch dan hub cenderung digunakan sebagai penghubung dalam
jaringan lokal / LAN (Local Area Network) , sementara router dibuat sebagai alat perluasan dari
jaringan Local Area Network (LAN) ke jaringan Wide Area Network (WAN) dan Metropolitan
Area Network (MAN). Router digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP.
Router jenis ini disebut ip router. Router digunakan untuk memperluas jaringan data yang kecil
ke jaringan yang luas. Contohnya dari jaringan Local Area Network (LAN), oleh router
diperluas menjadi jaringan berbasis internet .
g. Kabel dan Konektor
Kabel dan konektor merupakan media penghubung antara komputer dengan
komputer lainnya atau dengan peralatan jaringan lainnya yang digunakan membentuk
jaringan. Berikut contoh kabel dan konektor yang biasa kita jumpai membentuk jaringan.
Tabel 1.1 Jenis-jenis ethernet
10 10 10 10 100 1000 1000
100 BASE 1000 BASE
BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE 1000 BASE LX
T/T4/TX SX
2 5 T F FX CX T
50
50 EIA/T EIA/T
Ohm 62,5/12
Media Ohm IA IA 62,5/50 62,5/50 micro
Coaxial multim EIA/TIA 5
Coaxial Categor Categor micro multimode fiber,
(Thickn ode Category 5 multim STP
(Thinn y 3, 4,5 y5 multimode 9 micro single-
et) RG fiber UTP, 2 pair ode
et) RG UTP, 2 UTP, 4 fiber mode fiber
8 dan fiber
58 pair pair
RG 11
440 m untuk
275 m 62,5 micro fiber,
untuk 62,5 550 m untuk 50
Max
185 m 500 m 100 m 2000 m 100 m 412 m 25 m 100 m fiber, 550 m micro fiber, 3 -
Panjang
untuk 50 10 km pada
micro fiber single mode
fiber
Topologi Bus Bus Star Star Star Star Star Star Star Star
Duplex
Media
Attach
BNC, Connec
ment SC
TBNC, tor SC
Konektor Unit RJ-45 Konekt RJ-45 RJ-45 RJ-45 SC Konektor
Termin (MIC), Konektor
Interface or
ator ST/SC
(AUI)
Konekt
or
Kecepatan
10 10 10 10 100 1000 1000
Transfer 100 Mbps 1000 Mbps 1000 Mbps
Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
Rate
Teknologi Ethernet Fast Ethernet Gigabit Ethernet
IEEE IEEE 802.3 IEEE 802.3u IEEE 802.3z

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 10
Tabel 1.2 Penggunaan Kabel Twisted Pair
KATEGORI KECEPATAN MAKS TIPE KABEL PENGGUNAAN
CAT 1 Up to 1 Mbps Twisted Pair Plain Old Telephone Service (POTS)
CAT 2 Up to 4 Mbps 100 m Twisted Pair Token Ring
CAT 3 Up to 10 Mbps 100 m Twisted Pair Token Ring & 10BASE-T
CAT 4 Up to 16 Mbps 100 m Twisted Pair Token Ring & 10BASE-T
CAT 5 Up to 100 Mbps 100 m Twisted Pair Token Ring, Ethernet, Fast Ethernet
CAT 5e Up to 1 Gbps 100 m Twisted Pair Ethernet, Fast Ethernet & Gigabit Ethernet
CAT 6 Up to 10 Gbps 100 m Twisted Pair Gigabit Ethernet & 10G Ethernet (55 m)
CAT 6a Up to 10 Gbps 100 m Twisted Pair Gigabit Ethernet & 10G Ethernet (55 m)
CAT 7 Up to 10 Gbps 100 m Twisted Pair Gigabit Ethernet & 10G Ethernet (100 m)
Konektor (connector) dalam teknik elektronika adalah suatu komponen elektro-
mekanikal yang berfungsi untuk menghubungkan satu rangkaian elektronika ke rangkaian
elektronika lainnya ataupun untuk menghubungkan suatu perangkat dengan perangkat
lainnya. Pada umumnya, konektor terdiri konektor plug (male) dan konektor socket (female).
h. UPS jika diperlukan
UPS merupakan singkatan dari Uninteruptible Power Supply. UPS(Uninteruptible Power
Supply) memiliki pengertian yaitu perangkat hardware komputer yang berfungsi untuk
memberikan suplai listrik ketika tegangan utama tidak berfungsi (terhenti, pemadaman listrik).
Jadi, UPS(Uninteruptible Power Supply) hanya akan berfungsi jika terjadi pemadaman listrik.
Artinya, UPS(Uninteruptible Power Supply) hanya sebagai cadangan.
3. OSI Layer
OSI Layer adalah standarisasi layer pada jaringan yang paling umum, terdiri dari:
1. Application
2. Presentation
3. Session
4. Transport datanya dalam bentuk segment.
5. Network memecah segment ke dalam beberapa packet. Di packet ada informasi ip address
untuk dikirim lewat routing tabel.
6. Data Link data dikirim dalam bentuk frame dan ada informasi Media Access Control (MAC)
address.
7. Physical layer paling bawah yang menggambarkan koneksi titik jaringan misalnya kabel.
Data dikirim dalam bentuk bits.
4. TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol)
Semua sistem operasi yang modern akan menawarkan dukungan TCP/IP (Tranmision
Control Protocol/Internet Protocol) dan kebanyakan jaringan besar juga mengandalkan TCP/IP
(Tranmision Control Protocol/Internet Protocol) untuk lalu lintas jaringannya . Jaringan TCP/IP
(Tranmision Control Protocol/Internet Protocol) dapat dipadukan dengan internet. TCP/IP (Tranmision
Control Protocol/Internet Protocol) adalah network protocol yang paling sering dipakai untuk jaringan,

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 11
salah satunya adalah jaringan internet. Layer TCP/IP (Tranmision Control Protocol/Internet Protocol)
terdiri dari:
a. Layer application penggabungan layer application, presentation dan session pada OSI layer.
Contohnya antara lain: FTP (File Transfer Protocol), TFTP (Trivial File Transfer Protocol), NFS
(Network File System), SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), Telnet (Telecommunication Network),
SNMP (Simple Network Management Protocol), dan masih banyak yang lain
b. Layer transport sama dengan layer transport pada OSI layer. Pada layer ini terdapat 2 protocol
utama, yaitu
a) TCP (Transmission Control Protocol) sifatnya Realible, Connection Oriented
b) UDP (User Datagram Protocol) sifatnya Unrealible, Connectionless
c. Layer internet sama dengan layer network pada OSI layer. Berfungsi untuk menentukan jalur yang
paling baik pada network saat pengirim data dilakukan. Beberapa protocol yang beroperasi pada
layer ini, antara lain: IP (Internet Protocol), ICMP (Internet Control Message Protocol), RARP (Reverse
Address Resolution Protocol), ARP (Address Resolution Protocol), dan lain-lain.
d. Layer network access penggabungan layer data link dan physical pada OSI layer. Berfungsi untuk
mengijinkan packet IP melakukan koneksi fisik dengan media network.
5. IP Address Versi 4 (IPv4)
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner
antara 32 bit sampai 128 bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host
dalam jaringan internet. Panjang dari angka ini adalah 32 bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128
bit (untuk Internet Protocol versi 6 (IPv6) atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer
tersebut pada jaringan internet berbasis TCP/IP (Tranmision Control Protocol/Internet Protocol).
a) Host yang menggunakan protokol TCP/IP (Tranmision Control Protocol/Internet Protocol harus
memiliki alamat Internet Protocol (IP) sendiri
b) alamat logikal yang terdiri dari 32 bit
c) xxx.xxx.xxx.xxx.
d) 152. 18.24.20
Alamat special adalah alamat Internet Protocol (IP) yang tidak boleh digunakan sebagai host, sebagai
berikut :
a) Alamat host tidak boleh memiliki nilai 0 atau 255
b) Alamat broadcast yang disebut sebagai local broadcast, yaitu 255.255.255.255.
c) Alamat IP lain yaitu 127.xxx.xxx.xxx.
Alamat privat
Alamat-alamat yang dapat digunakan sebagai alamat jaringan LAN (Local Area Network) yang
disebut sebagai private address, sebagai berikut:
a) Kelas A: 10.0.0.1 – 10.255.255.254
b) Kelas B: 172.16.0.1 – 172.31.255.254

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 12
c) Kelas C: 193.168.0.1 – 192.168.255.254
Alamat publik digunakan untuk jaringan internet, misalnya untuk situs-situs/website.
Tabel 1.3 Alamat IP Publik
Kelas Batas Subnet Mask
A 0.0.0.0 – 127.255.255.255 255.0.0.0
B 128.0.0.0 – 191.255.255.255 255.255.0.0
C 192.0.0.0 – 223.255.255.255 255.255.255.0
D 240.0.0.0 – 247.255.255.255 -
E 248.0.0.0 – 255.255.255.255 -

a. Subnetmask/netmask
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi yang membedakan Network ID dan Host ID
atau sebagai penentu porsi Network ID dan Host ID pada deretan kode biner. Fungsi dari subnet
mask sendiri adalah untuk membedakan Network ID dengan Host ID dan menentukan alamat
tujuan paket data apakah local atau remote. Terdapat 2 cara untuk mempresentasikan subnet mask
yaitu dengan cara notasi desimal bertitik dan notasi panjang prefix. Subnet mask sama seperti
prefix, dimana prefix adalah penunjuk banyak bit dari sebuah IP Address yang merupakan porsi
Network ID. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing
(CIDR). Nilai-nilai bit yang ada di subnet mask didefinisikan oleh RFC 950 sebagai berikut:
a) Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1
b) Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0
Tabel 1.4 Referensi Subnet Mask
Max
NILAI Jumlah
SUBNET Max Jumlah Host 2(32-
CIDR / BINARY CODE Network Cisco Mask
MASK n) – 2 n : nilai prefix
Prefix (Block
Subnet)
/4 11110000 . 00000000 . 00000000 . 00000000 240.0.0.0 228 – 2 268,435,456 15.255.255.255
/5 11111000 . 00000000 . 00000000 . 00000000 248.0.0.0 227 – 2 134,217,728 7.255.255.255
/6 11111100 . 00000000 . 00000000 . 00000000 252.0.0.0 226 – 2 67,108,864 3.255.255.255
/7 11111110 . 00000000 . 00000000 . 00000000 254.0.0.0 225 – 2 33,554,432 1.255.255.255
/8 11111111 . 00000000 . 00000000 . 00000000 255.0.0.0 224 – 2 16,777,214 1 0.255.255.255
/9 11111111 . 10000000 . 00000000 . 00000000 255.128.0.0 223 – 2 8,388,606 2 0.127.255.255
/10 11111111 . 11000000 . 00000000 . 00000000 255.192.0.0 222 – 2 4,194,302 4 0.63.255.255
/11 11111111 . 11100000 . 00000000 . 00000000 255.224.0.0 221 – 2 2,097,150 8 0.31.255.255
/12 11111111 . 11110000 . 00000000 . 00000000 255.240.0.0 220 – 2 1,048,574 16 0.15.255.255
/13 11111111 . 11111000 . 00000000 . 00000000 255.248.0.0 219 – 2 524,286 32 0.7.255.255
/14 11111111 . 11111100 . 00000000 . 00000000 255.252.0.0 218 – 2 262,142 64 0.3.255.255
/15 11111111 . 11111110 . 00000000 . 00000000 255.254.0.0 217 – 2 131,070 128 0.1.255.255
/16 11111111 . 11111111 . 00000000 . 00000000 255.255.0.0 216 – 2 65,534 1 0.0.255.255
/17 11111111 . 11111111 . 10000000 . 00000000 255.255.128.0 215 – 2 32,766 2 0.0.127.255
/18 11111111 . 11111111 . 11000000 . 00000000 255.255.192.0 214 – 2 16,382 4 0.0.63.255
/19 11111111 . 11111111 . 11100000 . 00000000 255.255.224.0 213 – 2 8,190 8 0.0.31.255
/20 11111111 . 11111111 . 11110000 . 00000000 255.255.240.0 212 – 2 4,094 16 0.0.15.255
/21 11111111 . 11111111 . 11111000 . 00000000 255.255.248.0 211 – 2 2,046 32 0.0.7.255
/22 11111111 . 11111111 . 11111100 . 00000000 255.255.252.0 210 – 2 1,022 64 0.0.3.255
/23 11111111 . 11111111 . 11111110 . 00000000 255.255.254.0 29 – 2 510 128 0.0.1.255
/24 11111111 . 11111111 . 11111111 . 00000000 255.255.255.0 28 – 2 254 1 0.0.0.255
/25 11111111 . 11111111 . 11111111 . 10000000 255.255.255.128 27 – 2 126 2 0.0.0.127
/26 11111111 . 11111111 . 11111111 . 11000000 255.255.255.192 26 – 2 62 4 0.0.0.63
/27 11111111 . 11111111 . 11111111 . 11100000 255.255.255.224 25 – 2 30 8 0.0.0.31
/28 11111111 . 11111111 . 11111111 . 11110000 255.255.255.240 24 – 2 14 16 0.0.0.15
/29 11111111 . 11111111 . 11111111 . 11111000 255.255.255.248 23 – 2 6 32 0.0.0.7
/30 11111111 . 11111111 . 11111111 . 11111100 255.255.255.252 22 – 2 2 64 0.0.0.3
/31 11111111 . 11111111 . 11111111 . 11111110 255.255.255.254 21 – 2 - Point to Point Link Only
/32 11111111 . 11111111 . 11111111 . 11111111 255.255.255.255 - Single IP Address

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 13
b. Subneting
Subnetting adalah teknik memecah network (jaringan komputer) menjadi beberapa
subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP Address kelas A, kelas B, dan
kelas C saja. Dan dengan teknik subnetting, maka suatu network dapat menciptakan beberapa
network tambahan, tetapi hal itu sayangnya bisa mengurangi jumlah maksimum host yang ada
dalam tiap network tersebut. Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, yang
diantaranya adalah :
a) Untuk meng-efisienskan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan guna dapat
memaksimalkan penggunaan IP Address tersebut.
b) Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu
jaringan komputer, karena pada dasarnya router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai
network dengan media fisik yang berbeda apabila network tersebut memiliki IP Address yang
unik.
c) Meningkatkan pengamanan dan mengurangi kongesti atau ketidakstabilan akibat terlalu
banyaknya host dalam suatu network.
Sedangkan untuk melakukan proses subnetting, maka kita perlu melakukan beberapa proses
yang diantaranya adalah:
a) Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask
b) Menentukan jumlah host per subnet
c) Menentukan subnet yang valid
d) Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet
e) Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet
Subnetting memiliki rumus:
Total subnet = 2 subnet bit
Usable subnet = 2 subnet bit – 2
Total host per subnet = 2 host bit
Usable host per subnet = 2 host bit - 2
Keterangan :
a) Usable subnet yaitu total subnet dikurang dua sebab menurut aturan cisco, subnet pertama
dan terakhir tidak boleh digunakan. Subnet pertama disebut juga subnet zero
b) Usable host per subnet yaitu total host per subnet dikurang dua sebab alamat network dan
alamat terakhir dari subnetwork adalah alamat broadcast.
Subneting yang terjadi pada kelas C
Contoh kasus :
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah network address 192.168.1.0/26 ?
Analisa : 192.168.1.0 berarti kelas C dengan subnet mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 14
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting
akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan
broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
a) Jumlah subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask
(2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah subnet
adalah 22 = 4 subnet
b) Jumlah host per subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 =
62 host
c) Blok subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya
adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
d) Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya.
Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka
sebelum subnet berikutnya.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.25

Subneting yang terjadi pada kelas B


Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network
address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan subnet mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
a) Jumlah subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi
Jumlah subnet adalah 22 = 4 subnet
b) Jumlah host per subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 =
16.382 host
c) Blok subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
d) Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 15
Berikutnya kita coba satu lagi untuk kelas B khususnya untuk yang menggunakan
subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan subnet mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
a) Jumlah subnet = 29 = 512 subnet
b) Jumlah host per subnet = 27 – 2 = 126 host
c) Blok subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
d) Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

Subneting yang terjadi pada kelas A


Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting kelas A adalah semua subnet
mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan subnet mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
a) Jumlah subnet = 28 = 256 subnet
b) Jumlah host per subnet = 216 – 2 = 65534 host
c) Blok subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
d) Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0


Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

c. VLSM (Variabel Length Subnet Mask)


VLSM (Variabel Length Subnet Mask) adalah suatu teknik untuk mengurangi jumlah
terbuang [ruang;spasi] alamat. kita dapat memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat
lebih lanjut membagi lebih lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena
lebar dari subnet akan diperkecil, maka disebut dengan Variable Subnet Length Mask (VLSM).
Perhitungan ip address menggunakan metode Variable Subnet Length Mask (VLSM)
adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu network address lebih dari satu subnet
mask, jika menggunakan (Clasess Inter Domain Routing) CIDR dimana suatu Network ID hanya
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 16
memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada
pembagian blok, pembagian blok Variable Subnet Length Mask (VLSM) bebas dan hanya
dilakukan oleh si pemilik network address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain
sebagai ip address local dan ip address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap
dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet
hanya mengenal ip address berkelas.
Langsung saja ke contoh kasus yang pertama dalam perhitungan menggunakan
metode Variable Subnet Length Mask (VLSM). Dalam contoh kasus ini misalnya kita akan
membangun sebuah jaringan internet dalam sebuah perusahaan besar. Dengan ketentuan host
yang dibutuhkan antaran lain:
a) Ruang utama 1000 host
b) Ruang kedua 500 host
c) Ruang ketiga 100 host
d) Ruang server 2 host
Dengan alamat jaringan 172.16.0.0/16. Sebelum kita mulai menghitung Variable
Subnet Length Mask (VLSM), contohya seperti kasus berikut:
Dengan IP 172.16.0.0/16
a) Ruang utama 1000 host
Disini dibutuhkan 1000 host yang akan terhubung dengan internet, untuk mendapat
1000 host atau lebih perhatikan tabel diatas. Karena yang dibutuhkan 1000 maka cari
hasil pemangkatan 1000 atau >= 1000 host. dari tabel diatas yang sesuai dengan
kebutuhan host yang dibutuhkan gunakan 2^10 = 1024 dan subnet mask
255.255.252.0.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.252. 0 _
0. 0. 3.255
Dan untuk mengetahui ip broadcast-nya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah
dengan ip network
172. 16. 0. 0
0. 0. 3.255 +
172. 16. 3.255
Network : 172.16.0.0/22
IP pertama : 172.16.0.1
IP terakhir : 172.16.3.254
IP broadcast : 172.16.3.255
Subnet Mask : 255.255.252.0

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 17
b) Ruang kedua 500 host
Untuk ruangan kedua host yang dibutuhkan atau komputer yang bisa terhubung
dengan internet sebayak 500 komputer. Untuk mendapatkan 500 host atau lebih maka
kita cari pemangkatan yang menghasilkan host 500 atau lebih. dari tabel diatas yang
menghasilkan 500 host >=500 host yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan
2^9= 512 dan subnet mask 255.255.254.0.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.254. 0 _
0. 0. 1.255
Dan untuk mengetahui ip broadcast-nya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah
dengan ip network
172. 16. 4. 0
0. 0. 1.255 +
172. 16. 5.255
Network : 172. 16. 4. 0/23
IP pertama : 172.16. 4.1
IP terakhir : 172.16. 5.254
IP broadcast : 172.16.5. 255
Subnet Mask : 255.255.254.0
c) Ruang server 100 Host
Nah sekarang untuk ruang ke 3 yang membutuhkan 100 host, maka konsep
perhitungan kita gunakan konsep kelas C atau bermain pada oktet ke 4. Untuk
mendapatkan 100 host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan host
100 atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 100 host >=100 host yang sesuai
dengan kebutuhan host yang digunakan 2^7= 128 dan subnet mask 255.255.255.127.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.255.128 _
0. 0. 0.127
Dan untuk mengetahui ip broadcast-nya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah
dengan ip network
172. 16. 6. 0
0. 0. 0.127 +
172. 16. 6.127
Network : 172.16. 6 . 0/25
IP pertama : 172.16. 6 . 1
IP terakhir : 172.16. 6 . 126
IP broadcast : 172.16 .6 .127
Subnet Mask : 255.255.255.128
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 18
d) Ruang Server 2 Host
Network : 172.16. 6. 128/30
IP pertama : 172.16. 6. 129
IP terakhir : 172.16.6. 130
IP broadcast : 172.16.6.131
Subnet Mask : 255.255.255.252
d. IPv6 (Internet Protocol versi 6)
Internet Protocol versi 6 (IPv6) merupakan teknologi yang dikembangkan untuk
mengatasi keterbatasan dari Internet Protocol version 4 (IPv4) yaitu terbatasnya jumlah ruang
alamat. Alamat Internet Protocol version 4 (IPv4) memiliki panjang 32 bit (bit adalah binary digit,
dimana nilai yang valid adalah 0 dan 1) dan ditulis dalam notasi desimal dipisahkan dengan
tanda titik (dotted decimal notation) ditiap 8 bit-nya (kumpulan 8 bit disebut dengan 1 oktet).
Sebagai contoh x adalah bilangan biner, maka format penulisan alamat Internet
Protocol version 4 (IPv4) akan terlihat sebagai berikut:
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
sebagai contoh memiliki bilangan biner berikut:
11000000.10101000.00000000.00000001
maka jika ditulis dalam dotted decimal notation akan menjadi:
192.168.0.1
Dengan panjang 32 bit maka alamat Internet Protocol version 4 (IPv4) akan
menyediakan total jumlah ruang alamat adalah 232 yaitu sekitar 4,3 milyar. Dari total
jumlah ruang alamat yang tersedia tersebut, terdapat kira-kira 3,7 milyar alamat yang
benar-benar dapat diterapkan, dimana alamat lainnya dicadangkan untuk tujuan tertentu
seperti alamat multicast, penelitian, ruang alamat privat, dan loopback.
Alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) memiliki panjang 128 bit dan ditulis dalam
notasi heksadesimal dipisahkan dengan tanda : (colon/titik dua) diantara masing-masing
kumpulan 4 digit heksadesimal (ditiap 16 bit-nya) atau total 32 digit heksadesimal. Sebagai
contoh x adalah bilangan biner, maka alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) akan terlihat
sebagai berikut:
xxxxxxxxxxxxxxxx:xxxxxxxxxxxxxxxx:xxxxxxxxxxxxxxxx:xxxxxxxxxxxxxxxx:
xxxxxxxxxxxxxxxx:xxxxxxxxxxxxxxxx:xxxxxxxxxxxxxxxx:xxxxxxxxxxxxxxxx
sebagai contoh memiliki bilangan biner berikut:
0010000000000001:0000110110111000:0000110000011000:0000000000000001:
0000000000000000:0000000000000000:0000000000000000:0000000000000001
maka jika ditulis dalam notasi heksadecimal akan menjadi:
2001:0DB8:0C18:0001:0000:0000:0000:0001

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 19
Dengan panjang alamat 128 bit, maka alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) akan
menyediakan total jumlah ruang alamat 3,4 x 1038. Alamat ip versi ini akan menyediakan
ruang alamat yang cukup untuk kebutuhan pertumbuhan internet.
a) Ruang alamat yang lebih besar, meliputi peningkatan keterjangkauan
secara global dan fleksibilitas, aggregation dari prefix di tabel routing, multihoming bagi
beberapa Internet Service Provider (ISP).
b) Tidak lagi memerlukan Network Address Translation (NAT).
c) Header yang lebih sederhana sehingga meningkatkan efisiensi pada router, tidak
adanya potensi broadcast storm karena broadcast ditiadakan, tidak memerlukan
pengecekan checksum,.
d) Stateless autoconfiguration.
e) Mendukung secara built-in untuk mobile ip.
f) Mendukung secara built-in keamanan menggunakan ipsec.
g) Memiliki beragam fitur metode transisi untuk tetap dapat melakukan komunikasi
dengan alamat Internet Protocol versi 4 (IPv4).
h) Mudah dalam melakukan pengalamatan IP ulang (renumbering).
i) Kemampuan sebuah interface memiliki beberapa alamat.
j) Router-router membuat alamat-alamat link-local yang digunakan oleh Interior
Gateway Protocol (IGP).
k) Alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) dapat diperoleh dari Internet Service Provider
(ISP) atau secara mandiri.
e. Representasi Alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6)
a) Format penulisan alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6):
x:x:x:x:x:x:x:x, dimana x adalah sebuah kolom dengan 16 bit heksadesimal,
direpresentasikan berupa kumpulan 4 digit heksadesimal. Sebagai contoh:
2031:0000:130F:0000:0000:09C0:876A:130B
b) Panduan penulisan alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6)
A. Digit heksadesimal A, B, C, D, E, dan F yang direpresentasikan di internet
Protocol versi 6 (IPv6) tidak bersifat case-sensitive.
B. Awalan nilai 0 bersifat opsional, sehingga 09C0 sama dengan 9C0, begitu pula
0000 sama dengan 0.
C. Notasi pasangan tanda colon “::” dapat digunakan untuk meringkas kolom-kolom
heksadesimal (yang dipisahkan dengan tanda colon “:”) dengan nilai 0 berturut-
turut pada awal, tengah, dan akhir dari alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6), sebagai
contoh FF01:0:0:0:0:0:0:1 diringkas menjadi FF01::1.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 20
D. Perhatian: notasi pasangan tanda colon “:” hanya dapat digunakan sekali
pada alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) untuk menyatakan kumpulan nilai
heksadesimal 0 berturut-turut terpanjang.
E. Ini karena sejumlah nilai 0 yang dihilangkan dikalkulasi dengan memisahkan dua
bagian dari alamat dan memasukkan nilai 0 hingga lengkap 128 bit. Sehingga
jika sebuah alamat memiliki dua notasi pasangan tanda colon “::”, maka tidak
memungkinkan untuk menentukan ukuran masing-masing blok nilai 0.
F. Unspecified address (alamat yang tidak terdefinisi), ditulis dengan “::” karena
hanya terdiri dari nilai 0.
c) Contoh-contoh penulisan alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6)
1. 2031:0000:130F:0000:0000:09C0:876A:130B dapat diringkas menjadi
2031:0:130F::9C0:876A:130B
2. 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat diringkas menjadi ::1
3. 0:0:0:0:0:0:0:0 dapat diringkas menjadi ::
Sebuah interface dapat memiliki alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) lebih dari satu,
tetapi hanya satu alamat link-local.
f. Jenis Alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6)
Terdapat 3 jenis alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) yaitu:
a) Unicast (one-to-one)
Merupakan alamat untuk sebuah interface. Paket yang dikirimkan ke alamat unicast akan
dikirimkan ke interface yang diidentifikasi oleh alamat tersebut.
b) Multicast (one-to-many)
Merupakan alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi sekumpulan interface pada
perangkat yang berbeda. Paket yang dikirimkan ke alamat multicast akan dikirimkan
ke semua interface yang diidentifikasi oleh alamat multicast (mengirim ke semua interface
dalam kelompok). Alamat multicast ini menggantikan penggunaan alamat broadcast,
sehingga memungkinkan penggunaan jaringan yang lebih efisien. Jangkauan ruang
alamat multicast di Internet Protocol versi 6 (IPv6) lebih besar dari pada di Internet Protocol
versi 4 (IPv4).
c) Anycast (one-to-nearest)
Merupakan alamat yang dialokasikan dari ruang alamat unicast dan digunakan untuk
mengidentifikasi sekumpulan interface pada perangkat yang berbeda. Paket yang
dikirimkan ke alamat anycast akan dikirimkan ke satu dari interface-interface yang
diidentifikasi oleh alamat tersebut.
Beberapa perangkat berbagi alamat yang sama. Semua node dengan alamat anycast yang
sama akan menyediakan layanan yang sama.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 21
Alamat anycast tidak digunakan sebagai alamat sumber dari paket Internet Protocol versi 6
(IPv6), dan tidak diberikan ke sebuah host Internet Protocol versi 6 (IPv6), tetapi hanya
diterapkan pada router Internet Protocol versi 6 (IPv6).
Router-router mempertimbangkan mengirim paket ke perangkat terdekat untuk
menjangkau tujuan. Alamat ini cocok digunakan untuk load balancing dan layanan
pengiriman content.
g. Pengalamatan Internet Protocol versi 6 (IPv6) Unicast
Terdapat beberapa jenis alamat unicast Internet Protocol versi 6 (IPv6) yaitu:
a) Global, diawali dengan prefix 2000::/3 dan diatur alokasinya oleh Internet Assigned
Numbers Authority (IANA).
b) Reserved, digunakan oleh Internet Engginering Task Force (IETF).
c) Private (termasuk link-local yang diawali dengan prefix FE80::/10)
d) Loopback (::1)
e) Unspecified (::).
Sebuah interface dapat diatur untuk memiliki beberapa alamat Internet Protocol versi 6
(IPv6) dari jenis unicast, anycast, atau multicast.
Alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) global unicast serupa dengan alamat Internet
Ptotocol versi 4 (IPv4) global unicast. Alamat global unicast adalah alamat Internet Protocol versi 6
(IPv6) dari prefix global unicast, yang memungkinkan agregasi prefix routing, sehingga
membatasi jumlah entri tabel routing di tabel routing global. Alamat global unicast digunakan
pada link-link yang diagregasi ke atas melalui organisasi-organisasi hingga akhirnya Internet
Service Provider (ISP).
Internet Engginering Task Force (IETF) mencadangkan bagian dari ruang alamat
Internet Protocol versi 6 (IPv6) untuk beragam penggunaan, baik untuk saat ini dan masa
mendatang. Alamat-alamat yang dicadangkan merepresentasikan 1/256 dari total ruang
alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6). Beberapa jenis alamat lainnya dari Internet Protocol versi
6 (IPv6) bersumber dari blok alamat ini.
Beberapa blok dari alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) dialokasikan untuk alamat
privat, seperti pada alamat Internet Protocol versi 4 (IPv4). Alamat-alamat privat ini hanya
berlaku lokal pada link tertentu atau site dan tidak pernah dirutekan keluar dari jaringan
perusahaan. Alamat-alamat privat memiliki nilai oktet awal “FE” pada notasi heksadesimal,
dengan nilai digit heksadesimal selanjutnya bernilai antara 8 hingga F. Selanjutnya alamat-
alamat ini dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada ruang lingkupnya.
a) Konsep dari alamat-alamat link-local merupakan konsep baru di Internet Protocol
versi 6 (IPv6), dimana alamat ini memiliki ruang lingkup lebih kecil daripada
alamat-alamat site-local. Alamat link-local hanya mengacu pada link fisik tertentu
seperti pada jaringan fisik. Router-router tidak akan meneruskan datagram

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 22
menggunakan alamat-alamat link-local, bahkan tidak di dalam organisasi, mereka
hanya digunakan untuk komunikasi lokal pada segmen jaringan fisik tertentu.
b) Alamat-alamat ini digunakan untuk link komunikasi seperti konfigurasi alamat
otomatis, penemuan tetangga (neighbour discovery), dan penemuan router (router
discovery). Banyak protokol routing juga menggunakan alamat-alamat link-local.
Seperti pada Internet Protocol versi 4 (IPv4), terdapat pula ketentuan alamat loopback
khusus pada Internet Protocol versi 6 (IPv6) untuk kebutuhan percobaan, yaitu 0:0:0:0:0:0:0:1,
dapat pula diringkas penulisannya dengan “::1”.
Di Internet Protocol versi 4 (IPv4), sebuah alamat IP dengan semua 0 (all zeros)
memiliki makna khusus, yaitu mengacu ke host itu sendiri, dan digunakan ketika perangkat
tidak mengetahui alamatnya sendiri. Konsep yang sama diformalkan di Internet Protocol versi
6 (IPv6), dan alamat dengan semua 0 (all-zeros address / 0:0:0:0:0:0:0:0) disebut dengan
name “unspecified” address. Umumnya digunakan sebagai alamat sumber pada datagram yang
dikirim oleh perangkat yang mencari agar mempunyai alamat IP terkonfigurasi. Karena
alamat ini terdiri dari semua 0 (all-zeros), penulisan alamat dapat diringkas menjadi “::”.

Gambar 1.7 Alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) Global Unicast dan Anycast
Sumber: An Introduction to Internet Protocol versi 6 (IPv6)
Internet Protocol versi 6 (IPv6) memiliki format alamat yang sama untuk global unicast
dan alamat-alamat anycast.
a) Menggunakan prefix routing global, merupakan sebuah struktur yang memungkinkan
agregasi ke atas, sampai akhirnya pada Internet Service Provider (ISP).
b) Sebuah interface dapat diatur untuk memiliki beberapa alamat dari jenis alamat unicast,
anycast dan multicast.
c) Setiap interface yang mengaktifkan Internet Protocol versi 6 (IPv6) paling sedikit akan
memiliki sebuah alamat loopback (::1/128) dan sebuah alamat link-local.
d) Secara opsional, setiap interface dapat mempunyai beberapa alamat-alamat local dan
global yang unik.
Alamat-alamat global unicast didefinisikan dengan prefix global routing, subnet ID, dan
interface ID. Ruang alamat unicast Internet Protocol versi 6 (IPv6) mencakup seluruh jangkauan
alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6), dengan perkecualian FF00::/8 (1111 1111), digunakan
untuk alamat-alamat multicast. Alokasi alamat global unicast dilakukan oleh Internet Assigned
Numbers Authority (IANA) menggunakan jangkauan dari alamat-alamat yang diawali

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 23
dengan nilai biner 001 (2000::/3), dimana merupakan 1/8 dari total ruang alamat Internet
Protocol versi 6 (IPv6) dan adalah blok terbesar dari blok alamat-alamat yang dialokasikan.
Alamat-alamat dengan prefix 2000::/3 (001) sampai E000::/3 (111) membutuhkan
64-bit interface identifier (pengenal interface) dalam format Extended Universal Identifier (EUI)-
64. Internet Assigned Numbers Authority (IANA) mengalokasikan ruang alamat Internet
Protocol versi 6 (IPv6) dengan jangkauan 2001::/16 ke registry.
Alamat global unicast umumnya terdiri dari 48-bit prefix global routing dan 16-bit
subnet id. Organisasi-organisasi secara individual dapat menggunakan kolom 16-bit subnet
yang disebut dengan “subnet id” untuk membuat hirarki pengalamatan mereka sendiri dan
untuk mengidentifikasi subnet-subnet-nya. Kolom ini memungkinkan sebuah organisasi
untuk menggunakan 65,535 alamat subnet terpisah.

Gambar 1.8 Alamat Link-local


Sumber: An Introduction to Internet Protocol versi 6 (IPv6)
a) Alamat-alamat link-local mempunyai ruang lingkup yang dibatasi pada link dan secara
dinamis dibuat pada semua interface Internet Protocol versi 6 (IPv6) dengan menggunakan
prefix link-local khusus yaitu FE80::/10 dan 64-bit interface identifier.
b) Alamat-alamat link-local digunakan untuk konfigurasi alamat secara otomatis,
menemukan tetangga (neighbour discovery), dan menemukan router (router discovery).
Alamat-alamat link-local juga digunakan oleh banyak protokol routing.
c) Alamat-alamat link-local dapat menyediakan cara untuk terhubung ke perangkat-
perangkat pada jaringan lokal yang sama, tanpa memerlukan pengalamatan secara
global.
d) Ketika berkomunikasi menggunakan alamat link-local, perlu ditentukan interface keluar
(outgoing interface) karena setiap interface terhubung ke FE80::/10.

Gambar 1.9 Address Aggregation


Sumber: An Introduction to Internet Protocol versi 6 (IPv6)

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 24
Internet Protocol versi 6 (IPv6) mengalokasikan ruang alamat yang besar ke Internet
Service Provider (ISP) dan organisasi-organisasi. Internet Service Provider (ISP) melakukan
aggregation pada prefix dari semua alamat yang dialokasikan ke pelanggannya ke dalam
sebuah prefix dan mengumumkan sebuah prefix tersebut ke internet Internet Protocol versi 6
(IPv6). Address aggregation memberikan banyak keuntungan seperti:
a) Routing yang efisien dan scalable.
b) Meningkatkan bandwidth jaringan dan kegunaan untuk trafik pengguna yang
terhubung ke beragam perangkat dan aplikasi.

