DI KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN 2016
DASAR HUKUM
Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor:
293/MENKES/SK/IV/2009, Tanggal: 28 April
2009, Tentang:Eliminasi Malaria di Indonesia.
DINYATAKANNYA KABUPATEN PEKALONGAN
SEBAGAI WILAYAH YANG SUDAH ELIMINASI
MALARIA (SERTIFIKAT ELIMINASI MALARIA PADA HMS,
25 APRIL 2014)
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan Umum:
Melindungi masyarakat di Kabupaten Pekalongan dari
penyakit malaria.
Tujuan Khusus:
1.Mencegah munculnya kembali kasus malaria
dengan penularan setempat.
2.Mempertahankan eliminasi malaria di Kabupaten
Pekalongan.
3.Terpeliharanya sistem surveilans penyakit malaria
secara baik dan berkelanjutan.
4.Penatalaksanaan kasus sesuai PROTAP.
STRATEGI
1. Melakukan penemuan dini dan pengobatan
dengan tepat.
2. Menyelenggarakan sistem surveilans, monitoring
dan evaluasi serta informasi kesehatan.
3. Meningkatkan Peran Lintas sektor dan program
dalam Sistem Surveilans Malaria.
4. Memberdayakan dan menggerakkan masyarakat
untuk mendukung secara aktif upaya
mempertahankan eliminasi malaria.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
INDIKATOR
•Mempertahankan kasus indigenous tetap nol.
•Kegiatan surveilans yang baik masih dipertahankan.
•Reorientasi program menuju tahap pemeliharaan
kepada semua petugas kesehatan pemerintah
maupun swasta.
•Adanya konsistensi tanggung jawab pemda dalam
tahap pemeliharaan secara berkesinambungan dalam
kebijaksanaan, penyediaan sumber daya yang
tertuang dalam Perda.
POKOK KEGIATAN DALAM ELIMINASI MALARIA
KONDISI WILAYAH
LUAS WILAYAH : 314.340 Ha
BATAS WILAYAH :
BARAT : KAB.PEMALANG
TIMUR : KAB.BATANG,KOTA PEKL
UTARA : LAUT JAWA
SELATAN : KAB.BANJARNEGARA
KETINGGIAN RATA-2 : 0-650 m DPL
JUMLAH KECAMATAN : 19 KEC.
JUMLAH DESA/KELURAHAN : 285 (272 desa,
13 kel)
JUMLAH PENDUDUK (‘16): 904.731 jiwa
SKPD : DINAS KESEHATAN
KABUPATEN : PEKALONGAN
ALAMAT : Jl. RINJANI NO. 2 KAJEN
JML PUSKESMAS : 27 (RAWAT INAP=8, RAWAT JALAN=19)
JMLH PUSTU : 50 BUAH
JMLH POSYANDU : 1.387 BUAH
JMLH PUSLING : 27 MOBIL
JMLH RS : 3 Buah
SUMBER DAYA KESEHATAN
JUMLAH TENAGA KESEHATAN (DINKES s/d KE : 1.124 org
DESA)
dr : 38 orang Farmasi : 40 orang
drg. : 13 orang Sanitarian : 29 orang
Bidan : 287 orang Gizi : 32 orang
Perawat : 250 orang Analis Lab : 35 orang
Perawat Gigi : 24 orang Tenaga : 89 orang
lainnya
SKM : 13 orang
PROFIL
DINKES KAB. PEKALONGAN
Puskesmas : 27
Pustu : 50
Puskesling : 28
Posyandu : 1406
RS Pem. : 2
RS Swasta : 1
DPS : 80
Tenaga Kesehatan :
Dokter/Drg : 65
Bidan : 125
Perawat : 184
Bidan Desa : 182
JMD : 42 (skarang 28)
