Terapi Bermain
Terapi Bermain
DISUSUN OLEH:
Kelompok 6
1. Setyaningtyas Kusuma Wardani (071221007)
2. Sumiyati (071221008)
3. Paulina Apriliani Erna P.D (071221032)
4. Chrisna Wijaya Pratama (071221043)
A. LATAR BELAKANG
Masuk rumah sakit bagi anak merupakan peristiwa yang sering
menimbulkan pengalaman traumatik pada anak, yakni ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor,
diantaranya perpisahan dengan orang tua. Kehilangan kontrol dan perlakuan
tubuh akibat tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri Akibat perpisahan
pada anak akan menimbulkan berbagai reaksi seperti menolak makan,
menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif terhadap aktifitas
sehari-hari serta menolak tindakan keperawatan yang diberikan. Hospitalisasi
merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkunganrumah sakit
untukm mendapatkan pertolongan dalam peawatan atau pengobatandalam
perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan
penyakitnya. Tetapi pada umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan
ketegangan danketakutan serta dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan
serta dapatmenimbulkan gangguan emos atau tingkah laku yang
mempengaruhi kesembuhandan perjalanan penyakit anak selama dirawat
dirumah sakit. Hospitalisasi pada anak akan memberikan dampak negatif
seperti trauma, cemas dan ketakutan. Bermain adalah bagian integral dari
masa kanak-kanak
Bermain di RS merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
kesenangan atau kepuasan yang sangat berguna untuk merangsang
perkembangan anak dan untuk menurunkan stres akibat hospitalisasi.
Untuk memfasilitasi keadaan diatas diperlukan peran perawat dalam
memberikan aktivitas bermain yang tepat pada anak sesuai dengan tahap
tumbuh kembangnya, tentunya dengan memperhatikan prinsip-prinsip
bermain di rumah sakit Anak-anak dengan penyakit yang memerlukan
perawatan yang lama mengalami stres yang tinggi terutama anak usia sekolah
karena harus meninggalkan kelompoknya dan teman-teman sekolahnya.
Untuk itu penting dilakukan suatu aktivitas bermain cooperative play untuk
mengekspresikan perasaan mereka dalam upaya peningkatan kesadaran diri.
Perawat bermaksud memfasilitasi terapi bermain diatas pada anak di
ruang Melati dengan berbagai penyakit yang harus menjalani pengobatan
lama, sehingga anak dapat mengikuti perkembangan motorik halus dan
kasarnya sesuai tahapannya. Manfaat terapi bermain dalam penanganan anak
yang dirawat di rumah sakit adalah salah satunya memudahkan anak
menyatakan rasa kecemasan dan ketakutan lewat permainan, mempercepat
proses adaptasi di rumah sakit, anak dapat berkumpul dengan teman
sebayanya di rumah sakit sehingga tidak merasa terisolir, anak mudah diajak
bekerja sama dengan metode pendekatan proses keperawatan di rumah sakit.
Aktivitas bermain tetap diberikan selama anak dirawat di RS agar
proses perkembangan tidak terhambat meskipun sedang sakit. Bentuk
permainan di RS disesuaikan dengan kondisi anak dan penyakit yang dialami
anak. Karena pentingnya manfaat terapi bermain dalam penanganan anak
sakit, perawat harus mampu melaksanakan tersebut, maka rencana penerapan
terapi bermain terhadap anak yang dirawat di ruang Cendana ini perlu
dilaksanakan. Dalam hal ini jenis permainan yang akan diberikan di ruang
Cendana adalah bermain Mewarnai Gambar.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama kurang lebih 30 menit, anak
diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi
efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak
mampu:
a. Anak dapat meningkatkan kemampuan berimajinasi melalui terapi
bermain dengan mewarnai gambar sesuai dengan minat dan kreasi
anak
b. Anak dapat mengembangkan kemampuan mengatur gerakan motorik
kasar dan halus
c. Mengembangkan kognitif anak
d. Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman yang dirawat
di ruang yang sama
e. Mampu mengurangi kejenuhan selama dirawat di RS
f. Mampu beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan
dirawat di rumah sakit
g. Meningkatkan latihan konsentrasi
h. Merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah
B. SASARAN
Sasaran terapi bermain dalam kegiatan yaitu anak usia prasekolah (3-5
tahun) yang sedang menjalani perawatan di bangsal anak Cendana dengan
kesadaran composmentis dan keadaan umum baik.