Gambar 1.10 Pengaturan Internet Protocol versi 6 (IPv6) Global Unicast Address
Sumber: An Introduction to Internet Protocol versi 6 (IPv6)
Interface identifier (pengenal interface) pada alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6)
digunakan untuk mengidentifikasi interface-interface pada link, dapat pula disebut sebagai
bagian host dari sebuah alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6). Interface identifier harus unik
pada link tertentu. Interface identifier selalu memiliki panjang 64 bit dan dapat secara dinamis
diperoleh dari media lapisan data link dan enkapsulasi. Terdapat beberapa cara untuk
mengatur alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) pada perangkat yaitu:
a) Statik menggunakan pengenal interface manual.
b) Statik menggunakan pengenal interface Extended Unique Identifier-64 (EUI-64).
c) Stateless configuration. Sesuai dengan namanya, autoconfiguration merupakan mekanisme
yang secara otomatis mengkonfigurasi alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6) pada node.
d) Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) untuk Internet Protocol versi 6 (IPv6)
(DHCPv6)
h. Internet Protocol versi 6 (IPv6) EUI-64 Interface Identifier
64-bit interface identifier (pengenal interface) pada alamat Internet Protocol versi 6 (IPv6)
digunakan untuk mengidentifikasi keunikan interface pada sebuah link.
Link adalah media jaringan dimana node-node jaringan berkomunikasi
menggunakan lapisan data-link. Pengenal interface dapat juga menjadi unik untuk ruang
lingkup yang lebih luas. Pengenal interface pada global unicast dan jenis alamat Internet
Protocol versi 6 (IPv6) lainnya harus memiliki panjang 64-bit, dan dapat dibangun dalam
format Extended Unique Identifier-64 (EUI-64).
Ketika Internet Protocol versi 6 (IPv6) digunakan pada jaringan ethernet, alamat Media
Access Control (MAC) Ethernet akan digunakan untuk menghasilkan 64-bit interface identifier
(pengenal interface) bagi host. Ini disebut dengan alamat Extended Unique Identifier-64 (EUI-

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 25
64). Karena alamat Media Access Control (MAC) memiliki panjang hanya 48 bit, maka
diperlukan penyisipan bit tambahan agar terpenuhi menjadi 64 bit. Terdapat 2 langkah
yang harus dilalui untuk mengkonversi alamat Media Access Control (MAC) 48 bit menjadi
format Extended Unique Identifier-64 (EUI-64) yaitu:
Memisahkan alamat Media Access Control (MAC) dengan panjang 48 bit menjadi dua
bagian 24 bit, yaitu bagian Organizationally Unique Identifier (OUI) dan nomor urut produksi.
Selanjutnya menyisipkan 4 digit heksadesimal FFFE di bagian tengah pecahan dua bagian
24 bit dari alamat Media Access Control (MAC).
Membalik bit “U” untuk mengidentifikasi keunikan dari Media Access Control (MAC). Bit
”U” atau lengkapnya bit penanda Universal/Local (bit ke 7) dari bagian Organizationally
Unique Identifier (OUI) alamat Media Access Control (MAC), mengindikasikan apakah
pengenal interface unik secara lokal atau unik secara universal (global). Alamat unik secara
global yang diberikan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) awalnya
diatur dengan nilai 0 pada bit ini, mengindikasikan keunikan secara global. Demikian juga,
alamat-alamat yang dibuat secara lokal, seperti ketika digunakan untuk interface virtual atau
alamat Media Access Control (MAC) yang secara manual dikonfigurasi oleh administrator,
bit ini akan mempunyai nilai 1. Bit U/L dibalik ketika menggunakan sebuah alamat
Extended Unique Identifier-64 (EUI-64) sebagai pengenal interface Internet Protocol versi 6 (IPv6).
Contoh konversi alamat Media Access Control (MAC) 00:90:27:17:FC:0F ke dalam format
Extended Unique Identifier-64 (EUI-64), ditunjukkan seperti pada gambar berikut:

Gambar 1.11 konversi alamat MAC ke Extended Unique Identifier-64 (EUI-64)

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 26
C. Praktikum
1. Percobaan : Pengkabelan Cross Over
A. Alat dan Bahan
a. Sediakan 2 buah pc/laptop
b. Kabel UTP 1-2 meter
c. RJ-45 min 2 buah
d. Kabel tester
B. Prosedur Kerja
A. Buatlah kabel cross over seperti gambar di bawah ini, kemudian tes dengan cable tester

Gambar 1.12 Metode Cross Over


B. Tuliskan langkah kerja !

C. Tuliskan hasil pengujian dengan kabel tester

C. Kesimpulan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 27
2. Percobaan : Pengkabelan Straight
A. Alat dan Bahan
a. Sediakan 2 buah pc/laptop
b. Switch/hub 1 buah
c. Kabel UTP 1-2 meter
d. RJ-45 min 2 buah
e. Kabel tester
B. Prosedur Kerja
A. Buatlah kabel straight seperti gambar di bawah ini, kemudian tes dengan cable tester

Gambar 1.13 Metode Straight


B. Tuliskan langkah kerja !

C. Tuliskan hasil pengujian dengan kabel tester

C. Kesimpulan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 28
3. Percobaan : Pengalamatan IP Address static pada Windows 10
A. Alat dan Bahan
a. Sediakan personal komputer / laptop sendiri
b. Switch 1 buah
c. Kabel jaringan (straight)
B. Prosedur Kerja
a. Topologi jaringan

Gambar 1.14 Topologi Jaringan Komputer


b. Klik star > klik setting
c. Pilih network and internet
d. Pilih ethernet
e. Pilih network and sharing center
f. Pilih change adapter setting
g. Pilih ethernet klik kanan> properties

Gambar 1.15 Icon Status Connections


h. Klik Internet Protocol version 4 (TCP/IPv4) kemudian properties dan
klik use the following ip address

Gambar 1.16 TCP/IP Gambar 1.17 Pengisian IP Address


Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 29
i.Untuk percobaan, coba isikan ip address di bawah ini, lalu ok
network ip address subnet mask
a) 10.0.0.0 /8 (…………. …. ……)
b) 172.16.0.0 /16 (…….…..… . ……)
c) 192.168.1.0 /24 (………… ….…)
d) 10.16.0.0 /14 (………... … ..…)
e) 172.19.20.0 /27 (……..…… ...…)
f) 192.168.5.96 /28 (………... …..…)
C. Hasil Praktikum
Tuliskan hasil pengujian di command prompt dengan perintah “ipconfig”

coba lakukan percobaan mengetikan tanpa tanda petik “ncpa.cpl” pada menu search
di windows taskbar ! tulis dan jelaskan apa yang terjadi menurut pemahamanmu!

coba lakukan percobaan klik kanan pada ethernet pilih status kemudian klik
details! tulis dan jelaskan apa yang terjadi menurut pemahamanmu!

D. Kesimpulan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 30
4. Percobaan : Pengalamatan IP Address static pada RB Mikrotik
A. Alat dan Bahan
a. Sediakan personal komputer / laptop sendiri
b. RB Mikrotik 1 buah
c. Kabel jaringan (straight)
d. Aplikasi Winbox
B. Prosedur Kerja
a. Topologi jaringan

Gambar 1.18 Topologi Konfigurasi Mikrotik


b. Buka aplikasi winbox, klik Neighbors > klik refresh

Gambar 1.19 Tampilan Login Mikrotik


c. Login, klik pada mac address > connect

Gambar 1.20 Tampilan Awal Winbox


d. Reset konfigurasi, klik menu system > klik reset configuration, lalu tunggu
sampai router melakukan reboot/restart sendiri
e. Lakukan lagi prosedur b dan c untuk login kembali
f. Pengalamatan ip address pada interface yang akan digunakan, melihat topologi diatas
interface yang digunakan adalah ether 2, maka buat alamat ip untuk ether 2 dengan cara

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 31
klik menu IP > klik addresses > klik tambah ( + ) isi address dan pilih
interface > apply > OK

Gambar 1.21 Pengisian IP Address Pada Mikrotik


g. Jika berhasil maka tampilan address list akan muncul
h. Selanjutnya isilah alamat ip address pada PC
C. Hasil Praktikum
Tuliskan hasil pengujian di terminal dengan perintah “ip address print”!

coba lakukan percobaan mengetikan tanpa tanda petik “ip address add
address=10.10.10.2/30 interface=ether1” pada terminal! tulis dan jelaskan apa
yang terjadi menurut pemahamanmu!

coba lakukan percobaan mengetikan tanpa tanda petik “ ip address remove 0” pada
new terminal ! tulis dan jelaskan apa yang terjadi menurut pemahamanmu !

Tuliskan hasil pengujian di terminal dengan perintah “ping alamat_ip_address_pc”!

Tuliskan hasil pengujian pada pc di command prompt dengan perintah “ping


alamat_ip_address_ether2_mikrotik”!

D. Kesimpulan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 32
5. Percobaan : Variable Subnet Length Mask (VLSM)
Dalam pengalamatan menggunakan Variable Subnet Length Mask (VLSM) diketahui network
128.25.0.0/21. Tentukan alokasi sub network masing-masing !
a) Network A terdiri dari 525 Pc
b) Network B terdiri dari 255 Pc
c) Network C terdiri dari 100 Pc
d) Network D terdiri dari 31 Pc
e) Network E terdiri dari 10 Pc
Penyelesaian :
a.

b.

c.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 33
d.

e.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 34
6. Percobaan : Variable Subnet Length Mask (VLSM)
Dalam pengalamatan menggunakan Variable Subnet Length Mask (VLSM) diketahui network
123.45.0.0/21 Tentukan alokasi sub network masing-masing !
a) Network A terdiri dari 300 Pc
b) Network B terdiri dari 150 Pc
c) Network C terdiri dari 65 Pc
d) Network D terdiri dari 29 Pc
e) Network E terdiri dari 26 Pc
f) Network F terdiri dari 14 Pc
Penyelesaian :
a.

b.

c.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 35
d.

e.

f.

 Uji Kompetensi HOTS (High Order Thingking Skills) 


Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda (X) pada huruf A,
B, C, D, atau E serta tulis alasannya!
1. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Beroperasi menggunakan antarmuka serial
2) Membuat koneksi jaringan menggunakan hub
3) Terbatas pada operasi di wilayah geografis yang kecil
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 36
4) Menyediakan konektivitas paruh waktu ke layanan jarak jauh
5) Biasanya beroperasi di bawah kontrol administratif lokal
6) Menyediakan layanan bandwidth yang lebih rendah dibandingkan dengan WAN
Tiga fitur yang berlaku untuk koneksi LAN ?
A. 1, 2
B. 1, 4
C. 1, 2, 3, 6
D. 2 , 3, 4, 5
E. 2, 3, 5
Alasan :

2. Perhatikan pernyataan di bawah ini!


1) Beroperasi menggunakan antarmuka serial
2) Membuat koneksi jaringan menggunakan hub
3) Terbatas pada operasi di wilayah geografis yang kecil
4) Biasanya beroperasi di bawah kontrol administratif lokal
5) Layanan bandwidth yang lebih rendah dibandingkan dengan LAN
Dua fitur yang berlaku untuk koneksi WAN ?
A. 1, 2
B. 1, 4
C. 1, 2, 3, 6
D. 2, 3, 4, 5
E. 2, 3, 5
Alasan :

3. Perusahaan sedang mengubah LAN kabel ke LAN ethernet nirkabel. Apa yang harus
diubah pada setiap host di jaringan ?
A. Tidak ada perubahan yang diperlukan.
B. Setiap host akan membutuhkan alamat IP baru.
C. Setiap host akan membutuhkan NIC atau adaptor yang sesuai
D. Setiap host akan mengharuskan sistem operasi ditingkatkan
E. Tidak ada jawaban
Alasan :

4. Implementasi ethernet membutuhkan sinyal pada media untuk ditingkatkan pada jarak
maksimum 100 meter ?
A. 10BASE2
B. 10BASE5
C. 100BASE-T
D. 100BASE-FX
E. 1000BASE-CX
Alasan :

5. Kapan kabel straight-through digunakan dalam jaringan ?


A. Saat mengkonfigurasi router
B. Saat menghubungkan host ke host
C. Saat menghubungkan switch ke router
D. Saat menghubungkan satu switch ke switch lain
E. Saat menghubungkan ke analog phone
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 37
Alasan :

6. Jenis kabel apa yang digunakan untuk membuat koneksi ethernet antara host dan switch
LAN ?
A. Console
B. Rollover
C. Crossover
D. Straight-through
E. Telepon
Alasan :

7. Apa jenis kabel menghubungkan dua router bersama tanpa perangkat perantara ?
A. Console
B. Rollover
C. Crossover
D. Straight-through
E. Telepon
Alasan :

8. Konektor kabel mana yang digunakan untuk menghubungkan kabel dari port konsol router
ke PC ?
A. RJ-11 dan RJ-45
B. RJ-12 dan BNC
C. RJ-45 dan BNC
D. DB-8 dan RG 58
E. RJ-45 dan DB-9
Alasan :

9. Berapa basis numerik bilangan heksadesimal ?


A. Base 2
B. Base 8
C. Base 10
D. Base 16
E. Base 32
Alasan :

10. Dalam angka biner 8 bit, berapa jumlah total kombinasi dari delapan bit ?
A. 128
B. 254
C. 255
D. 256
E. 512
Alasan :

11. Konversikan bilangan heksadesimal CD ke basisnya 10 ekuivalen. Pilih jawaban yang benar
dari daftar di bawah ini ?
A. 197
B. 199
C. 201
D. 203
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 38
E. 205
Alasan :

12. Konversikan bilangan heksadesimal 19 menjadi basisnya 10 ekuivalen. Pilih jawaban yang
benar dari daftar di bawah ini ?
A. 19
B. 91
C. 52
D. 25
E. 36
Alasan :

13. Manakah dari berikut ini adalah angka heksadesimal yang tidak valid ?
A. DEF3
B. 1F35
C. DH3F
D. 453
E. X35F
Alasan :

14. Basis 10 nomor 116 ke dalam setara biner delapan bit. Pilih jawaban yang benar dari daftar
berikut ?
A. 01111010
B. 01110010
C. 01110100
D. 01110110
E. 01110111
Alasan :

15. Hub pusat tidak berfungsi di jaringan. Akibatnya, seluruh jaringan mati. Jenis topologi
jaringan fisik apa yang diterapkan ?
A. Bus
B. Star
C. Ring
D. Mesh
E. Hybrid
Alasan :

16. Apa istilah yang digunakan untuk menggambarkan unit data protokol lapisan transport ?
A. Bits
B. Packets
C. Segments
D. Frames
E. Data Streams
Alasan :

17. Manakah dari berikut ini adalah lapisan dari model TCP / IP ?
A. Application, Internet, Network, Physical
B. Physical, Data Link, Network, Application
C. Internet, Network, Session, Application
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 39
D. Network Access, Data Link, Network, Application
E. Presentation, Session, Transport, Application
Alasan :

18. Lapisan model OSI mana yang menyediakan layanan jaringan ke proses dalam surat
elektronik dan program transfer file ?
A. Data Link
B. Transport
C. Network
D. Application
E. Session
Alasan :

19. Manakah dari berikut ini adalah cara-cara yang biasanya diukur bandwidth ?
A. GHzps, MHzps, GHzps
B. Kbps, Mbps, Gbps
C. Mbps, GHzps
D. Nbps, Mbps
E. MHzps, Gbps
Alasan :

20. Lapisan mana dari model OSI menyediakan konektivitas dan pemilihan jalur antara dua
sistem akhir di mana routing terjadi ?
A. Physical layer
B. Data Link layer
C. Network layer
D. Transport layer
E. Session layer
Alasan :

21. Apa dua keuntungan menggunakan kabel UTP dalam lingkungan jaringan ?
1) Lebih kaku dari STP
2) Lebih murah dari serat
3) Lebih mudah untuk menginstal daripada koaksial
4) Menyediakan jarak yang lebih jauh dari pada penyediaan koaksial
5) Kurang rentan terhadap sumber kebisingan dari luar daripada serat
Apa dua keuntungan menggunakan kabel UTP dalam lingkungan jaringan ?
A. 1, 2
B. 2, 3
C. 1, 4
D. 2, 4
E. 4, 5
Alasan :

22. Pilih karakteristik yang ditentukan oleh 10BaseT ?


A. Kabel twisted pair, transmisi baseband, 10 megabit per detik data rate
B. Kabel twisted pair, transmisi baseband, 10 gigabit per detik data rate
C. Konektor gaya T, transmisi baseband, 10 megabit per detik data rate
D. Kabel twisted pair, transmisi broadband, 10 megabit per detik data rate

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 40
E. Kabel twisted pair, transmisi broadband, 10 gigabit per detik data rate
Alasan :

23. Apa yang membuatnya lebih mudah bagi vendor jaringan yang berbeda untuk merancang
perangkat lunak dan perangkat keras yang akan beroperasi ?
A. Model OSI
B. Desain eksklusif
C. Skema pengalamatan IP
D. Topologi logis standar
E. Topologi fisik standar
Alasan :

24. Manakah dari berikut ini adalah detail enkapsulasi layer data link ?
A. Sebuah header dan trailer ditambahkan, data diubah menjadi paket.
B. Data diubah menjadi paket, paket diubah menjadi bits untuk perjalanan internet.
C. Paket dikemas dalam frames, paket diubah menjadi bits untuk perjalanan internet.
D. Frames dibagi menjadi beberapa segment, paket diubah menjadi bits untuk perjalanan
Internet.
E. Segment dikemas dalam frames, Paket diubah menjadi bits untuk perjalanan internet.
Alasan :

25. Mengapa protokol TCP / IP dikembangkan ?


A. Untuk memastikan bahwa koreksi kesalahan setiap paket terjadi.
B. Untuk memungkinkan bekerja sama komputer untuk berbagi sumber daya di seluruh
jaringan.
C. Untuk mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan komputer
pada LAN.
D. Untuk menentukan pengambilan keputusan "jalan terbaik" ketika meneruskan paket data.
E. Tidak ada fungsinya
Alasan :

 Refleki 
Pada modul 1, peserta didik telah mempelajari tentang dasar-dasar jaringan. Materi yang telah
dipahami maupun yang belum dipahami akan diberi tanda ( √ ) pada kolom di bawah ini. Peserta
didik juga akan bertanya jika ada materi yang belum dipahami.
Keterangan
No Pernyataan
Ya Tidak
1. Konsep jaringan PAN, LAN, MAN, WAN
2.
3.
4.
5.
6.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 41
 Muatan Aktivitas Peserta Didik 
(Berdasarkan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016)
A. Tugas Mandiri
1. Apa yang kamu ketahui tentang jaringan komputer dan kenapa jaringan komputer saat ini
diperlukan ?

2. Sebutkan 3 jenis kabel yang dikenal secara umum ?

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan topologi jaringan ?

4. Apa yang dimaksud network id dan host id ?


Network ID adalah

Host ID adalah

5. Jelaskan yang dimaksud dengan ipconfig dan ping menurut pemahamanmu ?

B. Tugas Kelompok
Setelah mempelajari semua materi modul 1, lakukan aktifitas berikut bersama teman
sekelasmu!
1. Berkelomoklah dengan 5-6 temanmu kemudian pilihlah ketua kelompok untuk
memimpin diskusi !
2. Bersama anggota kelompok lain, diskusikanlah perbedaan dari :
a. LAN, MAN, dan WAN
LAN :

MAN :

WAN :
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 42
b. IP Address
IPv4 :

IPv6 :

c. CIDR dan VLSM


CIDR :

VLSM :

3. Buatlah kesimpulan mengenai hasil diskusi kelompokmu !

C. Tugas Projek
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5-6 orang !
a. Ketua kelompok :
b. Anggota 1 :
c. Anggota 2 :
d. Anggota 3 :
e. Anggota 4 :
f. Anggota 5 :
2. Buatlah perencanaan untuk mengulang kembali semua praktikum yang sudah dipelajari di
luar jam pelajaran. (apabila memerlukan tempat dan peralatan hubungi laboran LAB TKJ
SMK Negeri 6 Garut) !
3. Buatlah suatu kesimpulan !

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 43
SMK NEGERI 6 GARUT
Mata Diklat Administrasi Infrastruktur Jaringan Kelas XI
Modul Praktikum II Pengenalan Software Simulasi Jaringan

MODUL II
PENGENALAN SOFTWARE SIMULASI JARINGAN
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi dalam modul ini, siswa diharapkan mampu:
1. Mengetahui fitur-fitur yang ada pada Packet Tracer
2. Mengetahui komponen-komponen perangkat keras jaringan
3. Menggunakan software Packet Tracer untuk simulasi jaringan sederhana
4. Menjalankan perintah-perintah standar konfigurasi pada masing-masing perangkat jaringan
komputer.
B. Dasar Teori
1. Pengenalan Cisco
Perusahaan peralatan komunikasi yang berbasis di California, Amerika Serikat.
Perusahaan ini awalnya hanya membuat peralatan routing, akan tetapi sekarang menjual
bermacam peralatan-peralatan komunikasi.
Cisco adalah sebuah perusahaan yang memiliki dua bidang usaha. Usaha yang pertama
adalah didalam pembuatan hardware dan software yang berhubungan dengan jaringan komputer.
Kemudian yang kedua adalah di bidang pendidikan yaitu dengan Cisco Networking Academy
(CNA).
Cisco system adalah perusahaan pertama yang mengeluarkan sebuah router yang
mendukung banyak protokol jaringan secara komersial. Protokol jaringan tersebut kemudian
dikembangkan menjadi beberapa protokol baru yang kemudian hari dikenal dengan cisco
proprietary network protokol. Beberapa di antaranya adalah: Cisco Discovery Protocol (CDP), Enhanced
Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP), VLAN Trunking Protocol.
Hardware yang diproduksi dewasa ini oleh Cisco System adalah Router, Switch, Catalyst,
Firewall, Pesawat VoIP, Wireless Access Point dan banyak lagi yang lain. Tentu saja, cisco juga
menciptakan software pendukung kerja dari hardware yang ada. Untuk hardware yang tergolong
“pintar” cisco memasukkan software sistem operasi khusus milik cisco yaitu Internetwork Operating
System (IOS).

2. Simulasi Cisco Packet Tracer


Permasalahannya adalah, ketika kita ingin mempraktekkannya, kita harus menggunakan
komputer. Tapi sekarang jamannya sudah tidak kayak dulu lagi, ada yang namanya simulasi,
jadi kita tidak perlu beli hub untuk menghubungkan banyak komputer, dan kita tidak perlu beli

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 44
router untuk menghubungkan 1 jaringan dengan jaringan yang lain yang berbeda kelas. Program
itu namanya Packet Tracer dengan versi yang tersedia.
Cisco Packet Tracer merupakan sebuah alat pembantu atau bisa disebut simulator untuk
alat alat jaringan cisco. Cisco Packet Tracer biasanya sering digunakan sebagai media pembelajaran
dan penelitian, termasuk dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini
dibuat oleh Cisco System dan program ini gratis untuk fakultas, siswa, dan alumni yang telah
berpartisipasi pada Cisco Networking Academy. Pada dasarnya Cisco Packet Tracer ini digunakan
sebagai media pembelajaran bagi para pemula untuk merancang, mengkonfigurasi, dan
memecahkan masalah mengenai jaringan komputer. Singkatnya Cisco Packet Tracer memberikan
kemudahan bagi kita untuk belajar bagaimana merancang, membangun dan mengkonfigurasi
sebuah jaringan mulai dari jaringaan yang sederhana sampai yang komplek. Bahkan kita juga
bisa mengetahui masalah apa saja yang sering kali terjadi dalam sebuah jaringan hingga kita bisa
menganalisa dan memperbaikinya tanpa harus membeli perangkat yang super mahal bagi
kalangan siswa yang masih dalam tahap belajar.
Coba saja diinstal dan tampilannya terlihat pada gambar seperti dibawah ini.

Gambar 2.1 Cisco Packet Tracer

Gambar 2. 2 Salah satu simulasi yang bisa dibuat untuk Lab


Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 45
3. Pengenalan Jendela Cisco Paket Tracer
Pada tahap pengenalan dari jendela Cisco Paket Tracer terdapat jendela-jendela yang perlu
diketahui disini adalah yang sering digunakan untuk membuat simulasi jaringan pada cisco.

Gambar 2.3 Tampilan Jendela Cisco Packet Tracer


Mulai dari titlebar, menubar, toolbar, lembar kerja, dan pada intinya disini akan mencoba pilah - pilah
device yang sering digunakan. Perhatikan pada bagian device / peralatan / hardware.
a. Router

Gambar 2.4 Ini Router, pada bagian Router bisa diklik saja, terus untuk pilihan-pilihannya yang bisa
digunakan sebelah kanan, penggunaannya bisa klik tahan dan tarik ke lembar kerja
Seperti yang telah kita ketahui, fungsi dari router adalah menghubungkan sebuah network
yang berbeda atau ip class yang berbeda atau subnet yang berbeda dan jika kita menggunakan
sebuah hub / switch biasa, maka device atau komputer tidak akan konek.
b. Switch

Gambar 2.5 Switch dan jenisnya


Switch akan kita pakai untuk menghubungkan banyak komputer yang mempunyai port-
port penyambungan. Ada yang 24, 32, dan yang sering dipakai praktik itu yang nomor 1 (2950-
24).

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 46
c. Komputer

Gambar 2.6 End devices contohnya laptop, komputer dan server


Peralatan terakhir yang kita gunakan untuk menyambungkan sebuah jaringan
komputer. Pada point (a) komputer, (b) laptop, (c) server, ketiga peralatan itu akan sering kita
gunakan dalam praktik-praktik selanjutnya.
d. Kabel

Gambar 2.7 Connections / Kabel – (a) Kabel Otomatis, (b) Kabel Straight, (c) Kabel Crossover
Jenis kabel diatas semuanya digunakan untuk menghubungkan setiap device atau
hardware, misalnya komputer dengan komputer, komputer dengan switch, dan lainnya. Kabel
yang terletak diantara (a) dan (b) itu kabel rollover dimana fungsinya untuk menghubungkan
komputer langsung dengan router.
Masalah penggunaannya, kapan kita menggunakan cross over, dan kapan kita
menggunakan straight itu semuanya harus sudah dipahami. Di bawah ini beberapa contoh
penggunaan kabel jaringan yang sesuai.
a. Straight akan digunakan untuk menghubungkan device-device yang berbeda, misalnya :
a) Komputer – hub
b) Komputer – switch
c) Router – hub
d) Router – switch
b. Sedangkan cross over digunakan untuk menghubungkan device-device yang sama, misalnya :
a) Komputer – komputer
b) Switch – hub

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 47
c) Switch – switch
d) Router – router
e) Router – komputer
c. Untuk Router – PC juga bisa digunakan kabel rollover
d. Jika kita kesulitan menentukan kita harus menggunakan kabel (b) straight atau (c) crossover,
maka gunakanlah bantuan kabel (a), dia akan mengotomatisasi penggunaan kabel yang
benar yang sesuai dengan kebutuhan.
e. Warna merah menunjukkan bahwa kabel tidak terhubung atau terjadi kesalahan kabel

Gambar 2.8 Belum Terkoneksi


f. Warna orange menujukkan sedang terjadi proses instalasi/pengenalan perangkat untuk
dapat saling terhubung

Gambar 2.9 Indikator Pengenalan Perangkat


g. Warna hijau menunjukkan kabel berhasil menghubungkan perangkat satu sama lain

Gambar 2.10 Kabel Terhubung

4. Cisco Internetwork Operating System (IOS)


Internetwork Operating System atau yang biasa disebut dengan IOS merupakan sebuah
Operating System (OS) yang dipasang pada device Cisco. Fungsi dari IOS sama dengan OS yang ada
pada pc/laptop pada umumnya tetapi dengan ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan OS
pada pc/laptop dan tersimpan ada Flash Memory. Cisco IOS menyediakan layanan - layanan:
a. Basic routing dan fungsi switching
b. Keamanan dalam mengakses sumber jaringan
c. Network scalabilty

Gambar 2.11 Cisco IOS


Dilihat dari gambar di atas, perangkat cisco yang memiliki Cisco IOS mempunyai:
a. Flash Memory

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 48
b. NVRAM
c. RAM
Singkatnya, Flash memory itu diibaratkan hardisk jika di pc. Flash memory berisi operating
sistem yaitu CISCO IOS. NVRAM berfungsi untuk menyimpan konfigurasi - konfigurasi yang
telah disimpan atau "startup config", dan RAM berfunsi konfigurasi - konfigurasi yang belum
disimpan "running config". Jadi seandainya kita mengkonfigurasi ip router konfigurasi itu terdapat
di RAM atau di "running-config", dan saat kita menyimpannya dengan command "copy running-config
startup-config" konfigurasi ip router berada di NVRAM. Jadi jika kita power off perangkat cisco
(router) dan kita power on kembali. Konfigurasi ip route tidak hilang jika kita belum "copy running-
config startup-config" atau menyimpannya ke NVRAM atau masih di RAM, saat kita power off dan
power on kembali konfigurasi ip router hilang karena belum disimpan ke NVRAM. Cisco IOS
sendiri dikonfigurasi melalui CLI (Command Line Infterface). Untuk mengakses IOS dan
konfigurasi ada berbagai macam cara, antara lain:
a. Console
Port Console yang terdapat pada masing-masing digunakan untuk mengakses IOS dan
konfigurasi baik secara langsung atau jarak jauh (remote) dan console satu-satunya cara
mengkonfigurasi jika router mengalami hang atau error.
b. Telnet/SSH
Fungsi telnet/ssh ini harus diaktifkan terlebih dahulu agar device dapat di akses. Penggunaan
telnet/ssh bisa melalui jaringan lokal (LAN) yang terhubung langsung dengan router.
c. AUX Port
Selain port ethernet dan port console, pada device juga terdapat port aux. Dengan aux, device juga
dapat diakses secara remote dari jarak yang sangat jauh menggunakan koneksi dial-up dengan
modem yang tersambung ke router. Aux juga bisa sebagai alternatif jika terjadi kerusakan pada
port console.

Gambar 2.12 Port Cisco

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 49
Hirarki konfigurasi pada Cisco IOS

Gambar 2.13 Hirarki Konfigurasi Cisco


a. User Executive Mode (User EXEC)
Router> Perintah dasar yang bisa dilakukan oleh semua user, contoh: ping, enable, dan

sebagainya.
b. Privileged Executive Mode (Privileged EXEC)
Router# Perintah user EXEC ditambah dengan beberapa syntax lain yang hanya bisa
dipakai oleh admin, contoh: configure terminal, dan sebagainya.
c. Global Configuration Mode (config)
Router(config)# Memuat berbagai syntax yang mengatur kerja internal device Cisco
secara umum (global), contoh: router rip (untuk mengatur router bekerja dengan rip)
pada router ditandai dengan prompt
d. Specific Configuration Modes (config-if)
Router(config-router)# Syntax IOS yang spesifik sesuai untuk device yang terkait.

Gambar 2.13 Hirarki Konfigurasi Cisco

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 50
C. Praktikum
1. Percobaan : Simulasi Jaringan Peer to Peer
A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer (hardware yang diperlukan : end device 2 buah PC )
B. Prosedur Kerja
Jaringan peer to peer adalah suatu jaringan yang menghubungkan komputer satu dengan
komputer yang kedua, dengan kata lain ini hanya dua komputer saja.
a. Topologi jaringan

Gambar 2.14 Topologi Peer to Peer


b. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer yang sudah terinstal di pc/Laptop anda. Sehingga
muncul jendela seperti di bawah ini:

Gambar 2.15 Tampilan Awal Cisco Paket Tracer


c. Menambahkan komputer client klik pada icon yang berbentuk komputer. Kemudian
pilih gambar komputer lalu klik pada tempat yang disediakan.

Gambar 2.16 Penambahan Komponen End device

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 51
Gambar 2.17 Penambahan Komputer Workstation/Client
d. Tambahkan lagi satu komputer dan menghasilkan tampilan seperti diatas
e. Hubungkan dua buah komputer tersebut menggunakan kabel cross over

Gambar 2.18 Penggunaan Kabel/Media Transmisi


f. Pilih jenis kabel (coopper cross-over) kemudian klik pada salah satu komponen, sehingga
muncul jenis port (fast ethernet) yang terdapat pada komponen tersebut, klik pada jenis
port tersebut.

Gambar 2.19 Pemilihan Port yang Akan Digunakan


g. Kemudian klik pada komputer satunya lagi sehingga tampil seperti gambar dibawah
ini

Gambar 2.20 Kedua Komponen yang Sudah Dihubungkan


h. Lalu lakukan konfigurasi ip address host PC0 dengan cara klik gambar PC0,
selanjutnya klik tab Desktop dan pilih bagian menu IP Configuration sehingga

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 52
terlihat tampilan sesuai topologi, dan lakukan hal yang sama untuk konfigurasi ip address
host PC1

Gambar 2.21 Konfigurasi IP Address pada PC


i. Selesai, tinggal melakukan pengujian
j. Untuk menguji koneksi antara dua node tersebut menggunakan utilitas “ping”. Untuk
memulai ping dari PC0 menuju PC1, klik PC0 sehingga muncul jendela properties
untuk PC0, kemudian pilih tab Desktop, selanjutnya pilih menu Command
Prompt sehingga muncul tampilan seperti di bawah ini

Gambar 2.22 Command Prompt


C. Hasil Praktikum
Tulis apa yang terjadi dari hasil pengujian (ping ip_address_PC1)! dan lakukan
pengujian dari PC1 menuju ke PC0 !

Coba anda rubah alamat ip address PC1 dengan alamat 192.168.2.10/24 dan lakukan
lagi pengujian dari PC0 munuju PC1! Amati dan tuliskan hasilnya!

Bagaimana menurut pemahamanmu dari hasil pengujian setelah alamat PC1 dirubah!

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 53
Silahkan anda coba dengan menggunaan alamat kelas A, dan kelas B! Tulis hasil
pengamatanmu!

Coba diskusikan dengan temanmu, jelaskan pesan yang muncul dari hasil pengujian
jaringan!
Jika pesan yang muncul “Reply”?

Jika pesan yang muncul “Request Time Out”?

Jika pesan yang muncul “Destination Host Unreachable”?

Jika pesan yang muncul “General Failure”?

Jika pesan yang muncul “no route to host”?

D. Kesimpulan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 54
2. Percobaan : Simulasi Jaringan Peer to Peer dengan Penambahan Switch
A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 2 buah
2) Switch-2960 atau Switch-2950 1 buah
B. Prosedur Kerja
a. Topologi jaringan

Gambar 2.23 Command Prompt


Lakukan konfigurasi pada workstation/client sebagai berikut:
Pada FastEthernet PC0 : Pada FastEthernet PC1 :
IP Address : 192.168.123.1 IP Address : 192.168.123.2
Subnet Mask : 255.255.255.0 Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : - (kosong) Default Gateway : - (kosong)
DNS Server : - (kosong) DNS Server : - (kosong)
b. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer yang sudah terinstal di pc/laptop anda. (lihat Gambar
2.15)
c. Menambahkan komputer client klik pada icon yang berbentuk komputer. Kemudian
pilih gambar komputer lalu klik pada tempat yang disediakan. (lihat Gambar 2.16)
d. Tambahkan lagi satu komputer. (lihat Gambar 2.17)
e. Tambahkan switch pada network device

Gambar 2.24 Command Prompt


f. Sehingga tampil seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.25 Command Prompt


g. Hubungkan komputer pada switch tersebut menggunakan jenis kabel (coopper straight-
through) kemudian klik pada salah satu komponen, sehingga muncul jenis port (fast
ethernet) yang terdapat pada komponen tersebut, klik pada jenis port tersebut.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 55
Gambar 2.26 Command Prompt
h. Lalu lakukan konfigurasi ip address sesuai topologi host PC0 dengan cara klik gambar
PC0, selanjutnya klik tab Desktop dan pilih bagian menu IP Configuration
sehingga terlihat tampilan sesuai topologi, dan lakukan hal yang sama untuk
konfigurasi ip address host PC1. (lihat Gambar 2.21)
i. Untuk menguji koneksi antara dua node tersebut menggunakan utilitas “ping”.
Untuk memulai ping dari PC0 menuju PC1, klik PC0 sehingga muncul jendela
properties untuk PC0, kemudian pilih tab Desktop, selanjutnya pilih menu
Command Prompt. (lihat Gambar 2.22)
C. Hasil Praktikum
Tulis apa yang terjadi dari hasil pengujian (ping ip_address_PC1)! dan lakukan
pengujian dari PC1 menuju ke PC0 !

Tulis apa yang terjadi dari hasil pengujian (ping ip_address_PC1)! dan lakukan
pengujian dari PC1 menuju ke PC0 !

Cobalah anda melakukan pengujian dengan PDU Inspecting pada mode realtime! Tulis
dan diskusikan hasil pengamatan dengan temanmu!

Cobalah anda melakukan pengujian dengan PDU Inspecting pada mode simulation!
Tulis dan diskusikan hasil pengamatan dengan temanmu!

