Anda di halaman 1dari 51

UPAYA PEMELIHARAAN ELIMINASI MALARIA

DI KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN 2016
DASAR HUKUM
 Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor:
293/MENKES/SK/IV/2009, Tanggal: 28 April
2009, Tentang:Eliminasi Malaria di Indonesia.
 DINYATAKANNYA KABUPATEN PEKALONGAN
SEBAGAI WILAYAH YANG SUDAH ELIMINASI
MALARIA (SERTIFIKAT ELIMINASI MALARIA PADA HMS,
25 APRIL 2014)
TUJUAN DAN SASARAN
 Tujuan Umum:
Melindungi masyarakat di Kabupaten Pekalongan dari
penyakit malaria.

 Tujuan Khusus:
1.Mencegah munculnya kembali kasus malaria
dengan penularan setempat.
2.Mempertahankan eliminasi malaria di Kabupaten
Pekalongan.
3.Terpeliharanya sistem surveilans penyakit malaria
secara baik dan berkelanjutan.
4.Penatalaksanaan kasus sesuai PROTAP.
STRATEGI
1. Melakukan penemuan dini dan pengobatan
dengan tepat.
2. Menyelenggarakan sistem surveilans, monitoring
dan evaluasi serta informasi kesehatan.
3. Meningkatkan Peran Lintas sektor dan program
dalam Sistem Surveilans Malaria.
4. Memberdayakan dan menggerakkan masyarakat
untuk mendukung secara aktif upaya
mempertahankan eliminasi malaria.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
INDIKATOR
•Mempertahankan kasus indigenous tetap nol.
•Kegiatan surveilans yang baik masih dipertahankan.
•Reorientasi program menuju tahap pemeliharaan
kepada semua petugas kesehatan pemerintah
maupun swasta.
•Adanya konsistensi tanggung jawab pemda dalam
tahap pemeliharaan secara berkesinambungan dalam
kebijaksanaan, penyediaan sumber daya yang
tertuang dalam Perda.
POKOK KEGIATAN DALAM ELIMINASI MALARIA

Pemberantasan Pre Eliminasi Eliminasi PEMELIHARAAN

1. Penemuan dan tatalaksana penderita.


2. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko.
3. Surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah.
4. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
5. Peningkatan sumber daya manusia.
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PEKALONGAN
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PEKALONGAN

 KONDISI WILAYAH
 LUAS WILAYAH : 314.340 Ha
 BATAS WILAYAH :
 BARAT : KAB.PEMALANG
 TIMUR : KAB.BATANG,KOTA PEKL
 UTARA : LAUT JAWA
 SELATAN : KAB.BANJARNEGARA
 KETINGGIAN RATA-2 : 0-650 m DPL
 JUMLAH KECAMATAN : 19 KEC.
 JUMLAH DESA/KELURAHAN : 285 (272 desa,
13 kel)
 JUMLAH PENDUDUK (‘16): 904.731 jiwa
SKPD : DINAS KESEHATAN
KABUPATEN : PEKALONGAN
ALAMAT : Jl. RINJANI NO. 2 KAJEN
JML PUSKESMAS : 27 (RAWAT INAP=8, RAWAT JALAN=19)
JMLH PUSTU : 50 BUAH
JMLH POSYANDU : 1.387 BUAH
JMLH PUSLING : 27 MOBIL
JMLH RS : 3 Buah
SUMBER DAYA KESEHATAN
JUMLAH TENAGA KESEHATAN (DINKES s/d KE : 1.124 org
DESA)
dr : 38 orang Farmasi : 40 orang
drg. : 13 orang Sanitarian : 29 orang
Bidan : 287 orang Gizi : 32 orang
Perawat : 250 orang Analis Lab : 35 orang
Perawat Gigi : 24 orang Tenaga : 89 orang
lainnya

