Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KERJA PEMANTAUAN JENTIK NYAMUK

PUSKESMAS CIGALONTANG TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah


kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun
Aedes albopictus. Aedes aegypti lebih berperan dalam penularan penyakit ini, karena
hidupnya di dalam dan di sekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus di kebun,
sehingga lebih jarang kontak dengan manusia (Depkes RI , 1992 ). Timbulnya
mendadak dan banyak mengakibatkan kematian bagi penderitanya, sehingga tidak
mengherankan bila adanya penyakit ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780 – an secara bersama di Asia, Afrika dan
Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar
global dimulai di Asia Tenggara pada 1950 –an dan hingga 1975. Penyakit DBD
muncul pertama kali pada tahun 1953 di Filipina, di Indonesia dilaporkan pertama kali
tahun 1968 di Surabaya dengan jumlah kasus 58 orang, 24 dian taranya meninggal
(CFR = 41,32).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas
daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan
penduduk.
Sampai saat ini penyakit DBD belum ada vaksin pencegahnya dan obatnyapun
juga masih diusahakan. Satu-satunya cara efektif adalah mencegah dan
menanggulanginya dengan cara memberantas nyamuk penularnya.
Nyamuk Aedes Aeggepti berkembang biak di tempat penampungan air bersih
seperti bak mandi, tempayan, ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain. Nyamuk ini
mampu hidup pada ketinggian sampai 1000 m dari permukaa laut, suka hidup
didaratan rendah yang berpenghuni padat. Dari telur hingga dewasa mencapai kurang
lebih 12 hari. Menggigit pada pagi dan sore hari. Jarak terbang maksimal 100 m.
Nyamuk jantan hidup mencapai 30 hari yang betina mencapai 3 bulan. Nyamuk jantan
menghisap sari buah-buahan, naymuk betina menghisap darah manusia untuk
mematangkan telurnya.
Setelah nyamuk betina menggigit orang sakit DBD, 7 hari kemudian virus DBD
dalam tubuhnya telah matang dan siap ditularkan kepada orang lain melalui
gigitannya. Nyamuk betina infektif dapat menularkan virus DBD seumur hidupnya.
Pemeriksaan jentik adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
(tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC,
vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang ai, alas pot kembang,
ketiak daun, lubang pohon , pagar bambu.Rumah bebas jentik adalah rumah tangga
yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik
nyamuk.
II. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai
penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia DBD timbul sebagai
wabah untuk pertama kalinya di Surabaya pada tahun 1968. Sampai saat ini DBD
dilaporkan telah menyebar dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan dan selama
tahun 1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak 3500-7800 kasus dengan Case Fatality
Rate 3.9%. Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegepty sebagai faktor utama, disamping nyamuk Aedes albopictus.
Wabah penyakit demam berdarah yang sering terjadi di berbagai daerah di
Indonesia di beberapa tahun yang lalu perlu mendapat perhatian. Begitu pula vektor
Aedes aegepty yang terdapat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan memberi
risiko timbulnya wabah penyakit di masa akan datang. Untuk mengatasi masalah
penyakit demam berdarah di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya
pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB) masih
sering terjadi secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD
ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk (vektor) dan
penggalian vektor. Untuk pengendalian vektor dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara
pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

III. TUJUAN UMUM

Tujuan Umum

Untuk melindungi masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat kondisi rumah
yang menjadi sarang berkembang biaknya jentik nyamuk.
Tujuan Khusus :
a. Populasi nyamuk terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara
nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
b. Diperolehnya data yang akurat mengenai kondisi jentik di lingkungan wilayah
kerja puskesmas cigalontang.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Pemeriksaan indukan nyamuk Kegiatan pemantauan indukan nyamuk
dilakukan di 8 Desa di Kecamatan Ci
Galontang

V . CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Menentukan jadwal pemeriksaan jentik nyamuk


2. Menyiapkan alat (senter)
3. Melapor ke Kepala Puskesmas tentang kegiatan pemeriksaan jentik
4. Menuju ke lokasi kegiatan
5. Advokasi ke masyarakat (sasaran)
6. Melakukan pemeriksaan jentik dilokasi kegiatan
7. Mencatat hasil kegiatan
Adapun Indentifkasi peran lintas sektor terkait adalah sebagai
berikut:

No Sektor terkait Rincian Peranan


1 Camat Sebagai pemegang wilayah Kecamatan
2 Kepala Desa Sebagai pemegang wilaya Desa
3 Koranmil Membatu dalam kegiatan pemicuan
dan memberikan bantuan stimulan
pembangunan jamban sehat.
4 Kader - Membantu petugas menjalankan
program
5 Tokoh masyarakat - Membantu menggerakkan
masyarakat

VI. SASARAN

Sasaran dari pemantauan jentik nyamuk adalah 8 Desa yang dijadikan sasaran.

VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATA

No Kegiatan Jadwal Kegiatan


J F M A M J J A S O N D
1 Pemeriksaan X X X X
indukan nyamuk

VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan dilakukan secara
bertahap. Evaluasi hasil kegiatan berupa populasi nyamuk terkendali sehingga
masyarakat terlindung dari potensi pengaruh buruk akibat kondisi rumah yang
menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk.
IX. PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan, pelaporan dan evaluasi hasil dilakukan untuk mengetahui kondisi dari
perilaku masyarakat dan diharapkan dapat dilakukan perbaikan dan berkelanjutan.
Data dituangkan dalam bentuk laporan yang kemudian akan dilaporkan setiap bulan
sekali. Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan membahas hasil capaian indikator
sekaligus PDCA untuk indikator yang belum mencapai target.

Anda mungkin juga menyukai