Saat sedang shift siang di ruang ICU I RSD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang pada hari Senin, 27 Maret 2023. Dilakukan pemberian susu melalui NGT atau jalur enteral tiap 4 jam pada pasien Tn. S Pasien mengalami penurunan kesadaran somnolen dengan nilai GCS E3 M3 V1ett sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya secara langsung melalui oral. Pemberian susu sejumlah dosis 50 cc tiap 4 jamnya secara gravity drip dengan catheter tip. 2. FEELINGS : Perasaan dan pikiran tentang pengalaman Hampir setiap harinya pemberian susu dilakukan kepada pasien-pasien yang terpasang NGT. Saya berpikir apa saja yang perlu diperhatikan dalam memberikan nutrisi susu melalui NGT kepada pasien yang mengalami penurunan kesadaran seperti ini di mana tidak bisa berespon seperti protes atau mengeluh jika susu yang diberikan misalnya kurang atau terlalu banyak atau bahkan bilasan air terlalu sedikit atau kurang sehingga membuat perut penuh. 3. EVALUATION : Evaluasi pengalaman, baik dan buruk Saya dan perawat sempat berdiskusi terkait hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan nutrisi susu melalui NGT. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah memeriksa residu lambung adakan warna kehitaman pada cairan lambung atau hambatan dalam aliran NGT. Dosis pemberian susu diperhatikan sesuai dengan advis dari ahli gizi. 4. ANALYSIS : Analisis untuk memahami situasi Saya menemukan penjelasan tambahan berupa artikel yang membahas tentang pemberian nutrisi melalui jalur enteral pada pasien kritis dari (Hutagaol & Hamidi, 2020) yang menjelaskan bahwa pemberian nutrisi melalui NGT dengan metode gravity drip diberikan secara gravitasi bumi dengan menggunakan chateter tip atau spuit 50 cc. Metode ini memang sangat tergolong murah karena alat yang digunakannya cukup sederhana, hanya membutuhkan gelas ukur, kateter tip dan selang NGT tetapi dampaknya, pengosongan lambung menjadi lebih lama karena waktu pemberian yang terlalu cepat sehingga penundaan nutrisi berikutnya sering terjadi sebagai akibat volume residu lambung yang masih banyak sehingga hari rawat menjadi panjang. Volume makanan yang banyak dalam lambung juga akan memperlambat motilitas lambung juga membuat isi lambung menjadi asam, sehingga akan membuat pasien merasa ingin muntah dan dapat menyebabkan melemahnya gerakan lambung yang sering didapati yaitu gangguan pada otot dan saraf, gangguan aliran darah ke lambung. Pemberian makan sesuai gravitasi dilakukan di atas ketinggian lambung dan kecepatan pemberian ditentukan oleh gravitasi. Sebelum memberikan nutrisi dengan metode tersebut dilakukan penarikan residu yaitu untuk mengetahui volume residu lambung tersebut banyak atau tidak, ketika ditarik keluar cairan yang berwarna hijau atau hitam maka nutrisi tersebut tidak diberikan, apabila sebaliknya kalau yang keluar cairan bersih dan tidak banyak maka nutrisi diberikan dengan cara gravitasi, dilakukan diatas ketinggian lambung dan kecepatan pemberian ditentukan oleh gravitasi tersebut. Waktu yang diperlukan untuk memberikan nutrisi dengan metode gravity drip yaitu selama 5-10 menit 5. CONCLUSION : Kesimpulan tentang apa yang Anda pelajari dan apa yang bisa Anda lakukan Berdasarkan telusur materi dan analisa data dari klarifikasi perawat maka dapat disimpulkan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nutrisi melalui NGT khususnya secara gravity drip yang diterapkan ruangan ini adalah pemeriksaan residu lambung apakah berwarna cairan putih bersih atau menghitam karena jika keluarnya hitam maka nutrisi tidak boleh diberikan. warna hitam mendakan perdarahan pada daerah saluran penceraan atas, kondisi luka pada daerah lambung, atau makanan yang bewarna gelap. Jika ditemukan adanya warna hitam maka dapat dialirkan saja menggunakan bag. 6. ACTION PLAN : Rencana tindakan Setelah mempelajari materi dan analisa artikel, rencana tindak lanjut ke depan ketika memberikan nutrisi melalui NGT adalah memperhatikan residu volume lambung sebelum memasukkan susu dan memperhatikan volume nutrisi berupa dosis serta air pembilasan. 7. DAFTAR PUSTAKA Hutagaol, R., & Hamidi, N. S. (2020). Efektifitas Pemberian Nutrisi Enteral Metode Intermittent Feeding dan Gravity Drip Terhadap Volume Residu Lambung pada Pasien Kritis di Ruangan ICU Aulia Hospital Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Tambusai, 1(4), 24–33.