Anda di halaman 1dari 6

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

“GO CANTIK”
( GERAKAN WAJO CARI JENTIK)

I. JUDUL

GO CANTIK (GERAKAN WAJO CARI JENTIK)

II. DESKRIPSI

• GO CANTIK adalah akronim dari GERAKAN WAJO CARI JENTIK, yang maksudnya Gera
kan untuk mencegah penyakit demam berdarah di kabupaten Wajo dengan melibatkan Stakeh
older terkait dan seluruh masyarakat.
• Stakeholder yang terlibat ,DLH, PMD, CAMAT, LSM, PERS, DINAS PENDIDIKAN, Dinas
Perikanan, PKK, GENRE, KARANG TARUNA, POLPP,TOGA , TOMAS
• Gerakan ini , diharapkan siapa saja yang menemukan Jentik nyamuk difoto melalui aplikasi T
IMESTAMP, dikirim ke Group WA GO CANTIK, diharapkan pengusaha ikan hias yang me
mbeli jentik ini atau menukarkan dengan jumlah jentik tertentu dengan 1 ekor ikan.

III. LATAR BELAKANG


A. Pendahuluan
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam
mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan manifestasi perdarahan seperti
uji tourniquet (rumple lead) positif, bintik-bintik merah di kulit (petekie), mimisan, gusi
berdarah dan lain sebagainya.
Sampai saat penyakit Arbovirus, khususnya DBD ini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial
yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota
keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup masyarakat.
Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang cukup mahal, sedangkan
dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya lain yang dikeluarkan selain
pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan di rumah sakit. Faktor-
faktor yang berperan terhadap peningkatan kasus DBD antara lain kepadatan vektor,
kepadatan penduduk yang terus meningkat sejalan dengan pembangunan kawasan
pemukiman, urbanisasi yang tidak terkendali, meningkatnya sarana transportasi (darat, laut
dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan, serta
perubahan iklim (climate change).
Pengendalian penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) telah diatur dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 tentang Pemberantasan
Penyakit Demam Berdarah dan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 92 tahun 1994 tentang
perubahan atas lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/1992,
dimana menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan gerakan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) selain penatalaksanaan penderita DBD dengan memperkuat kapasitas
pelayanan kesehatan dan sumber daya, memperkuat surveilans epidemiologi dan optimalisasi
kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Manajemen pengendalian
vektor secara umum diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor.
Mengingat obat dan untuk mencegah virus Dengue hingga saat ini belum tersedia,
maka cara utama yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan pengendalian vektor
penular (Aedes aegypti). Pengendalian vektor ini dapat dilakukan dengan pelaksanaan
kegiatan PSN 3MPlus
Upaya pemberdayaan masyarakat denganmelaksanakan kegiatan PSN 3M Plus
(menguras,menutup tempat penampungan air dan mendaur-ulang/memanfaat kembali barang-
barang bekas) serta ditambah(Plus) seperti : menaburkan larvasida pembasmi
jentik,memelihara ikan pemakan jentik, mengganti air dalampot/vas bunga dan lain-lain.
Upaya ini melibatkan lintasprogram dan lintas sektor terkait melalui wadah Kelompok Kerja
Operasional Demam Berdarah Dengue (PokjanalDBD) dan kegiatan Juru Pemantau Jentik
(Jumantik). Oleh karena itu untuk meningkatkan keberhasilan pengendalian DBD dan
mencegah terjadinya peningkatan kasus atau KLB, maka diperlukan adanya Gerakan
masyarakat untuk mencari Jentik sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai
penularan DBD dengan Gerakan GO CANTIK (Gerakan Wajo Cari Jentik).

B. Dasar Hukum :

• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/Per/VIII/2004 tentang pedoman


penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB)
• Peraturan Menteri kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit
menular terntneu yang Dapat menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit
Menular
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 tentang Pemberantasa
n Penyakit Demam Berdarah Dengue sebagaimana telah dubah dengan keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 92 tahun 1994.
• Ke
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 ten
tang Pengendalian Vektor.
• Permenkes No 50 tahun 2017 tentang standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan untuk Vektor dan Binatang Pembawa penyakit serta pengendaliannya.