Kecamatan Dengan Masalah
Malaria : 7 Kecamatan
Puskesmas Dengan Masalah
Malaria : 8 Puskesmas
PETA GEOGRAFIS KABUPATEN PEKALONGAN
BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT
PETA ENDEMIS MALARIA KABUPATEN PEKALONGAN
PERKEMBANGAN TAHUN 2004 DIBANDING 2015
SUMBER DAYA MANUSIA P2 MALARIA
NO PUSK Dokter Programer Malaria Mikroskopis Entomologi JMD
1 Kandangserang 1 1 1 7/5
2 Paninggaran 1 1 1 1 9/6
3 Lebakbarang 1 1 1 1 6/3
4 Petungkriono 1 1 1
5 Talun 1 1 1 4
6 Doro I 1 1 1 4
7 Doro II 1 1 1 3
8 Karanganyar 1 1 1 4/2
9 Kajen I 1 1 1 1
10 Kajen II 1 1 1 3/0
11 Kesesi I 1 1 1
12 Kesesi II 1 1 1 1/0
13 Sragi I 1 1 1
14 Sragi II 1 1 1
15 Siwalan 1 1 1
16 Bojong I 1 1 1
17 Bojong II 1 1 1
18 Wonopringgo 1 1 1
19 Kedungwuni I 1 1 1
20 Kedungwuni II 1 1 1
21 Karangdadap 1 1 1
22 Buaran 1 1 1
23 Tirto I 1 1 1
24 Tirto II 1 1 1
25 Wiradesa 1 1 1
26 Wonokerto 1 1 1
27 Rumah Sakit 3 - 3
28 Dinkes Kab PKL 1 1 1
JUMLAH KABUPATEN 29 27 30 3 42/28
PERALATAN P2 MALARIA
Mikroskop Sling Sepeda
NO PUSK Mikroskop Lab KIT Spraycan Mistblower Aspirator Kompas
Stereo Hygrometer Motor
1 Kandangserang 1 1
2 Paninggaran 1 1 1/0
3 Lebakbarang 1 1
4 Petungkriono 1
5 Talun 1 1
6 Doro I 1 1 1
7 Doro II 1
8 Karanganyar 1 1
9 Kajen I 1
10 Kajen II 1
11 Kesesi I 1
12 Kesesi II 1
13 Sragi I 1
14 Sragi II 1
15 Siwalan 1
16 Bojong I 1
17 Bojong II 1
18 Wonopringgo 1
19 Kedungwuni I 1
20 Kedungwuni II 1
21 Karangdadap 1
22 Buaran 1
23 Tirto I 1
24 Tirto II 1
25 Wiradesa 1
26 Wonokerto 1
27 Rumah Sakit 3
28 Dinkes Kab PKL 1 15 3 10 2 1 1
JUMLAH KABUPATEN 30 6 15 3 10 2 1 0 3/2
BAHAN P2 MALARIA
PRIMAQUIN RDT GIEMSA AUTOKLIK ISI AUTOKLIK
NO PUSK ACT SLIDE BOXSLIDE ANISOL
(tablet) (bh) (btol) (bh) (dos)
1 Kandangserang 0 0 120 7 1
2 Paninggaran 0 0 100 9 1
3 Lebakbarang 0 150 6 1
4 Petungkriono 1
5 Talun 0 150 4 1
6 Doro I 0 150 4 1
7 Doro II 0 100 3 1
8 Karanganyar 0 150 4 1
9 Kajen I 1 1
10 Kajen II 150 3 1
11 Kesesi I
12 Kesesi II 1 1
13 Sragi I
14 Sragi II
15 Siwalan
16 Bojong I
17 Bojong II
18 Wonopringgo
19 Kedungwuni I
20 Kedungwuni II
21 Karangdadap
22 Buaran
23 Tirto I
24 Tirto II
25 Wiradesa
26 Wonokerto
27 Rumah Sakit 0 0
28 Dinkes Kab PKL 4 500 25 500 6 10 10
JUMLAH KABUPATEN 50 5100 50 1570 0 6 0 52 21
Sumber Dana Yang Tersedia Untuk P2 Malaria
Di Kabupaten Pekalongan Tahun 2008 - 2016
Total Anggaran Untuk Dinas
No Sumber Dana Untuk P2M Untuk P2 Malaria
Untuk Kabupaten Kesehatan
P2 Malaria
Radikal dan PE Malaria
Surv. Parasit
Surv. Migrasi
Pertm. SKD. Malaria
Jasa pemeriksaan
penunjang/Crosscheck
Refreshing JMD
Survei Entomologi
PEMETAAN MITRA DAN SUMBER DAYA
• LINTAS PROGRAM.