D. Kesimpulan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 56
E. Latihan
a. Buatlah desain jaringan menggunakan 3 buah switch, dan 10 buah PC. switch LAN 1:
5 PC, switch LAN 2 : 3 PC, dan switch LAN 3 : 2 PC, sehingga semuanya bisa
terhubung
b. Lakukan konfigurasi seperti pada latihan di atas dan lakukan uji coba dengan
melalukan ping ke ip address tujuan.
Gambarkan topologinya

TIPS
Untuk melihat simulasi packet, keperluan troubleshoot packet, PDU inspecting, dan lain-lain.
Silahkan klik mode Simulation (atau menekan hotkey Shift+S) pada bagian kanan bawah
jendela utama perangkat lunak, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Dari mode
Simulation, kita bisa melihat aktifitas protokol-protokol yang bekerja dalam interval waktu
tertentu. Untuk mempelajari tugas masing-masing protokol, sangat disarankan menggunakan
mode Simulation ini. Untuk maju ke event/kejadian protokol selanjutnya, klik tombol
Capture/Forward. Sedangkan box Event List Filters untuk menyaring event yang dilalui
protokol agar simulasi tidak terlihat komplek. Untuk kembali ke mode Realtime, tinggal
memilih lagi mode Realtime (atau menekan hotkey Shift+R)

Gambar 2.27 Mode Realtime Gambar 2.28 Mode Simulation

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 57
3. Percobaan : Jaringan Client – Server “Membuat Server DHCP”
A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 4 buah
2) Switch-2960 atau switch-2950 1 buah
3) End device komputer server
B. Prosedur Kerja
Apa itu DHCP
DCHP adalah kepanjangan dari Dynamic Configuration Host Protocol. DHCP adalah
protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian
alamat ip dalam satu jaringan. Sebuah jaringan local yang tidak menggunakan DCHP harus
memberikan alamat ip kepada semua komputer secara manual. Jika DCHP dipasang di
jaringan local, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat
ip secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat ip, banyak parameter jaringan yang dapat
diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server. Intinya DHCP ini lawan dari
static, static itu manual atau memberikan ip address secara manual sedangkan DHCP itu
otomatis atau mendapatkan ip address secara otomatis, biasanya ip otomatis ini didapat dari
server atau access point maupun dari router.
DHCP didefinisikan dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh
Internet Engineering Task Force. DHCP merupakan ekstensi dari protocol Bootsrapt Protocol
(BOOTP).
Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protocol yang menggunakan arsitektur client/server
maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakti DHCP server dan DHCP client.
a) DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat
"menyewakan" alamat ip dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang
memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000
Server, Windows 2003 Server atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
b) DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP
yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar
sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Profesional, Windows
XP, Windows Vista atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 58
a. Topologi Jaringan

Gambar 2.29 Topologi Jaringan DHCP


Belajar Cisco Packet Tracer ini yang pasti kita harus menguasai apa itu ip address
dan bagaimana implementasinya, di sini kita membutuhkan server untuk mensetting
DHCP itu sendiri. Misal anggap saja laboratorium komputer kita itu kecil, hanya 6
komputer seperti topologi diatas, ini perlu kita ketahui dahulu untuk menentukan subnet
mask yang akan kita gunakan, berdasarkan tabel yang ada, lebih pasnya kalau kita
memakai subnet mask berbasis /29 yaitu 255.255.255.248, ini dapat mencakup 6 host
perhatikan tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Subnet Mask Reference

Coba lihat gambar yang diberi tanda merah diatas, subnet mask berbasis /29
255.255.255.248 dapat menampung 8 host atau 6 komputer, karena 1 dipakai network dan
1 broadcast. Misal kita akan memakai 4 client dan 1 server, maka yang 1 lagi akan kita pakai
ip address-nya untuk gateway pada router. Sebaiknya gateway untuk router adalah ip address
yang terakhir.
Ip address yang dapat digunakan adalah:
192.168.0.1 --> server
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 59
192.168.0.2 --> PC01
192.168.0.3 --> PC02
192.168.0.4 --> PC03
192.168.0.5 --> PC04
192.168.0.6 --> gateway (router 0/0)
Ada 6 ip address yang bisa kita gunakan diatas. Oke, langsung saja ke langkah
selanjutnya
b. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer yang sudah terinstal di pc/laptop anda. (lihat Gambar
2.15)
c. Menambahkan komputer client klik pada icon yang berbentuk komputer. Kemudian
pilih gambar komputer lalu klik pada tempat yang disediakan. (lihat Gambar 2.16)
d. Tambahkan komputer client sebanyak yang dibutuhkan sesuai topologi
e. Tambahkan 1 buah komputer server pada menu end device
f. Serta tambahkan 1 buah switch pada menu network device sehingga tampak seperti
gambar di bawah ini

Gambar 2.30 Penambahan Semua Komponen yang Dibutuhkan


g. Hubungkan semua komponen menggunakan kabel (copper straight-trough), karena
menggunakan perantara switch / hub
h. Pilih jenis kabel (coopper straight-through) kemudian klik pada salah satu komponen,
sehingga muncul jenis port (fast ethernet) yang terdapat pada komponen tersebut, klik
pada jenis port tersebut.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 60
Gambar 2.31 Pemilihan Port yang Ada di Server
i. Kemudian klik pada switch sehingga muncul juga port yang ada namun lebih banyak
(karena memang port pada switch jumlahnya banyak), klik pada salah satu port (kecuali
console).

Gambar 2.32 Pemilihan Port yang Ada di Switch


j. Sehingga kedua komponen terhubung seperti di bawah ini

Gambar 2.33 Terhubungnya Server dan Switch


k. Sambungkan seluruh PC dengan switch dengan cara seperti no 6. Sehingga seluruh
komponen terhubung seperti ini:

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 61
Gambar 2.34 Semua Komponen Sudah Terhubung
l. Kemudian setting ip server. klik pada icon server yang sudah dibuat sehingga muncul
jendela seperti di bawah ini.

Gambar 2.35 Konfigurasi Server


Konfigurasi Server:
a) Langkah pertama yang harus dilakukan adalah (1) klik tab config di atas
b) Langkah berikutnya (2) klik tombol DHCP dikiri
c) Terus pada point no (3) atur gateway-nya seperti yang kita atur di atas menjadi
192.168.0.6 ini merupakan ip address terakhir dari subnet mask yang kita miliki
d) Point (4) karena ip address 192.168.0.1 akan kita gunakan untuk server itu sendiri
secara manual, maka start ip address disini akan kita isi dengan 192.168.0.2 jangan
lupa subnet mask-nya dengan 255.255.255.248
e) Langkah ke (5) klik tombol save, maka secara otomatis akan memunculkan point
(6)
f) Point (6) menjelaskan maksimal komputer yang dapat ditampung oleh subnet
mask ini yaitu 5
g) Pertanyaannya kenapa 5 bukan 6, ya, karena 1 ip address yaitu 192.168.0.1 itu
sendiri tidak dihitung.
m. Langkah berikutnya memberikan ip address manual pada server, seperti pada gambar di
bawah

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 62
Gambar 2.36 Pengisian Alamat IP Server
n. Berikutnya kita akan mengatur ip address untuk PC01 secara otomatis dengan
menggunakan DHCP…Langkah-langkahnya
a) Klik PC01

Gambar 2.37 Langkah-langkah adalah (1) klik tab Desktop, (2) default dia akan aktif pada
Static yang artinya kita dapat mengisinya manual, tahap ini kita akan menggantinya dengan
DHCP, (3) ip address masih kosong, kita lihat sebentar lagi, jika kita memilih DHCP.

b) Klik DHCP, lihat perubahannya

Gambar 2.38 Ketika kita mengklik DHCP, disitu keterangannya adalah Requesting IP Address
yang artinya dia masih meminta sebuah alamat ip pada server

Gambar 2.39 ip address, subnet mask, dan default gateway akan otomatis terisi
c) Yups, lakukan hal yang sama untuk PC02 – PC04
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 63
C. Hasil Praktikum
Tulis dan jelaskan semua hasil pengujian jaringan dengan utility “ping”! Lakukan pada
semua PC!

Amati dan tulislah hasil pengujian dengan mode realtime dan mode simulation
dengan mengirimkan sebuah paket dari masing-masing PC!

Bagaimana jika PC2 menggunakan static ip address dan tetap di segmen jaringan (subnet)
yang sama dengan server DHCP? Apa yang terjadi?

D. Kesimpulan

E. Latihan
a) Buatlah desain jaringan DHCP Server menggunakan 1 buah server, 2 buah switch, dan
35 buah PC. switch LAN 1 : 20 PC, switch LAN 2 : 15 PC
b) Lakukan konfigurasi seperti pada latihan di atas dan lakukan uji coba dengan
melalukan ping ke ip address tujuan.
Gambarkan topologinya

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 64
4. Percobaan : Konfigurasi Dasar Router Cisco Via Console
A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 1 buah
2) Router 2811 atau Router-PT 1 buah
B. Prosedur Kerja
Untuk mengkonfigurasi router, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah,
membangun sesi console. Sesi console dibentuk dengan menghubungkan port console
yang ada pada router dengan port COM 1/serial/RS 232 yang ada pada pc menggunakan
kabel Roll Over (RJ-45 ditambah konektor DB-9 atau DB-25) atau nama lainnya disebut
kabel console.
a. Akses router via console
b. Topologi jaringan

Gambar 2.40 Topologi Akses Router Via Console

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 65
Gambar 2.41 Topologi Akses Router Via Console Pada Kenyataan Aslinya
c. Tugas Praktikum
1) Buatlah jaringan seperti topologi di atas
2) Mengatur ip address PC0 dengan alamat 192.168.1.2/30
3) Melihat isi dari NVRAM
4) Melihat versi dari router cisco
5) Pengaturan nama router ke LAB-RT1
6) Mengatur kata sandi/password privileged mode ke labtkj
7) Mengatur privileged mode secret ke labtkjsmkn6
8) Mengatur kata sandi/password line konsol ke labtkj
9) Mengatur kata sandi/password line auxiliary ke labtkj
10) Mengatur kata sandi/password virtual terminal to labtkj
11) Enkripsi semua password
12) Mengatur ip address interface (fastethernet 0/0) dengan alamat 192.168.1.1/30
13) Mengatur waktu/clock pada router
14) Tetapkan Message Of The Day (MOTD) di router ke ---- Anda Memasuki
Keamanan Sistem, Akses Hanya Untuk Yang Diizinkan ----
15) Resolusi nama host dan menyimpan konfigurasi ke NVRAM
16) Backup file konfigurasi
d. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer yang sudah terinstal di pc/laptop anda. (lihat Gambar
2.15)
e. Menambahkan komputer client klik pada icon yang berbentuk komputer. Kemudian pilih
gambar komputer lalu klik pada tempat yang disediakan. (lihat Gambar 2.16)
f. Menambahkan router di netwrok device pilih router 2811 atau Router-PT

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 66
Gambar 2.42 Penambahan Router
g. Sambungkan PC0 dengan Router-PT menggunakan kabel console

Gambar 2.43 Pemilihan Kabel Console


h. Pilih port RS-232 pada PC0 dan Port console pada router

Gambar 2.44 Penyambungan PC ke Router


i. Sehingga tampil seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.45 Koneksi Console


j. Coba tambahkanlah note/keterangan klik place note (tekan N)

Gambar 2.46 Koneksi Console Ditambah Keterangan


k. Isi manual alamat ip address PC0 dengan alamat 192.168.1.2 (lihat Gambar 2.21)
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 67
l. Selanjutnya kita akan me-remote router tersebut dengan menggunakan port console, klik pada PC
yang akan digunakan untuk me-remote. Lalu masuk ke terminal

Gambar 2.47 Pemilihan Terminal


m. Dan akan muncul tampilan port configuration seperti ini, lalu pilih “OK”

Gambar 2.48 Konfigurasi Terminal


n. Sehingga tampil seperti di bawah ini dan router siap untuk di remote serta dikonfigurasi

Gambar 2.49 Terminal


C. Konfigugrasi Tugas Praktikum
1) Buatlah jaringan seperti topologi di atas
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 68
Sudah (lihat point a s.d j)
2) Mengatur ip address PC0 dengan alamat 192.168.1.2/30
Sudah (lihat point k)
3) Melihat isi dari NVRAM
Router>ketikan perintah “show flash”
Router>show flash

System flash directory:


File Length Name/status
3 5571584 pt1000-i-mz.122-28.bin
2 28282 sigdef-category.xml
1 227537 sigdef-default.xml
[5827403 bytes used, 58188981 available, 64016384
total]
63488K bytes of processor board System flash
(Read/Write)
Router>
4) Melihat versi dari router cisco
Router>ketikan perintah “show version”
Router>show version
Cisco Internetwork Operating System Software
IOS (tm) PT1000 Software (PT1000-I-M), Version 12.2(28),
RELEASE SOFTWARE (fc5)
Technical Support: http://www.cisco.com/techsupport
Copyright (c) 1986-2005 by cisco Systems, Inc.
Compiled Wed 27-Apr-04 19:01 by miwang
Image text-base: 0x8000808C, data-base: 0x80A1FECC
--More—
Router>
5) Pengaturan nama/hostname router ke LAB-RT1
Untuk merubah hostname router kalian harus masuk dulu ke privileged executive mode
(privileged exec) dengan ketikan perintah “enable” serta “configure terminal”
dan akan masuk ke global configuration mode (config).
Router>enable (bisa disingkat en)
Router#configure terminal (bisa disingkat conf t)
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname LAB-RT1 (bisa disingkat hostn)
LAB-RT1(config)#end
LAB-RT1#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
LAB-RT1#
Saat ditekan enter, prompt akan berubah dari default hostname router ke LAB-RT1.
6) Mengatur kata sandi/password privileged mode ke labtkj
LAB-RT1(config)#enable password labtkj
LAB-RT1(config)#end
LAB-RT1#
7) Mengatur privileged mode secret ke labtkjsmkn6 (password tidak boleh sama dengan point
6)
LAB-RT1(config)#enable secret labtkjsmkn6
LAB-RT1(config)#end
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 69
LAB-RT1#
8) Mengatur kata sandi/password line konsol ke labtkj
LAB-RT1(config)#line con 0
LAB-RT1(config-line)#password labtkj
LAB-RT1(config-line)#login
LAB-RT1(config-line)#exit (disisni tidak bisa disingkat)
LAB-RT1(config)#end
9) Mengatur kata sandi/password line auxiliary ke labtkj
LAB-RT1(config)#line aux 0
LAB-RT1(config-line)#password labtkj
LAB-RT1(config-line)#login
LAB-RT1(config-line)#exit (disisni tidak bisa disingkat)
LAB-RT1(config)#end
10) Mengatur kata sandi/password pada virtual terminal
Password harus di-set di satu atau lebih terminal vty untuk memberikan hak askes user
yang melakukan koneksi melalui telnet. Umumnya cisco router memiliki terminal vty 0
sampai 4. Beberapa tipe lain mungkin memiliki jumlah terminal vty berbeda. Perintah
berikut digunakan untuk setting password pada terminal vty:
LAB-RT1(config)#line vty 0 4
LAB-RT1(config-line)#password labtkj
LAB-RT1(config-line)#login
LAB-RT1(config-line)#exit (disisni tidak bisa disingkat)
LAB-RT1(config)#exit
11) Enkripsi semua password
LAB-RT1(config)#service password-encryption
LAB-RT1(config)#exit
LAB-RT1#
12) Mengatur IP address interface (FastEthernet 0/0) dengan alamat 192.168.1.1/30
LAB-RT1(config)#interface fastEthernet 0/0
LAB-RT1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.252
LAB-RT1(config-if)#no shutdown
LAB-RT1(config-if)#exit
LAB-RT1(config)#exit
LAB-RT1#
Catatan a) Perinteh interface fastethernet 0/0 bisa
: disingkat int fa0/0
b) Perintah ip address bias disingkat ip add
c) Perintah no shutdown bias disingkat no shut

13) Mengatur waktu/clock pada router


clock set 00 : 00 : 00 Day Month Year
clock set Jam : Menit : Detik 1-31 Jan – Des 1993-2035

LAB-RT1# clock set 21:40:00 10 Nov 2018


LAB-RT1# show clock
LAB-RT1#
14) Tetapkan Message Of The Day (MOTD) di router ke ---- Anda Memasuki
Keamanan Sistem, Akses Hanya Untuk Yang Diijinkan ----

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 70
Masuk ke global config untuk mengkonfigurasi MOTD banner. Gunakan perintah
banner motd, diikuti oleh spasi dan karakter pemisah seperti tanda pound (#).
Seperti contoh di bawah ini:
a) Gunakan perintah configure terminal untuk masuk ke global config
b) Masukkan perintah banner motd # <message of the day> #
LAB-RT1#conf t
LAB-RT1(config)#banner motd #Anda Memasuki Keamanan Sistem,
Akses Hanya Untuk Yang Diijinkan!#
LAB-RT1(config)#exit
LAB-RT1#
15) Resolusi nama host dan menyimpan konfigurasi ke NVRAM
Resolusi nama host
Adalah proses dimana sistem komputer menggunakan hostname dengan ip address.
Untuk menggunakan hostname komunikasi dengan peralatan ip yang lain, peralatan
jaringan seperti router harus diasosiasi dengan ip address-nya. Cisco IOS memaintain
cache pemetaan dari name ke address dengan perintah exec. Kecepatan dari cache
mempengaruhi kecepatan konversi dari nama ke address. Hostname di sini berbeda
dengan DNS, dimana hostname hanyalah nama di router.
LAB-RT1#conf t
LAB-RT1(config)#ip host LAB-RT1 192.168.1.1
LAB-RT1(config)#end
LAB-RT1#

LAB-RT1#show host
Default Domain is not set
Name/address lookup uses domain service
Name servers are 255.255.255.255
Codes: UN - unknown, EX - expired, OK - OK,?? - revalidate
temp - temporary, perm - permanent
NA - Not Applicable None - Not defined
Host Port Flags Age Type
Address(es)
LAB-RT1 None (perm, OK) 0 IP 192.168.1.1
LAB-RT1#
Menyimpan konfigurasi
LAB-RT1#copy running-config startup-config
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
LAB-RT1#
LAB-RT1#write
Building configuration...
[OK]
LAB-RT1#

D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum


Ketik perintah ? pada user exec mode.
LAB-RT1>?

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 71
Tulis paling sedikit 8 perintah CLI dan diskusikan dengan temanmu fungsi dari perintah
CLI tersebut!
1
2
3
4
5
6
7
8
Ketik perintah ? pada privileged exec mode.
LAB-RT1#?
Tulis paling sedikit 10 perintah CLI dan diskusikan dengan temanmu fungsi dari
perintah CLI tersebut!
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
LAB-RT1#show ?
Tulislah beberapa perintah CLI yang ditampilkan dari “show ?”!

Apakah running-config salah satu dari hasil yang ditampilkan?

Tampilkan konfigurasi yang jalan dengan perintah show running-config pada


privileged exec mode.
LAB-RT1#show running-config
Tulis 6 informasi yang dihasilkan!

Amati dan jelaskanlah hasil dari perintah


LAB-RT1#show history

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 72
E. Kesimpulan

F. Latihan

Gambar 2.49 Topologi Latihan Konfigurasi Router via Console


Tugas Praktik
a) Konfigurasi router via console
b) Berikanlah alamat ip address interface masing-masing router
c) Mengatur hostname masing-masing router : Router0 dengan nama Bandung, Router1
dengan nama Garut, Router2 dengan nama Limbangan
d) Mengatur password, silahkan tunjukan kreatifitas anda setelah melakukan praktik di
atas
Tips
a) Untuk keperluan bantuan digunakan perintah (?). Jika user ingin tahu perintah apa yang
harus digunakan (bantuan perintah)
b) Tekan tombol (Ctrl-P atau Up Arrow) / (Ctrl-N atau Down Arrow) untuk mengulang
perintah-perintah sebelumnya. Kemudian tambahkan (?) untuk perintah tambahan
sebagai argumen.
c) Simbol caret (^) menunjukkan terjadi error perintah.
5. Percobaan : Konfigurasi Dasar Switch Cisco Via Console
A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device laptop 2 buah
2) Network device Switch-2960 atau Switch-2950 1 buah
3) Network device Router 2811 atau Router-PT 1 buah
B. Prosedur Kerja
Untuk dasar konfigurasi switch hampir sama dengan konfigurasi router yang mana bisa
dirubah hostname, konfigurasi interface, dan pengaturan kata sandi/password.
a. Akses switch via console
b. Topologi jaringan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 73
Gambar 2.50 Topologi Konfigurasi Switch via Console
c. Tugas Praktikum
a) Mengatur hostname switch menjadi LAB-SW1
b) Tetapkan Message Of The Day (MOTD) di router ke ---- Anda Memasuki
Keamanan Sistem, Akses Hanya Untuk Yang Diijinkan ----
c) Mengatur privileged mode secret ke labtkjsmkn6
d) Enkripsi semua password
e) Konfigurasi akses console
1) Login enabled
2) Password : labtkj
3) History size : 15 commands (perintahnya “history size 15”)
4) Timeout : 6'45'' (perintahnya “exec-timeout 6 45”)
5) Synchronous logging (perintahnya “logging synchronous”)
f) Konfigurasi akses telnet (line vty 0 15)
1) Login enabled
2) Password : labtkj
3) History size : 15 commands (perintahnya “history size 15”)
4) Timeout : 8'20'' (perintahnya “exec-timeout 8 20”)
5) Synchronous logging (perintahnya “logging synchronous”)
g) Konfigurasi Interface Vlan1 192.168.5.2/24
C. Konfigurasi Tugas Praktikum
Silahkan praktikan serta tuliskan perintah CLI yang diperlukan untuk:
a) Mengatur hostname switch menjadi LAB-SW1

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 74
b) Tetapkan Message Of The Day (MOTD) di router ke ---- Anda Memasuki
Keamanan Sistem, Akses Hanya Untuk Yang Diijinkan ----

c) Mengatur privileged mode secret ke labtkjsmkn6

d) Enkripsi semua password

e) Konfigurasi akses console

f) Konfigurasi akses telnet (line vty 0 15)

g) Konfigurasi interface Vlan1 192.168.5.2/24

D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum


Ketik perintah ? pada user exec mode.
LAB-SW1>?
Tulis paling sedikit 8 perintah CLI dan diskusikan dengan temanmu fungsi dari perintah
CLI tersebut!
1
2
3
4

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 75
5
6
7
8
Ketik perintah ? pada privileged exec mode.
LAB-SW1#?
Tulis paling sedikit 10 perintah CLI dan diskusikan dengan temanmu fungsi dari
perintah CLI tersebut!
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
LAB-SW1#show interfaces ?
Tulislah beberapa perintah CLI yang ditampilkan dari “show interfaces ?”!

Apakah status salah satu dari hasil yang ditampilkan?

Tampilkan konfigurasi yang jalan dengan perintah show interfaces status pada
privileged exec mode.
LAB-SW1#show interfaces status
Tulis 6 informasi yang dihasilkan!

Amati dan jelaskanlah hasil dari perintah


LAB-SW1#show ip interfaces brief

E. Kesimpulan

F. Latihan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 76
Gambar 2.51 Topologi Latihan Konfigurasi Switch via Console
Tugas Praktik
a) Konfigurasi switch Via Console
b) Mengatur hostname switch1 : SMKN6-SWS1 dan switch2 : SMKN6-SWS2
c) Mengatur password enkripsi switch1 : smkn6sw1 dan switch2 : smkn6sw2
d) Mengatur akses console dan telnet konfigurasi sesuai dengan kreatifitas anda setelah
melakukan praktik di atas

6. Percobaan : Akses Koneksi Telnet untuk Router dan Switch


A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 1 buah
2) Switch-2960 atau Switch-2950 1 buah
3) Router 1841 atau yang mana saja
B. Prosedur Kerja
Telnet (Telecommunication network) adalah sebuah protokol jaringan yang
digunakan pada internet atau Local Area Network untuk menyediakan fasilitas komunikasi
berbasis teks interaksi dua arah yang menggunakan koneksi virtual terminal. Telnet
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 77
dikembangkan pada 1969 dan distandarisasi sebagai IETF STD 8, salah satu standar Internet
pertama. Telnet memiliki beberapa keterbatasan yang dianggap sebagai risiko keamanan
a. Topologi jaringan router

Gambar 2.52 Topologi Koneksi Router dengan Telnet


b. Tugas Praktikum
a) Mengatur alamat PC0 dengan ip address 192.168.50.2/29
b) Mengatur alamat interface fast ethernet 0/0 router dengan ip address 192.168.50.1/29
c) Mengatur password enkripsi untuk privileged mode dengan labtkj
d) Mengaktifkan telnet line pada router
e) Menguji koneksi telnet via PC0
c. Topologi jaringan switch

Gambar 2.53 Topologi Koneksi Switch dengan Telnet


d. Tugas Praktikum
a) Mengatur alamat PC1 dengan ip address 172.16.33.2/27
b) Mengatur alamat interface Vlan 1 dengan ip address 172.16.33.1/27 gateway
172.16.33.1
c) Mengatur password enkripsi untuk privileged mode dengan labtkj
d) Mengaktifkan telnet line pada switch
e) Menguji koneksi telnet via PC1
C. Konfigurasi Tugas Praktikum
1. Tugas Praktikum
a) Mengatur alamat PC0 dengan ip address 192.168.50.2/29
Klik di PC0 >klik tab Desktop >klik pada IP Configuration > isi ip address
b) Mengatur alamat interface fast ethernet 0/0 router dengan ip address 192.168.50.1/29
Router>enable
Router#
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 78
Router(config)#interface FastEthernet0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.50.1 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed
state to up
Router(config)#end
Router#write
c) Mengatur password enkripsi untuk privileged mode dengan labtkj
Router(config)#enable secret labtkj
Router(config)#exit
Router#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Router#write
d) Mengaktifkan telnet line pada router
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#line vty 0 15
Router(config-line)#transport input telnet
Router(config-line)#password labtkj
Router(config-line)#login
Router(config-line)#exit
Router(config)#end
Router#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Router#write
Building configuration...
[OK]
Router#
e) Menguji koneksi telnet via PC0
Klik di PC0 > klik tab Desktop > klik pada Command Prompt > ketikan
ping alamat router [ping 192.168.50.1] >ketikan telnet alamat router
[telnet 192.168.50.1] > masukan password

2. Tugas Praktikum
a) Mengatur alamat PC1 dengan ip address 172.16.33.2/27
Klik di PC1 >klik tab Desktop >klik pada IP Configuration > isi ip address
b) Mengatur alamat interface Vlan1 dengan ip address 1792.16.33.1/27 gateway
172.16.33.1
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#int vlan 1
Switch(config-if)#ip add 172.16.33.1 255.255.255.240
Switch(config-if)#no sh
Switch(config-if)#ex
Switch(config)#end
Switch#write

Switch#conf t
Switch(config)#ip default-gateway 172.16.33.1
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 79
Switch(config)#exit
Switch#write
c) Mengatur password enkripsi untuk privileged mode dengan labtkj
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#enable secret labtkj
Switch(config)#exit
Switch#write
d) Mengaktifkan telnet line pada switch
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#line vty 0 15
Switch(config-line)# transport input telnet
Switch(config-line)#password labtkj
Switch(config-line)#login
Switch(config-line)#exit
Switch(config)#end
Switch#write
e) Menguji koneksi telnet via PC1
Klik di PC1 > klik tab Desktop > klik pada Command Prompt > ketikan
ping alamat router [ping 172.16.33.1] >ketikan telnet alamat router
[telnet 172.16.33.1] > masukan password
D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum
Tuliskan dan diskusikan dengan teman sekelasmu mengenai akses router atau switch
dengan koneksi telnet

E. Kesimpulan

F. Latihan

Gambar 2.54 Topologi Latihan Konfigurasi Switch via Telnet


Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 80
IP Telnet
Device IP Address Gateway Netmask
PC 0 192.168.10.2 192.168.10.1 255.255.255.0
PC 1 192.168.10.3 192.168.10.1 255.255.255.0
PC 2 192.168.10.4 192.168.10.1 255.255.255.0
Laptop 0 192.168.10.10 192.168.10.1 255.255.255.0

Tugas Praktikum:
1. Mengatur semua alamat ip pada pc
2. Mengatur alamat ip dan gateway pada switch
3. Mengaktifkan konfigurasi telnet pada switch
4. Pengujian koneksi telnet pada laptop0

7. Percobaan : Akses Koneksi SSH untuk Router dan Switch


A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 1 buah
2) Switch-2960 atau Switch-2950 1 buah
3) Router 1841 atau yang mana saja
B. Prosedur Kerja
SSH (secure shell) sama halnya dengan telnet, digunakan untuk memasuki mesin
jaringan, namun ssh mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah dapat digunakan
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 81
untuk mengkopi file secara terenkrip. Hal tersebut merupakan kelebihan dari ssh, sebelum
paket ditransmisikan maka paket akan dienkrip terlebih dahulu. Proses itupun dilakukan
oleh kedua pihak, klien dan server.
a. Topologi jaringan router

Gambar 2.55 Topologi Koneksi Router dengan SSH


b. Tugas Praktikum
a) Mengatur alamat PC0 dengan ip address 192.168.1.2/30
b) Mengatur alamat interface fast ethernet 0/0 dengan ip address 192.168.1.1/30
c) Mengatur password enkripsi untuk privileged mode dengan labtkj
d) Mengaktifkan telnet line pada router
e) Mengaktifkan ssh line pada router dengan konfigurasi
Username : labtkj
Hostname : LAB-RT1
Domain-name : labtkj.net
Password : labtkj
Bits modulus : 1024
f) Menguji koneksi ssh via PC0
c. Topologi jaringan switch

Gambar 2.56 Topologi Koneksi Switch dengan SSH


d. Tugas Praktikum
a) Mengatur alamat PC1 dengan ip address 192.168.2.2/30
b) Mengatur alamat interface Vlan1 dengan ip address 192.168.2.1/30 gateway
192.168.1.1
c) Mengatur password enkripsi untuk privileged mode dengan labtkj
d) Mengaktifkan telnet line pada switch
e) Mengaktifkan ssh line pada switch dengan konfigurasi
Username : labtkj
Hostname : LAB-SW1
Domain-name : labtkj.net
Password : labtkj
Bits modulus : 1024
f) Menguji koneksi ssh via PC1
C. Konfigurasi Tugas Praktikum
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 82
1. Tugas Praktikum
Point a) samapai dengan point d) silahkan anda praktikan sendiri sesuai dengan yang
telah dipraktikan pada percobaan 6.
e) Mengaktifkan ssh line pada router
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#username sshlabtkj
Router(config)#hostname LAB-RT1
LAB-RT1(config)#ip domain-name labtkj.net
LAB-RT1(config)#crypto key generate rsa
The name for the keys will be: LAB-RT1.labtkj.net
Choose the size of the key modulus in the range of 360 to 2048 for your
General Purpose Keys. Choosing a key modulus greater than 512 may take
a few minutes.How many bits in the modulus [512]: 1024
% Generating 512 bit RSA keys, keys will be non-exportable...[OK]
LAB-RT1(config)#line vty 0 15
*Mar 1 2:5:35.838: RSA key size needs to be at least 768 bits for ssh
version 2
*Mar 1 2:5:35.838: %SSH-5-ENABLED: SSH 1.5 has been enabled
LAB-RT1(config-line)#transport input ssh
LAB-RT1(config-line)#password labtkj
LAB-RT1(config-line)#login
LAB-RT1(config-line)#exit
LAB-RT1(config)# enable secret labtkj
LAB-RT1(config)#exit
LAB-RT1#write
f) Menguji koneksi ssh via PC0
Klik di PC0 > klik tab Desktop > klik pada Command Prompt > ketikan
ping alamat router [ping 192.168.1.1] >ketikan ssh –l hostname alamat router

[ssh –l LAB-RT1 192.168.1.1] > masukan password


2. Tugas Praktikum
Point a) samapai dengan point d) silahkan anda praktikan sendiri sesuai dengan yang
telah dipraktikan pada percobaan 6.
e) Mengaktifkan ssh line pada switch
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#username labtkj
Switch(config)#hostname LAB-SW1
LAB-SW1(config)#ip domain-name labtkj.net
LAB-SW1(config)#crypto key generate rsa
The name for the keys will be: LAB-SW1.labtkj.net
Choose the size of the key modulus in the range of 360 to 2048 for your
General Purpose Keys. Choosing a key modulus greater than 512 may take
a few minutes.How many bits in the modulus [512]: 1024
% Generating 1024 bit RSA keys, keys will be non-exportable...[OK]
LAB-SW1(config)#line vty 0 15
LAB-SW1(config-line)#transport input ssh
LAB-SW1(config-line)#password labtkj
LAB-SW1(config-line)#login
LAB-SW1(config-line)#exit
LAB-SW1(config)#enable secret labtkj
LAB-SW1(config)#exit
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 83
LAB-SW1#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
LAB-SW1#write
f) Menguji koneksi ssh via PC1
Klik di PC1 > klik tab Desktop > klik pada Command Prompt > ketikan
ping alamat router [ping 192.168.2.1] >ketikan ssh –l hostname alamat
switch[ssh –l LAB-SW1 192.168.2.1] > masukan password
D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum
Tuliskan dan diskusikan dengan teman sekelasmu mengenai akses router atau switch
dengan koneksi ssh!

Tuliskan beberapa informasi yang dihasilkan dengan perintah “show run”!


LAB-SW1#show run

Tuliskan beberapa informasi yang dihasilkan dengan perintah “sh crypto key
mypubkey rsa”!
LAB-SW1#sh crypto key mypubkey rsa

Diskusikan dengan teman sekelasmu jika memasukan perintah di bawah ini!


LAB-SW1(config)#line vty 0 15
LAB-SW1(config-line)#login local
LAB-SW1(config-line)#transport input all

Jelaskan fungsi perintah “Crypto key zeroize rsa”!

E. Kesimpulan

F. Latihan

Gambar 2.57 Topologi Latihan Akses Router dengan SSH


Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 84
IP yang Dipakai Untuk SSH
Device IP Address Gateway Netmask
PC 0 192.168.1.3
PC 1 192.168.1.4
192.168.1.1 255.255.255.0
PC 2 192.168.1.5
Laptop 1 192.168.1.10
Tugas Praktikum:
1. Mengatur semua alamat ip pada PC
2. Mengatur alamat interface gig0/0
3. Mengaktifkan konfigurasi ssh pada router
4. Pengujian koneksi ssh pada laptop1

8. Percobaan : Port Security pada Switch


A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 1 buah
2) Switch-2960 atau Switch-2950 1 buah
B. Prosedur Kerja
Port Security merupakan sebuah metode pengelompokan trafik kontrol yang
bekerja di layer 2 data link OSI Layer yang berfungsi mendaftarkan dan membatasi perangkat

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 85
end devices mana saja yang dapat terkoneksi pada suatu port interface pada sebuah
switch. Kegunaan implementasi port security pada switch antara lain adalah:
1. Menentukan sekelompok end devices yang diijinkan mengakses port tertentu pada sebuah
switch.
2. Mengijinkan hanya 1 mac-address tertentu yang dapat mengakses port switch.
3. Menentukan tindakan yang akan dilakukan switch apabila terdeteksi mac address yang
diijinkan ataupun tidak.
Berdasarkan prinsip kerja Port Security adalah dengan menentukan mac address pc yang
boleh memasuki atau mengakses suatu port interface switch. Maka terdapat 3 (tiga) metode
yang digunakan untuk mendaftarkan mac-address dari end devices ke dalam switch, yaitu:
1. Static
Kita menentukan secara manual mac address pc yang diperbolehkan mengakses suatu
port interface. Jika menggunakan static, mac address pc akan disimpan dalam running-config
dan jika switch dimatikan tidak akan hilang, dan mac address pc juga dimasukan dalam
mac address table.
2. Dynamic
Switch secara otomatis mendeteksi mac address pc yang terhubung dengan suatu port
interface saat pertama kali. Kelemahan metode ini mac address pc akan hilang ketika switch
dimatikan.
3. Sticky
Ini pergabungan antara static dan dynamic, switch akan secara otomatis mendeteksi mac
address pc, dan memasukan mac address tersebut dalam mac address table dan running-config,
sehingga ketika switch dimatikan dan dihidupkan kembali maka mac address pc yang telah
terdaftar tidak akan hilang.
Dalam penerapan port security dapat diartikan jika ada sebuah frame masuk pada suatu
interface switch dan mac address pengirim valid (yang boleh mengakses). Maka switch akan
meneruskan frame tersebut pada tujuannya. Sedangkan jika mac address pc tidak terdaftar
maka frame tersebut akan di drop dan switch akan melakukan beberapa pilihan action
hukuman (violation) diantaranya yakni:
1. Shutdown, jika terjadi pelanggaran maka port akan dimatikan dengan status err-
disabled dan switch akan mengirimkan notifikasi (SNMP - Simple Network
Management Protocol).
2. Protect, jika terjadi pelanggaran maka port akan tetap menyala tetapi tidak dapat
digunakan dan switch akan mengirimkan notifikasi (SNMP).
3. Restrict, jika terjadi pelanggaran maka port akan tetap menyala namun switch tidak
akan mengirimkan pesan notifikasi (SNMP).
a. Topologi
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 86
Gambar 2.58 Topologi Port Security
b. Tugas Praktikum
PC0 (interface fa0/1) PC1 (interface fa0/2) PC2 (interface fa0/3)
IP address : 172.16.1.1/29 IP address : 172.16.1.2/29 IP address : 172.16.1.3/29
MAC : Static MAC : Sticky MAC : Sticky
Violation : Restrict Violation : Protect Violation : Shutdown
C. Konfigurasi Tugas Praktikum
1. Isi semua alamat ip address pc (lihat Gambar 2.21)
A. Isi alamat PC0 dengan alamat 172.16.1.1/29
B. Isi alamat PC0 dengan alamat 172.16.1.1/29
C. Isi alamat PC0 dengan alamat 172.16.1.1/29
2. Pengujian test koneksi antar pc menggunakan “ping”dan pastikan sudah terhubung
antar pc sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya
3. Konfigurasi port security
a. PC0 port security mode static violation restrict (interface fa0/1)
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#int fa0/1
Switch(config-if)#switch mode access
Switch(config-if)#switch port-security
Switch(config-if)#switch port-security mac-address 0000.0CB2.756D
Switch(config-if)#switch port-security violation restrict
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#exit
Switch#write
b. PC1 port security mode sticky violation protect (interface fa0/2)
Switch>en
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 87
Switch#conf t
Switch(config)#int fa0/2
Switch(config-if)#switch mode access
Switch(config-if)#switch port-security
Switch(config-if)#switch port-security mac-address sticky
Switch(config-if)#switch port-security violation protect
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#exit
Switch#write
c. PC2 port security mode sticky violation shutdown (interface fa0/3)
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#int fa0/3
Switch(config-if)#switch mode access
Switch(config-if)#switch port-security
Switch(config-if)#switch port-security mac-address sticky
Switch(config-if)#switch port-security violation shutdown
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#exit
Switch#write
4. Pengujian test koneksi antar pc menggunakan “ping”dan pastikan harus terhubung
antar pc.
D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum
Tuliskan dan diskusikan dengan teman sekelasmu hasil pengujian antar PC!
PC0 ke PC1 hasilnya :

PC0 ke PC2 hasilnya:

PC1 ke PC2 hasilnya:

Tuliskan beberapa informasi penting yang dihasilkan dengan perintah


Switch#sh port-security int fa0/1

Switch#sh port-security int fa0/2

Switch#sh port-security int fa0/3

Tuliskan beberapa informasi penting yang dihasilkan dengan perintah


Switch#sh port-security

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 88
Silahkan lakukan kembali pengujian antar PC! Masih terubung atau tidak!