SKM : 13 orang
PROFIL
DINKES KAB. PEKALONGAN

Puskesmas : 27
Pustu : 50
Puskesling : 28
Posyandu : 1406
RS Pem. : 2
RS Swasta : 1
DPS : 80
Tenaga Kesehatan :
Dokter/Drg : 65
Bidan : 125
Perawat : 184
Bidan Desa : 182
JMD : 42 (skarang 28)
Kecamatan Dengan Masalah
Malaria : 7 Kecamatan
Puskesmas Dengan Masalah
Malaria : 8 Puskesmas
PETA GEOGRAFIS KABUPATEN PEKALONGAN
BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT
PETA ENDEMIS MALARIA KABUPATEN PEKALONGAN
PERKEMBANGAN TAHUN 2004 DIBANDING 2015
SUMBER DAYA MANUSIA P2 MALARIA
NO PUSK Dokter Programer Malaria Mikroskopis Entomologi JMD
1 Kandangserang 1 1 1 7/5
2 Paninggaran 1 1 1 1 9/6
3 Lebakbarang 1 1 1 1 6/3
4 Petungkriono 1 1 1
5 Talun 1 1 1 4
6 Doro I 1 1 1 4
7 Doro II 1 1 1 3
8 Karanganyar 1 1 1 4/2
9 Kajen I 1 1 1 1
10 Kajen II 1 1 1 3/0
11 Kesesi I 1 1 1
12 Kesesi II 1 1 1 1/0
13 Sragi I 1 1 1
14 Sragi II 1 1 1
15 Siwalan 1 1 1
16 Bojong I 1 1 1
17 Bojong II 1 1 1
18 Wonopringgo 1 1 1
19 Kedungwuni I 1 1 1
20 Kedungwuni II 1 1 1
21 Karangdadap 1 1 1
22 Buaran 1 1 1
23 Tirto I 1 1 1
24 Tirto II 1 1 1
25 Wiradesa 1 1 1
26 Wonokerto 1 1 1
27 Rumah Sakit 3 - 3
28 Dinkes Kab PKL 1 1 1
JUMLAH KABUPATEN 29 27 30 3 42/28
PERALATAN P2 MALARIA
Mikroskop Sling Sepeda
NO PUSK Mikroskop Lab KIT Spraycan Mistblower Aspirator Kompas
Stereo Hygrometer Motor
1 Kandangserang 1 1
2 Paninggaran 1 1 1/0
3 Lebakbarang 1 1
4 Petungkriono 1
5 Talun 1 1
6 Doro I 1 1 1
7 Doro II 1
8 Karanganyar 1 1
9 Kajen I 1
10 Kajen II 1
11 Kesesi I 1
12 Kesesi II 1
13 Sragi I 1
14 Sragi II 1
15 Siwalan 1
16 Bojong I 1
17 Bojong II 1
18 Wonopringgo 1
19 Kedungwuni I 1
20 Kedungwuni II 1
21 Karangdadap 1
22 Buaran 1
23 Tirto I 1
24 Tirto II 1
25 Wiradesa 1
26 Wonokerto 1
27 Rumah Sakit 3
28 Dinkes Kab PKL 1 15 3 10 2 1 1
JUMLAH KABUPATEN 30 6 15 3 10 2 1 0 3/2
BAHAN P2 MALARIA
PRIMAQUIN RDT GIEMSA AUTOKLIK ISI AUTOKLIK
NO PUSK ACT SLIDE BOXSLIDE ANISOL
(tablet) (bh) (btol) (bh) (dos)
1 Kandangserang 0 0 120 7 1
2 Paninggaran 0 0 100 9 1
3 Lebakbarang 0 150 6 1
4 Petungkriono 1
5 Talun 0 150 4 1
6 Doro I 0 150 4 1
7 Doro II 0 100 3 1
8 Karanganyar 0 150 4 1
9 Kajen I 1 1
10 Kajen II 150 3 1
11 Kesesi I
12 Kesesi II 1 1
13 Sragi I
14 Sragi II
15 Siwalan
16 Bojong I
17 Bojong II
18 Wonopringgo
19 Kedungwuni I
20 Kedungwuni II
21 Karangdadap
22 Buaran
23 Tirto I
24 Tirto II
25 Wiradesa
26 Wonokerto
27 Rumah Sakit 0 0
28 Dinkes Kab PKL 4 500 25 500 6 10 10
JUMLAH KABUPATEN 50 5100 50 1570 0 6 0 52 21
Sumber Dana Yang Tersedia Untuk P2 Malaria
Di Kabupaten Pekalongan Tahun 2008 - 2016
Total Anggaran Untuk Dinas
No Sumber Dana Untuk P2M Untuk P2 Malaria
Untuk Kabupaten Kesehatan

1 Kabupaten Pekalongan 2.129.538.969.606 208.417.484.000 3.238.000.000 177.093.000


Surveilan
2 Provinsi Jawa Tengah Migrasi/PERDES,MBS
3 Pusat
4 Bantuan Luar Negeri