• LINTAS SEKTOR.
• PENELITIAN DALAM SURVEY VEKTOR DENGAN BPPVRP SALATIGA DAN
SLPV BANJARNEGARA.
• LSM :
– CARE SEEKING MALARIA (2002) DENGAN TP PKK KAB PEKALONGAN
– PENANGGULANGAN FR BERBASIS KELUARGA (2003) DENGAN LSM
ALMA ATTA
• MASYARAKAT :
– POS MALARIA DESA (2001) : DESA WANGKELANG DAN DS.
BOJONGKONENG (PUSK KANDANGSERANG); DS PAMUTUH DAN DS
BANTARKULON (PUSK LEBAKBARANG)
• DUKUNGAN PEMDA DAN DPRD KAB PEKALONGAN
– PENCANANGAN GEBRAK MALARIA TAHUN 1999
– ALOKASI DANA PEMBERANTASAN MALARIA SETIAP TAHUN
HASIL PENELITIAN DAN SURVEI FAKTOR RISIKO MALARIA
DI DAERAH ENDEMIS DI KABUPETAN PEKALONGAN
1.2
1.11
1
0.66
0.8 0.65
0.6 0.44
0.4
0.06 0.03
0.2 0.037
0.09
0 0.03 0.01 0.02 0.02 0.007 0.002
0.002
ABER KAB. PEKALONGAN TH. 1999-2015
6
5.52
5
4.77 4.61
4.42 4.39
4
3.39 3.47
3 2.91 2.77
2 1.9
1.6 1.6
1.31
1 1 1 1
0.53
0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Catatan : Pembanding Jumlah penduduk seluruh Kab. Pekalongan
DESA HCI KAB. PEKALONGAN
TH. 1999- 2015
35
33
30
25
22
20 20 20
15
12
10
5 5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ENDEMISITAS MALARIA
KAB. PEKALONGAN TH. 2005-2015
12
10
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
HCI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MCI 4 5 2 5 1 1 1 1 0 1 0
LCI 10 9 5 7 5 5 5 7 1 2 1
SPR KAB. PEKALONGAN TH 1997-2015
4.5
4 3.94
3.5
3.19
3
2.5 2.5
2
1.5 1.38 1.4
1 0.99
0.5 0.46
0.17 0.13 0.1 0.2 0.174 0.23
0.11 0.1 0.1 0.04
0
KASUS MALARIA PADA BAYI
DI KAB. PEKALONGAN
TH. 2002- 2015
2
0
KD S P NG LB KB TA LU N D OR O 1 D O R O2 KR Y KA J EN II
2002 0 0 0 1 0 0 2
2003 2 0 0 0 1 0 0
2004 0 1 0 0 0 0 0
2005 0 0 0 0 0 0 0
2006 0 0 0 0 0 0 0 0
2006 0 0 0 0 0 0 0 0
2007 0 0 0 0 0 0 0 0
2008 0 0 0 0 0 0 0 0
2009 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 12 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0
ERROR RATE KAB. PEKALONGAN
TH 1999-2015
20
15
10
0 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Eror rate 0.02 0.03 17.3 4.3 4.02 1.42 0.17 0.24 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SURVEILANS PARASIT DI KABUPETAN PEKALONGAN
HASIL PEMERIKSAAN PENDERITA MALARIA
TAHUN 1999 – 2015, DAPAT DIPEROLEH PROPORSI JENIS PLASMODIUMNYA YAITU :
50% 50%
FALCIPARUM VIVAX
7%
23%
70%
16 15 15
14
12
10
8
6
4
2
1
0
Ind Relaps Import
Perbandingan Asal Kasus (Ind, Relap & Import) Tahun
2009
18 17
16
14
12
10
8
6
4
2 0
0 0
0
Ind Relaps Import Unc
Perbandingan Asal Kasus (Ind, Relap & Import)
Tahun 2011
14 13
12
10
8
8
6
4
2
0 0
0
Ind Relaps Import Unc
Pre Eliminasi
Pemberantasan Eliminasi PEMELIHARAAN
• Meningkatkan cakupan • Menemukan semua penderita • Menemukan semua penderita
penemuan penderita malaria
dengan konfirmasi
dengan konfirmasi
mikroskopis di puskesmas dan
malaria dengan konfirmasi
mikroskopis baik secara pasif
• Diwilayah dengan tingkat reseptivitas dan
laboratorium
(mikroskopis/RDT).