Test konektivitas antar PC Client yang tehubung pada port switch yang telah
dikonfigurasi port security "jika letak client PC0 dan PC1 di pindah letak" dengan
cara melakukan "ping", jelaskan apa yang terjadi!

E. Kesimpulan

F. Latihan

Gambar 2.59 Topologi Latihan Port Security


1. Silahkan anda lakukan latihan port security untuk topologi diatas!
2. Lakukan pengujian sesuai dengan apa yang telah anda pelajari pada percobaan
sebelumnya!
Uji Kompetensi HOTS (High Order Thingking Skills)
Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda (X) pada huruf A, B,
C, D, atau E serta tulis alasannya!
1. Perintah untuk mengetahui informasi mengenai konfigurasi interface pada suatu jaringan
adalah …
A. show interfaces status
B. show interfaces
C. show interfaces ?
D. sh
E. show
Alasan :

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 89
2. Perintah “enable” digunakan untuk …
A. Untuk masuk ke Specific Configuration Mode Commands
B. Untuk masuk ke User Executive Mode Commands
C. Untuk masuk ke Privileged Executive Mode Commands
D. Untuk masuk ke Global Configuration Mode Commands
E. Tidak ada jawaban yang tepat
Alasan :

3. Perintah yang digunakan ketika anda ingin konfigurasi dari terminal dan akan masuk ke global
configuration mode adalah ...
A. terminal
B. configure terminal
C. interface
D. ping
E. connect
Alasan :

4. Perhatikan pernyataan berikut!


(a) interface vlan 1
(b) no shutdown
(c) enable
(d) configure terminal
(e) ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
Di atas yang merupakan urutan yang benar untuk konfigurasi interface vlan1 adalah …
A. (c), (d), (b), (a), dan (e)
B. (c), (d), (a), (e), dan (b)
C. (c), (d), (b), (e), dan (a)
D. (c), (d), (a), (e), dan (b)
E. (c), (d), (e), (b), dan (a)
Alasan :

5. Tujuan dari adanya aplikasi simulasi jaringan adalah …


A. Membuat jaringan peer to peer
B. Mengeluarkan sebuah router yang mendukung banyak protokol jaringan secara komersial
C. Menciptakan software pendukung kerja dari hardware yang ada
D. Menghubungkan sebuah network yang berbeda atau ip class yang berbeda atau subnet yang
berbeda
E. Memudahkan seorang administrator jaringan untuk merancang, mengkonfigurasi, dan
memecahkan permasalahan jaringan komputer tanpa harus membeli peralatan/komponen
jaringan yang harganya cukup mahal
Alasan :

6. Jawaban mana yang benar mengidentifikasi connections kabel A, kabel B, dan

kabel C ...
A. A=straight, B= console, C=crossover
B. A=console, B=crossover, C=straight
C. A=crossover, B=straight, C=straight

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 90
D. A=crossover, B=straight, C= console
E. A=straight, B=crossover, C= console
Alasan :

7. Jenis kabel manakah yang digunakan untuk membuat koneksi ethernet antara host dan switch
LAN …
A. Console
B. Rollover
C. Crossover
D. Straight Through
E. DCE
Alasan :

8. Pengguna dengan sistem yang terhubung ke hub mengeluh tentang waktu respons yang buruk.
Perangkat apa yang dapat menggantikan hub dan memberikan peningkatan waktu respons
langsung ...
A. Router
B. Switch
C. Bridge
D. Repeater
E. Access Point
Alasan :

9. Manakah dari berikut ini adalah manfaat dari jaringan peer-to-peer …


A. Kontrol keamanan terpusat, sangat terukur, dan administrator diperlukan
B. Sangat terukur, sulit untuk membuat, dan administrator terpusat tidak diperlukan
C. Sangat terukur, mudah untuk membuat, dan administrator terpusat tidak diperlukan
D. Tidak diperlukan peralatan terpusat, sangat tidak terukur, dan mudah untuk membuat
E. Administrator terpusat diperlukan, sangant terukur, dan sulit untuk membuat
Alasan :

10. Perintah untuk memutuskan koneksi jaringan yang ada pada switch adalah …
A. Erase
B. Disable
C. Disconnect
D. Reload
E. Stop
Alasan :

11. Sebuah perintah untuk keluar dari mode exec adalah…


A. Logout
B. Exit
C. No
D. Reload
E. Clear
Alasan :

12. Sebuah perintah untuk keluar dari IOS commands line interface adalah…
A. Logout

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 91
B. Exit
C. No
D. Reload
E. Clear
Alasan :

13. Jika nomor ip tidak dikenal dalam jaringan, maka akan muncul pesan …
A. Time to Leave
B. Time for Love
C. Time With you
D. Request Time Output
E. Request time Out
Alasan :

14. Layanan yang secara otomatis memberikan no ip kepada komputer yang memintanya adalah
A. TCP
B. DNS
C. STP
D. ICMP
E. DHCP
Alasan :

15. Ping Singkatan dari …


A. Pure Interfaces Group
B. Packet Internet Groper
C. Packet Interface Groper
D. Pure Internet Groper
E. Packet International Group
Alasan :

16. Perintah enable secret merupakan …


A. Pengamanan pada saat user ingin memasuki priviledge mode
B. Untuk mengaktifkan rahasia
C. Untuk pengebalan password
D. Untuk memudahkan konfigurasi
E. Untuk mode mudah
Alasan :

17. Untuk me-remote suatu switch diperlukan kabel jenis …


A. Cross
B. Straight
C. USB
D. Console
E. UTP
Alasan :

18. Bagaimana cara agar kita mengubah mode user menjadi mode konfigurasi dengan …
A. enable > conf t
B. en > exit

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 92
C. exit > conf t
D. en > show brief
E. exit > mode access
Alasan :

19. Aplikasi yang dapat kita pakai untuk membuat simulasi jaringan adalah …
A. Adobe Flash
B. Media Player
C. Cisco Packet Tracer
D. Corel Draw
E. Notepad ++
Alasan :

20. DHCP kepanjangan dari’?


A. Domain Hosting Circuit Protocol
B. Durarara Half Control Protocol
C. Dinamyc Host Control Protocol
D. Dinamyc Half Central Protocol
E. Domain Host Control Protocol
Alasan :

21. Untuk menampilkan informasi sistem yang sedang berjalan pada switch, dibutuhkan
perintah…
A. More
B. Show
C. Disable
D. Configure
E. Setup
Alasan :

22. Yang bukan termasuk cara untuk mengakses dan konfigurasi IOS adalah …
A. Via console
B. Via telnet
C. Via ssh
D. Via hyperterminal
E. Via interface
Alasan :

23. Cara mengatur clock pada router …


A. clock set 21:40:00
B. clock set 21:40:00 10 11 2018
C. clock set 21:40:00 10 Nov 2018
D. clock set 21:40:00 10/11/2018
E. clock set 21:40:00 10-11-2018
Alasan :

24. Menguji koneksi router via telnet …


A. telnet
B. telnet hostname

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 93
C. telnet hostname alamat_router
D. telnet alamat_router
E. telnet interface
Alasan :

25. Menguji koneksi switch via ssh …


A. ssh –l hostname alamat_switch
B. ssh -s hostname alamat_switch
C. ssh –l alamat switch
D. ssh –s alamat switch
E. ssh –l hostname
Alasan :

Refleki
Pada modul 2, peserta didik telah mempelajari tentang pengenalan software simulasi jaringan. Materi
yang telah dipahami maupun yang belum dipahami akan diberi tanda (√) pada kolom di bawah ini.
Peserta didik juga akan bertanya jika ada materi yang belum dipahami.
Keterangan
No Pernyataan
Ya Tidak
1.
2.
3.
4.
5.

Muatan Aktivitas Peserta Didik


(Berdasarkan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016)
A. Tugas Mandiri
1. Jelaskan pesan-pesan yang muncul ketika kita melakukan konektifitas jaringan dengan utility
ping?
Reply

Request Time Out (RTO)

Destination unreachable

Hardware Error

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 94
Transmit Failed. General failure

2. Jelaskan prosedur agar router bisa diakses via telnet?

3. Jelaskan cara melakukan proteksi password yang di enkripsi?

4. Jelaskan langkah-langkah melakukan konfigurasi ip address pada interface fa0/1?

5. Bagaimana cara kalian melakukan pemeriksaan hasil dari konfigurasi port security?

B. Tugas Kelompok
Setelah mempelajari semua materi modul 2, lakukan aktifitas berikut bersama teman
sekelasmu!
1. Berkelomoklah dengan 5-6 temanmu kemudian pilihlah ketua kelompok untuk memimpin
diskusi!
2. Bersama anggota kelompok lain, diskusikan keguanaan dari:
Aplikasi Cisco Paket Tracert

3. Buatlah kesimpulan

C. Tugas Projek
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5-6 orang!
a. Ketua kelompok :
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 95
b. Anggota 1 :
c. Anggota 2 :
d. Anggota 3 :
e. Anggota 4 :
f. Anggota 5 :
2. Buatlah perencanaan untuk membangun sebuah infrastruktur jaringan client server di
sekolahmu. Pada infrastruktur tersebut minimal memiliki 4 segment jaringan. Tuliskan
konsep skema jaringan yang akan kalian bangun secara rinci! (apabila memerlukan tempat
dan peralatan hubungi laboran LAB TKJ SMK Negeri 6 Garut)!

3. Gambarkan topologi jaringannya!

4. Setiap kelompok harus membuat jadwal kegiatan berkaitan dengan perencanaan


membangun infrastukrtur jaringan client server seperti pada tabel berikut:

No Nama Waktu Kegiatan

1. Persiapan

2. Pelaksanaan

3. Penyususnan hasil kerja

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 96
SMK NEGERI 6 GARUT

Mata Diklat Administrasi Infrastruktur Jaringan Kelas XI

Modul Praktikum III Memahami Konsep Dasar VLAN

MODUL III
KONSEP DASAR VLAN
A. Kompetensi Dasar
3.1. Mengevaluasi VLAN pada jaringan
4.1. Melakukan Konfigurasi VLAN
3.2. Mengevaluasi permasalahan VLAN
4.2. Melakukan perbaikan konfigurasi VLAN
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari, mengamati, mendiskuksikan, mengindentifikasi, serta menganalisis
materi dalam modul ini, siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep VLAN
2. Menentukan cara konfigurasi VLAN
3. Mengevaluasi permasalahan VLAN
4. Melakukan konfigurasi VLAN
5. Menguji hasil konfigurasi VLAN
6. Membuat laporan konfigurasi VLAN
C. Dasar Teori
a. Memahami Konsep Jaringan VLAN
a) Pengertian Jaringan VLAN
Virtual LAN atau disingkat VLAN merupakan sekelompok perangkat pada satu
LAN atau lebih yang dikonfigurasikan, sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila
perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut
berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda.
VLAN (Virtual Local Area Network) berguna untuk membagi broadcast domain,
pembagian dilakukan tanpa memperhatikan lokasi dari sisi dimana perangkat ditempatkan.
Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai routing pada router dengan VLAN yang berbeda.
Perlu diingat bahwa satu VLAN adalah satu alamat jaringan sehingga memiliki satu broadcast
domain juga. Karena VLAN bekerja pada layer 2 OSI maka dibutuhkan perangkat layer 3 untuk
menghubungkan VLAN yang berbeda yaitu router.
Switch harus dikonfigurasi dengan VLAN dan setiap port dalam VLAN harus
didaftarkan ke VLAN. VLAN digunakan untuk memisahkan network. Misalnya disebuah

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 96
kantor ada tiga divisi yang berada di lantai yang berbeda namun kita perlu menghubungkan
semua staff di divisi tersebut sekaligus memisahkan divisi berbeda pada lantai yang sama.
Berikut ini terminologi di dalam VLAN:
1. VLAN Data
VLAN data adalah VLAN yang dikonfigurasi hanya untuk membawa data-data
yang digunakan oleh user. Dipisahkan dengan lalu lintas data suara atau pun manajemen
switch. Seringkali disebut dengan VLAN pengguna, user VLAN.
2. VLAN Default
Semua port switch pada awalnya menjadi anggota VLAN default. VLAN default untuk
switch cisco adalah VLAN 1. VLAN 1 tidak dapat diberi nama dan tidak dapat dihapus.
3. Native VLAN
Native VLAN dikeluarkan untuk port trunking 802.1Q. Port trunking 802.1Q
mendukung lalu lintas jaringan yang datang dari banyak VLAN (tagged traffic) sama
baiknya dengan yang datang dari sebuah VLAN (untagged traffic). Port trunking 802.1Q
menempatkan untagged traffic pada Native VLAN.
4. VLAN Manajemen
VLAN manajemen adalah VLAN yang dikonfigurasi untuk memanajemen switch.
VLAN 1 akan bekerja sebagai management VLAN jika kita tidak mendefinisikan
VLAN khusus sebagai VLAN manajemen. Kita dapat memberi ip address dan subnet
mask pada VLAN manajemen, sehingga switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet,
SSH, atau SNMP.
5. VLAN Voice
VLAN yang dapat mendukung Voice over IP (VoIP). VLAN yang dikhusukan untuk
komunikasi data suara.
b) Mode Port Switch
Mode port switch antara lain sebagai berikut:
1. Statis VLAN
Port switch yang dikonfigurasikan secara manual pada setiap port-nya.
2. Dinamis VLAN
Keanggotaan port VLAN dikonfigurasi menggunakan server khusus yang dinamakan VLAN
Membership Policy Server (VMPS). Server ini akan memberikan konfgiurasi secara dinamis
berdasarkan MAC address yang tercatat pada database switch, tetapi cara ini tidak luas
digunakan.
3. Voice VLAN
Port yang dikonfigurasi menjadi mode voice. Jadi port tersebut dapat digunakan menggunakan
ip phone, sebelum mengkonfigurasikan pertama harus mengkonfigurasikan VLAN voice
terlebih dahulu dan baru VLAN data. Cara tersebut untuk memastikan bahwa traffic untuk
port voice benar–benar traffic voice saja.
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 97
Ada beberapa mode port switch yang bisa digunakan, diantaranya:
1. Access Port
Access port (port akses) adalah port yang hanya bisa dilewati oleh 1 VLAN saja. Itulah
mengapa mode access biasanya diset ke end device. Mode access bisa saja di set antara 2
switch jika memang benar-benar hanya dilewati oleh 1 VLAN saja. Pada Access port,
semua frame-nya adalah untagged. Artinya tidak akan ada penambahan VLAN tag pada
ethernet frame jika masuk dan keluar melalui port ini. Hal ini dikenal dengan untagged
frame/ untagged VLAN.
Tipe Access link yang umum dan dimiliki oleh hampir semua jenis switch VLAN,
biasanya digunakan untuk menghubungkan antara komputer dengan switch. Access
link ini menggunakan port switch yang sudah terkonfigurasi. Mendukung teknologi
Ethernet biasa (10 Mbps) sampai Fast Ethernet (100 Mbps)
2. Trunk Port
Trunk port (port trunk) adalah port yang bisa membawa beberapa VLAN sekaligus.
Pada trunk port, frame-nya adalah tagged. Artinya akan ada penambahan VLAN tag
pada ethernet frame jika keluar melalui port ini. Hal ini dikarenakan pada umumnya trunk
port di switch terhubung ke perangkat layer 3 (router, firewall, dan lain-lain). Jadi ethernet
frame yang keluar lewat trunk port di switch dan mengarah ke router akan di tag agar router
tahu traffic tersebut datang dari VLAN berapa. Dalam VLAN trunking, hal ini dikenal
sebagai tagged frames atau tagged VLAN.
Trunk link diambil dari sistem telepon yang dapat mengangkut beberapa percakapan
sekaligus (multiple conversation). Digunakan untuk menghubungkan switch dengan switch
lain, switch dengan router, switch dengan server. Port telah dilalui berbagai VLAN, tidak
hanya sebuah VLAN. Mendukung teknologi fast (100 Mbps) sampai Gigabit (1000
Mbps). Trunk link biasanya dihubungkan dengan network backbone berkecepatan tinggi.
Trunk link dapat digunakan oleh 1005 buah VLAN pada saat bersamaan. Ada 4 Tipe
Trunk Link, diantaranya:
1) IEEE 802.10
2) IEEE 802.1Q
3) Inter-Switch Link(ISL)
4) LAN Emulation(LANE)
3. Voice Port
Voice port (port voice) adalah port yang hanya bisa dilewati oleh jalur dengan mode voice.
Jadi port tersebut dapat digunakan menggunakan ip phone, sebelum
mengkonfigurasikan pertama harus mengkonfigurasikan VLAN voice terlebih dahulu
dan baru VLAN data.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 98
c) VLAN ID
Untuk memberi identitas sebuah VLAN digunakan nomor identitas VLAN yang
dinamakan VLAN ID. Digunakan untuk menandai VLAN yang terkait. Dua range VLAN
ID adalah:
1. Normal Range VLAN (1 – 1005)
Digunakan untuk jaringan skala kecil dan menengah.
1) Nomor ID 1002 s.d. 1005 dicadangkan untuk Token Ring dan FDDI VLAN.
2) ID 1, 1002 – 1005 secara default sudah ada dan tidak dapat dihilangkan.
3) Konfigurasi disimpan di dalam file database VLAN, yaitu VLAN.dat file ini
disimpan dalam memori flash milik switch.
4) VLAN trunking protocol (VTP), yang membantu manajemen VLAN, hanya
dapat bekerja pada normal range VLAN dan menyimpannya dalam file database
VLAN.
2. Extended Range VLANs (1006 – 4094)
Memungkinkan para service provider untuk memperluas infrastrukturnya kepada
konsumen yang lebih banyak. Dibutuhkan untuk perusahaan skala besar yang
membutuhkan jumlah VLAN lebih dari normal. Memiliki fitur yang lebih sedikit
dibandingakn VLAN normal range.
1) Disimpan dalam NVRAM (file running configuration).
2) VTP tidak bekerja di sini.
d) Perbedaan LAN dengan VLAN
Sebelum memahami Virtual LAN, suatu pengertian khusus mengenai definisi suatu
LAN diperlukan. Sebuah LAN meliputi semua piranti jaringan yang berada pada satu broadcast
domain. Suatu broadcast domain meliputi sekelompok piranti jaringan yang terhubung dalam
suatu jaringan LAN yang bisa mengirim frame broadcast, dan semua piranti lainnya dalam satu
segmen LAN yang sama akan menerima salinan frame broadcast tersebut. Jadi bisa dikatakan
bahwa suatu jaringan LAN dan suatu broadcast domain pada prinsipnya adalah hal yang sama.
Tanpa VLAN, sebuah switch akan memperlakukan semua interface pada switch
tersebut berada pada broadcast domain yang sama – dengan kata lain, semua piranti yang
terhubung ke switch berada dalam satu jaringan LAN. Dengan adanya VLAN, sebuah switch
bisa mengelompokkan satu atau beberapa interface (baca port) berada pada suatu VLAN
sementara interface lainnya berada pada VLAN lainnya. Jadi pada dasarnya, switch membentuk
beberapa broadcast domain. Masing-masing broadcast domain yang dibuat oleh switch ini disebut
virtual LAN.
e) Keuntungan dan Kerugian VLAN
Beberapa keuntungan penggunaan VLAN antara lain:

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 99
1. Security – keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena segmennya
bisa dipisah secara logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya.
2. Cost reduction – penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade
perluasan network yang bisa jadi mahal.
3. Higher performance – pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok
broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet yang
tidak dibutuhkan dalam jaringan.
4. Broadcast storm mitigation – pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan
mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm. Hal
ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain.
5. Improved IT staff efficiency – VLAN memudahkan manajemen jaringan karena
pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen
yang sama.
6. Simpler project or application management – VLAN menggabungkan para
pengguna jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan
menangani permasalahan kondisi geografis.
Kerugian VLAN
1. User tidak bisa berpindah - pindah VLAN.
2. Membutuhkan biaya yang mahal
b. Menganalisis Jenis VLAN Berdasarkan Membership
Dynamic VLAN Membership, lawan dari static VLAN, yang tidak memerlukan administrator
jaringan secara manual menetapkan setiap switchport VLAN tertentu. Tetapi sebaliknya, sebuah
server pusat yang disebut VLAN Membership Policy Server (VMPS) digunakan untuk menangani
konfigurasi port setiap switch berpartisipasi dalam jaringan VLAN. VMPS bisai berjalan CatOS
switch cisco (cisco catalyst 4000 dan seterusnya) atau perangkat lunak OpenVMPS gratis di Linux/Unix
atau FreeRadius atau FreeNAC. Dengan VMPS, VLAN ditugaskan secara dinamis untuk switchports
berdasarkan MAC address. Sumber perangkat yang terhubung ke switchport tersebut. Server VMPS
berisi database dari semua workstation MAC address, bersama dengan yang terkait VLAN MAC
address harus dimiliki. Ketika bergerak akhir-stasiun dari sebuah port pada switch A dalam jaringan
ke port pada switch B dalam jaringan, switch B dinamis memberikan port baru pada VLAN yang tepat
untuk itu "end-station".

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 100
Gambar 3.1 VLAN Membership
Switch bertindak sebagai klien untuk VMPS dan berkomunikasi melalui VLAN Query Protocol
(VQP) (hanya protokol cisco) pada port UDP 1589. The VMPS menerima permintaan VQP dari
beralih klien, akan mencari perusahaan database pemetaan MAC address-to-VLAN dan memberikan
switchport a VLAN berdasarkan pemetaan.VMPS Mode. Server VMPS dapat berupa salah satu dari
dua mode-secure dan open mode. Respon terhadap permintaan VQP didasarkan pada pemetaan address
MAC-to-VLAN dan apakah server di secure atau open mode. Ada salah satu dari 4 jenis respon dari
server VMPS ke VQP request allow, deny, shutdown dan wrong_domain.
1. Jika MAC address dalam database VMPS, server (baik open atau mode secure) merespon dengan
nama VLAN yang sesuai untuk itu.
2. Jika MAC address tidak dalam database VMPS, respon dari server tergantung pada jenis mode
3. Jika VMPS dalam mode open, akan meresponnya dengan akses-ditolak kepada nasabah dan
terus untuk memblokir lalu lintas dari MAC address pada port
4. Jika VMPS dalam mode secure, itu respon dengan shutdown kepada nasabah dan menutup port
switch ke bawah.

Gambar 3.2 VLAN VMPS Server


MAC address dari stasiun end 00:22:19: DF: 92:52. Hal ini terhubung ke switch. Switch
memberikan suatu VLAN ke port berdasarkan MAC address dari stasiun akhir setelah
berkomunikasi dengan server VMPS.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 101
Gambar 3.3 Mac Address VMPS Server
Diagram di atas bekerja sebagai tujuan untuk membantu kita memahami hubungan
pemetaan yang ada di server VMPS. Seperti ditunjukkan, setiap alamat MAC, yang diterjemahkan
ke host pada jaringan, dipetakan ke VLAN, yang memungkinkan host ini untuk bergerak di dalam
jaringan, menghubungkan ke switch yang merupakan bagian dari jaringan VMPS dan memelihara
konfigurasi VLAN-nya.
Sekarang Anda dapat mulai membayangkan beban kerja awal terlibat ketika
mengkonfigurasi server VMPS untuk jaringan lebih dari 300 workstation :). Sebagai salah satu
harapkan, model di atas bekerja sangat baik dan juga mengharuskan switch yang akan terus-menerus
kontak dengan server VMPS, meminta informasi konfigurasi setiap host terhubung ke sebuah switch
yang berpartisipasi dalam jaringan VLAN. Tentu saja, ada banyak informasi lagi yang bisa kita
gunakan untuk mengkonfigurasi database VMPS, tapi kami tidak akan mencakup yang baru saja
belum.
Seperti semua layanan jaringan yang ditawarkan, cisco telah dirancang dengan cerdik model
ini menjadi seperti yang fleksibel dengan jaringan kami mungkin memerlukan. Sebagai contoh,
Anda dapat terhubung lebih dari satu host pada satu port dikonfigurasi secara dinamis, selama semua
host adalah bagian dari VLAN yang sama: Konfigurasi VMPS pada switch cisco bertindak sebagai
klien membutuhkan ip address dari server VMPS menggunakan vmps server <ip address > [primary].
Kata kunci utama digunakan untuk menentukan preferensi. Berdasarkan perbedaan pemberian
membership VLAN terbagi menjadi lima, yaitu:
1. Port based: Dengan melakukan konfigurasi pada port dan memasukkannya pada kelompok
VLAN sendiri. Apabila port tersebut akan dihubungkan dengan beberapa VLAN maka
port tersebut harus berubah fungsi menjadi port trunk (VTP).
2. MAC based: Membership atau pengelompokan pada jenis ini didasarkan pada MAC
Address. Tiap switch memiliki tabel MAC Address tiap komputer beserta kelompok VLAN
tempat komputer itu berada.
3. Protocol based: Karena VLAN bekerja pada layer 2 (OSI) maka penggunaan protokol (IP
dan IP Extended) sebagai dasar VLAN dapat dilakukan.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 102
4. IP Subnet Address based: Selain bekerja pada layer 2, VLAN dapat bekerja pada layer 3,
sehingga alamat subnet dapat digunakan sebagai dasar VLAN.
5. Authentication based: Device atau komputer bisa diletakkan secara otomatis di dalam
jaringan VLAN yang didasarkan pada autentifikasi user atau komputer menggunakan protokol
802.1x.
c. Mengindentifikasi Metode Konfigurasi VLAN
a) VLAN Trunking
Trunking adalah sebuah konsep dimana sistem komunikasi dapat menyediakan akses
jaringan untuk banyak client dengan berbagi satu set garis atau frekuensi, tidak memberikan
secara individu.

Gambar 3.3 Mac Address VMPS Server


1. Virtual Trunking Protocol (VTP)
VLAN Trunking Protocol (VTP) adalah cisco protokol khusus yang menyebar definisi
Virtual Local Area Network (VLAN) pada jaringan area lokal secara keseluruhan. Untuk
melakukan ini, VTP membawa informasi VLAN untuk semua switch dalam domain VTP.
Iklan VTP dapat dikirim melalui 802.1Q dan ISL batang. VTP tersedia di sebagian besar cisco
catalyst produk family. Menggunakan VTP, setiap beralih catalyst keluarga mengiklankan
berikut pada batang port, sebagai berikut:
1) Manajemen domain
2) Nomor revisi konfigurasi
3) VLAN dikenal dan parameter spesifik mereka
Pada cisco devices, vtp (VLAN Trunking Protocol) mempertahankan konsistensi
konfigurasi VLAN di satu Layer 2 jaringan. VTP menggunakan Layer 2 frame untuk
mengelola penambahan, penghapusan, dan nama dari VLAN dari switch dalam mode VTP
klien. VTP bertanggung jawab untuk sinkronisasi informasi VLAN dalam satu domain VTP
dan mengurangi kebutuhan untuk mengkonfigurasi informasi VLAN yang sama pada setiap
beralih sehingga meminimalkan kemungkinan inkonsistensi konfigurasi yang muncul jika ada
perubahan. Suatu VTP memiliki beberapa komponen penting dalam penggunaanya.
Komponen tersebut yaitu sebagai berikut:
1) VTP domain
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 103
Tujuan utama penerapan VTP adalah memudahkan pengaturan switch sehingga
dapat diatur sebagai suatu grup VTP domain dimana merupakan sekelompok switch
yang saling berbagi informasi VTP
2) VTP mode
VTP mode yang digunakan pada switch akan menentukan bagaimana suatu switch
beriteraksi dengan switch VTP lainnya dalam satu domain. Terdapat tiga mode dalam
VTP, yaitu:
VTP server
VTP server memiliki akses penuh atas pembuatan VLAN atau pengubahan
pada domain mereka.
VTP client
VTP client hanya memiliki akses untuk memodifikasi konfigurasi VLAN pada
dirinya sendiri.
VTP Transparent
Switch yang berada dalam mode transparent tidak berpartisipasi dalam VTP.

Gambar 3.4 Virtual Trunking Protocol


Fungsi dari VTP yaitu memudahkan jaringan untuk mengakomodir dan network
administrator dalam mengelola VLAN yang bersekala besar yang telah di konfigurasi oleh
internetwork switch.
VTP (VLAN Trunking Protocol) memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Konfigurasi VLAN konsistensi di jaringan layer 2
2) Distribusi dinamis VLAN menambahkan seluruh jaringan
3) Plug-and-play konfigurasi saat menambahkan VLAN baru
4) Konfigurasi VLAN yang lebih stabil di semua switch network
5) Pengirim VLAN-advertisment terjadi hanya di trunk-port
6) Menambahkan VLAN secara plug-and-play
7) Trunking dan monitoring VLAN yang akurat
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 104
2. Inter-VLAN Routing
Satu VLAN adalah satu broadcast domain, sehingga satu buah komputer di sebuah
VLAN tidak dapat terkoneksi dengan komputer yang berbeda VLAN. Agar komputer yang
berbeda VLAN dapat terkoneksi maka dibutuhkan perangkat layer 3 yaitu router. Persyaratan
router yang dapat dipakai untuk routing VLAN adalah router tersebut harus bisa dibuat trunking
ke switch. Oleh karena itu, router-nya harus tersedia interface fastethernet, selain itu IOS untuk
router tersebut juga harus mendukung trunking. Cirinya adalah interface-nya bisa dibuat
subinterface, dan mendukung enkapsulasi ISL serta DOT1Q. Inter-VLAN routing adalah proses
mem-forward traffic network dari satu VLAN ke VLAN lain menggunakan router. VLAN
diasosiasikan dengan ip subnet yang unik pada network. Konfigurasi subnet akan memfasilitasi
proses routing pada lingkungan beberapa VLAN. Ketika kita menggunakan router untuk
memfasilitasi inter-VLAN routing, interface pada router dapat dihubungkan dengan VLAN
yang berbeda. Setiap device pada VLAN tersebut mengirimkan traffic melalui router untuk
mencapai VLAN lain.
Inter-VLAN routing secara tradisional mengharuskan beberapa interface physical pada
kedua router dan switch. Bagaimanapun juga, tidak semua konfigurasi inter-VLAN routing
mengharuskan beberapa physical interface. Beberapa router software memperbolehkan
konfigurasi router sebagai link trunk. Hal ini membuka kemungkinan terjadinya inter-VLAN
routing. Router on a stick adalah salah satu jenis konfigurasi router yang mana sebuah interface
physical me-routing traffic antara beberapa VLAN pada network.

Gambar 3.5 Topologi Inter-VLAN


3. Access Control List
ACL (Access Control List) merupakan metode selektivitas terhadap packet data yang
akan dikirimkan pada alamat yang dituju. Secara sederhana ACL dapat kita ilustrasikan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 105
seperti halnya sebuah standard keamanan. Hanya packet yang memiliki kriteria yang sesuai
dengan aturan yang diperbolehkan melewati gerbang keamanan, dan bagi packet yang tidak
memiliki kriiteria yang sesuai dengan aturan yang diterapkan, maka paket tersebut akan
ditolak. ACL dapat berisi daftar ip address, MAC address, subnet, atau port yang diperbolehkan
maupun ditolak untuk melewati jaringan. Access control list memiliki 2 jenis, yaitu:
1) Standard access control list
2) Extended access control list
b) VLAN Tagging
IEEE 802.1Q , atau VLAN Tagging, adalah sebuah jaringan yang ditulis oleh standar
IEEE 802.1 mengizinkan beberapa workgroup bridge jaringan untuk berbagi transparan link
jaringan fisik yang sama tanpa kebocoran informasi antara jaringan. IEEE 802.1Q bersama
dengan bentuk singkat dot1q biasanya digunakan untuk merujuk pada enkapsulasi protokol yang
digunakan untuk menerapkan mekanisme ini melalui ethernet jaringan.
IEEE 802.1Q mendefinisikan arti dari sebuah Virtual LAN (VLAN) yang berkaitan
dengan model konseptual tertentu yang mendukung bridging pada lapisan MAC dan pohon
802.1D spanning IEEE protokol. IEEE 802.1Q mendefinisikan arti dari sebuah Virtual LAN
(VLAN) yang berkaitan dengan model konseptual tertentu yang mendukung bridging pada
lapisan MAC dan ke 802.1D IEEE protokol spanning tree. Protokol ini memungkinkan untuk
setiap VLAN untuk berkomunikasi dengan satu sama lain dengan menggunakan sebuah switch
dengan kemampuan lapisan-3, atau router. Protokol ini memungkinkan untuk setiap VLAN
untuk berkomunikasi dengan satu sama lain dengan menggunakan sebuah saklar dengan
lapisan-3 kemampuan, atau roouter.
Trunking VLAN dengan 802.1Q jika menggunakan VLAN dalam jaringan yang
mempunyai beberapa switch yang saling berhubungan antar VLAN, maka dibutuhkan VLAN
trunk. Switch memerlukan cara untuk mengidentifikasi VLAN dari mana frame tersebut dikirim
saat mengirim sebuah frame ke switch lain. VLAN trunking mengizinkan switch memberikan
tagging setiap frame yang dikirim antar switch sehingga switch penerima mengetahui termasuk dari
VLAN mana frame tersebut dikirim. Beberapa VLAN yang mempunyai lebih dari satu switch
dapat didukung dengan adanya VLAN trunking. Ilustrasi: misal, saat switch1 menerima sebuah
broadcast dari sebuah piranti didalam VLAN1, ia perlu meneruskan broadcast ke switch B.
Sebelum mengirim frame, switch A menambahkan sebuah header kepada frame ethernet aslinya;
header baru tersebut mengandung informasi VLAN didalamnya. Saat switch B menerima frame
tersebut, ia mengetahui dari header-nya bahwa frame tersebut berasal dari piranti pada VLAN1,
maka switch B mengetahui bahwa ia seharusnya meneruskan broadcast frame hanya kepada port 2
pada VLAN1 saja dari switch tersebut. Switch yang mendukung dua VLAN trunking protokol
yang berbeda, inter-switch link (ISL) dan IEEE 802.1Q. Encapsulation: proses transmisi lalu lintas

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 106
jaringan yang menggunakan satu protokol jaringan dengan mengemasnya ke dalam protokol
jaringan lain
d. Mengkonfigurasi Jaringan VLAN
a) Memberi nama VLAN dan VLAN ID
Perintahnya:
Switch#enable
Switch#vlan database
% Warning: It is recommended to configure VLAN from config mode, as VLAN
database mode is being deprecated. Please consult user documentation for
configuring VTP/VLAN in config mode.
Switch(vlan)#vlan 10 name admin
VLAN 10 added:
Name: admin
Switch(vlan)#end
APPLY completed.
Exiting....
Switch#
Atau perintahnya:
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#name admin
Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#
Keterangan: angka “10” di atas menunjukan VLAN ID dan “admin” menunjukan nama VLAN.
b) Mengatur interface menjadi mode access, mode trunk, dan mode voice
1) Mode access
Perintahnya:
Switch(config)#interface fa0/13
Switch(config-if)#switchport mode access
Keterangan: interface “fa0/13” di atas akan dijadikan mode akses.
2) Mode trunk
Perintahnya;
Switch(config)#interface fa0/24
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Keterangan: interface “fa0/24” di atas akan dijadikan mode trunk.
3) Mode dinamis
Perintahnya;
Switch(config)#interface fa0/24
Switch(config-if)#switchport mode dynamic
Keterangan: interface “fa0/24” di atas akan dijadikan mode dinamis/otomatis memilih (.mode
access atau mode trunk)
4) Mode voice
Perintahnya:
Switch(config)#interface fa0/13
Switch(config-if)#switchport voice vlan 10