C. Urgensi :

Kondisi saat ini berdasarkan data tahunan kasus dari tahun 2019 – 2020 sebagai berikut

Tabel 01
Data Kasus DBD Per Puskesmas
Tahun 2019-2020

TAHUN
PUSKESMAS
2019 2020
Tempe 36 18
Pattirosompe 42 15
Salewangeng 38 18
Tanasitolo 45 2
Wewangrewu 14 0
Sabbangparu 8 6
Liu 0 4
Pammana 15 6
Lempa 12 0
Majauleng 13 2
Tosora 2 9
Maniangpajo 6 2
Penrang 9 14
Gilireng 9 7
Takkalalla 16 0
Parigi 3 1
Sajoanging 2 1
Salobulo 5 9
Solo 6 5
Pitumpanua 9 1
Keera 6 0
Belawa 0 1
Sappa 1 3
Wajo 297 124

Sedangkan di tahun 2021sampai dengan per 30 Juni 2021

Tabel. 02
Distribusi Kasus DBD Per Puskesmas
Tahun 2021(per 30 Juni 2021)

Tahun
PUSKESMAS
2021
Tempe 11
Pattirosompe 12
Salewangeng 7
Tanasitolo 15
Wewangrewu 1
Sabbangparu 0
Liu 0
Pammana 2
Lempa 0
Majauleng 2
Tosora 0
Maniangpajo 8
Penrang 2
Gilireng 1
Takkalalla 0
Parigi 0
Sajoanging 1
Salobulo 0
Solo 0
Pitumpanua 1
Keera 2
Belawa 0
Sappa 0
Wajo 65

Sedangkan kasus kematian, sebanyak 3 orang, yaitu, 1 di Kecamatan Penrang, 1 Kecamatan


Maningpajo dan 1 Kecamatan Tanasitolo.

• ABJ Kabupaten Wajo ditahun 2020 sebesar 83,88 % ini masih dibawah target nasional
karena masih dibawah 95%.
• Pokjanal DBD yang terbentuk sudah tidak lagi aktif karena pembentukannya sudah lama
dan sebagian besar timnya sudah beralih tugas.
• Program selama ini yaitu pembentukan Kader Jumantik dan Gerakan 1 rumah 1 jumantik
tidak berjalan maksimal dikarenakan
• Peran serta masyarakat penanganan DBD masih kurang
• Sebagian besar pegawai dari pagi sampai sore berada di kantor, sementara nyamuk Ades
Aegypti beraktifitas pagi sampari sore.
• Keterlibatan masyarakat, pengusaha ikan cupang,

IV. TUJUAN DAN MANFAAT


A. TUJUAN
• JANGKA PANJANG
- Terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Tentang DBD
- KABUPATEN WAJO BEBAS JENTIK (- Lingkungan bebas jentik, perkantoran,
sekolah, rumah di 14 Kecamatan)
• JANGKA MENENGAH
Terlaksananya GO CANTIK di 7 kecamatan di Kabupaten Wajo.
• JANGKA PENDEK
- Terlaksananya GO CANTIK di 3 KECAMATAN di KABUPATEN WAJO.
- Adanya SE/ PERBUP GO CANTIK

B. MANFAAT
 REFORMER ( DIRI SENDIRI )
Menjadi Agent of Change, dalam melaksanakan tugas pokok dalam mencapai target
program.
 UNTUK DINAS KESEHATAN ( ORGANISASI)
- Meningkatnya Kinerja organisasi dalam hal pencegahan dan penagangan kasus
DBD
- Terwujudnya program inovasi GO CANTIK
 UNTUK STAKEHOLDER
Meningkatnya Peran serta stakeholder dalam upaya membantu pencegahan dan
penanganan DBD di kabupaten Wajo
 UNTUK MASYARAKAT
Meningkatkan kesadaran dan Parsitipasi masyarakat dalam upaya mencegah dan
memberantasan penyakit DBD
V. OUTPUT DAN OUTCOME
OUTPUT
- Meningkatnya peran serta keluarga dan masyatakat dalam Pencegahan DBD
melalui Go Cantik
- Terbentuknya Pokjanal tingkat Kabupaten, Kecamatan, sampai tingkat
Desa/Kelurahan
- Meningkatnya Angka Bebas Jentik diatas 95%
- Terciptanya Rumah Sakit dan Puskesmas bebas jentik
- Terciptanya Perkantoran Bebas Jentik
- Terciptanya Rumah Tangga bebas jentik
- Terciptanya lingkungan bebas jentik
- Adanya Regulasi yang menguatkan dalam penangan DBD

