Anda di halaman 1dari 5

ANALISA SINTESA

TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS

DENGAN STEMI (ST ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION)

DI RUANG ICU RSUD dr.GUNAWAN MANGUNKUSUMO

OLEH :

PAULINA APRILIANI ERNA P.D

071221032

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2023
A. Diagnosa medis
STEMI (ST Elevation Myocardial Infarction)
B. Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas

DS: pasien mengatakan sesak nafas


DO:

a. Dyspnea
b. Penggunaan otot bantu nafas
c. Suara nafas wheezing/mengi
d. Saturasi oksigen 94 %
2. Penurunan curah jantung bd perubahan irama jantung
DS: Pasien mengatakan nyeri dada dan sesak nafas
DO:
a. Terlihat pasien memegangi bagian yang nyeri
b. Pernafasan dangkal, irreguler, 24 kali per menit
c. Terpasang O2 nasal kanul
d. Pemberian nebulizer
e. Gambaran EKG Arritmia

C. Dasar Pemikiran
STEMI merupakan oklusi total dari arteri koroner yang menyebabkan area infark
yang lebih luas meliputi seluruh ketebalan miokardium, yang ditandai dengan adanya
elevasi segmen ST pada EKG. Sedangkan NSTEMI merupakan oklusi sebagian dari arteri
koroner tanpa melibatkan seluruh ketebalan miokardium, sehingga tidak ada elevasi
segmen ST pada EKG (Black & Hawks, 2014).

D. Tindakan Keperawatan Gawat Darurat & Kritis


Melakukan pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG)
E. Pathway STEMI

F. Patofisiologi
STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah
oklusi trombus pada plak aterosklerosis yang sudah ada sebelumnya. Stenosis arteri
koroner derajat tinggi yang berkembang secara lambat biasanya tidak memicu STEMI
karena berkembangnya banyak kolateral sepanjang waktu. Pada sebagian besar kasus,
infark terjadi jika plaque aterosklerosis mengalami fisura, rupture atau ulserasi dan jika
kondisi lokal atau sistemik memicu trombogenesis sehingga mengakibatkan oklusi arteri
koroner. Pada STEMI gambaran patologis klasik terdiri dari fibrin rich red trombus, yang
dipercaya menjadi alasan pada STEMI memberikan respon terhadap terapi trombolitik.
Pada lokasi ruptur plaque, berbagai agonis (kolagen, ADP epinefrin dan serotonin)
memicu aktivasi trombosit, selanjutnya akan memproduksi dan melepaskan tromboksan
A2 (vasokontriktor lokal yang poten). Aktifitas trombosit juga akan memicu terjadinya
agregasi platelet dan mengaktifasi faktor VII dan X sehingga menkonversi protombin
menjadi thrombin dan fibrinogen menjadi fibrin. Pembentukan trombus pada kaskade
koagulasi akan menyebabkan oklusi oleh trombus sehinga menyebabkan aliran darah
berhenti secara mendadak dan mengakibatkan STEMI (Darliana, 2010) (Black & Hawk,
Alwi, 2015).
G. Analisa Tindakan Keperawatan
a. Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh
aktivitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi
jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada badan. Rekaman EKG ini
digunakan oleh dokter atau ahli medis untuk menentukan kondisi jantung dari
pasien, yakni untuk mengetahui hal-hal seperti frekuensi (rate) jantung,
arrhytmia, infark miokard, pembesaran atrium, hipertrofi ventrikular, dll. Sinyal
EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.
b. Tujuan Tindakan
Pembacaa EKG untuk :
1) Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia).
2) Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan
ventrikel).
3) Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung.
4) Mengetahui adanya gangguan elektrolit.
5) Mengetahui adanya gangguan perikarditis.
H. Indikasi, Kontra Indikasi, dan Komplikasi Tindakan
a. Indikasi Tindakan
1) Adanya kelainan-kelainan irama jantung.
2) Adanya kelainan-kelainan miokard seperti infark.
3) Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis.
4) Gangguan-gangguan elektrolit.
5) Adanya pericarditis.
6) Pembesaran jantung.
I. Kontra Indikasi
a. Klien dengan efusi pleura.
b. Klien dengan efusi pericardial.
c. Klien dengan emfisema paru.
J. Komplikasi
Elektrokardiografi merupakan prosedur invasive tanpa komplikasi.
K. Alat dan bahan yang digunakan
Alat dan bahan yang digunakan meliputi (McCann, 2014):
a. Mesin ECG/EKG.
b. Kertas EKG (recording paper).
c. Seperangkat elektrode (disposable pregelled electrodes).
d. 4’’ x 4’’ gauze pads.
e. Alat tambahannya: clippers dan pulpen,
f. Jelly elektroda.
g. Alcohol.
h. Tissue.
i. Handscoon.
j. Bengkok.
6. Efek samping
Elektrokardiografi merupakan prosedur invasive tanpa komplikasi.
7. Referensi
Laksono, S. (2021). Interpretasi EKG Normal Praktis bagi Pemula : Suatu Tinjauan
Mini.
Black, J.M., & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Singapore :
Elsevier

Anda mungkin juga menyukai