P2 Malaria
Radikal dan PE Malaria
Surv. Parasit
Surv. Migrasi
Pertm. SKD. Malaria
Jasa pemeriksaan
penunjang/Crosscheck
Refreshing JMD
Survei Entomologi
PEMETAAN MITRA DAN SUMBER DAYA
• LINTAS PROGRAM.
• LINTAS SEKTOR.
• PENELITIAN DALAM SURVEY VEKTOR DENGAN BPPVRP SALATIGA DAN
SLPV BANJARNEGARA.
• LSM :
– CARE SEEKING MALARIA (2002) DENGAN TP PKK KAB PEKALONGAN
– PENANGGULANGAN FR BERBASIS KELUARGA (2003) DENGAN LSM
ALMA ATTA
• MASYARAKAT :
– POS MALARIA DESA (2001) : DESA WANGKELANG DAN DS.
BOJONGKONENG (PUSK KANDANGSERANG); DS PAMUTUH DAN DS
BANTARKULON (PUSK LEBAKBARANG)
• DUKUNGAN PEMDA DAN DPRD KAB PEKALONGAN
– PENCANANGAN GEBRAK MALARIA TAHUN 1999
– ALOKASI DANA PEMBERANTASAN MALARIA SETIAP TAHUN
HASIL PENELITIAN DAN SURVEI FAKTOR RISIKO MALARIA
DI DAERAH ENDEMIS DI KABUPETAN PEKALONGAN

• Pemetaan vektor malaria dengan BPPVRP Salatiga


(Th 1999).
• Bioassay IRS dengan BPPVRP Salatiga di Desa
Lambur, KDSR (Juni, 2000).
• Penelitian KAP oleh SLPV Banjarnegara tahun 2000
dan REA tahun 2003.
• Survey Dinamika Penularan Tahun 2004.
• Bioassay IRS dengan SLPV Banjarnegara di Desa
Gembong, KDSR (Sept, 2004)
SURVEY VEKTOR (Spot Survey)
• Kecamatan Potensial malaria : 7 Kec (Kandangserang,
Paninggaran, Lebakbarang, Talun, Doro, Karanganyar dan
Kajen)
• Jenis Vektor :
– An. aconitus, Puncak Kepadatan Bln Pebruari - Maret, puncak
kepadatan menggigit 18.00-22.00WIB dan 05.00 – 06.00WIB,
• Tempat perindukan ad. sawah, sal irigasi non teknis, kobakan dan
kolam ikan tak terawat.
– An.maculatus, Puncak Kepadatan Bln April-Mei, puncak kepadatan
mengigit 18.00-20.00 WIB dan 05.00-06.00 WIB.
• Tempat perindukan : kobakan dekat semak-semak, mata air,
pegunungan

Rikhus Vektora 2015 : Desa Lambanggelun, Paninggaran: An aconitus dan An


maculatus
VEKTOR MALARIA ANOPHELES SP
Breeding Place Anopheles sp
PENCIDUKAN BREEDING PLACE

KOLAM BUATAN SAWAH TERASIRING

GENANGAN DI SEKITAR PENAMPUNGAN MATA AIR


SITUASI MALARIA KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN 2016
KLB MALARIA DI KAB PEKALONGAN
TAHUN 2004
Sebelum tahun 2004 belum pernah dilaporkan
tentang kematian malaria.
Tahun 2004 dilaporkan ada 5 kematian karena
malaria di RSUD Kraton Kab. Pekalongan. Semua
kasus kematian karena malaria berasal dari daerah
aman malaria, setelah dilakukan penyelidikan
epidemiologi dan otopsi verbal :
Kematian disebabkan karena cerebral malaria dan
tertular malaria diluar Kabupaten Pekalongan yaitu
dari daerah endemis Kabupaten Sukabumi dan dari
Luar Pulau Jawa ( Kalimantan/Pulau Mata Siri).
ANGKA KESAKITAN MALARIA (API)
KAB. PEKALONGAN TH 1999- 2015
1.8
1.7
1.6
1.4 1.4

1.2
1.11
1
0.66
0.8 0.65
0.6 0.44
0.4
0.06 0.03
0.2 0.037
0.09
0 0.03 0.01 0.02 0.02 0.007 0.002
0.002
ABER KAB. PEKALONGAN TH. 1999-2015
6
5.52
5
4.77 4.61
4.42 4.39
4
3.39 3.47
3 2.91 2.77