RS pemerintah maupun unit
yankes swasta.
(PCD) di unit yankes
pemerintah dan swasta, vulnerabilitas yang rendah, penemuan penderita
maupun penemuan secara
secara dini cukup dengan kegiatan PCD (Melalui
• Mengobati semua penderita • Mengobati semua penderita
malaria (kasus positif) malaria (kasus positif) dengan aktif (ACD).
dengan obat malaria efektif ACT. • Mengobati semua penderita
dan aman yang ditetapkan
Depkes.RI (saat ini
• Melakukan pemeriksaan
ulang SD dan secara berkala
malaria (kasus positif) dengan
ACT.
Pusling, melalui unit yankes pemerintah maupun
swasta).
menggunakan ACT) menguji kemampuan • Melakukan follow up
• Melakukan pemeriksaan pemeriksaan mikroskopis. pengobatan Pf pada hari 7, 28
ulang SD, pemantauan • Memantau efikasi obat setelah pengobatan,
kualitas RDT, dan
meningkatkan kemampuan
malaria.
• Meningkatkan cakupan
sedangkan Pv pada hari 7, 28,
sampai 3 bulan setelah • Penemuan penderita secara dini disamping PCD
mikroskopis pengobatan.
• Memantau efikasi obat
malaria.
penemuan dan pengobatan
penderita secara pasif melalui
Pustu, Upaya Kesehatan
• Melakukan pemeriksaan ulang
SD dan secara berkala menguji
juga dilakukan ACD oleh JMD (Tidak maksimal).
• Semua SD diperiksa ulang di laboratorium
Berbasis Masyarakat kemampuan mikroskopis.
(Poskesdes, Posyandu, • Memantau efikasi obat malaria.
Posmaldes), praktek swasta, • Melibatkan sepenuhnya peran
klinik, dan RS.
• Mengatur dan mengawasi
praktek swasta dalam
penemuan dan pengobatan
Kabupaten.
peredaran penjualan obat penderita.
malaria selain ACT di warung
obat.
• Mengobati semua penderita malaria (kasus positif )
dengan ACT.
• Melakukan follow up pengobatan Pf dan Pv pada
setelah pengobatan. (Tidak maksimal).
2. Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Risiko.
Pemberantasan Pre Eliminasi PEMELIHARAAN
Eliminasi
•
• Melakukan survei vektor • Melakukan
Mendidtribusikan kelambu
berinsektisida
lokasi fokus malaria dengan API
> 1‰ yang tidak sesuai dengan
yang tepat. penggunaan kelambu
•
berinsektisida.