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 107
c) Mendaftarakan interface ke VLAN yang telah dibuat
Perintahnya
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#interface fa0/13
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#end
Keterangan: “fa0/13” adalah interface yang akan didaftarkan ke VLAN ID ”10”
Tapi jika kalian ingin mendaftarkan interface ke vlan lebih dari satu interface, maka perintahnya:
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#interface range fa0/13-16
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config-if)#exit
Keterangan: “fa0/13-16” adalah interface fa0/13 samapai dengan fa0/16 yang akan
didaftarkan ke VLAN ID ”10”
d) Mengatur VTP mode
1) VTP server
Perintahnya:
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#vtp domain SVR-LABTKJ
Switch(config)#vtp mode server
Switch(config)#vtp ver 2
Switch(config)#vtp pass labtkj
Switch(config)#end
Keterangan: “SVR-LABTKJ” adalah yang nantinya menjadi nama domain dari VTP
server versi 2 dengan password “labtkj”.
2) VTP client
Perintahnya:
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#vtp domain SVR-LABTKJ
Switch(config)#vtp mode client
Switch(config)#vtp ver 2
Switch(config)#vtp pass labtkj
Switch(config)#end
3) VTP transparent
Perintahnya:
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#vtp domain SVR-LABTKJ
Switch(config)#vtp mode transparent
Switch(config)#vtp ver 2
Switch(config)#vtp pass labtkj
Switch(config)#end
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 108
e) Mengatur inter-VLAN routing
Perintahnya:
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0.10
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10
Router(config-subif)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
Router(config-subif)#exit
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Keterangan: “fa0/0.10” adalah yang nantinya menjadi interface yang terhubung ke trunk,
angka “10” menunjukan VLAN ID, dan “192.168.1.254 255.255.255.0” menunjukan
alamat ip address untuk interface fa0/0.10
f) Mengatur access control list
Perintahnya:
Router#conf t
Router(config)#access-list 50 deny 192.168.1.0 0.0.0.255
Router(config)#access-list 50 permit any
Router(config)#end
Keterangan: berfungsi untuk memblok koneksi dari jaringan 192.168.1.0/24 ke jaringan
lain.
e. Permasalahan dan Perbaikan Hasil konfigurasi VLAN
Dalam melakukan perbaikan konfigurasi VLAN tentu kita harus dapat mengetahui
permasalahan VLAN tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Prosedur dan teknik pemeriksaan permasalahan pada VLAN sama dengan prosedur dan
teknik pemeriksaan pada jaringan komputer biasa yaitu:
1) Pastikan perangkat jaringan komputer sudah berfungsi semua, seperti pada router switch,
perhatikan lampu indikator pada masing-masing perangkat jaringan komputer.
2) Pastikan kabel sudah terpasang dengan benar.
3) Apabila perangkat jaringan sudah berfungsi, maka lakukan ping atau cek pada bagian sistem,
apakah ada perubahan IP atau IP konflik.
4) Cek pada konfigurasi router, apakah ada perubahan pengaturan atau tidak.
5) Pastikan kabel dan port switch dalam kondisi baik. Selalu mulai prosedur pemeriksaan dengan
memeriksa sambungan fisik. Periksa kabel apakah masih bekerja dengan baik. Periksa LED
pada switch port untuk memastikan bahwa layer 1 bekerja dengan baik
6) Periksa konfigurasi interface pada switch. User dapat menggunakan perintah [interface name-
number] untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan pada CRC ataupun late collision. Error
ini biasa terjadi jika terdapat kabel atau NIC yang rusak, bisa juga disebabkan karena
ketidakcocokan duplex dengan perangkat yang terpasang.
7) Jika 2 host tidak dapat melakukan komunikasi, periksa apakah kedua host tersebut berada
dalam VLAN yang sama. Jika mereka berada pada VLAN yang berbeda, dibutuhkan router
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 109
agar kedua host tersebut dapat saling berkomunikasi. Jika host tidak dapat tersambung ke
switch, pastikan bahwa host tersebut memiliki subnet yang sama dengan switch pada VLAN.
8) Melihat konfigurasi VLAN
a. Show vlan
Menampilkan daftar terperinci dari semua VLAN dan nama saat ini yang aktif di switch
bersama dengan port yang terkait. Berikut adalah perintahnya:
Switch>show vlan
Switch#show vlan
Switch(config)#do show vlan
b. Show vlan brief
Menampilkan daftar ringkas yang hanya menampilkan aktif VLAN dan port yang
terkait. Berikut adalah perintahnya:
Switch>show vlan brief
Switch#show vlan brief
Switch(config)#do show vlan brief
c. Show ip int brief
Berikut adalah perintahnya:
Switch>show ip int brief
Switch#show ip int brief
Switch(config)#do show ip int brief
d. Show vlan id “id_number”
Berikut adalah perintahnya:
Switch>show vlan id 10
Switch#show vlan id 10
Switch(config)#do show vlan id 10
e. Show vlan name “nama_vlan”
Berikut adalah perintahnya:
Switch>show vlan name admin
Switch#show vlan name admin
Switch(config)#do show vlan name admin
Keterangan “admin” adalah nama dari VLAN-nya.
f. Show int fa…/… switchport
Berikut adalah perintahnya:
Switch>show int fa0/13 switchport
Switch#show int fa0/13 switchport
Switch(config)#do show int fa0/13 switchport
g. Show int trunk
Berikut adalah perintahnya:
Switch>show int trunk
Switch# show int trunk
Switch(config)#do show int trunk

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 110
h. Menghapus VLAN
Perintahnya:
Switch>en
Switch#no vlan 10
Atau perintahnya:
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#no vlan 10
Keterangan: angka “10” di atas menunjukan VLAN ID
i. Memisahkan atau mengeluarkan port dari VLAN
Perintahnya:
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#int fa0/1
Switch(config-if)#no switchport access vlan 10
Keterangan: angka “10” di atas menunjukan VLAN ID, “fa0/1” interface yang akan
dikeluarkan dari VLAN ID “10”
2. Perbaikan VLAN
Biasanya tindakan preventif dan solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang
terjadi pada switch adalah:
1) Pastikan grounding listrik pada sistem kelistrikan sesuai standar yang berlaku.
2) Pastikan kualitas dan beban koneksi yang dipikul oleh switch tidak boleh melampaui
kemampuan switch, biasanya ini tergantung pada struktur jaringan
3) Suhu ruangan di mana switch ditmapatkan harus cukup dingin, sehingga membuat switch
tidak kepanasan dan gampang hang.
4) Sesekali switch yang di reset, dimatikan beberapa saat lalu dinyalakan kembali
5) Cek koneksi kabel dan juga konektor, pastikan dalam kondisi yang baik dan tidak rusak
atau mengalami short karena tergigit tikus
6) Apabila memungkinkan, sumber listrik untuk switch dilengkapi dengan UPS.
Pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan dan konektifitas jaringan merupakan tindakan
pengecekan ulang kembali dari proses paling awal yakni:
1) Memastikan port kabel dan switch masih bagus
2) Memeriksa pemasangan NIC / kartu jaringan / LAN Card apakah telah terpasang dengan
baik atau tidak
3) Memeriksa pemasangan konektor kabel pada hub/switch atau konektor lain tidak mengalami
short atau open
4) Pemasangan konektor tidak longgar
5) Setting dan konfigurasi kartu jaringan secara software telah benar sesuai dengan ketentuan
6) Periksa konfigurasi interface pada switch. Gunakan perintah : show interface
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 111
7) Jika dua host tidak dapat berkomunikasi, maka periksa apakah mereka dalam VLAN yang
sama. Jika berada dalam VLAN yang berbeda, periksa router dan konfigurasinya.
8) Permasalahan yang sering terjadi pada VLAN yaitu terletak pada switch, konfigurasi VLAN
Trunking, konfigurasi VTP, Inter-VLAN Routing, dan lain-lain.
9) Masalah pada switch interface, seperti interface down atau jaringan tidak terhubung secara fisik,
secara fisik up tetapi protocol layer 2 down. Gunakan perintah : show controllers
10) Interface secara administrative mengalami down. Periksa verifikasi interface beropersai dengan
perintah : no shutdown
11) Masalah terjadinya flapping pada interface di set port untuk access-only mode. Gunakan perintah
show running-config, dan pastikan semuanya sudah benar.
12) Pastikan pengaturan trunking pada kedua ujung link sama. Dan perhatikan penggunaan ISL
trunking atau 802.1Q trunking.

D. Praktikum
1. Percobaan: Membuat VLAN
A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 4 buah
2) Switch 2960 atau Switch 2950 1 buah
B. Prosedur Kerja
a. Topologi jaringan

Gambar 3.6 Topologi VLAN


b. Tugas praktikum
a) Akses switch langsung di CLI
b) Isi ip address dan alamat gateway masing-masing PC
c) Mengatur hostname switch menjadi “SW-Lantai-1”
d) Mengatur password switch dengan “labtkj”
e) Mengatur banner MOTD dengan “Silahkan Menghubungi Admin”

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 112
f) Membuat VLAN 10 Administrator dan VLAN 20 Guru
g) Mendaftarkan interface fa0/1 dan fa0/2 ke VLAN 10
h) Mendaftarkan interface fa0/3 dan fa0/4 ke VLAN 20
i) Melakukan pemeriksaan pada VLAN
C. Konfigurasi Tugas Praktikum
a) Akses switch langsung di CLI
Klik pada switch > tab CLI, dan switch siap untuk di konfigurasi
b) Isi ip address dan alamat gateway masing-masing PC
Klik pada PC > tab Desktop > IP Configuration > isi ip address
Nama IP Address Subnetmask Gateway
PC0 192.168.1.1 255.255.255.192 192.168.1.62
PC1 192.168.1.2 255.255.255.192 192.168.1.62
PC2 172.16.1.1 255.255.255.192 172.16.1.62
PC3 172.16.1.1 255.255.255.192 172.16.1.62
c) Mengatur hostname switch menjadi “SW-Lantai-1”
Ketikan perintah dibawah ini pada CLI switch
Switch>enable (bisa disingkat en)
Switch#configure terminal (bisa disingkat conf t)
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SW-Lantai-1 (bisa disingkat hostn)
SW-Lantai-1(config)#exit
SW-Lantai-1#
d) Mengatur password switch dengan “labtkj”
Ketikan perintah dibawah ini pada CLI switch
SW-Lantai-1(config)#enable password labtkj
SW-Lantai-1(config)#exit
SW-Lantai-1#
e) Mengatur banner MOTD dengan “Silahkan Menghubungi Admin”
Ketikan perintah dibawah ini pada CLI switch
SW-Lantai-1(config)#banner motd #Silahkan Menghubungi Admin#
SW-Lantai-1(config)#exit
SW-Lantai-1#
f) Membuat VLAN 10 Administrator dan VLAN 20 Guru
Ketikan perintah dibawah ini pada CLI switch
SW-Lantai-1>enable
SW-Lantai-1#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
SW-Lantai-1(config)#vlan 10
SW-Lantai-1(config-vlan)#name Administrator
SW-Lantai-1(config-vlan)#exit
SW-Lantai-1(config)#vlan 20
SW-Lantai-1(config-vlan)#name Guru
SW-Lantai-1(config-vlan)#exit
g) Mendaftarkan interface fa0/1 dan fa0/2 ke VLAN 10
Ketikan perintah dibawah ini pada CLI switch
SW-Lantai-1(config)#interface range fa0/1-2
SW-Lantai-1(config-if-range)#switchport mode access
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 113
SW-Lantai-1(config-if-range)#switchport access vlan 10
SW-Lantai-1(config-if-range)#exit
h) Mendaftarkan interface fa0/3 dan fa0/4 ke VLAN 20
Ketikan perintah dibawah ini pada CLI switch
SW-Lantai-1(config)#interface range fa0/3-4
SW-Lantai-1(config-if-range)#switchport mode access
SW-Lantai-1(config-if-range)#switchport access vlan 20
SW-Lantai-1(config-if-range)#exit
i) Melakukan pemeriksaan pada VLAN
Ketikan perintah dibawah ini pada CLI switch
SW-Lantai-1#show vlan
SW-Lantai-1#show vlan brief
SW-Lantai-1#show ip interface brief
SW-Lantai-1#show vlan id 10
SW-Lantai-1#show vlan name Guru
SW-Lantai-1#show interface fa0/1 switchport
Catatan ada beberapa perintah yang bisa disingkat/diringkas dalam penulisannya,
seperti:
show sh
vlan vl
interface int
switchport sw
exit ex
range ra

D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum


Lakukanlah pengujian dari hasil konfigurasimu. Pengujian bias menggunakan perintah ping
melalui command prompt pada aplikasi. Ujilah salah satu ip address! Tulis bagaimana hasilnya!
Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian konfigurasi VLAN, cobalah untuk memberikan analisisnya!


Hasil Analisis:

E. Kesimpulan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 114
F. Latihan

Gambar 3.7 Topologi VLAN Latihan


Tabel konfigurasi
VLAN ID 30 Nama LAB-TKJ-A, server0 sebagai server dhcp bagi VLAN LAB-TKJ-A
Device Interface IP Address Switch Interface
PC A01 : NIC / Fa0 DHCP Client Fa0/1
PC A02 : NIC / Fa0 DHCP Client Fa0/2
PC A03 : NIC / Fa0 DHCP Client Fa0/3
PC A04 : NIC / Fa0 DHCP Client Fa0/4
Server0 : NIC / Fa0 192.168.1.1/24 Fa0/5
DHCP Pool : star ip : 192.168.1.2 end ip : 192.168.1.6 gateway : 192.168.1.254 max user : 5
VLAN ID 40 Nama LAB-TKJ-B, server1 sebagai server dhcp bagi VLAN LAB-TKJ-B
PC B01 : NIC / Fa0 DHCP Client Fa0/11
PC B02 : NIC / Fa0 DHCP Client Fa0/12
PC B03 : NIC / Fa0 DHCP Client Fa0/13
PC B04 : NIC / Fa0 DHCP Client Fa0/14
Server1 : NIC / Fa0 172.16.10.1/24 Fa0/15
DHCP Pool : star ip : 172.16.10.2 end ip : 172.16.10.6 gateway : 172.16.10.254 max user : 5
Tugas Praktik
1. Buatlah topologi seperti di atas!
2. Silahkan anda berlatih untuk mengkonfigurasi jaringan VLAN sesuai dengan tabel konfigurasi!
3. Lakukan pengujian VLAN beserta DHCP server!
Catatan:

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 115
2. Percobaan: Membuat VLAN Trunking
A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 8 buah
2) Switch 2960 atau Switch 2950 2 buah
B. Prosedur Kerja
a. Topologi Jaringan

Trunk
Link

Gambar 3.8 Topologi VLAN Trunking


b. Tugas Praktikum
a) Akses switch langsung di CLI
b) Isi ip address dan alamat gateway masing-masing PC
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 116
c) Mengatur hostname switch0 menjadi “SW-Lantai-1”
d) Mengatur hostname switch1 menjadi “SW-Lantai-2”
e) Mengatur password SW-Lantai-1 dan SW-Lantai-2 dengan “labtkj”
f) Mengatur banner MOTD dengan “Silahkan Menghubungi Admin” untuk kedua switch
g) Membuat VLAN 10 Administrator, VLAN 20 Guru, dan VLAN 99 Native pada
kedua switch
h) Mendaftarkan interface fa0/1 dan fa0/2 ke VLAN 10 pada kedua switch
i) Mendaftarkan interface fa0/3 dan fa0/4 ke VLAN 20 pada kedua switch
j) Mendaftarkan port interface fa0/24 menjadi mode trunk
k) Melakukan pemeriksaan pada VLAN
C. Konfigurasi Tugas Praktikum
a) Akses switch langsung di CLI
Klik pada switch > tab CLI, dan switch siap untuk di konfigurasi
b) Isi ip address dan alamat gateway masing-masing PC
Klik pada PC > tab Desktop > IP Configuration > isi ip address
Nama IP Address Subnetmask Gateway
PC0
PC1
PC2
PC3
PC4
PC5
PC6
PC7
c) Mengatur hostname switch0 menjadi “SW-Lantai-1”
Silahkan praktikan dan tulis perintahnya!

d) Mengatur hostname switch1 menjadi “SW-Lantai-2”


Silahkan praktikan dan tulis perintahnya!

e) Mengatur password SW-Lantai-1 dan SW-Lantai-2 dengan “labtkj”


Silahkan praktikan dan tulis perintahnya!

Silahkan praktikan dan tulis perintahnya!

f) Mengatur banner MOTD dengan “Silahkan Menghubungi Admin” untuk kedua switch
Silahkan praktikan dan tulis perintahnya!
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 117
Silahkan praktikan dan tulis perintahnya!

g) Membuat VLAN 10 Administrator, VLAN 20 Guru, VLAN 99 Native pada kedua switch
Silahkan praktikan dan tulis perintahnya! (SW-Lantai-1)

Silahkan praktikan dan tulis perintahnya! (SW-Lantai-21)

h) Mendaftarkan interface fa0/1 dan fa0/2 ke VLAN 10 pada SW-Lantai-1 pada kedua switch
Silahkan praktikan dan tulis perintahnya! (SW-Lantai-1)

Silahkan praktikan dan tulis perintahnya! (SW-Lantai-21)

i) Mendaftarkan interface fa0/3 dan fa0/4 ke VLAN 20 pada SW-Lantai-1 pada kedua switch
Silahkan praktikan dan tulis perintahnya! (SW-Lantai-1)

Silahkan praktikan dan tulis perintahnya! (SW-Lantai-21)

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 118
j) Mendaftarkan interface fa0/24 menjadi mode trunk pada kedua switch
Silahkan praktikan dan tulis perintahnya!

k) Melakukan pemeriksaan pada VLAN


Ketikan perintah dibawah ini pada CLI switch
SW-Lantai-1#show vlan
SW-Lantai-1#show vlan brief
SW-Lantai-1#show ip interface brief
SW-Lantai-1#show vlan id 10
SW-Lantai-1#show vlan name Guru
SW-Lantai-1#show interface fa0/24 switchport
D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum
Lakukanlah pengujian dari hasil konfigurasimu. Pengujian bisa menggunakan perintah ping
melalui command prompt pada aplikasi. Ujilah salah satu ip address! Tulis bagaimana hasilnya!
Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian konfigurasi VLAN Trunking, cobalah untuk memberikan


analisisnya!
Hasil Analisis:

Diskusikan bersama teman sekelasmu perbedaan VLAN dan VLAN Trunking!

E. Kesimpulan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 119
F. Latihan

Gambar 3.9 Topologi VLAN Trunking Latihan

Tugas Praktik

1. Buatlah topologi seperti di atas! 2 PC Server di atas menjadi server dhcp bagi masing-masing
VLAN!
2. Buatlah tabel konfigurasi seperti contoh pada latihan sebelumnya, sesuaikan dengan
topologi di atas!
3. Silahkan anda berlatih untuk mengkonfigurasi jaringan VLAN Trunking sesuai dengan
tabel konfigurasi!
4. Lakukan pengujian VLAN beserta DHCP server!

3. Percobaan: Membuat VLAN dengan Inter-VLAN Routing

A. Alat dan Bahan


a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 8 buah
2) Switch 2960 atau switch 2950 2 buah
3) Router 2811 atau Router 1841 1 buah

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 120
B. Prosedur Kerja
a. Topologi Jaringan

Gambar 3.10 Topologi Inter-VLAN Routing


b. Tugas Praktikum
a) Akses switch langsung di CLI
b) Isi ip address dan alamat gateway masing-masing PC
c) Mengatur hostname switch0 menjadi “SW-Lantai-1”
d) Mengatur hostname switch1 menjadi “SW-Lantai-2”
e) Mengatur password SW-Lantai-1 dan SW-Lantai-2 dengan “labtkj”
f) Mengatur banner MOTD dengan “Silahkan Menghubungi Admin” untuk kedua switch
g) Membuat VLAN 100 Administrator, VLAN 200 Guru, dan VLAN 99 Native pada
kedua switch
h) Mendaftarkan interface fa0/1 dan fa0/2 ke VLAN 10 pada kedua switch
i) Mendaftarkan interface fa0/3 dan fa0/4 ke VLAN 20 pada kedua switch
j) Mendaftarkan port interface fa0/24 menjadi mode trunk
k) Mengatur hostname router0 menjadi “RT-LAB-1” (langsung akses via CLI)
l) Mengatur password RT-LAB-1 dengan “labtkj”
m) Mengatur encapsulation dot1q pada RT-Lantai-1
n) Melakukan pemeriksaan pada VLAN
C. Konfigurasi Tugas Praktikum
Silahkan tuliskan perintah untuk tugas praktikum dari point a) sampai dengan n)!

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 121
D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum
Lakukanlah pengujian dari hasil konfigurasimu. Pengujian bisa menggunakan perintah ping
melalui command prompt pada aplikasi. Ujilah salah satu ip address! Tulis bagaimana hasilnya!
Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian konfigurasi inter-VLAN Routing, cobalah untuk memberikan


analisisnya!
Hasil Analisis:

Diskusikan bersama teman sekelasmu perbedaan inter-VLAN Routing dengan VLAN yang
lainnya yang sudah kamu pelajari!

E. Kesimpulan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 122
F. Latihan
Latihan 1

Gambar 3.11 Topologi Inter-VLAN Routing Latihan


1. Buatlah topologi seperti di atas! 2 PC Server di atas menjadi server dhcp bagi masing-masing
VLAN!
2. Buatlah tabel konfigurasi seperti contoh pada latihan sebelumnya, sesuaikan dengan
topologi di atas!
3. Silahkan anda berlatih untuk mengkonfigurasi jaringan Inter-VLAN Routing sesuai
dengan tabel konfigurasi!
4. Lakukan pengujian VLAN beserta DHCP server!
Latihan 2

Gambar 3.12 Topologi Inter-VLAN Routing Latihan


1. Buatlah topologi seperti di atas! Router di atas menjadi server dhcp bagi VLAN!
2. Buatlah tabel konfigurasi seperti contoh pada latihan sebelumnya, sesuaikan dengan
topologi di atas!
3. Silahkan anda berlatih untuk mengkonfigurasi jaringan Inter-VLAN Routing sesuai
dengan tabel konfigurasi!
4. Lakukan pengujian VLAN beserta DHCP server!
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 123
4. Percobaan: Membuat VLAN dengan Virtual Trunking Protocol (VTP)
A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 8 buah
2) Switch 2960 3 buah
3) Router 1841 1 buah
B. Prosedur Kerja
a. Topologi jaringan

Gambar 3.13 Topologi Inter-VLAN Routing Latihan


b. Tugas Praktik
a) Akses switch langsung di CLI
b) Mengatur hostname switch0 menjadi “SW-VTP-Server”
c) Mengatur hostname switch1 menjadi “SW-Lantai-1”
d) Mengatur hostname switch2 menjadi “SW-Lantai-2”
e) Mengatur password SW-VTP-Server, SW-Lantai-1 dan SW-Lantai-2 dengan “labtkj”
f) Mengatur banner MOTD dengan “Silahkan Menghubungi Admin” untuk ketiga switch
g) Mengatur VTP Server pada SW-VTP-Server dengan domain Labtkj
h) Membuat VLAN 100 Administrator, VLAN 200 Guru, dan VLAN 99 Native pada
SW-VTP-Server
i) Mendaftarkan interface fa0/2 dan fa0/3 menjadi mode trunk native 99 dan harus dilalui
VLAN ID 100 dan 200
j) Mengatur SW-Lantai-1 dan SW-Lantai 2 menjadi VTP client
k) Mendaftarkan interface fa0/3, fa0/4, fa0/13, dan fa0/14 ke VLAN 100 dan fa0/5, fa0/6,
fa0/15, dan fa0/16 ke VLAN 200 pada SW-Lantai-1 dan SW-Lantai-2

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 124
l) Mendaftarkan port interface fa0/1 menjadi mode trunk native 99 yang dapat dilalui oleh
VLAN ID 100 dan 200 pada SW-Lantai-1 dan SW-Lantai-2
m) Mengatur hostname router0 menjadi “RT-LAB-1” (langsung akses via CLI)
n) Mengatur password RT-LAB-1 dengan “labtkj”
o) Mengatur encapsulation dot1q pada RT-Lantai-1
p) Mengatur konfigurasi dhcp server pada RT-Lantai-1
q) Melakukan pemeriksaan pada VLAN
C. Konfigurasi Tugas Praktikum
a) Akses switch langsung di CLI
Klik pada switch > pilih tab CLI >
b) Mengatur hostname switch0 menjadi “SW-VTP-Server”
Switch>ena
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SW-Lantai-1
SW-VTP-Server(config)#end
c) Mengatur hostname switch0 menjadi “SW-Lantai-1”
Switch>ena
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SW-Lantai-1
SW-Lantai-1(config)#end
d) Mengatur hostname switch1 menjadi “SW-Lantai-2”
Switch>ena
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SW-Lantai-2
SW-Lantai-2(config)#end
e) Mengatur password SW-VTP-Server, SW-Lantai-1 dan SW-Lantai-2 dengan “labtkj”
SW-VTP-Server(config)#enable password labtkj
SW-VTP-Server(config)#end

SW-Lantai-1(config)#enable password labtkj


SW-Lantai-1(config)#end

SW-Lantai-2(config)#enable password labtkj


SW-Lantai-2(config)#end
f) Mengatur banner MOTD dengan “Silahkan Menghubungi Admin” untuk ketiga switch
SW-VTP-Server(config)#banner motd #Silahkan Menghubungi Admin#
SW-VTP-Server(config)#end

SW-Lantai-1(config)#banner motd #Silahkan Menghubungi Admin#


SW-Lantai-1(config)#end

SW-Lantai-2(config)#banner motd #Silahkan Menghubungi Admin#


SW-Lantai-2(config)#end
g) Mengatur VTP server pada SW-VTP-Server dengan nama domain “Labtkj.
SW-VTP-Server(config)#vtp domain Labtkj
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 125
SW-VTP-Server(config)#vtp mode server
SW-VTP-Server(config)#vtp password labtkj
SW-VTP-Server(config)#end
h) Membuat VLAN 100 Administrator, VLAN 200 Guru, dan VLAN 99 Native pada
SW-VTP-Server
SW-VTP-Server(config)#vlan 100
SW-VTP-Server(config-vlan)#name Administrator
SW-VTP-Server(config-vlan)#vlan 200
SW-VTP-Server(config-vlan)#name guru
SW-VTP-Server(config-vlan)#vlan 99
SW-VTP-Server(config-vlan)#name Native
SW-VTP-Server(config-vlan)#exit
SW-VTP-Server(config)#end

i) Mendaftarkan interface fa0/2 dan fa0/3 menjadi mode trunk native 99 dan harus dilalui oleh
VLAN ID 100 dan 200
SW-VTP-Server(config)#int fa0/2
SW-VTP-Server(config-if)#sw mo tr
SW-VTP-Server(config-if)#sw trunk native vlan 99
SW-VTP-Server(config-if)#sw trunk allowed vlan 100,200
SW-VTP-Server(config-if)#int fa0/3
SW-VTP-Server(config-if)#sw mo tr
SW-VTP-Server(config-if)#sw trunk native vlan 99
SW-VTP-Server(config-if)# sw trunk allowed vlan 100,200
j) Mengatur SW-Lantai-1 dan SW-Lantai 2 menjadi VTP client
SW-Lantai-1(config)#vtp domain Labtkj
SW-Lantai-1(config)#vtp mode client
SW-Lantai-1(config)#vtp password labtkj
SW-Lantai-1(config)#end

SW-Lantai-2(config)#vtp domain Labtkj


SW-Lantai-2(config)#vtp mode client
SW-Lantai-2(config)#vtp password labtkj
SW-Lantai-2(config)#end
k) Mendaftarkan interface fa0/3, fa0/4, fa0/13, dan fa0/14 ke VLAN 100 dan fa0/5, fa0/6,
fa0/15, dan fa0/16 ke VLAN 200 pada SW-Lantai-1 dan SW-Lantai-2
SW-Lantai-1(config)#int ra fa0/3-4
SW-Lantai-1(config-if-range)#sw mo acc
SW-Lantai-1(config-if-range)#sw acc vla 100
SW-Lantai-1(config)#int ra fa0/5-6
SW-Lantai-1(config-if-range)#sw mo acc
SW-Lantai-1(config-if-range)#sw acc vla 200

SW-Lantai-2(config)#int ra fa0/13-14
SW-Lantai-2(config-if-range)#sw mo acc
SW-Lantai-2(config-if-range)#sw acc vla 100
SW-Lantai-2(config)#int ra fa0/15-16
SW-Lantai-2(config-if-range)#sw mo acc
SW-Lantai-2(config-if-range)#sw acc vla 200
l) Mendaftarkan port interface fa0/1 menjadi mode trunk native 99 yang dapat dilalui oleh
VLAN ID 100 dan 200 pada SW-Lantai-1 dan SW-Lantai-2
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 126
SW-Lantai-1(config)#int fa0/1
SW-Lantai-1(config)#sw mo tr
SW-Lantai-1(config)#sw trunk native vlan 99
SW-Lantai-1(config)#sw trunk allowed vlan 100,200

SW-Lantai-2(config)#int fa0/1
SW-Lantai-2(config)#sw mo tr
SW-Lantai-2(config)#sw trunk native vlan 99
SW-Lantai-2(config)#sw trunk allowed vlan 100,200
m) Mengatur hostname router0 menjadi “RT-LAB-1”
Continue with configuration dialog? [yes/no]: no
Press RETURN to get started!
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname RT-LAB-1
n) Mengatur password RT-LAB-1 dengan “labtkj”
RT-LAB-1(config)#enable password labtkj
o) Mengatur encapsulation dot1q pada RT-Lantai-1
RT-LAB-1(config)#int gig0/0
RT-LAB-1(config-if)#no shutdown
RT-LAB-1(config-if)#exit
RT-LAB-1(config)#interface gig0/0.100
RT-LAB-1(config-subif)#encapsulation dot1Q 100
RT-LAB-1(config-subif)#ip address 192.168.100.62 255.255.255.192
RT-LAB-1(config)#interface gig0/0.200
RT-LAB-1(config-subif)#encapsulation dot1Q 200
RT-LAB-1(config-subif)#ip address 172.16.100.62 255.255.255.192
RT-LAB-1(config-subif)#exit
p) Mengatur konfigurasi DHCP server pada RT-Lantai-1
RT-LAB-1(config)#router rip
RT-LAB-1(config-router)#network 192.168.100.0
RT-LAB-1(config-router)#exit
RT-LAB-1 (config)#ip dhcp pool network100
RT-LAB-1 (dhcp-config)#network 192.168.100.0 255.255.255.0
RT-LAB-1 (dhcp-config)#default-router 192.168.100.62
RT-LAB-1 (dhcp-config)#exit
RT-LAB-1 (config)# router rip
RT-LAB-1(config-router)#network 172.16.100.0
RT-LAB-1(config-router)#exit
RT-LAB-1 (config)#ip dhcp pool network200
RT-LAB-1 (dhcp-config)#network 172.16.100.0 255.255.255.0
RT-LAB-1 (dhcp-config)#default-router 172.16.100.62
RT-LAB-1 (dhcp-config)#exit
RT-LAB-1 (config)#end
RT-LAB-1#write
q) Melakukan pemeriksaan pada VLAN
D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum
Lakukanlah pengujian dari hasil konfigurasimu. Pengujian bisa menggunakan perintah ping
melalui command prompt pada aplikasi. Ujilah salah satu ip address! Tulis bagaimana hasilnya!
Hasil pengujian:

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 127
Berdasarkan hasil pengujian konfigurasi VTP (Virtual Trunking Protocol), cobalah untuk
memberikan analisisnya!
Hasil Analisis:

Diskusikan bersama teman sekelasmu perbedaan Virtual Trunking Protocol dengan VLAN yang
lainnya yang sudah kamu pelajari!

E. Kesimpulan

F. Latihan

Gambar 3.14 Topologi Latihan Inter-VLAN Routing dan VTP


Tabel konfigurasi
Nama Interface Interface Switch
VLAN ID 10 (MANAGER) Fa0 Fa0/2 , full duplex
VLAN ID 20 (SALES) Fa0 Fa0/3 , full duplex
VLAN ID 30 (IT) Fa0 Fa0/5 , full duplex
1) Antar switch satu dengan yang lainnya dan dengan router diset mode trunk.
2) Interface yang menghubungkan antara laptop dan pc dengan switch diset mode access.
3) Interface yang menghubungkan antara server dengan switch diset mode access.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 128
4) Ip address untuk VTP_Client_1 dan VTP_Client_3 diisi otomatis dari DHCP server yang
dibuat pada router
5) Ip address PC dan laptop silahkan isi secara manual pada VTP_Client_2

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 129
5. Percobaan: Membuat VLAN Voice
A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 1 buah
2) End device Laptop 1 buah
3) Router 2811 1 buah
4) Switch 2960 atau 2950
5) Ip Phone 2 buah
6) Voip Adapater 1 buah
7) Analog phone 1 buah
B. Prosedur Kerja
a. Topologi Jaringan

Gambar 3.15 Topologi Voice VLAN


b. Tugas Praktikum
a) Buatlah topologi seperti diatas
b) Memasangkan adapter pada ip phone
c) Mengatur ip address untuk interface fa0/0 pada router dengan 192.168.100.1/24
d) Mengatur DHCP Server pada router
e) Mengatur Layanan Voip pada router
f) Mengatur VLAN Voice pada switch
g) Mengatur server address pada voip adapter
h) Pengujian

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 130
C. Konfigurasi Tugas Praktikum
a) Buatlah topologi seperti diatas
1) Hubungkan pc, laptop, ip phone, dan voip adapter ke switch dengan
menggunakan kabel staright.
2) Hubungkan analog phone dengan voip adapter dengan menggunakan kabel
phone.
3) Analog phone tidak mempunyai port untuk RJ-45 maka kita butuhkan perantara
voip adapter.
4) Hubungkan switch ke router dengan kabel straight.
b) Memasangkan adapter pada ip phone
1) Kita klik pada ip phone, lalu kita perhatikan ada lubang seperti berikut.

Gambar 3.16 Power IP Phone


2) Kemudian kita perhatikan pada bagian kanan bawah, disitu ada kabel seperti
ini.

Gambar 3.17 Adapter IP Phone


3) Setelah itu kita tarik kabel tersebut ke lubang yang ada diatas tadi.

Gambar 3.18 IP Power Telah Terpasang Adapter


c) Mengatur ip address untuk interface fa0/0 pada router dengan 172.16.100.1/24
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 131
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.100.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex
d) Mengatur DHCP Server pada router
Router(config)#
Router(config)#ip dhcp pool voice
Router(dhcp-config)#network 192.168.100.0 255.255.255.0
Router(dhcp-config)#default-router 192.168.100.1
Router(dhcp-config)#option 150 ip 192.168.100.1
Router(dhcp-config)#ex
Router(config)#ip dhcp excluded-address 192.168.100.1
Router(config)#end
e) Mengatur Layanan Voip
Router(config)#telephony-service
Router(config-telephony)#max-ephones 10
Router(config-telephony)#max-dn 10
Router(config-telephony)#ip source-address 192.168.100.1 port 2000
Router(config-telephony)#auto assign 1 to 10
Router(config-telephony)#exit
Router(config)#ephone-dn 1
Router(config-ephone-dn)#%LINK-3-UPDOWN: Interface ephone_dsp DN
1.1, changed state to up
Router(config-ephone-dn)#number 11111
Router(config-ephone-dn)#ex
Router(config)#ephone-dn 2
Router(config-ephone-dn)#%LINK-3-UPDOWN: Interface ephone_dsp DN
2.1, changed state to up
Router(config-ephone-dn)#number 11112
Router(config-ephone-dn)#ex
Router(config)#ephone-dn 3
Router(config-ephone-dn)#%LINK-3-UPDOWN: Interface ephone_dsp DN
3.1, changed state to up
Router(config-ephone-dn)#number 11113
Router(config-ephone-dn)#ex
Router(config)#ephone-dn 4
Router(config-ephone-dn)#%LINK-3-UPDOWN: Interface ephone_dsp DN
4.1, changed state to up
Router(config-ephone-dn)#number 11114
Router(config-ephone-dn)#ex
Router(config)#ephone-dn 5
Router(config-ephone-dn)#%LINK-3-UPDOWN: Interface ephone_dsp DN
5.1, changed state to up
Router(config-ephone-dn)#number 11115
Router(config-ephone-dn)#ex
Registrassi ephone
Router(config)#ephone 1
Router(config-ephone)#mac-address xxxx.xxxx.xxxx
Router(config-ephone)#type 7960 atau CIPC
Router(config-ephone)#button 1:1 dan seterusnya 1:2, 1:dst
Lakukalan sebanyak ephone yang terhubung
f) Mengatur VLAN Voice pada switch
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#int range fa0/1-10
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport voice vlan 1
Switch(config-if-range)#ex

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 132
Switch(config)#
g) Mengatur alamat pada PC dan laptop
Klik PC dan laptop > pilih menu desktop > klik ip configuration > pilih DHCP.
h) Mengatur server address pada voip adapter
1) Klik voip adapter > pilih tab menu config > settings > pada server address:
masukkan ip address router yang terhubung ke jaringan.

Gambar 3.19 Server Address Home Voip


2) Keterangan : ip phone mendapat ip address dan nomor secara otomatis, sedangkan
analog phone mendapat nomor dari voip adapter.
i) Pengujian
1) Klik PC > Desktop > IP Comunicator > lihat nomor dibagian kanan atas (pc sudah
mendapat nomor)

Gambar 3.20 IP Comunicator Pada PC Sudah Dapat Line Number


2) Klik Laptop > Desktop > IP Communicator > nomor pada laptop sudah terlihat.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 133
Gambar 3.21 IP Comunicator Pada Laptop Sudah Dapat Line Number
3) Klik IP Phone > GUI > sudah mendapat nomor.

Gambar 3.22 IP Phone Sudah Mendapatkan Line Number


4) Klik Analog Phone > GUI > analog phone juga sudah mendapat nomor.

Gambar 3.23 Analog Phone Sudah Mendapatkan Line Number


5) Kita uji pada simulasi ini, apakah perangkat yang terhubung ke jaringan sudah bisa
berkomununikasi klik IP Phone > GUI > masukkan nomer yang dituju, misalnya
disini yang akan saya tuju pada laptop. Maka nomor yang saya masukkan adalah nomor
pada laptop yaitu 11114.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 134
Gambar 3.24 Pengujian Komunikasi IP Phone ke Laptop
6) Laptop mendapat panggilan dari IP Phone.

Gambar 3.25 Laptop Dapat Panggilan Dari IP Phone


D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum
Lakukanlah pengujian dari hasil konfigurasimu. Pengujian bisa melakukan panggilan call
melalui ip comunicator pada aplikasi. Ujilah salah satu number ip phone! Tulis bagaimana
hasilnya! Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian konfigurasi Voice VLAN, cobalah untuk memberikan analisisnya!
Hasil Analisis:

Diskusikan bersama teman sekelasmu perbedaan Voice VLAN dengan VLAN yang lainnya yang
sudah kamu pelajari!