2 1.9
1.6 1.6
1.31
1 1 1 1
0.53
0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Catatan : Pembanding Jumlah penduduk seluruh Kab. Pekalongan
DESA HCI KAB. PEKALONGAN
TH. 1999- 2015
35
33
30
25
22
20 20 20
15
12
10
5 5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ENDEMISITAS MALARIA
KAB. PEKALONGAN TH. 2005-2015
12

10

0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

HCI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MCI 4 5 2 5 1 1 1 1 0 1 0
LCI 10 9 5 7 5 5 5 7 1 2 1
SPR KAB. PEKALONGAN TH 1997-2015
4.5
4 3.94

3.5
3.19
3
2.5 2.5

2
1.5 1.38 1.4
1 0.99

0.5 0.46
0.17 0.13 0.1 0.2 0.174 0.23
0.11 0.1 0.1 0.04
0
KASUS MALARIA PADA BAYI
DI KAB. PEKALONGAN
TH. 2002- 2015
2

0
KD S P NG LB KB TA LU N D OR O 1 D O R O2 KR Y KA J EN II

2002 0 0 0 1 0 0 2

2003 2 0 0 0 1 0 0

2004 0 1 0 0 0 0 0

2005 0 0 0 0 0 0 0

2006 0 0 0 0 0 0 0 0

2006 0 0 0 0 0 0 0 0

2007 0 0 0 0 0 0 0 0

2008 0 0 0 0 0 0 0 0

2009 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 12 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0
ERROR RATE KAB. PEKALONGAN
TH 1999-2015

20

15

10

0 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Eror rate 0.02 0.03 17.3 4.3 4.02 1.42 0.17 0.24 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SURVEILANS PARASIT DI KABUPETAN PEKALONGAN
HASIL PEMERIKSAAN PENDERITA MALARIA
TAHUN 1999 – 2015, DAPAT DIPEROLEH PROPORSI JENIS PLASMODIUMNYA YAITU :

PROPORSI JENIS PLASMODIUM

50% 50%

FALCIPARUM VIVAX

TAHUN 2009 S/D SEKARANG KASUS DIDOMINASI IMPORT


PROPORSI KASUS MALARIA BERDASAR USIA/STATUS
DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 1999 S/D 2015

7%
23%

70%

Balita Usia sekolah Usia produtif


Perbandingan Asal Kasus (Ind, Relap & Import) Tahun
2006

16 15 15
14
12
10
8
6
4
2
1
0
Ind Relaps Import
Perbandingan Asal Kasus (Ind, Relap & Import) Tahun
2009

18 17
16
14
12
10
8
6
4
2 0
0 0
0
Ind Relaps Import Unc
Perbandingan Asal Kasus (Ind, Relap & Import)
Tahun 2011
14 13
12
10
8
8

6
4
2
0 0
0
Ind Relaps Import Unc

TAHUN 2011 DI PUSK KANDANGSERANG KASUS RELAPS = 8 ORANG*


(Berdasarka analisis Surveilans Epidemiologi Kemenkes RI)
Perbandingan Asal Kasus (Ind, Relap & Import)
Tahun 2015
10
9
8
7
6
5
4
3
2
2
1 0
0 0
0
Ind Relaps Import Unc

TAHUN 2016 (S/D FEBRUARI)= KASUS 0


UPAYA PEMELIHARAAN ELIMINASI MALARIA
DI KABUPATEN PEKALONGAN
1. Penemuan dan Tata Laksana Penderita

