Anda di halaman 1dari 3

REFLECTIVE PRACTICE

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KRITIS

DI RUANG ICU I RSD K.R.M.T. WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun Oleh :

MARIA ANI WARIKAR

P1337420922008

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2023
REFLECTIVE PRACTICE

1. DESCRIPTION : Deskripsi pengalaman


Saat sedang shift siang di ruang ICU I RSD K.R.M.T Wongsonegoro Kota
Semarang pada hari Senin, 27 Maret 2023. Dilakukan pemberian susu melalui NGT
atau jalur enteral tiap 4 jam pada pasien Tn. S Pasien mengalami penurunan kesadaran
somnolen dengan nilai GCS E3 M3 V1ett sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisinya secara langsung melalui oral. Pemberian susu sejumlah dosis 50
cc tiap 4 jamnya secara gravity drip dengan catheter tip.
2. FEELINGS : Perasaan dan pikiran tentang pengalaman
Hampir setiap harinya pemberian susu dilakukan kepada pasien-pasien yang
terpasang NGT. Saya berpikir apa saja yang perlu diperhatikan dalam memberikan
nutrisi susu melalui NGT kepada pasien yang mengalami penurunan kesadaran seperti
ini di mana tidak bisa berespon seperti protes atau mengeluh jika susu yang diberikan
misalnya kurang atau terlalu banyak atau bahkan bilasan air terlalu sedikit atau kurang
sehingga membuat perut penuh.
3. EVALUATION : Evaluasi pengalaman, baik dan buruk
Saya dan perawat sempat berdiskusi terkait hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam memberikan nutrisi susu melalui NGT. Hal terpenting yang harus diperhatikan
adalah memeriksa residu lambung adakan warna kehitaman pada cairan lambung atau
hambatan dalam aliran NGT. Dosis pemberian susu diperhatikan sesuai dengan advis
dari ahli gizi.
4. ANALYSIS : Analisis untuk memahami situasi
Saya menemukan penjelasan tambahan berupa artikel yang membahas tentang
pemberian nutrisi melalui jalur enteral pada pasien kritis dari (Hutagaol & Hamidi,
2020) yang menjelaskan bahwa pemberian nutrisi melalui NGT dengan metode
gravity drip diberikan secara gravitasi bumi dengan menggunakan chateter tip atau
spuit 50 cc. Metode ini memang sangat tergolong murah karena alat yang
digunakannya cukup sederhana, hanya membutuhkan gelas ukur, kateter tip dan
selang NGT tetapi dampaknya, pengosongan lambung menjadi lebih lama karena
waktu pemberian yang terlalu cepat sehingga penundaan nutrisi berikutnya sering
terjadi sebagai akibat volume residu lambung yang masih banyak sehingga hari rawat
menjadi panjang. Volume makanan yang banyak dalam lambung juga akan
memperlambat motilitas lambung juga membuat isi lambung menjadi asam, sehingga
akan membuat pasien merasa ingin muntah dan dapat menyebabkan melemahnya
gerakan lambung yang sering didapati yaitu gangguan pada otot dan saraf, gangguan
aliran darah ke lambung. Pemberian makan sesuai gravitasi dilakukan di atas
ketinggian lambung dan kecepatan pemberian ditentukan oleh gravitasi. Sebelum
memberikan nutrisi dengan metode tersebut dilakukan penarikan residu yaitu untuk
mengetahui volume residu lambung tersebut banyak atau tidak, ketika ditarik keluar
cairan yang berwarna hijau atau hitam maka nutrisi tersebut tidak diberikan, apabila
sebaliknya kalau yang keluar cairan bersih dan tidak banyak maka nutrisi diberikan
dengan cara gravitasi, dilakukan diatas ketinggian lambung dan kecepatan pemberian
ditentukan oleh gravitasi tersebut. Waktu yang diperlukan untuk memberikan nutrisi
dengan metode gravity drip yaitu selama 5-10 menit
5. CONCLUSION : Kesimpulan tentang apa yang Anda pelajari dan apa yang bisa
Anda lakukan
Berdasarkan telusur materi dan analisa data dari klarifikasi perawat maka
dapat disimpulkan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nutrisi
melalui NGT khususnya secara gravity drip yang diterapkan ruangan ini adalah
pemeriksaan residu lambung apakah berwarna cairan putih bersih atau menghitam
karena jika keluarnya hitam maka nutrisi tidak boleh diberikan. warna hitam
mendakan perdarahan pada daerah saluran penceraan atas, kondisi luka pada daerah
lambung, atau makanan yang bewarna gelap. Jika ditemukan adanya warna hitam
maka dapat dialirkan saja menggunakan bag.
6. ACTION PLAN : Rencana tindakan
Setelah mempelajari materi dan analisa artikel, rencana tindak lanjut ke depan
ketika memberikan nutrisi melalui NGT adalah memperhatikan residu volume
lambung sebelum memasukkan susu dan memperhatikan volume nutrisi berupa dosis
serta air pembilasan.
7. DAFTAR PUSTAKA
Hutagaol, R., & Hamidi, N. S. (2020). Efektifitas Pemberian Nutrisi Enteral Metode
Intermittent Feeding dan Gravity Drip Terhadap Volume Residu Lambung
pada Pasien Kritis di Ruangan ICU Aulia Hospital Pekanbaru. Jurnal
Kesehatan Tambusai, 1(4), 24–33.

Anda mungkin juga menyukai