E. Kesimpulan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 135
F. Latihan

Gambar 3.26 Latihan VLAN Voice


Silahkan anda diskusikan untuk mengatur sendiri seluruh konfigurasi untuk topologi diatas
sehingga semua IP Phone, Analog Phone, PC, dan Laptop bisa saling berkomunikasi!
Uji Kompetensi HOTS (High Order Thingking Skills)
Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda (X) pada huruf A, B,
C, D, atau E serta tulis alasannya!
1. Sebuah jaringan VLAN diciptakan melalui konfigurasi pada switch atau pada server eksternal dan
direferensi oleh switch. Sebuah VLAN dikategorikan berdasarkan proses konfigurasi. Berikut
adalah ciri dari protocol based VLAN adalah…
A. Pengelompokan berdasarkan protokol layer 3
B. Pengelompokan berdasarkan mac address
C. Pengelompokan berdasarkan IP address
D. Pengelompokan berdasarkan protokol layer 2 atau OSI
E. Pengelompokan berdasarkan header layer 2
Alasan :

2. Trunk adalah sebuah point-to-point link antara 1 atau lebih ethernet switch interfaces dengan
perangkat lainnya, seperti router atau switch. Penggunaan trunk ini dalam VLAN biasa disebut
dengan VLAN trunking. Protokol yang digunakan pada VLAN trunking adalah…
A. IEEE 802.11b
B. IEEE 802.11n
C. IEEE 802.1q

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 136
D. IEEE 802.1ac
E. IEEE 802.1b
Alasan :

3. Sebuah switch tidak berpartisipasi dalam VTP. Switch tersebut hanya meneruskan paket yang
diterima ke switch yang lainnya. Ketika terdapat perubahan pada VLAN, perubahan tersebut
hanya bersifat lokal pada switch itu sendiri. Perintah yang sesuai untuk mengkonfigurasi switch
dengan metode tersebut adalah…
A. Switch(config)#switchport mode trunk
B. Switch(config)#vtp mode server
C. Switch(config)#vtp mode client
D. Switch(config)#mode transparent .
E. Switch(config)#switchport access vlan1
Alasan :

4. Perhatikan perintah konfigurasi berikut!


Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch#vlan database
Switch(vlan)#vlan 10 name Lab_Guru
Switch(vlan)#vlan 20 name Lab_Siswa
Switch(vlan)#exit
Hasil konfigurasi yang diperoleh adalah…
A. Mengaktifkan mode trunk pada Lab_Guru dan Lab_Siswa
B. Kelompok VLAN baru dengan nama Lab_Guru dan Lab_Siswa
C. Pengelompokan port berdasarkan departemen Lab_Guru dan Lab_Siswa
D. Membuat vlan dengan vlan id 10 dan 20 dengan nama Lab_Guru dan Lab_Siswa
E. Mengaktifkan client mode pada Lab_Guru dan Lab_Siswa
Alasan :

5. Encapsulation jika dianalogikan adalah ketika kita membuat sub interface, kita seperti membuat
kabel tembaga yang belum dilapisi suatu isolator, sehingga belum aman untuk digunakan. Agar
kabel tersebut aman digunakan, maka kita membungkusnya menggunakan bahan isolator
sehingga kabel manjadi sempurna. Proses pembungkusan inilah yang dinamakan encapsulation.
Switch berikut yang menggunakan protokol encapsulation ISL adalah…
A. Catalyst 2950, Catalyst 3550
B. Catalyst 1900, Catalyst 2951
C. Catalyst 2924, Catalyst 2950
D. Catalyst 2924 XL, Catalyst 1900
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 137
E. Catalyst 3550, Catalyst 2952
Alasan :

6. Berikut merupakan salah satu fungsi/kegunaan dari VLAN, adalah…


A. Memudahkan pengaturan jaringan
B. Menambah beban l9 pada switch
C. Membatasi LAN luar dan WAN.
D. Meningkatkan konsumsi bandwidth
E. Memungkinkan terjadinya konflik IP
Alasan :

7. Berikut yang bukan kelebihan dari sebuah switch adalah…


A. Dapat menentukan alamat tujuan.
B. Dapat membuat sebuah MAC Address.
C. Dapat menentukan sumber paket
D. Dapat memeriksa dan menganalisa paket data yang akan diterima
E. Dapat meneruskan paket data dengan cepat dan tepat
Alasan :

8. Pada switch, perintah untuk melihat sebuah daftar file pada sistem disebut…
A. Configure
B. Enable.
C. More
D. Dir
E. Show
Alasan :

9. Mode switching yang hanya bisa membawa 1 VLAN disebut…


A. Dynamic Mode
B. Control Mode
C. Encapsulation Mode
D. Mode Trunk
E. Mode Access
Alasan :

10. Konsep di mana sitem komunikasi dapat menyediakan akses jaringan untuk banyak client
dengan berbagi satu set garis atau frekuensi, tidak memberikan secara manual satu per satu,
adalah pengertian dari....
A. WAN
B. LAN
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 138
C. VLAN
D. Trunkmg
E. Cisco
Alasan :

11. Perintah yang digunakan setelah “switchport mode access” untuk mengoneksikan port ke VLAN
adalah....
A. Switchport access mode
B. Switchport access vlan
C. Switchport mode trunk
D. VTP mode server
E. Show vlan brief
Alasan :

12. ”do show vlan brief “ adalah sebuah perintah pada switch untuk…
A. Melihat konfigurasi VLAN secara ringkas yang terpasang pada switch
B. Melihat perintah-perintah pada switch
C. Melihat apakah VLAN sudah terhubung dengan client
D. Melihat jumlah port yang terhubung
E. Melihat history perintah VLAN
Alasan :

13. Pada switch, perintah untuk mengganti nama switch di CLI adalah…
A. Changename
B. Switchport
C. Hostname
D. Domainname
E. Vlan name
Alasan :

14. Kantor Dinas Pendidikan adałah salah satu yang menggunakan infrastruktur jaringan VLAN.
Saat user mengakses jaringan, terdapat pesan syslog yang menunjukan: % CDP-4- DUPLEX
– MISMATCH. Solusi perbaikan yang dapat di lakukan adalah…
A. Apabila menggunakan ISL trunking, pastikan switch mendukung ISL
B. Pastikan pengaturan trunking pada kedua ujung link sama .
C. Pastikan switch yang ingin digunakan master, tidak berada pada transparent mode atau mode
klien
D. Atur pengaturan kecepatan dan dupleks untuk melakukan autonegosiasi di kedua ujungnya
E. Pastikan default gateway ada pada switch

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 139
Alasan :

15. Pada salah satu departemen di kantor Gubernur Jawa Tengah terdapat permasalahan di mana
jaringan tidak terhubung secara fisik, atau secara fisik terhubung tetapi protocol pada layer 2 down.
Perbaikan yang dapat dilakukan adalah ...
A. Periksa interface, verifikasi bahwa interface terkonfigurasi dengan benar
B. Atur kecepatan pada kedua ujung trunk
C. Konfigurasi native VLAN pada kedua ujung trunk dengan konfigurasi yang sama
D. Periksa kofigurasi routing
E. Gunakan perintah shutdown untuk me-reset port
Alasan :

16. Di SMK Bina Bangsa, VLAN tidak dapat terhubung satu sama lain. Misalnya komputer pada
VLAN 10 tidak dapat terhubung dengan komputer yang berada pada VLAN 20. Solusi
perbaikan yang dapat dilakukan adalah....
A. Perisa interface, pastikan bahwa interface berjalan
B. Pastikan menggunakan kontigurasi trunking vang sama termasuk pada native VLAN, saat
menggunakan protokol 802.1q
C. Pastikan bahwa parameter ethernetchannel sesuai pada kedua ujungnya
D. Pastikan tidak ada tinta uni-directionne link dan one-way link
E. Tambahkan router jika dalam infrastruktur jaringan belum terdapat router.
Alasan :

17. Dalam suatu infrastruktur jaringan VLAN yang berada di kantor polisi wilayah Jawa Tengah
terjadi masalah di mana VLAN tidak dapat menyebar dari server ke klien seperi yang
seharusnya. Langkah perbaikan yang dapat dilakukan adalah…
A. Pastikan tidak ada uni-directional dan one-way link
B. Pastikan menggunakan konfigurasi trunking yang sama
C. Periksa pemasangan kabel
D. Tambahkan konfigurasi VLAN yang hilang
E. Switch pada sever harus di konfigurasi pada server mode
Alasan :

18. Perhatikan pemeriksaan berikut!


Swicth#show interfaces fastEthernet 0/2 switchport
Name: Fa0/2
Switchport: Enabled
Administrative Mode: static access
Operational Mode: static access
Administrative Trunking Encapsulation: dot1q
Operational Trunking Encapsulation: native
Negotiation of Trunking: off
Access Mode VLAN: 10 (Inactive)
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 140
Trunking Native Mode VLAN tagging: enabled
Voice VLAN: none
Di atas adalah hasil pemeriksaan pada infrastruktur VLAN yang berada di Rumah Sakit
RSCM pesan tersebut menunjukkan bahwa
A. Fa0/2 tidak berada pada VIAN yang seharusnya
B. Port pada fa0/2 tidak aktıf
C. Port fa0/2 tidak diberi mode access
D. VLAN 10 tidak akti
E. Informasi mengenal tabel interface fa0/2
Alasan :

19. Perintah yang digunakan untuk melihat informasi VLAN adalah…


A. Switchport mode access
B. Show ip interface brief
C. Switchport access vlan 1
D. Init.d
E. Show vlan
Alasan :

20. VLAN adalah singkatan dari…


A. Virtual Local Area Network
B. Vokal Local Area Network
C. Virtual Lan Area Networking
D. Video Local Area Network
E. Virtual Local Area Nitizen
Alasan :

21. VLAN (Virtual Local Area Network) adalah fungsi … dari sebuah switch.
A. Local
B. Lomari
C. Logic
D. Lan
E. Logaritma
Alasan :

22. Switch adalah suatu jenis komponen jaringan komputer yang digunakan untuk
menghubungkan beberapa….dalam membentuk jaringan computer yang lebih besar atau
menghubungkan komputer-komputer yang memiliki kebutuhan akan bandwidth yang cukup
besar.
A. Router
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 141
B. HTTP
C. TCP/IP
D. Hub
E. User
Alasan :

23. Switch ini lebih pintar walaupun harganya sedikit lebih … ketimbang Hub.
A. Murah
B. Kecil
C. Mahal
D. Sama saja
E. Tidak ada jawaban yang benar
Alasan :

24. Switch terbagi menjadi berapa macam…


A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 7
Alasan :

25. Trunking membutuhkan …..PC


A. 0 buah
B. 1 buah
C. Lebih dari 1
D. Kurang dari 1
E. Tidak ada jawaban yang benar
Alasan :

Refleki
Pada modul 3, peserta didik telah mempelajari tentang konsep jaringan VLAN. Materi yang telah
dipahami maupun yang belum dipahami akan diberi tanda (√) pada kolom di bawah ini. Peserta
didik juga akan bertanya jika ada materi yang belum dipahami.
Keterangan
No Pernyataan
Ya Tidak
1.
2.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 142
3.
4.
5.

Muatan Aktivitas Peserta Didik


(Berdasarkan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016)
A. Tugas Mandiri
1. Jelaskan perbedaan VLAN dan InterVLAN!
VLAN

Inter VLAN

2. Apa yang dimaksud routing interVLAN?

3. Apa keuntungan menggunakan interVLAN?

4. Jelaskan fungsi dari Virtual Trunking Protocol (VTP)!

5. Sebutkan langkah-langkah konfigurasi VLAN!

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 143
B. Tugas Kelompok
Setelah mempelajari semua materi modul 3, lakukan aktifitas berikut bersama teman
sekelasmu!
1. Berkelomoklah dengan 5-6 temanmu kemudian pilihlah ketua kelompok untuk memimpin
diskusi!
2. Bersama anggota kelompok lain, diskusikan keguanaan dibuatnya jaringan VLAN dan
pengelompokan VLAN berdasarkan membership:

3. Buatlah kesimpulan

C. Tugas Projek
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5-6 orang!
a. Ketua kelompok :
b. Anggota 1 :
c. Anggota 2 :
d. Anggota 3 :
e. Anggota 4 :
f. Anggota 5 :
2. Buatlah perencanaan untuk membangun sebuah infrastruktur jaringan client server di
sekolahmu dan menerapkan sistem jaringan Inter VLAN Routing dan Virtual Trunking
Protocol. Pada infrastruktur tersebut minimal memiliki 4 segment jaringan. Tuliskan
konsep skema jaringan yang akan kalian bangun secara rinci! (Apabila memerlukan tempat
dan peralatan hubungi laboran LAB TKJ SMK Negeri 6 Garut)! Kemudian paparkan di
depan kelas, mintailah tanggapan dan penilaian guru Anda!

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 144
3. Gambarkan topologi jaringannya!

4. Setiap kelompok harus membuat jadwal kegiatan berkaitan dengan perencanaan


membangun infrastukrtur jaringan client server seperti pada tabel berikut:
No Nama Waktu Kegiatan
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Penyususnan hasil kerja

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 145
SMK NEGERI 6 GARUT

Mata Diklat Administrasi Infrastruktur Jaringan Kelas XI

Modul Praktikum IV Konsep Routing

MODUL IV
KONSEP ROUTING
A. Kompetensi Dasar
3.3. Memahami proses routing
4.3. Mengkaji jenis-jenis routing
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari, mengamati, mendiskuksikan, mengindentifikasi, serta menganalisis
materi dalam modul ini, siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep routing
2. Mengklasifikasikan jenis protokol routing
3. Mempresentasikan konsep routing
C. Dasar Teori
1. Routing dan Router
Routing adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi ke lokasi
lain. Beberapa contoh item yang dapat di-routing: mail, telepon call, dan data. Di dalam jaringan, router
adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik.
1) Routing
Routing adalah proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket data
yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan lainnya.
Bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang namanya TCP/IP (Transmission
Control Protocol/Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat sampai ke
alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-masing mulai dari penerimaan paket
data sampai pengiriman paket data dalam sistem sehingga jika terjadi permasalahan dalam
pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik. Berdasarkan pengiriman paket data routing
dibedakan menjadi routing lansung dan routing tidak langsung.
a. Routing langsung merupakan sebuah pengalamatan secara langsung menuju alamat tujuan tanpa
melalui host lain. Contoh: sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirimkan data ke
komputer dengan alamat 192.168.1.3
b. Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang harus melalui alamat host lain
sebelum menuju alamat host tujuan. Contoh: komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirim
data ke komputer dengan alamat 192.1681.3, akan tetapi sebelum menuju ke komputer dengan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 145
alamat 192.168.1.3, data dikirim terlebih dahulu melalui host dengan alamat 192.168.1.5 kemudian
dilanjutkan ke alamat host tujuan.
2) Router
Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet
menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada
lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti internet protocol) dari stack protokol tujuh lapis OSI.
Router memiliki fasilitas DHCP (Dynamic Host Configuration Procotol), dengan men-setting
DHCP, maka kita dapat membagi ip address, fasilitas lain dari router adalah adanya NAT (Network
Address Translator) yang dapat memungkinkan suatu ip address atau koneksi internet disharing ke ip
address lain.
Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang
lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam
beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya.
a. Jenis-jenis Router
a) Router aplikasi router jenis ini adalah sebuah aplikasi yang bisa anda instal pada sistem operasi
komputer, sehingga sistem operasi komputer tersebut dapat bekerja seperti router, misalnya
aplikasi WinGate, WinProxy, Winroute, SpyGate, dan lain-lain.

Gambar 4.1 Router Aplikasi Winroute


b) Router hardware adalah sebuah hardware yang memiliki kemampuan seperti router , maka
dengan hardware tersebut anda dapat membagi ip address, router hardware dapat digunakan
untuk membagi jaringan internet pada suatu wilayah, misalnya dari router ini adalah access point,
wilayah yang mendapat ip address dan koneksi internet disebut hotspot area.

Gambar 4.2 Router Cisco


Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 146
Gambar 4.3 Router Mikrotik
c) Router pc adalah sebuah komputer yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan sebagai router. Untuk membuat sebuah router pc tidak harus menggunakan
komputer dengan spesifikasi yang tinggi. Komputer dengan prosesor pentium dua, hard drive
10 GB dan ram 64 serta telah tersedia lan card sudah bisa digunakan sebagai router pc.
Komputer yang dijadikan router ini harus diinstal dengan sistem operasi khusus untuk router.
Sistem operasi yang populer untuk router pc saat ini adalah mikrotik.

Gambar 4.4 PC Router


b. Fungsi Router
a) Fungsi utama router yaitu menghubungkan beberapa jaringan untuk menyampaikan data dari
suatu jaringan ke jaringan yang lain. Namun router berbeda dengan switch, karena switch hanya
digunakan untuk menghubungkan beberapa komputer dan membentuk LAN (local area
network). Sedangkan router digunakan untuk menghubungkan antar satu LAN dengan LAN
yang lainnya.
b) Router juga berfungsi untuk menstranmisikan informasi dari satu jaringan ke jaringan lain
yang sistem kerjanya seperti Bridge.
c) Router juga berfungsi untuk menhubungkan jaringa lokal kesebuah koneksi DSL biasa juga
disebut DSL router. Router ini umumnya memilki fungsi firewall untuk melakukan penapisan
paket berdasarkan sumber serta alamat tujuan paket tersebut, namun tidak semua router
memiliki fungsi yang sama. Router yang memiliki fitur penapisan paket dapat juga disebut
sebagai packet–filtering router. Fungsi umum router ini memblokir lalulintas data yang
dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang bisa
menyebabkan kinerja jaringan melambat.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 147
2. Prinsip dan Cara Kerja Routing
1) Prinsip Kerja Routing`
Router atau perangkat-perangkat lain yang dapat melakukan fungsi routing, membutuhkan
informasi sebagai berikut:
a. Alamat tujuan/destination address yaitu tujuan atau alamat item yang akan di routing.
b. Mengenal sumber informasi dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari oleh
router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
c. Menemukan rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan.
d. Pemilihan rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
e. Menjaga informasi routing suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah
diketahui dan paling sering dilalui.
2) Cara Kerja Routing
Jika paket-paket ditujukan untuk host pada network lain maka router akan meneruskannya ke
network tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditujukan untuk host yang satu network maka
router akan menghalangi paket-paket keluar.

Gambar 4.5 Cara Kerja Routing


3. Klasifikasi Jenis Protocol Routing
Klasifikasi jenis protocol adalah sebagai berikut:
1) Protokol Routing
Routing protocol adalah suatu aturan yang mempertukarkan informasi routing yang akan
membentuk sebuah tabel routing sehingga pengalamatan pada paket data yang akan dikirim menjadi
lebih jelas dan routing protocol mencari rute tersingkat untuk mengirimkan paket data menuju alamat
yang dituju.

Gambar 4.6 Skema Routing Protocol


Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 148
Semua routing protokol bertujuan mencari rute tersingkat untuk mencapai tujuan. Dan masing-
masing protokol mempunyai cara dan metodenya sendiri-sendiri. Secara garis besar, routing protokol
dibagi menjadi Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol.
a. Interior Gateway Protocol (IGP)
Interior Gateway Protokol (IGP) digunakan untuk routing intra sistem otonom – routing di dalam
sistem otonom.
Beberapa protocol routing yang digunakan untuk mengatur sistem yang terdapat pada Autonomous
System (AS). Protokol ini menerapkan bahwa router -router saling berhubungan dengan sistem
mereka dan secara bebas saling menukarkan informasi routing dengan beberapa router yang satu
Autonomous System (AS). Hal ini juga disebut sebagai intra- Autonomous System (AS)
routing. Perusahaan, organisasi, dan bahkan penyedia layanan menggunakan IGP pada jaringan
internal mereka. IGP diantaranya RIP, IGRP, EIGRP, OSPF, dan IS-IS.
a) Routing Information Protocol (RIP)
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan
dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu
protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan
algoritme distance-vector routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol
ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua
versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah
dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF)
dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang
dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/RIP generasi berikutnya), yang
diterbitkan dalam RFC 2080 (1997). Cara kerja RIP yaitu:
1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.
2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing.
3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table.
4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam
waktu tertentu.
6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di
setiap network yang terhubung.
Karakteristik RIP diantaranya:
1. Menggunakan algoritma distance-vector (Bellman Ford).
2. Dapat menyebabkan routing loop.
3. Diameter jaringan terbatas.
4. Lambat mengetahui perubahan jaringan.
5. Menggunakan metrik tunggal.
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 149
6. Hop count sebagai metric untuk memilih rute.
7. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable.
8. Secara default routing update 30 detik sekali.
9. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update.
10. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update.
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
1. RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update
routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable
Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki
subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua
subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan
untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
2. RIP versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun
1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa
informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk
menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk
sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol harus nol bidang
dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur
memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi
dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan
di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat
224.0.0.9 ini berada pada alamat IPv 4 kelas D (range 224.0.0.0-239.255.255.255).
Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. (MD5) otentikasi
RIP diperkenalkan pada tahun 1997. RIPv2 adalah Standard Internet STD-56.
3. RIPng
RIPng (RIP Next Generation/RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC
2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi internet protocol
berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
1) Dukungan dari jaringan IPv6.
2) RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada
saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.
3) RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute, sedangkan RIPng tidak.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 150
4) RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng
membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu
set entry route.
5) Batasan hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap
tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
6) Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas
dalam jaringan RIP.
7) Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP versi 1 (RIPv1).
8) RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.
b) Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
Interior Gateway Routing Protocol atau yang biasa dikenal dengan sebutan IGRP merupakan
suatu protokol jaringan kepemilikan yang mengembangkan sistem cisco yang dirancang pada
sistem otonomi untuk menyediakan suatu alternatif RIP (Routing Information Protocol).

Gambar 4.7 IGRP


IGRP merupakan suatu penjaluran jarak antara vektor protokol, bahwa masing-masing
penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi tabel penjaluran
dalam penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu tertentu untuk masing-masing
penjaluran. Penjaluran memilih alur yang terbaik antara sumber dan tujuan.
Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRP mengijinkan untuk melakukan
penjaluran multipath. Bentuk garis equal bandwidth dapat menjalankan arus lalu lintas dalam
round robin, dengan melakukan peralihan secara otomatis kepada garis kedua jika sampai
garis ke satu turun.
Cara kerja IGRP yaitu masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing-masing
jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya.
Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau
masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua
jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk mengirimkan
pesan.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 151
Kemudian setelah melalui proses pembaharuan IGRP kemudian menjadi EIGRP
(Enhanced IGRP), persamaannya adalah IGRP dan EIGRP sama-sama kompatibel dan
antara router-router yang menjalankan EIGRP dan IGRP dengan autonomous system yang sama
akan langsung otomatis terdistribusi.
c) Open Shortest Path First (OSPF)
OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling
berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan
router tetangganya, OSPF mengandalkan hello protocol.

Gambar 4.8 OSPF


Namun uniknya cara kerja hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media.
Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing
memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka.
Media tersebut adalah sebagai berikut:
1. Broadcast Multi-Access
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN
seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF
akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router -router neighbour-nya.
2. Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain
yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router.
3. Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya
dengan banyak tujuan. Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan
menggunakan alamat ip multicast.
4. Nonbroadcast Multi-Access (NBMA)
Media berjenis nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa
yang sering ditemui pada media jenis point-to-point. Namun secara faktanya, media ini
dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 152
d) Enchanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi
oleh router cisco atau sering disebut sebagai propritary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini
hanya bisa digunakan sesama router cisco saja.
Bagaimana bila router cisco digunakan dengan router lain seperti juniper, hwawei, dan lain-lain
menggunakan EIGRP. Seperti saya bilang diatas, EIGRP hanya bisa digunakan sesama
router cisco saja. EIGRP ini sangat cocok digunakan untuk midsize dan large company.
Karena banyak sekali fasilitas-fasilitas yang diberikan pada protocol ini. Hal-hal dasar yang
perlu diketahui EIGRP sering disebut juga hybrid-distance-vector routing protocol, karena
EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu:
1. Distance vector
2. Link State.
EIGRP ini pengembangan dari routing protocol IGRP (distance vector), prorpietary cisco juga.
Perbandingan (bukan perbedaan) antar IGRP dan EIGRP dibagi menjadi beberapa
kategori:
1. Compability mode
2. Metric collocation
3. Hop count
4. Automatic Protocol redistribution
5. Route tagging
EIGRP dan IGRP dapat di kombinasikan satu sama lain karena EIGRP adalah hanya
pengembangan dari IGRP. Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur manakah yang
tercepat/terpendek, EIGRP menggunakan algortima DUAL (Diffusing – Update
Algorithm) dalam menentukannya.Cara kerja dari EIGRP yaitu EIGRP akan mengirimkan
hello packet untuk mengetahui apakah router -router tetangganya masih hidup ataukah mati.
Pengiriman hello packet tersebut bersifat simultant, dalam hello packet tersebut mempunyai hold
time, bila dalam jangka waktu hold time router tetangga tidak membalas, maka router tersebut
akan dianggap mati. Biasanya hold time itu tiga kali waktunya hello packet, hello packet defaultnya
15 second. Lalu DUAL akan meng-kalkulasi ulang untuk path-path-nya. Hello packet dikirim
secara multicast ke ip address 224.0.0.10.
b. Exterior Gateway Protocol (EGP)
Exterior Gateway Protocol (EGP) digunakan untuk routing antar sistem otonom – routing antara
sistem otonom. Protocol yang routing yang digunakan untuk menghubungkan Autonomous System
(AS) di dalam jaringan yang besar dinamakan Exterior Gateway Protokol (EGP). Protokol ini
menenal Autonomous System (AS) yang lain sebagai Autonomous System (AS) tetangga dan hanya
saling menukar informasi yang minimum yang dibutuhkan untuk kapasitas informasi jalur. Hal
ini juga disebut sebagai antar- Autonomous System (AS) Routing. Penyedia layanan dan perusahaan
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 153
besar dapat interkoneksi menggunakan EGP. The Border Gateway Protocol (BGP) adalah satu-
satunya EGP layak dan merupakan routing protokol resmi yang digunakan oleh internet.
Routing protokol BGP baru dapat dikatakan bekerja pada sebuah router jika sudah terbentuk sesi
komunikasi dengan router tetangganya yang juga menjalankan BGP. Sesi komunikasi ini adalah
berupa komunikasi dengan protokol TCP dengan nomor port 179. Setelah terjalin komunikasi
ini, maka kedua buah router BGP dapat saling bertukar informasi rute.

Gambar 4.9 Skema Routing BGP


Untuk berhasil menjalin komunikasi dengan router tetangganya sampai dapat saling bertukar
informasi routing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Kedua buah router telah dikonfigurasi dengan benar dan siap menjalankan routing protokol
BGP.
2. Koneksi antarkedua buah router telah terbentuk dengan baik tanpa adanya gangguan pada
media koneksinya.
3. Pastikan paket-paket pesan BGP yang bertugas membentuk sesi BGP dengan
router tetangganya dapat samp dengan baik ke tujuannya.
4. Pastikan kedua buah router BGP tidak melakukan pemblokiran port komunikasi TCP 179.
5. Pastikan kedua buah router tidak kehabisan resource saat sesi BGP sudah terbentuk dan
berjalan.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, maka sebuah sesi BGP dapat bekerja dengan baik pada
router Anda. Untuk membentuk dan mempertahankan sebuah sesi BGP dengan router
tetangganya. BGP mempunyai mekanismenya sendiri yang unik. Pembentukan sesi BGP ini
mengandalkan paket-paket pesan yang terdiri dari empat macam. Paket-paket tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Open Message
Sesuai dengan namanya, paket pesan jenis ini merupakan paket pembuka sebuah sesi
BGP. Paket inilah yang pertama dikirimkan ke router tetangga untuk membangun sebuah
sesi komunikasi. Paket ini berisikan informasi mengenai BGP version number, AS number,
hold time, dan router ID.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 154
2. Keepalive Message
Paket keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah terbentuk antar kedua
router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router yang
bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak berisikan data sama sekali.
3. Notification Message
Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan error yang terjadi terhadap
sebuah sesi BGP. Paket ini berisikan field-field yang berisi jenis error apa yang telah terjadi,
sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk melakukan troubleshooting.
4. Update Message
Paket update merupakan paket pesan utama yang akan membawa informasi rute-rute yang
ada. Paket ini berisikan semua informasi rute BGP yang ada dalam jaringan tersebut. Ada
3 komponen utama dalam paket pesan ini, yaitu Network Layer Reachability Information
(NLRI), path attribut, dan withdrawn routes.
Tabel 4.1 Perbandingan Interior Gateway Protocol (IGP) dan Exteriror Gateway Protocol (EGP)
Interior Gateway Protocol (IGP) Exterior Gateway Protocol (EGP)
Dalam sebuah single Autonomous System (AS) Antara Autonomous System (AS) yang berbeda
Memiliki single network administration Memiliki entitas administrasi yang independen
Pertukaran informasi routing dilakukan antar Pertukaran informasi routing bisa dilakukan
host dalam sebuah Autonomous System atau antar host pada dua buah Autonomous System
sebuah routing domain (AS) yang berbeda
IGP dibagi menjadi dua kategori : Contoh Protocol nya adalah BGP
a. Distance Vector Protocol
Routing Information Protocol (RIP)
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
b. Link State Protocol
Open shortest-path first (OSPF)
Intermediate System to Intermediate System (IS-
IS)

2) Jenis Konfigurasi Routing


a. Routing Default
Minimal routing merupakan proses routing sederhana dan biasanya hanya pemakaian lokal
saja. Routing default digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual menambahkan
Router ke sebuah network tujuan yang remote yang tidak ada di routing table, ke router hop
berikutnya. Bisanya digunakan pada jaringan yang hanya memiliki satu jalur keluar.
Default route adalah jalur default untuk paket yang mempunyai alamat network tujuan tertentu
tetapi tidak dapat di routing table router yang disinggahi. Jika terdapat default route yang diset
pada router tersebut, maka peket tersebut akan mengikuti rute default yang telah diterapkan.
Biasanya default route didefinisikan dengan alamat: 0.0.0.0/0.
Default route digunakan untuk melakukan routing terhadap banyak ip yang tidak
memungkinkan untuk dimasukkan satu per-satu.
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 155
b. Routing Statis
Static routing, dibangun pada jaringan yang memiliki banyak gateway. Jenis ini hanya
memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Routing statis terjadi jika admin secara manual
menambahkan route-route di routing table dari setiap router.
c. Routing Dinamis
Dynamic routing, biasanya digunakan pada jaringan yang memiliki lebih dari satu rute. Dynamic
routing memerlukan routing protocol untuk membuat tabel routing yang dapat memakan resource
komputer. Routing dinamis adalah ketika routing protocol digunakan untuk menemukan network
dan melakukan update routing table pada router. Dan ini lebih mudah daripada menggunakan
routing statis dan default, tapi ia akan membedakan anda dalam hal proses-proses di CPU
router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan
3) Multiple Gateways
Gateway atau yang sering disebut juga dengan “gerbang jaringan” merupakan sebuah
perangkat yang dapat memudahkan pengguna komputer dan internet. Salah satu aplikasi atau contoh
dari penggunaan gateway yang dapat kita lihat adalah pada email. Seperti yang kita tahu bahwa
pertukaran email dapat dilakukan meskipun dalam sistem yang tidak sama. Kini, seiring dengan
semakin merebaknya penggunaan internet, pengertian gateway pun sering melakukan pergeseran atau
mengalami salah arti. Banyak orang yang menyamakan gateway dengan router, tapi sebenarnya gateway
dan router adalah dua perangkat yang berbeda.
Gateway merupakan sebuah perangkat jaringan yang dapat berupa perangkat lunak maupun
perangkat keras yang berfungsi sebagai penghubung antar jaringan yang berbeda protokol. Namun
gateway yang akan dibahas disini adalah konfigurasi default gateway, bukan perangkatnya. Default gateway
merupakan salah satu pengaturan routing pada sebuah host yang akan memberitahukan host tersebut
kemana paket data akan dikirim, umumnya akan diarahkan ke router.
4) Routing dan Packet Forwarding
Packet forwarding adalah penyiaran paket dari satu segmen jaringan ke segmen lain
melalui node dalam jaringan komputer. Port Forwarding merupakan salah satu fitur pada router yang
menggunakan fungsi NAT (Network Address Translation) yang mengalihkan (redirect) permintaan
komunikasi dari salah satu Ip address atau port tertentu yang melewati firewall router dan dialihkan ke
ip address lain dan port lain/sama.
Secara prinsip port forwarding adalah pengalihan (redirection) koneksi dari suatu ip dengan
nomor port tertentu ke ip lain dengan port yang sama atau berbeda.
Dalam jaringan TCP/IP port mengidentifikasikan sebuah proses tertentu di mana sebuah
server dapat memberikan sebuah layanan kepada klien atau bagaimana sebuah klien dapat mengakses
sebuah layanan yang ada dalam server. Port dapat dikenali dengan angka 16-bit yang disebut dengan
port number dan diklasifikasikan dengan jenis protokol transport apa yang digunakan. Karena memiliki
angka 16-bit, maka dalam bilangan integer nomor port ini dimulai dari 0 sampai 65.535.
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 156
Keuntungan port forwarding adalah kita bisa menggunakannya untuk beberapa ip atau
perangkat selama port perangkat tersebut berbeda satu sama lain. Misal untuk mengakses beberapa
ipcam dalam satu windows, kita bisa membagi port berbeda untuk masing-masing ipcam tersebut
sehingga kita bisa mengakses beberapa ipcam secara bersamaan menggunakan satu ip public. Ada
beberapa konsep yang perlu anda ketahui sebelum dapat memahami port forwarding.
a) Setiap perangkat di internet memiliki minimal satu alamat ip. Alamat ip adalah sekumpulan angka
yang digunakan untuk mengidentifikasi perangkat
b) Setiap alamat ip terbagi menjadi banyak port. Ketika satu komputer mengirim data ke komputer
lain, mengirimnya dari port di alamat ip ke port pada sebuah alamat ip.
Tujuan port forwarding yaitu memungkinkan komputer jarak jauh (misalnya ISP) untuk
terhubung ke komputer atau layanan tertentu di dalam jaringan LAN pribadi.
a. Administrator jaringan menyisihkan satu nomor port di gateway pada saat mengkonfigurasi port
forwarding untuk penggunaan eksklusif berkomunikasi dengan layanan di jaringan pribadi, yang
berada pada host tertentu.
b. Host eksternal harus mengetahui nomor port ini dan alamat gateway untuk berkomunikasi dengan
layanan internal jaringan.
Aplikasi yang umum termasuk diimplementasikan dengan port forwarding yang berikut:
a. Menjalankan server HTTP/Web Server publik di dalam LAN pribadi
b. Mengijinkan akses Secure Shell (SSH) ke host di LAN pribadi dari internet
c. Memungkinkan akses File Transfer Protocol (FTP) server ke host di LAN pribadi dari internet
d. Menjalankan server permainan yang tersedia untuk umum di dalam LAN pribadi seperti Remote
Desktop Protocol (RDP)
Jenis port forwarding, antara lain:
a. Local port forwarding
Local port forwarding adalah jenis port forwarding yang paling umum. Digunakan untuk meneruskan
data dengan aman dari aplikasi klien lain yang berjalan pada komputer yang sama dengan Secure
Shell Client. Jenis ini memungkinkan pengguna terhubung dari komputer lokal ke server lain.
Dengan menggunakan port forwarding lokal, firewall yang memblokir halaman web tertentu dapat
dilewati. Dua item penting dalam port forwarding lokal ini adalah server tujuan dan dua nomor port.
b. Remote port forwarding
Memungkinkan komputer lain mengakses aplikasi yang di host di server menggunakan tunnelling,
seperti: SSH, VPN, atau yang lainnya.
c. Dynamic port forwarding
Dynamic Port Forwarding (DPF) adalah metode on-demand untuk melintasi firewall atau NAT
melalui penggunaan lubang jarum firewall. Tujuannya adalah untuk memungkinkan klien
terhubung dengan aman ke server tepercaya yang bertindak sebagai perantara untuk tujuan
mengirim/menerima data ke satu atau beberapa server tujuan.
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 157
DPF dapat diimplementasikan dengan membuat aplikasi lokal, seperti SSH, sebagai server proxy
SOCKS, yang dapat digunakan untuk memproses transmisi data melalui jaringan atau melalui
internet. Program, seperti peramban web, harus dikonfigurasi secara terpisah untuk mengarahkan
lalu lintas melalui proxy, yang bertindak sebagai terowongan aman ke server lain. Setelah proxy
tidak lagi dibutuhkan, program harus dikonfigurasi ulang ke pengaturan semula.
5) Bridging
Bridge adalah suatu alat yang dapat menghubungkan jaringan komputer LAN (Local arean
Network) dengan jaringan LAN yang lain. Bridge dapat menghubungkan tipe jaringan komputer
berbeda-beda (misalnya seperti ethernet dan fast ethernet), ataupun tipe jaringan yang serupa atau sama.
Alat ini bekerja pada data link layer model OSI (Open System Interconnection), karena itu Bridge
bisa menyambungkan jaringan komputer yang memakai metode transmisi atau medium access
control yang tidak sama atau berbeda. Bridge juga adalah alat yang bisa mempelajari alamat link yang
ada pada setiap perangkat yang terhubung dengannya dan juga mengatur alur frame berdasarkan
alamat tersebut.
a. Fungsi Bridge
Adapun fungsi dari Bridge diantaranya sebagai berikut di bawah ini:
a) Bridge dapat berfungsi menghubungkan 2 buah jaringan komputer LAN yang sejenis,
sehingga dapat memiliki satu jaringan LAN yang lebih besar dari ketentuan konfigurasi LAN
tanpa bridge.
b) Bridge juga dapat menghubungkan beberapa jaringan komputer yang terpisah, baik itu tipe
jaringan yang sama maupun yang berbeda.
c) Bridge juga dapat berfungsi sebagai router pada jaringan komputer yang luas, hal seperti ini
sering dinamakan dengan istilah “bridge-router”. Lalu Bridge juga dapat men-copy frame data yaitu
dari suatu jaringan yang lain, dengan alasan jaringan itu masih terhubung. Dan masih banyak
lagi fungsi lainnya dari bridge.
b. Prinsip atau cara kerja Bridge
Bridge memetakan alamat ethernet dari setiap titik atau node yang terdapat pada masing-masing
segmen jaringan komputer, dan hanya dapat memperbolehkan lalu lintas data yang memang
dibutuhkan melintasi bridge.
Saat menerima sebuah paket data, bridge akan menentukan segmen tujuan dan juga sumbernya.
Kalau segmennya sama, paket data akan ditolak dan kalau segmennya tidak sama atau berbeda
paket-paket data akan diteruskan ke segmen yang dituju.
Dengan begitu bridge dapat mencegah pesan rusak supaya tidak menyebar keluar dari satu
segmen. Bridge merupakan alat yang bekerja pada physical layer dan data link layer, sehingga dapat
mempengaruhi untuk kerja jaringan LAN jika sering terjadi komunikasi yang berbeda di jaringan
LAN yang tidak sama atau berbeda yang terhubung oleh bridge. Itulah prinsip atau cara kerja dari
bridge.
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 158
6) Routing Tabel
Tabel routing adalah tabel yang memuat seluruh informasi ip address dari interfaces router yang
lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi. Routing table hanya
memberikan informasi sedang routing algoritma yang menganalisa dan mengatur routing table. Intinya,
router hanya tahu cara menghubungkan network atau subnet yang terubung langsung dengan router
tersebut. Ada 2 item yang harus dimasukan oleh tabel routing untuk mengirim paket data, diantaranya:
a. Destination Address
Destination address merupakan sebuah alamat pada jaringan yang dapat dijangkau oleh router.
b. Pointer to the Destination
Pointer to the destination merupakan penunjuk yang akan memberitahukan bahwa jaringan atau
network yang dituju dapat terhubung dengan router. Router akan menyesuaikan informasi yang
terdapat pada tabel routing sebelum mengirimkan ke alamat tujuan sehingga tidak ada yang
namanya salah sasaran dalam mengirimkan paket data. Berikut adalah urutan pada tabel routing
untuk menyesuaikan alamat tujuan:
a) Host Address
b) Subnet
c) Group of Subnet
d) Major network number
e) Group of major network numbers
f) Default address
Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian
ditempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port
yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan.
Jika jaringan tujuan, terhubung langsung (directly connected) di router, router sudah langsung
mengetahui port yang harus digunakan untuk meneruskan paket.
Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung di badan router, router harus mempelajari rute
terbaik yang akan digunakan untuk meneruskan paket. Informasi ini dapat dipelajari dengan
cara:
a) Manual oleh “network administrator”
b) Pengumpulan informasi melalui proses dinamik dalam jaringan.
7) Routing Operasi
Berdasarkan Routing Operasi secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu Link State dan
distance vector.
a. Link State
Kita mengenal ada dua jenis protokol routing, yaitu distance vector dan link state. Distance vector adalah
proses routing berdasarkan arah dan jarak. Sementara link state adalah proses routing yang
membangun topologi database-nya sendiri. Konsep dasar dari link state routing adalah setiap router
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 159
menerima peta (map) dari router tetangga. Link state bekerja dengan cara yang berbeda dari
distance vector. Walaupun proses pengumpulan informasi routing-nya lebih rumit dan berat dari
distance vector, namun link state lebih realible, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih
terstruktur dan juga lebih menghemat bandwidth.
Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada
dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan kecepatan
dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Hal ini sangat berbeda
dengan distance vector. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang
jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algoritma link state memperbaiki
pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka (router) terkoneksi. Fitur-fitur link state
diantaranya:
a) Pada protokol routing link state, router akan memilih sendiri jalur untuk menuju ketujuannya.
b) Router tersebut akan mendapatkan informasi tentang jalur terbaik (best pathway) melalui router
tetangganya. Dari router tetangganya itulah router mempelajari routing dan mencari jalur
terbaik melalui router tetangganya itu.
Protokol routing link state (OSPF, IS-IS) memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a) Akan cepat merespon jika dijaringan mengalami perubahan
b) Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan itu mengalami perubahan
c) Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan Link State refreshes
d) Menggunakan “hello packet” untuk mencari router tetangga hello packet terkirim hanya pada
router tetangga.
Hello packet berisi informasi tentang jaringan yang terhubung. Fitur-fitur dari protokol routing link
state:
a) Link State Advertisements (LSA)
b) Topologi database
c) Algoritma Shortest Path First (SPF)
d) SPF tree
e) Penentuan jalur terbaik pada routing table, baik jalurnya maupun port-nya.