OUTCOME

Menurunnya angka kejadian Penyakit dan Angka Kematian akibat DBD di Kabupaten Wajo

VI. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS


1. Penjelasan Tahapan Perubahan Rencana Strategis
Tahapan perubahan ini dimulai dari tahap persiapan dengan menyiapkan segala sesuatu
yang akan digunakan termasuk input yang dibutuhkan untuk kegiatan ini, kemudian
dilakukan pembentukan tim yang akan bertugas dalam perubahan strategi ini dilanjutkan
dengan rutin melakukan pertemuan untuk membahas tentang rencana kerja, baik jadwal,
penyusunan langkah-langkah yang harus dilakukan, setelah itu inventarisi stakeholder
yang bisa membantu dan terlibat dalam kegiatan ini dilanjutkan dengan tahapan
pelaksanaan yang dimulai dengan kegiatan sosialisasi, action sampai pada tahapan
monitoring dan evaluasi

2. Tahapan Perubahan (Milestone)


No MILESTONE Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu Ket
1 Persiapan Koordinasi dan Melakukan koordinasi Minggu
Konsultasi dan permintaan ke II Juli
Dukungan dengan 2021
Pemerintah daerah dan
2 Struktur Tim Pembentukan Tim Go Membuat SK Tim Minggu
cantik internal dan External Ke 3 Juli
2021
3 Rapat Pertemuan dengan Pertemuan membahas Minggu
Koordinasi seluruh tim yang tentang persiapan, III bulan
sudah dibentuk. penyusunan jadwal, Juli 2021
langkah yang perlu di
lakukan dan
pembagian job
deskrepsi ke masing
Anggota tim
4 Penjaringan Identifikasi Mengidentikasi Minggu
Stakeholder Stakeholder stakeholder yang IV Bulan
mempunyai pengaruh Juli 2021
dan kepentingan baik
internal maupun
external
5 Penyusunan Membuat Modul dan *Mengumpulkan
Modul dan Juknis Pelaksanaan bahan rujukan
Juklat Go * Menyusun juklat
Cantik pelaksanaan Go cantik
6 Sosialisasi *Sosialisasi gagasan *Melakukan
kepada Stakeholder Sosialisasi dan
untuk penyamaan pembagian peran
persepsi masing-masing
*Sosialisasi Kepada stakeholder
Masyarakat * Sosialisasi Kepada
masyarakat tentang
Metode dan teknis go
cantik.
7 Uji Coba Uji Coba penerapan Melakukan uji coba
Go Cantik kepada beberapa warga
untuk melakukan go
Cantik
8 Penerapan Pergerakan masyakat Menggerakkan
untuk Go cantik. masyarakat untuk
berpatisipasi dalam
gerakan go cantik
9 Monitoring Memonitoring dan Melakukan evaluasi
dan Evaluasi Evaluasi pelaksanaan untuk mengetahui
kegiatan efektitas dan efisiensi
program dan perbaikan
selanjutnya.

3. Rencana Strategis
a. Mandate kebijakan
b. Analisis lingkungan Strategis
c. Visi perubahan
d. Rumusan strategis
e. Sasaran jangka pendek,menengah,panjang

VII. RENCANA MARKETING


1. Stakeholder (4 kuadran )
2. Strategi Marketing
3. Teknik komunikasi

VIII.

Anda mungkin juga menyukai