Pre Eliminasi
Pemberantasan Eliminasi PEMELIHARAAN
• Meningkatkan cakupan • Menemukan semua penderita • Menemukan semua penderita
penemuan penderita malaria
dengan konfirmasi
dengan konfirmasi
mikroskopis di puskesmas dan
malaria dengan konfirmasi
mikroskopis baik secara pasif
• Diwilayah dengan tingkat reseptivitas dan
laboratorium
(mikroskopis/RDT).
RS pemerintah maupun unit
yankes swasta.
(PCD) di unit yankes
pemerintah dan swasta, vulnerabilitas yang rendah, penemuan penderita
maupun penemuan secara
secara dini cukup dengan kegiatan PCD (Melalui
• Mengobati semua penderita • Mengobati semua penderita
malaria (kasus positif) malaria (kasus positif) dengan aktif (ACD).
dengan obat malaria efektif ACT. • Mengobati semua penderita
dan aman yang ditetapkan
Depkes.RI (saat ini
• Melakukan pemeriksaan
ulang SD dan secara berkala
malaria (kasus positif) dengan
ACT.
Pusling, melalui unit yankes pemerintah maupun
swasta).
menggunakan ACT) menguji kemampuan • Melakukan follow up
• Melakukan pemeriksaan pemeriksaan mikroskopis. pengobatan Pf pada hari 7, 28
ulang SD, pemantauan • Memantau efikasi obat setelah pengobatan,
kualitas RDT, dan
meningkatkan kemampuan
malaria.
• Meningkatkan cakupan
sedangkan Pv pada hari 7, 28,
sampai 3 bulan setelah • Penemuan penderita secara dini disamping PCD
mikroskopis pengobatan.
• Memantau efikasi obat
malaria.
penemuan dan pengobatan
penderita secara pasif melalui
Pustu, Upaya Kesehatan
• Melakukan pemeriksaan ulang
SD dan secara berkala menguji
juga dilakukan ACD oleh JMD (Tidak maksimal).
• Semua SD diperiksa ulang di laboratorium
Berbasis Masyarakat kemampuan mikroskopis.
(Poskesdes, Posyandu, • Memantau efikasi obat malaria.
Posmaldes), praktek swasta, • Melibatkan sepenuhnya peran
klinik, dan RS.
• Mengatur dan mengawasi
praktek swasta dalam
penemuan dan pengobatan
Kabupaten.
peredaran penjualan obat penderita.
malaria selain ACT di warung
obat.
• Mengobati semua penderita malaria (kasus positif )
dengan ACT.
• Melakukan follow up pengobatan Pf dan Pv pada
setelah pengobatan. (Tidak maksimal).
2. Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Risiko.
Pemberantasan Pre Eliminasi PEMELIHARAAN
Eliminasi


• Melakukan survei vektor • Melakukan
Mendidtribusikan kelambu

• Manajemen lingkungan (Sosialisasi dilarang


berinsektisida secara massal
maupun secara rutin melalui

dan analisis dinamika kegiatan integrasi dengan


program lain dapat mencakup > pengendalian vektor
80% penduduk di lokasi fokus
penularan untuk malaria dengan API > 1‰.
yang sesuai dengan
meracun ikan di sungai)
• Melakukan penyemprotan rumah
menentukan metode dengan cakupan > 90% rumah
penduduk di lokasi potensial atau
pembagian kelambu
pengendalian vektor
sedang terjadi KLB sesuai dan di

berinsektisida
lokasi fokus malaria dengan API
> 1‰ yang tidak sesuai dengan
yang tepat. penggunaan kelambu


berinsektisida.
Melakukan pengendalian vektor (cakupan >80%
• Mendistribusikan dengan metode lain yang sesuai
untuk menurunkan reseptivitas,
penduduk) atau
kelambu berinsektisida seperti manajemen lingkungan,

penyemprotan rumah
larvasidasi, dan pengendalian
vektor secara hayati.
secara massal maupun • Memantau efikasi insektisida

integrasi dengan
(termasuk kelambu
berinsektisida) dan resistensi (cakupan >90%
vektor.

program/sektor lain di rumah) untuk


lokasi endemis malaria. menurunkan tingkat
• Melakukan IRS atau penularan dilokasi
pengendalian vektor lain fokus baru dan sisa
yang sesuai di lokasi fokus lama yang masih
potensial atau sedang aktif.
terjadi KLB. • Bila perlu melakukan
• Memantau efikasi larvasidasi atau
insektisida (termasuk manajemen lingkungan
kelambu berinsektisida)
dilokasi fokus yang
dan resistensi vektor.
reseptivitasnya tinggi
(kepadatan vektor
tinggi dan adanya
faktor lingkungan serta
iklim yang menunjang
terjadinya penularan).
• Memantau efikasi
insektisida (termasuk
kelambu
berinsektisida) dan
resistensi vektor.
• Memberikan
3. Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah.
Pemberantas Pre Eliminasi Eliminasi
an PEMELIHARAAN