Gambar 4.10 Link State Routing Proses


Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 160
Gambar 4.11 Pengiriman Hello Packets Gambar 4.12 Penerimaan Hello Packets

Gambar 4.13 Informasi Link State

Gambar 4.14 Flooding

Gambar 4.15 Flooding


Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 161
Kelebihan dari link state, yaitu:
a) Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam jaringan.
b) Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan akan menyatu
pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu.
c) Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang akan digunakan.
d) Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA selalu meng-update
informasinya saat terjadi perubahan jaringan.
e) Ukuran database link state dapat diperkecil dengan memperhatikan bentuk jaringan. Disini,
link state mampu mengambil keputusan untuk menentukan jalur yang paling pendek dan
yang terbaik
f) Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama masih dalam
satu jaringan
g) Didukung oleh Classless Inter-Domain Routing (CIDR) dan Variable Lenght Subnet Masking
(VLSM)
Kerugian dari link state protocol, yaitu:
a) Membutuhkan banyak memory dan processor.
b) Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti.
c) Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state.
d) Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa
mengganggu proses pengiriman data.
b. Distance Vector
Pada distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung langsung dengan dirinya.
Sangat berbeda dengan link state protokol, dimana link state mengirimkan LSA-nya kepada semua
router yang terhubung dalam jaringan. Hal ini membuat link state bisa berhubungan dengan router
yang bukan tetangganya. Dalam link state tidak perlu adanya perubahan routing, sampai ada router
yang mati. Jika ada router yang mati, maka router lain akan melakukan update. Dalam link state, kita
tidak perlu waktu 30 detik untuk meng-update. Karena saat terjadi perubahan saat itu pula tabel
Routing di update.
Keunggulan link state dari pada distance vector adalah link state akan cepat sekali penyatuan
jaringannya daripada distance vector. Selain itu juga pada link state mendukung adanya VLSM dan
CIDR. Hal ini akan sangat membantu untuk membuat jaringan yang lebih kompleks. Sementara
distance vector sangat unggul dalam penggunaan memory dan processor ketimbang link state. Link state
membutuhkan banyak memory dan processor.
Distance Vector:
a) Protocol routing yang menitik beratkan pada jarak dan arah. Di dalam melakukan pemutusan
routing terdekat ditentukan pada jarak dan arah terdekat (hop count). (RIP, IGRP, EIGRP)

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 162
b) Setiap router akan mengirimkan routing table ke router terdekat tanpa mengetahui topologi dan
bagaimana mereka terkoneksi. Distance vector tidak mampu melihat topologi yang ada
dibelakang network terdekatnya.
c) Update dikirim setiap 30 detik yang bisa menyebabkan CPU load dalam router itu tinggi, selain
CPU load itu tinggi juga memakan bandwidth yang besar. Secara default distance vector
merupakan classfull ip.
Studi kasus link state dan distance vector
a) Kalau menggunakan metode distance vector maka dari R1 ke R2 akan lewat mana?
b) Kalau menggunakan metode link state maka dari R1 ke R2 akan lewat mana?

Gambar 4.16 Proses Link State dan Distance Vector


Jawaban
a) Distance vector akan menggunakan jalur R1 langsung ke R2 karena dianggap paling dekat
walaupun koneksi menggunakan serial interface yang kecepatannya jauh lebih lambat dari
gigabyte port.
b) Link state akan menggukanan jalur R1-R3-R4-R2, karena walaupun hop count-nya jauh lebih
banyak tapi bandwidth-nya lebih besar/lebih cepat.
8) Classfull Routing Protocol
Routing protocol yang bersifat dynamic seperti RIP, IGRP, EIGRP, OSPF, IS-IS, dan BGP masih
harus mempertimbangkan pengelompokan network kedalam kelas A, B, atau C dan beberapa protokol
routing yang lain mengabaikan aturan pengelompokan seperti ini. Protokol jenis pertama disebut classful
routing protocols dan yang kedua disebut classless routing protocol.
a. Classfull routing protocol adalah penerapan subnet secara penuh atau default. /24, /16, /8 artinya
penggunaan kelas full dikonsep ini. Classful routing protocols juga ialah suatu Protocol dimana
protokol ini tidak membawa routing mask information ketika update routing atau routing advertisements.
Ia hanya membawa informasi ip address saja, dan menggunakan informasi default mask sebagai
mask-nya. Dynamic routing classfull: RIPv1, IGRP, classfull merupakan metode pembagian ip address
berdasarkan kelas dimana ip address (yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas
yakni:
a) Address kelas A, di mana 1 bit pertama Ip address-nya“0”
b) Address kelas B, di mana 2 bit pertama Ip address-nya“10”
c) Address kelas C, di mana 3 bit pertama Ip address-nya“110”
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 163
d) Address kelas D, di mana 4 bit pertama Ip address-nya“1110”
e) Address kelas E, di mana 4 bit pertama Ip address-nya“1111”
Kelebihan adalah tidak perlu menyertakan subnetmask pada update routing. Sedangkan
kekurangan classfull routing protocol adalah tidak mendukung VLSM dan ketidakmampuan
untuk mendukung jaringan discontiguous. Contoh: RIPv1 dan IGRP
b) Classless Routing Protocol artinya kita dapat mengunakan semua subnet yang dapat digunakan,
maksudnya kita dapat menggunakan metode VLSM pada penerapannya. Contoh: RIPv2,
OSPF, BGPv4, Intermediate System to Intermediate System (IS-IS), dan EIGRP
9) Metric
Ketika terdapat lebih dari satu route (jalur) yang menuju network yang sama, router harus
mempunyai sebuah mekanisme untuk menghitung dan menentukan manakah jalur terbaik
diantaranya. Metric adalah variable yang diberikan kepada route (jalur) sebagai cara untuk meranking
jalur-jalur tersebut dari yang terbaik sampai yang terburuk. Pertimbangkan contoh berikut sebagai
alasan kenapa dibutuhkan sebuah metric.
Dengan mengasumsikan sharing informasi telah terjadi pada network dalam jaringan.
Kemungkinan isi tabel routing A adalah sebagai berikut:

Gambar 4.17 Hop Router


Tabel routing ini menunjukkan bahwa 3 network pertama termasuk network yang terhubung
langsung (directly connected) dan tidak diperlukan proses routing pada router A untuk menjangkau network-
network tersebut, 4 network terakhir dapat dicapai via router B atau via router C. Informasi ini juga valid.
Tetapi jika network 192.168.7.0 dapat dicapai melalui router B maupun router C, maka jalur yang
manakah yang akan dipilih? Metric dibutuhkan untuk menyusun ranking alternatif-alternatif tersebut.
Protokol routing yang berbeda menggunakan metric yang berbeda juga. Misalnya, RIP mendefinisikan
route terbaik adalah route dengan jumlah router hop paling sedikit; EIGRP mendefinisikan route terbaik
berdasarkan kombinasi dari bandwidth dan total delay pada route. Berikut ini adalah hal-hal yang paling
sering digunakan sebagai sebuah metric:
a. Hop Count
Metric hop count hanya menghitung jumlah router hop. Misalnya, dari router A, terdapat 1 router
hop (A-B) untuk mencapai network 192.168.5.0 jika paket dikirimkan melalui interfaces 0/1
(192.168.3.1) dan terdapat 2 router hop (A-C-B) jika paket dikirimkan melalui interface s0/0
(192.168.1.1). Jika metric yang digunakan hanyalah hop count maka route terbaik adalah route dengan
hop paling sedikit, dalam hal ini adalah jalur A-B. Akan tetapi apakah link A-B benar-benar jalur

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 164
terbaik? Jika link A-B adalah link DS-0, sedangkan link A-C dan C-B adalah link T-1, maka jalur
dengan 2 hop bisa jadi jalur terbaik yang sebenarnya, karena bandwidth memainkan peran dalam
menentukan seberapa efisien trafik yang melalui network.
b. Bandwidth
Metric bandwidth akan memilih jalur dengan bandwidth lebih terbesar. Akan tetapi, bandwidth sendiri
bisa saja bukan metric yang bagus. Bagaimana jika link T1 dipadati juga oleh traffik-traffik lain
dan link 56k traffiknya sepi? Atau bagaimana jika link dengan bandwidth yang lebih besar
juga memiliki delay yang lebih besar juga?
c. Load
Metric ini mencerminkan jumlah traffik yang menggunakan link sepanjang jalur. Jalur terbaik
adalah jalur dengan traffik yang paling sepi. Tidak seperti hop count dan bandwidth, load pada route
(jalur) berubah-ubah, dan karena itu nilai metric-nya juga berubah. Karena itu perlu perhatian yang
lebih disini. Jika perubahan nilai metric terjadi terlalu sering, maka frekuensi perubahan route
terbaik pada router juga semakin tinggi, hal ini akan mempengaruhi penggunaan CPU pada router,
bandwidth data link, dan stabilitas network.
d. Delay
Delay adalah ukuran waktu yang harus diambil ketika paket menempuh sebuah jalur (route).
Protokol routing yang menggunakan delay sebagai metric akan memilih jalur dengan delay paling
sebentar sebagai jalur terbaik. Ada beberapa cara untuk mengukur delay. Delay yang
dipertimbangkan tidak hanya pada link sepanjang jalur, tapi juga faktor-faktor seperti latensi router
dan delay antrian. Bahkan sebaliknya, delay dari route bisa saja tidak jadi ukuran sama sekali.
e. Reliability
Reliability mengukur kemungkinan link dalam satu hal akan mengalami kegagalan dan dapat
berupa variable atau nilai yang sudah ditetapkan. Contoh reliability yang berupa variable adalah
jumlah seberapa sering link mengalami kegagalan, atau jumlah error yang terjadi dalam periode
waktu tertentu. Contoh reliability dengan nilai tetap didasarkan pada kualitas yang diketahui dari
sebuah link seperti yang telah ditentukan oleh administrator. Jalur dengan reliability tertinggi akan
terpilih sebagai jalur terbaik.
f. Cost
Metric ini dikonfigurasi oleh admin untuk mencerminkan jalur-jalur yang lebih disukai. Cost dapat
didefinisikan dengan kebijakan apapun atau berdasarkan karakteristik link atau bisa saja
mencermikan kebijakan sewenang-wenang administrator. Karena itu, cost adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan metric tak berdimensi. Cost sering digunakan sebagai istilah
umum saat membicarakan pemilihan sebuah jalur. Misalnya, “RIP memilih cost terendah sebuah
jalur berdasarkan hop count”. Istilah umum lainnya adalah terpendek, seperti dalam “RIP memilih
jalur terpendek berdasarkan hop count”. Jika digunakan dalam konteks seperti ini, cost terendah

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 165
(atau tertinggi) dan terpendek (atau terpanjang) hanyalah sudut pandang protokol routing
berdasarkan metric-nya yang telah ditetapkan.
4. Mempersentasikan Konsep Routing
1. Administrative Distance
Administrative distance merupakan suatu fitur yang digunakan oleh router untuk menentukan
pemilihan jalur terbaik jika terdapat dua atau lebih jalur menuju ke tujuan yang sama dari dua routing
protokol yang berbeda. Administrative distance mendefinisikan reliability dari sebuah routing protokol.
Setiap routing protokol mendapatkan prioritas berdasarkan nilai administrative distance yang dimilikinya.
a) Pemilihan Jalur Terbaik
Administrative distance merupakan kriteria pertama yang digunakan router untuk menetukan routing
protokol mana yang akan digunakan jika dua protokol menyediakan informasi routing untuk satu
tujuan yang sama. Ini digunakan untuk mengukur tingkat keterpercayaan dari sumber informasi
routing. Perlu diingat bahwa administrative distance hanya mempunyai local significant; dan tidak
melakukan advertise dalam routing update.
Catatan: Semakin kecil nilai administrative distance yang dimiliki, maka protokol tersebuak akan
semakin dipercaya (dipilih).
Sebagai contoh; jika sebuah router menerima informasi routing dari dua buah protokol Open Shortest
Path First (OSPF) yang memiliki nilai administrative distance 110 dan Interior Gateway Routing Protocol
(IGRP) yang memiliki nilai administrative distance 100, maka router akan memiliki menggunakan
informasi routing yang dimiliki IGRP karena lebih terpercaya.
Jika link dari IGRP down, maka Router secara otomatis akan menggunakan informasi routing dari
OSPF sampai IGRP up kembali.
Tabel 4.2 Nilai Default Administrative Distance
Route Source Default Distance Value
Connected interface 0
Static route 1
Enchanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) summary route 5
Border Gateway Protocol (BGP) 20
Internal EIGRP 90
IGRP 100
OSPF 110
Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS) 115
Routing Information Protocol (RIP) 120
Exterior Gateway Protocol (EGP) 140
On Demand Routing (ODR) 160
External EIGRP 170
Internal BGP 200
Unknown 255
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 166
Catatan: Jika nilai administrative distance-nya 255, artinya route tidak mengenali source, sehingga route
tidak akan di-install dalam tabel routing.
Jika kita menggunakan route redistribution, maka kita harus melakukan modifikasi
nilai administrative distance dari routing protokol yang digunakan sehingga bisa menentuka prioritas
pemilihan. Sebagai contoh jika kita ingin router menggunakan informasi pada RIP (AD 120) dari
pada menggunakan informasi pada IGRP (AD 100) untuk tujuan yang sama, maka kita harus
menaikkan nilai administrative distance pada IGRP diatas 120, atau dengan cara lain yakni
menurunkan nilai administrative RIP lebih kecil dari 100.
Kita dapat melakukan modifikasi terhadap nilai administrative distance dari sebuah protokol dengan
menggunakan perintah distance pada proses routing subconfiguration mode, command ini menetapkan
jalur yang digunakan pada routing protokol tertentu. Proses ini secara umum digunakan ketika
malakukan migrasi jaringan dari suatu routing protokol ke Routing protokol yang lain, router /jalur
yang digunakan paling akhir adalah yang memiliki nilai administrative distance terbesar. Perlu
diingat bahwa bagaimanapun mengubah nilai administrative distance akan dapat menyebabkan
routing loops dan black holes. Jadi harap berhati-hati jika kita ingin merubah nilai administrative
distance.
Berikut diberikan contoh dimana dua router, R1 dan R2 terhubung menggunakan ethernet.
Loopback interface dari router juga melakukan advertice RIP dan IGRP pada kedua router. Terlihat
bahwa IGRP lebih disukai dari pada RIP pada tabel routing karena nilai administrative distance-nya
lebih kecil.
R1#show ip route
Gateway of last resort is not set
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0
I 10.0.0.0/8 [100/1600] via 172.16.1.200, 00:00:01, Ethernet0
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Loopback0
R2#show ip route
Gateway of last resort is not set
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0
C 10.0.0.0/8 is directly connected, Loopback0
I 192.168.1.0/24 [100/1600] via 172.16.1.100, 00:00:33
Agar router R1 lebih memilih RIP dari pada IGRP, maka kita harus mengubah nilai distance-nya
seperti berikut:
R1(config)# router rip
R1(config-router)# distance 90
Sekarang lihat pada routing table. Router akan memilih RIP, router mimilih RIP dengan AD 90,
walaupun defaultnya 120. Perlu dicatat bahwa nilai administrative distance yang baru hanya relevan
pada routing proses router R1 saja, sedangkan router R2 masih tetap memilih IGRP route pada routing
table-nya.
R1#show ip route
Gateway of last resort is not set
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0
R 10.0.0.0/8 [90/1] via 172.16.1.200, 00:00:16, Ethernet0
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 167
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Loopback0
R2#show ip route
Gateway of last resort is not set
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0
C 10.0.0.0/8 is directly connected, Loopback0
I 192.168.1.0/24 [100/1600] via 172.16.1.100, 00:00:33
Tidak ada panduan secara umum merubah AD, karena kebutuhan setiap jaringan berbeda dan
bervariasi. Kita harus menentukan matrix AD yang sesuai untuk jaringan secara keseluruhan.
b) Penerapan lain Administrative Distance
Salah satu alasan merubah nilai administrative distance adalah ketika kita menggunakan static routing
untuk mem-backup routing lain seperti IGP. Hal ini digunakan untuk mengaktifkan link back-up
ketika primary link down, hal ini dikenal juga dengan sebutan floating static route.
Contoh, anda menggunakan routing tabel R1. Dalam hal ini terdapat line ISDN yang berfungsi
sebagai backup jika link utama/primary down/fail. Berikut contoh “floating static” untuk rute ini:
Router (config)#ip route 10.0.0.0 255.0.0.0 dialer 1 250
!--- Note: The Administrative Distance is set to 250.
Jika interface ethernet down/fail, atau secara manual dijatuhkan (shutdown) pada interface ethernet,
“floating static route” segera beraksi dalam tabel routing. Semua traffic yang menuju network
10.0.0.0/8 selanjutnya akan melalui interface dialer 1 sebagai link backup. Berikut tabel routing
setelah primary link down:
Router #show ip route
Gateway of last resort is not set
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0
S 10.0.0.0/8 is directly connected, Dialer1
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Loopback0
2. Load Balancing
Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur
koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil
waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Load balancing digunakan pada
saat sebuah server telah memiliki jumlah user yang telah melebihi maksimal kapasitasnya. Load balancing
juga mendistribusikan beban kerja secara merata di dua atau lebih komputer, link jaringan, CPU, hard
drive, atau sumber daya lainnya, untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal.

Gambar 4.18 Topologi Load Balancer


Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 168
a. Alasan Mengapa Kita Harus Menggunakan Load Balancer
Ada banyak alasan mengapa menggunakan load balancing untuk website atau aplikasi berbasis web
lainnya. Dua alasan yang utama adalah:
a) Waktu respon, salah satu manfaat terbesar adalah untuk meningkatkan kecepatan akses
website saat dibuka. Dengan dua atau lebih server yang saling berbagi beban lalu lintas web,
masing-masing akan berjalan lebih cepat karena beban tidak berada pada 1 server saja. Ini
berarti ada lebih banyak sumber daya untuk memenuhi permintaan halaman website.
b) Redundansi, dengan load balancing akan mewarisi sedikit redundansi. Sebagai contoh, jika website
kita berjalan seimbang di 3 server dan salah satu server bermasalah, maka dua server lainnya
dapat terus berjalan dan pengunjung website kita tidak akan menyadarinya downtime apapun.
b. Cara Kerja Load Balancing
Load balancer (perangkat load balancing) menggunakan beberapa peralatan yang sama untuk
menjalankan tugas yang sama. Hal ini memungkinkan pekerjaan dilakukan dengan lebih cepat
dibandingkan apabila dikerjakan oleh hanya 1 peralatan saja dan dapat meringankan beban kerja
peralatan, serta mempercepat waktu respons. Load balancer bertindak sebagai penengah diatara
layanan utama dan pengguna, dimana layanan utama merupakan sekumpulan server/mesin yang
siap melayani banyak pengguna.
Disaat Load balancer menerima permintaan layanan dari user, maka permintaan tersebut akan
diteruskan ke server utama. Biasanya Load balancer dengan pintar dapat menentukan server mana
yang memiliki load yang lebih rendah dan respons yang lebih cepat. Bahkan bisa menghentikan
akses ke server yang sedang mengalami masalah dan hanya meneruskannya ke server yang dapat
memberikan layanan. Hal ini salah satu kelebihan yang umumnya dimiliki load balancer, sehingga
layanan seolah olah tidak ada gangguan di mata pengguna.

Gambar 4.19 Cara Kerja Load Balancer


c. Algoritma Load Balancing
a) Round robin, algoritma round robin merupakan algoritma yang paling sederhana dan banyak
digunakan oleh perangkat load balancing. Algoritma ini membagi beban secara bergiliran dan
berurutan dari satu server ke server lain sehingga membentuk putaran.
b) Ratio, ratio (rasio) sebenarnya merupakan sebuah parameter yang diberikan untuk masing-
masing server yang akan dimasukkan kedalam sistem load balancing. Dari parameter ratio ini,
akan dilakukan pembagian beban terhadap server-server yang diberi rasio. Server dengan rasio

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 169
terbesar diberi beban besar, begitu juga dengan server dengan rasio kecil akan lebih sedikit
diberi beban.
c) Fastest, algoritma yang satu ini melakukan pembagian beban dengan mengutamakan server-
server yang memiliki respon yang paling cepat. Server di dalam jaringan yang memiliki respon
paling cepat merupakan server yang akan mengambil beban pada saat permintaan masuk.
d) Least connection, algoritma least connection akan melakukan pembagian beban berdasarkan
banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh sebuah server. Server dengan pelayanan koneksi
yang paling sedikit akan diberikan beban yang berikutnya akan masuk.
d. Fitur Load Balancing
Beberapa fitur yang ada pada baik load balancer Hardware maupun load balancer software, yaitu:
a) Asymmetric load. rasio dapat dibuat dengan menentukan koneksi yang menjadi primary yang
dianggap paling baik backbone-nya dan terbaik dalam path routing-nya, jadi kita dapat
membuat mesin untuk mencari best path determination dan routing yang terpendek dan
terbaik untuk sampai ketujuan.
b) Aktivitas berdasarkan prioritas, disaat load jaringan lagi peek server akan dapat membagi
aktivitas berdasarkan prioritas dan ke link cadangan.
c) Proteksi dari serangan DDoS, karena kita dapat membuat fitur seperti SYN cookies dan
delayed-binding (suatu metode di back-end server pada saat terjadi proses TCP handshake) pada
saat terjadi serangan SYN flood.
d) Kompresi HTTP, memungkinkan data untuk bisa mentransfer objek HTTP dengan
dimungkinkannya penggunaan utilisasi kompresi gzip yang berada di semua web browser yang
modern.
e) TCP buffering, dapat membuat respon buffer dari server dan berakibat dapat memungkinkan
task akses lebih cepat.
f) HTTP caching, dapat menyimpan content yang static, dengan demikian request dapat dihandel
tanpa harus melakukan kontak ke web server diluar jaringan yang berakibat akses terasa
semakin cepat.
g) Content filtering, beberapa load balancing dapat melakukan perubahan trafik pada saat
dijalankan.
h) HTTP security, beberapa system load balancing dapat menyembunyikan HTTP error pages,
menghapus identifikasi header server dari respon HTTP, dan melakukan enkripsi cookies agar
user tidak dapat memanipulasinya.
i) Priority queuing, berguna untuk memberikan perbedaan prioritas traffic paket.
j) Spam filtering, spam istilah lainnya junk mail merupakan penyalahgunaan dalam pengiriman
berita elektronik untuk menampilkan berita iklan dan keperluan lainnya yang
mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pengguna web. Bentuk berita spam yang umum
dikenal meliputi: spam surat elektronik, spam instant messaging, spam usenet newsgroup, spam
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 170
mesin pencari informasi web (web search engine spam), spam blog, spam berita pada telepon
genggam, spam forum Internet, dan lain lain. Spam ini biasanya datang bertubi-tubi tanpa
diminta dan sering kali tidak dikehendaki oleh penerimanya. Beberapa contoh lain dari spam
ini bisa berupa surat elektronik berisi iklan, sms pada telepon genggam, berita yang masuk
dalam suatu forum newsgroup berisi promosi barang yang tidak terkait dengan aktifitas
newsgroup tersebut, spamdexing yang mendominir suatu mesin pencari (search engine) untuk
mencari popularitas bagi suatu URL tertentu, ataupun bisa berupa berita yang tak berguna
dan masuk dalam suatu blog, buku tamu situs web, dan lain-lain.
e. Tipe Load Balancer
Dalam dunia load-balancing, ada dua pilihan untuk dipertimbangkan ketika merancang solusi load-
balancing. Pilihan solusinya adalah menggunakan software load balancing atau hardware load balancing.
Setiap pilihan memiliki persyaratan, kelebihan, dan kelemahan tersendiri. Terserah kepada kita
untuk mengevaluasi kebutuhan bisnis kita, konfigurasi, dan jalur pertumbuhan sehingga kita
dapat mengidentifikasi solusi optimal untuk memenuhi kebutuhan. Dan dari tipenya load
balancing dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:
a) Software load balancing, dimana load balancing berjalan disebuah PC/Server, dan aplikasi load
balancing di-install dan perlu dikonfigurasi sebelum dapat berfungsi. Keuntungannya adalah
jika ada penambahan fitur atau fasilitas tambahan tidak perlu mengganti keseluruhan
perangkat load balancing. Performa proses load balancing dipengaruhi oleh perangkat
komputer yang digunakan, tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan software yang
canggih saja. Perangkat keras yang dapat mempengaruhi performa metode ini adalah kartu
jaringan (Network Interface Card) yang digunakan, besarnya RAM pada perangkat, media
penyimpanan yang besar dan cepat, dan sebagainya. Sehingga performa metode ini sulit
untuk bisa diperkirakan. Ada banyak sekali load balancer software, beberapa diantaranya yang
paling banyak digunakan adalah: linux virtual server, ultra monkey, dan network load balancing.
b) Hardware load balancing, dimana load balancing berjalan disebuah device/alat yang sudah
disiapkan dari pabrik dan siap digunakan. Tipe hardware load balancing banyak digunakan
karena kemudahannya. Beberapa load balancer hardware diantaranya adalah: Cisco System
Catalyst, Coyote Point, F5 Network BIG-IP, baraccuda load balancer.
f. Penggunaan Load Balancer
Pada umumnya load balancer digunakan oleh perusahaan/pemilik layanan yang menginginkan
layanannya selalu tersedia setiap saat (high availability) walaupun secara kenyataan terdapat
kendala yang membuat layanan tidak dapat diakses. Misalnya untuk layanan web server/email
server. Dengan load balancer, apabila ada 2 mail server dengan konfigurasi dan tugas yang sama,
maka load balancer akan membagi beban ke 2 mail server tersebut. Dan apabila salah satu mail server
tersebut down/tidak dapat diakses/mengalami gangguan, maka mail server yang lain dapat terus
melayani layanan yang diakses oleh user.
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 171
Untuk jaringan komputer, load balancer digunakan di ISP/internet provider dimana memungkinkan
tersedianya akses internet selama 24x7x365 tanpa ada down time. Tentu hal ini yang diinginkan
oleh pelanggan yang menggunakan layanan akses internet ISP tersebut. ISP/Provider hanya perlu
memiliki 2 link internet yang memiliki jalur berbeda, agar disaat salah satu link down, masih ada 1
link yang dapat melayani akses internet ke pelanggannya. Dan ISP menggunakan load balancer
untuk membagi beban akses internet tersebut sehingga kedua link internet tersebut maximal
penggunaannya dan beban terbagi dengan baik.
g. Perbandingan Software vs Hardware Load Balancer
Kelebihan load balancer software:
a) Lebih murah.
b) Beberapa software aplikasi memiliki banyak pilihan konfigurasi yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan kita.
Kekurangan load balancer software:
a) Sebagian besar aplikasi tidak dapat menangani situs besar atau jaringan kompleks.
b) Paket aplikasi yang akan mendukung sistem yang lebih besar memerlukan jumlah Hardware
lebih banyak.
Kelebihan load balancer hardware:
a) Pendekatan biasanya lebih kuat dari pilihan perangkat lunak.
b) Proses lalu lintas pada tingkat jaringan, yang secara nominal lebih efisien daripada dekripsi
perangkat lunak.
c) Bekerja dengan banyak OS atau platform.
Kekurangan load balancer hardware:
Biaya lebih tinggi dibandingkan menggunakan software load balancer. Teknologi load balancing dapat
menjadi salah satu solusi yang efektif dan efisien untuk menciptakan sistem yang handal dengan
tingkat ketersediaan tinggi (high availability), khususnya sebagai web server. Untuk pemanfaatan
teknologi load balancing menggunakan software load balancing saat ini memang lebih banyak
digunakan pada sistem operasi open souce seperti linux

D. Praktikum
1. Percobaan: Menganalisis Perangkat Router
A. Topologi Jaringan

Gambar 4.20 Topologi Proses Routing


Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 172
B. Prosedur Kerja
Berdasarkan gambar diatas, jelaskan cara kerja perangkat router menurut pemahamanmu dan
bahasamu sendiri!

C. Kesimpulan

2. Percobaan: Menjelaskan Konsep Routing


A. Topologi Jaringan

Gambar 4.21 Topologi Jalur Routing


B. Prosedur Kerja
Berdasarkan gambar di atas tetntukanlah jalur terpendek yang dapat dilewati dan tuliskanlah pada
tabel berikut!
Informasi Pada Jumlah untuk Mencapai Titik Router
Router A B C D E F G
A 0 1 2 2 1 3 2
B
C
D
E
F
G
C. Kesimpulan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 173
Uji Kompetensi HOTS (High Order Thingking Skills)
Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda (X) pada huruf A, B,
C, D, atau E serta tulis alasannya!
1. Suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabel routing) dengan
konfigurasi manual disebut dengan…
A. Static Routing
B. Dinamik Routing
C. IPv6
D. IPv4
E. NIC
Alasan :

2. Komputer yang memiliki lebih dari 1 NIC (Network Interface Card) disebut dengan…
A. Static Routing
B. Dinamik Routing
C. IPv4
D. PC – Multihomed
E. NIC
Alasan :

3. Cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan
cara tercepat menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP yang diberikan.disebut
dengan…
A. PC – Multihomed
B. Routing
C. Dinamik Routing
D. IPv4
E. Static Router
Alasan :

4. Metode yang digunakan ISP untuk mengalokasikan sejumlah ip address ke pelanggannya...


A. CIDR
B. CDR
C. Host
D. Subnet mask
E. Networking
Alasan :

5. Ada 2 jenis routing yaitu…


A. Routing langsung dan routing tidak langsung
B. Routing cepat dan routing lambat
C. Routing searah dan routing multi arah
D. Routing sekelas dan routing tidak sekelas
E. Routing naik dan routing turun
Alasan :

6. Perintah untuk membuat static routing adalah…


A. ip route destination mask nexthop
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 174
B. ip host nama host ip address
C. ip route source mask nexthop
D. ip route mask nexthop source
E. ip route destination nexthop
Alasan :

7. Jenis routing dimana sebuah jaringan membutuhkan perantara lain untuk bisa sampai tujuan
adalah...
A. Minimal Routing
B. Static Routing
C. Dinamic Routing
D. Langsung
E. Tidak langsung
Alasan :

8. Keuntungan routing static adalah...


A. Lebih aman dari hacker
B. Mudah di-setting
C. Administrasi mudah
D. Tidak rentan kesalahan
E. Biaya murah
Alasan :

9. Tujuan routing protokol adalah...


A. Mengirim data agar mencapai tujuan
B. Mencari rule tersingkat untuk mencaoai tujuan
C. Mencocokan alamat tujuan dengan table routing
D. Mengirimkan data ke alamat tujuan
E. Memberikan informasi trouble pada routing
Alasan :

10. Routing protocol yang sering dijumpai sebab include di dalam operating system adalah...
A. RIP
B. EGP
C. DGP
D. AGP
E. OSPF
Alasan :

11. Jenis-jenis konfigurasi adalah...


A. Minimal routing, dinamic routing, static routing
B. Direct routing, minimal routing, dinamic routing
C. Dinamic routing, static routing, minimal routing
D. Static routing, minimal routing, direct routing
E. Static routing, dinamic routing, direct routing
Alasan :

12. Routing di mana konfigurasinya dilakukan secara manual, disebut dengan…


A. Default Route

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 175
B. Static Routing
C. Dynamic Routing
D. Metric Routing
E. Link State
13. Sekumpulan router yang berada pada kendali 1 kendali administrator dan menggunakan strategi
routing yang sama…
A. Administrarive Distance
B. Load Balancing
C. Paket Forwarding
D. Autonomous System
E. Gateway
Alasan :

14. Memiliki informasi topologi jaringan yang lengkap dan mengirim informasi routing hanya untuk
link yang mengalami perubahan, adalah kelebihan dari…
A. Link-state
B. IGRP
C. EGP
D. Distance vector
E. IGP
Alasan :

15. Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP table terbilang lama karena routing mem-broadcast
ke semua router, merupakan kekurangan dari…
A. EGP
B. IGP
C. Metric
D. IGPR
E. Dynamic routing
Alasan :

16. Berikut yang merupakan jenis metric yang digunakan oleh protocol routing adalah…
A. Hop count, cost, bandwidth
B. Bandwidth, load hop count
C. Load delay, realibility
D. Hap count, load, administrative distance
E. Cost delay, realibility
Alasan :

17. Sebuah tabel yang disimpan pada NVRAM router yang berfungsi sebagai acuan router dalam
menentukan jalur terbaik ketika paket-paket dan sebagai acuan kemana router akan meneruskan
paket sesuai dengan tujuannya, adalah…
A. Metric Routing
B. Table Routing
C. Autonomus System
D. Multiple Gateways
E. Default Route
Alasan :

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 176
18. Metric (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi
fleksibel, adalal karakteristik protocol routing…
A. BGP
B. RIPv1
C. RIPv2
D. OSPF
E. IS-IS
Alasan :

19. Diketahui jaringan selokah SMA Bina Bangsa memiliki network ID 192.68.10.0/28. Perhitungan
jumlah host per subnet yang benar adalah…
A. 32 hots
B. 15 hots
C. 14 host
D. 16 host
E. 30 host
Alasan :

20. Perhatikan pernyataan berikut!


(a) Tabel routing tidak dibuat secara manual
(b) Router berbagi informasi routing secara otomatis
(c) Jumlah gateway sangat banyak
(d) Route di tentukan oleh administrator jaringan
(e) Route tidak dapat berubah secara otomatis.
Di atas yang merupakan ciri routing dinamis adalah.
A. (a). (b), dan (d)
B. (b), (d), dan (e)
C. (a), (b), dan (e)
D. (a) (b) dan (c)
E. (b), (c), dan (d)
Alasan :

21. Tujuan dari adanya protocol routing dinamis adalah…


A. Agar dapat untuk melakukan routing dinamis
B. Menemukan jalur terbaik baru jika jalur saat ini sudah tidak tersedia lagi
C. Meningkatkan kinerja jaringan
D. Mengurangi penggunaan bandwidth
E. Meningkatkan keamanan jaringan
Alasan :

22. Merupakan satu jaringan atau kumpulan jaringan di bawah satu kontrol administratif, disebut
dengan....
A. Administrotive Distance
B. Protocol Routing
C. Autonomous System
D. Area Backbone
E. Area Border Router
Alasan :

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 177
23. Diketahui subnetting mask suatu IP address pada jaringan OSPF adalah 255.255.255.128.
Wildcard mask IP tersebut adalah…
A. 0.0.0.127
B. 128.0.0.0
C. 128.255.255.255
D. 255.255.255.0
E. 255.255.0.0
Alasan :

24. Di bawah ini yang bukan keunggulan dari protokol routing EIGRP adalah…
A. Pencarian neighbour discovery dilakukan dengan efisien
B. Pemilihan jalur terbaik melalui DUAL, sebuah algoritma yang digunakan untuk memilih dan
memelihara jalur terbaik ke setiap network remote
C. Mendukung penggunaan beberapa metric sekaligus
D. Mendukung IP, IPX, dan appletalk melalui modul yang bersifat protocol dependent
E. Komunikasi melalui RTP, sebuah protokol untuk mengelola pesan-pesan diantara router-
router yang menggunakan EIGRP
Alasan :

25. Perintah yang digunakan untuk melihan konfigurasi rute routing statis adalah…
A. Show interface
B. Show ip interface brief
C. Show run
D. Show history
E. Shop ip route
Alasan :

Refleki
Pada modul 4, peserta didik telah mempelajari tentang Konsep Routing. Materi yang telah dipahami
maupun yang belum dipahami akan diberi tanda (√) pada kolom di bawah ini. Peserta didik juga
akan bertanya jika ada materi yang belum dipahami.
Keterangan
No Pernyataan
Ya Tidak
1.
2.
3.
4.
5.