Melakukan pengendalian vektor (cakupan >80%
• Mendistribusikan dengan metode lain yang sesuai
untuk menurunkan reseptivitas,
penduduk) atau
kelambu berinsektisida seperti manajemen lingkungan,
penyemprotan rumah
larvasidasi, dan pengendalian
vektor secara hayati.
secara massal maupun • Memantau efikasi insektisida
integrasi dengan
(termasuk kelambu
berinsektisida) dan resistensi (cakupan >90%
vektor.
impor.
• Menginventarisir dan penderita.
• Meningkat
memetakan fokus • Melaporkan dengan segera
kan malaria.
cakupan setiap kasus positif malaria yang
dan
kualitas
• Membuat data dasar
eliminasi, antara lain
ditemukan di unit yankes
pemerintah maupun swasta • Penemuan melalui kegiatan ACD oleh JMD.
pencatata secara GIS kepada Dinkes secara berjenjang
n- berdasarkan data sampai tingkat pusat.
pelaporan fokus, kasus, vektor,
tentang genotipe isolate parasit
angka dan intervensi yang
kesakitan dilakukan.
malaria
serta hasil
kegiatan.
3. Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah.
Pemberantas Pre Eliminasi Eliminasi
an PEMELIHARAAN
ditemukan.
• Menggalang kemitraan dengan profesi, organisasi internasional, organisasi internasional, lembaga
berbagai program, sektor, lembaga donor, dunia usaha dan donor, dunia usaha dan seluruh
LSM, organisasi keagamaan, seluruh masyarakat. masyarakat.
organisasi kemasyarakatan, • Melakukan integrasi dengan • Melakukan integrasi dengan program
organisasi profesi, organisasi
internasional, lembaga donor,
dunia usaha dan seluruh
program lain dalam pelayanan
masyarakat, seperti pembagian
kelambu berinsektisida,
lain dalam pelayanan masyarakat,
seperti pembagian kelambu
berinsektisida, pengobatan penderita.
• Menggalang kemitraan dengan berbagai
masyarakat. pengobatan penderita.
program, sektor, dan seluruh
masyarakat. (Desa, Terminal, Ojek)
• Melakukan integrasi dengan program
lain dalam kegiatan penurunan
reseptivitas. (Belum)
4. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
Pemberantasan Pre Eliminasi Eliminasi
PEMELIHARAAN
• Integrasi dengan • Mentaati dan • Memfungsikan Perda atau peraturan
program lain dalam
pelayanan masyarakat,
seperti pembagian
kelambu
melaksanakan peraturan
daerah dan atau peraturan
perundangan lainnya untuk
mendukung eliminasi
perundangan lainnya, antara lain
untuk membebaskan biaya diagnosis
laboratorium dan pengobatan malaria
di unit yankes pemerintah, serta
•Melakukan advokasi dan
berinsektisida,
pengobatan penderita.
• Menyusun Perda atau
malaria.
• Melakukan advokasi dan
sosialisasi agar mendapat
melarang penjualan obat malaria di
warung atau kaki lima.
• Melakukan advokasi dan sosialisasi
sosialisasi agar mendapat
dukungan politik dan jaminan
peraturan dukungan politik dan untuk mendapatkan dukungan politik
perundangan lainnya adanya jaminan dalam dan jaminan dalam penyediaan dana
unuk mendukung penyediaan dana secara secara berkesinambungan dalam
eliminasi malaria. berkesinambungan untuk upaya eliminasi malaria, khususnya
Pemeliharaan
• Menyelenggarakan • Reorientasi program • Melaksanakan reorientasi program menuju tahap
pelatihan tenaga
mikroskopis puskesmas
dan RS pemerintah
menuju Tahap
Eliminasi disampaikan
kepada petugas
pemeliharaan (pencegahan penularan kembali)
disampikan kepada petugas kesehatan pemerintah
maupun swasta yang terlibat eliminasi.