• Meningkat • Semua unit yankes • Semua unit yankes pemerintah


kan
kemampu
pemerintah maupun
swasta melaksanakan
maupun swasta melaksanakan
SKD-KLB malaria, dianalisis dan
• Untuk mencegah munculnya kembali kasus dengan penularan
an unit
yankes
SKD-KLB malaria,
dianalisis dan
dilaporkan secara berkala ke
Dinkes Kab/Kota setempat. setempat, dilakukan kegiatan kewaspadaan sebagai berikut:
pemerinta dilaporkan secara • Segera melakukan
h maupun
swasta
berkala ke Dinkes
Kab/Kota setempat.
penanggulangan bila terjadi KLB
malaria.
• Penemuan penderita pasif (PCD).
(Puskesm • Menanggulangi KLB • Melaksanakan surveilans
as,
poliklinik,
malaria.
• Memperkuat sistem
penderita dengan ketat, terutama
bila sudah mulai jarang
• PE terhadap semua kasus positif untuk menentukan asal
RS) dalam
pelaksana
an
informasi kesehatan
sehingga semua
ditemukan penderita dengan
penularan setempat. penularan.
penderita dan • Melaksanakan surveilans migrasi
pelaksana
an SKD-
KLB.
kematian malaria serta
hasil kegiatan dapat
untuk mencegah masuknya
kasus impor. • Follow up pengobatan penderita.
dicatat dan dilaporkan. • Melakukan PE terhadap semua
• Surveilans migrasi untuk secepatnya menemukan asus
• Menanggu • Melaporkan penemuan
langi KLB kasus positif malaria untuk
kasus dengan segera. menentukan asal penularan
malaria.

impor.
• Menginventarisir dan penderita.
• Meningkat
memetakan fokus • Melaporkan dengan segera
kan malaria.
cakupan setiap kasus positif malaria yang
dan
kualitas
• Membuat data dasar
eliminasi, antara lain
ditemukan di unit yankes
pemerintah maupun swasta • Penemuan melalui kegiatan ACD oleh JMD.
pencatata secara GIS kepada Dinkes secara berjenjang
n- berdasarkan data sampai tingkat pusat.
pelaporan fokus, kasus, vektor,
tentang genotipe isolate parasit
angka dan intervensi yang
kesakitan dilakukan.
malaria
serta hasil
kegiatan.
3. Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah.
Pemberantas Pre Eliminasi Eliminasi
an PEMELIHARAAN

• Melakukan • Membentuk Tim • Melakukan PE terhadap fokus malaria untuk


pemetaan
daerah
Monitoring Malaria di
Pusat, Prov, dan
menentukan asal, luas dan klasifikasi fokus tersebut. • Disamping kegiatan kewaspadaan seperti diatas, masih
• Memperkuat sistem informasi malaria sehingga semua
endemis
malaria
Kab/Kota, dengan
tugas :
kasus dan hasil kegiatan intervensi dapat dicatat dengan
baik dan dilaporkan.
dilakukan kegiatan surveilans yang lain seperti:
dari data – Membuat data
rutin dan
hasil
dasar eliminasi.
• Mencatat semua kasus positif dalam buku register
secara nasional. –Melaporkan dengan segera semua kasus positif yang
– Melakukan • Melaksanakan pemeriksaan genotipe isolate parasit
survei.
penilaian secara
objektif dalam
secara rutin. ditemukan. (Per Telpon dulu minta obat).
• Membuat peta GIS berdasarkan data fokus, kasus
menentukan
suatu Kab/Kota
sudah memenuhi
positif, genotipe isolate parasit, vektor, dan kegiatan
intervensi yang dilakukan. –Mempertahankan sistem informasi malaria yang baik
sehingga semua kasus dan hasil kegiatan intervensi
syarat untuk • Memfungsikan Tim Monitoring Eliminasi Malaria di
masuk tahap pra Pusat, Prov dan Kab/Kota.

dapat dicatat dan dilaporkan. (E-Sismal belum


eliminasi atau
sudah siap
memasuki tahap
berikutnya,
berdasarkan :
optimal : SDM, Teknis, dll)
• Status
penularan –Melakukan PE terhadap fokus malaria untuk
malaria di
wilayah
tersebut.
menentukan asal dan luasnya penularan serta
• Kesiapan
dan
klasifikasinya. (KUPM dan JMD)
kemampua
n upaya
yankes
–Membuat peta GIS berdasarkan data fokus, kasus,
setempat.
jenis parasit, vektor dan kegiatan intervensi. (Proses)
4. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
Pemberantasan Pre Eliminasi Eliminasi
Pemeliharaan
• Meningkatkan peran aktif • Meningkatkan promosi kesehatan • Meningkatkan promosi kesehatan
masyarakat antara lain melalui
pembentukan POSMALDES di
dan kampanye eliminasi malaria.
• Menggalang kemitraan dengan
dan kampanye eliminasi malaria.
• Menggalang kemitraan dengan
• Meningkatkan promosi kesehatan untuk
daerah terpencil.