Muatan Aktivitas Peserta Didik


(Berdasarkan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016)
A. Tugas Mandiri
1. Apakah yang dimaksud dengan routing?

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 178
2. Bagaimanakah karateristik protocol routing RIP?

3. Apakah yang dimaksud dengan default routing?

4. Bagaimanakah cara kerja OSPF?

5. Jelaskan yang dimaksud dengan packet forwarding dan load balancer?


Packet forwarding

Load balancer

B. Tugas Kelompok
Setelah mempelajari semua materi modul 4, lakukan aktifitas berikut bersama teman sekelasmu!
1. Berkelomoklah dengan 5-6 temanmu kemudian pilihlah ketua kelompok untuk memimpin
diskusi!
2. Bersama anggota kelompok lain, diskusikanlah:
Pilihlah 2 jenis protocol routing di antara beberapa jenis protocol routing yang ada!

Bandingkan kedua jenis protocol routing tersebut dan cobalah untuk menganalisanya!

3. Buatlah kesimpulan

C. Tugas Projek
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5-6 orang!
a. Ketua kelompok :
b. Anggota 1 :
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 179
c. Anggota 2 :
d. Anggota 3 :
e. Anggota 4 :
f. Anggota 5 :
2. Buatlah perencanaan untuk membangun sebuah infrastruktur jaringan komputer di
sekolahmu serta tentukan jenis protocol routing yang akan digunakan. Tuliskan konsep
skema jaringan yang akan kalian bangun secara rinci! (Apabila memerlukan tempat dan
peralatan hubungi laboran LAB TKJ SMK Negeri 6 Garut)!

Jenis protocol routing:

Alasan pemilihan protocol routing:

3. Gambarkan topologi jaringannya!

4. Setiap kelompok harus membuat sebuah presentasi yang menarik untuk menyampaikan
konsep skema routing yang akan kalian bangun!

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 180
SMK NEGERI 6 GARUT
Mata Diklat Administrasi Infrastruktur Jaringan Kelas XI

Modul Praktikum V Konfigurasi Routing Statis

MODUL V
KONFIGURASI ROUTING STATIS
A. Kompetensi Dasar
3.4. Mengevaluasi routing statis
4.4. Mengkonfigurasi routing statis
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari, mengamati, mendiskuksikan, mengindentifikasi, serta menganalisis
materi dalam modul ini, siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep routing statis
2. Menjelaskan perintah dasar
3. Menentukan cara konfigurasi routing statis
4. Melakukan konfigurasi routing statis
5. Menguji hasil konfigurasi routing statis
6. Membuat laporan konfigurasi routing statis
C. Dasar Teori
1. Prinsip dan Cara Kerja Routing Statis
Routing static adalah jenis routing yang dilakukan admin/pengelola jaringan untuk
mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju secara manual. Routing static juga dapat
dikatakan sebagai suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabel routing)
dengan konfigurasi manual.
Static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan
di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap
host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar
cocok dengan ip address dari interface local router, di mana router memeriksa routing table dan
menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket. Cara kerja static routing dapat
dibagi menjadi 3 bagian:
1) Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router.
2) Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.
3) Routing static digunakan untuk melewatkan paket data.
Berikut ini adalah karakteristik dari static routing:

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 181
1) Tidak akan mentolerir jika terjadi kesalahan pada konfigurasi yang ada. Jika terjadi perubahan
pada jaringan atau terjadi kegagalan sambungan antara dua atau lebih titik yang terhubung
secara langsung, arus lalu lintas tidak akan disambungkan oleh router.
2) Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam jaringan yang hanya mempunyai
beberapa router, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3.
3) Informasi routing-nya diberikan oleh orang (biasa disebut administrator jaringan) secara
manual.
4) Satu router memiliki satu table routing
5) Routing static ini biasanya digunakan untuk jaringan kecil dan stabil
Adapun keuntungan static routing adalah sebagai berikut.
1) Static route lebih aman dibanding dynamic route karena static routing hanya mengandung
informasi yang telah dimasukkan secara manual.
2) Pemeliharan bandwidth network karena peng-update-an informasi router membutuhkan broadcasts
yang terus menerus.
3) Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan
maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic.
4) Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada
saat konfigurasi router hanya meng-update sekali saja ip table yang ada.
5) Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah diketahui terlebih dahulu
6) Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah.
Sedangkan kelemahan static routing adalah sebagai berikut.
1) Administrasinya cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya jika terdiri dari banyak
router yang perlu dikonfigurasi secara manual.
2) Tidak ada tolerasi kesalahan. Jika suatu router down, maka static tidak akan memperbaharui
informasi dan tidak akan menginformasikan ke router yang lain.
3) Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual.
4) Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next hop-nya
(gateway-nya).

2. Perintah Dasar Routing Statis


Perintah dasar menggunakan routing statis:
Router(config)#ip route destination subnet_mask out_going_interface
atau
Router(config)#ip route destination subnet_mask gateway
Contoh:
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 S0/0/0
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.1.2

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 182
MODE ROUTER
Router> Mode user
Router# Mode privileged (dikenal juga sebagai EXEC-level mode)
Router(config)# Mode global konfigurasi
Router(config-if)# Mode interface
Router(config-subif)# Mode subinterface
Router(config-line)# Mode line
Router(config-router)# Mode konfigurasi router
Catatan: masih ada mode yang lain selain mode diatas. Perintah pada tiap mode berbeda, misal jika kita mengetikan
perintah show running-config di mode interface akan error.

MEMASUKI MODE KONFIGURASI GLOBAL


Router> Melihat konfigurasi dengan terbatas dan tidak bisa
mengkonfigurasi apapun dalam mode ini
Router>enable Perintah untuk masuk mode privileged
Router# Mode ini sudah bisa melihat seluruh konfigurasi router dan
berpindah ke mode konfigurasi global
Router#configure terminal Perintah untuk masuk ke global konfigurasi
Router(config)# Pada prompt ini kita sudah bisa memulai konfigurasi

KONFIGURASI NAMA ROUTER


Router(config)#hostname Cisco Mengganti nama router dengan cisco (penamaan router
bebas)
Cisco(config)#

KONFIGURASI PASSWORD
Router(config)#enable password cisco Setting enable password
Router(config)#enable secret class Setting enable secret password
Catatan: enable secret password secara default terenkripsi, namun enable password tidak. Dalam praktiknya tidak
direkomendasikan menggunakan enable password, selalu gunakan enable secret password untuk keamanan.

ENKRIPSI PASSWORD
Router(config)#service password- Menerapkan enkripsi password (enkripsi lemah)
encryption
Router(config)#enable password cisco Mengubah enable password menjadi cisco
Router(config)#no service password- Mematikan enkripsi password
encryption
Catatan: jika kita menghidupkan service password-encryption, menggunakannya, lalu mematikannya, maka password
yang sudah terenkripsi sebelumnya akan tetap terenkripsi. Password yang diketikan selanjutnya tidak terenkripsi.

KONFIGURASI INTERFACES
Router(config)#interface serial 0/0/0 Memasuki mode konfigurasi interface serial
Router(config-if)#description Link- Menambah deskripsi interface (optional)
ke-ISP
Router(config-if)#ip address Konfigurasi ip address dan subnetmask pada interface
192.168.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000 Konfigurasi clock rate (berlaku untuk DCE interface)
Router(config-if)#no shutdown Menghidupkan interface secara administrative
Catatan: perintah clock rate hanya digunakan untuk serial interface yang dicolokan kabel serial DCE saja. Clock rate
harus selalu dikonfigurasi di salah satu serial antara kedua router yang memakai kabel serial.
Router(config)#interface fastehternet Memasuki konfigurasi fastehternet interface
0/0
Router(config-if)#no shutdown Menghidupkan interface secara administratif
Router(config-if)#exit Keluar dari mode interface/kembali ke mode sebelumnya

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 183
Router#

BANNER
Router(config)#banner motd #isi psn# Menambah pesan login (message of the day)
Router(config)#banner login #isi psn# Menambah banner ketika login
Router(config)#no banner login Perintah untuk membatalkan banner login

MEMETAKAN LOCAL HOST KE IP ADDRESS


Router(config)#ip host sukabumi Mendaftarkan ip 192.168.2.5 ke local host name sukabumi
192.168.2.5
Router#ping sukabumi Kedua perintah tersebut dieksekusi ke objek yang sama
= : mengirim pesan echo (ping) ke alamat 192.168.2.5
Router#ping 192.168.2.5
Catatan: secara default no port perintah ip host adalah 23 (telnet). Hostname tersebut bisa dipakai untuk telnet.
Router#sukabumi = Router#telnet sukabumi = Router#telnet 192.168.2.5
Router(config)#no ip domain-lookup Mematikan fitur otomatis translasi perintah yang tidak
diketahui ke domain atau local host name
Catatan: semua perintah salah (tidak diketahui) yang diketikan, maka router akan menunggu selama beberapa menit
untuk mentranslasikan / me-resolve perintah tersebut ke domain server 255.255.255.255? secara default router akan
mencoba menerjemahkan setiap perintah salah yang kita ketikan ke DNS server pada alamat 255.255.255.255. Jika kita
tidak akan menkonfigurasi server DNS, sebaiknya matikan saja fitur ini untuk menghemat waktu jika kita sering salah
dalam mengetik perintah pada CLI.

LOGIN TIME OUT


Router(config)#line console 0 Memasuki mode console line
Router(config-line)#exec-timeout 0 0 Menyeting batas waktu log off otomatis ke 0 0 (menit
detik). Value ini dimaksudkan router tidak pernah log off

MENYIMPAN DAN MENGHAPUS KONFIGURASI


Router#copy running-config startup- Menyimpan konfigurasi yang sedang berjalan di
config NVRAM
Router#copy running-config tftp Menyimpan konfigurasi yang sedang berjalan di TFTP
server secara remote.
Router#erase startup-config Menghapus file konfigurasi dari NVRAM

PERINTAH “SHOW”
Router#show ? Melihat semua perintah yang tersedia
Router#show interfaces Melihat statistik semua interface
Router#show interface serial 0/0/0 Melihat statistik sebuah interface
Router#show ip interface brief Melihat semua interface dengan informasi yang ringkas,
termasuk status dan konfigurasi IP pada tiap interface
Router#show controllers serial 0/0/0 Melihat statistik hardware sebuah interface. Informasi yang
terlihat adalah clock rate dan kabel DCE atau DTE yang
terhubung atau tidak ada kabel yang terhubung.
Router#show ip route Menampilkan konfigurasi IP dari router
Router#show ip protocols Menampilkan status interface IP
Router#show history Melihat history dari perintah yang sudah diketikan
Router#show cdp neightbors Untuk mengetahui Capability Codes
Router#show sessions Untuk mengetahui koneksi yang sedang berjalan
Router#show arp Melihat arp tabel
Router#show protocols Melihat status protocol layer 3 yang telah dikonfigurasi
Router#show startup-config Melihat konfigurasi yang tersimpan di NVRAM
Router#show running-config Melihat konfigurasi yang sedang berjalan di RAM
Catatan: perintah show bisa digunakan pada mode konfigurasi global dengan menambahkan perintah “do” didepanya
Perintah EXEC pada mode konfigurasi global : perintah “DO”

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 184
Router(config)#do show running-config Mengeksekusi perintah level privileged show running-
config ketika sedang berada pada mode konfigurasi
global
Router(config)# Router akan tetap pada mode konfigurasi global setelah
mengetikan perintah do
Catatan: perintah do sangat bermanfaat ketika kita ingin mengetikan perintah level EXEC ketika sedang berada pada
mode konfigurasi global atau submode apapun.

3. Aturan-aturan Routing Statis


Aturan – aturan static routing adalah sebagai berikut:
1) Konfigurasi routing dilakukan secara manual
2) Tidak memberikan informasi atau update otomatis antar router
3) Optimal untuk network hub and spoke
4) Semua remote site diarahkan menuju center site
5) Router central site memiliki route ke semua subnet dimasing-masing remote site
6) Membutuhkan informasi network destination
7) Setiap destination di-setting manual
8) Digunakan oleh organisasi kecil
9) Sebagai backup dynamic route
10) Cocok digunakan di network yang memiliki bandwith lambat, misalnya dialup
11) Memiliki administrative distance 0 atau 1.
4. Prosedur dan Teknik Konfigurasi Routing Statis
Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan
mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda. Jika network Anda tidak
memiliki router, maka jelas Anda tidak melakukan routing. Prosedur untuk bisa melakukan routing
paket, ada hal-hal yang harus adalah sebagai berikut:
1) Alamat tujuan
2) Router-router tetangga dari mana sebuah router bisa mempelajari tentang network remote
3) Route yang mungkin ke semua network remote
4) Route terbaik untuk setiap network remote
5) Router menyimpan routing table yang menggambarkan bagaimana menemukan network-network
remote.
Teknik konfigurasi untuk melakukan routing static pada cisco adalah sebagai berikut:
1) Pemberian ip pada interface
2) Mengaktifkan interface
3) Menentukan route static ada 3 cara
a. Menggunakan exit interface
b. Menggunakan next-hop ip address
c. Menggunakan ext interface dan next-hop ip addess

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 185
D. Praktikum
1. Percobaan: Konfigurasi Routing Statis 3 Dengan Router
A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 1 buah
b. Software Packet Tracer
1) End device PC 6 buah
2) Switch 2960 atau Switch 2950 3 buah
3) Router-PT 3 buah
B. Prosedur Kerja
a. Topologi Jaringan

Gambar 5.1 Topologi Routing Statis 3 Router


b. Tugas Praktikum
Router-PT 1 Router-PT 2 Router-PT 3
Hostname : LAB-TKJ Hostname : LAB-AK Hostname : LAB-TSM
Interface : Sesuai Topologi Interface : Sesuai Topologi Interface : Sesuai Topologi
IP address : Sesuai Topologi IP address : Sesuai Topologi IP address : Sesuai Topologi
Switch 1 Switch 2 Switch 3
Hostname : SWS-1 Hostname : SWS-2 Hostname : SWS-3
PC0 dan PC1 PC2 dan PC3 PC4 dan PC5
IP address : Sesuai Topologi IP address : Sesuai Topologi IP address : Sesuai Topologi
Gateway PC sesuaikan
Silahkan lakukan konfigurasi routing statis untuk semua router
C. Konfigurasi Tugas Praktikum
a. Isi alamat ip address pada semua PC (jika lupa lihat percobaan-percobaan sebelumnya)
b. Konfigurasi hostname pada semua Switch
a) Switch 1
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SWS-1
SWS-1(config)#
b) Switch 2
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SWS-2
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 186
SWS-2(config)#
c) Switch 3
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SWS-3
SWS-3(config)#
c. Konfigurasi pada router
a) Router-PT 1
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname LAB-TKJ
LAB-TKJ(config)#
LAB-TKJ(config)#int fa0/0
LAB-TKJ(config-if)#ip address 192.168.50.1 255.255.255.0
LAB-TKJ(config-if)#no shut
LAB-TKJ(config-if)#ex
LAB-TKJ(config)#int se2/0
LAB-TKJ(config-if)#ip address 172.16.10.1 255.255.255.252
LAB-TKJ(config-if)#clock rate 56000
LAB-TKJ(config-if)#no shut
LAB-TKJ(config-if)#ex
LAB-TKJ(config)#ip route 10.10.1.0 255.255.255.252 172.16.10.2
LAB-TKJ(config)#ip route 192.168.100.0 255.255.255.0 172.16.10.2
LAB-TKJ(config)#ip route 192.168.150.0 255.255.255.0 172.16.10.2
b) Router-PT 2
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname LAB-AK
LAB-AK(config)#
LAB-AK(config)#int fa0/0
LAB-AK(config-if)#ip address 192.168.100.1 255.255.255.0
LAB-AK(config-if)#no shut
LAB-AK(config-if)#ex
LAB-AK(config)#int se2/0
LAB-AK(config-if)#ip address 172.16.10.2 255.255.255.252
LAB-AK(config-if)#no shut
LAB-AK(config-if)#ex
LAB-AK(config)#int se3/0
LAB-AK(config-if)#ip address 10.10.1.1 255.255.255.252
LAB-AK(config-if)#clock rate 56000
LAB-AK(config-if)#no shut
LAB-AK(config-if)#ex
LAB-AK(config)#ip route 192.168.50.0 255.255.255.0 172.16.10.1
LAB-AK(config)#ip route 192.168.150.0 255.255.255.0 10.10.1.2

c) Router-PT 3
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname LAB-TSM
LAB-TSM(config)#
LAB-TSM(config)#int fa0/0
LAB-TSM(config-if)#ip address 192.168.150.1 255.255.255.0
LAB-TSM(config-if)#no shut
LAB-TSM(config-if)#ex
LAB-TSM(config)#int se3/0
LAB-TSM(config-if)#ip address 10.10.1.2 255.255.255.252
LAB-TSM(config-if)#no shut
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 187
LAB-TSM(config-if)#ex
LAB-TSM(config)#ip route 172.16.10.0 255.255.255.252 10.10.1.1
LAB-TSM(config)#ip route 192.168.50.0 255.255.255.0 10.10.1.1
LAB-TSM(config)#ip route 192.168.100.0 255.255.255.0 10.10.1.1
D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum
Lakukanlah pengujian dari hasil konfigurasimu. Pengujian bisa menggunakan perintah ping
melalui command prompt pada aplikasi atau dengan simple PDU. Tulis bagaimana hasilnya!
Hasil pengujian konektifitas PC0 ke PC1:

Hasil pengujian konektifitas PC2 ke PC3:

Hasil pengujian konektifitas PC4 ke PC5:

Hasil pengujian konektifitas PC0 ke PC2:

Hasil pengujian konektifitas PC0 ke PC4:

Lakukanlah percobaan untuk melihat hasil routing statis menggunakan perintah “show run” ,
“show ip route” , “show ip route static”. Amati dan tulis hasilnya!

Cobalah hapus konfigurasi gateway pada salah satu PC dan lakukan pengujian konektifitas dari
seluruh PC ke PC yang telah dihapus gateway-nya! Amati dan tulis hasil analisisnya!

Cobalah anda lengkapi tabel routing di bawah ini melihat hasil konfigurasi diatas
Router Dst Address Subnetmask Gateway
LAB-TKJ 192.168.100.0 255.255.255.0 172.16.0.2 < == Contoh

LAB-AK

LAB-TSM

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 188
E. Kesimpulan

F. Latihan

Gambar 5.2 Topologi Latihan Routing Statis


Silahkan Anda lakukan konfigurasi routing statis sesuai topologi diatas! Dan buatkan tabel routing-
nya!

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 189
2. Percobaan: Konfigurasi Routing Statis dengan Router Mikrotik
A. Alat dan Bahan
a. Personal komputer/laptop 2 buah
b. Router Board Mikrotik 2 buah
c. Aplikasi Winbox
B. Prosedur Kerja
a. Topologi Jaringan

Gambar 5.3 Topologi Latihan Routing Statis dengan Mikrotik


b. Tugas Praktikum
a) Isi ip address masing-masing PC
b) Isi ip address interface ether dan wlan pada mikrotik
c) Konfigurasi routing statis
C. Konfigurasi Tugas Praktikum
D. Hasil Konfigurasi Tugas Praktikum

E. Kesimpulan

F. Latihan

Uji Kompetensi HOTS (High Order Thingking Skills)


Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda (X) pada huruf A, B,
C, D, atau E serta tulis alasannya!
1. Teks perintah untuk melihat tabel routing pada router cisco adalah…
A. Route –n
B. Show ip route
C. Show route ip
D. Show ip rute
E. Show route

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 190
Alasan :

2. Koneksi yang akan dibangun tidak dapat dipenuhi oleh karena melebihi waktu timeout yang
tersedia atau host yang dituju tidak dapat dicapai (unreachable) adalah…
A. Bind exception
B. Connect exception
C. No route to host exception
D. Disconnectexception
E. Disconnecting
3. Pada sebuah instansi akan dilakukan pembangunan infrastruktur jaringan. Administrator
menggunakan routing statis pada jaringannya. Jika diketahui hasil perintah konfigurasi adalah
sebagai berikut,
codes: c – connected, s – statis, I – IGRP, R – RIP, M – mobile, B – BGP
….[truncated]….
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, FastEthernet1/0
S 192.168.3.0/24 [1/0] via 192.168.2.2
Maka perintah untuk melihat innformasi yang sesuai dengan hasil di atas adalah…
A. Show ip interface brief
B. Show controllers serial
C. Show user
D. Show ip route
E. Show history
Alasan :

4. Siswa SMKN 6 Garut diminta untuk melakukan konfigurasi routing statis di lingkungan
sekolahnya. Siswa tersebut menggunakan perintah konfigurasi sebagai berikut pada router-nya,
Router#conf t
Router(config)#hostname RTR-1
RTR-1(config)#int fa0/0
RTR-1(config-if)#ip add 192.168.10.23 255.255.255.0
Hasil yang sesuai dengan perintah konfigurasi di atas adalah…
A. Memberikan ip address fa0/0 192.168.10.23/24 pada RTR-1
B. Memberikan nama router dengan nama RTR-1 dan memberikan ip address pada interface
fa0/0 192.168.10.23/24
C. Memberikan subnetmask RTR-1 255.255.255.0
D. Mengatur interface fastethernet 0/0
E. Mengatur konfigurasi configure terminal
Alasan :

5. Pemerintah desa cijolang menggunakan konfigurasi routing statis pada jaringannya. Static route
akan menjalankan suatu proses routing sesuai dengan perintah yang dikonfigurasi oleh seorang
administrator jaringan secara manual. Namun agar sebuah router dapat menjalankan perintah
tersebut, suatu perintah konfigurasi harus disimpan terlebih dahulu pada memori router yang
disebut NVRAM. Perintah untuk menyimpan konfigurasi ke dalam NVRAM adalah…
A. Router#copy running-config tftp
B. Router(config)#line console 0
C. Router(config)#do show running-config
D. Router#copy startup-config

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 191
E. Router#copy running-config startup-config
Alasan :

6. Topologi routing yang digunakan pada gedung DPRD Kabupaten Garut dan gedung Bupati
Garut adalah routing statis. Kekurangan jaringan yang menggunakan topologi routing tersebut
adalah…
A. Administrator jaringan harus mengetahui semua informasi dari masing-masing router yang
digunakan
B. Beban kerja router menjadi lebih berat karena selalu memperbarui IP tabel
C. Kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip tabel terbilang lama
D. Membutuhkan basis data yang besar
E. Jumlah host terbatas
Alasan :

7. Perhatikan topologi routing statis yang digunakan oleh salah satu instansi pemerintah dan tabel
routing berikut!
Router Dst address gateway
Router 1 172.16.17.0 172.16.16.2
192.168.19.0 172.16.16.2
10.10.0.0 172.16.16.2
Router 2 192.168.10.0 172.16.16.1
10.10.0.0 ….
Router 3 172.16.16.0 172.16.17.1
192.168.10.0 ….
192.168.19.0 172.16.17.1
di bawah ini yang benar untuk melengkapi tabel routing pada jaringan di atas adalah…
A. 192.168.10.1 dan 192.168.19.1
B. 172.16.17.2 dan 172.16.17.1
C. 172.16.16.2 dan 172.16.16.1
D. 172.16.16.1 dan 172.16.17.1
E. 10.10.10.1 dan 172.16.17.2
8. Salah satu jaringan di Rumah Sakit Umum Daerah Garut menggunakan konfigurasi routing
statis. Hal ini dikarenakan routing statis memiliki kelebihan dimana pengiriman paket data lebih
cepat karena jalur atau rute sudah diketahui dan sudah ditentukan. Namun terjadi permasalahan
di mana PC yang sebelumnya dapat terhubung dengan PC lainnya tiba-tiba saja tidak terhubung
dan terdapat pesan bahwa destination unreachable. Permasalahan yang mungkin terjadi adalah...
A. Adanya routing loops sehingga mengganggu dalarn pengiriman paket/data
B. Hilangnya ip route yang menuju ke PC tersebut
C. Paket/data yang seharusnva terkirim, dihapus dari daftar oleh router
D. PC dalam keadaan down
E. Terjadinya pemblokiran yang disebabkan oleh paket/data yang akan dikirim
Alasan :

9. Siswa kelas XI SMKN 6 Garut melakukan praktik konfigurasi routing statis. Kelas dibagi
menjadi 5 kelompok. 4 kelompok berhasil melakukan konfigurasi, sedangkan 1 kelompok
gagal di mana PC 3 yang seharusnya dapat mengakses jaringan internet yang disediakan oleh
PC 1, menjadi tidak bisa mengakses jaringan internet. Langkah yang dapat dilakukan adalah...

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 192
A. Gunakan perintah ping pada IP address lain melalui PC 3 untuk mengetahui konektivitas.
Jika gagal periksa konfigurasi ip routing pada setiap router
B. Hapus konfigurasi ip routing pada PC 3. Sesuaikan dengan IP address yang terdapat pada
topologi jaringan.
C. Periksa pengalamatan pada tabel routing
D. Periksa setiap IP·pada PC dan router. Sesuaikan dengan IP address yang terdapat pada tabel
routing
E. Gunakan perintah traceroute untuk mengetahui apakah paket/data mengalami kemacetan
lalu lintas
Alasan :

10. Pada sebuah topologi jaringan, paket dapat diarahkan ke router yang terhubung ke jaringan
subnet tujuan, tapi host tidak merespons atau tidak tersedia. Router A memiliki rute ke
192.168.1.0/24, paket dikirim Router B. Jika interface Router B bekerja, maka Router B juga
memiliki rute terhubung ke 192.168.1.0/24. Namun jika server web sedang down, Router B
tidak mendapatkan balasan ARP dari web. Router B memiliki rute tetapi tidak bisa meneruskan
paket langsung ke 192.168:2.0. Pesan yang seharusnya dikirimkan host tersebut adalah...
A. Protocol Unreachable
B. Can't Fragment
C. Host Unreachable
D. Destination Unreachable
E. Redirect
Alasan :

11. Pada routing statis, tabel routing merupakan komponen penting untuk menentukan
berhasil tidaknya pengiriman suatu paket/data. Dalam membangun tabel routing, penentuan
next-hop address haruslah tepat. Jika tidak, sebuah paket/data tidak akan berhasil dikirimkan
ke host tujuan. Jika hal seperti ini terjadi, langkah yang dapat dilakukan adalah...
A. Reset konfigurasi routing statis pada router
B. Menentukan next-hop address dengan teliti
C. Hapus konfigurasi routing statis
D. Hapus konfigurasi ip routing sebelumnya dan ganti dengan next-hop address yang benar
E. Tarnbahkan next-hop address yang benar
Alasan :

12. Administrator jaririgan disebuah instansi perpajakan melakukan pemeriksaan jaringan yang
menggunakan, konfigurasi routing statis. Selama pemeriksaan ditemukan beberapa
permasalahan. Permasalahan tersebut diantaranya karena kesalahan dalam membangun tabel
routing sehingga menyebabkan routing loops. Administrator jaringan kemudian melakukan
perbaikan. Suatu perbaikan jaringan routing statis dikatakan berhasil jika...
A. Antar host dapat saling terhubung
B. Paket/data berhasil terkirim pada setiap host yang berada dalam satu jaringan
C. Pengiriman paket/data sesuai dengan tabel routing
D. Antar router dapat saling terhubung
E. Jaringan kembali bekerja sesuai dengan konsep jaringan yang sudah direncanakan
Alasan :

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 193
13. Protokol yang dirancang untuk membantu mengelola dan mengendalikan operasi pada jaringan
TCP/IP dan menyediakan berbagai macam informasi mengenai kesehatan jaringan dan status
operasional adalah....
A. ICMP
B. Ping
C. Traceroute
D. Troubleshooting
E. Redirect
Alasan :

14. Perintah yang menyediakan sebuah alat pemecahan masalah yang lebih baik karena tidak hanya
dapat memeriksa apakah rute bekerja, namun juga dapat memasok IP address pada setiap router
yang berada pada suatu route disebut...
A. Ping
B. Destination Unreachable
C. ICMP
D. Traceroute
E. Administrative Distance
Alasan :

15. Perintah yang digunakan untuk melihat perintah yang sudah dipergunakan adalah....
A. Show interfaces
B. Show history
C. Show run
D. Show ip interface brief
E. Show ip route
Alasan :

16. Berikut pentingnya melakukan pemeriksaan pada routing statis adalah....


A. Meningkatkan performa jaringan
B. Mencegah terjadinya kegagalan jaringan
C. Memanajemen jaringan
D. Menekan kerusakan pada perangkat jaringan
E. Mengetahui permasalahan pada jaringan sedini mungkin
Alasan :

17. PC pada suatu jaringan tidak dapat saling terhubung, permasalahan yang tidak mungkin terjadi
adalah…
A. Kesalahan dalam pemberian nama router
B. Salah satu PC mengalami down
C. Kegagalan dalam konfigurasi ip route
D. Next-hop address yang terdapat pada tabel routing tidak sesuai
E. Kesalahan dalam melakukan konfigurasi IP address
Alasan :

18. Berikut yang tepat untuk melengkapi flowchart troubleshooting jaringan di bawah adalah....

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 194
A. Menggunakan perintah ping
B. Melakukan konfirmasi permasalahan
C. Memeriksa konfigurasi
D. Melakukan analisa
E. Menemukan dan memperbaiki masalah
Alasan :

19. Permasalahan yang sering terjadi pada layer 3 adalah....


A. Kabel putus
B. Kesalahan dalam mengaktifkan routing protokol
C. Kesalahan konfigurasi interface serial
D. Kesalahan pengaturan clockrate pada interface serial
E. Kabel tersambung ke port yang salah
Alasan :

20. Permasalahan yang sering terjadi pada konfigurasi routing statis adalah...
A. Tidak terhubungnya antar host yang terdapat pada jaringan
B. Terjadi flapping pada interface
C. Terjadi error-disabled pada port atau port tidak berfungsi setelah·dikonfigurasi
D. Konfigurasi tidak menyebar dari server ke klien seperti yang seharusnya
E. Konfigurasi hanya dapat digunakan pada router cisco
Alasan :

21. Router(config-line)#exec-timeout 0 0, adalah perintah konfigurasi router yang berfungsi


untuk…
A. Memasukan mode console line
B. Mematikan enkripsi password
C. Mengatur konfigurasi clock rate
D. Mengatur batas waktu log off otomatis ke 0 0 (menit detik)
E. Menentukan deskripsi interface dengan LAN
Alasan :

22. Berikut yang tidak termasuk teknik konfigurasi untuk melakukan routing statis adalah…
A. Pemberian ip pada interface
B. Menentukan route static dengan menggunakan exit interface
C. Melakukan pemeriksaan pada perangkat router
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 195
D. Mengaktifkan interface
E. Menentukan route static dengan menggunakan next-hop ip address
Alasan :

23. Berikut ini kelebihan dari routing statis adalah…


A. Administrator jaringan harus mengetahui semua informasi dari masing-masing router yang
digunakan
B. Manajemen atau administrasi jaringan cukup sulit
C. Routing statis hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil
D. Hanya dapat digunakan pada router cisco
E. Rentan terhadap kesalahan saat memasukan informasi ke dalam tabel routing
Alasan :

24. Jenis routing yang dilakukan administrator/pengelola jaringan untuk mengkonfigurasi informasi
tentang jaringan yang dituju secara manual adalah…
A. Default routing
B. Static routing
C. Metric routing
D. Administrative distance
E. Dynamic routing
Alasan :

25. Mengeksekusi perintah level privileged show running-config ketika sedang berada pada mode
konfigurasi global, perintah konfigurasi yang sesuai adalah…
A. Router(config)#do show running-config
B. Router(config)#show running-config
C. Router(config)#no service password
D. Router(config)#copy running-config
E. Router(config)#copy startup-config
Alasan :

Refleki
Pada modul 5, peserta didik telah mempelajari tentang Konfigurasi Routing Statis. Materi yang telah
dipahami maupun yang belum dipahami akan diberi tanda (√) pada kolom di bawah ini. Peserta didik
juga akan bertanya jika ada materi yang belum dipahami.
Keterangan
No Pernyataan
Ya Tidak
1.
2.
3.
4.
5.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 196
Muatan Aktivitas Peserta Didik
(Berdasarkan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016)
A. Tugas Mandiri
1. Apa yang dimaksud dengan routing statis?

2. Bagaimanakah cara kerja dari routing statis?

3. Sebutkan aturan-aturan routing statis?

4. Sebutkan perintah dasar routing statis?

5. Sebutkan karakteristik dari roting statis?

B. Tugas Kelompok
Setelah mempelajari semua materi modul 5, lakukan aktifitas berikut bersama teman sekelasmu!
1. Berkelomoklah dengan 5-6 temanmu kemudian pilihlah ketua kelompok untuk memimpin
diskusi!
2. Perhatikan topologi jaringan berikut!

Gambar 5.4 Topologi Tugas Kelompok Routing Statis


3. Buatlah desain jaringan seperti gambar di atas pada aplikasi packet tracer. Tentukan ip
address masing-masing PC serta gateway mengacu pada netId. Konfigurasi router
menggunakan routing statis sehingga seluruh pc dapat terhubung!
4. Tulislah langkah dan perintah konfigurasinya serta hasil pengujian secara singkat dan rapih!
Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 197
C. Tugas Projek
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5-6 orang!
a. Ketua kelompok :
b. Anggota 1 :
c. Anggota 2 :
d. Anggota 3 :
e. Anggota 4 :
f. Anggota 5 :
2. Buatlah perencanaan untuk membangun sebuah infrastruktur jaringan routing statis di
sekolahmu. Tuliskan konsep skema jaringan yang akan kalian bangun secara rinci! (apabila
memerlukan tempat dan peralatan hubungi laboran LAB TKJ SMK Negeri 6 Garut)!

3. Gambarkan topologi jaringannya!

4. Setiap kelompok harus membuat jadwal kegiatan berkaitan dengan perencanaan


membangun infrastukrtur jaringan routing statis seperti pada tabel berikut:
No Nama Waktu Kegiatan
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Penyususnan hasil kerja
5. Kumpulkan hasil konfigurasi routing statis tersebut meliputi langkah-langkah konfigurasi,
perintah konfiguasi, dan hasil pengujian dalam bentuk laporan sesuai dengan sistematika
penulisan laporan yang biasa dipergunakan di SMKN 6 Garut, setelah menyelesaikannya
dalam waktu dua minggu!

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan


Kelas XI – SMK Negeri 6 Garut | 198

Anda mungkin juga menyukai