• Melakukan refreshing dan motivasi
kepada petugas mikroskopis agar
maupun unit yankes kesehatan pemerintah Reorientasi ini mulai dilaksanakan bila:
swasta serta menjaga maupun swasta yang – Surveilans penderita yang ketat sudah mampu
kualitas pemeriksaan SD. terlibat dalam
memeutuskan penularan malaria setempat
Eliminasi Malaria agar
pemeriksaan SD.
dilaksanakan. tidak ditemukan atau sangat jarang.
teknis dan manajemen – Hampir semua penderita positif yang
• Pelatihan/refreshing
tenaga mikroskopis ditemukan adalah penderita impor, relaps,
puskesmas dan RS induced, dan introduced.
(Pindah)
– Penderita dengan penularan setempat sudah
dan manajemen. dapat diturunkan sampai nol dalam periode
• Sosialisasi dan satu tahun terakhir.
pelatihan tata laksana – Kegiatan surveilans di unit yankes pemerintah
penderita. dan swasta, mapu mendeteksi dan
menghentikan terjadinya penularan malaria.
UPAYA PEMELIHARAAN ELIMINASI MALARIA
DI KAB PEKALONGAN
Surveilans kasus :
ACD (MBS, MFS) dan PCD
Surveilans migrasi
Penatalaksanaan Kasus
Penemuan
Pengobatan
Crosscheck
Pencatatan dan Pelaporan (e-SISMAL?? manual)
SKD MALARIA
PENINGKATAN KETRAMPILAN PETUGAS (JMD) REFRESHING JMD
BINTEK/KONSULTASI
Surveilans vektor
Pantau kepadatan dan bionomik vektor
Surveilans lingkungan
Pmantaun perubahan lingkungan yang mengarah tempat perindukan
vektor
Surveilans perilaku
Perilaku penduduk yang mempengaruhi penularan
Perilaku menanam pohon dilem/nilam/Tumbuhan pengusir nyamuk
KEGIATAN SURVEILANS MIGRASI
1. Deseminasi informasi dan sosialisasi daerah endemis malaria di Kab
Pekalongan sebagai sumber informasi kewaspadaan.
2. Pemberlakuan himbauan agar melapor bagi pendatang baru dari
daerah endemis tinggi dan mereka yang akan bepergian ke daerah
endemis tinggi.
3. Pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah malaria bagi
masyarakat/TNI yang datang dan pulang dari daerah endemis malaria.
4. Bila positif ditemukan kasus malaria diberikan pengobatan radikal
secara tuntas dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui
adanya penularan setempat.
5. Pembuatan PERDES SURVEILANS MIGRASI di desa Krandegan,
Kecamatan Paninggaran, desa Depok Kec Lebakbarang dan desa
Kandangserang Kec Kandangseranag.
MASALAH
• Masih ada kasus import.
• Kemitraan dengan Lintas Sektor Terkait Dalam Penjaringan
Migrasi Penduduk kurang optimal.
• JMD ada yang beralih tugas.
• Masyarakat masih terpola sistem lama, yaitu apabila diambil
darahnya harus mendapat Obat.
• Penegakan diagnose Malaria di Rumah Sakit belum semua
dilakukan crosscheck Sediaan Darah di UPT LABKESDA
DINKES KAB PEKALONGAN.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
DAN RENCANA TINDAK LANJUT :
• Peningkatan kemitraan dg lintas sektor dalam surveilans
malaria import (Surveilans Migrasi).
• Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan Bidan Desa &
praktek swasta dalam penemuan & pengobatan malaria di
daerah endemis/reseptif.
• Peningkatan SKD Malaria & Peningkatan Penatalaksanaan
Malaria di RS/Puskesmas.
• Mengoptimalkan fungsi JMD dengan wilayah binaan.
• Mengoptimalkan penjaringan kasus dengan kegiatan PCD
melalui PUSLING.
• Penyuluhan ke Masyarakat tentang Pemberantasan Malaria.
• Koordinasi dengan DINKES PROV dalam Sinkronisasi
Kebijakan dan pemenuhan logistik P2 Malaria.