G. STRATEGI BERMAIN :
Kegiatan
No Waktu
Perawat Anak
Persiapan:
a. Menyiapkan alat- alat yang akan
Anak bersedia
1. 5 menit digunakan dalam hal ini adalah
mengikuti kegiatan
lembar gambar dan pensil warna
b. Menyiapkan anak-anak
Pembukaan :
a. Salam terapeutik: Memberi salam
terapeutik sehangat mungkin dan a. Menjawab salam
2. 3 menit b. Menjelaskan
memperkenalkan diri
b. Validasi: menanyakan perasaan anak perasaan saat ini
saat ini
20 menit
Kegiatan Inti Bermain: a. Anak mewarnai
a. Kontrak: gambar
1) Menjelaskan kepada anak dan b. Senang dan
keluarga tentang permainan dan terlihat menikmati
manfaat bagi anak permainan
2) Membuat kontrak waktu untuk c. Menjawab
bermain 20-30 menit pertanyaan
3) Menjelaskan tentang cara bermain
b. Kegiatan bermain
1) Sebelum memulai permainan
perawat menjelaskan teknik
mewarnai gambar.
2) Setelah Anak-anak mengerti maka
permainan di mulai.
3) Anak bermain dengan antusias dan
semangat yang tinggi untuk bisa
menyelesaikan gambarnya.
4) Komunikasi dan interaksi terjaga
dengan baik selama proses
bermain.
5) Keluarga (ibunya) juga ikut terlibat
mendampingi dalam bermain.
6) Proses bermain berlangsung selama
20 menit dan anak-anak dapat
menyelesaikan mewarnai gambar
dengan bantuan dari orang tua / ibu
dan perawat
c. Mengevaluasi respon anak dan keluarga
Penutup :
a. Menanyakan kepada klien tentang a. Menjawab
pertanyaan
perasaannya setelah bermain
3. 2menit b. Memperhatikan
b. Memberi kesimpulan untuk permainan c. Menjawab salam
yang telah dilakukan
c. Memberi salam terapeutik
B. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan:
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan
a. Terapi dapat berjalan dengan baik
b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan
a. Anak tidak takut lagi dengan perawat
b. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi
bermain
c. Anak dapat mengembangkan motorik halus dan motoric kasar dengan
mewarnai gambar
d. Orang tua dapat mendampingi anak sampai selesai
e. Anak merasa senang
f. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
MATERI
A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada
orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan
membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang
bijaksana, karena beberapa beberapa ahli psikolog psikolog mengatakan
mengatakan bahwa permainan permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkemb pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. angan
jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara
sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir. Bermain merupakan suatu aktivitas
dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, pemikiran, menjadi menjadi
kreatif, kreatif, mempersiapkan mempersiapkan diri untuk berperan
berperan dan berperilaku dewasa berperilaku dewasa. Jadi
kesimpulannya bermain kesimpulannya bermain adalah cara untuk
memperoleh untuk memperoleh kesenangan kesenangan agar anak dapat
agar anak dapat kreatif dan meng kreatif dan mengekspresikan ekspresikan
pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akh pikiran, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.
B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak
sendiri. Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perl k
tidak perlu melakkan u melakkan aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support
C. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. KLASIFIKASI BERMAIN
1. Social affective play Anak belajar memberi respon terhadap respon
yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya
orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan
bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek
yang ada di sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang
perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh
ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang
misalnya mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play Anak berfantasi menjalankan peran tertentu
misalnya menjadi ayah atau ibu.
E. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensorik Motorik Membantu perkembangan gerak
dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif Membantu mengenal benda sekitar (warna,
bentuk kegunaan).
3. Kreatifitas Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya
menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan
orang lain dan mempelajari belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness) Bermain belajar memahami
kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku
sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan
perasaan yang tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak
yang belum dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis,
menggambar, bermain peran.