mencegah kasus impor yang terlambat


berbagai program, sektor, LSM, berbagai program, sektor, LSM,
• Meningkatkan promosi organisasi keagamaan, organisasi organisasi keagamaan, organisasi
kesehatan. kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi,

ditemukan.
• Menggalang kemitraan dengan profesi, organisasi internasional, organisasi internasional, lembaga
berbagai program, sektor, lembaga donor, dunia usaha dan donor, dunia usaha dan seluruh
LSM, organisasi keagamaan, seluruh masyarakat. masyarakat.
organisasi kemasyarakatan, • Melakukan integrasi dengan • Melakukan integrasi dengan program
organisasi profesi, organisasi
internasional, lembaga donor,
dunia usaha dan seluruh
program lain dalam pelayanan
masyarakat, seperti pembagian
kelambu berinsektisida,
lain dalam pelayanan masyarakat,
seperti pembagian kelambu
berinsektisida, pengobatan penderita.
• Menggalang kemitraan dengan berbagai
masyarakat. pengobatan penderita.
program, sektor, dan seluruh
masyarakat. (Desa, Terminal, Ojek)
• Melakukan integrasi dengan program
lain dalam kegiatan penurunan
reseptivitas. (Belum)
4. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
Pemberantasan Pre Eliminasi Eliminasi
PEMELIHARAAN
• Integrasi dengan • Mentaati dan • Memfungsikan Perda atau peraturan
program lain dalam
pelayanan masyarakat,
seperti pembagian
kelambu
melaksanakan peraturan
daerah dan atau peraturan
perundangan lainnya untuk
mendukung eliminasi
perundangan lainnya, antara lain
untuk membebaskan biaya diagnosis
laboratorium dan pengobatan malaria
di unit yankes pemerintah, serta
•Melakukan advokasi dan
berinsektisida,
pengobatan penderita.
• Menyusun Perda atau
malaria.
• Melakukan advokasi dan
sosialisasi agar mendapat
melarang penjualan obat malaria di
warung atau kaki lima.
• Melakukan advokasi dan sosialisasi
sosialisasi agar mendapat
dukungan politik dan jaminan
peraturan dukungan politik dan untuk mendapatkan dukungan politik
perundangan lainnya adanya jaminan dalam dan jaminan dalam penyediaan dana
unuk mendukung penyediaan dana secara secara berkesinambungan dalam
eliminasi malaria. berkesinambungan untuk upaya eliminasi malaria, khususnya

dalam penyediaan dana minimal


menghilangkan fokus aktif menghilangkan fokus aktif dan
yang masih ada. menghentikan penularan setempat.
• Mobilisasi dana yang • Mobilisasi dana yang bersumber dari
bersumber dari kab/kota, kab/kota, prov, dan pusat maupun

untuk pemeliharaan eliminasi


prov dan pusat maupun lembaga donor.
lembaga donor. • Melakukan pertemuan lintas batas
• Menyelenggarakan antar prov dan kab/kota untuk
pertemuan lintas-batas prov merencanakan dan melaksanakan

(mencegah penularan kembali)


dan kab/kota untuk kegiatan eliminasi malaria secara
merencanakan dan terpadu
melakukan kegiatan secara
terpadu dalam eliminasi
malaria.

 Alokasi P2 Malaria (BOK, DAU)


5. Peningkatan sumber daya manusia.
Pemberantasan Pre Eliminasi Eliminasi

Pemeliharaan
• Menyelenggarakan • Reorientasi program • Melaksanakan reorientasi program menuju tahap
pelatihan tenaga
mikroskopis puskesmas
dan RS pemerintah
menuju Tahap
Eliminasi disampaikan
kepada petugas
pemeliharaan (pencegahan penularan kembali)
disampikan kepada petugas kesehatan pemerintah
maupun swasta yang terlibat eliminasi.
• Melakukan refreshing dan motivasi
kepada petugas mikroskopis agar
maupun unit yankes kesehatan pemerintah Reorientasi ini mulai dilaksanakan bila:
swasta serta menjaga maupun swasta yang – Surveilans penderita yang ketat sudah mampu
kualitas pemeriksaan SD. terlibat dalam
memeutuskan penularan malaria setempat
Eliminasi Malaria agar

tetap menjaga kualitas dalam


• Sosialisasi dan pelatihan secara total atau hampir total (penderita
tatalaksanaka penderita. mereka memahami
indigenous sudah sangat jarang ditemukan).
• Pelatihan tenaga pengelola tujuan eliminasi dan
tugas yang harus – Penderita dengan penularan setempat hampir
malaria dalam bidang

pemeriksaan SD.
dilaksanakan. tidak ditemukan atau sangat jarang.
teknis dan manajemen – Hampir semua penderita positif yang
• Pelatihan/refreshing
tenaga mikroskopis ditemukan adalah penderita impor, relaps,
puskesmas dan RS induced, dan introduced.

(Kerjasama Dengan Provinsi)


pemerintah maupun • Melaksanakan pelatihan/refreshing tenaga
unit yankes swasta mikroskopis puskesmas dan RS pemerintah maupun
serta menjaga unit yankes swasta terutama di daerah reseptive
kualitas pemeriksaan untuk menjaga kualitas pemeriksaan SD.

Kendala : SDM kebanyakan Wanita


SD. • Untuk melaksanakan pelatihan tenaga JMD untuk
• Pelatihan tenaga kegiatan ACD di wilayah yang masih memerlukan.
pengelola malaria • Tahap eliminasi suda tercapai apabila :
dalam bidang teknis

(Pindah)
– Penderita dengan penularan setempat sudah
dan manajemen. dapat diturunkan sampai nol dalam periode
• Sosialisasi dan satu tahun terakhir.
pelatihan tata laksana – Kegiatan surveilans di unit yankes pemerintah
penderita. dan swasta, mapu mendeteksi dan
menghentikan terjadinya penularan malaria.
UPAYA PEMELIHARAAN ELIMINASI MALARIA
DI KAB PEKALONGAN
 Surveilans kasus :
 ACD (MBS, MFS) dan PCD
 Surveilans migrasi
 Penatalaksanaan Kasus
 Penemuan
 Pengobatan
 Crosscheck
 Pencatatan dan Pelaporan (e-SISMAL?? manual)
 SKD MALARIA
 PENINGKATAN KETRAMPILAN PETUGAS (JMD) REFRESHING JMD
 BINTEK/KONSULTASI
 Surveilans vektor
 Pantau kepadatan dan bionomik vektor
 Surveilans lingkungan
 Pmantaun perubahan lingkungan yang mengarah tempat perindukan
vektor
 Surveilans perilaku
 Perilaku penduduk yang mempengaruhi penularan
 Perilaku menanam pohon dilem/nilam/Tumbuhan pengusir nyamuk
KEGIATAN SURVEILANS MIGRASI
1. Deseminasi informasi dan sosialisasi daerah endemis malaria di Kab
Pekalongan sebagai sumber informasi kewaspadaan.
2. Pemberlakuan himbauan agar melapor bagi pendatang baru dari
daerah endemis tinggi dan mereka yang akan bepergian ke daerah
endemis tinggi.
3. Pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah malaria bagi
masyarakat/TNI yang datang dan pulang dari daerah endemis malaria.
4. Bila positif ditemukan kasus malaria diberikan pengobatan radikal
secara tuntas dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui
adanya penularan setempat.
5. Pembuatan PERDES SURVEILANS MIGRASI di desa Krandegan,
Kecamatan Paninggaran, desa Depok Kec Lebakbarang dan desa
Kandangserang Kec Kandangseranag.
MASALAH
• Masih ada kasus import.
• Kemitraan dengan Lintas Sektor Terkait Dalam Penjaringan
Migrasi Penduduk kurang optimal.
• JMD ada yang beralih tugas.
• Masyarakat masih terpola sistem lama, yaitu apabila diambil
darahnya harus mendapat Obat.
• Penegakan diagnose Malaria di Rumah Sakit belum semua
dilakukan crosscheck Sediaan Darah di UPT LABKESDA
DINKES KAB PEKALONGAN.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
DAN RENCANA TINDAK LANJUT :
• Peningkatan kemitraan dg lintas sektor dalam surveilans
malaria import (Surveilans Migrasi).
• Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan Bidan Desa &
praktek swasta dalam penemuan & pengobatan malaria di
daerah endemis/reseptif.
• Peningkatan SKD Malaria & Peningkatan Penatalaksanaan
Malaria di RS/Puskesmas.
• Mengoptimalkan fungsi JMD dengan wilayah binaan.
• Mengoptimalkan penjaringan kasus dengan kegiatan PCD
melalui PUSLING.
• Penyuluhan ke Masyarakat tentang Pemberantasan Malaria.
• Koordinasi dengan DINKES PROV dalam Sinkronisasi
Kebijakan dan pemenuhan logistik P2 Malaria.

Anda mungkin juga menyukai